Semester 3 B
Resume Jurnal Distribusi Farmasi di Apotek
Abstrak
Distribusi obat merupakan suatu proses yang penting dalam menjaga efikasi, keamanan, dan
kualitas suatu obat, pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) perlu diterapkan pada
fasilitas Apotek agar mutu obat dapat terjamin sampai ke tangan pasien. CDOB adalah cara
distribusi atau penyaluran obat dan atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang
jalur distribusi atau penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya.
Dari beberapa jurnal yang di review, penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode
deskriptif dengan memberikan kuesioner, wawancara atau tanya jawab, serta adapula yang
melakukan pengumpulan data menggunakan lembar pengumpul data dan diolah secara
kuantitatif. Tujuan penelitian dari beberapa jurnal ini adalah salah satunya yaitu melihat
kerasionalan sistem distribusi obat yang meliputi kecocokan obat dengan kartu stok, sistem
penataan gudang, persentase obat kadaluarsa/rusak, persentase stok mati dan tingkat ketersediaan
obat. Selain itu tujuan lainnya yaitu ingin mengetahui tingkat kepuasan apotik terhadap layanan
distribusi obat oleh PBF berdasarkan dimensi kepuasan.
Pendahuluan
Penjualan merupakan salah satu aspek yang penting dalam sebuah usaha dagang.‟ Pengelolaan
usaha dagang yang kurang baik akan merugikan usaha dagang karena dapat berimbas pada
perolehan laba dan pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan. Setiap usaha dagang memiliki
sistem berbeda dalam melakukan usahanya. Secara umum usaha dagang harus memiliki sistem
berbeda dalam semua aspek yang dijalankannya. Sistem yang baik ini merupakan salah satu
kunci pengendalian.
Pada tahap pembuatan obat, pemerintah sudah membuat suatu pedoman yaitu Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB) agar obat dapat memenuhi kriteria efficacy, safety dan quality.
Sedangkan pada proses distribusinya pun pemerintah telah membuat suatu peraturan mengenai
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), peraturan tersebut tercantum dalam Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Hk.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012
tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Cara Distribusi Obat yang
Baik (CDOB) adalah cara distribusi atau penyaluran obat dan atau bahan obat yang bertujuan
memastikan mutu sepanjang jalur distribusi atau penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan
penggunaannya. Kegiatan yang menyangkut distribusi obat meliputi pengadaan, penyimpanan,
dan penyaluran obat dari produsen hingga ketangan konsumen. Penerapan CDOB ini diharapkan
dapat mempertahankan dan memastikan bahwa mutu obat yang diterima oleh pasien sama
dengan mutu obat yang dikeluarkan oleh industri farmasi (Hartini, 2016).
Pedoman Good Distribution Practices for Pharmaceutical Products diterbitkan oleh WHO pada
tahun 2005 mengharuskan suatu jaringan distribusi menyelenggara kan suatu sistem jaminan
kualitas terhadap produk farmasi yang didistribusikan sehingga produknya akan terjamin mutu,
khasiat, keamanan dan keabsaannya sampai ke tangan konsumen.Industri farmasi atau lebih
dikenal sebagai Pedagang Besar Farmasi (PBF) harus memenuhi kebutuhan konsumen dengan
cepat dan tepat, karena kecepatan dan ketepatan perbekalan farmasi merupakan faktor yang
berpengaruh untuk menjamin kepuasan konsumen (Baharuddin dan Wahyuni, 2010).
Dalam persaingan yang semakin tajam antara Pedagang Besar Farmasi saat ini, maka kepuasan
pelanggan menjadi prioritas utama dimana tingkat kepentingan dan harapan pelanggan serta
pelaksanaan atau kinerja yang dilakukan perusahaan haruslah sesuai perusahaan harus
memperhatikan hal – hal yang dianggap penting oleh para pelanggan, agar mereka puas
(Yusnita, 2011). kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja
(atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapan (Kotler,1995).
Di Indonesia masih banyak terdapat masalah dalam sistem pendistribusian, diantaranya adalah
penjualan obat di tempat yang tidak ada ijin dari dinas kesehatan atau bukan di tempat pelayanan
kefarmasian, pembelian obat keras tanpa resep dokter, pembelian obat tidak sesuai indikasi dan
atau diagnosis. Hal ini akan membahayakan masyarakat. (Amelia et al., 2015; Hartini &
Marchaban, 2017; Iqbal, Geer, & Dar, 2016). Selain itu, keluhan juga datang dari segi kesalahan
obat datang yang tidak sesuai dengan surat pesanan dan harga yang berubah dalam waktu yang
terlalu singkat sehingga bukan hanya apotik yang dirugikan namun konsumen juga merasa
kurang mendapatkan pelyanan yang baik karena kejadian tersebut. Oleh karena itu, perlu
dilakukan perbaikan layanan oleh PBF agar tingkat kepuasan apotik akan meningkat.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai dalam beberapa jurnal ini menggunakan metode deskriptif ada
yang dengan cara mengamati secara langsung (bekerja) di Apotek, kemudian dianalisis di
interpretasikan dan diskripsikan dalam bentuk narasi kemudian disimpulkan, sehingga diperoleh
informasi untuk membantu proses penyusunan penelitian. Selain itu ada pula dengan pendekatan
kualititatif di Apotek yang juga menggunakan formulir kuisoner yang diisi oleh responden.
Adapun ada juga yang memakai data retrospektif yaitu pengambilan data yang sudah ada pada
tahun sebelumnya. Bahan penelitian menggunakan lembar observasi data terkait berupa lembar
stok, laporan obat kadaluarsa / rusak, laporan obat tidak bergerak. Serta ada yang menggunakan
dengan metode survey pada tenaga teknis kefarmasian yang menangani bagian pengadaan
perbekalan farmasi. Untuk lokasi penelitian dilakukan di beberapa tempat atau daerah di
indonesia.
Hasil Penelitian
Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) di Apotek Wilayah Cikupa Kabupaten
Tangerang yaitu meliputi Aspek Profil Sarana, Bangunan dan Peralatan, Pengadaan, Penerimaan
dan Penyimpanan, Penyaluran, Penanganan Produk kembalian dan kadaluarsa, dan Pemusnahan.
Berdasarkan aspek tersebut dapat diketahui gambaran pelaksanaan CDOB pada Apotek di
Wilayah Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, untuk masing-masing aspek.