https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia
Didiyanto
SMP Nurul Jadid
Alamat Korespondensi: ISSN 2549-4821
SMP Nurul Jadid E-ISSN 2579-5694
Paiton Probolinggo, 67291
E-mail: didiyanto@gmail.com
122
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017
123
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017
lainnya, dan perubahan ini berlangsung sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah
dalam waktu panjang (Soetopo & Wast, mata pelajaran.
1993).
Kedua, ialah kurikulum dimaksudkan sebagai
Dan salah satu komponen penting dari sejumlah pengalaman dan kegiatan peserta
sistem pendidikan adalah kurikulum didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah,
Karena, kurikulum merupakan peta jalan di bawah tanggung jawab guru atau sekolah.
yang akan menjadi acuan oleh setiap Ini berarti kurikulum mencakup pengalaman
satuan pendidikan, baik pengelola dan pengetahuan yang bersumber dari
maupun penyelenggara khususnya oleh kegiatan-kegiatan peserta didik di dalam dan
guru dan kepala sekolah (Siswanto, 2010). luar kelas.
And one of the important components of the
education system is the curriculum Because the Ketiga, Kurikulum adalah sejumlah program
curriculum is a roadmap that will be a reference pendidikan atau program belajar peserta didik
by any educational institution, both managers (a plan for learning) yang disusun secara logis
and organizers, especially by teachers and dan sistematis, di bawah tanggung jawab
principals. sekolah atau guru, guna mencapai tujuan
pendidikan sekolah yang telah ditetapkan
Pengembangan kurikulum adalah dengan (Halimah, 2009).
perencanaan kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membina siswa atau
peserta didik ke arah perubahan perilaku PARADIGMA PENGEMBANGAN PAI DI
yang diinginkan dan menilai hingga SEKOLAH/ PERGURUAN TINGGI
dimana tersebut telah terjadi pada diri Ada 3 paradigma pengembangan pendidikan
siswa yang bersangkutan (Hamalik, 1993). agama islam (Siswanto, 2010).
Oleh karena itu, Kurikulum suatu proses
perencanaan, yang menghasilkan alat 1. Paradigma Dikotomis
yang lebih baik dengan didasarkan pada Didalam paradigma ini , semua aspek kehidupan
hasil penilaian terhadap kurikulum yang dipandang dengan 2 sisi yang berbeda dan
telah berlaku, sehingga dapat memberikan berlawanan, seperti laki-laki dan perempuan.
kondisi yang sangat lebih baik. Dan PAI hanya dipandang sebagai pendidikan
Dari pengertian diatas kami dapat yang berkonsentrasi pada bidang agama, ritual
disimpulkan bahwa pengembangan dan spritual saja. Implikasi dari paradigma ini
kurikulum menunjuk pada kegiatan peserta didik diarahkan untuk menjadi pelaku
menghasilkan kurikulum, kegiatan ini (aktor) dan loyal (setia) , memiliki sifat komitmen
lebih bersifat konseptual daripada , dan dedikasi yang tinggi terhadap agama yang
material, yang dimaksud dalam dipelajari. Sementara kajian-kajian keilmuan
pengembangan ini adalah penyusunan, yang bersifat empiris , rasional, analitis-kritis,
pelaksanaan, penilaian dan dianggap dapat menggoyahkan iman, sehingga
penyempurnaan yang selanjutnya perlu ditindih oleh pendekatan keagamaan yang
menghasilkan kurikulum baru sebagai normatif dan doktriner tersebut.
hasil dari pengembangan yang dilakukan. 2. Paradigma Mekanisme
Pengembangan kurikulum Pendidikan Didalam KBBI berarti : hal kerja mesin, cara
Agama Islam (PAI) dapat diartikan kerja suatu organisasi, atau hal saling bekerja
sebagai kegiatan menghasilkan kurikulum seperti mesin , yang mssing-masing bergerak
PAI, proses yang mengkaitkan satu sesuai dengan fungsinya. Implikasi dari
komponen dengan komponen lain untuk paradigma ini para guru /dosen agama harus
menghasilkan kurikulum pendidikan menguasai ilmu agama dan memahami substansi
agama Islam (PAI) yang lebih baik ilmu-ilmu umum, sebaliknya dosen / guru umum
(Subandiah, 1996). dituntut untuk mengeuasai ilmu yang di
Dari perbedaan pandangan tersebut, dapat ampuhnya dan ilmu agama, guru dituntut untuk
dipahami bahwa pada dasarnya ada 3 tiga mampu menyusun buku - buku teks keagamaan
pengertian kurikulum yang berkembang yang dapat menjelaskan hubungan antar
hingga saat ini. keduanya.
124
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017
hidup bersama dan bekerja sama secara 3. Evaluasi; dari evaluasi ini akan di peroleh
terpadu menuju tujuan tertentu, yaitu feedback (umpan balik) yang akan digunakan
terwujudnya hidup yang religius atau dalam penyempurnaan kurikulum
dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai agama. berikutnya.
Paradigma tersebut tampaknya mulai
dirintis dan dikembangkan dalam sistem FUNGSI KURIKULUM PAI
pendidikan di madrasah, yang
dideklarasikan sebagai sekolah umum 1. Bagi Madrasah yang bersangkutan
yang berciri khas agama Islam.Dalam hal a. Alat untuk mencapai tujuan P A I yang
ini madrasah membuat kebijakan yang diinginkan
terdiri atas 3 kepentingan utama :
b. Pedoman untuk mengatur kegiatan-
Sebagai wahana membina ruh dan kegiatan P A I
praktik hidup keislaman
c. Menghindari keterulangan yang
Mempertegas keberadaan madrasah memboroskan waktu
sederajat dengan sistem sekolah, sebagai
d. Menjaga kesinambungan
wahana pembinaan masyarakat yang
berkepribadian , berpengetahuan , 2. Bagi Masyarakat
cerdas dan bermoral
a. Masyarakat sebagai pengguna lulusan,
·Mampu merespon tuntutan masa Oleh karena itu Madrasah / Sekolah harus
depan, dan menghadapi Era globalisasi. meengetahui kebutuhan masyarakat
dalam konteks pengembangan P A I
PROSES PENGEMBANGAN b. Kerjasama yang harmonis dalam
KURIKULUM pengembangan kurikulumPAI dengan
Sekolah/Madrasah
1. Perencanaan
a. Visi (pernyataan tentang harapan PERANAN GURU DALAM
yang ingin dicapai oleh suatu PENGEMBANGAN KURIKULUM
lembaga pendidikan dalam jangka
panjang) Ada 2 peranan guru dalam pengembangan
kurikulum yaitu
b. Kebutuhan pengguna (pelajar,
masyarakat,pengguna lulusan) dan 1. Peranan guru dalam pengembangan
studi lanjut kurikulum yang bersifat sentralisasi, di sini
guru tidak mempunyai peranan rancangan
c. Hasil evaluasi kurikulum dan evaluasi yang bersifat makro mereka
sebelumnya dan tuntutan berperan dalam kurikulum mikro.
perkembangan iptek juga zaman.
2. Peranan guru dalam pengembangan
d. Pandangan para Ahli pendidikan kurikulum yang bersifat desentralisasi,
e. Era globalisasi. => 5 ide diatas akan dimana guru turut berpartisipasi di dalam
dievaluasi untuk di kembangkan menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk
menjadi Program berupa sekolahnya. Di sini guru juga berperan
Dokumen/Berkas yang berisi : sebagai perencana, pemikir, penyusun,
Informasi dan jenis dokumen, pengembang dan juga pelaksanaan kurikulum
Format silabus dan komponen (hambatan Pengembangan kurikulum
kurikulum yang harus pertama ada pada guru (Abdullah, 1999).
dikembangkan.
2. Implementasi; melakukan sosialisasi UNSUR KURIKULUM PENDIDKAN
dan pengembangan Program berupa ISLAM DI LEMBAGA PENDIDKAN
pengembangan kurikulum dalam
1. Goal (Cita-Cita/Tujuan). Tujuan pendidikan
bentuk RPP atau SAP (Satuan Acara
nasional dan Tujuan lembaga pendidikan.
Pembelajaran), proses pembelajaran di
dalam dan diluar kelas, serta evaluasi 2. Matter (Bahan Pelajaran) : Sesuai dengan
pembelajaran untuk mengetahui tujuan, silabus pelajaran, dan pengetahuan
tingkat efektivitas dan efisiensi ilmiah.
Program tersebut.
3. Organizing (Strategi Pelaksanaan
Kurikulum).
125
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017
126
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017
127
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017
berkelanjutan tentang pengumpulan dan 10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
penafsiran informasi untuk menilai
11. Kesetaraan gender
(assess) keputusan- keputusan yang dibuat
dalam merancang suatu sistem pengajaran
(Baharun, 2016b). Dari kedua kegiatan ini PENDEKATAN PENGEMBANGAN
akan mendapatkan umpan balik KURIKULUM PAI DILEMBAGA
(feedback) tentang pelaksanaan interaksi
edukatif yang telah dilakukan. Di dalam teori kurikulum setidak-tidaknya
terdapat empat pendekatan yang dapat
digunakan dalam pengembangan kurikulum,
RUANG LINGKUP KURIKULUM yaitu : pendekatan subjek akademis; pendekatan
PAI humanistis ; pendekatan teknologis ; pendekatan
rekonstruksi sosia (Drajat, 1993)
Kurikulum hendaknya dikembangkan
dengan memegang beberapa prinsip 1. Pendekatan Subjek Akademis
sebagai berikut: (Sya'roni, Zaini, &
Miftah, 2017) Pendekatan subjek akademis dalam menyusun
kurikulum atau program pendidikan didasarkan
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, pada sistematisasi disiplim ilmu masung-masing.
kebutuhan, dan kepentingan peserta Setiap ilmu pengetahuan memiliki sistematisasi
didik dan lingkungan SEKITAR tertentu yang saling berbeda. Misalnya, untuk
aspek keimanan atau mata pelajaran akidah
2. Beragam dan terpadu
menggunakan sistematisasi ilmu tauhid,
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu aspek/mata pelajaran Al-Qur’an menggunakan
pengetahuan, teknologi dan seni sistematisasi ilmu Al-Qur’an atau Tafsir, Akhlaq
menggunakan sistematisasi ilmu Akhlaq,
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Ibadah/Muamalah menggunakan sistematisasi
SEHARI HARI
Ilmu Fiqih,Tarikh/Sejarah menggunakan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan sistematisasi Ilmu Sejarah Kebudayaan Islam.
6. Belajar sepanjang hayat; Seimbang a) Pendekatan Humanistis
antara kepentingan nasional dan
Pendekatan humanistis Dalam kaitannya dengan
kepentingan daerah (Sanjaya, 2008).
penentuan strategi pembelajaran PAI, maka
Selain berpegang teguh pada tujuh prinsip pendekatan humanistis lebih menekankan
tersebut di atas, pengembangan kepada “pembelajaran aktif” dimana dalam
Kurikulum PAI juga mengacu pada dua proses pembelajaran peserta didik di posisikan
belas acuan sebagaimana yang telah sebagai orang yang berpengetahuan dan
diuraikan oleh BSNP sebagai berikut berpengalaman dan guru sebagai fasilitator yang
membimbing dan mengarahkan pembelajaran ;
1. Peningkatan iman dan takwa serta
memposisikan pelajar sebagai orang yang belajar
akhlak mulia
, mengaktualisasi dan membangun segala
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan potensi-potensi peserta didik.
minat sesuai dengan tingkat
2. Pendekatan Teknologis
perkembangan dan kemampuan
peserta didik Dalam pengembangan kurkikulum PAI ,
pendekatan tersebut dapat digunakan untuk
3. Keragaman potensi dan karakteristik
pembelajaran PAI yang menekankan pada cara
daerah dan lingkungan
menjalankan tugas-tugas tertentu . misalnya cara
4. Tuntutan pembangunan daerah dan menjalankan shalat, haji, puasa, zakat,
nasional mengkafani mayit, shalat jenazah, dan
seterusnya.
5. Tuntutan dunia kerja
3. Pendekatan Rekonstruksi Sosial
6. Perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni Dalam menyusun kurikulum pendekatan ini
bertolak pada masalah-masalah yang dihadapi
7. Agama;
masyarakat . Proses pendidikan atau pengalaman
8. Dinamika perkembangan global peserta didik berbentuk kegiatan-kegiatan belajar
kelompok yang mengutamakan kerjasama , antar
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai peserta didik , dan peserta didik dengan guru
kebangsaan .Karena itu dalam menyusun kurikulum PAI
bertolak dari problem masyarakat sebagai isi PAI
128
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017
129
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017
130
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017
131
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2, 2017
132