Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam atas segala nikmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya, sebagai salah
satu tugas untuk mengikuti mata kuliah Pengauditan. Tujuan penyusunan makalah ini adalah
untuk mengetahui tentang Sampling Audit dalam Pengujian Substantif. Dengan memahami
tentang sampling audit ini diharapkan kita dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang
pengujian pengendalian.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
diucapkan terimakasih kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Audit yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
dapat mengkaji secara mandiri tentang sampling audit dalam pengujian substantif.
2. Sesama anggota kelompok yang telah bersama-sama mencari dan mengkaji materi
sehingga tersusun makalah ini, dan
3. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan
makalah ini.
Penyusunan makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
A. KONSEP DASAR...........................................................................................................................6
1 Sifat dan tujuan............................................................................................................................6
2 Ketidakpastian risiko sampling dan risiko audit..........................................................................6
3 Pendekatan sampling statistik......................................................................................................7
B. SAMPLING PPS.............................................................................................................................7
C. SAMPLING VARIABEL KLASIK..............................................................................................13
D. SAMPLING NON STATISTIK DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF......................................17
BAB III......................................................................................................................................................20
A. Kesimpulan....................................................................................................................................20
B. Saran..............................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengambilan sampel audit harus mengambil suatu sampel yang cocok untuk
digunakan dalam menentukan asersi-asersi yang berguna sebagai penarikan kesimpulan
secara menyeluruh. Di mana memiliki karakteristik yang hampir atau Sama dengan dari
populasi yang dijadikan sampel, di mana harus mempertimbangkan item-item yang sesuai
untuk dijadikan sampel, item-item tersebut juga harus sesuai dengan karakteristik dari sampel
tersebut.
Mungkin dalam kegiatan auditor audit suatu laporan keuangan auditor belum
menerapkan hal yang semacam ini. Sehingga diperlukan pengauditan secara lebih mendalam.
Yaitu dengan menerapkan pemilihan pemilihan sampel yang secara spesifik sesuai dan
mengevaluasi dari temuan-temuan populasi yang dipilih dan diambil.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR
1. Memperoleh bukti bahwa saldo akun tidak mengandung salah saji yang material.
misalnya, nilai buku piutang usaha
2. Membuat estimasi independen mengenai jumlah tertentu. misalnya, nilai persediaan
yang tidak dicatat pada nilai bukunya
Resiko kesalah penerimaan berkaitan dengan efektivitas audit dan resiko kesalahan
penolakan berkaitan dengan efisiensi auditResiko kesalahan penerimaan dalam sampling audit
berhubungan dengan risiko deteksi yang berkaitan dengan pengujian substantif dan rinci yang
spesifik yang diterapkan pada pemilihan item sampel. Resiko kesalah penerimaan dapat
ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan model risiko audit dan pemetaan untuk
dengan rumus sebagai berikut:
6
3 Pendekatan sampling statistik
B. SAMPLING PPS
Sampling BPS adalah pendekatan yang menggunakan teori sampling atribut untuk
membuat kesimpulan dalam jumlah nominal bukan dalam tingkatan penyimpangan.
Piutang pada saat kredit yang tidak diaplikasikan dalam akun pelanggan yang tidak
signifikan
Sekuritas investasi
Pengujian harga persediaan jika terdapat sedikit perbedaan yang diantisipasi
Tambahan aktiva tetap
7
PPS berasal dari logika semakin banyak uang yang berkaitan dengan unit semakin besar
kesempatannya untuk terpilih proporsional dengan ukurannya.
Menentukan ukuran sampel
N = BV . RF / TM – (AM . EF)
8
Pengaruh perubahan nilai Suatu vektor terhadap ukuran sampel dimana faktor lain
dipertahankan konstan, seperti berikut :
Resiko kesalahan penerimaan yang rendah membuat ukuran sampel lebih besar yaitu
dalam dua cara sebagai berikut :
Metode pemilihan sampel yang paling banyak digunakan dalam sampling PPS adalah
pemilihan sistematis. Metode ini memisahkan total populasi dalam uang ke interval yang
sebanding dengan uang. Interval sampel sebagai berikut ;
SI = BV / n
Dalam fase perencanaan, auditor memakai prosedur Auditing yang sesuai untuk
menentukan nilai audit setiap unit logis yang ada dalam sampel. Ketika terjadi perbedaan,
auditor mencatat nilai buku dan nilai auditnya dalam kertas kerja. Informasi ini kemudian
digunakan untuk memproyeksikan salah saji total dalam populasi.
9
Dalam mengevaluasi hasil sampel auditor memperhitungkan batas atas salah saji dari
data sampel dan membandingkannya dengan salah saji yang dapat ditoleransi tertentu dalam
perancangan sampel. Jika batas salah saji lebih kecil dari atau sama dengan salah satu, yang di
dapat ditoleransi hasil sampel mendukung kesimpulan bahwa nilai buku populasi tidak dicatat
melebihi TM, pada resiko kesalahan penerimaan yang di tetapkan. Batas atas salah saji
dihitung sebagai berikut
Jika tidak ada salah saji yang ditemukan dalam sampel faktor PM, dalam rumus di atas
adalah Nol. Faktor cadangan risiko sampling terdiri dari satu komponen yang disebut
ketepatan dasar, jumlah ini diperoleh dengan mengalikan faktor reliabilitas untuk salah saji 0
pada resiko kesalahan penerimaan yang ditetapkan dengan interval sampling.
