Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis
dapat menyeleseikan tugas makalah yang berjudul “LOYAL” tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Latsar CPNS Gol. II Angkatan LXI.
Sejalan dengan pengembangan kurikulum Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS),
CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan
terintegrasi.Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangkan kompetensi CPNS yang
dilakukan secara terintegrasi.
Terima kasih kepada Ibu Sitti Sunarsih.S.Pd.M.Pd selaku Coach. Terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyeleseian makalah ini.
Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh karena itu penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun
makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua

Probolinggo, 10 Agustus 2022


Penulis

Sofiah Ningsih, Amd.Keb


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara
(ASN) adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh Pejabat Pembina kepegawaian dan diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi
transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (world
class government) serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 tentang nilai
dasar dan Pasal 5 tentang kode etik dan kode perilaku Undang-undang Nomor 5
tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara diperlukan keseragaman nilai-nilai
dasar ASN. Presiden Republik Indonesia telah meluncurkan core values (nilai-
nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan employer branding ASN "Bangga Melayani
Bangsa".
Perkembangan dan kemajuan zaman memberikan tantangan bagi pelayan
masyarakat dalam pemerintahan untuk memiliki kemampuan yang
mumpuni. Setiap abdi negara perlu memiliki kempetensi teknis sesuai bidang
tugas dan kopetensi manajerial serta sosio kultral dalam rangka bersinergi dan
berkolaborasi untuk terciptanya layanan prima bagi masyarakat. Sebagai
perwujudan hal tersebut telah di tetapkan nilai dasar yang menjadi standar
kompetensi bagis setiap ASN, dengan akronim BerAKHLAK, yaitu Beroientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Mata Pelatihan Loyal dalam Latsar BerAKHLAK ini mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman kepada setiap CPNS dalam Latsar ASN mengenai
keberagaman berbangsa, rasa saling menghormati, dan bagaimana menjad
pelayan dan abdi masyarakat yang baik. Setelah memperoleh pengetahuan dan
pemahaman tersebut maka ASN akan mampu menunjukkan kemampuan
menciptakan suasana harmonis dilingkungan bekerja, memberikan layanan yang
berkeadilan kepada masyarakat, serta dapat menunjukkan perilaku yang beretika
dan menjadi perekat bangsa dalam segala aspek kehidupan sebagai warga negara
B. TUJUAN
Peserta LATSAR CPNS mampu memahami pentingnya nilai LOYAL
sesuai kode etik ASN dan menerapkan nilai tersebut dalam melaksanakan fungsi
dan peran sebagai pelayan public.
BAB II
PETA KONSEP LOYAL

Panduan Perilaku 2
Sikap Loyal ASN Melalui
Panduan Perilaku PANDUAN
Panduan Perilaku 1 Aktualisasi Kesadaran
dalam Core ValueASN PERILAKU LOYAL
Bela Negara

Panduan Perilaku 3

Loyal dalam Core Komitmen pada


Makna Loyal dan Penegakkan
Values ASN Sumpah/Janji
Loyalitas Disiplin

LOYAL LOYAL DALAM KONTEKS


Faktor Internal KONSEP LOYAL
ORGANISASI PEMERINTAH

Urgensi Loyalitas Pelaksanaan


Aktualisasi Nilai- Nilai
ASN Fungsi ASN
Pancasila
Faktor Eksternal

Membangun Memantapkan
Konteks Umum
Perilaku Loyal WasBang

Meningkatkan
Nasionalisme
BAB III
URAIAN PETA KONSEP LOYAL
A. KONSEP LOYAL
1. Urgensi Loyalitas ASN
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26
Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding
Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka penguatan budaya
kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia (World Class Government), pemerintah telah
meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan
Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa).
Pertanyaan yang cukup menarik untuk dibahas pada awal uraian
modul ini adalah kenapa nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan
menjadi salah satu core values yang harus dimiliki dan
diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut kajiannya dapat dilakukan dengan melihat faktor
internal dan faktor eksternal yang jadi penyebabnya.
a. Faktor Internal
Strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan
berkelas dunia (World Class Government) sebagaimana tersebut di
atas merupakan upaya-paya yang harus dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal
sebagaimana tersebut di atas adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa
dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat
diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada kepemerintahan
yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, karena ASN merupakan bagian
atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.
b. Faktor eksternal
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang masih
saat ini tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi ASN untuk
memenangi persaingan global. ASN harus mampu menggunakan cara-
cara cerdas atau smart power dengan berpikir logis, kritis, inovatif, dan
terus mengembangkan diri berdasarkan semangat nasionalisme dalam
menghadapi tantangan global tersebut sehingga dapat memanfaatkan
teknologi informasasi yang ada untuk membuka cakrawala berpikir dan
memandang teknologi sebagai peluang untuk meningkatkan
kompetensi, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap/perilaku.
Selain itu, masalah lain yang harus dihadapi dengan loyalitas
tinggi seorang ASN adalah semakin besar peluang masuknya budaya
dan ideologi alternatif dari luar ke dalam segenap sendi-sendi bangsa
melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh anak
bangsa yang berpotensi merusak tatanan budaya dan ideologi bangsa.
2. Makna Loyal dan Loyalitas
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis
yaitu “Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal
berarti setia, atau suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya
paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Dalam
Kamus Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai “giving or
showing firm and constant support or allegiance to a person or institution
(tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang
teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi)”.
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai
sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-
lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Untuk
bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor yang akan
memengaruhinya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat
digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara
lain:
a. Taat pada Peraturan
Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat pada peraturan.
Sesuai dengan pengertian loyalitas, ketaatan ini timbul dari kesadaran
amggota jika peraturan yang dibuat oleh organisasi semata-mata
disusun untuk memperlancar jalannya pelaksaan kerja organisasi.
Kesadaran ini membuat anggota akan bersikap taat tanpa merasa
terpaksa atau takut terhadap sanksi yang akan diterimanya apabila
melanggar peraturan tersebut.
b. Bekerja dengan Integritas
Banyak asumsi menyebutkan bahwa kesetiaan seorang
pegawai dilihat dari seberapa besar ketaatan mereka di organisasi.
Pegawai yang taat dengan peraturan dan gaya kerja organisasi, punya
rasa loyalitas yang besar pula. “Seberapa besar integritas pegawaia
dalam bekerja, disitu pula bentuk loyalitas pegawai terlihat”.
Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat dari seberapa
besar dia menunjukkan integritas mereka saat bekerja. Integritas yang
sesungguhnya adalah “melakukan hal yang benar, dengan mengetahui
bahwa orang lain tidak mengetahuinya apakah Anda melakukannya
atau tidak”. Secara konsisten mereka bekerja dengan melakukan hal
yang benar, tidak hanya sekedar mengikuti paham/kepercayaan pribadi
dan tanpa peduli orang lain tahu atau tidak.
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan
pengertian loyalitas, maka secara otomatis ia akan merasa memiliki
tanggung jawab yang besar terhadap organisasinya. Pegawai akan
berhati-hati dalam mengerjakan tugas-tugasnya, namun sekaligus
berani untuk mengembangkan berbagai inovasi demi kepentingan
organisasi.
d. Kemauan untuk Bekerja Sama
Pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian
loyalitas, tidak segan untuk bekerja sama dengan anggota lain. Bekerja
sama dengan orang lain dalam suatu kelompok memungkinkan seorang
anggota mampu mewujudkan impian perusahaan untuk dapat mencapai
tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh seorang anggota secara
invidual.
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
Adanya rasa ikut memiliki anggota terhadap organisasi akan
membuat anggota memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung
jawab terhadap organisasi sehingga pada akhirnya akan menimbulkan
sikap sesuai dengan pengertian loyalitas demi tercapainya tujuan
organisasi.
f. Hubungan Antar Pribadi
Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi akan mempunyai
hubungan antar pribadi yang baik terhadap pegawai lain dan juga
terhadap pemimpinnya. Sesuai dengan pengertian loyalitas, hubungan
antar pribadi ini meliputi hubungan sosial dalam pergaulan sehari-hari,
baik yang menyangkut hubungan kerja maupun kehidupan pribadi.
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
Sebagai manusia, seorang pegawai pasti akan mengalami
masa-masa jenuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya setiap hari.
Seorang pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian
loyalitas akan mampu menghadapi permasalahan ini dengan bijaksana.
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
Setiap organisasi yang besar dan ingin maju pasti menciptakan suasana
debat dalam internalnya. Debat dalam hal ini kondisi dimana pegawai
dapat mengutarakan opini mereka masing-masing. Pemimpin yang
hebat pasti ingin pegawainya aktif bertanya, aktif beropini/
berpendapat, dan berhati-hati dalam bekerja. Bahkan tidak jarang
mengijinkan pegawai untuk mengutarakan ketidaksetujuan mereka
terhadap hal apapun di lingkup kerja. “Sebuah ketidaksetujuan
(dissagreement) adalah baik untuk organisasi. Justru itu dapat
membantu organisasi dalam mengambil sebuah keputusan”. Pegawai
yang loyal akan sharing opini mereka, bahkan saat mereka tahu bahwa
pimpinan tidak mengapresiasi opini mereka. Namun, mereka ingin
organisasi menjadi lebih baik kedepannya. Bahkan, terkadang mereka
berani melawan akan sebuah keputusan yang memang dirasa kurang
baik.

i. Menjadi Teladan bagi Pegawai Lain


Salah satu ciri loyalitas berikutnya adalah pegawai yang bisa
memberikan contoh bagi pegawai lain. Mereka yang bisa menjadi
teladan akan berpegang teguh pada nilai organisasi, berorientasi pada
target, kemampuan interpersonal yang kuat, cepat adaptasi, selalu
berinisiatif, dan memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan
baik.

3. Loyal dalam Core Values ASN


Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) menyelenggarakan Peluncuran Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara (ASN), di Kantor Kementerian
PANRB, Jakarta pada hari Selasa tanggal 27 Juli Tahun 2021. Pada
kesempatan tersebut Presiden Joko Widodo meluncurkan Core Values dan
Employer Branding ASN. Peluncuran ini bertepatan dengan Hari Jadi
Kementerian PANRB ke-62. Core Values ASN yang diluncurkan yaitu
ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif.
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core
Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah;
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.

B. PANDUAN PERILAKU LOYAL


a. Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta
Pemerintahan yang Sah
Beberapa Nilai-Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan
dengan Panduan Perilaku Loyal yang pertama ini diantaranya:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila;
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
3) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia; dan
4) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN yang dapat diwujudkan dengan
Panduan Perilaku Loyal yang pertama ini diantaranya:
1) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
dan
3) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien.
Selain terkait dengan Nilai-Nilai Dasar ASN serta kode etik
dan kode perilaku, nilai Loyal ini sangat terkait erat dengan
Kewajiban ASN. Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam
Pasal 23 UU ASN yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku
Loyal yang pertama ini diantaranya:
1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
5) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
b. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
Adapun beberapa Nilai-Nilai Dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua ini
diantaranya:
1) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
2) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
3) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
4) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
5) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
6) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
7) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
8) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
9) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
10)Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karier.
Adapun beberapa Kode etik dan Kode Perilaku ASN yang
dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua ini
diantaranya:
1) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai
disiplin Pegawai ASN; dan
4) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
Sedangkan beberapa Kewajiban ASN yang dapat diwujudkan
dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua ini diantaranya:
1) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
2) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;

c. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara


Sementara itu, Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan
Panduan Perilaku Loyal yang ketiga ini diantaranya: memelihara dan
menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
Sedangkan beberapa Kode etik dan Kode Perilaku ASN yang
dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang ketiga ini
diantaranya:
1) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
2) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
dan
3) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
Adapun Kewajiban ASN yang dapat diwujudkan dengan
Panduan Perilaku Loyal yang ketiga, yaitu: Menyimpan rahasia
jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.

2. Sikap Loyal ASN Melalui Aktualisasi Kesadaran Bela Negara


Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan
negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai
Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya. Agar setiap warga
dapat berkontribusi nyata dalam upaya-upaya bela negara tersebut
selanjutnya dalam pasal 7-nya dirumuskan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara
sebagai berikut:
a) Cinta Tanah Air, dengan contoh aktualisasi sikap dan perilaku sebagai
berikut :
1) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah.
2) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia.
3) Sesuai peran dan tugas masing-masing, ASN ikut menjaga seluruh
ruang wilayah Indonesia baik ruang darat, laut maupun udara dari
berbagai ancaman, seperti: ancaman kerusakan lingkungan,
ancaman pencurian sumber daya alam, ancaman penyalahgunaan
tata ruang, ancaman pelanggaran batas negara dan lain-lain.
4) ASN sebagai warga Negara terpilih harus menjadi contoh di
tengah-tengah masyarakat dalam menunjukkan kebanggaan
sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.
5) Selalu menjadikan para pahlawan sebagai sosok panutan, dan
mengambil pembelajaran jiwa patriotisme dari para pahlawan serta
berusaha untuk selalu menunjukkan sikap kepahlawanan dengan
mengabdi tanpa pamrih kepada Negara dan bangsa.
b) Sadar Berbangsa dan Bernegara, dengan contoh aktualisasi sikap dan
perilaku sebagai berikut:
1) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
2) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
3) Menggunakan hak pilih dengan baik dan mendukung
terselenggaranya pemilihan umum yang mandiri, jujur, adil,
berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, professional,
akuntabel, efektif dan efisien.
4) Berpikir, bersikap dan berbuat yang sesuai peran, tugas dan fungsi
ASN.
5) Sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing ikut berpartisipasi
menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
c) Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara, dengan contoh
aktualisasi sikap dan perilaku sebagai berikut:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila.
2) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
3) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
4) Menjadi agen penyebaran nilai-nilai Pancasila di tengah- tengah
masyarakat.
5) Menjadi contoh bagi masyarakat dalam pegamalan nilai- nilai
Pancasila di tengah kehidupan sehari-hari.
d) Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara, dengan contoh aktualisasi
sikap dan perilaku sebagai berikut:
1) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
2) Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk
kemajuan bangsa dan Negara sesuai tugas dan fungsi masing-
masing.
3) Bersedia secara sadar untuk membela bangsa dan negara dari
berbagai macam ancaman.
e) Kemampuan Awal Bela Negara, dengan contoh aktualisasi sikap dan
perilaku sebagai berikut:
1) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
2) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
3) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.

C. LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH


1. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS
Di dalam pasal 66 UU ASN disebutkan bahwa Setiap calon PNS
pada saat diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji.
Dimana dalam bunyi sumpah/janji tersebut mencerminkan bagaimana
Core Value Loyal semestinya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap
PNS yang merupakan bagian atau komponen sebuah organisasi
pemerintah.
2. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS
Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan. Dampak negatif yang dapat terjadi jika seorang PNS tidak
disiplin adalah turunnya harkat, martabat, citra, kepercayaan, nama baik
dan/atau mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas Unit Kerja, instansi,
dan/atau pemerintah/negara.
3. Pelaksanaan Fungsi ASN sebagai Wujud Loyalitas PNS
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu
bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut
merupakan perwujudan dari implementai nilai-nilai loyal dalam konteks
individu maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah.
a. ASN sebagai Pelaksana Kebijakan Publik
Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan,
berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa menempatkan
kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya.
Untuk itu pegawai ASN harus memiliki karakter kepublikan yang kuat
dan mampu mengaktualisasikannya dalam setiap langkah-langkah
pelaksanaan kebijakan publik.
Selain itu, setiap pegawai ASN harus senantiasa bersikap adil
dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. ASN harus bersikap profesional dan berintegritas dalam
memberikan pelayanan. Untuk itu, integritas menjadi penting bagi
setiap pegawai ASN dengan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai
kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan
memuaskan publik.
b. ASN sebagai Pelayan Publik
Fungsi ASN yang kedua adalah sebagai pelayan publik untuk
memberikan pelayanan publik tersebut. Agar fungsi yang kedua ini
dapat terlaksana dengan baik, maka seorang ASN harus senantiasa
berorientasi kepada kepentingan publik dan memiliki kapasitas untuk
pemberikan pelayanan kepada publik sebagai bagian dari unit kerja
publik untuk memenuhi kepentingan masyarakat umum atau segala
sesuatu yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak dengan
merujuk pada Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik. Dengan demikian seorang ASN harus profesional, kompeten,
berorientasi pelayanan publik dan berintegritas sebagai perwujudan
loyalitasnya kepada bangsa dan negara
c. ASN sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa
Fungsi ASN yang ketiga adalah sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Agar ASN dapat melaksanakan fungsi ini dengan baik maka seorang
ASN harus mampu bersikap netral dan adil. Dengan bersikap netral
dan adil dalam melaksanakan tugasnya, ASN akan mampu
menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram di lingkungan
kerja dan masyarakatnya sehingga dapat mempererat persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara.
4. Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Wujud Loyalitas PNS
Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai
loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan
bagian/komponen dari organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari
anggota masyarakat. Penjelasan aktualisasi nilai-nilai pada setiap sila-sila
dalam Pancasila dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Sila Ke-1 (Nilai-Nilai Ketuhanan)
Sila Ketuhanan dalam Pancasila menjadikan Indonesia bukan
sebagai negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat.
Pancasila justru mendorong nilai-nilai Ketuhanan mendasari
kehidupan bermasyarakat dan berpolitik. Namun, Pancasila juga tidak
menghendaki negara agama, yang mengakomodir kepentingan salah
satu agama. Karena hal ini akan membawa pada tirani yang
memberangus pluralitas bangsa. Dalam hal ini, Indonesia bukan
negara sekuler sekaligus bukan negara agama.
Dalam hal ini nilai-nilai Ketuhanan menjadi sila yang menjiwai
sila- sila yang lain dalam Pancasila. Dengan berpegang teguh pada
nilai-nilai Ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan
karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan
memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri sebagai
ASN guna mengelola kekayaan alam yang diberikan Tuhan untuk
kemakmuran masyarakat.
b. Sila Ke-2 (Nilai-Nilai Kemanusiaan)
Dalam gempuran globalisasi, pemerintahan yang dibangun harus
memperhatikan prinsip kemanusiaan dan keadilan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan global atau dunia. Jangan sampai
lebih memperhatikan kemanusiaan dalam negeri tapi mengabaikan pergulatan
dunia, atau sebaliknya, terlibat dalam interaksi global namun mengabaikan
kemanusiaan masyarakat bangsanya sendiri. Perpaduan prinsip sila pertama dan
kedua Pancasila menuntut pemerintah dan peyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral
rakyat yang mulia. Dengan berlandaskan pada prinsip kemanusiaan ini, berbagai
tindakan dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak
sepatutnya mewarnai kebijakan dan perilaku ASN. Fenomena kekerasan,
kemiskinan, ketidakadilan, dan kesenjangan sosial merupakan kenyataan yang
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga ASN dan seluruh
komponen bangsa perlu bahu membahu menghapuskan masalah tersebut dari
kehidupan berbangsa.
c. Sila Ke-3 (Nilai-Nilai Persatuan)
Negara juga diharapkan mampu memberikan kebaikan bersama bagi
warganya tanpa memandang siapa dan dari etnis mana, apa agamanya, dengan
terus memperkuat semangat gotong royong dalam kehidupan masyarakat sipil
dan politik dengan terus menerus mengembangkan pendidikan
kewarganegaraan dan multikulturalisme yang dapat membangun rasa keadilan
dan kebersamaan dilandasi dengan prinsip prinsip kehidupan publik yang lebih
partisipatif dan non diskriminatif.
d. Sila Ke-4 (Nilai-Nilai Permusyawaratan)
Demokrasi yang diterapkan di Indonesia mempunyai corak nasional
yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Sehingga, demokrasi di Indonesia tidak
perlu sama atau identik dengan demokrasi yang dijalankan oleh negara- negara
lain di dunia. Sila ke-4 Pancasila mengandung ciri-ciri demokrasi yang
dijalankan di Indonesia, yakni kerakyatan (kedaulatan rakyat), permusyawaratan
(kekeluargaan), dan hikmat-kebijaksanaan.
Untuk itu, dalam segala pengambilan keputusan, lebih diutamakan
diambil dengan cara musyawarah mufakat. Pemungutan suara (voting) dalam
pengambilan keputusan merupakan pilihan terakhir jika tidak mencapai
mufakat, dengan tetap menjunjung tinggi semangat kekeluargaan.
e. Sila Ke-5 (Nilai-Nilai Keadilan Sosial)
Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri
bangsa menyatakan bahwa negara merupakan organisasi masyarakat
yang bertujuan menyelenggarakan keadilan.
BAB III
SIMPULAN
A. KONSEP LOYAL
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
“Loial” yang artinya mutu dari sikap setia. Bagi seorang Pegawai Negeri
Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-
cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh
organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
 Taat pada Peraturan.
 Bekerja dengan Integritas
 Tanggung Jawab pada Organisasi
 Kemauan untuk Bekerja Sama.
 Rasa Memiliki yang Tinggi
 Hubungan Antar Pribadi
 Kesukaan Terhadap Pekerjaan
 Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
 Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan
yang sah
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara
Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal)
pegawai terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
1. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki
2. Meningkatkan Kesejahteraan
3. Memenuhi Kebutuhan Rohani
4. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir
5. Melakukan Evaluasi secara Berkala
B. PANDUAN PERILAKU LOYAL
Panduan perilaku loyal terdapat 3 yaitu:
a. Memegang Teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta
Pemerintahan yang Sah
b. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
c. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan
negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela
Negara dalam kehidupan sehari-harinya, yaitu:
o Cinta Tanah Air
o Sadar Berbangsa dan Bernegara
o Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
o Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
o Kemampuan Awal Bela Negara

C. LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH


Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta perekat dan pemersatu
bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga fungsi tersebut
merupakan perwujudan dari implementai nilai-nilai loyal dalam konteks
individu maupun sebagai bagian dari Organisasi Pemerintah.
Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai- nilai
Pancasila menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam wujudkan nilai
loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian/komponen
dari organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

LAN, 2021, Modul Etika Publik Latsar ASN


https://drive.google.com/file/d/1G1F2nqyUc8gpYOln7geiaifgdDTl6JAZ/view

Anda mungkin juga menyukai