Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN LABORATORIUM UNIT OPERASI COOLING TOWER

Oleh : Kelompok 2 (Shift Selasa Siang) 1. Harry Christian 2. Ahmad Febriyansyah 3. Anissa Nurul Badriyah 4. Fifin Sunarlie 5. Irvan Rizky 6. Amir Mahmud Afandi 03111003035 03111003051 03111003075 03111003082 03111003084 03111003085

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap industri kimia membutuhkan air, baik sebagai reaktan maupun sebagai suplai untuk air umpan ketel. Pada proses di industri, keberadaan air sangat vital. Hal itu disebabkan kebutuhan air di industri meliputi air proses, air pendingin, air umpan ketel, air domestik, dan air hidran. Berdasarkan klasifikasi jenis air di industri, air pendingin merupakan salah satu air yang disediakan dalam jumlah besar, yaitu seratus persen dengan 10-20% allowance. Pada industri kimia dan pembangkit listrik, air pendingin dibutuhkan sebagai media pertukaran panas antara suatu fluida panas dengan fluida dingin. Air pendingin biasa digunakan sebagai media pendingin pada proses pertukaran panas. Pada proses pertukaran panas, temperatur air pendingin akan meningkat karena terdapat panas yang mengalir dari fluida panas ke air pendingin. Proses pertukaran panas dari fluida panas ke fluida dingin berlangsung pada suatu peralatan yang disebut Heat Exchanger (HE). Heat Exchanger merupakan suatu peralatan, dimana terjadi perpindahan panas dari suatu fluida yang dengan temperatur lebih tinggi kepada fluida yang temperaturnya lebih rendah. Air pendingin yang telah digunakan sebagai media penyerap panas tidak dapat langsung diumpankan ke proses lain. Hal ini dikarenakan, air dengan temperatur tinggi berpotensi menimbulkan scaling dan fouling pada peralatan industri. Oleh karena itu, air pendingin tersebut harus diolah terlebih dahulu sebelum diumpankan kembali pada peralatan. Air tersebut diolah kembali hingga temperatur air pendingin mendekati temperatur awal. Proses pengolahan air pendingin agar kembali pada temperatur semula membutuhkan peralatan yang disebut Cooling Tower. Aplikasi teknologi cooling tower sangat penting pada setiap industri dalam rangka pelaksanaan efisiensi dan konservasi energi. Pada suatu proses pabrik, fluida pendingin adalah kebutuhan yang sangat vital. Hal ini disebabkan air digunakan sebagai media pendingin yang membutuhkan treatment khusus agar

dapat kembali ke kondisi semula. Oleh karena itu pemahaman tentang prinsip kerja atau operasi cooling tower sangat diperlukan. 1.2. Tujuan 1. 2. 3. Mengetahui prinsip dan cara kerja Cooling Tower Apparatus. Mengetahui perhitungan pada Cooling Tower Apparatus. Mengetahui Aplikasi dari Cooling Tower.

1.3 Permasalahan 1. 2. Bagaimana pengaruh flowrate udara terhadap temperatur air keluar? Bagaimana pengaruh kecepatan udara terhadap pressure drop melalui packing dan approach to wet bulb? 3. Bagaimana metode untuk menentukan spesifik volume untuk menentukan kecepatan alir udara melalui psychometric chart? 1.4 Hipotesa 1. Semakin besar kecepatan udara, maka pressure drop melalui packing akan semakin besar, tetapi sebaliknya approach to wet bulb akan menjadi kecil. 2. Semakin besar flowrate udara yang masuk, maka temperatur akan semakin menurun. 1.5 Manfaat Percobaan 1. Dengan diketahui hubungan antara kecepatan udara terhadap approach to wet bulb dan pressure drop, maka dapat diaplikasikan pada peralatan cooling tower secara lebih efisien. 2. Dapat mengetahui spesifik volume udara dari psychometric chart untuk menentukan kecepatan alir udara. 3. Dapat mempelajari prinsip kerja cooling tower secara termodinamika.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Cooling Tower Secara umum, cooling tower dapat dikategorikan sebagai pendingin evaporative yang digunakan untuk mendinginkan air atau media kerja lainnya sampai memiliki temperatur mendekati temperatur bola basah udara sekitar. Kegunaan utama dari cooling tower adalah untuk membuang panas yang diserap akibat sirkulasi air sistem pendingin yang digunakan pada pembangkit daya, kilang petroleum, pabrik petrokimia, pabrik pemrosesan gas alam, pabrik makanan, pabrik semikonduktor, dan fasilitas-fasilitas industri lainnya. Jika suatu pabrik tidak dilengkapi dengan cooling tower dan hanya menggunakan sirkulasi air pendingin sekali pakai, air pendingin yang telah digunakan dan mengalami kenaikkan temperatur selanjutnya dibuang ke laut, danau atau sungai yang ditentukan. Pembuangan sejumlah air hangat tersebut dapat meningkatkan temperatur sungai atau danau tersebut sehingga dapat merusak ekosistem lokal. Cooling tower dapat digunakan untuk membuang panas ke atmosfir sebagai pengganti angin serta difusi udara yang menyebarkan panas ke area yang lebih luas. Berikut merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk pengolahan/ penyediaan cooling water (air pendingin) pada suatu industri adalah: 1. 2. 3. Cooling Tower (Basin, ID fan). Pompa Cooling Water. Sistem injeksi bahan kimia.

2.2. Klasifikasi Cooling Tower Cooling water atau air pendingin adalah suatu media air yang berfungsi sebagai suatu media air yang berfungsi untuk mengambil panas dari suatu proses atau peralatan dengan jalan perpindahan panas (heat transfer). Secara garis besar, cooling water system dibagi menjadi 2 (dua) tipe, yaitu: 1. Recirculation Type a. Open type, yaitu dimana sebagian air setelah mengalami pemanasan akan diuapkan untuk proses pendinginannya kembali.

b. Close type, yaitu dimana pendingin kembali airnya tanpa penguapan. Tipe ini biasanya dipakai untuk internal engine combustion system. 2. Once Through Type (tergantung penggunaannya) Cooling water sangat penting gunanya untuk pabrik, karena apabila ada gangguan cooling water akan menyebabkan terjadinya pengurangan produksi atau akan menyebabkan kerusakan alat baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, Cooling Water System harus dikontrol dengan sebaikbaiknya, minimal mampu beroperasi tanpa gangguan selama 1-2 tahun. Adapun tujuan digunakannya cooling water adalah: a. b. c. d. e. Korosi yang terjadi dalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin. Deposit yang terjadi didalam peralatan dapat dihindari sekecil mungkin. Pertumbuhan bakteri, jamur, lumut terkendali. Menaikkan efisiensi alat pendingin. Tidak merusak lingkungan. Sedangkan cooling tower dapat diklasifikasikan menurut beberapa hal, antara lain: 1. Klasifikasi cooling tower berdasarkan metode perpindahan panas, cooling tower dapat dibagi menjadi: a. Wet cooling tower Pada cooling tower jenis ini, air panas didinginkan sampai pada temperatur yang lebih rendah dari temperatur bola basah udara sekitar, jika udara relatif kering. Seperti udara jenuh yang melewati aliran air, kedua aliran akan relatif sama. Udara, jika tidak jenuh, akan menyerap uap air lebih banyak, meninggalkan sedikit panas pada aliran air. b. Dry cooler (pendingin kering) Cooling tower ini beroperasi dengan pemindahan panas melewati permukaan yang memisahkan fluida kerja dengan udara ambient. Dengan demikian akan terjadi perpindahan panas konveksi dari fluida kerja, panas yang dipindahkan lebih besar daripada proses penguapan. c. Fluid cooler

Pada cooling tower ini saluran fluida kerja dilewatkan melalui pipa, dimana air hangat dipercikkan dan kipas dihidupkan untuk membuang panas dari air.Perpindahan panas yang dihasilkan lebih mendekati ke cooling tower basah, dengan keuntungan seperti pada pendingin kering yakni melindungi fluida kerja dari lingkungan terbuka. 2. Klasifikasi cooling tower menurut metode pembangkitan aliran udara, cooling tower dibagi menjadi: a. Natural draft (penggerak udara alami) Udara dialirkan dengan memanfaatkan gaya buoyancy melewati cerobong yang tinggi. Udara campuran secara alami meningkat sampai terjadi perbedaan densitas dengan udara kering, pendingin udara luar. Udara campuran panas memiliki densiti yang lebih kecil daripada udara yang lebih kering pada temperatur dan tekanan yang sama. Buoyancy udara campuran tersebut menghasilkan arus udara melewati menara. b. Mechanical draft (penggerak udara mekanik) Menara draft mekanik memiliki fan yang besar untuk mendorong atau mengalirkan udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh turun diatas permukaan bahan pengisi, yang membantu untuk meningkatkan waktu kontak antara air dan udara.hal ini membantu dalam memaksimalkan perpindahan panas diantara keduanya. 3. Menurut letak kipasnya jenis ini terbagi menjadi dua, antara lain: a. Induced draft Kipas pada cooling tower ini berada di bagian keluaran yang menghisap udara melintasi menara.Hal ini menghasilkan kecepatan udara masukan rendah dan kecepatan udara keluaran yang tinggi, sehingga mengurangi kemungkinan resirkulasi udara. b. Forced draft Pada cooling tower ini kipas terletak pada bagian masukan tower, sehingga menyebabkan kecepatan udara yang tinggi pada bagian masukan dan kecepatan yang rendah pada bagian keluaran.Kecepatan yang rendah pada bagian keluaran menyebabkan lebih mudah terjadi resirkulasi udara.

Kerugian lainnya desain penggerak paksa membutuhkan daya motor yang lebih tinggi daripada desain kipas pada tipe induced draft. Keuntungan penggerak paksa adalah kemampuannya dalam bekerja pada tekanan statik yang tinggi. 4. Klasifikasi cooling tower menurut arah aliran udara terhadap aliran air dibagi menjadi : a. Aliran crossflow Pada tipe ini, aliran udara bergerak memotong secara tegak lurus terhadap aliran air pada bahan pengisi. Kemudian udara melintasi menara melalui bagian keluaran udara akibat gaya Tarik menarik dari fan yang berputar. b. Aliran counterflow Pada tipe ini, aliran udara pada saat melewati bahan pengisi sejajar dengan aliran air dengan arah yang berlawanan. Beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap cooling water adalah sebagai berikut: 1. Make Up Cooling Water Sebagai make up adalah filter water. Hal ini mempunyai pengaruh yang besar karena filter water membawa beberapa komponen yang dapat mengakibatkan timbulnya deposit maupun korosif. 2. Lingkungan Sekitar Karena sebagai media pendingin dari air pendingin di cooling water adalah udara yang diambil dari sekitarnya, maka tidak lepas dari kotoran atau benda asing lainnya yang dibawa udara masuk kesistem air pendingin, akibatnya terkontaminasi. 3. Proses yang terkait Proses terkait adalah bentuk atau macam fluida yang didinginkan. Hal ini biasanya terjadi karena kebocoran dari peralatan. Misalnya Heat Exchanger untuk pelumas gas ammoniak atau gas sintesa apabila terjadi kebocoran akan mengakibatkan kontaminasi air pendingin. 4. Bahan Kimia

