Anda di halaman 1dari 12

PEMBANGUNAN IDEOLOGI

Nama-nama Kelompok 1:
1. Rice Kurnia Daima (2019210181)
2. Adrianus Mone Kaka (2019210207)
3. Anggriani Keke (2019210015)
4. Yudys Arijaya Wijaya (2019210005)
5. Adelvina Holi Dima (2019210019)

A. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila Sejarah konsep ideologi dapat ditelusuri jauh sebelum istilah
tersebut digunakan destutt de Tracy pada penghujung abad kedelapan belas. Tracy
menyebut Ideologi sebagai science of ideas, yaitu sebuah program yang diharapkan
dapat membawa perubahan institusional bagi masyarakat prancis, namun, napoleon
mengecam istilah ideologi yang dianggapnya suatu khalayaln belaka, yang tidak
mempunyai praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan
ditemukan dalam kenyataan. (Kaelan, 2003:113) Istilah ideologi berasal dari kata
idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita sedangkan logos berarti
ilmu. Ideologi secara etimologis artinya ilmu tentang ide-ide (The Science Of Ideas)
atau ajaran tentang pengertian dasar. (Kaelan 2013:60-61). Selanjutnya Mubyarto
(1991:239) Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan dan simbol-simbol
sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman
kerja (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu.
Ideologi berintikan serangkaian nilai (norma) atau sistem nilai dasar yang
bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu
masyarakat atau bangsa sebagai wawasan atau pandang ahidup mereka. Nilainilai
yang terangkai atau menyatu menjadi satu sistem itu, sebagaimana halnya dengan
nilai-nilai dasar Pancasila, biasanya bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah
suatu masyarakat atau bangsa yang menciptakan ideologi itu.
Beberapa ahli dunia memberikan definsi yang berbeda-beda mengenai Ideologi
tetapi memiliki makna yang hampir sesuai demi mencapai suatu cita-cita yang
diimpikan oleh pemegang ideologi yang telah dipelajari atau yang dipahami. Seperti
ideologi yang dipahami oleh Martin Sileger menggap ideologi sebagai sistem
kepercayaan, Alvin Gouldner Ideologi sebagai proyek Nasional, dan Paul Hirst
Ideologi sebagai relasi social. Ideologi di dunia kita mengenal beberapa ideologi yang
digunakan oleh negara-negara di dunia yaitu ideologi liberalisme,
sosialismekomunisme, dan Pancasila.
Menurut Sastrapratedja (2001: 50-69) mengatakan untuk mengenal ideologi
Pancasila kita harus mengenal ideologi di dunia yaitu sebagai berikut:
1. Marxisme-Leninisme merupakan suatu paham yang meletakkan ideologi
dalam perspektif evolusi sejarah yang didasarkan pada dua prinsip; pertama,
Penentu akhir dari perubahan social adalah perubahan dari cara produksi;
kedua proses perubahan social bersifat dialektis.
2. Sosialisme suatu paham yang meletakan ideologi dalam perspektif
kepentingan masyarakat, artinya Negara wajib mensehaterkan seluruh
masyarakat atau dikenal dengan konsep welfare state.
3. Liberalisme suatu paham yang meletakan ideologi dalam perspektif
kebebasan individual, artinya lebih mengutamakan hak-hak individu. 4.
Kapitalisme suatu paham yang member kebebasan kepada setiap individu
untuk menguasi system perekonomian dengan kemampuan modal yang ia
miliki.
Pancasila merupakan sebuah ideologi bangi bangsa Indonesia sebab Pancasila
merupakan suatu kepercayaan yang dianggap satu-satunya ideologi yang paling tepat
dalam menjalan system kenegaraan republik Indonesia. Pancasila merupakan science
of ideas dari founding father kita seperti Ir. Soekarno, Soepomi, M. Yamin, dan KH.
Bagus Hadikusumo dan tokoh-tokoh nasional yang terlibat dalam penyusunan
Ideologi Pancasila tanpa terkecuali. Pancasila merupakan Lima dasar disepakati
bersama oleh bangsa Indonesia melalui founding Father yang harus dijalan bangsa
Indonesia dalam system kehidupan social maupun system kenegaraan, meliputi :
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dengan lima dasar ini lah yang menjadi landasan kita dalam menghadapi
kehidupan tantangan Ideologi Pancasila dari berbagai terjangan ideologi dunia dan
kebudayaan global. Seperti tantangan menghadapi atheisme, Individualisme, dan
kapitalisme. Pancasila menghadapi tantangan dalam sikap prilaku kehidupan yang
menyimpang dari norma-norma masyarakat umum, tantangan terbesar dalam pada
masa sekarang ini adalah tantangan narkoba dan terorisme (Direktorat Jendral
Pembelajaran dan kemahasiswaan Kemenristek dikti, 2016: 125-126). Magnis Suseno
menegaskan bahwa pelaksanaan ideologi Pancasila bagi penyelenggara Negara
merupakan suatu orientasi kehidupan kounstitusional Artinya ideologi Pancasila
dijabarkan kedalam berbagai peraturan perundangundangan. Ada unsur penting
kedudukan Pancasila sebagai orientasi kehidupan kosntitusional. a) Kesediaan untuk
saling menghargai dalam kekhasan masing-masing, Pluralisme merupakan nilai dasar
Pancasila untuk mewujudkan Bhineka Tunggal Ika. Hal ini Pancasila diletakan
kedalam ideologi terbuka. b) aktualisasi lima sila Pancasila artinya sila-sila
dilaksanakan dalam kehidupan bernegara. (Suseno, 2011: 118-121).
Proses terjadinya Pancasila adalah melalui suatu proses kualitas. Artinya,
sebelum disahkan menjadi dasar negara, baik sebagai pandangan hidup maupun
filsafat hidup bangsa Indonesia. Fungsinya adalah sebagai motor penggerak bagi
tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan. Pancasila merupakan prinsip dasar
dan nilai dasar yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia, yang
mempribadi dalam masyarakat dan merupakan sesuatu living reality. Pancasila ini
sekaligus merupakan jati diri bangsa Indonesia. Pancasila juga dapat menuntun segala
tindak tanduk yang dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak
melanggar hukum dan juga tidak merampas hak-hak sebagai manusia.
B. Pentinya Pancasila Sebagai Ideologi
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi Negara adalah untuk memperlihatkan
peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sehingga ancaman-ancaman yang datang untuk negeri ini dapat dicegah dengan cepat.
Sebab Pancasila merupakakan Ideologi yang terbuka bagi seluruh perkembangan
zaman. Sehigga apapun yang terjadi dalam perkembangan zaman harus sesuai dengan
kaedah-kaedah yang berlaku atas dasar Pancasila. Syafruddin Amir, dalam
penelitiannya yang berjudul Pancasila as Integration Philosophy of Education and
National Character menyatakan bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus
menjadi spirit bagi setiap nadi kehidupan dari masyarakat dan kegiatan yang
konstitusional karena Pancasila dipandang sebagai Journal of Digital media akulturasi
dari bermacam-macam pemikiran mengenai agama, pendidikan, budaya, politik,
social, dan bahkan ekonomi (Amir, 2013).
Pancasila sebagai ideologi dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Ia berperan dan berfungsi sebagai dasar dan sekaligus
tujuan dari berbagai bidang kehidupan yang terus berkembang itu seirama dengan
perkembangan aspek masyarakat dan perubahan zaman dari masa ke masa. Ada
hubungan timbal balik atau interaksi antara dinamika kehidupan dengan Pancasila
dan ideologi. Interaksi tersebut akan bersifat positif atau saling menguntungkan
bilamana ia bersifat saling merangsang. Pancasila merangsang dan sekaligus
menjiwai dinamika kehidupan itu sedangkan pada waktu yang sama dinamika
kehidupan itu merangsang dinamika internal yang terkandung dalam Pancasila
sebagai ideologi terbuka untuk mengembangkan jati dirinya. Maka dari itu, Pancasila
harus juga diaktualisasikan dalam berbagai bidang kehidupan. Aktualisasi nilai-nilai
Pancasila harus muncul dan menjadi nyata dalam bidang integrasi NKRI, kehidupan
ekonomi, dalam bidang hukum, dalam bidang pendidikan (TK, SD, SMP, SMA,
sampai dengan Perguruan Tinggi), dalam bidang politik dan pemerintahan, dalam
bidang sosial-budaya, dalam bidang kehidupan beragama, dalam bidang kesehatan
dan kesejahteraan, dalam bidang lingkungan dan SDA, dalam bidang tenaga kerja dan
SDM, dalam bidang gender dan perempuan, dalam bidang politik luar negeri, dalam
bidang pembangunan pertanian, buruh dan nelayan, dalam bidang informasi dan
komunikasi, dalam bidang pembangunan industri pariwisata, dalam bidang olahraga
dan sport, dalam bidang pembangunan seni dan estetik, dalam bidang pembangunan
kelautan dan perikanan, dalam bidang pembangunan industri dan penanaman modal
(investasi), dalam bidang bisnis dan perdagangan, dalam bidang ketertiban dan
keamanan, dan begitu seterusnya.
