LATSAR CPNS
BIODATA
Nama : Astrid J. D. Siahainenia, SE, M.Si
Panggilan : Astrid
TTL : Ambon, 30 Mei 1983
Jabatan : Widyaiswara Ahli Muda
BPSDM Provinsi Maluku
Pengalaman mengajar :
1. Diklat PIM IV
2. PKA
3. Latsar CPNS
4. Diklat Keuangan Desa
5. Diklat Teknis
DISKRIPSI SINGKAT
Modul ini akan membahas upaya
pemahaman dan pentingnya serta
perlunya pengamalan nilai
kompeten dalam setiap
pelaksanaan tugas bagi peserta
latsar CPNS..
Dr Hj Wahyu
TUJUAN PEMBELAJARAN
Memahami konteks lingkungan strategis yang mempengaruhi pengelolaan dan tuntutan karakter dan
kompetensi ASN yang sesuai;
Memahami kebijakan dan pendekatan pengelolaan ASN dan peka terhadap isu-isu kritikal dalam
merespons penyesuaian kompetensi ASN;
Memahami pentingnya pengelolaan pengembangan ASN dalam konteks pembangunan nasional dan tantangan global
Menjelaskan aspek kompeten secara konseptual-teoritis dengan perilaku terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas diri;
Menjelaskan panduan perilaku kompeten sebagai wujud nilai kompeten sebagai bagian nilai-nilai dasar ASN,
Memberikan contoh perilaku dengan peningkatan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah, membantu orang lain belajar serta pelaksanaan tugas dengan kualitas terbaik;
Menganalisis kasus atau menilai contoh penerapan kompeten secara tepat.
Ko m p e t e n Definisi: terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
• Ahli di bidangnya
BAB II
TANTANGAN
LINGKUNGAN
STRATEGIS
Situasi dunia saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “Vuca World”, yaitu dunia yang penuh gejolak (volatility) disertai penuh ketidakpastian (uncertainty). Demikian halnya situasinya saling berkaitan dan saling mempengaruhi (complexity) serta
ambiguitas (ambiguity)
(Millar, Groth, & Mahon, 2018).
Faktor VUCA menuntut ecosystem
organisasi terintegrasi dengan berbasis
pada kombinasi kemampuan teknikal
dan generik, dimana setiap ASN dapat
beradaptasi dengan dinamika
perubahan lingkungan dan tuntutan
masa depan pekerjaan.
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis,
karakter dan tuntutan keahlian baru.
• Dalam konteks peran pelayanan publik, ia banyak
bergeser orientasinya, dimana pentingnya pelibatan
masyarakat dalam penentuan kebutuhan kebijakan dan
pelayanan publik (customer centric). Antara lain
pelibatan masyarakat dalam proses penentuan kebijakan
dan layanan publik telah menjadi orientasi
penyelenggaraan pemerintahan saat ini (Peraturan
Menteri PANRB Nomor 25 Tahun 2020 Tanggal 1 Mei
2020 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024).
Adaptasi terhadap keahlian baru perlu
dilakukan setiap waktu sesuai
kecenderungan kemampuan
memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dalam meningkatkan kinerja
organisasi lebih lambat, dibandikan
dengan tawaran perubahan teknologi
itu sendiri.
Dalam menentukan kebutuhan
pengembangan kompetensi dan karakter ASN
penting diselaraskan sesuai visi dan misi,
termasuk nilai-nilai birokrasi pemerintah.
TAYANGAN VIDEO
Video Kompeten…
BAB III
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN APARATUR
Birokrasi
RPJM Berkelas
4 Dunia
Sistem 2020-2024
RPJM
Merit
2015-2019
3
Reformasi
RPJM
Birokrasi
2
2010-2014
Good RPJM
Governance 1
2005-2009
19
Mengapa perlu Sistem Merit
dalam pengelolaan ASN
“Sistem merit
adalah kebijakan
dan manajemen
ASN yang
berdasarkan pada
kualifikasi,
kompetensi dan
kinerja secara adil
dan wajar dengan
tanpa membedakan
latar belakang
politik, ras, warna
kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin,
status pernikahan,
umur, atau kondisi
kecacatan”.
21
DISKUSI KELOMPOK :
1. Bentuk 5 kelompok
2. Tentukan Ketua, Sekretaris/Moderator
3. Diskusikan sesuai petunjuk
4. Waktu 1 Jam
5. Selamat bekerja
22
1. Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yaknii seluruh
aspek pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan
yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-
aspek primodial lainnya yang bersifat subyektif. Jelaskan secara
ringkas, mengapa sistem merit tersebut penting dalam pengelolaan
ASN?
• Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
• Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya
untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang
lain.
• Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
• Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
Salah satu tantangan yang dihadapi sekarang ini
terkait profil pendidikan ASN relatif masih
rendah. Sebagaimana Gambar di atas Tentang
Profil PNS, pegawai yang berlatar belakang
pendidikan SMA ke bawah masih cukup besar
(30,22%). Keadaan ini tentu saja kurang
mendukung wujudnya birokrasi berkelas Dunia,
yang dicirikan organisasi dengan tingkat
efesiensi, kecepatan, inovasi, dan keluesan
bergerak cepat serta kompetitif
Salah satu kunci penting membangun
kapabilitas birokrasi yang adaptif dengan
tuntutan dinamika masa depan, antara
lain, pentingnya disusun strategi dan
paket keahlian kedepan,
membangun sistem budaya belajar
sepanjang hayat (lifelong learning) dan
responsif dengan tantangan lingkungan
strategisnya (meet enhancing challenges).
Dan untuk merespon tantangan lingkungan
strategis, maka isu pengembangan
kompetensi menjadi bagian penting, yaitu
kebijakan pembangunan nasional, termasuk
di dalamnya pembangunan aparatur
8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN
dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan,
Yaitu integritas, nasionalisme, profesionalisme, wawasan
global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan
entrepreneurship. Kedelapan karakteristik ini disebut sebagai
smart ASN (KemenpanRB. Menciptakan Smart ASN Menuju
Birokrasi 4.0. dipublikasikan 09 Agustus 2019 dalam
menpan.go.id). Profil ASN tersebut sejalan dengan lingkungan
global dan era digital, termasuk pembangunan aparatur
2020-2024, mewujudkan birokrasi berkelas dunia.
Profil ASN tersebut sejalan dengan lingkungan global dan era digital,
termasuk pembangunan aparatur 2020-2024, mewujudkan
birokrasi berkelas dunia
BAB IV
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga
aspek penting berkaitan dengan perilaku
kompetensi meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
KOMPETENSI PEGAWAI
ASN
Pasal 69 UU No. 5
Tahun 2014
41
K Ompetensi PNS
SI S
NKIN
K E
TET
MANAJERIAL
A L
SO
SI UR
AL ULT
K
42
Sistem Pengembangan Kompetensi ASN
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya
Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN
adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-
kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi PNS dan
maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
BAB V
PERILAKU
KOMPETEN
Berkinerja yang BerAkhlak
•Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi,
dan kinerja.
•Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan
publik.