Oleh :
DEDI TEGUH
NIM. 03012681620002
2 Hemiselulosa 18,32
3 Lignin 10,20
6 Fosfor 0,73
7 Kalium 0,68
Sumber : Rika, 2011
Produksi
Jenis Ternak dan Manusia
Kotoran(Kg) Biogas (Lt/Kg)
Sapi
Besar 15 40
Sedang 10 40
Kecil 8 40
pedet 4 40
Kerbau
Besar 20 40
Sedang 15 40
Kecil 10 40
Pedet 5 40
Babi
Besar 20 70
Sedang 1,5 70
Kecil 1,0 70
Ayam
Besar 0,15 60
Sedang 0,10 60
Kecil 0,05 60
Kambing/domba
Besar 5,0 50
Sedang 2,0 50
Kecil 1,0 50
Itik 0,15 50
Merpati 0,05 50
Kuda 15 40
Unta 2,0 30
Manusia
Dewasa 0,40 70
Anak-anak 0,20 70
Gajah 40 20
Sumber: AFDIO Biogas ,1990,New Delhi, india (M Cahyo Oktario , 2011 dalam
Harsono, 2013).
Kotoran sapi merupakan bahan organik yang secara spesifik berperan meningkatkan
ketersediaan fosfor dan unsur-unsur mikro, mengurangi pengaruh buruk dari alumunium,
menyediakan karbondioksida pada kanopi tanaman, terutama pada tanaman dengan kanopi
lebat dimana sirkulasi udara terbatas. Kotoran sapi banyak mengandung hara yang
dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, belerang dan
boron (Brady, 1974, dalam Sudarkoco, 1992). Kotoran sapi mempunyai C/N rasio yang
rendah yaitu 11, hal ini berarti dalam kotoran sapi banyak mengandung unsur nitrogen (N).
Komposisi kimia kotoran sapi dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini .
2 Bahan Organik 16
3 Nitrogen 0,3
4 P2O5 0,2
5 K2O 0,15
6 CaO 0,2
2 Babi 0,040-0,059
4 Manusia 0,020-0,028
2 Kotoran kambing 12
3 Kotoran babi 2
4 Kotoran sapi 24
6 Kotoran kerbau 18
7 Kotoran kuda 25
7. Temperatur
Proses pengubahan zat organik polimer menjadi senyawa yang lebih sederhana didalam
reaktor dipengaruhi oleh temperatur. Berdasarkan temperatur yang biasa pada
pengoperasian reaktor, maka bakteri yang terdapat didalam reaktor dapat dibedakan
atas dua golongan, yaitu: Termofilik yang hidup pada suhu antara 40600C, dan
Mesofilik yang hidup pada suhu antara 25400C. Temperatur yang terbaik untuk
pertumbuhan mikroba mesofilik adalah 30-550C, dimana pada suhu tersebut
mikroorganisme mampu merombak bahan-bahan organik secara optimal. Bila reaktor
anaerobik dioperasikan pada suhu yang lebih rendah, misalnya 200C, pertumbuhan
mikroba pada kondisi ini sangat lambat dan sulit pada awal operasi untuk beberapa
bioreaktor. Inokulasi akan lebih baik jika dimulai pada suhu 300C