Penggunaan bahan kimia melalui injeksi tidak terkontrol menimbulkan efek samping, pengaruh ini lebih dominan bilamana jumlahnya semakin besar. 2.3. Prosedur Treatment Terdapat beberapa batasan yang harus diperhatikan air sebelum masuk ke cooling tower, yaitu: 1. pH harus dijaga kondisi normal, yaitu 6-7, karena pH yang lebih tinggi akan menyebabkan perubahan lignin pada penangasan weed fiber. 2. Inhibitor korosi dipilih berdasarkan pada adanya serat-serat kimia dalam make up water dan material dari peralatan Heat Exchanger. 3. Penambahan zat anti alga dan jamur diperlukan untuk menjaga keadaan zat kimia tersebut. 2.4. Cooling Water Control System Cooling water control system adalah usaha-usaha untuk menjaga kualitas dan kuantitas cooling water sesuai dengan parameter desain yang telah ditetapkan. Kuantitas/ jumlah cooling water ditentukan oleh kondisi mekanik seperti pompa, opening valve, tekanan yang mempengaruhi flow cooling water, sedangkan kualitas cooling water ditentukan oleh chemical treatment yang dilakukan. Adapun bahan kimia yang diinjeksikan untuk chemical treatment adalah: 1. Pencegah Korosi (Corrossion Inhibitor) Korosi adalah suatu peristiwa perusakan water oleh reaksi kimia atau reaksi elektrokimia. Untuk menghindari ini maka diinjeksikan bahan kimia yang dapat melapisi permukaan metal (protective film) agar terhindar dari pengaruh korosi atau dapat menurunkan kecepatan korosi. Bahan kimia ini berupa cairan yang terdiri dari Ortho Phospat, Poly Phospat dan Phospat dengan perbandingan tertentu, diinjeksikan ke dalam cooling water system sampai di dapat kadar Ortho Phospat sebesar 12 17 ppm. 2. Pencegah Kerak (Scale Inhibitor) Kerak / scale terjadi karena adanya endapan deposit dipermukaan metal. Endapan ini dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu:

a. Mineral scale, yaitu pengendapan garam-garam kistal apabila daya kelarutannya dilampaui (misalnya: garam-garam Ca, Mg, SiO2). b. Suspended metter, yaitu partikel-partikel asing yang masuk ke dalam sistem karena terbawa udara (misalnya: debu). c. Corrosion product, hasil sampingan dari proses korosi yang tidak larut dalam air. Kerak / scaling pada permukaan pipa akan menyebabkan beberapa permasalahan, sebagai berikut: a. Mengganggu perpindahan panas. b. Menyebabkan penyumbatan pipa. c. Penyebab korosi. Untuk menghindari terbentuknya pengendapan, yang berupa garam Ca, maka diinjeksikan scale inhibitor (Dispersant). Terbentuknya kerak ini dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: a. pH, makin tinggi pH maka makin mudah terjadinya pengendapan. b. Temperatur, makin tinggi temperatur maka kelarutan garam Calsium Carb semakin turun sehingga bertendensi terjadi pengendapan. c. Flowrate, semakin rendah flowrate maka akan memperbesar kesempatan pengendapan. 3. Pencegah Lumut (Slime inhibitor) Slime adalah lendir yang berwarna coklat kehitaman yang menempel di permukaan pipa. Slime akan mengurangi efek pencegahan korosi dan menurunkan efisiensi cooling water. Slime umumnya disebabkan oleh adanya bakteri mikroorganisme yang terbentuk dalam cooling water. Untuk mencegah bakteri/mikroorganisme tersebut, diinjeksikan gas Chlorine yang akan mampu membunuh hampir semua mikroorganisme yang ada. Disamping bakteri, gas Chlorine juga mampu menghilangkan fungi/jamur, alga/ganggang dan lumut. (Panduan Offsite Plant PT PUSRI Palembang, halaman 8 10). Secara umum elemen-elemen yang dimiliki oleh suatu steam plant terlihat pada komponen-komponen antara lain boiler, condenser, pompa, turbin dan juga cooling tower.

