LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES
IDENTITAS PRAKTIKAN
I.
NAMA
: Zahroini Rahmah
NIM
: 03111003002
KELOMPOK / SHIFT
JUDUL PERCOBAAN
: Chitosan
besar
serta
keunggulan
komparatif
yang
dimiliki
udang
galah
menjadikannya salah satu komoditi andalan dan mamu bersaing dengan produk
dari negara lain. Untuk mencapai sasaran tersebut diadakan upaya pemulihan
udang galah dan pengembangan industri udang beku, merupakan salah satu
alternatif yang diambil.
Taksonomi udang galah sebagai berikut :
Filum
Arthropoda
Kelas
Crustacea
Bangsa
Decapoda
Suku
Palaemonidae
Anak suku :
Palaemoninae
Marga
Macrobrachium
Jenis
Macrobrachium rosenbergii
d) Alat kelamin betina terletak pada pangkal pasangan kaki jalan ketiga yang
merupakan lubang thelicum.
e) Jarak antara pasang kaki jalan kiri dan kanan setiap pasangan terlihat lebih
besar yang memungkinkan terlur dapat berjalan ke kantng telur.
2. Komposisi Kimia yang Terkandung dalam Kulit Udang
Kulit udang mempunyai tiga komponen besar yaitu protein, mineral, dan
chitin. Berikut adalah tabel komposisi umum kulit udang:
Tabel 3.1. Komposisi Umum Kulit Udang
SENYAWA
PERSENTASE
Protein
53,74
Lemak
6,65
Chitin
14,61
Air
17,28
Abu
7,72
setelah 45 hari udang dapat hidup diperairan tawar, secara alami udang akan
berupaya ke perairan tawar. Daerah penyebaran udang galah adalah daerah IndoPasifik, yait dari bagian timur Benua Afrika sampai Semenanjung Malaka,
termasuk Indonesia. Di Indonesia, udang galah terdapaat di Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Irian.
3.2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang
terdapat di alam. Karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2. Senyawa ini pernah
disangka sebagai hidra dari karbon sehingga disebut karbohidrat. Karbohidrat
sangat beraneka ragam sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe
karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida adalah satuan karbohidat
sederhana, mereka tidak dapat dihdrolisis menjadi karbohidrat yang lebih kecil.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama membentuk biner, trimet, dan
polimer. Dimer-dimer tersebut disakarida. Sukrosa adalah salah satu disakarida
yang dapat dihidrolisa menjadi gugus glukosa dan gugus fruktosa. Monosakarida
dan disakarida larut dalam air dan umumnya manis. Karbohidrat yang tersusun
dari dua sampai delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligasakarida. Jika
lebih dari delapan gugus satuan monosakarida diperoleh dari hidrolisis, maka
karbohidrat tersebut disebut polisakarida.
Polisakarida adalah suatu senyawa dalam monomolekul-monomolekul
mengandung banyak satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan
glukosakarida. Hidrolisis lengkap akan mengubah susunan polisakarida menjadi
monosakarida. Perbedaan sifat pada monosakarida mempengaruhi sifat pada
polisakarida karena bentuk satuan pengulangan dalam polisakarida dan
panjangnya rantai yang terikat mempengaruhi polisakarida itu secara umum.
Bagian terbesar molekul karbohidrat dalam alam terdiri dari bentuk polisakarida
berbobot molekul tinggi, yang digunakan baik untuk keperluan structural maupun
untuk penimbunan energi kimia. Polisakarida memenuhi tiga maksud dalam
sistem kehidupan, sebagai bahan bangunan, bahan makanan, dan sebagai zat
spesifik. Polisakarida terdapat pada selulosa yang memberikan kekuatan pada
pohon kayu dan dahan kayu.
3.3. Chitin
Chitin terdapat pada kerangka luar serangga, udang, kepiting, kerang dan
lain-lain. Chitin merupakan struktur polisakarida yang patut mendapatkan
perhatian karena berlimpah ruah di alam. Chitin sama dengan selulosa. Chitin
merupakan polisakarida hewan berkaki banyak. Diperkirakan 109 ton chitin
dibiosintesis tiap tahun. Chitin tidak larut dalam air, asam encer, alkali encer/pekat
dan pelarut organic lain, tetapi larut dalam larutan pekat asam sulfat, asam klorida,
asam fosfat.
Selain itu tahan terhadap hidrolisa menjadi komponen sakaridanya. Chitin
pada umumnya sangat tahan terhadap hidrolisa, walau enzim kitinase dapat
melakukannya dengan mudah. Chitin membentuk zat dasar yang tahan lama dari
kulit spora lumut dan eksokerangka dari serangga, udang, dan kerang-kerangan.
Chitin adalah polisakarida linier yang mengandung N-Asetil DGlukosamina terikat pada hidrolisa, chitin menghasilkan 2-Amino 2-Deoksin DGlukosa. Dalam alam chitin terikat pada protein dan lemak.
Chitin dapat dibentuk menjadi sustu bubuk (powder) apabila sudah
dipisahkan dari zat yang tercampur dengannya. Akan tetapi tidak dapat larut
dalam air. Reaksinya dalam asam-asam mineral dan alkali akan menghasilkan
suatu zat yang menyerupai selulosa. Pelarutan chitin tergantung dari konsentrasi
asam mineral dan temperatur.
Di negara Jepang, chitin sudah lama dikomersialkan dengan cara
memintalnya menjadi benang yang berfungsi sebagai penutup luka sehabis
operasi, karena didukung oleh sifatnya yang non alergi dan juga menunjukkan
aktifitas penyembuhan luka. Chitin pertama kali ditemukan oleh Odier pada tahun
1823 dan kemudian dikembangkan oleh PR Austin pada tahun 1981. Akan tetapi
perkembangan chitin bergerak lamban dan kurang dimanfaatkan.
Salah satu turunan chitin yang luas pemakaiannya adalah chitosan.
Senyawa ini mudah didapat dari kitin dengan menambahkan NaOH dan
pemanasan sekitar 120o C. Proses ini menyebabkan lepasnya gugus asetil yang
melekat pada gugus amino dari molekul kitin dan selanjutnya akan membentuk
chitosan.
2.
untuk
biomedis
aplikasi.
Chitosan
dan
turunannya
seperti
10
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pisahkan udang dan kulitnya kemudian cuci bersih dan keringkan.
2.
Gerus sampai halus kulit udang yang telah dikeringkan tadi hingga
menjadi bubuk atau powder.
3.
4.
5.
Larutan tadi disaring dengan kertas saring, slurry kulit udang dimasukkan
dalam beker gelas kemudian dicuci serta disaring kembali.
6.
7.
8.