Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 5

AHMAD RUMAIZA DIMAS CUNDA NUGROHO PAZZA PATRIANSYAH PUTRA FERNA NDO ARIO ZAINAL KEVIN YORDAN CAHYO NUGROHO MOH. FAUZI HENDRAWAN

03111003024 03111003042 03111003046 03111003052 03111003062 03111003094 03111003100 1

Pengantar
Ekstraksi merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Sering disebut juga Ekstraksi cair atau ekstraksi pelarut (solvent extraction) Pemisahan berdasar perbedaan kelarutan.

Ekstraksi pelarut dalam skala laboratorium dilakukan dalam suatu corong pisah. Pemisahan dilakukan dengan mengocok sehingga terjadi kesetimbangan komponen yang akan di pisahkan dalam pelarut air dan pelarut organik. Pelarut yang massa jenisnya akan berada pada di bawah sehingga akan terjadi dua lapisan, yaitu lapisan fasa air dan fasa organik yang kemudian dipisahkan melalui kram corong. Pemisahan dapat dilakukan dengan ekstraksi satu tahap atau lebih. Semakin banyak tahap ekstraksi, banyaknya kamponen yang dapat terpisahkan akan semakin banyak.

Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metoda pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkap makro maupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzen, karbon tetraklorida, atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat di transfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut.
4

Alat-alat utama dan Tahapan


1. 2. 3.

Pencampuran atau mengkontakkan antara campuran dengan solven (zat pelarut) Pemisahan 2 fasa yang terbentuk Pengambilan kembali (removal and recovery) solven dari tiap fasa yang terbentuk
Solven

Ekstrak E
Pencampuran (Mixer) Pemisahan (Separator)

Rafinat R

Campuran

Sistem kontak ganda


Solven Ekstrak 1 Solven Ekstrak 2

Pencampuran (Mixer) 1

Pemisahan (Separator) 1

Pencampuran (Mixer) 2

Pemisahan (Separator) 2

Campuran

Rafinat 1

Rafinat 2

Jenis-jenis ekstraksi
1.

2.

Fisis Kimiawi:
A.

B.
C.

Melibatkan pertukaran kation, cth: ekstraksi metal dengan asam karboksilat Melibatkan pertukaran anion, cth: ekstraksi metal dengan amina Yang melibatkan pembentukan senyawa aditif, cth: ekstraksi dengan senyawa organo-phosphor (pemurnian uranium dari nitrat dengan tri-n-butil fosfat)

Pemilihan Pelarut (Solvent)


o o

Selektivitas Adalah kemampuan pelarut untuk melarutkan suatu zat yang dikehendaki. Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit). Kemampuan tidak saling bercampur Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam bahan ekstraksi. Kerapatan Sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Reaktivitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen-kornponen bahan ekstarksi Titik Didih Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat

Ditinjau dari cara kontak kedua fase, maka ekstraktor dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Kontak kontinyu ( continuous contactor) Seperti Rotary Disc Contactor, Packed bed extractor, spray tower.

2. Kontak bertingkat ( stage wise contactor) Seperti menara plat/tray, mixer-settler

SPRAY TOWER

SIEVE TRAY COLUMN 10

Variabel-variabel penting
Di dalam menganalisis alat ekstraksi, seseorang harus mengetahui dan menentukan : 1. kondisi bahan yang akan dipisahkan 2. banyak solut yang harus dipisahkan 3. jenis solven yang akan digunakan 4. suhu dan tekanan alat 5. kecepatan arus solven minimum dan kecepatan arus solven operasi 6. Diameter menara 7. Jenis alat kontak 8. Jumlah stage ideal, aktual, dan tinggi menara 9. Pengaruh panas 11

MACAM-MACAM METODE EKSTRAKSI 1. Ekstraksi Cara Dingin Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari rusaknya senyawa yang dimaksud rusak karena pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah : A. Maserasi Merupakan proses ekstraksi menggunakan pelarut diam (sama) atau dengan beberapa klai pengocokan dalam suhu ruangan. B. Perkolasi Merupakan proses ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada suhu ruangan melalui beberapa kali pengocokan. 12

2. Ekstraksi Cara Panas Metoda ini pastinya melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara otomatis akan mempercepat proses penyairan dibandingkan cara dingin. Metodanya adalah : A. Refluks Merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut, selama waktu tertentu dan sejumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingin balik. B. Digesti Merupakan meserasi kinetik (dengan pengadukan kontinue) yang dilakukan pada suhu lebih tinggi dari suhu ruangan, secara umum dilakukan pada suhu 40o -50oC C. Infusa Merupakan proses ekstraksi dengan merebus sample pada suhu 90oC