2.5. Komponen Cooling Tower Komponen dasar sebuah cooling tower meliputi rangka dan wadah, bahan pengisi, kolam air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara, louver, nosel dan fan. 1. Rangka dan wadah Menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang tutup luar

(wadah/casing), motor, fan, dan komponen lainnya. 2. Bahan Pengisi Hampir seluruh menara menggunakan bahan pengisi (terbuat dari plastik atau kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara dan air. Terdapat dua jenis bahan pengisi: a. Bahan pengisi berbentuk percikan / Splash fill Air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang pemercik horizontal, secara terus menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi.Bahan pengisi percikan dari plastik memberikan perpindahan panas yang lebih baik daripada bahan pengisi percikan dari kayu. b. Bahan pengisi berbentuk film Terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang berdekatan dimana di bagian atas terdapat semprotan air / water spray , membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash. c. Kolam air dingin Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah menara, dan menerima air dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi.Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air dingin. d. Drift eliminator Alat ini berfungsi untuk menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran udara supaya tidak hilang ke atmosfer. Saat ini hampir kebanyakan spesifikasi pengguna akhir mengasumsikan kehilangan karena kerugian ini sebesar 0,02%.

10

e. Saluran udara masuk Merupakan titik masuk bagi udara menuju menara. Saluran masuk bisa berada pada seluruh sisi menara (desain aliran crossflow) atau berada di bagian bawah menara (desain aliran counterflow). f. Louver Pada umumnya, menara dengan aliran crossflow memiliki saluran masuk louver.Kegunaan louver adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi dan menahan air dalam menara. Material yang sering digunakan untuk louver adalah asbes. Beberapa desain untuk menara aliran counterflow tidak memerlukan louver. g. Nozzle Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi. Distribusi air yang seragam pada puncak bahan pengisi adalah penting untuk mendapatkan pembasahan yang benar dari seluruh permukaan bahan pengisi. Nosel dapat dipasang dan menyemprot dengan pola bundar atau segi empat, atau dapat menjadi bagian dari rakitan yang berputar seperti pada menara dengan beberapa potongan lintang yang memutar. h. Fan Fan aksial dan sentrifugal keduanya digunakan dalam menara. Umumnya fan dengan baling-baling/propeller digunakan pada menara induced draft dan baik fan propeller dan sentrifugal dua-duanya ditemukan dalam menara forced draft. Tergantung pada ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah dipasang tetap atau dengan dapat dirubah-rubah/ diatur. Sebuah fan dengan baling-baling yang dapat diatur tidak secara otomatis dapat digunakan diatas range yang cukup luas sebab fan dapat disesuaikan untuk mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-baling yang dapat diatur secara otomatis dapat beragam aliran udaranya dalam rangka merespon perubahan kondisi beban. 2.6. Fungsi Cooling Tower Cooling tower sangat dibutuhkan oleh industri sebab cooling tower merupakan bagian dari utilitas yang banyak digunakan. Dimana cooling tower

11

memproses air yang panas menjadi air yang dingin yang digunakan kembali yang bisa dirotasikan. Cooling tower salah satu alat yang juga mengolah air untuk mengatasi masalah polusi lingkungan. 2.7. Persyaratan Proses Cooling Tower Umumnya batasan operasi cooling tower adalah pada suhu 120oF. Temperatur air keluar biasanya lebih rendah dari 120oF. Pada saat temperatur air proses melebihi 120oF perlu dilakukan tahapan evaporasi dengan menggunakan cooler sehingga tidak terjadi kontak langsung antar air panas dan udara. Temperatur air terendah yang mungkin didinginkan di dalam cooling tower tergantung pada wet bulbtemperatur udara, tetapi ini bukanlah batasan mutlak karena tekanan uap keluar dan wet bulb temperatur dalam cooling tower disebut Approach. 2.8. Packing Cooling Tower Jenis bahan isian atau packing pada cooling tower biasanya khusus, seperti kayu sipres yang mempunyai daya tahan aksi gabungan air dan angin. Pengisian packing pada cooling tower harus memenuhi karakteristik sebagai berikut: 1. Permukaan interfacial antara fuida yang akan didinginkan dengan fluida yang mendinginkan besar. 2. Memiliki karakteristik aliran fluida yang didinginkan pada packing harus terjadi pertukaran volume fluida yang besar melalui cross section tower yang kecil tanpa loading/ fleeding dan pressure drop yang rendah untuk gas. 3. Zat inert fluida dapat diproses secara kimia. 4. Mempunyai kekuatan struktural sehingga mudah dalam penangan dan instalasi. 5. Biayanya murah. Terdapat dua cara pengisian packing pada cooling tower, yaitu: 1. Random Packing Jenis random packing yang digunakan, yaitu: a. Rasching ring b. Lessing ring c. Partition ring

12

d. Belt saddle e. Intalox saddle f. Tellerate g. Pall ring atau flexiring 2. Regular Packing Jenis regular packing yang digunakan, yaitu: a. Rasching ring b. Doble spiral ring c. Section through expanded metal packing d. Wood grids 2.9. Make-Up Water Perlengkapan make up untuk cooling tower terdiri dari penjumlahan evaporation loss, drift loss dan blown down. Rumus: Wm = We + Wd + Wb Dimana: Wm Wd Wb = = = Water make up. Water drift loss. Water blown down. . . . (1)

Evaporation loss dapat ditentukan dengan persamaan, yaitu: We = 0,00085 Wc (T1 - T2) Dimana: Wc T1 - T2 We = = = Sirkulasi water flow (gal/ min pada tower inlet) Temperatur air masuk - temperatur air keluar, oF. Water evaporate. . . . (2)

Drift adalah air yang naik ke atas (terdorong ke atas) pada tower dischange vapor. Drift loss adalah fungsi dari draft eliminator design yang bervariasi antara 0,1 dan 0,2 % dari air yang di supply ke tower. Perkembangan baru dalam eliminator design memungkinkan untuk mengurangi menjadi dibawah 0,1 %. Blown down mengurangi bagian dari sirkulasi air terkonsentrasi terhadap proses evaporasi untuk menurunkan konsentrasi sistem solid blown dapat

13

dihitung berdasarkan jumlah siklus dari konsentrasi. Kuantitas blown down yang dibutuhkan: Cycle of concentration atau Wb 2.10. House Power Pada cooling tower sumber daya yang digunakan sebagai pengeluar udara adalah fan atau blower, kecepatan tergantung dari beberapa banyak air yang akan diinginkan. Jumlah dari fan tergantung pada faktor cooling tower, termasuk type fill, konfigurasi tower dan kondisi termal. Untuk menghitung dari output dari fan adalah sebagai berikut: Static Dimana: Q = hs = d = Volume udara (ft3/ min). Static head di dalam air. Densitas air pada temperatur ambient (lb/ ft3). =
Q hs d 33.000 12
We Wb = Wb

We 1, Wb

(3)

We cycle 1

(4)

(5)

2.11. Pump Horse Power Pompa adalah salah satu bagian yang terpenting dari cooling tower untuk mengalirkan air dari dasar cooling tower menuju bagian spray pada puncak cooling tower. Cara menghitung reducing pompa adalah: Pump bhp Dimana: ht = total head, ft. =

gal / min (ht ) 3.960 ( pump efficiency )

2.12.Operasi Cooling Tower Penerapan yang nyata dari operasi ini adalah dengan cooling tower. Biasanya cooling tower ini menyerupai kotak kayu, dimana alat ini mengontakkan air panas sisa dari proses pendingin ke udara sehingga terjadi proses pendinginan

14

air. Fungsi kayu yang ada pada bagian cooling tower adalah untuk memperluas wilayah pertemuan antara air dan udara. Suatu cooling tower biasanya dapat menekan kebutuhan akancooling water sebanyak 98 % walau ada juga resiko terkontaminasi yang disebabkan oleh penjenuhan air oleh uap air. Pada cooling tower udara dingin dari atmosfer dilewatkan ke bagian bawah cooling tower dan terjadi panas antara air panas dengan udara dingin. Bila zat cair panas dikontakkan kepada gas tak jenuh, sebagian dari zat cair tersebut akan menguap dan suhu zat cair menjadi turun. Pendinginan air dalam jumlah besar dilakukan dalam kolam-kolam semprot (spray pond). Kita telah tahu bahwa tujuan dari dibuatnya cooling tower atau menara pendingin adalah untuk mensirkulasikan air pendingin dengan cara mendinginkan air itu dan menggunakannya kembali secara berulang-ulang. Air panas yang biasanya berasal dari kondensor atau unit perpindahan panas lainnya dimasukkan melalui puncak menara (top tower) dan di distribusikan ke dalam plat-plat melalui metode cascade kebawah dilengkapi dengan Slat Grating untuk memberikan luas permukaan yang besar untuk kontak udara dan air. Pada prinsipnya cooling tower atau menara pendingin adalah jenis bahan isian yang khusus yaitu kayu sipres yang mempunyai daya tahan aksi gabungan air dan angin. Dalam menara itu sebian air menguap ke udara dan kalor sensibel berpindah dari air panas ke udara yang lebih dingin. Kedua proses itulah yang mengakibatkan turunnya air dingin dan untuk menjaga keseimbangan air dingin kita hanya perlu menambahkan air untuk menggantikan air yang hilang karena penguapan atau angin. Jika air pada cooling tower digunakan untuk tujuan pendinginan proses, rancangan peralatan pendinginan itu haruslah didasarkan atas suhu maksimum cooling tower yang diperkirakan. Suhu ini pada gilirannya tidak tergantung pada suhu cembul basah maksimum pada lokasi itu. Daftar suhu cembul basah maksimum untuk berbagai tempat di Amerika Serikat dan tempat-tempat lain di dunia sudah terdapat dalam publikasi. Kehilangan air karena penguapan pada waktu pendinginan pada waktu pendinginan itu sangat kecil, karena untuk menguapkan 1 lb air diperlukan 1000 Btu, maka 100 lb air harus didinginkan 100F untuk memberikan kalor untuk menguapkan 1 lb air itu. Jadi, untuk mengubah

15

suhu air 100F terdapat rugi penguapan sebanyak 1%. Di samping itu, terdapat pula kehilangan karena semprot mekanis, yang pada menara yang dirancang dengan baik, hanyalah sebesar 0,2%. Pada kondisi yang disebutkan di atas, rugi total air selama mengalir melewati pendingin itu hanyalah sekitar 1,7%. Pada pendinginan zat cair lain dengan cara evaporasi ini, rugi penguapan, walaupun kecil, masih lebih besar dari rugi dalam air, karena kalor penguapannya lebih kecil. 2.13.Teori Difusi Suatu pristiwa difusi melibatkan peresapan satu fluida lainnya misalnya, gas udara yang mengandung sejumlah kecil uap aseton yang larut dalam air sedangkan udara tidak larut dalam air. Seandainya campuran udara-aseton dimasukkan ke menara dimana air akan mengalir secara kontinu sehingga molekul aseton melekat ke molekul air. Maka molekul aseton dalam lapisan film udara menyentuh lapisan film liquid dan menyerap dengan cepat oleh larutan tersebut dalam liquid sehingga konsentrasi aseton dalam lapisan udara lebih kecil dibandingkan yang terlarut.

BAB III METODOLOGI 3.1. Alat dan Bahan 1. Satu unit Cooling Tower Apparatus yang dilengkapi dengan pemanas. 2. Aquadest. 3. Udara bebas (sebagai media pendingin). 3.2. Prosedur Percobaan 1. Siapkan peralatan cooling tower supaya dapat beroperasi 2. Isi aquadest ke basin 3. Hubungkan cooling tower dengan arus listrik, atur debit air yang mengalir dan Q sesuai dengan yang dikehendaki 4. Catat temperatur inlet dan outlet untuk dry bulb dan wet bulb T1 - T6 tekanan dan pressure drop yang ditunjukan. Lakukan pengambilan data sebanyak lima kali dengan tekanan yang berbeda-beda. 5. Hitung laju alir udara masing-masing data.

20

Anda mungkin juga menyukai