Jumlah proyeksi salah saji dihitung untuk setiap unit logis yang berisikan sebuah salah
saji. Jumlah ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh PM pada populasi yang diinginkan.
Proyeksi salah saji dihitung dengan berbeda :
1. Unit logis dengan nilai buku yang kurang dari interval sampingnya
2. Unit logis dengan nilai buku yang sama dengan interval samplingnya
10
Perhitungan ini mengakui bahwa setiap unit logis yang ada dalam sampel tersebut
mewakili suatu interval sampling atas uang dalam nilai buku populasi. Dengan demikian
tingkat di mana unit logis dikatakan kotor pada salah saji yang diproyeksikan pada seluruh
uang dalam interval sampling yang mewakili.
ASR untuk sampel-sampel tersebut berisi salah saji yang mempunyai dua komponen
yaitu dihitung dalam rumus :
ASR = BP + IA
BP : ketetapan dasar
IA : cadangan inkremental untuk risiko sampling.
Perhitungan IA meliputi langkah-langkah secara berikut :
1. Menentukan perubahan inkremental yang sesuai dalam faktor-faktor yang sesuai
reliabilitas
2. Mengurutkan proyeksi salah saji untuk unit logis yang kurang dari interval
sampingnya dari paling tinggi ke paling rendah.
3. Mengalihkan proyeksi salah saji yang sudah diurutkan dengan faktor yang sesuai dan
menjumlahkan hasilnya.
Auditor harus mempertimbangkan aspek kualitatif pada salah saji secara moneter. Salah
saji mungkin terjadi pada (1) Perbedaan dalam prinsip / penerapan. (2) kesalahan/
ketidaksesuaian dengan ketentuan. Contohnya, jika salah saji yang ditemukan dalam
11
pengujian substantif berada dalam jumlah/ frekuensi yang lebih besar dari penilaian tingkat
risiko pengendalian yang digunakan dalam penentuan risiko kesalahan penerimaan untuk
sampel tersebut, auditor harus mempertimbangkan apakah penialain itu masih sesuai. Jika
tidak sesuai, auditor harus merancang kembali rencana sampling.
Kelebihannya :
1. Sampling PPS umumnya lebih mudah digunakan dariapada sampling variabel klasik
karena auditor dapat menghitung ukuran sampel dan mengevaluasi hasil sampel secara
langsung/ dengan bantuan tabel.
2. Ukuran sampel PPS tidak didasarkan pada beberapa ukuran penyimpangan yang
diestimasi pada nilai audit.
3. Secara otomatis menghasilkan sampel yang sudah distratifikasi karena item-itemnya
dipilih dalam proporsi pada nilai dolarnya.
4. Pemilihan sampel sistematis PPS secara otomatis menunjukan beberapa item yang
secara individual signifikan jika nilai-nilainya melebihi pisah batas / moneter.
5. Jika auditor memperkirakan tidak ada salah saji, sampling PPS biasanya akan
menghasilkan ukuran sampel yang lebih kecil daripada hasil dari sampling variabel
klasik.
6. Sampel PPS lebih mudah dirancang, dan pemilihan sampel dapat dimulai sebelum
tersedia populasi yang lengkap.
Kekurangannya :
1. Sampling PPS mengandung asumsi bahwa nilai audit unit sampling harus tidak kurang
dari nol / lebih besar dari nilai buku.
12
2. Jika kekurangsajian ditunjukkan dalam sampel tersebut, evaluasi atas sampel tersebut
memerlukan pertimbangan khusus.
3. Pemilihan saldo nol/ saldo dengan tanda yang berbeda seperti saldo-saldo kredit.
4. Evaluasi PPS dapat melebihi ASR jika salah saji ditemukan dalam sampel.
5. Sejalan dengan meningkatnya jumlah salah saji yang diperkirakan, ukuran sampel yang
sesuai juga meningkat.
Sampling estimasi MPU mencakup penentuan nilai audit untuk setiap item dalam
sampel.
Risiko kesalahan penolakan mempunyai pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel. Jika
auditor menetapkan risiko kesalahan penolakan yang sangat rendah, maka ukuran dan biaya
perlakuan sampel awal akan lebih besar.
13
Risiko Kesalahan Penerimaan
Risiko kesalahan penerimaan memiliki pengaruh terbalik terhadap ukuran sampel, yaitu
semakin rendah risiko yang ditetapkan, semakin besar ukuran sampel.
A R x TM
Dimana
R: rasio cadangan risiko sampling yang diinginkan untuk salah saji yang dapat ditoleransi
Perhitungan Kuantitatif
Estimasi Diferensiasi
Dalam samplinh estimasi diferensiasi perbedaan dihitung untuk setiap item sampel dari
nilai audit item tersebut dikurangi nilai bukunya. Tiga kondisi berikut diperlukan dalam
penggunaan teknik ini:
14
b. Total nilai buku populasi harus diketahui dan sesuai dengan jumlah nilai buku item-
item secara individual
c. Terdapat perbedaan yang besar antara nilai audit dan nilai buku yang diperkirakan.
1) Menentukan tujuan dan menetapkan populasi dan unit sampling
Oleh karena nilai buku harus diketahui dalam estimasi diferensiasi, metode ini hanya
dapat digunakan untuk memperoleh bukti bahwa saldo yang dicatat tidak salahs aji secara
material. Pertimbangan lain yang relevan dengan tahap-tahap ini adalah sama dengan
sampling MPU.
15
Tahap awal dalam pelaksanaan rencana sampling adalah menentukan nilai audit pada
setiap item sampel. Dengan demikian, hal ini sama dengan pada sampling MPU. Namun
demikian, untuk selanjutnya diperlukan tahap-tahap berikut:
a) Menghitung perbedaan untuk setiap item sampel yang sama pada nilai audit item-item
tersebut dikurangi nilai bukunya. Perbedaannya mungkin positif (nilai audit melebihi
nilai buku), negatif (nilai audit lebih kecil dari nilai buku), atau no (nilai audit sama
dengan niali buku)
b) Jumlah perbedaan-perbedaan item sampel individual
c) Membagi jumlah perbedaan tersebut dengan jumlah item dalam sampel untuk
memperoleh rata-rata perbedaan
d) Menghitung standar penyimpangan perbedaan sampel.
e) Untuk melakukan penilaian kuantitatif, estimasi diferensiasi perbedaan proyeksi total
dalam populasi tersebut pertama-tama dilakaukan sebagai berikut:
D=N x d
X= BV + D
Langkah kedua dalam penilaian kuantitatif adalah mengitung cadangan risiko sampling
yang dicapai. Dalam melakukan perhitungan ini, diperlukan substitusi penyimpangan standar
perbedaa-perbedaan sampel untuk penyimpangan standar nilai audit sampel.
Langkah terakhir dalam penilaian kuantitatif adalah menghitung kisaran estimasi nilai
populasi total dan menentukan apakah nilai bukunya anjlok dalam kisaran tersebut.
Estimasi Rasio
a. Melaksanakan Rencana Sampel
Setelah dilakukan audit untuk item sampel ditentukan, dalam estimasi rasio penting
untuk:
1) Hitung rasio antara jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk unsur-unsur
sampel (R).
2) Hitung rasio antara nilai audit dengan nilai buku untuk setiap unsur.
16
3) Hitung standar deviasi untuk rasio individual dari unsur-unsur sampel (Srj).
b. Mengevaluasi Hasil Sampel
Dalam estimasi rasio, estimasi nilai total populasi ditentukan dengan rumus berikut:
Rumus untuk menentukan cadangan untuk risiko sampling dicapai sama dengan
rumus pada estimasi selisih, kecuali standar deviasi selisih diganti dengan standar
deviasi untuk rasio individual dalam sampel. Tahap akhir adalah melakukan
penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif terhadap hasil sampel sebagai dilakukan
dalam estimasi MPU dan estimasi selisih.
17
Menentukan Ukuran Sampel
Pertimbangan yang hati-hati dalam perancangan sampel harus dilakukan untuk
memperoleh sampel-sampel yang efisisen dan efektif. Hal ini dihasilkan dalam sampel
statistik yang secara eksplisit menspesifikasikan faktor-faktor penting dan
menghubungkannya ke model matematika. Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan
hubungan berikut :
a) Metode rasio di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi berdasarkan rasio nilai
audit sampel dibagi dengan nilai buku sampel-sampel tersebut. Auditor akan menentukan
nilai audit setiap strata dengan menggunakan rumus berikut :
AV AV ¿ x BV i
i=¿ ¿
BV ¿
b) Metode diferensiasi di mana auditor mengestimasi nilai audit populasi dengan menambah
(atau mengurangi) proyeksi diferensiasi antara nilai audit dan nilai buku dari populasi.
Auditor akan menentukan nilai audit setiap strata dengan menggunakan rumus berikut :
18
AV i=BV i −D i
dimana
AV ¿ −BV ¿
D i=
( ni )x Ni
BAB III
PENUTUP
19
A. Kesimpulan
Sampling audit secara luas digunakan dalam pengujian substantif. Baik sampling audit
statistik maupun nonstatistik bermanfaat bagi auditor untuk memperoleh bukti sebagai dasar
alasan atas pendapatannya. Kegunaan sampling statistik, khususnya model PPS, meningkat
secara signifikan dalam praktik pada tahun-tahun terakhir ini, dan kecenderungan ini
diharapkan berlanjut untuk masa-masa yang akan datang.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
20
21