13

MACAM-MACAM PELARUT EKSTRAKSI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. n-heksan etil asetat etanol metanol air klorofrom (pelarut organic) CHCL3 (pelarut organic) Karbon tetraklorida (pelarut organic) CCL4 (pelarut organic)

14

ALAT- ALAT EKSTRAKSI

CORONG PEMISAH

SOXLET 15

16

HUKUM DISTRIBUSI
Hukum distribusi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas zat terlarut dalam satu pelarut jika aktivitas zat terlarut dalam pelarut lain diketahui, asalkan kedua pelarut tidak tercampur sempurna satu sama lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi diantaranya: 1. Temperatur yang digunakan Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga volume titrasi menjadi kecil, akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k. 2. Jenis Pelarut Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka akan sangat mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k.

17

3. Jenis Terlarut Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau higroskopis, maka akan mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi harga k. 4. Konsentrasi Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga k.

18

Hukum distribusi banyak dipakai dalam proses ekstraksi, analisis dan penentuan tetapan kesetimbangan. Hukum Distribusi Nernst ini menyatakan bahwa solut akan mendistribusikan diri di antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, sehingga setelah kesetimbangan distribusi tercapai, perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua fasa pelarut pada suhu konstan akan merupakan suatu tetapan, yang disebut koefisien distribusi (KD), jika di dalam kedua fasa pelarut tidak terjadi reaksi-reaksi apapun. Akan tetapi, jika solut di dalam kedua fasa pelarut mengalami reaksi-reaksi tertentu seperti assosiasi, dissosiasi, maka akan lebih berguna untuk merumuskan besaran yang menyangkut konsentrasi total komponen senyawa yang ada dalam tiap-tiap fasa, yang dinamakan angka banding distribusi (D).
19

Tetapan distribusi atau koefisien distribusi dinyatakan dengan rumus:

Kd = Koefisien distribusi, Co = konsentrasi larutan pada pelarut organik, Ca = konsentrasi larutan pada pelarut air. 20

Contoh-contoh Ekstraksi

Dalam produksi bahan bakar pada industri nuklir, proses cairancairan coal tar, dan terutama pada pemisahan hidrokarbon pada industri petrokimia Pemisahan aromatik dari minyak bakar berbasis kerosin untuk meningkatkan kualitas pembakaran Pemisahan aromatik dari senyawaan parafin atau nafta untuk meningkatkan karakter viskositas-suhu suatu minayk pelumas Pengambilan senyawa relatif murni seperti benzena, toluen dan xylene dari reformat yang dihasilkan secara katalitis pada industri Produksi asam asetat anhidrat Ekstraksi phenol dari larutan coal tar Pemurnian penicilin (dari senyawaan lain sebagai hasil fermentasi yang sangat kompleks) Pada industri bioteknologi (biokimia) diperlukan ekstraktan (solven) yang sangat lembut dan khusus (misal: campuran air polyethylene glycol phosphat) mengingat banyak solven organik dapat mendegradasi bahan-bahan yang sensitif (seperti protein).

21

Penerapan Ekstraksi
Ekstraksi banyak digunakan sebagai komplementer (tambahan) disamping distilasi. Ekstraksi diperlukan terutama: Bila proses distilasi akan membutuhkan panas dalam jumlah terlalu besar, cth: bila volatilitas relatif mendekati satu Bila pembentukan azeotrops menghambat pemisahan yang dalam distilasi Bila kita ingin menghindari pemanasan terhadap suatu zat Bila komponen yang hendak dipisahkan sangat berbeda sifat-sifatnya (kelarutan) 22

SUMBER REFERENSI

file:///D:/%CE%94%20SmadLock%20%28Brankas%20Smadav%29%20%CE%94/Document/Kuli ah/Kimia%20Analisa/EKSTRAKSI-PELARUT.htm file:///D:/%CE%94%20SmadLock%20%28Brankas%20Smadav%29%20%CE%94/Document/Kuli ah/Kimia%20Analisa/ekstraksi-pelarut.html file:///D:/%CE%94%20SmadLock%20%28Brankas%20Smadav%29%20%CE%94/Document/Kuli ah/Kimia%20Analisa/metoda-ekstraksi.html

23

Anda mungkin juga menyukai