Anda di halaman 1dari 99

---BHAKTI UNTUK NEGERI---

PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
”Membangun PNS Profesional yang Memiliki Karakter sebagai Peyanan Masyarakat”

TIM PENGAMPU AGENDA


ANALISIS ISU KONTEMPORER - AGENDA SPBN 1
Melati kuntum tumbuh melata,
Sayang merbah di pohon cemara;
Salam hangat mulanya kata,
Kami sembah pembuka bicara.

Mencari timba si anak dara,


Di bawah sarang burung tempua;
Salam sembah pembuka Hati,
Selamat datang para peserta.
RIWAYAT HIDUP SINGKAT :

EKO SIWI IRIYANI


ALUMNI FAK.HUKUM UNDIP TAHUN 1986
MASUK KEJAKSAAN TAHUN 1988
PENDIDIKAN JAKSA TAHUN 1991 ANGKATAN II
RIWAYAT JABATAN :
KASUBSI PPH KEJARI JAKARTA TIMUR, SATGAS TERORIS DAN KEJAHATAN LINTAS NEGARA, KABAG TU PADA
JAM PIDUM, KAJARI WONOSARI (GUNUNG KIDUL), KAJARI DUMAI, KABAG ORTALA BIROCANA, JAKSA
FUNGSIONAL BADIKLAT
KELUARGA :
SUAMI PURNAWIRAWAN TNI AD, ANAK 3, CUCU 1
RUMAH KOMPLEK KOBANGDIKLAT NO .20 CIJANTUNG 3 KEL. BARU KEC.PASAR REBO JAKARTA TIMUR
DAERAH ASAL SEMARANG JAWA TENGAH
NO.KONTAK : 081314876630
Email : ekosiwiriyani@gmail,com

3
2

Memerlukan
Perubahan
Perilaku (Behavior
Change)

Bersifat
“Stroke of The Pen”
Kurikulum
LATSAR CPNS
Kurikulum Pembentukan Karakter PNS
Perubahan
1. Pelatihan AGENDA
1. Sikap Perilaku Bela Negara • PENGUATAN BELA NEGARA
Klasikal
2. Nilai-Nilai Dasar PNS • Re Branding NILAI NILAI
2. Blended 3. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI DASAR (BerAKHLAK)
Learning 4. Habituasi • Penguatan LITERASI
DIGITAL
3. Distance Learning Kurikulum Penguatan Bidang Tugas
dalam Keadaan Darurat AGENDA
atau Keadaan Tertentu 1. Kompetensi Teknis
Umum/Administrasi
2. Kompetensi Teknis Substansi

Perubahan Pelatihan Dasar untuk Membangun Patriotisme PNS Sebagai Perekat Bangsa
Dan Generasi Emas untuk Visi Indonesia 2045
Pentingnya Satu Core Values ASN

1. Mensarikan dan menyederhanakan nilai-nilai dasar ASN sesuai dengan UU nomor


5 tahun 2014 dalam satu kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami dan
diterapkan oleh seluruh ASN Top Down
2. Menggabungkan semua nilai-nilai yang telah disusun oleh instansi pemerintah
dalam satu rumusan baku yang dapat berlaku secara umum (banyak kesamaan nilai
instansi pemerintah yang bisa disimpulkan menjadi satu core values) Bottom-
up
3. Core values akan memberikan penguatan budaya kerja yang mendorong
pembentukan karakter ASN yang professional
4. Memudahkan proses adaptasi bagi ASN ketika yang bersangkutan berpindah ke
instansi pemerintah lain (talent mobility)
5. Menjadi unsur untuk memperkuat peran ASN sebagai perekat dan pemersatu
bangsa
6. Budaya kerja yang kuat akan mendorong kinerja organisasi dalam
jangka panjang
PENYEMPURNAAN KURIKULUM
PEMBENTUKAN KARAKTER PNS
PENYESUAIAN MATA PELATIHAN

No Agenda Mata Pelatihan Sekarang Perubahan


1 Sikap Perilaku 1. Wasbang dan Nillai BN
Bela Negara 2. Analisis Isu Kontemp. Penyesuaian materi
3. Kesiapsiagaan BN Analisis Pragmatis
keterkaitan Mata Pelatihan
Agenda II dan Agenda III
dengan Core Value ASN
2 Nilai-Nilai Dasar PNS 1. Akuntabilitas 1. Berorientasi Pelayanan
2. Nasionalisme 2. Akuntabel
3. Etika Publik 3. Kompeten
4. Komitmen Mutu 4. Harmonis
5. Anti Korupsi 5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif (WOG)

3 Kedudukan dan 1. Manajemen ASN 1. Manajemen ASN


Peran PNS Menuju 2. Pelayanan Publik 2. Smart ASN
Smart ASN 3. Whole of Government

4 Habituasi Aktualisasi Penyesuaian materi-


PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN
LATSAR
• Status legal Perubahan atas KEBIJAKAN SEBELUMNYA
• Perubahan Rumusan Kompetesi ke 3: mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS
untuk mendukung terwujudnya smart governance sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan
• Perubahan nama agenda III : agenda kedudukan dan peran PNS untuk mendukung
terwujudnya smart governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Jumlah Total JP untuk Klasikal, BL, atau DL tidak ada perubahan
• Penyebutan Jumlah JP secara Total di PerLAN, Rincian JP diatur di KepLAN
• Ada penambahan JP SynC untuk pembelajaran Agenda pada DL (3 menjadi 5)
• Mengubah nama mata pelatihan pada agenda II dan III
• Penyesuaian Deskripsi singkat mata pelatihan pada agenda II dan III yang baru
• Pengaturan Ulang sebaran JP mata pelatihan pada agenda II dan III
• Kurikulum dan Jumlah JP DL (full daring) mengikuti yang BL (Berbayar ketemu SinC)
• Penambahan penjelasan ttg waktu Rapat Evaluasi Akhir
• Penambahan ketentuan rapat evaluasi akhir ulang dan nilai maksimal pasca hasil
remedial
• Menyeleraskan sebutan Kualifikasi
26 Agustus 2021

CORE VALUE
ASN
Berorientasi Pelayanan
Akuntabel
Core Value
ASN Kompeten
Ber AKHLAK Harmonis
Loyal
Adaptif
Kolaboratif

Employee Value Proposition (Employer Branding ASN) :


“Bangga Melayani Bangsa”
Dasar Pelaksanaan Tugas ASN Kejaksaan :
• Dasar Hukum Pelaksanaan Tugas Aparat Kejaksaan UU
No. 11 tahun 2021 sebagai perubahan dari UU No. 16
tahun 2004 tentang Kejaksaan
• Peraturan Kejaksaan No. 1 tahun 2022 sebagai
Perubahan Ketiga atas Peraturan Jaksa Agung No. 006
tahun 2017 tentang Organisasi Tata Kerja Kejaksaan RI
• Surat Edaran Jaksa Agung No. 3 tahun 2022 tanggal 4
Februari 2022 tentang implementasi nilai-nilai dasar
Core Values ASN “Berakhlak” dan Employer Branding
ASN “Bangga Melayani Bangsa” merupakan
penguatan budaya kerja sebagai strategi transformasi
menuju pemerintahan berkelas dunia
KURIKULUM PELATIHAN DASAR CPNS YG LAMA SEBELUM
ADA PERUBAHAN ASN BERAHKLAK
DWI

“Jangan mudah tergelincir dalam saat-saat seperti ini, segala tipu muslihat dan
provokasi-provokasi yang tampak atau tersembunyi dapat dilalui dengan selamat,
kalau kita waspada dan bertindak sebagai Patriot”. (Panglima Besar Jenderal Besar Soedirman)
TUJUAN PEMBELAJARAN MODUL 2
Menjelaskan konsepsi Mengidentifikasi isu-isu
perubahan lingkungan strategis kontemporer.
strategis.

Menerapkan teknik analisis isu


dengan menggunakan
kemampuan berpikir kritis.
KONSEP PERUBAHAN

15
DE
SLI

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Undang-undang ASN setiap PNS perlu

16
DE
memahami dengan baik fungsi dan tugasnya:
SLI
• Melaksanakan :
• Kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

• Memberikan :
• Pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.

• Memperat :
• Persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Menjadi PNS yang profesional !

17
DE
SLI

• Mengambil Tanggung Jawab : • Menunjukkan Kompetensi :


1 • Tetap disiplin dan akuntabilitas, mengakui dan 4 • Dimanifestasikan dalam bentuk kesadaran diri,
keyakinan diri, dan keterampilan bergaul, mampu
memperbaiki kesalahan yang dibuat, fair dan
berbicara berdasarkan data, menindaklanjuti dan mengendalikan diri, menunjukkan kemampuan
menuntaskan komitmen, serta menghargai bekerja sama, memimpin, dan mengambil
integritas pribadi. keputusan, serta mampu mendengarkan dan
memberi informasi yang diperlukan.
• Menunjukkan Sikap Mental Positif : • Memegang Teguh Kode Etik :
2 • Bersedia menerima tanggung jawab kerja, suka
menolong, menunjukkan respek dan membantu
5 • Menjaga konfidensialitas, tidak pernah berlaku buruk
terhadap masyarakat yang dilayani maupun rekan
kerja, berpakaian sopan sesuai profesi PNS, dan
orang lain sepenuh hati, tidak tamak dan tidak menjunjung tinggi etika-moral PNS.
arogan, serta tidak bersikap diskriminatif atau
melecehkan orang lain. •

• Mengutamakan Keprimaan :
3 • Belajar terus menerus, semangat
memberi kontribusi melebihi harapan,
6
dan selalu berjuang menjadi lebih baik.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Perubahan Lingkungan Strategis

18
DE
SLI

Ditinjau dari pandangan Urie


Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017,
empat level lingkungan strategis
yang dapat mempengaruhi kesiapan
PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing,
yakni: individu, keluarga (family),
Masyarakat pada level lokal dan
regional (Community/Culture),
Nasional (Society), dan Dunia
(Global).

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS

Global
ASTA GATRA :
Society
Demografi
Community/ WASBANG &
Culture Geografi
WASNUS
Family Sumber Kekayaan Alam
Individu
IPOLEKSOSBUDHANKAM
“Berpotensi menimbulkan dampak negatif berupa AGHT dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berupa
ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER.”
MODAL INSANI UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN “LINGSTRA”
(Intelektual; Emosional; Sosial; Ketabahan;Etika;Kesehatan Fisik)
KONSEP PERUBAHAN
1. Menyadari kepastian suatu
perubahan
2. Perubahan yang diharapkan bukan
hanya “berbeda”, namun perubahan
yang memberikan manfaat.
3. Perubahan untuk mempertahankan
keberlangsungan
PERUBAHAN LINGKUNGAN
STRATEGIS
• Menjelaskan level perubahan lingkungan strategis (Individu, Keluarga,
Masyarakat pada level lokal, regional, nasional, global)
• Mengajak untuk mulai membenahi diri sendiri dengan segala kemampuan
dengan mengembangkan berbagai potensi yang telah dimiliki yang
bersumberkan ideologi bangsa
• Mendorong perubahan cara pandang masyarakat membangun budaya yang
lebih baik sekaligus menjamin keberlangsungan hidup.
• mengenal dan memahami serta menanggulangi isu-isu kritikal saat ini,
seperti paham terorisme/radikalisme, bahaya narkoba, cyber crime, money
laundry, korupsi, proxy war, isu kualitas pelayanan masyarakat yang
semuanya akan memberikan pengaruh dalam menjalankan tugas jabatannya
sebagai PNS profesional pelayan masyarakat
MODAL INSANI
1. Modal intelektual; (curiosity, pengetahuan,
wawasan, pemaknaan)
2. Modal emosional; (kecerdasan emosi)
3. Modal sosial; (kesadaran social, kemampuan sosial)
4. Modal ketabahan, (kesanggupan menghadapi
masalah)
5. Modal etika/moral; (kecerdasan moral), dan
6. Modal kesehatan; (kesehatan fisik)
BaGaiMaNa... GuNaKaN...

... PERUBAHAN LINGKUNGAN


STRATEGIS...
MODAL INSANI MENGHADAPI PERUBAHAN
LINGKUNGAN STRATEGIS
• Memberikan penguatan terhadap Konsep Modal Insani (human
capital concept) yang intinya menganggap bahwa manusia
merupakan suatu bentuk modal yang tercermin dalam bentuk
pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan
produktivitas kerja.
• Pentingnya modal manusia sebagai komponen yang sangat penting
di dalam kehidupan berorganisasi, bermasyarakat berbangsa dan
bernegara
• Menjelaskan 6 komponen modal insani, yakni modal: (1)
intelektual; (2) emosional; (3) sosial; (4) ketabahan, (5) moral; dan
(6) kesehatan; yang diharapkan dipahami dan ditunjukan sebagai
pemicu peningkatan kinerja PNS sebagai pelayan masyarakat.
Apa yang HARUS...
Saya lakukan sebagai...
Abdi Masyarakat?
THE DO’S
• Mengabdi kepada Negara dan Rakyat Indonesia melalui
Lembaganya masing-masing dengan tetap berpegang teguh pada
nilai-nilai luhur dan hakekat yang terkandung dalam Pancasila,
Undang-undang Dasar Tahun 1945, dan Tata Nilai Pemerintah
Negara yang sah.
• Memberikan pelayanan public secara profesional,
bersemangat, tulus, dan santun, dengan senantiasa
menunjukkan sikap jujur, arif, dan rendah hati.
• Menunjukkan hasrat untuk maju dengan senantiasa belajar
(sendiri maupun bersama orang lain) untuk mendapatkan
informasi baru, serta meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya.
THE DO’S
• Menunjukkan kesediaan mengembangkan diri maupun
membantu pengembangan diri orang lain guna meraih
kedewasaan dan kearifan, serta memperoleh makna kerja
dan makna hidup.
• Menunjukkan semangat perubahan serta kesediaan untuk
melakukan pembaharuan dan inovasi guna meningkatkan
pelayanan publik di lembaga masing-masing maupun antar-
Lembaga.
• Menunjukkan kesediaan untuk secara aktif melibatkan diri,
bersama POLRI, TNI, dan aparatur lain, dalam upaya
penanggulangan bencana alam yang dialami masyarakat
serta turun tangan langsung sesuai dengan kapasitas dan
kewenangannya;
• Menunjukkan kesediaan untuk secara aktif melibatkan diri
dalam kegiatan bersama di Lembaganya masing-masing
maupun kegiatan Lembaganya bersama masyarakat.
Apa yang HARUS...
Saya...
HINDARI???
THE DON’TS
• Menunjukkan sikap dan perilaku arogan, sok
kuasa, minta dihormati, dan menerima
pemberian yang terkait atau patut diduga terkait
dengan pekerjaan / jabatannya.
• Melakukan hal-hal yang bisa dikategorikan
sebagai korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
• Memberikan gratifikasi serta hadiah /
pelayanan, empati, bahkan memperlambat
pelayanan dan mempersulitnya.
THE DON’TS

• Melakukantindak kekerasan, dan/atau


pelecehan, penghinaan kepada masyarakat
maupun rekan kerjanya.
• Membocorkan rahasia Negara maupun hal
hal yang bersifat konfidensial dari Lembaganya.
• Menunjukkan ketidakpedulian terhadap
keseluruhan unit kerja maupun kegiatan
Lembaganya dan hanya memfokuskan diri pada
.
kerja yang menjadi tanggungjawabnya sendiri
maupun unit kerjanya sendiri
Konsep Analisa
Perubahan
Strategis

Isu-Isu Kritikal
Analisa Perubahan
Lingkungan
Strategis Teknik- Teknik
Analisis Isu Strategis
Konsep Analisa Perubahan Strategis
• Memberikan pemahaman perubahan lingkungan
melalui analisis lingkungan strategis (internal dan
eksternal) yang akan mempengaruhi terhadap
keberlangsungan penyelenggaraan negara.
• Analisis dibutuhkan untuk memberikan pemahaman
yang mendalam dan objektif terhadap satu
persoalan, sehingga dapat dirumuskan alternatif
pemecahan masalah yang lebih baik
• Mengambil keputusan yang tepat atas persoalan
yang dihadapi demi keberlangsungan hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Analisis (Perubahan) Lingkungan Strategis

TRI GATRA PANCA GATRA


•Posisi dan lokasi geografi
• Ideologi
negara,
• Politik
•Keadaan dan kekayaan
• Ekonomi
alam,
•Keadaan dan kemampuan • Sosial Budaya dan
penduduk. • Pertahanan Keamanan.
Sintesis Modul 2 • Korupsi 3 
Agenda SPBN •

Narkoba
Terorisme/Radikalisme
• Money Laundry
2  Kualitas • Proxy War
Cara Positif
Hidup • Mass Communication
Sifat Manusia yang Kehidupan Perubahan • Covid 19 dll
Dampak
Bernafsu & Berakal Dinamis LingStra
4  • Kontemporer
Global Hasil Negatif AGHT Isu Kritikal • Berkembang
Society • Potensial

Community/ Modal Insani :


Culture Dihadapi
Intelektual-Emosional-
Family Sosial-Ketabahan-Etika/
moral-Kesehatan Kemampuan :
Individu Diidentifikasi
ES, PS, AT

Issue Scan :
Model Pentahelix : kolabrasi 5 Dipahami MS, ED, KO, PPO, PL
unsur subjek/stakeholder
Government-Academician-Business- APKL (Kualitas)
Dipilih/Ditapis
Community-Media USG (Prioritas)

Fishbone
Dianalisis
(Sebab-Akibat)

Alternatif
Diselesaikan
By : Dwi Rahmanendra. 2020 Rekomendasi
ISU STRATEGIS (KRITIKAL) KONTEMPORER adalah... ?
merupakan kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan
sorotan publik secara luas dan memerlukan penanganan
sesegera mungkin dari pengambil keputusan.
Modul Latsar
NARKOBA

TERORISME/
KORUPSI RADIKALISME

Isu-Isu Strategis
COVID-19 Kontemporer DLL.???
(AGHT)
MASS MONEY
COMMUNICATION LAUNDRING

PROXY
WAR
KORUPSI

37
DE
SLI

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


SEJARAH KORUPSI

38
DE
SLI

• CHINA
• MESIR
• Han Su karya Pan Ku menceritakan
bahwa pada awal berdirinya dinasti
• INDONESIA
• Di Mesir, Babilonia, Ibrani, India, Yunani dan Han (206 SM) masyarakat

• SHAMASH
Romawi Kuno korupsi adalah masalah serius. menghadapi kesulitan pangan,
Pada zaman kekaisaran Romawi Hammurabi • History of Java karya Rafles (1816)
sehingga menyebabkan setengah dari menyebutkan karakter orang jawa sangat
dari Babilonia yang naik tahta sekitar tahun
1200 SM telah memerintahkan seorang jumlah penduduk meninggal dunia. "nrimo" atau pasrah pada keadaan, namun
Gubernur provinsi untuk menyelidiki perkara memiliki keinginan untuk dihargai orang lain,
penyuapan. tidak terus terang, menyembunyikan
persoalan dan oportunis. Bangsawan Jawa
• Seorang raja Assiria (sekitar tahun gemar menumpuk harta dan memelihara
abdi dalem hanya untuk kepuasan, selalu
200 sebelum Masehi) bahkan bersikap manis untuk menarik simpati raja
tercatat pernah menjatuhkan atau sultan, perilaku tersebut menjadi embrio
lahirnya generasi opurtunis yang pada
pidana kepada seorang hakim akhirnya juga memiliki potensi jiwa yang
yang menerima uang suap. korup.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


39
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
DE
SLI

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi beserta revisinya melalui Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2001. Secara substansi Undang-
undang Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus
operandi tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana formil,
memperluas pengertian pegawai negeri sehingga pelaku
korupsi tidak hanya didefenisikan kepada orang perorang tetapi
juga pada korporasi, dan jenis penjatuhan pidana yang dapat
dilakukan hakim terhadap terdakwa tindak pidana korupsi
adalah Pidana Mati, Pidana Penjara, dan Pidana Tambahan.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


NARKOBA

40
DE
SLI
Menurut Online Etymology Dictionary, perkataan narkotika berasal dari
bahasa Yunani yaitu ”Narke” yang berarti terbius sehingga tidak
merasakan apa-apa. Sebagian orang berpendapat bahwa narkotika
berasal dari kata ”Narcissus” yang berarti jenis tumbuh-tumbuhan
yang mempunyai bunga yang membuat orang tidak sadarkan diri.

Narkotika dan Obat Berbahaya, serta napza (istilah yang biasa


digunakan oleh Kemenkes) yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif (Kemenkes, 2010). Kedua istilah tersebut
dapat menimbulkan kebingungan. Dunia internasional (UNODC)
menyebutnya dengan istilah narkotika yang mengandung arti obat-
obatan jenis narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Sehingga
dengan menggunakan istilah narkotika berarti telah meliputi narkotika,
psikotropika, dan bahan adiktif lainnya.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENGGOLONGAN NARKOTIKA

41
DE
SLI

I II
• GOLONGAN
I
• GOLONGAN
• Golongan III berkhasiat untuk
pengobatan dan pelayanan
• Golongan I yang ditujukan untuk kesehatan serta berpotensi
II
• GOLONGAN
ilmu pengetahuan dan bukan ringan mengakibatkan
untuk pengobatan dan sangat ketergantungan. Contoh kodein.
berpotensi tinggi menyebabkan
ketergantungan. Contoh 1. Opiat:
morfin, heroin, petidin, candu. 2.
Ganja atau kanabis, marijuana, • Golongan II berkhasiat untuk
hashis. 3. Kokain: serbuk kokain, pengobatan dan pelayanan
pasta kokain, daun koka; kesehatan dan berpotensi tinggi
menyebabkan ketergantungan.
Contoh morfin dan petidin;

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA

42
DE
SLI

III
• GOLONGAN
I
• GOLONGAN
IV
• Golongan III berkhasiat pengobatan
dan pelayanan kesehatan serta
• GOLONGAN
• Golongan I hanya digunakan untuk berpotensi sedang mengakibatkan
II
• GOLONGAN
kepentingan ilmu pengetahuan dan ketergantungan. Contoh • Golongan IV berkhasiat pengobatan dan
tidak untuk terapi serta sangat pentobarbital, flunitrazepam; banyak digunakan untuk pelayanan
berpotensi mengakibatkan kesehatan serta berpotensi ringan
ketergantungan. Contoh ekstasi, mengakibatkan ketergantungan. Contoh
LSD; diazepam, bromazepam, fenobarbital,
klonazepam, klordiazepoxide, dan
• Golongan II berkhasiat untuk nitrazepam.
pengobatan dan pelayanan
kesehatan serta berpotensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh amfetamin, shabu,
metilfenidat atau italin;
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
ZAT ADIKTIF

43
DE
SLI

DLL
• TEMBAKAU
• ALKOHOL

• Minuman beralkohol,
IRUP)
mengandung etanol etil
L A NSI A (GAS YANG DIH RUT)
alkohol, yang berpengaruh • INHA (ZAT PELA
DAN SOLVEN
menekan susunan saraf
pusat;
• Senyawa organik, yang terdapat
pada berbagai barang keperluan
rumah tangga, kantor dan sebagai
pelumas mesin, yang sering
disalahginakan seperti lem, thinner,
cat kuku dll;
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
SEJARAH NARKOTIKA

44
DE
SLI
• PERANG CANDU I PADA TAHUN 1839 – 1842 DAN
PERANG CANDU II PADA TAHUN 1856 – 1860
• Inggris dan Perancis (Eropa) melancarkan perang candu ke China, dengan membanjiri candu
(opium). Perang nirmiliter ini ditandai dengan penyelundupan Candu ke China.
Membanjirnya Candu ke China berdampak melemahnya rakyat China yang juga berdampak
pada Kekuatan Militer China.

• PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT 1856

• Narkoba jenis morphin sudah dipakai untuk keperluan perang saudara di Amerika Serikat,
Morphin digunakan militer untuk obat penghilang rasa sakit apabila terdapat serdadu /
tentara yang terluka akibat terkena peluru senjata api.

• INDONESIA ATAU NUSANTARA


• Orang-orang di pulau Jawa ditengarai sudah menggunakan opium. Pada abad ke-17 terjadi perang
antara pedagang Inggris dan VOC untuk memperebutkan pasar Opium di Pulau Jawa. Pada tahun
1677 VOC memenangkan persaingan ini dan berhasil memaksa Raja Mataram, Amangkurat II untuk
menandatangani perjanjian yng sangat menentukan, yaitu: “Raja Mataram memberikan hak
monopoli kepada Kompeni untuk memperdagangkan opium di wilayah kerajaannya”.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENGERTIAN

45
DE
SLI
• TERORISME
• Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau
kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik,
atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.

• (Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang)

S
PN
rC
tsa
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI

La
TERORISME DAN RADIKALISME

46
DE
SLI
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 60/288 tahun 2006 tentang UN Global Counter Terrorism Strategy yang
berisi empat pilar strategi global pemberantasan terorisme, yaitu :

1) pencegahan kondisi kondusif penyebaran terorisme;


2) langkah pencegahan dan memerangi terorisme;
3) peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah dan memberantas terorisme serta penguatan peran sistem
PBB; dan
4) penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakan rule of law sebagai dasar pemberantasan terorisme. Selain
itu, PBB juga telah menyusun High-Level Panel on Threats, Challenges, and Change yang menempatkan terorisme sebagai
salah satu dari enam kejahatan yang penanggulangannya memerlukan paradigma baru.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Empat tipe kelompok teroris yang beroperasi di dunia

47
DE
Audrey Kurth Cronin

SLI

NALIS
• ETNONASIO
E FT WI NG TERRORIST
• L R “SCARED” TERROR
IST
S O
• Etnonasionalis atau teroris separatis, • RELIGIOU
atau ethnonationalist/separatist
• Teroris sayap kiri atau left terrorist, merupakan gerakan
wing terrorist, merupakan TER RORIST separatis yang mengiringi • Teroris keagamaan atau “ketakutan”,
kelompok yang menjalin • RIGHT WING gelombang dekoloniasiasi setelah
perang dunia kedua;
atau religious or “scared” terrorist,
merupakan kelompok teroris yang
hubungan dengan gerakan mengatasnamakan agama atau
komunis; agama menjadi landasan atau
• Teroris sayap kanan atau agenda mereka.
right wing terrorist,
menggambarkan bahwa
mereka terinspirasi dari
fasisme
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
TERORISME DI INDONESIA

48
DE
SLI

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Hubungan Radikalisme dan Terorisme

49
DE
SLI
• Terorisme
• Terorisme sebagai kejahatan luar biasa jika dilihat dari akar perkembangannya sangat
terhubung dengan radikalisme. Untuk memahami Hubungan konseptual antara radikalisme
dan terorisme dengan menyusun kembali definsi istilah-istilah yang terkait.

• Radikalisme
• Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner
dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan (violence) dan aksi-aksi yang
ekstrem. Ciri-ciri sikap dan paham radikal adalah: tidak toleran (tidak mau menghargai pendapat dan
keyakinan orang lain); fanatik (selalu merasa benar sendiri; menganggap orang lain salah); eksklusif
(membedakan diri dari umat umumnya); dan revolusioner (cenderung menggunakan cara kekerasan untuk
mencapai tujuan).

• Radikal Terorisme
• Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal mengatasnamakan ajaran
agama/golongan, dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, dan agama dijadikan senjata
politik untuk menyerang kelompok lain yang berbeda pandangan.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PENCEGAHAN TINDAK PIDANA TERORISME

50
DE
SLI

KESIAPSIAGAAN
KONTRA RADIKALISASI
NASIONAL
DERADIKALISASI

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


51
KESIAPSIAGAAN NASIONAL pemberdayaan masyarakat

DE
SLI
peningkatan kemampuan
aparatur

perlindungan dan
peningkatan sarana
prasarana

pengembangan kajian
Terorisme

pemetaan wilayah rawan


paham radikal Terorisme
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
52
DE
SLI kontra narasi

Kontra radikalisasi kontra propaganda

kontra ideologi

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


53
DE
SLI identifikasi
dan
penilaian

pembinaan wawasan kebangsaan

reintegrasi rehabilitas
sosial Deradikalisasi i melalui pembinaan wawasan keagamaan

kewirausahaan

reedukasi

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


54
DE
SLI

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


MONEY LAUNDRING

55
DE
SLI

“Money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah


aktivitas pencucian uang. Terjemahan tersebut tidak bisa dipahami
secara sederhana (arti perkata) karena akan menimbulkan
perbedaan cara pandang dengan arti yang populer, bukan berarti
uang tersebut dicuci karena kotor seperti sebagaimana layaknya
mencuci pakaian kotor. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih
dahulu sejarah munculnya money laundering dalam perspektif
sebagai salah satu tindak kejahatan.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Sejarah Pencucian Uang

56
DE
SLI

Sejak tahun 1980-an praktik pencucian uang sebagai suatu


tindak kejahatan telah menjadi pusat perhatian dunia barat,
seperti negara-negara maju yang tergabung dalam G-8,
terutama dalam konteks kejahatan peredaran obat-obat
terlarang (narkotika dan psikotropika).

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


57
DE
SLI

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


PROXY WAR

58
DE
SLI

Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini yang dilakukan
oleh negara-negara besar menggunakan aktor negara maupun aktor non negara. Kepentingan
nasional negara negara besar dalam rangka struggle for power dan power of influence
mempengaruhi hubungan internasional. Proxy war memiliki motif dan menggunakan pendekatan
hard power dan soft power dalam mencapai tujuannya.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Proxy War Modern

59
DE
SLI

Menurut pengamat militer dari Universitas


Pertahanan, Yono Reksodiprojo menyebutkan Proxy
War adalah istilah yang merujuk pada konflik di antara
dua negara, di mana negara tersebut tidak serta-
merta terlibat langsung dalam peperangan karena
melibatkan ‘proxy’ atau kaki tangan. Perang Proksi
merupakan bagian dari modus perang asimetrik,
sehingga berbeda jenis dengan perang konvensional.
Perang asimetrik bersifat irregular dan tak dibatasi
oleh besaran kekuatan tempur atau luasan daerah
pertempuran. Perang proxy memanfaatkan
perselisihan eksternal atau pihak ketiga untuk
menyerang kepentingan atau kepemilikan teritorial
lawannya.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Sasaran proxy war

60
DE
SLI

Mematikan kesadaran suatu bangsa dengan cara menghilangkan identitas atau ideologi atau
keyakinan suatu bangsa yang pada gilirannya akan menghilangkan identitas diri. Bangsa tanpa
kesadaran, tanpa identitas, tanpa ideologi sama dengan bangsa yang sudah rubuh sebelum
perang terjadi.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


KEJAHATAN MASS COMMUNICATION (CYBER

61
CRIME, HATE SPEECH, DAN HOAX)

DE
SLI
Wright (1985), beberapa sifat pelaku dalam komunikasi massa :

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Media Massa vs Media Sosial

62
DE
SLI
Media massa pada berbicara atas nama
lembaga tempat dimana mereka
berkomunikasi sehingga pada tingkat
tertentu, kelembagaan tersebut dapat
berfungsi sebagai fasilitas sosial yang dapat
ikut mendorong komunikator dalam
menyampaikan pesan-pesannya.

Sedangkan media sosial, baik pemberi


informasi maupun penerimanya seperti bisa
memiliki media sendiri. Media sosial
merupakan situs di mana setiap orang bisa
membuat web page pribadi, kemudian
terhubung dengan kolega atau publik untuk
berbagi informasi dan berkomunikasi.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Rujukan dalam konteks kejahatan yang

63
terjadi dalam komunikasi massa
DE
SLI

1. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers


2. Undang-undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
3. Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
4. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
5. Undang-undang No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Dampak langsung dan tidak

64
langsung terhadap publik
DE
SLI
• CYBER CRIME
• Cyber crime atau kejahatan saiber merupakan bentuk kejahatan yang terjadi dan beroperasi
di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan internet. Pelakunya
pada umumnya harus menguasai teknik komputer, algoritma, pemrograman dan
sebagainya, sehingga mereka mampu menganalisa sebuah sistem dan mencari celah agar
bisa masuk, merusak atau mencuri data atau aktivitas kejahatan lainnya.

• HATE SPEECH
• Hate speech atau ujaran kebencian dalam bentuk provokasi, hinaan atau hasutan yang disampaikan oleh
individu ataupun kelompok di muka umum atau di ruang publik merupakan salah satu bentuk kejahatan dalam
komunikasi massa. Dengan berkembangnya teknologi informasi, serta kemampuan dan akses pengguna media
yang begitu luas, maka ujaran-ujaran kebencian yang tidak terkontrol sangat mungkin terjadi. Apalagi dengan
karakter anonimitas yang menyebabkan para pengguna merasa bebas untuk menyampaikan ekspresi tanpa
memikirkan efek samping atau dampak langsung terhadap objek atau sasaran ujaran kebencian.

• HOAX
• Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau bohong atau palsu, baik dari segi
sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu domba kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi
pemberitaan yang tidak benar. Pelaku hoax dapat dikategorikan dua jenis, yaitu pelaku aktif dan pasif. Pelaku aktif
melakukan atau menyebarkan berita palsu secara aktif membuat berita palsu dan sengaja menyebarkan informasi
yang salah mengenai suatu hal kepada publik. Sedangkan pelaku pasif adalah individu atau kelompok yang secara
tidak sengaja menyebarkan berita palsu tanpa memahami isi atau terlibat dalam pembuatannya.
INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI
TEKNIK ANALISIS ISU

65
Memahami Isu Kritikal

DE
SLI

Collins Cobuild English Language Dictionary (1987) : (1). “An important


subject that people are discussing or arguing about” (2). “When you talk
about the issue, you are referring to the really important part of the
thing that you are considering or discussing”.

Veverka (1994) : “..topics that deal with resource problems and their
need for solutions that relate to the safety of the visitor at the resource
site or relate to resource protection and management issues that the
public needs to be aware of”

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


Isu kritikal secara umum terbagi ke

66
dalam tiga kelompok
DE
SLI
• CURRENT ISSUE
• Isu saat ini (current issue) merupakan kelompok isu yang mendapatkan
perhatian dan sorotan publik secara luas dan memerlukan penanganan
sesegera mungkin dari pengambil keputusan.

• EMERGING ISSUE
• Isu berkembang (emerging issue) merupakan isu yang perlahan-
lahan masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik mulai
menyadari adanya isu tersebut.

• ISU POTENSIAL
• Kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari beberapa
instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb) yang mengidentifikasi adanya
kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan.

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


“Issue scan”

67
DE
SLI

• Media scanning • Public and private organizations


1 • Penelusuran sumber-sumber informasi isu dari media
seperti surat kabar, majalah, publikasi, jurnal
profesional dan media lainnya yang dapat diakses
4 • Komisi independen, masjid atau gereja, institusi bisnis
dan sebagainya yang terkait dengan isu-isu tertentu
publik secara luas.

• Existing data • Public at large


2 • Menelusuri survei, polling atau dokumen resmi dari
lembaga resmi terkait dengan isu yang sedang
5 • Masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan
secara langsung atau tidak langsung terdampak dengan
dianalisis. keberadaan isu tersebut.

• Knowledgeable others
3 • Profesional, pejabat pemerintah, trendsetter, pemimpin
opini dan sebagainya.
6

INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI


1. Pra Analisis 2. Memilah/Menapis Isu

Tahapan Penyelesaian Isu

4. Alternatif Penyelesaian 3. Mendalami/Analisis Isu


By : Dwi Rahmanendra, 2019
1
PRA ANALISIS
(Identifikasi dan Deskripsi Isu)

By : Dwi Rahmanendra, 2019


Identifikasi Isu

Kepekaan dan kepedulian seseorang terhadap tuntutan


dan/atau kondisi lingkungan.

Kemampuan
Enviromental Scanning Berpikir
Kritis

Mengkaji gap/kesenjangan antara kondisi yang seharusnya


dengan yg nyata terjadi (Masalah).
Deskripsikan Isu Sebelum Dianalisis Lebih Lanjut
Lingkup Isu :
 Masyarakat
 Instansi/Tempat Kerja
 Nasional (Bangsa/Negara)
Deskripsi Isu :
 Kondisi “Masalah/Isu” saat ini (Data dan Fakta).
 Dampak jika “Masalah/Isu” tidak diselesaikan (Hubungan Kausalitas).
 Parapihak yang terlibat.
Rumusan Isu :
Pernyataan negatif mengenai suatu isu yang ditulis secara singkat dan jelas dengan
memuat fokus, lokus dan waktu terjadinya isu tersebut.

Contoh Rumusan Isu :


“Masih maraknya praktik “pungli” yang dilakukan oleh Polisi Kehutanan terhadap
Moda Angkutan Kayu di Kantor “X” selama tahun 2020”.
2
Menapis Isu
(Teknik APKL/USG/DLL.)

By : Dwi Rahmanendra, 2019


1. Teknik APKL (Menilai Kualitas Isu)
1. Aktual (A)
Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
2. Problematik (P)
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya.

3. Kekhalayakan (K)
Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
4. Kelayakan (L)
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
MATRIK PENILAIAN KUALITAS ISU DENGAN ANALISIS
APKL
ISU A P K L JUMLAH PRIORITAS
A 5 3 4 4 16 III
B 5 4 3 3 15 IV
C 5 5 4 3 17 II
D 5 5 5 4 19 I
E 5 3 2 3 13 V

SETIAP KRITERIA DIBERI SKOR NILAI 1-5


DIMANA ANGKA 5 ► SANGAT !
Berdasarkan Analisis Penilaian Kualitas Isu dengan Kriteria APKL,
maka isu yang dipilih adalah isu “D”.
2. Teknik USG (Menentukan Prioritas)
URGENCY
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

SERIOUSNESS
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.

GROWTH
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaiamana mestinya.
KESALAHAN UMUM DALAM PENGGUNAANTEKNIK TAPISAN ISU
1) Sudah ada kecenderungan pilihan sebelum menggunakan
Teknik Tapisan Isu. ------- (FORMALITAS)
2) Kriteria Penilaian untuk tiap-tiap Indikator tidak jelas.
Contoh Kriteria Penilaian untuk Indikator AKTUAL
Nilai Kriteria Makna Kriteria
5 Sangat Aktual Benar-benar terjadi dengan fakta dan data yang lengkap
serta sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
4 Aktual Benar-benar terjadi dengan fakta dan data yang kurang
lengkap serta sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
3 Cukup Aktual Belum tentu terjadi namun sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2 Kurang Aktual Belum tentu terjadi dan tidak sedang hangat dibicarakan
dalam masyarakat.
1 Tidak Aktual Tidak terjadi dan tidak dibicarakan dalam masyarakat.
3
Mendalami/Menganalisis Isu
(SWOT/FISHBONE/MIND MAPPING, DLL.)

By : Dwi Rahmanendra, 2019


FISHBONE DIAGRAM
Alat analisis untuk menemukan hub. SEBAB-AKIBAT

Diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli


pengendalian kualitas dari Jepang.

Efektif dengan sesi BRAINSTORMING


• Isu saat ini (current issue)
• Isu berkembang (emerging
Analisis Linstra
issue), dan Isu potensial.
Klasifikas
•i
Isu-Isu Kritikal

Proxi War Narkoba Isu


Korupsi Hate Speach PNS/ASN
Hoax
Money Loundri n Bullying Covid 19
Saracen g
Gratifikasi Radikalisme
Cyber Crime Kriminal
Terorisme dll

Pengertian Jenis Gejala Pola Kasus Di Indonesi a pak/Kerugian


D
am
Kemampuan Memahami Isu
• Enviromental Scanning yaitu sikap peduli terhadap isu/masalah
dalam organisasi dan sekaligus bentuk kemampuan memetakan
hubungan kausalitas yang terjadi.
• Problem Solving yaitu kemampuan peserta mengembangkan dan
memilih alternatif pemecahan isu/masalah, dan kemampuan
memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing dalam
penyelesaian isu/masalah.
• Analysis bentuk kemampuan peserta berpikir konseptual yaitu
kemampuan mengkaitkan dengan substansi Mata Pelatihan dan
bentuk kemampuan mengidentifikasi implikasi / dampak / manfaat
dari sebuah pemecahan isu dn keterkaitannya dengan mata
pelatihan yang relevan dalam menetapkan pilihan kegiatan/
tahapan kegiatan untuk memecahkan isu.
Issue Scan
• Media scanning, yaitu penelusuran sumber-sumber
informasi isu dari media seperti surat kabar, majalah,
publikasi, jurnal profesional dan media lainnya yang dapat
diakses publik secara luas.
• Existing data, yaitu dengan menelusuri survei, polling atau
dokumen resmi dari lembaga resmi terkait dengan isu yang
sedang dianalisis.
• Knowledgeable others, seperti profesional, pejabat
pemerintah, trendsetter, pemimpin opini dan sebagainya
• Public and private organizations, seperti komisi
independen, masjid atau gereja, institusi bisnis dan
sebagainya yang terkait dengan isu-isu tertentu
• Public at large, yaitu masyarakat luas yang menyadari akan
satu isu dan secara langsung atau tidak langsung terdampak
dengan keberadaan isu tersebut.
Teknik-Teknik Analisis Isu Strategis

Menjelaskan alat bantu penetapan kriteria


kualitas isu:
Teknik tapisan isu-isu (Aktual, Problematik,
kekhalayakan, Layak /APKL, Urgency
Seriousness Growth/USG)
Teknik analisis isu (system berpikir mind
mapping, fishbone, SWOT, tabel frekuensi, analisis
kesenjangan)
Pilih teknik analisis isu yang sesuai dan mudah
diterapkan
CONTOH PENGGUNAAN ALAT
BANTU ANALISIS ISU
PENILAIAN KUALITAS ISU

CONTOH
Kriteria isu :
1.Aktual : Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2.Kekhalayakan : Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
3.Problematik
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan
segera solusinya.
4.Kelayakan
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
PENILAIAN KUALITAS ISSU
CONTOH

Teknik analisis yang digunakan :


URGENCY
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
SERIOUSNESS
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan.
GROWTH
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaiamana mestinya.

Setiap isu dinilai dengan memberikan skor antara 1-5.


1 = sangat tidak urgent
5 = sangat urgent.
Fishbone, langkah 1
• Menyepakati pernyataan masalah
– Grup menyepakati sebuah pernyataan masalah
(problem statement) yang diinterpretasikan sebagai
“effect”, atau secara visual dalam fishbone diagram
digambarkan seperti “kepala ikan”.
– Tuliskan masalah tersebut pada whiteboard atau
flipchart di sebelah paling kanan, misal: “Bahaya
Radikalisasi”.
– Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan
pernyataan masalah tersebut dan buat panah
Langkah 1 : Menyepakati pernyataan masalah (Problem Statement)
Fishbone, langkah 2
• Mengidentifikasi kategori-kategori
– Dari garis horisontal utama berwarna merah, buat garis diagonal
yang menjadi “cabang”. Setiap cabang mewakili “sebab utama”
dari masalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan sebagai
“penyebab”, atau secara visual dalam fishbone seperti “tulang
ikan”.
– Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian
rupa sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini
antara lain:
• Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur,
yaitu machine (mesin atau teknologi), method (metode atau
proses), material (termasuk raw material, konsumsi, dan
informasi), man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) /
mind Power (pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan
sebagainya),measurement (pengukuran atau inspeksi), dan
milieu / Mother Nature (lingkungan).
• Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa, yaitu
product (produk/jasa), price (harga), place (tempat),
promotion (promosi atau hiburan),people (orang), process
(proses), physical evidence (bukti fisik), dan productivity &
quality (produktivitas dan kualitas).
• Kategori 5S yang biasa digunakan dalam industri jasa, yaitu
surroundings (lingkungan), suppliers (pemasok), systems
(sistem), skills (keterampilan), dan safety (keselamatan).
Langkah 2 : Mengidentifikasi kategori-kategori.
Kategori 6M - Industri Manufaktur :
Machine, Method, Material, Man and
Mind Power, Measurement dan Mother
Nature

Kategori 8P - Industri Jasa :


Product, Price, Place, Promotion, People,
Process, Physical Evidence dan
Productivity & Quality.

Kategori 5S - Industri Jasa :


Surroundings , Suppliers, Systems, Skills,
dan Safety.
Langkah 3 : Menemukan sebab-sebab potensial.
Langkah 4 : Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin.

Sebab-sebab yang muncul


pada lebih dari 1
kategori --- Sebab Pokok
4
Rekomendasi Alternatif
Penyelesaian Isu

By : Dwi Rahmanendra, 2019


TABEL REKOMENDASI ALTERNATIF PENYELESAIAN ISU
ISU : Bahaya Radikalisasi
PENYEBAB : Insentif tidak cukup
ALTERNATIF TAHAPAN SETIAP HASIL YANG
NO. PARA PIHAK
PENYELESAIAN ALTERNATIF DIHARAPKAN
1 a.
b.
c.
2 a.
b.
c.
ALUR PIKIR PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN AKTUALISASI LATSAR CPNS
Environmental Scanning Teknik Teknik Tapisan Pernyataan Teknik Teknik Konsultasikan dgn
Isu: FB/MP/SWOT/DLL*
(Sikap Peduli & Kritis)* Issue Scan* negatif, singkat, Problem Solving* Mentor
APKL/USG/DLL*
jelas, ada fokus,
Role Models
Pengertian lokus, waktu.
Isu : Wujudkan
Identifikasi Deskripsikan Tetapkan Buatlah Temukan Carilah
 Hangat Gagasan dlm
Isu (3) Isu (3) Core Isu (1) Rumusan Isu Penyebab Isu Gagasan Kreatif
dibicarakan Kegiatan (Min. 4)
 Kesenjangan
MP. Agenda III
(Masalah)
Refleksikan kondisi di  Data/Fakta Konsultasikan Uraikan langkah-langkah sistematis, rinci dan Rumuskan
Instansi dgn MP Core  Dampak dgn Mentor terukur untuk melakukan suatu Kegiatan. Tahapan Kegiatan
Value ASN Berakhlak  Agenda III

Produk yang dihasilkan dari setiap Kegiatan atau Rumuskan


Sumber Isu : Lingkup Isu : Tahapan Kegiatan, yg sekaligus sbgi bukti belajar. Output/Hasil
 Individu  Tusi Jabatan
 Unit Kerja  Tusi Unit Kerja
 Organisasi  Tusi Organisasi Uraikan bagaimana penerapan/aktualisasi MP. Keterkaitan
Core Value ASN Berahklak dlm pelaksanaan Substansi MP
Kegiatan tsb.

Uraikan kontribusi hasil kegiatan terhadap Kontribusi Visi/


pencapaian Visi/Misi/Tusi/Tujuan Organisasi. Misi/Tusi/Tujuan

Uraikan kontribusi hasil kegiatan terhadap Penguatan Nilai


CATATAN : )* MP. Analisis Isu Kontemporer, Agenda SPBN
By : Dwi Rahmanendra. 2019
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi. Organisasi
By : Dwi Rahmanendra. 2021
“Kita sebagai PNS harus memiliki
kepekaan dan kepedulian serta bersedia
memberikan kontribusi nyata dengan
mengembangkan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif (inovatif) dalam
menghadapi berbagai Isu Kontemporer
yang berpotensi menimbulkan AGHT
terhadap keutuhan dan kedaulatan NKRI
sebagai wujud dari upaya Bela Negara”.
NARKOBA

TERORISME/
KORUPSI RADIKALISME

Isu-Isu Strategis
COVID-19 Kontemporer DLL.???
(AGHT)
SIAP-SIAGA
MASS MONEY
COMMUNICATION LAUNDRING

PROXY
WAR
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai