Anda di halaman 1dari 20

Vol. 1, No.

2, Juli – Desember 2017

https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia

PARADIGMA PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI


LEMBAGA PENDIDIKAN

Didiyanto 

SMP Nurul Jadid

Info Artikel Abstract


Sejarah Artikel:
The curriculum is a teaching and learning tool that needs to be developed
Diterima Maret 2017
in accordance with the existing developments in society. There are 3 kinds
Disetujui Mei 2017
Dipublikasikan Juli 2017 of paradigms in curriculum development, among others: 1. Diotomous
paradigm,
2. Paradigm nikanisme, 3. Paradigm Organisem. Therefore, curriculum
development is the process that determines how the curriculum will work.
So in
the preparation of curriculum development should consider the steps as follows:
Keywords: Formulation of Objectives; Define Content; Selecting Activities; And
curriculum development Formulate Evaluation. So in the preparation of curriculum development should
paradigm, curriculum consider the steps: 1) Formulation of Objectives, 2) Determining Content,
development steps 3) Selecting Activities, 4) Formulating Evaluation.


Alamat Korespondensi: ISSN 2549-4821
SMP Nurul Jadid E-ISSN 2579-5694
Paiton Probolinggo, 67291

1
E-mail: didiyanto@gmail.com

2
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,

PENDAHULUAN pengetahuan dan teknologi yang perlu diimbangi


Dalam tataran ideal teoritis, otonomi perkembangan pendidikan. Manusia, disisi
pendidikan merupakan tuntutan lain sering kali memiliki keterbatasan
demokratisasi dan perkembangan kemampuan untuk menerima, menyampaikan
peradaban serta ilmu pengetahuan dan dan mengolah informasi, karenanya diperlukan
tekhnologi (Baharun, 2012). Masyarakat proses pengembangan kurikulum yang sangat
ditempatkan pada posisi otonom untuk akurat dan terseleksi dan memiliki tingkat
merancang dan mengelola pendidikan, relevansi yang sangat kuat. Dalam hal ini
sehingga diharapkan akan tumbuh merealisasikannya maka diperlukan suatu model
suatu format kehidupan masyarakat pengembangan kurikulum dengan pendekatan
yang semakin mandiri, kritis dan yang sesuai.
kreatif, utamanya dalam aktivias
pengembangan pendidikan, khususnya PENGERTIAN PENGEMBANGAN
pengembangan kurikulumnya. KURIKULUM PAI DI PENDIDIKAN
Pengembangan kurikulum adalah istilah
Kata kurikulum berasal dari bahasa yunani
yang komprehensif, didalamnya
yang semula digunakan dalam bidang
mencakup perencanaan, penerapan dan
olahraga, adalah currere yang berarti jarak
evaluasi, yang sesuai dengn Standar
tempuh seorang pelari, yaitu suatu jarak yang
Nasional Pendidikan. Kurikulum dapat
harus ditempuh dalam kegiatan berlari
dipandang sebagai buku atau dokumen
mulai dari start hingga finish. Pengertian ini
yang digunakan guru sebagai pegangan
kemudian dapat diterapkan di dalam bidang
dalam proses belajar mengajar (Islam,
pendidikan (Muhaimin, 2012).
2018)
Pengertian kurikulum pendidikan agama
Standar Nasional Pendidikan
Islam yang ada dilembaga pendidikan
disempurnakan secara terencana, terarah,
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan
kurikulum secara umum, perbedaannya hanya
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
terletak pada sumber pelajarannya saja. Secara
global. Untuk penjaminan dan tradisional kurikulum dapat diartikan sebagai
pengendalian mutu pendidikan sesuai beberapa mata pelajaran yang diajarkan di
dengan standar nasional pendidikan sekolah (Baharun, 2017).
dilakukan evaluasi, akreditasi dan
sertifikasi. Kualitas pendidikan dapat Sebagaimana yang diutarakan oleh Abdul
dilihat dari isi, proses, kompetensi Munis dalam bukunya Pembelajaran Agama
lulusan, pendidik dan tenaga Islam berbasis Kompetensi, mengatakan
kependidikan, sarana dan prasarana, bahwa pengembangan kurikulum pendidikan
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian agama Islam adalah suatu rumusan tentang
pendidikan (Hasan Baharun, 2017). tujuan, materi, metode, dan evaluasi
pendidikan yang bersumber pada ajaran
Perencanaan kurikulum adalah langkah
agama Islam (Abdul Majid, 2004).
pertama dalam membangun kurikulum
ketika pekerja kurikulum membuat Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar
keputusan dan mengambil sebuah dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
tindakan untuk menghasilkan suatu untuk mengenal, memahami diri, menghayati,
perencanaan yang akan digunakan oleh hingga mengimani ajaran agama Islam,
guru dan peserta didik. Penerapan dibarengi dengan adanya tuntunan untuk
kurikulum atau biasa disebut juga menghormati penganut suatu agama lain
mengimplementasikan kurikulum dalam hubungannya dengan kerukunan antar
berusaha mentransfer perencanaan umat beragama hingga terwujudlah kesatuan
kurikulum ke dalam tindakan operasional. dan persatuan bangsa. Menurut kami
Pengembangan suatu kurikulum pendidikan agama Islam adalah suatu usaha
merupakan tahap akhir dari subuah untuk membina dan mengasuh peserta didik
pengembangan kurikulum untuk agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam
menentukan seberapa besar hasil-hasil secara menyeluruh.
pembelajaran, tingkat ketercapaian
Pengembangan kurikulum adalah suatu kegiatan
program-program yang telah
untuk menghasilkan kurikulum baru melalui
direncanakan dan hasil-hasil kurikulum
langkah penyusunan kurikulum atas dasar
itu sendiri.
dari suatu hasil penilaian yang dapat
Pada dasarnya pengembangan kurikulum dilakukan selama periode tertentu, jadi
berkisar pada pengembangan aspek pengembangan kurikulum ini berarti sebuah
Ilmu perubahan dan peralihan dari satu kurikulum

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,
ke kurikulum

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,

lainnya, dan perubahan ini berlangsung guna mendapatkan ijazah atau naik kelas.
dalam waktu panjang (Soetopo & Wast, Ini berarti kurikulum dipandang hanya
1993).
Dan salah satu komponen penting dari
sistem pendidikan adalah kurikulum
Karena, kurikulum merupakan peta
jalan yang akan menjadi acuan oleh
setiap satuan pendidikan, baik
pengelola maupun penyelenggara
khususnya oleh guru dan kepala sekolah
(Siswanto, 2010). And one of the important
components of the education system is the
curriculum Because the curriculum is a
roadmap that will be a reference by any
educational institution, both managers and
organizers, especially by teachers and
principals.
Pengembangan kurikulum adalah dengan
perencanaan kesempatan belajar yang
dimaksudkan untuk membina siswa
atau peserta didik ke arah perubahan
perilaku yang diinginkan dan menilai
hingga dimana tersebut telah terjadi
pada diri siswa yang bersangkutan
(Hamalik, 1993). Oleh karena itu,
Kurikulum suatu proses perencanaan,
yang menghasilkan alat yang lebih baik
dengan didasarkan pada hasil penilaian
terhadap kurikulum yang telah berlaku,
sehingga dapat memberikan kondisi yang
sangat lebih baik.
Dari pengertian diatas kami dapat
disimpulkan bahwa pengembangan
kurikulum menunjuk pada kegiatan
menghasilkan kurikulum, kegiatan ini
lebih bersifat konseptual daripada
material, yang dimaksud dalam
pengembangan ini adalah penyusunan,
pelaksanaan, penilaian dan
penyempurnaan yang selanjutnya
menghasilkan kurikulum baru sebagai
hasil dari pengembangan yang
dilakukan.
Pengembangan kurikulum Pendidikan
Agama Islam (PAI) dapat diartikan
sebagai kegiatan menghasilkan kurikulum
PAI, proses yang mengkaitkan satu
komponen dengan komponen lain
untuk menghasilkan kurikulum
pendidikan agama Islam (PAI) yang
lebih baik (Subandiah, 1996).
Dari perbedaan pandangan tersebut,
dapat dipahami bahwa pada dasarnya
ada 3 tiga pengertian kurikulum yang
berkembang hingga saat ini.
 Pertama, Adalah kurikulum diartikan
sejumlah mata pelajaran yang
disajikan guru kepada peserta didik

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,

sekedar memuat dan dibatasi pada ilmu agama, guru dituntut untuk mampu
sejumlah mata pelajaran. menyusun buku - buku teks keagamaan yang
dapat menjelaskan hubungan antar keduanya.
 Kedua, ialah kurikulum dimaksudkan
sebagai sejumlah pengalaman dan 3. Paradigma Organism
kegiatan peserta didik, baik di sekolah Dalam konteks pendidikan islam
maupun di luar sekolah, di bawah paradigma organism bertolak dari pandangan
tanggung jawab guru atau sekolah. Ini bahwa aktivitas kependidikan merupakan suatu
berarti kurikulum mencakup sistem yang terdiri atas komponen-komponen
pengalaman dan pengetahuan yang yang
bersumber dari kegiatan-kegiatan
peserta didik di dalam dan luar kelas.
 Ketiga, Kurikulum adalah sejumlah
program pendidikan atau program
belajar peserta didik (a plan for
learning) yang disusun secara logis dan
sistematis, di bawah tanggung jawab
sekolah atau guru, guna mencapai
tujuan pendidikan sekolah yang telah
ditetapkan (Halimah, 2009).

PARADIGMA PENGEMBANGAN
PAI DI SEKOLAH/ PERGURUAN
TINGGI
Ada 3 paradigma pengembangan
pendidikan agama islam (Siswanto,
2010).
1. Paradigma Dikotomis
Didalam paradigma ini , semua aspek
kehidupan dipandang dengan 2 sisi
yang berbeda dan berlawanan, seperti
laki-laki dan perempuan. Dan PAI
hanya dipandang sebagai pendidikan
yang berkonsentrasi pada bidang
agama, ritual dan spritual saja.
Implikasi dari paradigma ini peserta
didik diarahkan untuk menjadi pelaku
(aktor) dan loyal (setia) , memiliki sifat
komitmen
, dan dedikasi yang tinggi terhadap
agama yang dipelajari. Sementara
kajian-kajian keilmuan yang bersifat
empiris , rasional, analitis-kritis,
dianggap dapat menggoyahkan iman,
sehingga perlu ditindih oleh pendekatan
keagamaan yang normatif dan doktriner
tersebut.
2. Paradigma Mekanisme
Didalam KBBI berarti : hal kerja mesin,
cara kerja suatu organisasi, atau hal
saling bekerja seperti mesin , yang
mssing-masing bergerak sesuai dengan
fungsinya. Implikasi dari paradigma ini
para guru /dosen agama harus
menguasai ilmu agama dan memahami
substansi ilmu-ilmu umum, sebaliknya
dosen / guru umum dituntut untuk
mengeuasai ilmu yang di ampuhnya dan

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,

hidup bersama dan bekerja sama secara 3. Evaluasi; dari evaluasi ini akan di peroleh
terpadu menuju tujuan tertentu, yaitu feedback (umpan balik) yang akan digunakan
terwujudnya hidup yang religius atau dalam penyempurnaan kurikulum
dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai berikutnya.
agama.
Paradigma tersebut tampaknya mulai
FUNGSI KURIKULUM PAI
dirintis dan dikembangkan dalam
sistem pendidikan di madrasah, yang 1. Bagi Madrasah yang bersangkutan
dideklarasikan sebagai sekolah umum
yang berciri khas agama Islam.Dalam a. Alat untuk mencapai tujuan P A I yang
hal ini madrasah membuat kebijakan diinginkan
yang terdiri atas 3 kepentingan utama : b. Pedoman untuk mengatur kegiatan-
kegiatan P A I
 Sebagai wahana membina ruh dan
praktik hidup keislaman c. Menghindari keterulangan yang
memboroskan waktu
 Mempertegas keberadaan madrasah
sederajat dengan sistem sekolah, d. Menjaga kesinambungan
sebagai wahana pembinaan
2. Bagi Masyarakat
masyarakat yang berkepribadian ,
berpengetahuan , cerdas dan bermoral a. Masyarakat sebagai pengguna lulusan,
Oleh karena itu Madrasah / Sekolah
 ·Mampu merespon tuntutan masa harus meengetahui kebutuhan
depan, dan menghadapi Era globalisasi. masyarakat dalam konteks
pengembangan P A I
PROSES PENGEMBANGAN b. Kerjasama yang harmonis dalam
KURIKULUM pengembangan kurikulumPAI dengan
1. Perencanaan Sekolah/Madrasah

a. Visi (pernyataan tentang harapan


yang ingin dicapai oleh suatu PERANAN GURU DALAM
lembaga pendidikan dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM
jangka panjang) Ada 2 peranan guru dalam pengembangan
b. Kebutuhan pengguna (pelajar, kurikulum yaitu
masyarakat,pengguna lulusan) dan 1. Peranan guru dalam pengembangan
studi lanjut kurikulum yang bersifat sentralisasi, di sini
c. Hasil evaluasi kurikulum guru tidak mempunyai peranan rancangan
sebelumnya dan tuntutan dan evaluasi yang bersifat makro mereka
perkembangan iptek juga zaman. berperan dalam kurikulum mikro.
d. Pandangan para Ahli pendidikan 2. Peranan guru dalam pengembangan
kurikulum yang bersifat desentralisasi,
e. Era globalisasi. => 5 ide diatas dimana guru turut berpartisipasi di dalam
akan dievaluasi untuk di menyusun kurikulum yang menyeluruh
kembangkan menjadi Program untuk sekolahnya. Di sini guru juga
berupa Dokumen/Berkas yang berperan sebagai perencana, pemikir,
berisi : Informasi dan jenis penyusun, pengembang dan juga
dokumen, Format silabus dan pelaksanaan kurikulum (hambatan
komponen kurikulum yang Pengembangan kurikulum pertama ada
harus pada guru (Abdullah, 1999).
dikembangkan.
2. Implementasi; melakukan sosialisasi UNSUR KURIKULUM PENDIDKAN
dan pengembangan Program berupa ISLAM DI LEMBAGA PENDIDKAN
pengembangan kurikulum dalam
bentuk RPP atau SAP (Satuan Acara 1. Goal (Cita-Cita/Tujuan). Tujuan
Pembelajaran), proses pembelajaran di pendidikan nasional dan Tujuan lembaga
dalam dan diluar kelas, serta pendidikan.
evaluasi pembelajaran untuk 2. Matter (Bahan Pelajaran) : Sesuai dengan
mengetahui tingkat efektivitas dan tujuan, silabus pelajaran, dan pengetahuan
efisiensi Program tersebut. ilmiah.

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,
3. Organizing (Strategi
Pelaksanaan Kurikulum).

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,

4. Evaluating (Evaluasi Kurikulum): hanya mengajarkan pengetahuan secara teori


Penilaian terhadap Input pelajaran semata tetapi juga untuk
(semua SDA sebelum menempuh
program berupa dana, sarana
prasarana dan siswa.), Proses
pembelajaran, Out put pembelajaran
(Penilaian terhadap lulusan
pendidikan
) dan Out come pembelajaran
(Kemampuan lulusan dalam
menjalankan tugas dan tanggung
jawab) (Nasution, 2008)

TUJUAN KURIKULUM PAI


DILEMBAGA PENDIDIKAN
Menurut Arifin dalam bukunya
“Pendidikan Islam Dalam Arus Dinamika
Masyarakat” menyatakan bahwa
rumusan tujuan pendidikan agama
Islam adalah untuk merealisasikan
manusia muslim yang beriman,
bertaQwa dan berilmu pengetahuan
yang mampu mengabdikan dirinya
kepada Sang Khalik dengan sikap dan
kepribadian bulat menyerahkan diri
kepada-Nya dalam segala aspek
kehidupannya dalam rangka mencari
keridhoan-Nya.
Secara garis besar tujuan pendidikan
agama Islam adalah untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan siswa
terhadap ajaran agama Islam, sehingga ia
menjadi manusia muslim yang bertakwa
kepada Allah SWT, serta berakhlak
mulia baik dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara (Muali, 2016).
Tujuan tersebut tetap berorientasi pada
tujuan penyebutan nasional yang terdapat
dalam UU No. 20 tahun 2003.
Selanjutnya tujuan umum PAI diatas
dijabarkan pada tujuan masing-
masing lembaga pendidikan sesuai
dengan jenjang pendidikan yang ada.
Selain itu, pendidikan agama Islam
sebagai sebuah program pembelajaran
yang diarahkan untuk:
1. Menjaga akidah dan ketakwaan
peserta didik
2. Menjadi landasan untuk lebih
rajin mempelajari dan mendalami
ilmu- ilmu agama
3. Mendorong peserta didik untuk
lebih kritis, kreatif dan inovatif
Menjadi landasan perilaku dalam
kehidupan sehari-hari didalam
masyarakat. Dengan demikian bukan

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,
dipraktekkan atau diamalkan dalam
kehidupan sehari hari (membangun etika
sosial) (Hamdan, 2009). PERAN GURU PAI DI SEKOLAH /
MADRASAH
Guru memegang peran yang sangat penting
PRINSIP-PRINSIP
dalam kegiatan belajar mengajar. Tugas guru
PENGEMBANGAN KURIKULUM
sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar,
Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk dan
(2002) mengemukakan lima prinsip
dalam pengembangan kurikulum,
yaitu :
1. Prinsip relevansi; secara internal
bahwa kurikulum memiliki relevansi
di antara komponen-komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi,
organisasi dan evaluasi). Sedangkan
secara eksternal bahwa komponen-
komponen
tersebutmemiliki relevansi dengan
tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi (relevansi epistomologis),
tuntutan dan potensi peserta didik
(relevansi psikologis) serta tuntutan
dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip fleksibilitas; dalam
pengembangan kurikulum
mengusahakan agar yang dihasilkan
memiliki sifat luwes, lentur dan
fleksibel dalam
pelaksanaannya, memungkinkan
terjadinya penyesuaian- penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi
tempat dan waktu yang selalu
berkembang, serta kemampuan dan
latar bekang peserta didik.
3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya
kesinambungandalam kurikulum, baik
secara vertikal, maupun secara
horizontal. Pengalaman-pengalaman
belajar yang disediakan kurikulum
harus memperhatikan
kesinambungan, baik yang di dalam
tingkat kelas, antar jenjang
pendidikan, maupun antara jenjang
pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi; yakni
mengusahakan agar dalam
pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan
sumber- sumber lain yang ada secara
optimal, cermat dan tepat sehingga
hasilnya memadai.
5. Prinsip efektivitas; yakni
mengusahakan agar kegiatan
pengembangan kurikulum mencapai
tujuan tanpa kegiatan yang mubazir,
baik secara kualitas maupun
kuantitas.

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,

melatih. Mendidik berarti meneruskan Sebagai motivator guru hendaklah dapat


dan mengembangkan nilai-nilai hidup mendorong anak didik agar bergairah dan
(Baharun, 2016a). aktif belajar. Dalam upaya memberikan
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam motivasi, guru dapat menganalisis motiv-
bukunya “Guru Dan Anak Didik dalam motiv yang melatarbelakangi anak didik malas
Interaksi Edukatif”, menyebutkan belajar dan menurun prestasinya di sekolah.
peranan guru agama Islam adalah seperti Setiap saat guru harus bertindak sebagai
diuraikan di bawah ini. motivator, karena dalam interaksi edukatif
tidak mustahil ada diantara anak didik yang
 Korektor malas belajar dan sebagainya. Motivasi dapat
Sebagai korektor, guru harus bisa efektif bila dilakukan dengan memperhatikan
membedakan mana nilai yang baik dan kebutuhan anak didik. Penganekaragaman
mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang cara belajar memberikan penguatan dan
berbeda itu harus betul-betul dipahami sebagainya, juga dapat memberikan motivasi
dalam kehidupan di masyarakat. Kedua pada anak didik untuk lebih bergairah dalam
nilai ini mungkin telah anak didik miliki belajar.
dan mungkin pula telah  Inisiator
mempengaruhinya sebelum anak didik
masuk sekolah. Dalam kehidupan anak Dalam peranannya sebagai inisiator guru
didik yang berbeda-beda sesuai dengan harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan
sosio-kultural masyarakat dimana anak dalam pendidikan dan pengajaran.Kompetensi
didik tinggal akan mewarnai guru harus diperbaiki, keterampilan
kehidupannya. penggunaan media pendidikan dan
pengajaran harus diperbaharui sesuai kemajuan
 Inspirator media komunikasi dan informasi abad ini.
Sebagai inspirator, guru harus dapat  Fasilitator
memberikan ilham yang baik bagi
kemajuan belajar anak didik. Persoalan Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat
belajar adalah masalah utama anak menyediakan fasilitas yang memungkinkan
didik. Guru harus dapat memberikan kemudahan kegiatan belajar anak didik.
petunjuk bagaimana cara belajar yang  Pembimbing
baik.
Kehadiran guru di sekolah adalah untuk
 Informator membimbing anak didik menjadi manusia
Guru harus bisa memberikan informasi dewasa susila yang cakap.Kekurangmampuan
perkembangan ilmu pengetahuan dan anak didik menyebabkan lebih banyak
teknologi, selain sejumlah bahan tergantung pada bantuan guru. Semakin dewasa,
pelajaran untuk setiap mata pelajaran ketergantungan anak didik semakin
yang telah diprogramkan dalam berkurang. Jadi, bagaimanapun juga
kurikulum. Untuk menjadi informator bimbingan dari guru sangat diperlukan pada
yang baik dan efektif, penguasaan saat anak didik belum mampu berdiri sendiri
bahasalah sebagai kuncinya, ditopang (mandiri).
dengan penguasaan bahan yang akan  Pengelola Kelas
diberikan kepada anak didik.
Informator yang baik adalah guru yang Tujuan umum dari pengelolaan kelas, yaitu
mengerti apa kebutuhan anak didik dan menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas
mengabdi untuk anak didik. bagi bermacam-macam kegiatan belajar
mengajar agar mencapai hasil yang baik dan
 Organisator
optimal. Berdasarkan kondisi demikian sangat
Sebagai organisator, adalah sisi lain dari diperlukan motivasi dari guru. Kelas yang
peranan yang diperlukan dari guru. Dalam dikelola dengan baik akan menunjang
bidang ini guru memiliki kegiatan jalannya interaksi edukatif. Oleh karena itu
pengelolaan kegiatan akademik, guru dituntut untuk menguasai pengetahuan
menyusun tata tertib sekolah, yang memadai dan teknik-teknik mengajar
menyusun kalender akademik, dan yang baik agar ia mampu menciptakan
sebagainya. Semua diorganisasikan suasana pengajaran yang efektif dan efisien
sehingga dapat mencapai efektivitas dan (Baharun, 2015)
efisiensi dalam belajar pada diri anak  Evaluator
didik.
Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai
 Motivator produk (hasil pengajaran), tetapi juga menilai

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,
proses (jalannya pengajaran). Penilaian
dalam sistem pembelajaran merupakan
suatu proses

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,

berkelanjutan tentang pengumpulan 10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat


dan penafsiran informasi untuk menilai
(assess) keputusan- keputusan yang 11. Kesetaraan gender
dibuat dalam merancang suatu sistem
pengajaran (Baharun, 2016b). Dari
PENDEKATAN PENGEMBANGAN
kedua kegiatan ini akan mendapatkan
umpan balik (feedback) tentang KURIKULUM PAI DILEMBAGA
pelaksanaan interaksi edukatif yang telah Di dalam teori kurikulum setidak-tidaknya
dilakukan. terdapat empat pendekatan yang dapat
digunakan dalam pengembangan kurikulum,
yaitu : pendekatan subjek akademis; pendekatan
RUANG LINGKUP KURIKULUM
humanistis ; pendekatan teknologis ; pendekatan
PAI
rekonstruksi sosia (Drajat, 1993)
Kurikulum hendaknya dikembangkan
1. Pendekatan Subjek Akademis
dengan memegang beberapa prinsip
sebagai berikut: (Sya'roni, Zaini, & Pendekatan subjek akademis dalam menyusun
Miftah, 2017) kurikulum atau program pendidikan didasarkan
pada sistematisasi disiplim ilmu masung-
1. Berpusat pada potensi, perkembangan,
masing. Setiap ilmu pengetahuan memiliki
kebutuhan, dan kepentingan peserta
sistematisasi tertentu yang saling berbeda.
didik dan lingkungan SEKITAR
Misalnya, untuk aspek keimanan atau mata
2. Beragam dan terpadu pelajaran akidah menggunakan sistematisasi
ilmu tauhid, aspek/mata pelajaran Al-Qur’an
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu
menggunakan sistematisasi ilmu Al-Qur’an
pengetahuan, teknologi dan seni
atau Tafsir, Akhlaq menggunakan
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan sistematisasi ilmu Akhlaq, Ibadah/Muamalah
SEHARI HARI menggunakan sistematisasi Ilmu
Fiqih,Tarikh/Sejarah menggunakan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan sistematisasi Ilmu Sejarah Kebudayaan Islam.
6. Belajar sepanjang hayat; Seimbang a) Pendekatan Humanistis
antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah (Sanjaya, 2008). Pendekatan humanistis Dalam kaitannya dengan
penentuan strategi pembelajaran PAI, maka
Selain berpegang teguh pada tujuh prinsip pendekatan humanistis lebih menekankan
tersebut di atas, pengembangan kepada “pembelajaran aktif” dimana dalam
Kurikulum PAI juga mengacu pada dua proses pembelajaran peserta didik di
belas acuan sebagaimana yang telah posisikan sebagai orang yang berpengetahuan
diuraikan oleh BSNP sebagai berikut dan berpengalaman dan guru sebagai fasilitator
1. Peningkatan iman dan takwa serta yang membimbing dan mengarahkan
akhlak mulia pembelajaran ; memposisikan pelajar sebagai
orang yang belajar
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, , mengaktualisasi dan membangun segala
dan minat sesuai dengan tingkat potensi-potensi peserta didik.
perkembangan dan kemampuan
peserta didik 2. Pendekatan Teknologis
3. Keragaman potensi dan karakteristik Dalam pengembangan kurkikulum PAI ,
daerah dan lingkungan pendekatan tersebut dapat digunakan untuk
pembelajaran PAI yang menekankan pada
4. Tuntutan pembangunan daerah dan cara menjalankan tugas-tugas tertentu .
nasional misalnya cara menjalankan shalat, haji, puasa,
5. Tuntutan dunia kerja zakat, mengkafani mayit, shalat jenazah, dan
seterusnya.
6. Perkembangan ilmu 3. Pendekatan Rekonstruksi Sosial
teknologi, dan seni pengetahuan,
Dalam menyusun kurikulum pendekatan ini
7. Agama; bertolak pada masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat . Proses pendidikan atau
pengalaman
8. Dinamika perkembangan global peserta didik berbentuk kegiatan-kegiatan
belajar kelompok yang mengutamakan
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai
kerjasama , antar peserta didik , dan peserta
kebangsaan

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,
didik dengan guru
.Karena itu dalam menyusun kurikulum
PAI bertolak dari problem masyarakat
sebagai isi PAI

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,

,sedangkan pengalaman peserta didik


adalah dengan cara memerankan ilmu-
c. Asas Psikologis
ilmu dan teknologi , serta bekerja sama Asas ini memberi arti bahwa kurikulum
secara berkelompok untuk memecahkan pendidikan hendaknya disusun dengan
masalah menuju pembentukan mempertimbangkan tahapan-tahapan
masyarakat yang lebih baik.Guru pertumbuhan anak dan perkembangan yang
melakukan kegiatan penilaian dilalui anak didik. Kurikulum pendidikan
sepanjang kegiatan belajar. harus dirancang sejalan dengan ciri-ciri
perkembangan anak didik, tahap kematangan
bakat-bakat jasmani, intelektual, bahasa,
PENGEMBANGAN KURIKULUM
emosi dan sosial, kebutuhan dan keinginan,
PAI DILEMBAGA PENDIDIKAN
minat, kecakapan, perbedaan individual dan
1. Asas Asas Pengembangan Kurikulum lain sebagainya yang berhubungan dengan
PAI aspek-aspek psikologis (Samsul Nizar, 2002).

a. Asas Religius (Agama) d. Asas Sosiologis


Asas AGAMA ditetapkan berdasarkan Kurikulum diharapkan turut serta dalam
nilai-nilai Ilahi yang tertuang dalam al- proses kemasyarakatan terhadap siswa,
Qur’an maupun as-Sunnah, karena penyesuaian mereka dengan lingkungannya,
kedua kitab tersebut merupakan pengetahuan dan kemahiran yang menambah
kebenaran yang universal, abadi dan produktifitas dan keikutsertaan mereka dalam
bersifat futuristik (Majid M. d., 1993). membina umat dan bangsanya (Arief, 2002).
Nabi saw bersabda:“Sesungguhnya aku Dengan dijadikannya sosiologis sebagai asas atau
telah meninggalkan kepadamu yang apabila landasan dalam pengelolaan dan pengembangan
kalian berpegang teguh kepadanya, maka kurikulum, maka peserta didik nantinya
kalian tidak akan sesat selamanya, yaitu diharapkan mampu bekerja sesuai dengan
Kitabulla.” (H.R Abu Dawud). kebutuhan masyarakat.
Disamping kedua sumber tersebut, dalam
e. Asas Organisatoris
pendidikan Islam juga bersumber dalam
dalil ijtihad, suatu hasil pemikiran Hal ini berhubungan dengan masalah
manusia yang tidak berlawanan dengan pengorganisasian kurikulum, yaitu tentang
jiwa dan semangat al-Qur’an dan as- penyajian mata pelajaran yang harus
Sunnah. Dalam ijtihad dapat berupa disampaikan kepada anak.
‘ijma (konsensus para ulama), qiyas
(analogi), istihsan, istihsab, mashalikhus f. Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
mursalah, mazhab sahabi, sadzdzudz Perkembangan IPTEK akan mempengaruhi
dzariah, syar’u man qoblana dan ‘urf. perkembangan setiap individu, warga
masyarakat, mempengaruhi pengetahuan,
b. Asas Filosofis
kecakapan, sikap, aspirasi, minat, semangat,
Filsafat suatu bangsa akan sangat kebiasaan dan bahkan pola-pola hidup mereka
mewarnai tujuan pendidikan dalam (Majid & Andayani, 2004). Dengan IPTEK
sistem pendidikan yang dijalankan. Di sebagai landasan, peserta didik diharapkan
Indonesia, karena Pancasila telah mampu mengikuti perkembangan ilmu
disepakati dan diyakini bersama sebagai pengetahuan dan teknologi dan kesenian
dasar ideal kerohanian negara, hukum sesuai dengan sistem nilai, kemanusiaan dan
dari segala hukum, dasar segala tingkah budaya bangsa.
laku, maka Pancasilalah yang dijadikan
Mengacu kepada asas-asas pengembangan
dasar acuan dan tujuan pendidikan.
kurikulum diatas, maka tujuan kegiatan siswa
Dengan demikian, asas filosofis akan menekankan pada pengembangan sikap
Pancasila yang dianut oleh negara kita dan perilaku agar berguna dalam suatu
dengan prinsip demokratis, kehidupan masyarakat yang demokratis.
mengandung makna bahwa peserta Kurikulum bersifat spesifik untuk mencapai
didik diberi kebebasan untuk kompetensi yang diperlukan dalam
berkembang dan mampu berfikir melaksanakan pekerjaan tertentu setelah lulus
intelegen dalam kehidupan masyarakat, dari sekolah.
melakukan aktivitas yang dapat
2. Pendekatan Pengembangan Materi
memberikan manfaat terhadap hasil akhir
dan menekankan nilai-nilai manusiawi Kurikulum
dan kultural dalam pendidikan.

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,

Pendekatan pengembangan kurikulum petugas sekolah lainnya maupun orang tua


adalah cara kerja dengan menerapkan
strategi dan metode yang tepat dengan
mengikuti langkah-langkah
pengembangan yang sistematis untuk
menghasilkan kurikulum yang lebih
baik. Ada berbagai macam pendekatan
yang dapat digunakan dalam
mengembangkan materi kurikulum PAI,
diantaranya :
a. Pendekatan Keimanan
Pendekatan keimanan yaitu memberi
peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan pemahaman adanya
Tuhan sebagai sumber kehidupan makluk
sejagat ini.
b. Pendekatan Pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk
mempraktekkan dan merasakan hasil-
hasil pengalaman ibadah dan akhlak
dalam menghadapi tugas-tugas dan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk membiasakan sikap dan
perilaku yang sesuai dengan ajaran
Islam dan budaya bangsa dalam
menghadapi masalah kehidupan.
d. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional yaitu usaha
memberikan peranan pada rasio atau
akal peserta didik dalam memahami
dan membedakan berbagai bahan ajar
dalam standar materi serta kaitannya
dengan perilaku yang baik dan yang
buruk dalam kehidupa duniawi.
e. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional yaitu upaya
menggugah perasaan (emosi) peserta didik
dalam menghayati perilaku yang sesuai
dengan ajaran agama dan budaya
bangsa.
f. Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional yaitu
menyajikan bentuk semua standar
materi (al-qur’an, keimanan akhlak, fiqih
atau ibadah dan tarikh) dari segi
manfaatnya bagi peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
g. Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan yaitu menjadikan
figur guru agama dan non agama serta

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,
peserta didik sebagai cermin manusia efektivitas dan efisiensi, prinsip kesinambungan
yang berkepribadian. (continuitas), prinsip fleksibilitas, prinsip
berorientasi pada tujuan, prinsip sinkronisasi
dan prinsip seumur hidup.
KESIMPULAN Selain prinsip-prinsip itu, dalam pengelolaan
Pendidikan agama Islam adalah upaya dan pengembangan kurikulum PAI yang
sadar dan terencana dalam menyiapkan berbasis kompetensi juga didasarkan pada
peserta didik untuk bisa mengenal diri, prinsip-prinsip yakni prinsip keimanan, nilai,
memahami, menghayati, sampai hingga dan budi pekerti luhur, prinsip penguatan
mengimani ajaran agama Islam, integritas nasional,
dibarengi dengan adanya tuntunan
untuk menghormati salah satu
penganut agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar
umat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa.
Pengembangan kurikulum adalah
kegiatan untuk menghasilkan kurikulum
baru melalui langkah- langkah
penyusunan kurikulum atas dasar hasil
penilaian yang dilakukan selama
periode tertentu, pengembangan
kurikulum berarti perubahan dan
peralihan total dari satu kurikulum ke
kurikulum lain, dan perubahan ini
berlangsung dalam waktu panjang.
Pengembangan kurikulum pendidikan
agama Islam (PAI) dapat diartikan
sebagai kegiatan menghasilkan
kurikulum PAI, proses yang
mengkaitkan satu komponen dengan
komponen lain untuk menghasilkan
kurikulum pendidikan agama Islam (PAI)
yang lebih baik.
Secara garis besar (umum) tujuan
pendidikan agama Islam adalah untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan siswa
terhadap ajaran agama Islam, sehingga ia
menjadi manusia muslim yang bertakwa
kepada Allah SWT, serta berakhlak
mulia baik dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Kurikulum PAI untuk sekolah atau
madrasah berfungsi sebagai
Pengembangan, Penanaman Nilai,
Penyesuaian Mental, Perbaikan,
Pencegahan, Pengajaran dan
Penyaluran.
Telah diketahui bahwa setiap kurikulum
didasarkan pada sejumlah asas yang
akan digunakannya seperti, asas religius
(agama), asas filosofis, asas psikologis,
asas sosiologis, asas organisatoris dan
asas ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum
tersebut, yaitu prinsip relevansi, prinsip

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,

prinsip keseimbangan etika, logika, Lingkungan Melalui Model ASSURE.


estetika, dan kinestetika, prinsip Cendekia: Journal of Education and
kesamaan memperoleh kesempatan, Society, 14(2), 231–246.
prinsip perkembangan pengetahuan dan
teknologi informasi, prinsip Baharun, H. (2016b). Penilaian Berbasis Kelas
pengembangan keterampilan hidup, pada Pembelajaran Pendidikan Agama
prinsip berpusat pada anak dan prinsip Islam di Madrasah. MODELING: Jurnal
pendekatan menyeluruh dan kemitraan. Program Studi PGMI, 3(2), 205–2016.
Ada berbagai macam pendekatan yang Baharun, H. (2017). Pengembangan Kurikulum;
dapat digunakan dalam mengembangkan Teori dan Praktik (Konsep, Prinsip,
materi kurikulum PAI, diantaranya Pendekatan dan Langkah-langkah
pendekatan keimanan, pendekatan Pengembangan Kurikulum PAI.
pengalaman, pendekatan pembiasaan, Yogyakarta: CV Cantrik Pustaka.
pendekatan rasional, pendekatan Drajat, Z. (1993). Ilmu Pendidikan Islam.
emosional, pendekatan fungsional dan Jakarta: Bumi Aksara.
pendekatan keteladanan. Kegiatan Halimah, S. (2009). Curriculum Development
pengembangan materi kurikulum tidak Strategy Islamic Religious Education
akan lepas dari unsur penilaian. and Learning (PAI). Miqot, 33(1), 27 -
Penilaian merupakan salah satu 36.
komponen yang amat penting yang tak Hamalik, O. (1993). Sistem dan Prosedur
dapat diabaikan begitu saja. Pengembangan Kurikulum Lembaga
Dalam banyak hal, komponen penilaian Pendidikan dan Pelatihan. Bandung:
akan sangat berperan dalam menunjang Trigendi Karya.
keberhasilan pengembangan kurikulum Hamdan. (2009). Pengembangan dan
tersebut. Informasi yang akurat tentang Pembinanaan Kurikulum (Teori dan Praktek
hasil belajar, minat dan kebutuhan Kurikulum PAI). Banjarmasin: .
siswa, hanya dapat diperoleh melalui Hasan Baharun, Z. (2017). Manajemen Mutu
assessment dan evaluasi yang efektif. Pendidikan : Ikhtiar dalam Meningkatkan
Hal ini sesuai dengan ketentuan Mutu Pendidikan Madrasah melalui
penilaian berbasis kelas (PBK), yang Pendekatan Balanced Scorecard.
memperhatikan ketiga ranah yaitu Tulungagung: Akademia Pustaka.
kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan Islam, S. (2018). Karakteristik Pendidikan
psikomotor (keterampilan). Ketiga ranah Karakter; MenjawabTantangan
ini sebaiknya di nilai secara Multidimensional Melalui
proporsional sesuai dengan sifat mata Implementasi Kurikulum 2013, 1(1),
pelajaran yang bersangkutan. 89–101.
Majid, A., & Andayani, D. (2004). Pendidikan
Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
DAFTAR PUSTAKA Majid, M. d. (1993). Pemikiran Pendidikan
Abdullah. (1999). Pengembangan Islam; Kajian Filosofis dan Kerangka
Kurikulum Teori dan Praktik. Dasar Operasionalisasinya. Bandung:
Jakarta: Gaya Media Pratama. Trigenda Karya.
al-Sijistani, I. a.-K.-‘. (1996). . Beirut: Muhaimin. (2012). Pengambangan rikulum
Darul Kutub al-Ilmiah. Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Arief, A. (2002). Pengantar Ilmu dan Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta:
Metodologi Islam. Jakarta: Ciputat Raja Grafindo Persada.
Pers. Muali, C. (2016). Konstruksi Strategi
Pembelajaran Berbasis Multiple
Baharun, H. (2012). Desentralisasi Dan
Intelligences Sebagai Upaya Pemecahan
Implikasinya Terhadap
Pengembangan Sistem Pendidikan Masalah Belajar. Jurnal Pedagogik, 3(2),
1-
Islam. Jurnal At-Tajdid, 1(2).
11.
Baharun, H. (2015). Penerapan Nasution. (2008). Asas-Asas Pengembangan
Pembelajaran Active Learning Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Untuk Meningkatkan Hasil Samsul Nizar, A. H. (2002). Filsafat Pendidikan
Belajar Siswa Di Madrasah. Jurnal Islam; Pendekatan Historis, Teoritis dan
Pendidikan Pedagogik, 1(1), 34–46. Praktis. Jakarta: Ciputat Pers.
Baharun, H. (2016a). Pengembangan Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan
Media Pembelajaran PAI Berbasis Pembelajaran; Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,
Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

1
Didiyanto / edureligia Vol. 1, No. 2,

Siswanto. (2010). Model Pengembangan


Pendidikan Agama Islam di
Sekolah. Tadris, 5(2), 107-128.
Soetopo, H., & Wast. (1993). Pembinaan
dan Pengembangan Kurikulum.
Jakarta: Bumi Aksara.
Subandiah. (1996). Pengembangan dan
Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sya'roni, Zaini, N., & Miftah, Z. (2017).
PAI Curriculum Development
Model in Boarding Schools School
District Lamongan. Al-Hikmah;
Jurnal Studi Keislaman, 7(1), 23-37.

Anda mungkin juga menyukai