C. Masalah-Masalah Dalam Pembangunan Ideologi
1. Masalah AGTH terhadap Kesatuan dan Persatuan Bangsa
Tuntutan perlunya segera disusun materi dan pola pendidikan Pancasila
yang tepatMenkopolhukam memberi argumen bahwa kondisi ATHG terhadap
kehidupan berbangsadan bernegara akibat tidak adanya proses pembudayaan
ideologi nasional yang terencana dimasyarakat dikhawatirkan semakin
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsaIndonesia.
AGTH terhadap pemecahan masalah bangsa yang disebabkan antara lain
olehkondisi kemajemukan, korupsi, terorisme, kemiskinan, dan narkoba
adalah akibat dari bangsaIndonesia mengalami krisis kepercayaan terhadap
tidak tersosialisaikannya dengan baiknilai-nilai ideologi nasional yaitu
Pancasila.Diperlukan upaya menyusun kembali pola implementasi Pancasila
sebagai ideologiterbuka yang lebih sesuai dengan semangat reformasi agar
dapat mengantar negara dan bangsa kita dengan sukses menjalani berbagai
perubahan. Karena pada waktu yang laluusaha implementasi Pancasila
menjadikan nilai-nilai Pancasila hanya sebagai hafalan dantidak mewujud
secara substansial pada perikehidupan sehari-hari masyarakat dan
hanyamenjadi alat untuk mempertahankan kekuasaan. (Sudharmadi, 2006).
Era pasca perang dingin nilai-nilai liberalisme sekaligis sektarianisme
menjadi faktorutama dalam perubahan-perubahan dan pergolakan-pergolakan
di dunia (Rofiqi, 2004 ). Pada proses reformasi di Indonesia faktor-faktor
tersebut mempunyai pengaruh pada konflik-konflik di masyarakat sehingga
sedikit banyak mewarnai AGTH bagi pelaksanan reformasikhusunya dalam
membangun kesatuan dan persatuan bangsa. Penjabaran ideologi Pancasilake
dalam paradigma baru tentang nilai-nilai demokrasi menjadi serba kebablasan.
Produk- produk kebijakan negara erareformasi seperti UU Sisdiknas dinilai
banyak dipengaruhi paham neoliberalisme (Simposium UGM) juga banyak
muncul UU atau perda yang menjurus pada pelaksanan nilai-nilai primordial
dan sektarian serta pengaruh paham neo-komunismeatau paham kiri-baru.
(Noor Syam, 2006; Siswono, 2006).
2. Masalah Kebersamaan dalam Masyarakat
Apa yang dikatakan oleh Prof. Bambang Rahino di muka kiranya sejajar
dengan apayang dikatakan oleh Siswono Yudho Husodo bahwa nilai utama
ideologi Pancasila adalahkebersamaan dengan bentuk ideal, kebersamaan
hidup bermasyarakat sebagai“masyarakatkekeluargaan” yang lebih dinamis
kebersamaan hidup antarsejumlah manusia yang terselenggara melalui
interaksi saling memberi”. Suatu kebersamaan yang mampu menjadi fondasi
dan modal sosial dari negara kesejahteraan Indonesia yang mandiri.
Dengan kemandirian akan menumbuhkan kebanggaan pada warga
negaranya danmendorong mereka berprestasi maksimal bagi kemajuan dirinya
sendiri, masyarakat, bangsadan negaranya. Salah satu hal wajib dilestarikan
adalah pendidikan sejarah yang mampumembentuk karakter suatu bangsa.
Rakyat Indonesia tidak perlu menjadi ahli sejarah, tetapiharus memahami dan
bangga akan sejarah bangsanya. Karena dunia pendidikan di bawah pengaruh
neo-liberalisme sekarang memang semakin ahistoris dan perlu strategi
pembangunan masyarakat untuk menjadi subjek Pancasilais yang unggul dan
percaya (Siswono, 2006).
Jadi yang harus dilakukan adalah berusaha agar Pancasila dapat bangkit
kembalisebagai ideologi rakyat, bukan sebagai ideologi penguasa atau elite
saja. Untuk itu Pancasilaharus menjadi ideologi yang mampu mendasari
demokrasi yang lebih bermakna dan bermanfaat bagi rakyat.
3. Masalah Pendidikan Pancasila
Pancasila harus menjadi ideologi terbuka, di situ semua orang berhak
untuk mengisi,memahami, dan memberi makna sesuai dengan pemikiran
terbaiknya. Hanya denganmelibatkan dalam proses perumusan dan pemberian
makna itulah rakyat akan benar-benarmenghayati Pancasila. Bangsa Indonesia
juga membutuhkan proses sosialisasi dan pembudayaan demokrasi yang
berkelanjutan berdasarkan Pancasila.
Jadi masalah krusial dalam revitalisasi, implementasi, dan aktualisasi
atau usaha pemberdayaan ideologi Pancasila adalah masalah pembudayaan
melalui pendidikan yaitumateri-materi apa dan proses sosialisasi dan
pembudayaan yang bagaimana yang sebaiknyaditerapkan melalui proses
pendidikan. Hal itu harus segera disusun dan diwujudkan karenasudah
demikian besarnya ATGH terhadap persatuan dan kesatuan bangsa akibat
menipisnyanilai-nilai Pancasila di dunia pendidikan dan masyarakat akibat
kelemahan dalam kebijakandan proses globalisas
Masalah Perjuangan Menyelamatkan Ideologi Pancasila Sebagai Ideologi
Terbuka
Sebagai kegiatan di bidang pendidikan yang harus diperjuangkan adalah
bagaimana pelaksanaan revitalisasi dan implementasi Pancasila memberi
ruang partisipasi padamasyarakat. Yaitu proses pendidikan yang melibatkan
masyarakat dalam penyusunan,mengisi, memahami dan pemberian makna
sesuai dengan pemikiran terbaiknya agar prosesimplementasi nilai-nilai
Pancasila dapat mencapai hasil yang diidealkan yaitu kehidupankebersamaan
sebagai landasan Jatidiri bangsa Indonesia (Naya Sujana, 2005)
4. Masalah perjuangan menyelamatkan ideology pancasila sebagai ideology
terbuka
Seperti telah disinggung di depan tantangan riel bagi ideologi Pancasila
sebagaiideologi besar dan terbuka, seperti sejak Pancasila mulai
diimplementasikan tahun 1945,adalah nilai-nilai negatif dari ideologi-ideologi
besar yang lebih dahulu ada terutamaKomunisme, Islamisme, dan Liberalisme
dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Pada eraOrde Baru bangsa Indonesia
melaksanakan pembangunan nasional dengan mengintegrasikan
diri ke dalam sistem kapitalisme internasional dan di bawah “bimbingan” dari
negara-negaraBarat di mana nilai-nilai liberalisme mendapatkan akses yang
luas ke dalam kehidupan bangsaIndonesia
Suatu tantangan berat karena walaupun sudah lebih dari 5 tahun bangsa
Indonesia berusaha melakukan reformasi sebagai akibat dilanda krisis multi
dimensi sejak 1997 namun permasalahan belum bisa dipecahkan secara tuntas
dan bahkan menjadi semakin sulit danrumit. Beberapa bidang sudah dapat
dilakukan reformasi namun masih banyak bidang belumterjamah dan bahkan
serba kebablasan yang dapat membawa bangsa ini ke dalam krisis
danketerpurukan semakin parah. Pancasila sudah saatnya tidak hanya menjadi
sekedar formalitasdan dimitoskan namun harus ditemukan cara implementasi
yang lebih operasional yangmendasari semangat dan etos kerja bangsa
Indonesia sesuai dengan tuntutan jaman.
D. Krisis Kebudayaan yang Mengancam Persatuan Dan Kesatuan
Krisis yang kita derita bukan hanya krisis politik dan ekonomi namun juga
kebudayaan. Salah satu akibat krisis adalah perkembangan lebih ganas “penyakit”
yang telah hidup di tubuh bangsa Indonesia yang berkembang biak pertama kali di
birokrasi pemerintahsebagai sentral pelaksanaan pembangunan dalam system
pemerintahan otoriter Orde Baru.Dalam menjalankan fungsinya ternyata tubuh
birokrasi menjadi limbung tidak mampumengembangkan koordinasi, integrasi,
sinkronisasi (KIS) pada dirinya. Hal tersebut tidak lainkarena pembangunan juga
merupakan proses distribusi (dana pembangunan) sekaligus produksi industri modern
sehingga terjadi perubahan nilai yang cenderung materialistis.
Gejala “penyakit” tersebut adalah KKN, arogansi sektoral, golonganisme,
materialisme,individualisme, dan bahkan hedonisme yang mengakibatkan hilangnya
saling percaya dan rasa empati atUa tepa selira tidak hanya di antara birokrasi tetapi
juga sudah menjalar di seluruhlapisan masyarakat dan mempengaruhi motivasi
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan berbegara sehingga dapat menghambat
dalam mengamankan ideologi Pancasila (Abdul Gani,2000) empati atau tepa selira
tidak hanya di antara birokrasi tetapi juga sudah menjalar di seluruh lapisan
masyarakat dan mempengaruhi motivasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
berbegara sehingga dapat menghambat dalam mengamankan ideologi Pancasila
(Abdul Gani,2000).
Penyakit birokrasi tersebut timbul tak lepas dari proses pembangunan pada era
OrdeBaru di mana birokrasi menjadi mesin pelaksanaan pembangunan dalam posisi
peranan pemerintah sangat kuat. Lembaga negara, departemen pemeritah dan agen-
agen pembangunanlainnya termasuk perguruan tinggi khususnya PTN menjadi sangat
berorientasi pada proyek pembangunan dengan ketergantungan hampir di semua
bidang pada anggaran pemerintah dimana salah satu komponen utamanya adalah
bantuan dan hutang luar negeri. Akibatnya berkembang eksklusivisme dan saling
tidak percaya antarindividu (ndividualisme), antardepartemen (antarsektor),
antarkelompok, antargolongan sebagai salah satu penyebab utamadari krisis. Padahal
menurut Institute of Future Studies for Development di Bangkok saling percaya
adalah kunci untuk menyelesaikan krisis (Asia Week, December 1998).
Sedangkanempati adalah jaringan rasa sebagai basis kebudayaan yang
memungkinkan terbangunnya kerukunan dan dialog sosial di setiap masyarakat.
Dengan saling percaya dan empati orangakan dapat saling tolong menolong dan
bekerja sama. Jadi krisis yang terjadi pada bangsaIndonesia juga dapat disebut krisis
kepercayaan dan empati.

RINGKASAN

A. Ideologi Pancasila
(Kaelan, 2003:113) Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita sedangkan logos berarti ilmu. Ideologi secara
etimologis artinya ilmu tentang ide-ide (The Science Of Ideas) atau ajaran tentang
pengertian dasar. Menurut Mubyarto (1991:239) Ideologi adalah sejumlah doktrin,
kepercayaan dan simbol-simbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang
menjadi pegangan dan pedoman kerja (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan
masyarakat atau bangsa itu. Ideologi berintikan serangkaian nilai (norma) atau sistem
nilai dasar yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh
suatu masyarakat atau bangsa sebagai wawasan atau pandang ahidup mereka.
Nilainilai yang terangkai atau menyatu menjadi satu sistem itu, sebagaimana halnya
dengan nilai-nilai dasar Pancasila, biasanya bersumber dari budaya dan pengalaman
sejarah suatu masyarakat atau bangsa yang menciptakan ideologi itu.
Pancasila merupakan sebuah ideologi bangi bangsa Indonesia sebab Pancasila
merupakan suatu kepercayaan yang dianggap satu-satunya ideologi yang paling tepat
dalam menjalan system kenegaraan republik Indonesia.
Pancasila merupakan Lima dasar disepakati bersama oleh bangsa Indonesia
melalui founding Father yang harus dijalan bangsa Indonesia dalam system
kehidupan social maupun system kenegaraan, meliputi :
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dengan lima dasar ini lah yang menjadi landasan kita dalam menghadapi
kehidupan tantangan Ideologi Pancasila dari berbagai terjangan ideologi dunia dan
kebudayaan global.
B. Pentinya Pancasila Sebagai Ideologi
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi Negara adalah untuk memperlihatkan
peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sehingga ancaman-ancaman yang datang untuk negeri ini dapat dicegah dengan cepat.
Sebab Pancasila merupakakan Ideologi yang terbuka bagi seluruh perkembangan
zaman. Sehigga apapun yang terjadi dalam perkembangan zaman harus sesuai dengan
kaedah-kaedah yang berlaku atas dasar Pancasila.
C. Masalah-Masalah Dalam Pembangunan Ideologi
 Masalah AGTH terhadap Kesatuan dan Persatuan Bangsa
Tuntutan perlunya segera disusun materi dan pola pendidikan Pancasila yang
tepatMenkopolhukam memberi argumen bahwa kondisi ATHG terhadap
kehidupan berbangsadan bernegara akibat tidak adanya proses pembudayaan
ideologi nasional yang terencana dimasyarakat dikhawatirkan semakin
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsaIndonesia.
 Masalah Kebersamaan dalam Masyarakat
Apa yang dikatakan oleh Prof. Bambang Rahino di muka kiranya sejajar dengan
apayang dikatakan oleh Siswono Yudho Husodo bahwa nilai utama ideologi
Pancasila adalahkebersamaan dengan bentuk ideal, kebersamaan hidup
bermasyarakat sebagai“masyarakatkekeluargaan” yang lebih dinamis
kebersamaan hidup antarsejumlah manusia yang terselenggara melalui interaksi
saling memberi”. Suatu kebersamaan yang mampu menjadi fondasi dan modal
sosial dari negara kesejahteraan Indonesia yang mandiri.
 Masalah Pendidikan Pancasila
Pancasila harus menjadi ideologi terbuka, di situ semua orang berhak untuk
mengisi,memahami, dan memberi makna sesuai dengan pemikiran terbaiknya.
Hanya denganmelibatkan dalam proses perumusan dan pemberian makna itulah
rakyat akan benar-benarmenghayati Pancasila. Bangsa Indonesia juga
membutuhkan proses sosialisasi dan pembudayaan demokrasi yang berkelanjutan
berdasarkan Pancasila.
 Masalah perjuangan menyelamatkan ideology pancasila sebagai ideology
terbuka
Seperti telah disinggung di depan tantangan riel bagi ideologi Pancasila
sebagaiideologi besar dan terbuka, seperti sejak Pancasila mulai
diimplementasikan tahun 1945,adalah nilai-nilai negatif dari ideologi-ideologi
besar yang lebih dahulu ada terutamaKomunisme, Islamisme, dan Liberalisme
dalam situasi dan kondisi yang berbeda. Pada eraOrde Baru bangsa Indonesia
melaksanakan pembangunan nasional dengan mengintegrasikan diri ke dalam
sistem kapitalisme internasional dan di bawah “bimbingan” dari negara-
negaraBarat di mana nilai-nilai liberalisme mendapatkan akses yang luas ke
dalam kehidupan bangsa Indonesia.
D. Krisis Kebudayaan yang Mengancam Persatuan Dan Kesatuan
Krisis yang kita derita bukan hanya krisis politik dan ekonomi namun juga
kebudayaan. Salah satu akibat krisis adalah perkembangan lebih ganas “penyakit”
yang telah hidup di tubuh bangsa Indonesia yang berkembang biak pertama kali di
birokrasi pemerintahsebagai sentral pelaksanaan pembangunan dalam system
pemerintahan otoriter Orde Baru.Dalam menjalankan fungsinya ternyata tubuh
birokrasi menjadi limbung tidak mampumengembangkan koordinasi, integrasi,
sinkronisasi (KIS) pada dirinya. Hal tersebut tidak lainkarena pembangunan juga
merupakan proses distribusi (dana pembangunan) sekaligus produksi industri modern
sehingga terjadi perubahan nilai yang cenderung materialistis.

Kesimpulan
pancasila merupakan falsafah dan dasar negara Republik Indonesia sebagai
pedomaan bagi segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pancasila terdiri dari ilmu sila yang mengandung niali-nilai
didalamnya, nilai-nilai tersebut diwujudkan sebagai pengamalan dan kehidupan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai