Anda di halaman 1dari 18

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


PENGEMBANGAN KURIKULUM PAK BERBASIS SEKOLAH

DISUSUN OLEH:

LENTI HUTAGALUNG (190101144)

PUTRI LAURA SRIVANI MANALU (190101147)

RAY GIBRAEL SINAGA (190101172)

HARIANTI ROPESTA KM LIMBONG (190101176)

DESI SIMORANGKIR (190101177)

RINAWATY F.P. SINAGA (190101178)

DOSEN PENGAMPU : ANDRIANUS NABABAN,M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN GRUP E SEMESTER IV

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG (IAKN TARUTUNG)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
berkat limpahan Rahmat dan KarunianNya,sehingga kami dapat membuat dan
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktunya.Dalam makalah
ini,kami membahas mengenai “Prinsip Pengembangan Kurikulum”. Makalah
atau jurnal ini kami buat untuk melengkapi pemenuhan tugas dari mata kuliah
“Pengembangan Kurikulum PAK Berbasis Sekolah" dari Bapak Andrianus
Nababan,M.Pd.selaku dosen yang membawakan mata kuliah tersebut.

Seperti yang kita tau bahwa ada pepatah mengatakan “Tak ada gading
yang tak retak”,demikian juga dengan makalah ini mungkin ada banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan ,bahasa,maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran atau tanggapan dari pembaca atau Bapak dosen
kami.Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.Atas
perhatian pembaca,kami mengucapkan terima kasih.

Tarutung,25 Maret 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan yang mengenai
tujuan ,isi dan bahna pelajaran serta cara-cara yang digunnakan sebagai
pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.Sedangkan Pengembangan kurikulum adalah istilah yang
komprehensif,misalnya:perencanaan,penerapan,dan evaluasi.Perencanaan
kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja
kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.Dalam
pengembangan kurikulum,tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja,namun didalamnya melibatkan banyak
orang.seperti:politikus,pengusaha,orangtua peserta didik,serta unsur-unsur
masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan
pendidikan.Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses yang
merencanakan,menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan
pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku,sehingga dapat
memberikan kondisi belajar mengajar yang baik`

1.2 RUMUSAN MAKALAH

1.Apa yang dimaksud dengan Pengertian Pengembangan Kurikulum?

2.Bagaimana Tingkat Pengembangan Kurikulum?

3.Bagaimana Proses Pengembangan Kurikulum?

4.Apa saja yang menjadi Sumber-sumber Pengembangan Kurikulum?


5.Apa itu Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum?

6.Bagaimana Proses Pengembangan Kurikulum?

7.Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum

1.3 TUJUAN MAKALAH

1.Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Pengembangan Kurikulum?

2. Untuk mengetahui dan memahami Tingkat Pengembangan Kurikulum?

3. Untuk mengetahui dan memahami Proses Pengembangan Kurikulum?

4. Untuk mengetahui dan memahami Sumber-sumber Pengembangan Kurikulum?

5. Untuk mengetahui dan memahami Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum?

6 .Untuk mengetahui dan memahami.Proses Pengembangan Kurikulum?

7. Untuk mengetahui dan memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi


pengembangan kurikulum
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Secara Etomologis ,kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu curir yang
artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu.jadi,istilah kurikulum
berasal dari dunia oahraga pada zama romawi Kuno di Yunani ,yang berarti jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari garis dari garis start sampai finish .Dalam
bahasa Arab ,kata kurikulum yang bisa digunakan adalah manhaj,yang berarti
jalan terang yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan.Adapun
defenisi sebagaimana dikemukakan oleh S.Nasution ialah suatu rencana yang
disusun untuk dilancarkan proses belajar mengajar dibawah bimbingan dan
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajaran.Sedangkan Zaenal Arifin,kurikulum merupakan salah satu alat untuk
mencapai tujuan pendidikan ,sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan.

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan,kurikulum tidaklah bersifat


statis.kurikulum dapat diubah manapun dimodifikasi secara dinamis megikuti arah
perkembangan zaman.Proses mengubah dan memodifikasi ini dinamakan
pengembangan.Dalam kajian ini dipahami bahwa kegiatan pengembangan adalah
penyusunan,pelaksanaan,penilaian dan penyempurnaan kurikulum.istilah
pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan yang menghasilkan suatu alat
atau cara yang baru.Sekaligus kegiatan tersebut dipandang cukup mantap untuk
digunakan seterusnya maka berfikirlah kegiatan pengembangan tersebut.Istilah
pengembangan kurikulum sebagaimana disebut diatas mencakup dimensi yang
luas.pengembangan kurikulum merupakan istilah yang komperensif ,yang
meliputi perencanaan,implementasi dan evaluasi.Perencanaan kurikulum yaitu
langkah terdepan dalam membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum
membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan rencana yang
akan dipakai oleh guru dan siswa .Penerapan kurikulum atau yang bisa disebut
implementasi kurikulum berupaya memindahkan perencanaan kurikulum kedalam
tindakan operasional.Evaluasi kurikulum adalah tahap akhir pengembangan untuk
melihat sejauh mana hasil pembelajaran,tingkat pencapai program yang
direncanakan ,dan hasil dari kurikulum tersebut.

Pengembangan kurikulum bukan hanya melibatkan orang-orang yang


berhubungan langsung dengan dunia pendidikan, tetapi juga melibatkan banyak
individu, seperti politisi, wirausahawan, orang tua siswa, dan elemen masyarakat
lainnya yang merasa tertarik dengan pendidikan. Prinsip-prinsip yang akan
digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada intinya adalah aturan
atau undang-undang yang akan menginspirasi kurikulum.Berdasarkan pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum adalah proses
memaksimalkan pelaksanaan kurikulum dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang ditetapkan sebagaimana dalam kurikulum yang ditetapkan pemerintah
setelah dilaksanakan dalam waktu tertentu. Biasanya pengembangan kurikulum
ini adalah proses pembaruan kurikulum setelah dilakukan evaluasi kurikulum
setelah dilaksanakan, bisa saja dilakukan atas kebijakan pemerintah dan juga
dapat dilakukan oleh pihak sekolah bersama dengan guru dalam mendukung
optimalisasi pelaksanaan kurikulum pendidikan di sekolah dan luar sekolah
terhadap perkembangan anak didik.

2.2 Tingkat Pengembangan Kurikulum

Pengembangan Kurikulum dapat dilakukan dalam kadar kecildan sangat


terbatas ,dan dapat pula secara luas dan mendasar.Pengembangan kurikulum itu
dapat berupa.(1)subsitusi (2)alterasi (3)Variasi (4)Restrukturisi ,dan (5)Orientasi
baru.Pengembangan yang bersifat subsitusi dapat berupa penggantian suatu buku
pelajaran dengan buku yang dinilai lebih baik.Perubahan seperti ini sangat kecil
karena hanya mengganti atau menukar buku pelajaran.Alterasi merupakan bentuk
perubahan kurikulum dengan ,misalnya,menambah atau mengurangi jam pelajaran
untuk bidang studi tertentu,yang dapat mempengaruhi jam pelajaran untuk bidang
studi ini.Perubahan ini sangat sulit dibanding dengan subsitusi ,karena dilakukan
berdasarkan alasan mengapa jam pelajaran suatu bidang ditambah ,dan mengapa
bidang studi lain harus dikurangi waktunya.

Perubahan kurikulum dalam bentuk variasi dimaksudkan untuk menerima


dan menerapkan suatu metode yang berhasil di sekolah lain untuk dijalankan
disekolah sendiri.dengan menediakan metode yang lama.Perubahan seperti ini
memerlukan perubahan pada guru yang harus diperlukan dan menguasai metode
baru tersebut.Perubahan ini lebih sulit dibandingkan dengan bentuk-bentuk
perubahan sebelumnya.Restrukturisasi ialah bentuk perubahan kurikulum melalui
pemberian pesan baru kepada guru dengan dukungan tenaga dan fasilitas
baru,seperti pengembangan team teaching ,Dan akhirnya perubahan yang paling
besar resikonya ialah melalui Restrukturisasi,yaitu perubahan yang berkaitan
dengan penerapan nilai-nilai baru ,misalnya perahilan kurikulum yang berpusat
pada pengetahuan akademis ( subjec tcentered ) menjadi unit Approach,kurikulum
yang berpusat pada anak atau macam-macam pendekatan lain dalam kurikulum.

2.3 Proses Pengembangan Kurikulum

Ada yang berpandangan bahwa kurikulum harus bersifat standart dan


berlaku bagi semua sekolah disuatu negara.Wewenang pengembangannya adalah
pemerintah pusat,dalam hal ini departemen pendidikan nasional.yang dihasilkan
ialah suatu kurikulum nasional yang menetukan garis-garis besar tetang apa yang
harus diajarkan kepada siswa.Tetapi,ada pula yang berpandangan bahwa
kurikulum dapat ditafsirkan sebagai segala sesuatu yang terjadi dalam kelas dan
sekolah yang mempengaruhi perubahan perilaku siswa dengan berpedoman pada
kurikulum yang ditentukan oleh pemerintah
Meningkatkan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan dua macam
pendekatan.

1.Menyusun paket pelajaran sedemikian rupa,sehingga guru hanya berperan


sebagai pengatur distribusi bahan itu sesuai dengan kecepatan anak.

2.Meningkatkan mutu guru sehingga menjalankan tugas dan memperbaiki


kemampuannya yang dirasakan kurang atau lemah.

Kurikulum yang uniform dapat menjadi alasan bagi guru untuk menjauhi
inisiatif pengembangan dan hanya menunggu intruksi dari pihak atasan.Padahal
atasan yang tidak merangngsang guru untuk dinamis serta memberi kesempatan
dan dorongan kepada untuk mencoba mengembangkan pemikiran sendiri dan
terlibat dalam usaha pengembangan dan penyesuaian kurikulum dengan keadaan
setempat berpotensi dapat mematikan kreativitas guru.Bila ingin memperbaiki
kurikulum sekolah sehingga hasilnya baik,harus mempertimbangkan :situasi
sekolah,kebutuhan siswa dan guru,masalah yang dihadapi sekolah,kompetisi
guru,gejala sekolah,serta perkembangan dan aliran dalam kurikulum.Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum adalah:

1.Mengetahui tujuan perbaikan

2.Mengenal keadaan Sekolah

3.Memepelajari kebutuhan murid dan guru

4. Mengenal masalah yang dihadapi sekolah

5.Mengenal kompetensi guru

6.Mengenal gejala sosial

7.Mengetahui aliran-aliran dalam penembangan Kurikulum

2.4 Sumber-sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum


Dalam kajian tentang sumber-sumber prinsip pengembangan kurikulum,
Peter F. Oliva mengemukakan bahwa pada prinsip pengembangan kurikulum
paling tidak ada 4 sumber yang menjadi acuan sebuah pengembangan kurikulum
yaitu data empiris (empirical data), data hasil penelitian (experimental data),
kisah rakyat (folkfore curriculum) yang menyangkut tentang keyakinan
masyarakat dan nilai-nilai yang ada di dalamnya, serta pemahaman bersama atau
pengertian umum yang ada dalam suatu masyarakat (common sense).Berdasarkan
sumber-sumber pengembangan yang dikemukakan Oliva tersebut, dapat
dikategorikan bahwa hanya ada 2 sumber yang menjadi prinsip pengembangan
kurikulum yaitu sumber ilmiah dan sumber non ilmiah. Sumber ilmiah didapat
dari data-data dari kegiatan yang bersifat ilmiah seperti halnya penelitian, data-
data empiris tentang kelemahan dan kekurangan kurikulum sebelumnya,
informasi faktual dan sebagainya. Sedangkan sumber non ilmiah didapat dari hal-
hal yang bersifat non ilmiah seperti cerita rakyat, legenda, mitos dan sebagainya
yang telah menjadi keyakinan umum oleh suatu masyarakat dan memiliki nilai-
nilai tertentu di dalamnya.

Sedangkan menurut Sukmadinata dalam bukunya Pengembangan


Kurikulum Teori dan Praktek menyebutkan beberapa sumber pengembangan
kurikulum diantaranya ialah: a. Kehidupan dan pekerjaan orang dewasa, di mana
isi kurikulum disesuaikan sebagai persiapan anak untuk menjalani kehidupan dan
pekerjaan orang dewasa.

b. Budaya masyarakat, termasuk di dalamnya semua disiplin ilmu yang ada


sebagai pengetahuan ilmiah, nilai-nilai, perilaku, benda / material dan unsur
kebudayaan lainnya.

c. Anak, sebagai pusat atau sumber kegiatan pembelajaran. Perhatian dalam


menyusun pengembangan kurikulum bukan sesuatu yang akan diberikan pada
anak tapi bagaimana potensi yang ada pada anak dapat dikembangkan secara
optimal.
d. Pengalaman penyusunan kurikulum sebelumnya, baik sesuatu yang negatif
maupun hasil evaluasi positif atas pelaksanaan kurikulum sebelumnya.

e. Tata nilai di masyarakat, termasuk nilai-nilai apa saja yang akan diajarkan di
sekolah atau dalam pelaksanaan kurikulum.

f. Kekuasaan sosial-politik tertentu termasuk lembaga, arah kebijakan dan produk-


produk politik berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku

2.5 Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip-prinsip yang telah


berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan prinsip-prinsip
baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di lembaga pendidikan
sangat dimungkinkan untuk menggunakan prinsip yang berbeda dari kurikulum
yang digunakan di lembaga pendidikan lain, sehingga akan ada banyak prinsip
yang digunakan dalam pengembangan kurikulum Hamalik, sebagaimana dikutip
oleh Syafaruddin dan Amiruddin menyebutkan delapan prinsip dalam
pengembangan kurikulum. Prinsip-prinsip tersebut antara lain; prinsip berorientasi
pada tujuan, relevansi, efisiensi, fleksibilitas, kontinuitas, keseimbangan,
keterpaduan, dan mutu. Sedangkan Sukmadinata, membagi prinsip pengembangan
kurikulum menjadi dua kelompok, yakni prinsip umum dan prinsip khusus.

Prinsip umum dimaknai sebagai prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki
oleh kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang
membangunnya. Adapun penjabaran prinsip-prinsip umum ialah sebagai berikut:

1.Prinsip relevansi
Relevansi memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu pada prinsip
relevansi, setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek internal dan
eksternal. Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara
eksternal komponen itu memiliki relevansi dengan tuntutan sains dan Pendidikan
teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi
psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan masyarakat (relevansi
sosiologis). Oleh sebab itu, dalam membuat kurikulum harus memperhatikan
kebutuhan lingkungan masyarakat dan siswa di sekitarnya, sehingga nantinya
akan bermanfaat bagi siswa untuk berkompetisi di dunia kerja yang akan datang.
Dalam realitanya prinsip di atas memang harus betul-betul diperhatikan karena
akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan. Dan yang tidak kalah penting harus
sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga mereka selaras dalam upaya
membangun negara.

2. Prinsip fleksibilitas

Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel dalam


implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi
tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang
siswa, peran kurikulum disini sangat penting terhadap perkembangan siswa untuk
itu prinsip fleksibel ini harus benar benar diperhatikan sebagai penunjang untuk
peningkatan mutu pendidikan.

Dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus


memiliki fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi halhal
yang solid, tetapi dalam implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan
penyesuaian berdasarkan kondisi regional. Waktu dan kemampuan serta latar
belakang anak. Kurikulum ini mempersiapkan anakanak untuk saat ini dan masa
depan. Kurikulum tetap fleksibel di mana saja, bahkan untuk anak-anak yang
memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda, pengembangan kurikulum
masih bisa dilakukan
Kurikulum harus menyediakan ruang untuk memberikan kebebasan bagi pendidik
untuk mengembangkan program pembelajaran. Pendidik dalam hal ini memiliki
kewenangan dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan minat,
kebutuhan siswa dan kebutuhan bidang lingkungan mereka.

3. Prinsip kontinuitas yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara


vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan
kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat
kelas, antarjenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis
pekerjaan.

Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai


keterkaitan antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak
terjadi pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh
atau membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar (peserta
didik). Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum juga diharuskan
berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi dapat melengkapi studi
lainnya. Sedangkan fleksibilitas adalah kurikulum yang dikembangkan tidak kaku
dan memberikan kebebasan kepada guru maupun peserta didik dalam memilih
program atau bahan pembelajaran, sehingga tidak ada unsur paksaan dalam
menempuh program pembelajaran.

4. Prinsip efisiensi peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat


penting dan bahkan vital dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal
dalam perencanaan pembelajaran agar lebih optimal dan efektif. Dewasa ini,
dunia revolusi industri menawarkan berbagai macam perkembangan kurikulum
yang dilahirkan oleh para ahli dari dunia barat. Salah satu pengembangan Jurnal
Studi Keislaman dan Ilmu Pendidikan kurikulum yang dipakai oleh pemerintah
Indonesia untuk mecapai sebuah cita-cita bangsa yaitu mengoptimalkan
kecerdasan anak-anak generasi penerus bangsa untuk memilki akhlak mulia dan
berbudi pekerti yang luhur.
Efisiensi adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah program pembelajaran dapat diadakan satu
bulan pada satu waktu dan memenuhi semua tujuan yang ditetapkan, itu bukan
halangan. Sehingga siswa dapat mengimplementasikan program pembelajaran lain
karena upaya itu diperlukan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
memanfaatkan sumber daya pendidikan yang ada secara optimal, cermat, dan
tepat sehingga hasilnya memadai.

5. Prinsip Efektivitas mengembangkan kurikulum pendidikan perlu


mempertimbangkan prinsip efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini
adalah sejauh mana rencana program pembelajaran dicapai atau
diimplementasikan. Dalam prinsip ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan,
yaitu: efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar siswa. Dalam aspek
mengajar guru, jika masih kurang efektif dalam mengajar bahan ajar atau
program, maka itu menjadi bahan dalam mengembangkan kurikulum di masa
depan, yaitu dengan mengadakan pelatihan, workshop dan lain-lain. Sedangkan
pada aspek efektivitas belajar siswa, perlu dikembangkan kurikulum yang terkait
dengan metodologi pembelajaran sehingga apa yang sudah direncanakan dapat
tercapai dengan metode yang relevan dengan materi atau materi pembelajaran.
Sedangkan prinsip khusus, sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata 27
mencakup lima hal, yakni; prinsip penentuan tujuan pendidikan, pemilihan isi
pendidikan, pemilihan proses belajar mengajar, pemilihan media dan alat
pengajaran, serta berkenaan dengan penilaian. Adapun penjabarannya adalah
sebagai berikut:

1. Prinsip penentuan tujuan pendidikan tujuan pendidikan mencakup tujuan yang


bersifat umum dan khusus. Dalam perumusan tujuan pendidikan, didasarkan pada
sumber-sumber, seperti; ketentuan dan kebijakan pemerintah, survei mengenai
persepsi masyarakat tentang kebutuhan mereka, survei tentang pandangan para
ahli dalam bidang-bidang tertentu, survei tentang kualitas sumber daya manusia,
serta pengalaman negara lain dalam menghadapi masalah yang sama.
2. Prinsip pemilihan isi pendidikan/kurikulum Dalam menentukan isi kurikulum,
beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan dasar acuan ialah; diperlukan
penjabaran tujuan pendidikan ke dalam perbuatan hasil belajar yang khusus dan
sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan, serta unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan
sistematis, maksudnya ketiga ranah belajar tersebut diberikan secara stimultan
dalam urutan situasi belajar

. 3. Prinsip pemilihan proses belajar mengajar Dalam proses belajar mengajar,


hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini; kecocokan metode/teknik belajar
mengajar untuk mengajarkan bahan pelajaran, variasi metode/teknik dalam proses
belajar mengajar terhadap perbedaan individu siswa, serta keefektifan
metode/teknik dalam mengaktifkan siswa dan mendorong berkembangnya
kemampuan baru.

4. Prinsip pemilihan media dan alat pengajaran Dalam proses pemilihan media
dan alat pengajaran, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini; kegiatan
perencanaan dan inventaris terhadap alat/media apa saja yang tersedia, serta
pengorganisasian alat dalam bahan pembelajaran, baik dalam bentuk modul atau
buku paket.

5. Prinsip berkenaan dengan penilaian Penilaian merupakan proses akhir dalam


kegiatan belajar mengajar. Dalam proses penilaian belajar, setidaknya mencakup
tiga hal dasar yang yakni; pertama, merencanakan alat penilaian. Hal yang harus
diperhatikan dalam fase ini ialah penentuan karakteristik kelas dan usia, bentuk
tes/ujian, dan banyaknya butir tes yang disusun. Kedua, menyusun alat penilaian.
Langkah-langkahnya adalah dengan merumuskan tujuan pendidikan pada ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik, mendeskripsikan dalam bentuk tingkah laku
siswa yang dapat diamati, menghubungkan dengan bahan pelajaran, serta
menuliskan butir-butir tes. Ketiga, mengelola hasil penilaian. Prinsip yang perlu
diperhatikan ialah norma penilaian yang digunakan dalam pengelolaan hasil tes
serta penggunaan skor standard.
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum sekolah tidak dapat terlepas dari pengaruh yang


terdapat diperguruan tinggi dan masyarakat.

1.Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi setidaknya memberikan dua pengaruh terhadap


kurikulum sekolah .Pertama,dari segi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pengetahuan yang dikembangkan di perguruan tinggi
umum.Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan dari isi
kurikulum serta proses pembelajaran.jenis pengetahuan yang dikembangkan
diperguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan
dalam pengembangan alat bantu dan media pendidikan.Kedua,dari segi
pengembangan ilmu pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru
dilembaga pendidikan tenaga kependidikan(LPTK,seperti IAKN,STT).Guru-guru
yang mengajar pada berbagai jenjang dan ada dewasa,umumnya disiapkan oleh
LPTK melalui berbagai program,yaitu program diplomat dan sarjana pada sekolah
dasar masih banyak guru berlatar belakang pendidikan PGA. Tetapi,secara
berangsur-angsur mereka mengikuti peningkatan kompetensi dan kualifikasi
pendidikan guru melalui program diploma jenis sekolah yang dan sarjana.

2.Masyarakat

Sekolah merupakan bagian dari masyarakat,yang diantaranya


mempersiapkan anak didik untuk dapat hidup secara bermartabat
dimasyarakat.Masyarakat disekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang
homogen dan heterogen.adalah kewajiban sekolah untuk dapat menyerap dan
melayani aspirasi-aspirasi yang ada di masyarakat.Hal ini karena sekolah tidak
hanya sekedar mempersiapkan anak untuk selesai sekolah,tetapi juga untuk dapat
hidup,bekerja dan berusaha.

3.Sistem Nilai

Dalam kehidupan masyarakat terdapat sistem nilai,baik nilai


moral,keagamaan,sosial budaya maupun nilai politik sekolah sebagai lembaga
masyarakat juga bertnggung jawab daalam pemeliharaan dan pewarisan nilai-nilai
positif yang tumbuh pada masyarakat.Masyarakat umumnya Heterogen.Mereka
terdiri dari berbagai kelompok etnis ,kelompok vokasional,kelompok
entelek,kelompok sosial,dan kelompok spritual-keagamaan,yang masing-masing
kelompok itu memiliki nilai yang khas dan tidak sama.

Dalam mengakomodasi berbagai nilai yang tumbuh dimasyarakat dalam


kurikulum sekolah

1.Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada dalam masyarakat

2.Berpegang pada prinsip demokrasi,etis dan moral

3.Berusaha mejadikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru

4.Mengahargai nilai-nilai kelompok lain.

5.Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kurikulum memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan


pendidikan. Keberadaan kurikulum merupakan salah satu bentuk nyata dalam
mengusahakan terwujudnya tujuan pendidikan nasional. Dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan, kurikulum tidaklah bersifat statis. Kurikulum dapat diubah
maupun dimodifikasi secara dinamis mengikuti arah perkembangan zaman
dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur masyarakat. Proses mengubah dan
memodifikasi ini dinamakan proses pengembangan. Pengembangan kurikulum
bukanlah proses instan tanpa adanya kajian yang matang terhadapnya. Setidaknya
sumber rujukan dalam mengembangkan kurikulum harus berdasar pada data
empiris dan eksperimen, serta cerita dan pengetahuan umum yang berkembang di
masyarakat. Selain itu, pijakan dalam menegembangkan kurikulum juga perlu
memperhatikan prinsip-prinsip dasar, seperti; prinsip relevansi, fleksibilitas,
kontinuitas, efisiensi, efektivitas, dan komponen pendidikan lainnya agar tujuan
pengembangan kurikulum dapat terarah dengan baik.

3.2 Saran

Semoga dengan adanya makalah ini,diharapkan kepada pembaca supaya


memeberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini
kedepannya.Dengan adanya makalah ini,sehingga dapat menambah pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Nababan, Andrianus.2021.Pengembangan Kurikulum PAK Berbasis


Sekolah.Tarutung.Tarutung.Institut Agama Kristen Negeri Tarutung.

Arifin, Zainal.2015.Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung.


Remaja Rosdakarya.

Dakir.2004.Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai