Anda di halaman 1dari 76

MODUL IMPLEMENTASI CORE VALUES

DAN EMPLOYER BRANDING


APARATUR SIPIL NEGARA
DI KEMENTERIAN PUPR
BAB 1
PENDAHULUAN
DESKRIPSI SINGKAT

Modul Nilai-Nilai Dasar BerAKHLAK


• Sebagai acuan penyampaian pemahaman.
• BerAKHLAK mencakup berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten,
harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif.
• Pengertian setiap nilai.
• Panduan perilaku setiap nilai.
• Perwujudan perilaku BerAKHLAK
• Keterkaitan BerAKHLAK dengan kode etik dan kode perilaku
pegawai di Kementerian PUPR.
TUJUAN PEMBELAJARAN

HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan core
values ASN dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat.
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah pembelajaran peserta dapat:
1. Memahami pengertian core values BerAKHLAK;
2. Memahami implementasi core values BERAKHLAK di Kementerian
PUPR;
3. Memahami kode etik dan kode perilaku pegawai Kementerian PUPR
MATERI POKOK DALAM MODUL
Nilai 1: Berorientasi Pelayanan

Nilai 2: Akuntabel

Nilai 3: Kompeten

Nilai 4: Harmonis

Nilai 5: Loyal

Nilai 6: Adaptif

Nilai 7: Kolaboratif

Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai Kementerian PUPR


BAB 2
CORE VALUES ASN
LATAR BELAKANG

Tantangan VUCA (volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity):


1. Perkembangan teknologi. 3. Pandemi
2. Generasi milenial 4. Perubahan lingkungan global, dll.

UU No. 5 Tahun 2014 - ASN


1. Perlu pengelolaan ASN
2. ASN sebagai profesi, berlandaskan pada prinsip:
 Nilai dasar  Kode etik & kode perilaku

K/L/Pemda membuat 1 set nilai dasarnya masing-masing


3 (TIGA) STRATEGI UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN

Transformasi organisasi

delayering dan mekanisme kerja yang fleksibel dan


kolaboratif.

Transformasi sistem kerja

digitalisasi proses bisnis dan digitalisasi pelayanan publik.

Transformasi SDM

penguatan budaya kerja dan employer branding, dll.


DASAR HUKUM BerAKHLAK

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

2. PP No. 1 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

3. Permen PUPR No. 7 Tahun 2017 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

4. SE Menteri PANRB No. 20 Tahun 2021 tentang Implementasi Core


Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara.

5. SE Menteri PUPR No. 23 Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values


dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara di Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
MAKSUD & TUJUAN PERUMUSAN CORE VALUES

MAKSUD
ASN memiliki kesamaan dalam menjalankan fungsinya, yaitu memegang teguh nilai-nlai
yang sama, orientasi yang sama, melayani masyarakat yang sama, memiliki kesamaan
jiwa melayani masyarakat, memiliki sumber daya yang cukup untuk melayani
masyarakat, serta sama-sama menghadapi permasalahan perubahan yang cepat yang
harus diselesaikan secara kolaboratif.

TUJUAN
ASN menjadi lebih lincah dan inovatif dalam menjalankan birokrasi, agar
birokrasi menjadi dinamis dan cepat mengambil keputusan dalam
pemberian pelayanan publik.
Menunjukkan
semangat &
komitmen
FUNGSI CORE VALUES

Mengarahkan &
Menjadi panduan
memberikan
perilaku pegawai
aspirasi

BerAKHLAK
ILUSTRASI PENERAPAN BerAKHLAK

PERJALANAN DINAS
EMPLOYER BRANDING
Tujuan employer branding:

• Memberikan penguatan budaya kerja yang


mendorong pembentukan karakter ASN
yang profesional.

• Memudahkan proses adaptasi ASN ketika


yang bersangkutan berpindah (talent
mobility).

• Memperkuat peran ASN sebagai perekat pemersatu bangsa.

• Budaya kerja yang kuat akan mendorong kinerja organisasi.


NILAI 1
BERORIENTASI PELAYANAN
PENGERTIAN & PANDUAN PERILAKU

Berorientasi Pelayanan diartikan sebagai komitmen untuk memberikan pelayanan prima


demi kepuasan masyarakat

UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik


kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Panduan perilaku Berorientasi Pelayanan:
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; dan
3. Melakukan perbaikan tiada henti
FUNGSI & TUGAS ASN

Fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.

Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:

1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina


Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.

3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik


Indonesia.
4 Alasan fundamental pelaksanaan pelayanan publik:
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi.
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara.
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis
4. Pelayanan publik berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi warga negara.
Tuntunan perilaku pelayan publik (UU No. 25/2009):
1. Adil dan tidak diskriminatif
2. Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut
3. Menjunjung tinggi akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara.
4. Santun dan ramah, dll.
PRINSIP PELAYANAN PUBLIK

1. Partisipatif 2. Transparan 3. Responsif

4. Tidak 5. Mudah dan 6. Efektif dan


diskriminatif murah efisien

7. Aksesibel 8. Akuntabel 9. Berkeadilan


PERWUJUDAN PERILAKU BERORIENTASI PELAYANAN

1. Merancang infrastruktur sesuai dengan standar pelayanan minimal.

2. Mengutamakan kualitas dan efisiensi penggunaan sumber daya.

3. Bekerja optimal untuk memberikan nilai dan manfaat bagi masyarakat.

4. Mengedepankan komunikasi secara persuasif dengan menyelesaikan


permasalahan secara musyawarah.

5. Menerapkan 3S (Senyum Sapa Salam), serta berpakaian rapi dan sopan.

6. Menerima kritikan dan saran terhadap penyelenggaraan kegiatan.

7. Melakukan upaya perbaikan berkelanjutan terhadap kinerja pelayanan.


NILAI 2
AKUNTABEL
PENGERTIAN & PANDUAN PERILAKU
Akuntabel dijelaskan sebagai bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan

Dalam konteks ASN, akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan


segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina,
dan lebih luasnya kepada publik.

Panduan perilaku Akuntabel:


1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi;
2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien; dan
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
5 ASPEK PENERAPAN AKUNTABILITAS

Akuntabilitas memerlukan
konsekuensi

Akuntabilitas
berorientasi
Akuntabilitas
pada hasil Akuntabilitas meningkatkan
membutuhkan kinerja
adanya laporan

Akuntabilitas adalah sebuah


hubungan
5 TINGKAT AKUNTABILITAS
mengacu pada tanggung jawab organisasi
pemerintah kepada stakeholder.

mengacu pada pelaporan kinerja


organisasi

mengacu pada kerjasama kelompok


& pembagian kewenangan

mengacu pada hubungan individu &


lingkungan kerjanya

mengacu pada nilai diri,


merupakan bagian dari solusi
9 Hal yang Harus Diperhatikan Untuk Menciptakan Lingkungan Kerja yang Akuntabel

Integritas Kepemimpinan

Tanggung Jawab Transparansi

Kepercayaan Keadilan

Kejelasan Konsistensi

Keseimbangan
5 ACTION TO IMPROVE ACOUNTABILITY

1 Memimpin dengan
teladan. 2 Memberikan umpan
balik. 4 Melakukan dialog
personal.

3 Saling bertanggung
jawab. 5 Menetapkan target
yang jelas dan
dapat diterima.
PERWUJUDAN PERILAKU AKUNTABEL

1. Menyusun rencana kegiatan dan kebutuhan anggaran yang jelas, spesifik, terukur, dan
dapat dipertanggungjawabkan.
2. Melaporkan harta kekayaan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Menolak segala bentuk pemberian yang berkaitan dengan tugas dan fungsi kecuali
penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
5. Tidak menggunakan waktu bekerja untuk kepentingan pribadi.
6. Taat dan patuh terhadap prosedur dalam setiap menjalankan pekerjaan.
7. Menghindari pemborosan penggunaan sumber daya.
8. Cermat dalam bekerja
VIDEO KETELADANAN
NILAI 3
KOMPETEN
PENGERTIAN DAN PANDUAN PERILAKU

Kompeten diartikan sebagai terus belajar dan mengembangkan kapabilitas

Dalam konteks ASN, kompetensi adalah perpaduan 3 aspek penting yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
jabatan.
Panduan Perilaku Kompeten:
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah.
2. Membantu orang lain belajar.
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
PENGERTIAN KOMPETENSI

ilmu yang dapat dimanfaatkan KNOWLED


hard skill (seperti
untuk menyelesaikan pekerjaan GE
menjalankan
program komputer
perilaku sebagai dan mengelas besi
kunci dari jembatan), serta
penerapan soft skill (memimpin
pengetahuan anak buah,
dan negosiasi,
ATTITUDE SKILL
keterampilan mengatur waktu,
yang dimiliki dan menganalisa
keadaan)
JENIS KOMPETENSI ASN

pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan,


keterampilan, dan keterampilan, dan keterampilan, dan
sikap/perilaku sikap/perilaku untuk sikap/perilaku terkait
terkait bidang teknis memimpin dan/atau dengan pengalaman
jabatan mengelola unit berinteraksi dengan
organisasi masyarakat majemuk

TEKNIS MANAJERIAL SOSIO KULTURAL


PARADIGMA BELAJAR UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI

LEARN UNLEARN RELEARN


menyesuaikan/
membuka diri dalam
sejak dini dituntut meninggalkan
persepektif baru,
untuk terus pengetahuan dan
keahlian lama, serta dengan mengakuisi
belajar sepanjang pengetahuan dan
menggantinya dengan
hayat keahlian baru
pengetahuan dan
keahlian yang baru
ASN berpotensi menjadi terbelakang secara pengetahuan dan keahlian, jika tidak belajar setiap waktu seiring
dengan perubahan yang terjadi. Penyesuaian paradigma ASN harus selalu belajar meliputi learn, unlearn, dan
relearn.
KEBIJAKAN & CARA PENGEMBANGAN KOMPETENSI

Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN:


1. Pengembangan kompetensi teknis dan fungsional dilakukan melalui pelatihan.
2. Pengembangan kompetensi fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi yang sesuai dengan setiap jenis dan jenjang JF.
3. PNS diberi kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya paling sedikit 20
(dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun.

Cara Peningkatan Kompetensi:


1. Pelatihan klasikal atau tatap muka.
2. Pelatihan non-klasikal (e-learning, coaching, mentoring, job enrichment, job
enlargement).
CARA ASN MENGEMBANGKAN KOMPETENSI DIRI

Belajar bahwa
1 setiap keadaan
adalah sebuah • Gunakan waktu
kesempatan 2
secara bijak

Bergabung dengan
3 sebuah kelompok
atau grup
• Tunjuk seorang
4
mentor
• Manfaatkan
5
teknologi
PERWUJUDAN PERILAKU KOMPETEN

1. Berkontribusi secara aktif dalam setiap pekerjaan.


2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kompetensi dan kapabilitasnya.
3. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan kompetensi.
4. Melakukan coaching, mentoring, dan konseling kepada tim kerja.
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
6. Mau belajar dalam setiap tuntutan perubahan.
7. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
8. Membagikan ilmu sesuai dengan kemampuan.
9. Bekerja dengan value dan menjunjung jati diri insan PUPR, dll.
NILAI 4
HARMONIS
PENGERTIAN DAN PANDUAN PERILAKU

Harmonis maksudnya adalah saling peduli dan menghargai perbedaan

ASN bekerja dalam lingkungan yang berbeda dari sisi suku, budaya, agama dan lain-
lain. Namun perbedaan ini harus dikelola dengan mengingatkan dan menanamkan
kesadaran akan peran ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

Panduan Perilaku Harmonis:


1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2. Suka menolong orang lain; dan
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif .
MENGAPA KONDISI HARMONIS DIPERLUKAN?

1. Indonesia memiliki keanekaragaman suku, agama, dan bahasa yang besar.


2. Dampak keanekaragaman berupa perbedaaan dalam menjalani aspek kehidupan yang
mencakup kesenian dan budaya, religi, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem
ekonomi, dan sistem teknologi.
3. Perbedaan karena keanekaragaman bisa menjadi berkah sekaligus tantangan
tersendiri.
POTENSI TANTANGAN AKIBAT KEANEKARAGAMAN

1. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat.


2. Menguatnya etnosentrisme dalam masyarakat.
3. Stereotip terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak baik.
4. Pemberian sanksi pelanggaran norma/aturan yang tidak tegas & pilih
kasih.
ACUAN MEMBANGUN TEMPAT KERJA YANG NYAMAN DAN KONDUSIF

1. Membuat tempat kerja yang berenergi.


• Separuh hidup di kantor.
• bekerja dengan senang dan nyaman.
• Tata ruang kantor yang terbuka.
2. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi.
• 20 JP per tahun.
• Keterlibatan untuk ”mengurus” kegiatan.
3. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi.
• Penghasilan, take home pay
• Kekeluargaan
• Food sharing
PERAN ASN DALAM MENCIPTAKAN KONDISI DAN BUDAYA HARMONIS
ASN bersikap netral dan adil
ASN menjadi figur teladan di tidak memihak pada satu kelompok,
tempat kerjanya dan tidak berlaku diskriminatif, serta obyektif,
ditengah masyarakat. jujur dan transparan
Menjadi teladan dan bagian
ASN mengayomi kepentingan
solusi atas berbagai masalah
kelompok minoritas.
yang muncul
ASN Peraturan yang tidak
mendiskriminasi suatu
kelompok tertentu
ASN siap dan suka
ASN memiliki sikap toleran.
menolong orang lain.
Toleransi atas perbedaan yang
Menolong pengguna layanan,
terjadi, selama nilai kebaikan
dan menolong sesama ASN
tetap dijunjung tinggi
PERWUJUDAN PERILAKU HARMONIS
1. Menghindari benturan kepentingan dalam proses pengadaan barang dan jasa.
2. Melakukan dan menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
3. Menghindari konflik dengan masyarakat dalam proses pengadaan lahan.
4. Mendorong kesetaraan kesempatan dalam pekerjaan.
5. Mendorong pembagian kerja yang proporsional antar pegawai.
6. Mengutamakan prinsip tenggang rasa dan responsif dalam pelaksanaan pekerjaan.
7. Bersikap sama terhadap sesama pegawai, dalam menjalankan profesi pekerjaan.
8. Memiliki sikap toleransi terhadap perbedaan suku, agama, ras,dan antar golongan.
9. Menghindari pertentangan kepentingan individu.
NILAI 5
LOYAL
PENGERTIAN DAN PANDUAN PERILAKU

Loyal adalah berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.

Bagi seorang ASN, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, terutama
terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada NKRI.

Panduan Perilaku Loyal:


1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan,
instansi, dan negara.
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
MENCIPTAKAN DAN MEMBANGUN LOYALITAS ASN

Membangun rasa kecintaaan dan memiliki


Meningkatkan sikap nasionalisme
07 01  mengenalkan & menumbuhkan
 pelaksanaan kegiatan kebanggaan

Meningkatkan kesejahteraan
 kesejahteraan tercukupi
Memantapkan wawasan maka gairah dan motivasi
kebangsaan  menjaga dan 02
meningkatkan kecintaan kepada 06 kerja akan meningkat,
sehingga produktivitas pun
negara guna membangun sikap
loyal melalui cara-cara yang meningkat pula
kekinian dan tidak monoton
Memenuhi kebutuhan rohani
 memberikan hak pegawai
05 03 atas hal yang tidak bersifat
materi
Melakukan evaluasi secara berkala  pegawai
akan merasa bahwa hasil kerjanya diperhatikan 04 Memberikan kesempatan peningkatan karir 
oleh organisasi  mengetahui kekuranganya, penempatan atau pemindahan yang tepat, untuk
sehingga memberikan motivasi untuk memberi semangat baru karena pekerjaan yang
melakukan perbaikan dan pengembangan tidak monoton
kinerjanya
KARAKTERISTIK ASN LOYAL

Tanggung jawab pada Menjadi teladan bagi


Taat pada organisasi pegawai lain
peraturan Rasa memiliki yang tinggi

Bekerja dengan Keberanian


integritas Kemauan untuk mengutarakan pendapat
bekerja sama
PERWUJUDAN PERILAKU LOYAL

1. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
2. Melindungi kepentingan masyarakat dan negara.
3. Menjaga etika dan norma.
4. Menerapkan sikap bersemangat tinggi dan penuh pengabdian dalam melakukan kegiatan.
5. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
7. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya
untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang
lain.
8. Mengutamakan pemanfaatan produk dalam negeri.
Jadi Tersangka KPK, Anak Buah Walkot : Ini Bentuk Kesetiaan
oleh: Faiq Hidayat – detikNews

Kepala Bagian Unit Layanan Pengadaan Pemkot, Tuan E mengaku hanya membantu Wali Kota nonaktif
Tuan R dalam pengadaan proyek. Apalagi dalam kepegawaian ada indikator terkait loyalitas. "Yang penting
ini, bagi orang seperti saya entah nanti Kementerian A atau bagian yang mengurusi masalah kepegawaian,
mungkin perlu ada definisi atau redefinisi atau mungkin pemberian batasan-batasan yang jelas tentang
makna kesetiaan atau loyalitas, yang jadi salah satu indikator bagi pegawai untuk dinilai tentang kesetiaan
dan loyalitasnya itu," ujar Tuan E usai diperiksa penyidik KPK di Gedung KPK, Jakarta. "Soalnya kalau tidak
ada definisi yang jelas nanti ya, banyak yang seperti saya gitu," tambah Tuan E yang menyandang status
tersangka kasus suap proyek yang dilakukan Wali Kota nonaktif. Tuan E mengaku melakukan hal tersebut
sebagai bentuk kesetiaan terhadap pimpinannya, sehingga dia meminta perlu ada definisi yang jelas soal
makna kesetiaan atau loyalitas sebagai indikator penilaian pegawai.

Jelaskan pemahaman loyalitas kepada pimpinan berdasarkan pelaku korupsi di artikel


tersebut, serta pemahaman hal yang sama menurut Anda!
NILAI 6
ADAPTIF
PENGERTIAN DAN PANDUAN PERILAKU

Adaptif diartikan sebagai sikap terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan
serta menghadapi perubahan.

ASN perlu bersikap adaptif dikarenakan adanya perubahan lingkungan strategis yang
kompleks, persaingan atau kompetisi di sektor publik, serta perkembangan teknologi
yang mendorong perubahan birokrasi.

Panduan Perilaku Adaptif:


1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
3. Bertindak proaktif.
VUCA

COMPLEXITY
VOLATILITY
Faktor keputusan

Seberapa baik dapat memprediksi


VUCA merupakan perubahan yang
kunci yan banyak
cepat dan tidak

hasil dari suatu tindakan


karakteristik dari dan saling
dapat diprediksi
tantangan perubahan mempengaruhi
lingkungan strategis.
AMBIGUITY
UNCERTAINTY
Volatility (mudah berubah) Kurangnya
Ketidakpastian
kejelasan tentang
Uncertainty (ketidakpastian) tentang masa kini
kejadian/kondisi
Complexity (kerumitan)
Ambiguity (ketidakjelasan)
- Seberapa banyak situasi yang diketahui +
VUCA vs VUCA PRIME

• Tingkat & kecepatan VISION


perubahan • Mengeksplorasi perubahan
Volatility
• Perubahan lingkungan • Melakukan tindakan
• Tidak terprediksi UNDERSTANDING
Uncertainty • Kejutan potensial • Pemahaman luas
• Outcome tak diketahui • Perspektif berbeda
• Korelasi tugas-tugas CLARITY
Complexity • Efek beragam • Fokus utama
• Para influencer • Fleksibel & kreatif

AGILITY
• Ideal vs aktual
Ambiguity •
• Pengambilan keputusan
misinterpretasi
• inovasi

DRIVERS VUCA PRIME


VUCA vs VUCA PRIME

1. Volatility vs Vision
 Terima dan rangkul perubahan yang tidak dapat diprediksi melalui kepemimpinan dan
visi yang kuat, sehingga dapat menghadapi dan melewati turbulensi dengan baik.
2. Uncertainty vs Understanding
 Visi yang jelas memberikan mindset yang sama. Komunikasi 2 arah secara kontinyu
membantu memberi pemahaman secara berkesinambungan.
3. Complexity vs Clarity
 Dunia sudah kompleks, maka organisasi jangan membuat kompleksitas internal.
Penyederhanaan proses adalah kuncinya.
4. Ambiguity vs Agility
 Dorong fleksibilitas, kemampuan beradaptasi, dan kelincahan. Buat rencana ke
depan, tetapi bersiaplah untuk mengubahnya.
PERAN ASN MEWUJUDKAN ORGANISASI ADAPTIF

Systems Thinking.
ASN harus selalu
Team Learning. berpikir sistemik,
Personal
ASN harus melihat gambaran
Mastery.
Mental Model. bersinergis besar, tidak kaca
ASN harus terus dalam mata kuda.
Shared Vision. ASN memiliki
mengasah melaksanakan
ASN harus terus mental model
pengetahuanny kegiatan untuk
berkomunikasi yang
a hingga ke mewujudkan visi
hingga memiliki mencerminkan
tingkat mahir. organisasi
pemahaman realitas yang
yang sama organisasi ingin
terhadap suatu wujudkan.
visi yang akan
dicapai bersama
6 CIRI PENERAPAN BUDAYA ADAPTIF

1. Organisasi yang memiliki tujuan yang jelas dan tidak ambigu.


2. Pegawai didorong untuk berpikir mandiri dan saling mendukung, berbagi tanggung
jawab untuk kesuksesan masa depan organisasi.
3. Pegawai saling menghormati, menghargai pandangan dan pendapat satu sama lain,
bekerja dalam tim yang saling mendukung.
4. Pegawai bekerja ekstra dengan memberikan ide dan pemikiran, serta menawarkan
sesuatu yang lebih di luar layanan yang disediakan.
5. Pimpinan organisasi memberikan kesempatan untuk pengembangan pribadi, serta
memperlakukan semua orang dengan adil dan penuh pengertian.
6. Organisasi didorong menuju kesuksesan intelektual, finansial, sosial dan emosional.
VUCA MENDORONG LEARNING ORGANIZATION

 Tantangan VUCA  organisasi pemerintah yang adaptif.

 Organisasi adaptif  penerapan budaya adaptif  pembentukan budaya


organisasi berkinerja tinggi.

 Budaya adaptif  ASN memiliki kemampuan menerima dan menjalani perubahan.

