Anda di halaman 1dari 21

SAMPLING AUDIT

DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Dosen pembimbing: Wawan Sdtyo Nugroho,S.E.,M.Si.Ak.,CA

Disusun oleh kelompok : 7

1 Muhammad Yusril S (17.0102.0015)


2 Wahyu Indah Utami (17.0102.0037)
3 Ajeng Sekar Kinasih (17.0102.0054)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITA MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam atas segala nikmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, sebagai salah
satu tugas untuk mengikuti mata kuliah Pengauditan. Tujuan penyusunan makalah ini adalah
untuk mengetahui tentang Sampling Audit dalam Pengujian Substantif. Dengan memahami
tentang sampling audit ini diharapkan kita dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang
pengujian pengendalian.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
diucapkan terimakasih kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Audit yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
dapat mengkaji secara mandiri tentang sampling audit dalam pengujian substantif.
2. Sesama anggota kelompok yang telah bersama-sama mencari dan mengkaji materi
sehingga tersusun makalah ini, dan
3. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan
makalah ini.
Penyusunan makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Magelang, Juni 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
A. KONSEP DASAR...........................................................................................................................6
1 Sifat dan tujuan............................................................................................................................6
2 Ketidakpastian risiko sampling dan risiko audit..........................................................................6
3 Pendekatan sampling statistik......................................................................................................7
B. SAMPLING PPS.............................................................................................................................7
C. SAMPLING VARIABEL KLASIK..............................................................................................13
D. SAMPLING NON STATISTIK DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF......................................17
BAB III......................................................................................................................................................20
A. Kesimpulan....................................................................................................................................20
B. Saran..............................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pengambilan sampel audit harus mengambil suatu sampel yang cocok untuk
digunakan dalam menentukan asersi-asersi yang berguna sebagai penarikan kesimpulan
secara menyeluruh. Di mana memiliki karakteristik yang hampir atau Sama dengan dari
populasi yang dijadikan sampel, di mana harus mempertimbangkan item-item yang sesuai
untuk dijadikan sampel, item-item tersebut juga harus sesuai dengan karakteristik dari sampel
tersebut.

Mungkin dalam kegiatan auditor audit suatu laporan keuangan auditor belum
menerapkan hal yang semacam ini. Sehingga diperlukan pengauditan secara lebih mendalam.
Yaitu dengan menerapkan pemilihan pemilihan sampel yang secara spesifik sesuai dan
mengevaluasi dari temuan-temuan populasi yang dipilih dan diambil.

B. Rumusan Masalah

1 Bagaimana penerapan sampling audit pada pengujian substantif ?


2 Apa saja yang termasuk komponen komponen risiko audit yang berhubungan dengan
sampling audit dalam pengujian substantif ?
3 Bagaimana menentukan pendekatan sampling yang tepat?
4 apa saja langkah langkah pokok dalam perancangan dan pelaksanaan pengevaluasian
rencana sampling PPS?
5 Bagaimana menghitung dan menerapkan langkah langkah pokok dalam tiga teknik?
6 Apa perbedaan antara rencana sampling statistik dan nonstatistik untuk pengujian
substantif?

4
C. Tujuan

1 Mengetahui penerapan sampling audit pada pengujian Subtantive


2 Mengetahui komponen komponen risiko audit yang berhubungan dengan sampling
audit
3 Mengetahui pendekatan sampling yang paling tepat untuk berbagai keadaan
4 Mengetahui langkah langkah pokok dalam perancangan pelaksanaan dan
pengevaluasian rencana sampling PPS
5 Mengetahui cara menghitung dan menerapkan langkah-langkah pokok dari tiga
teknik dalam rencana sampling
6 Mengetahui definisi perbedaan rencana sampling statistik dan nonstatistik

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR

1 Sifat dan tujuan


Sampling untuk pengujian substantif dapat dirancang untuk :

1. Memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang material.
misalnya, nilai buku piutang usaha
2. Membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu. misalnya, nilai persediaan
yang tidak dicatat pada nilai bukunya

2 Ketidakpastian risiko sampling dan risiko audit


 Resiko kesalahan penerimaan yaitu resiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan
bahwa saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material ketika sebenarnya saldo
Akun tersebut salah saji secara material
 Resiko kesalahan penolakan yaitu resiko bahwa sampel yang mendukung kesimpulan
bahwa saldo akun yang dicatat adalah salah saji secara material ketika sebenarnya saldo
Akun tersebut tidak salah saji secara material.

Resiko kesalah penerimaan berkaitan dengan efektivitas audit dan resiko kesalahan
penolakan berkaitan dengan efisiensi auditResiko kesalahan penerimaan dalam sampling audit
berhubungan dengan risiko deteksi yang berkaitan dengan pengujian substantif dan rinci yang
spesifik yang diterapkan pada pemilihan item sampel. Resiko kesalah penerimaan dapat
ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan model risiko audit dan pemetaan untuk
dengan rumus sebagai berikut:

TD = AR / (IR . CR. AP)

6
3 Pendekatan sampling statistik

 Sampling PPS atau probability proportional to size


 Sampling variabel klasik atau classical variable sampling
Perbedaan utama antara kedua pendekatan tersebut adalah bahwa sampling BPS
didasarkan pada teori sampling atribut sedangkan sampling variabel klasik didasarkan pada
teori distribusi normal.

B. SAMPLING PPS

Sampling BPS adalah pendekatan yang menggunakan teori sampling atribut untuk
membuat kesimpulan dalam jumlah nominal bukan dalam tingkatan penyimpangan.

Bermanfaat dalam pengujian untuk :

 Piutang pada saat kredit yang tidak diaplikasikan dalam akun pelanggan yang tidak
signifikan
 Sekuritas investasi
 Pengujian harga persediaan jika terdapat sedikit perbedaan yang diantisipasi
 Tambahan aktiva tetap

Langkah-langkah dalam perencanaan sampling


 Menentukan tujuan rencana sampling
Tujuan rencana sampling PPS pada umumnya adalah untuk memperoleh bukti bahwa
saldo akun yang dicatat tidak salah saji secara material. Asersi laporan keuangan tertentu yang
mempengaruhi bukti sampel yang dipakai tergantung pada Prosedur audit yang dipakai untuk
item sampel tersebut.
 Menetapkan populasi dan unit sampling
Populasi terdiri dari transaksi atau saldo akun yang diuji, untuk setiap populasi auditor
harus memutuskan Apakah seluruh atom tersebut akan diikutkan atau tidak.
Unit sampling dalam PPS adalah mata uang yang digunakan, dan populasinya adalah jumlah
uang yang sama dengan jumlah total uang pada populasi tersebut.

7
PPS berasal dari logika semakin banyak uang yang berkaitan dengan unit semakin besar
kesempatannya untuk terpilih proporsional dengan ukurannya.
 Menentukan ukuran sampel

N = BV . RF / TM – (AM . EF)

BV : nilai buku yang di uji

FF : faktor reliabilitas untuk rasio kesalahan penerimaan

TM : salah saji yang dapat ditoleransi

AM : salah saji yang dapat diantisipasi

EF : faktor ekspansi untuk setiap salah saji yang diantisipasi

 Nilai buku populasi yang diuji


Adalah nilai buku yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel harus berhubungan
secara tepat dengan definisi populasi yang dijelaskan
 Faktor liabilitas untuk resiko kesalahan penerimaan
Auditor harus mempertimbangkan:
1. Tingkat risiko audit yang dapat diterima auditor bahwa mungkin ada salah saji
yang material dalam Akun tersebut atau yang tidak akan terdeteksi
2. Penilaian tingkat risiko pengendalian
3. Hasil pengujian rincian dan prosedur analitis
 Salah saji yang dapat ditoleransi
Adalah salah saji maksimum yang dapat terjadi dalam sebuah akun sebelum salah saji
tersebut dianggap material
 Salah saji diantisipasi dan faktor ekspansi
Sampling TPS Auditor tidak mengkuantifikasi resiko kesalahan penolakan , Oleh
karena itu resiko ini dikendalikan secara langsung oleh penetapan salah saji yang
diantisipasi.Yang berhubungan terbalik dengan resiko kesalahan penolakan dan berhubungan
langsung dengan ukuran sampel. Faktor ekspansi diperlukan hanya pada saat salah saji
diantisipasi.
 Perhitungan ukuran sampel

8
Pengaruh perubahan nilai Suatu vektor terhadap ukuran sampel dimana faktor lain
dipertahankan konstan, seperti berikut :

Faktor-faktor Hubungan dengan ukuran


sampel
Nilai buku Langsung
Resiko kesalahan Terbalik
penerimaan
Salah saji yang dapat Terbalik
ditoleransi
Salah saji yang diantisipasi Langsung

Resiko kesalahan penerimaan yang rendah membuat ukuran sampel lebih besar yaitu
dalam dua cara sebagai berikut :

1. Dengan meningkatkan nilai pembilang dalam rumusnya pada faktor RF


2. Dengan memperkecil penyebutan pada EF.

 Menentukan metode pemilihan sampel

Metode pemilihan sampel yang paling banyak digunakan dalam sampling PPS adalah
pemilihan sistematis. Metode ini memisahkan total populasi dalam uang ke interval yang
sebanding dengan uang. Interval sampel sebagai berikut ;

SI = BV / n

 Melaksanakan rencana sampling

Dalam fase perencanaan, auditor memakai prosedur Auditing yang sesuai untuk
menentukan nilai audit setiap unit logis yang ada dalam sampel. Ketika terjadi perbedaan,
auditor mencatat nilai buku dan nilai auditnya dalam kertas kerja. Informasi ini kemudian
digunakan untuk memproyeksikan salah saji total dalam populasi.

 Mengevaluasi hasil sampel

9
Dalam mengevaluasi hasil sampel auditor memperhitungkan batas atas salah saji dari
data sampel dan membandingkannya dengan salah saji yang dapat ditoleransi tertentu dalam
perancangan sampel. Jika batas salah saji lebih kecil dari atau sama dengan salah satu, yang di
dapat ditoleransi hasil sampel mendukung kesimpulan bahwa nilai buku populasi tidak dicatat
melebihi TM, pada resiko kesalahan penerimaan yang di tetapkan. Batas atas salah saji
dihitung sebagai berikut

Batas Atas Salah Saji = PM + ASR

PM : salah satu total yang diproyeksikan dalam populasi.


ASR : cadangan risiko sampling

 Tidak ada salah saji

Jika tidak ada salah saji yang ditemukan dalam sampel faktor PM, dalam rumus di atas
adalah Nol. Faktor cadangan risiko sampling terdiri dari satu komponen yang disebut
ketepatan dasar, jumlah ini diperoleh dengan mengalikan faktor reliabilitas untuk salah saji 0
pada resiko kesalahan penerimaan yang ditetapkan dengan interval sampling.

 Proyeksi proyeksi salah saji populasi proyeksi salah saji populasi

Jumlah proyeksi salah saji dihitung untuk setiap unit logis yang berisikan sebuah salah
saji. Jumlah ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh PM pada populasi yang diinginkan.
Proyeksi salah saji dihitung dengan berbeda :

1. Unit logis dengan nilai buku yang kurang dari interval sampingnya
2. Unit logis dengan nilai buku yang sama dengan interval samplingnya

Proyeksi salah saji dihitung dengan rumus seperti berikut :


Persentasi kotor = (Nilai Buku – Bilai Audit) : Nilai Buku
Proyeksi salah saji = Persentase kotor x Interval sampling

10
Perhitungan ini mengakui bahwa setiap unit logis yang ada dalam sampel tersebut
mewakili suatu interval sampling atas uang dalam nilai buku populasi. Dengan demikian
tingkat di mana unit logis dikatakan kotor pada salah saji yang diproyeksikan pada seluruh
uang dalam interval sampling yang mewakili.

 Cadangan risiko sampling

ASR untuk sampel-sampel tersebut berisi salah saji yang mempunyai dua komponen
yaitu dihitung dalam rumus :

ASR = BP + IA

BP : ketetapan dasar
IA : cadangan inkremental untuk risiko sampling.
Perhitungan IA meliputi langkah-langkah secara berikut :
1. Menentukan perubahan inkremental yang sesuai dalam faktor-faktor yang sesuai
reliabilitas
2. Mengurutkan proyeksi salah saji untuk unit logis yang kurang dari interval
sampingnya dari paling tinggi ke paling rendah.
3. Mengalihkan proyeksi salah saji yang sudah diurutkan dengan faktor yang sesuai dan
menjumlahkan hasilnya.

 Batas atas salah saji untuk lebih saji


Jika batas atas salah saji melebihi TM yang ditetapkan dalam perancangan sampel,
auditor harus mempertimbangkan beberapa alasan yang mungkin dan alternatif tindakan
tertentu. Namun demikian Apakah UML kurang dari, sama dengan, atau lebih besar, dari TM
pertimbangan kualitatif yang pasti harus dibuat sebelum mencapai kesimpulan secara
menyeluruh.
 Pertimbangan Kualitatif

Auditor harus mempertimbangkan aspek kualitatif pada salah saji secara moneter. Salah
saji mungkin terjadi pada (1) Perbedaan dalam prinsip / penerapan. (2) kesalahan/
ketidaksesuaian dengan ketentuan. Contohnya, jika salah saji yang ditemukan dalam

11
pengujian substantif berada dalam jumlah/ frekuensi yang lebih besar dari penilaian tingkat
risiko pengendalian yang digunakan dalam penentuan risiko kesalahan penerimaan untuk
sampel tersebut, auditor harus mempertimbangkan apakah penialain itu masih sesuai. Jika
tidak sesuai, auditor harus merancang kembali rencana sampling.

 Penarikan Kesimpulan Secara Menyeluruh

Auditor menggunakan pertimbangkan profesional dalam mengkombinasikan bukti dari


berbagai sumber untuk menarik kesimpulan menyeluruh tentang apakah saldo akun telah
bebas dari salah saji yang material.

 Keuntungan Dan Kerugian Sampling Pps

Kelebihannya :

1. Sampling PPS umumnya lebih mudah digunakan dariapada sampling variabel klasik
karena auditor dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel secara
langsung/ dengan bantuan tabel.
2. Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang
diestimasi pada nilai audit.
3. Secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah distratifikasi karena item-itemnya
dipilih dalam proporsi pada nilai dolarnya.
4. Pemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis menunjukan beberapa item yang
secara individual signifikan jika nilai-nilainya melebihi pisah batas / moneter.
5. Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya akan
menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil daripada hasil dari sampling variabel
klasik.
6. Sampel PPS lebih mudah dirancang, dan pemilihan sampel dapat dimulai sebelum
tersedia populasi yang lengkap.

Kekurangannya :

1. Sampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus tidak kurang
dari nol / lebih besar dari nilai buku.

12
2. Jika kekurangsajian ditunjukkan dalam sampel tersebut, evaluasi atas sampel tersebut
memerlukan pertimbangan khusus.
3. Pemilihan saldo nol/ saldo dengan tanda yang berbeda seperti saldo-saldo kredit.
4. Evaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampel.
5. Sejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan, ukuran sampel yang
sesuai juga meningkat.

C. SAMPLING VARIABEL KLASIK

 Jenis- Jenis Teknik Sampling Variabel Klasik


1. Rata-rata per unit
2. Diferensiasi
3. Rasio
 Estimasi Mean-Unit (Mpu)

Sampling estimasi MPU mencakup penentuan nilai audit untuk setiap item dalam
sampel.

 Menentukan tujuan rencana sampling MPU


 Menetapkan populasi dan unit sampling
 Menentukan ukuran sampel
 Estimasi Penyimpangan Standar Populasi
1. Dalam perikatan berulang penyimpangan standar yang ditemukan dalam audit terdahulu
dapat digunakan untuk mengestimasi penyimpangan standar tahun berjalan.
2. Penyimpangan standar dapat diestimasi dari nilai buku yang tersedia.
3. Auditor dapat mengambil prasampel kecil yang terdiri dari 30-50 item dan mendasarkan
estimasi tersebut pada menyimpangan standar populasi tahun berjalan dari nilai audit item-
item sampel ini.
 Risiko Kesalahan Penolakan

Risiko kesalahan penolakan mempunyai pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel. Jika
auditor menetapkan risiko kesalahan penolakan yang sangat rendah, maka ukuran dan biaya
perlakuan sampel awal akan lebih besar.

13
 Risiko Kesalahan Penerimaan

Risiko kesalahan penerimaan memiliki pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel, yaitu
semakin rendah risiko yang ditetapkan, semakin besar ukuran sampel.

 Cadangan Risiko Sampling Yang Direncanakan

A R x TM

Dimana

A: cadangan risikoo sampling yang direncanakan / diinginkan

R: rasio cadangan risiko sampling yang diinginkan untuk salah saji yang dapat ditoleransi

TM : salah saji yang dapat ditoleransi

 Perhitungan Kuantitatif

Dalam melakukan evaluasi rencana sampling MPU, auditor menghitung

 Estimasi nilai total populasi


 Cadangan risiko sampling yang dicapai
 Kisaran untuk estimasi total nilai populasi
 Perhitungan Kualitatif

Sebelum menarik kesimpulan secara menyeluruh, auditor harus mempertimbangankan


aspek kualitatif hasil sampel. Pada sampling MPU, pertimbangan ini sama dengan sampling
PPS.

 Estimasi Diferensiasi

Dalam samplinh estimasi diferensiasi perbedaan dihitung untuk setiap item sampel dari
nilai audit item tersebut dikurangi nilai bukunya. Tiga kondisi berikut diperlukan dalam
penggunaan teknik ini:

a. Nilai buku setiap item populasi harus diketahui

14
b. Total nilai buku populasi harus diketahui dan sesuai dengan jumlah nilai buku item-
item secara individual
c. Terdapat perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku yang diperkirakan.
1) Menentukan tujuan dan menetapkan populasi dan unit sampling
Oleh karena nilai buku harus diketahui dalam estimasi diferensiasi, metode ini hanya
dapat digunakan untuk memperoleh bukti bahwa saldo yang dicatat tidak salahs aji secara
material. Pertimbangan lain yang relevan dengan tahap-tahap ini adalah sama dengan
sampling MPU.

2) Menentukan ukuran sampel


Faktor-faktor yang sama diperlukan dalam menentukan ukuran sampel untuk sampel
estimasi MPU dan estimasi diferensiasi, dengan satu pengecualian. Dalam estimasi
diferensiasi, digunakan estimasi penyimpangan standar dari perbedaan antara nilai audit dan
niali buku, bukan estimasi penyimpangan standar nilai audit itu sendiri.auditor dapat
mendasarkan estimasi ini pada sampel tahun-tahun sebelumnya atau pada perbedaan yang
ditemukan dalam prassampel audit berjalan.

Perubahan-perubahan diperlukan dalam rumus-rumus sebelumny dalam estimasi MPU


untuk menghitung standar penyimpangan dan ukuran sampel. Dalam rumus penyimpangan
standar, diperlukan substitusi dalam smbol berikut:

a) Sdj (estimasi penyimpangan standar dari perbedaan populasi) untuk Sxj.


b) dj (perbedaan antara nilai audit dan nilai buku pada item sampel individual) unutk Xj.
c) d (rata-rata perbedaan antara nialai audit dan nilai buku untuk item-item sampel) untuk x

Ukuran Sample: n = (N x UR x Sdi / A)2

1) Menentukan metode pemilihan sampel


Metode pemilihan dalam tahap ini sama, baik dalam estimasi MPU maupun estimasi
diferensiasi.

2) Melaksanakan rencana sampling

15
Tahap awal dalam pelaksanaan rencana sampling adalah menentukan nilai audit pada
setiap item sampel. Dengan demikian, hal ini sama dengan pada sampling MPU. Namun
demikian, untuk selanjutnya diperlukan tahap-tahap berikut:

a) Menghitung perbedaan untuk setiap item sampel yang sama pada nilai audit item-item
tersebut dikurangi nilai bukunya. Perbedaannya mungkin positif (nilai audit melebihi
nilai buku), negatif (nilai audit lebih kecil dari nilai buku), atau no (nilai audit sama
dengan niali buku)
b) Jumlah perbedaan-perbedaan item sampel individual
c) Membagi jumlah perbedaan tersebut dengan jumlah item dalam sampel untuk
memperoleh rata-rata perbedaan
d) Menghitung standar penyimpangan perbedaan sampel.
e) Untuk melakukan penilaian kuantitatif, estimasi diferensiasi perbedaan proyeksi total
dalam populasi tersebut pertama-tama dilakaukan sebagai berikut:
D=N x d

Estimasi nilai total populasi kemudian ditentukan sebagai berikut:

X= BV + D

Langkah kedua dalam penilaian kuantitatif adalah mengitung cadangan risiko sampling
yang dicapai. Dalam melakukan perhitungan ini, diperlukan substitusi penyimpangan standar
perbedaa-perbedaan sampel untuk penyimpangan standar nilai audit sampel.

Langkah terakhir dalam penilaian kuantitatif adalah menghitung kisaran estimasi nilai
populasi total dan menentukan apakah nilai bukunya anjlok dalam kisaran tersebut.

 Estimasi Rasio
a. Melaksanakan Rencana Sampel
Setelah dilakukan audit untuk item sampel ditentukan, dalam estimasi rasio penting
untuk:
1) Hitung rasio antara jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk unsur-unsur
sampel (R).
2) Hitung rasio antara nilai audit dengan nilai buku untuk setiap unsur.

16
3) Hitung standar deviasi untuk rasio individual dari unsur-unsur sampel (Srj).
b. Mengevaluasi Hasil Sampel
Dalam estimasi rasio, estimasi nilai total populasi ditentukan dengan rumus berikut:

Rumus untuk menentukan cadangan untuk risiko sampling dicapai sama dengan
rumus pada estimasi selisih, kecuali standar deviasi selisih diganti dengan standar
deviasi untuk rasio individual dalam sampel. Tahap akhir adalah melakukan
penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif terhadap hasil sampel sebagai dilakukan
dalam estimasi MPU dan estimasi selisih.

 Keuntungan dan Kekurangan Sampling Variabel Klasik


a. Keuntungan :
1) Sampelnya lebih mudah untuk diperluas daripada sampel PPS
2) Saldo nol dan saldo yang bertanda berbeda tidak memerlukan pertimbangan
perancangan khusus.
3) Jika ada perbedaan besar antara nilai audit dan nilai buku, tujuan auditor dapat
terpenuhi hanya dengan ukuran sampel yang lebih kecil dibandingkan sampling
PPS.
b. Kekurangan :
1) Lebih rumit dibandingkan dengan PPS. Auditor perlu bantuan program computer
untuk merancang sampel yang efisien dan mengevaluasi hasil sampel.
2) Untuk menentukan ukuran sampel, auditor harus mempunyai estimasi
penyimpangan standar karakteristik yang dikehendaki dalam populasi.

D. SAMPLING NON STATISTIK DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF


Perbedaan utama antara sampling non statistik dan statistik terletak dalam tahap-tahap
penentuan ukuran sampel dan pengevaluasian hasil sampel. Tahap-tahap ini sering dipahami
lebih objektif atau lebih teliti dalam sampling statistik, serta lebih subjektif dan mendasarkan
pada pertimbangan dalam sampel-sampel non statistik.

17
 Menentukan Ukuran Sampel
Pertimbangan yang hati-hati dalam perancangan sampel harus dilakukan untuk
memperoleh sampel-sampel yang efisisen dan efektif. Hal ini dihasilkan dalam sampel
statistik yang secara eksplisit menspesifikasikan faktor-faktor penting dan
menghubungkannya ke model matematika. Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan
hubungan berikut :

Faktor Pengaruhnya terhadap ukuran sampel


Ukuran populasi Langsung
Variasi dalam populasi Langsung
Salah saji yang dapat ditoleransi Terbalik
Salah saji yang diharapkan Langsung
Resiko kesalahan penerimaan Terbalik
Resiko kesalahan penolakan Terbalik

 Mengevaluasi Hasil Sampel


Dala sampling non statistik seperti halnya sampling statistik, auditor harus
memproyeksikan salah saji yang ditemukan dalam sampel pada populasinya dan
mempertimbangkan resiko sampling ketika mengevaluasi hasil sampel. Dua metode yang
dipakai dalam memproyeksian salah saji dalam sampling non statistik adalah :

a) Metode rasio di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi berdasarkan rasio nilai
audit sampel dibagi dengan nilai buku sampel-sampel tersebut. Auditor akan menentukan
nilai audit setiap strata dengan menggunakan rumus berikut :

AV AV ¿ x BV i
i=¿ ¿
BV ¿

b) Metode diferensiasi di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi dengan menambah
(atau mengurangi) proyeksi diferensiasi antara nilai audit dan nilai buku dari populasi.
Auditor akan menentukan nilai audit setiap strata dengan menggunakan rumus berikut :

18
AV i=BV i −D i

dimana

AV ¿ −BV ¿
D i=
( ni )x Ni

BAB III
PENUTUP

19
A. Kesimpulan

Sampling audit secara luas digunakan dalam pengujian substantif. Baik sampling audit
statistik maupun nonstatistik bermanfaat bagi auditor untuk memperoleh bukti sebagai dasar
alasan atas pendapatannya. Kegunaan sampling statistik, khususnya model PPS, meningkat
secara signifikan dalam praktik pada tahun-tahun terakhir ini, dan kecenderungan ini
diharapkan berlanjut untuk masa-masa yang akan datang.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Boynton, J. (2003). Moderen Auditing. Jakarta: Erlangga.

20
21

Anda mungkin juga menyukai