Laju reaksi adalah menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung per satuan waktu.
Laju reaksi menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi.
Perkaratan besi merupakan contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat, sedangkan
peledakan mesiu atau kembang api adalah contoh reaksi yang cepat.
Hubungan laju reaksi dengan waktu berdasarkan kenaikan suhu
Pada umumnya, setiap kenaikan suhu sebesar 10 C, reaksi akan berlangsung
dua kali lebih cepat.
Karena besarnya laju berbanding terbalik dengan waktu yang ditempuh,
maka perumusan di atas dapat dituliskan sebagai berikut.
1
t t= ∆T . to
∆ r 10
Keterangan:
r = kenaikan laju reaksi
T = kenaikan suhu = T2 –T1
T2= suhu akhir
T1= suhu awal
t0 = waktu reaksi awal
tt = waktu reaksi akhir
Agar lebih memahami perumusan di atas, perhatikanlah contoh soal berikut.
Contoh
Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat setiap suhu dinaikkan 100C. Apabila pada suhu
25 C laju reaksi suatu reaksi adalah 2y M/s. Berapa laju reaksi pada suhu 75 C?
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
1. Konsentrasi semakin tinggi konsentrasi maka laju reaksi akan semakin cepat
2. Suhu semakin tinggi suhu maka laju reaksi akan semakin cepat
3. Luas permukaan, semakin luas permukaannya/ semakin halus maka laju reaksi akan
semakin cepat
4. Katalis, dengan penembahan katalis maka laju reaksi akan semakin cepat
2. Reaksi endoterm
Reaksi endoterm merupakan kebalikan dari reaksi eksoterm. Dalam reaksi ini, sistem
menyerap kalor dari lingkungan sehingga harga entalpi reaksinya bertambah besar dan H-
nya berharga positif, atau H hasil reaksi– H pereaksi > 0. Karena hasilnya positif, berarti
H hasil reaksi lebih tinggi dari H reaksi
Contoh es yang dibiarkan mencair, dlam proses pencairan es dibutuhkan kalor
Hukum hess
Hukum Hess muncul berdasarkan fakta bahwa banyak pembentukan senyawa dari unsur-
unsurnya tidak dapat diukur perubahan entalpinya secara laboratorium.
Contoh:
Reaksi pembentukan asam sulfat dari unsur-unsurnya.
S(s) + H2(g) + 2O2(g) → H2SO4( )
Pembentukan asam sulfat dari unsur-unsurnya tidak terjadi sehingga tidak dapat diukur
perubahan entalpinya.
Berdasarkan hasil pengukuran dan sifat-sifat entalpi, Hess menyatakan bahwa entalpi hanya
bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi maka perubahan entalpi tidak bergantung
pada jalannya reaksi (proses).
Agar kalian dapat menjawab dengan mudah, cermati dan ikuti langkah-
langkah berikut.
1. Sesuaikan reaksi yang diketahui dengan reaksi yang ditanyakan, baik letak senyawa,
jumlah mol, maupun besarnya entalpi.
2. Apakah letak senyawa atau unsur yang ditanyakan berlawanan arah dengan reaksi yang
ditanyakan? Jika iya, maka reaksi dibalik, termasuk harga entalpinya.
3. Apakah jumlah mol belum sama? Jika belum sama, samakan dengan mengalikan atau
membaginya dengan bilangan tertentu.
4. Bagaimana akhirnya? Reaksi dijumlahkan, tapi ingat, unsur yang sama di ruas yang sama
dijumlahkan, tapi bila ruasnya berbeda dikurangkan. Anggap saja pereaksi sebagai harta
benda kita, hasil reaksi sebagai utang kita.
5. Susun seperti contoh, angka Romawi menunjukkan asal reaksi.
6. Selanjutnya cermati keterangan di belakang reaksi.
Jawab:
II. C(s) + O2(g)→ CO2(g) ∆H = - 393,5 kJ.
III. 2 H2(g) + O2(g)→ 2 H2O(g) ∆H = - 483,6 kJ
I. CO2(g) + 2H2O(g) →CH3OH(g) ∆H = + 764 kJ
C(s) + 2 H2(g) + 2O2(g) → CH3OH(g) ∆H = + 113,1 kJ
∆H1
A D
∆H2 ∆H4
B C
∆H3