 Organisasi dan pegawai adaptif  learning organization

Learning organization merupakan sebuah organisasi yang mendorong dan


memfasilitasi pembelajaran dalam rangka mentransformasi dirinya untuk
bertahan dan unggul dalam lingkungan yang berubah dengan cepat.
PERWUJUDAN PERILAKU ADAPTIF

1. Berpikir Panjang (proyektif/visioner) dan kritis dalam perencanaan pembangunan.


2. Cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan kebijakan dan tuntutan masyarakat.
3. Memanfaatkan teknologi terkini dalam pembangunan infrastruktur.
4. Berpikir antisipatif untuk meminimalkan potensi permasalahan.
5. Mengembangkan kreativitas dalam pekerjaan.
6. Selalu mempelajari peraturan, kebijakan, ataupun ilmu pengetahuan baru sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan.
7. Berani atau tidak sungkan untuk mengungkapkan ide untuk kemajuan
instansi.

8. Bersedia ditempatkan di tempat terpencil, terjauh,terluar di seluruh Indonesia.


NILAI 7
KOLABORATIF
PENGERTIAN DAN PANDUAN PERILAKU

Kolaboratif pada nilai-nilai dasar BerAKHLAK diartikan sebagai membangun kerja


sama yang sinergis.

Para pihak dengan keahlian berbeda bekerja bersama, melihat aspek yang berbeda
dari suatu masalah, secara konstruktif mengeksplorasi perbedaan dan menemukan
solusi baru untuk masalah yang akan lebih sulit dipecahkan tanpa perspektif pihak lain.

Panduan Perilaku Kolaboratif:


1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama .
Pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
WoG menyatukan upaya-upaya kolaboratif dari seluruh
sektor dan ditujukan untuk pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik.
Whole of
Karakteristik WoG meliputi kolaborasi,
Government
kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan
mencakup aktor dari seluruh sektor.

disandingkan dengan konsep policy integration,


policy coherence, cross-cutting policy-making,
joined-up government, concerned decision making,
policy coordination atau cross government.
CIRI ORGANISASI YANG MENERAPKAN BUDAYA KOLABORATIF

1 1. Menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi.

2 1. Menganggap individu pegawai sebagai aset.

3 1. Memberikan perhatian yang adil bagi pegawai.

4 1. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung.

5 1. Masalah dibahas transparan untuk menghindari konflik.

6 1. Kolaborasi dan kerja tim antar bagian sangat didorong.

7 1. Memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang diberikan.


KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK BERKOLABORASI
Communication Long-term thingking Debate (berdebat).
(berkomunikasi). Jelas & (berpikir jangka Lakukan dengan bijak
penuh pertimbangan, serta panjang). memberi dan produktif untuk
membantu pegawai lain kesempatan berkontribusi mendorong inovasi
meningkatkan keterampilan pada visi dan tujuan dan ide-ide baru.
komunikasi. bersama.

Open-mindedness Organization (mengorganisir). Adaptability (beradaptasi).


(keterbukaan pikiran). Membagi beban kerja, mengurus Kolaborasi dapat berjalan tidak
Bersikap terbuka dan tanggung jawab, dan menjaga diri sesuai rencana. Para pegawai
menerima ide-ide baru. tetap teratur. harus mampu beradaptasi.
PERWUJUDAN PERILAKU KOLABORATIF

1. Menjalin komunikasi dan kerja sama dengan pemangku kepentingan internal dan
eksternal dalam penyelesaian tugas.
2. Kooperatif dalam menyampaikan data dan informasi.
3. Menghindari sikap mental superior dan mengembangkan cara pandang kesetaraan
dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal.
4. Mengutamakan kesepakatan bersama dalam penyelesaian permasalahan.
5. Selalu mempertimbangkan berbagai kepentingan dan masukan dalam
menyelesaikan permasalahan.
6. Mengutamakan kerja sama tim (team work) dalam menyelesaikan pekerjaan
guna tercapainya hasil yang lebih komprehensif dan bermutu.
7. Komunikatif dalam pelaksanaan pekerjaan.
KODE ETIK & KODE PERILAKU
PEGAWAI KEMENTERIAN PUPR
KETERKAITAN NILAI DASAR DAN KODE ETIK & KODE PERILAKU (1)

NO NILAI DASAR KODE ETIK KODE PERILAKU


1 Berorientasi 1. menindaklanjuti pengaduan terkait berbagai kerusakan 1. berpakaian rapih sebagai
Pelayanan yang terjadi pada setiap infrastruktur bidang pekerjaan perwujudan rasa hormat.
umum dan perumahan rakyat. 2. Proaktif ketika melihat kerusakan
2. memberikan pelayanan prima kepada para pemangku infrastruktur dan fasilitas fisik.
kepentingan.
3. memberikan kontribusi nyata untuk institusi pada
jabatan, sesuai dengan tugas, dan fungsinya.
2 Akuntabel 1. melaporkan kepada pihak yang berwenang segala 1. mengambil keputusan berdasarkan
bentuk penyimpangan dan/atau perbuatan melawan pertimbangan konsultasi teknis.
hukum yang ditemukan dalam berbagai proses 2. mengembangkan perencanaan
pelaksanaan pekerjaan. terpadu dan antisipatif yang
2. bertanggung jawab sepenuhnya atas keseluruhan berbasis kewilayahan.
proses serta capaian hasil dari tugas yang dilaksanakan. 3. mengembangkan perencanaan
terpadu dan antisipatif yang
berbasis kewilayahan.
KETERKAITAN NILAI DASAR DAN KODE ETIK & KODE PERILAKU (2)

NO NILAI DASAR KODE ETIK KODE PERILAKU


2 Akuntabel 3. menjalankan tugas dengan berpegang teguh pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. menyelesaikan tugas dan melakukan manajemen waktu dan
sumber daya dengan cara yang paling efisien dan paling
efektif untuk mendapatkan hasil terbaik.
5. melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
6. membuka akses publik mengenai informasi dan data bidang
PUPR, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

3 Kompeten 1. memperhatikan implikasi dari berbagai aspek (teknologi, 1. mengambil keputusan


hukum/regulasi, sosial-budaya, ekonomi, dan pasar) berdasarkan pertimbangan
terhadap perencanaan dan pelaksanaan tugas. konsultasi teknis.
KETERKAITAN NILAI DASAR DAN KODE ETIK & KODE PERILAKU (3)

NO NILAI DASAR KODE ETIK KODE PERILAKU


3 Kompeten 2. bekerja dengan akurat dan optimal demi tercapainya
sasaran yang telah ditetapkan.
3. menunjukkan konsistensi dan persistensi yang tinggi
dalam menjalankan tugas, komitmen, dan/atau
keputusan yang telah disepakati bersama.
4. meningkatkan kapabilitas dan kompetensi secara
berkelanjutan agar dapat selalu memberi hasil yang
optimal, dalam setiap tugas yang ditangani.
4 Harmonis 1. menjaga kepercayaan dengan selalu mempertahankan
sikap dan perilaku yang positif yang dapat menjadi
panutan bagi rekan sejawat.
2. mengindahkan etika berkomunikasi, termasuk dalam
menggunakan sarana telekomunikasi pesawat seluler.
KETERKAITAN NILAI DASAR DAN KODE ETIK & KODE PERILAKU (4)

NO NILAI DASAR KODE ETIK KODE PERILAKU


5 Loyal 1. menunjukkan komitmen dan loyalitas kepada 1. selalu menjaga kerahasiaan organisasi.
institusi melalui kerja nyata dan kontribusi 2. melaporkan kepada pimpinan ketika
penciptaan nilai yang signifikan meninggalkan tempat tugas.

6 Adaptif 1. menyusun strategi dan langkah taktis untuk


menjamin tercapainya hasil yang akurat sesuai
dengan sasaran yang telah ditetapkan.

7 Kolaboratif 1. kerja sama dan meningkatkan hubungan


jejaring kerja baik internal maupun
dengan pemangku kepentingan.
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai