Jl. Sapta Taruna Raya No. 26 Kompleks PUPR Pasar Jumat, Jakarta Selatan
Telepon: (021) 7511875
Judul Modul:
KELEMBAGAAN KPBU
Penulis Modul:
Denik Haryani, S.T.,M.Sc.,
Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku penyelenggara Pelatihan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dapat menyelesaikan mata pelatihan ini
dengan baik. Modul ini berisi pentingnya seorang Aparatur Sipil Negara memiliki pemahaman
mengenai Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha.
Pembuatan Modul ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan sikap Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang jasa konstruksi, agar
memiliki kompetensi dasar dalam memahami dan mengetahui kelembagaan KPBU, dengan
waktu pembelajaran sebanyak 4 jam pelajaran.
BAB I ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1
PENUTUP ......................................................................................................................... 39
GLOSARIUM..................................................................................................................... 42
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Visium dan Funding Gap Kebutuhan Investasi di Kementerian PUPR ........... 5
2. Gambar 2.2 Tahapan Pelaksanaan KPBU atas Prakarsa Pemerintah (solicited ................. 8
3. Gambar 2.3 Tahapan Pelaksanaan KPBU atas Prakarsa Badan Usaha (unsolicited) ......... 9
4. Gambar 2.4 Organisasi dalam Pelaksanaan KPBU........................................................... 11
5. Gambar 3.1 Illustrasi PJPK Pelaksanaan KPBU ................................................................ 14
6. Gambar 3.2 Tugas dan Fungsi Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) ................. 15
7. Gambar 3.3 Stakeholder yang terlibat dalam pemberian fasilitas dukungan pemerintah
dan/atau jaminan pemerintah ............................................................................................. 20
8. Gambar 3.4 Tingkat Akuntabilitas ................................................................................... 25
9. Gambar 5.1 Kelembagaan Pelaksanaan KPBU ................................................................ 32
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Pembagian Wewenang Pelaksanaan KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur ... 17
1) Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-
masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta dapat bertanya
pada instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
2) Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
3) Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal
berikut ini:
a. Perhatikan petunjuk-petunjuk yang berlaku.
b. Pahami setiap langkah kerja dengan baik.
4) Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada instruktur atau instruktur yang
mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
B. Petunjuk Bagi Instruktur
Dalam setiap kegiatan belajar instruktur berperan untuk:
1) Membantu peserta dalam merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
3) Membantu peserta dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab
pertanyaan peserta mengenai proses belajar peserta.
4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.
PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai unsur utama Sumber Daya Manusia (SDM).
Aparatur Sipil Negara mempunyai peranan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan sosok PNS yang mampu memainkan peran tersebut adalah PNS yang
mempunyai kompetensi yang diindikasikan dari sikap dan perilakunya yang penuh dengan
kesetiaan dan ketaatan kepada Negara, bermoral dan mampu menjadi perekat persatuan
dan kesatuan bangsa.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mempunyai tugas dan tanggung
jawab melaksanakan sebagian tugas umum Pemerintahan dan tugas pembangunan
dibidang ke-PUPR-an yang meliputi bidang Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Air, Bina
Marga, Cipta Karya, Pengembangan Wilayah, Perumahan Rakyat, Penelitian dan
Pengembangan bidang PUPR dan Bina Konstruksi. Dalam pembangunan infrastruktur
bidang PUPR tersebut telah banyak dibangun berbagai macam sarana prasaran fisik
diseluruh wilayah Indonesia yang tujuan untuk mendukung sektor-sektor pembangunan
lainnya agar dapat berkembang, sehingga perekonomian masyarakat akan meningkat
dengan pesat yang pada akhirnya kesejahteraan rakyat akan segera tercapai. Untuk dapat
membentuk sosok Calon Pegawai Negeri Sipil tersebut di atas, perlu dilaksanakan
pembinaan melalui jalur pelatihan yang mengarah kepada upaya peningkatan:
Dalam Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017 sebagaimana telah diubah ke dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil,
Kelembagaan dalam kegiatan KPBU melibatkan berbagai pihak yang sangat kompleks,
yakni bukan hanya Pemerintah Pusat saja namun juga melibatkan Pemerintah Daerah,
BUMN, BUMD, investor baik domestik maupun asing, serta pemangku kepentingan lainnya
(PT Sarana Multi Infrastruktur/SMI, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia/PII, Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), dll). Mengingat kompleksitas
keterkaitan antar sektor dan berbagai regulasi serta untuk menghindari inkonsistensi dan
tumpang tindih pengaturan KPBU dalam pembangunan infrastruktur, maka dibentuk
peraturan yang sifatnya komprehensif yang bertindak sebagai Umbrella Act, diantaranya
Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015, Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 4 Tahun
2015 sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 2 Tahun 2020
tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur, dan Peraturan Menteri PUPR No 2 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Hasil Belajar
a. Simpul KPBU.
a. Tim KPBU
b. Panitia Pengadaan
5. Tim Pengendali
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta mampu memahami Tata Laksana KPBU
di Kementerian PUPR.
Gambar 2.1 Visium dan Funding Gap Kebutuhan Investasi di Kementerian PUPR
2.2 Tata Kelola Program Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)
Sedangkan tahapan Proyek KPBU atas Prakarsa Badan Usaha (Unsolicited) dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
g. Financial Close
Gambar 2.3 Tahapan Pelaksanaan KPBU atas Prakarsa Badan Usaha (unsolicited)
Dalam skema KPBU solicited, tahapan dimulai dengan tahap perencanaan. Dalam
tahap perencanaan, dilakukan penyusunan rencana anggaran dana KPBU dan
identifikasi dan usulan penetapan KPBU yang terdiri dari pemberian rekomendasi
keterpaduan pengembangan kawasan, penyusunan umum proyek KPBU dan
penyusunan studi pendahuluan dan konsultasi publik. Dalam tahap perencanaan inilah
analisis VfM dilakukan dalam studi pendahuluan untuk menentukan skema mana yang
lebih baik untuk digunakan pada proyek tersebut, apakah skema konvensional ataukah
skema KPBU. Selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan lanjut atau tidak lanjutnya
rencana KPBU tersebut oleh Menteri. Jika rencana KPBU tersebut disetujui, maka
disusun daftar KPBU dan pengkategorian KPBU.
Setelah tahap perencanaan, dilakukan tahap penyiapan KPBU. Dalam tahap ini,
proyek yang sudah ditetapkan menggunakan skema KPBU akan disusun Prastudi
Kelayakan, dan dilanjutkan dengan Konsultasi Publik dan/ atau Penjajakan Minat Pasar
(market sounding). Selanjutnya disusun permohonan Jaminan Pemerintah dan juga
Struktur Organisasi dalam pelaksanaan tahapan KPBU yang terdiri dari Menteri/Kepala
Lembaga/ Kepala Daerah sebagai PJPK dan Simpul KPBU yang dibantu oleh Tim KPBU dan
Panitia Pengadaan.
Mengacu pada Pasal 7 dan 8 Permen PUPR No. 2 tahun 2021, Menteri menunjuk
Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan sebagai
Simpul KPBU. Menteri atau Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum
dan Perumahan yang diberikan pendelegasian kewenangan sebagai PJPK membentuk Tim
KPBU dan Panitia Pengadaan. Menteri atau Pimpinan Unit Organisasi di Kementerian PUPR
yang diberikan pendelegasian kewenangan sebagai PJPK membentuk Tim Pengendali.
2.4 Latihan
1. Jelaskan Unit Organisasi di Kementerian PUPR terkait dengan KPBU yang berperan
sebagai Simpul KPBU!
2. Sebutkan kelembagaan dalam pelaksanaan KPBU!
2.5 Rangkuman
Tahapan KPBU bidang pekerjaan umum dan perumahan dilaksanakan melalui 4 (empat)
tahapan yaitu Tahap Perencanaan, Tahap Penyiapan, Tahap Transaksi, dan Tahap
Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama.
Adapun definisi Direktur Jenderal dalam Pasal 1 Permen PUPR 2/2021 adalah
Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan,
sedangkan definisi Pimpinan Unit Organisasi adalah setiap pimpinan Unit Organisasi di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tugas dan Tanggung Jawab Direktur Jenderal dan Pimpinan Unit Organisasi dalam hal
kewenangan sebagai PJPK yang dimandatkan oleh Menteri sebagaimana tergambar dalam
Gambar 6 adalah sebagai berikut:
1. Tugas dan tanggung jawab Direktur Jenderal:
a. Menyusun rencana anggaran untuk pelaksanaan tahap perencanaan, penyiapan
dan transaksi KPBU;
b. Menyusun Studi Pendahuluan;
c. Menyusun Prastudi Kelayakan;
Gambar 3.2 Tugas dan Fungsi Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK)
Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 tahun 2021, Menteri bertindak
sebagai PJPK dalam Pelaksanaan KPBU untuk Penyediaan Infrastruktur. Menteri dapat
memberikan mandat kepada Direktur Jenderal dan/atau Pimpinan Unit Organisasi
sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk menjadi PJPK, dengan tidak menghilangkan
tanggung jawab Menteri sebagai PJPK. Adapun pembagian wewenang pelaksanaan KPBU
dalam penyediaan infrastruktur dijelaskan sebagai berikut:
3.3 Latihan
Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiuhur I sudah disiapkan sejak
2014 dengan Perum Jasa Tirta II (PJT II) mendapat penugasan dari Pemerintah sebagai PJPK
proyek tersebut. Namun, dalam rentang tahun 2015 hingga 2016 proyek SPAM Jatiluhur I
masih tertunda karena adanya permasalahan persetujuan penjaminan, serta adanya
hambatan pada aspek hukum terkait PJT II sebagai PJPK. Pada tahun 2017, PJT II kembali
mendapat penugasan menjadi PJPK sesuai SK Menteri PUPR No. 561/KPTS/M/2017, Namun
hingga tahun 2020, proyek tersebut juga belum kunjung ada kejelasan (mandek), sehingga
pada akhirnya PJPK proyek ini dialihkan dari Perum Jasa Tirta II ke Kementerian PUPR.
Proyek SPAM Regional Jatiluhur I telah dilelang pada tahun 2020 dengan BUP PT Wika
Tirta Jaya Jatiluhur sebagai badan usaha pemenang lelang, dan Penandatanganan
Perjanjian KPBU proyek tersebut telah dilakukan pada tanggal 19 Februari 2021.
Pengembalian delegasi PJPK oleh Direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak
dapat melaksanakan tugasnya sebagai PJPK, dapat menyampaikan alasan tidak dapat
melaksanakan tugasnya sebagai PJPK secara tertulis kepada Menteri, sehingga berdasarkan
penyampaian alasan tersebut maka Menteri mengambilalih tugas BUMN sebagai PJPK. Hal
ini sesuai dengan ketentuan pada Pasal 5 Permen PUPR No. 2 Tahun 2021.
Setelah membaca dan memahami materi di atas, Jawablah pertanyaan di bawah ini
dengan baik dan benar!
1. Jelaskan PJPK yang terlibat dalam pelaksanaan KPBU untuk penyediaan Infrastruktur
PUPR sejak tahapan Penyiapan KPBU!
3.4 Rangkuman
SIMPUL KPBU
Berdasarkan Pasal 41 ayat (4) Permen PPN/Bappenas No. 2 Tahun 2020 Simpul KPBU
ditunjuk melalui Keputusan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah. Tujuan
pembentukan Simpul KPBU yaitu melakukan perumusan kebijakan, sinkronisasi,
koordinasi pada tahap perencanaan dan penyiapan kegiatan KPBU, serta pengawasan dan
evaluasi kegiatan KPBU pada tahap penyiapan dan tahap transaksi, termasuk manajemen
pelaksanaan KPBU.
Dalam mendukung pelaksanaan KPBU di Kementerian PUPR, ditetapkan Simpul KPBU
berdasarkan Keputusan Menteri PUPR Nomor 641 Tahun 2021 tentang Penetapan Simpul
Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha di Kementerian PUPR sebagai amanat dalam
Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pelaksanaan KPBU
dalam Penyediaan Infrastruktur. Simpul KPBU terdiri atas Tim Pengarah dan Tim
Pelaksana.
Adapun tugas Tim Pengarah Simpul KPBU, yakni memberikan petunjuk dan
pengarahan untuk menyiapkan perumusan kebijakan, sinkronisasi, koordinasi,
pengawasan, dan evaluasi pembangunan kerja sama pemerintah dengan badan usaha di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Tim Pelaksana Simpul KPBU terdiri dari Koordinator yang memiliki tugas:
1. Melakukan koordinasi pelaksanaan tugas pelaksana bidang;
2. Memantau pelaksanaan tugas pelaksana bidang; dan
Berdasarkan materi yang telah disampaikan, Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan
baik dan benar!
1. Sebutkan tugas simpul KPBU menurut Keputusan Menteri PUPR Nomor 641 Tahun
2021!
2. Simpul KPBU terdiri dari pengarah dan pelaksana. Sebutkan tugas dari pengarah dan
pelaksana tersebut!
6.3 Rangkuman
Mengacu pada ketentuan dalam Permen PPN/Bappenas No. 2 tahun 2020, Tim KPBU
adalah tim yang dibentuk oleh PJPK yang membantu pengelolaan KPBU pada tahap
penyiapan dan transaksi, hingga tercapai pemenuhan pembiayaan (financial close),
termasuk membantu Panitia Pengadaan dalam kegiatan Pengadaan Badan Usaha
Pelaksana, apabila diperlukan.
Di Kementerian PUPR, Tim KPBU dibentuk oleh PJPK. Dalam pelaksanaan tugasnya, Tim
KPBU berkoordinasi dengan Simpul KPBU dan Panitia Pengadaan, serta dapat dibantu oleh
Badan Penyiapan atau Konsultan/Tenaga Ahli. Tim KPBU memiliki tugas dan tanggung
jawab untuk:
1. Membantu kegiatan tahap penyiapan KPBU;
2. Membantu kegiatan tahap transaksi KPBU hingga tercapainya pemenuhan
pembiayaan, termasuk berkoordinasi dengan Panitia Pengadaan dalam kegiatan
Pengadaan BUP.
3. Melakukan koordinasi dengan Simpul KPBU dalam pelaksanaan tugasnya.
Tim KPBU dalam proses Pengadaan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Berkoordinasi dengan Panitia Pengadaan selama proses Pengadaan; dan
2. Membantu PJPK dalam memonitor pelaksanaan Pengadaan.
5.3 Latihan
Berdasarkan materi yang telah disampaikan, Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan
baik dan benar!
Berdasarkan materi yang telah disampaikan, Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan
baik dan benar!
Terkait Tim Pemantauan dan Tim Monitoring dapat dilaksanakan secara terpisah atau
digabung sesuai dengan kebutuhan atau efektivitas dari tim di bawah kewenangan PJPK.
Namun, untuk case KPBU SPAM Jatiluhur I ini, Tim Pemantauan Bersama dilaksanakan
secara bersama-sama antara PJPK dan PT PII, sedangkan Tim Monitoring Gabungan
dilaksanakan bersama-sama antara PJPK dengan BUP.
Adapun Tim Pemantauan Bersama (PJPK dan PT PII) lebih fokus melakukan monitoring
terhadap pelaksanaan KPBU SPAM Jatiluhur pada aspek yang dijamin oleh PT PII.
Sedangkan tugas Tim Monitoring Gabungan bertugas melakukan monitoring terhadap
pengoperasian fasilitas oleh BUP, mengawasi risiko operasional proyek, serta mengawasi
pelatihan terhadap PJPK untuk memastikan kemampuan dalam pengoperasian,
pemeliharaan, dan pengendalian proses dari fasilitas.
PENUTUP
Cocokan jawaban anda dengan Kunci Jawaban, untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Modul.
Hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi pada Modul ini.
Tingkat Jumlah Jawaban yang Benar
X 100%
penguasaan = Jumlah Soal
Untuk latihan soal, setiap soal memiliki bobot nilai yang sama, yaitu 20/soal.
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik Sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Bila anda dapat menjawab salah dua dari pertanyaan diatas, Anda dapat meneruskan
ke materi selanjutnya. Tetapi apabila belum bisa menjawab soal diatas, Anda harus
mengulangi materi modul, terutama bagian yang belum anda kuasai.
Tujuan dari Pelatihan KPBU ialah agar para ASN mampu memahami dan menerapkan
substansi dari peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berkaitan dengan pola
KPBU dan mampu memilik model KPBU yang sesuai dengan karakteristik proyek
infrastruktur.
Masih banyak hal-hal yang tidak disampaikan dalam modul ini, ada pula yang menjadi
mata pelatihan pada program pelatihan jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu untuk
lebih memahami mengenai Kelembagaan KPBU, peserta dianjurkan untuk mempelajari,
antara lain:
1. Bahan bacaan yang telah digunakan untuk menulis modul ini, sebagaimana tersebut
dalam daftar pustaka.
2. Modul mata pelajaran lain yang terkait.
PJPK atau
:
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (Government Contracting Agency)
GCA
Direktorat
Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum
Jenderal dan Perumahan