DISUSUN OLEH :
DWI SINTHYA KUSUMAWARDANI
03012681620011
1. Preparasi
Preparasi pada batubara merupakan operasi persiapan yang dilakukan untuk
mereduksi ukuran butir dengantujuan untuk memenuhi ukuran sesuai dengan
penggunaannya. Reduksi ukuran butir biasanya dilakukan dengan alat peremuk
yang antara lain alat crusher atau grinder.Proses peremukan atau crushing
biasanya dikerjakan dalam tiga tahapan, yakni:
a. Primary crushing
Suatu tahapan untuk meremuk umpan dengan ukuran 2 inch 90 inch dan
umpan inibiasanya berasal dari hasil tambang. Alat yang digunakan berupa jaw
crusher dan gyratory crusher.
b. Secondary crushing
Umpan yang dimasukkan sebesar 1 inch sampai 3 inch yang biasanya berasal
dariprimary crushing. Alat yang digunakan ialah stamp mill, roller dan cone
crusher
c. Grinding atau fine crushing
Umpan yang dimasukkan sebesar inch sampai 3/8 inch. Alat yang
digunakanadalah ball mill, tube mill atau pebble mill, rod mill.Untuk mencegah
adanya re-crushing dan over grinding, serta untuk menambah produktivitas,
makadigunakanalat pembantu berupa ayakan (screen) atau bisa juga classifier.
Screen dan classifier berfungsi untukmengelompokkan material hasil crushing
atau grinding.
2. Konsentrasi
Konsentrasi pada batubara adalah suatu operasi pemisahan antara batubara
dengan pengotornya. Konsentrasi inidiantaranya bisa berdasarkan warna atau
kilap dan juga berdasarkan specific gravity (SG). Pada specific gravitycara
konsentrasinya disebut gravity concentration yang meliputi:
a. Flowing film concentration
Proses konsentrasi mendasarkan atas SG pada aliran tipis.
b. Jigging
Proses konsentrasi yang mendasarkan kecepatan mengendap antara pengotor
dengan batubara.
c. Sifat permukaan mineral
Proses konsentrasi yang mendasarkan pada senang atau tidaknya mineral
terhadap gelembung udara. Carakonsentrasi ini disebut Flotasi.
3. Dewatering
Merupakan operasi pemisahan antara cairan dengan padatan dan biasanya
dilakukan setelah proses konsentrasi.Dewatering ini dikelompokkan dalam tiga
tahapan, yaitu:
a. Thickening: merupakan tahapan pertama pemisahan padatan dengan cairan
yang mendasarkan atas kecepatanmengendap batubara dalam suatu pulp,
sehingga solid faktornya = 1 (% solid = 50%).
b. Filtrasi: merupakan operasi pemisahan padatan dengan cairan dengan cara
menyaring, sehingga didapat solidfactor = 4 (persen solid = 80%).
c. Drying: adalah operasi penghilangan air dengan jalan pemanasan sehingga
padatan ini bebas dari cairan (%solid = 100%).
Pada FBC, bila tekanan di dalam boiler sama dengan tekanan udara luar,
disebut dengan Atmospheric FBC (AFBC), sedangkan bila tekanannya lebih
tinggi dari pada tekanan udara luar, sekitar 1 MPa, disebut dengan Pressurized
FBC (PFBC).Faktor tekanan udara pembakaran memberikan pengaruh terhadap
perkembangan teknologi FBC ini. Untuk Bubbling FBC berkembang dari PFBC
menjadiAdvanced PFBC (A-PFBC), sedangkan untuk CFBC selanjutnya
berkembang menjadi Internal CFBC (ICFBC) dan kemudian Pressurized ICFBC
(PICFBC).
a. PFBC(Pressurized Fluidized Bed Combustion)
Pada PFBC, selain dihasilkan panas yang digunakan untuk memanaskan air
menjadi uap untuk memutar turbin uap, dihasilkan pula gas hasil pembakaran
yang memiliki tekanan tinggi yang dapat memutar turbin gas, sehingga PLTU
yang menggunakan PFBC memiliki efisiensi pembangkitan yang lebih baik
dibandingkan dengan AFBC karena mekanisme kombinasi (combined cycle) ini.
Nilai efisiensi bruto pembangkitan (gross efficiency) dapat mencapai 43%.
Sesuai dengan prinsip pembakaran pada FBC, SOx yang dihasilkan pada PFBC
dapat ditekan dengan mekanisme desulfurisasi bersamaan dengan pembakaran di
dalam boiler, sedangkan NOx dapat ditekan dengan pembakaran pada suhu relatif
rendah (sekitar 860) dan pembakaran 2 tingkat. Karena gas hasil pembakaran
masih dimanfaatkan lagi dengan mengalirkannya ke turbin gas, maka abu
pembakaran yang ikut mengalir keluar bersama dengan gas tersebut perlu
dihilangkan lebih dulu. Pemakaian CTF (Ceramic Tube Filter) dapat menangkap
abu ini secara efektif. Kondisi bertekanan yang menghasilkan pembakaran yang
lebih baik ini secara otomatis akan menurunkan kadar emisi CO2 sehingga dapat
mengurangi beban lingkungan.
Energi Nuklir merupakan energi hasil dari sebuah proses kimia yang dikenal
dengan reaksi fisi dan reaksi fusi pada sebuah inti atom. Sudah berpuluh tahun
manusia memanfaat potensi energi yang dihasilkan dari reaksi fisi (pembelahan)
inti uranium dan plutonium. Penemuan ini juga berasal dari coba-cobanya para
ilmuan menembakkan neutron ke inti untuk mendapatkan inti baru, namun pada
bebarapa inti berat hal itu menyebabkan inti menjadi pecah (terbagi) sekaligus
melepaskan neutron lain yang konsekuensinya menimbulkan panas disekitarnya.
Panas ini kemudian di ambil dengan menempatkan reaksi tersebut didalam air, air
yang panas tadi dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin. untuk bagian turbinnya
hampir sama dengan pembangkit listrik tenaga uap. Namun selain panasnya yang
diambil, neutron yang lepas ini juga dimanfaatkan untuk banyak hal, seperti untuk
mengukur dimensi dari suatu zat, untuk memutasikan tumbuhan agar didapatkan
bibit unggul dan lain sebagainya.
Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi inti berantai terkendali, baik
pembelahan inti (Fisi) atau penggabungan inti (Fusi). Awalnya, reaktor nuklir
pertama digunakan untuk memproduksi Plutonium sebagai bahan senjata nuklir.
Hingga saat ini telah ada berbagai jenis dan ukuran reaktor nuklir, tetapi semua
reaktor atom tersebut memiliki lima komponen dasar yang sama, yaitu: elemen
bahan bakar, moderator netron, batang kendali, pendingin dan perisai beton.
Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan, diantaranya sebagai reaktor
penelitian dan reactor daya. Saat ini reaktor nuklir banyak digunakan untuk
membangkitkan listrik. Hal ini biasanya melibatkan panas dari reaksi nuklir untuk
tenaga turbin uap. Sedangkan reaktor penelitian digunkan untuk pembuatan
radioisotop (isotop radioaktif) dan penelitian lebih lanjut.
Sebagaimana diketahui bahwa reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi
inti berantai terkendali, baik pembelahan inti (Fisi) atau penggabungan inti (Fusi).
Reactor menghasilkan panas dalam beberapa cara:
1. Energi kinetik produk-produk fisi diubah menjadi energi panas ketika inti
bertabrakan dengan atom di dekatnya
2. Sebagian dari sinar gamma yang dihasilkan selama fisi deserap oleh reaktor,
energy mereka diubah menjadi panas
3. Panas yang dihasilkan oleh peluruh radioaktif produk fisi dan bahan-bahan
yang telah diaktifkan oleh penyerapan neutron. Sumber panas pembusukan ini
akan tetap selama beberapa waktu bahkan setelah reaktor mati. Kekuatan panas
yang dihasilkan oleh reaksi nuklir adalah 1.000.000 kali dari massa yang sama
batubara
Reaksi Nuklir
Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir.
1. Reaksi Fusi
Fusi nuklir (reaksi termonuklir) adalah sebuah proses di mana dua inti atom
bergabung, membentuk inti atom yang lebih besar dan melepaskan energi. Fusi
nuklir adalah sumber energi yang menyebabkan bintang bersinar dan bom
Hidrogen meledak.
2. Reaksi Fisi
Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti atom
lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta
radiasi elektromagnetik. Reaksi ini bereaksi dengan melepas energy dalam bentuk
panas.
Perbandingan Energi
Densitas energi nuklir sangat tinggi, lebih tinggi dibandingkan dengan batu
bara ataupun minyak bumi. Sebagai ilustrasi, dalam 1 kg uranium dapat
menghasilkan energi listrik sebesar 50.000 kWh bahkan dengan proses lebih
lanjut dapat mencapai 3.500.000 kWh. Sementara 1 kg batu bara dan 1 kg minyak
bumi hanya dapat menghasilkan energi sebesar 3 kWh dan 4 kWh.
Pada sebuah pembangkit listrik non-nuklir berkapasitas 1000 MWe
diperlukan 2.600.000 ton batu bara atau 2,000,000 ton minyak bumi sebagai
bahan bakarnya. Sementara pada pembangkit listrik tenaga nuklir dengan
kapasitas listrik yang sama hanya memerlukan 30 ton uranium dengan teras
reaktor 10 m3, sebagai bahan bakarnya. Saat ini, kontribusi energi nuklir terhadap
pasokan kebutuhan energi primer dunia sekitar 6% dan pasokan kebutuhan energi
listrik global sekitar 17%.
SUMBER ENERGI GAS BUMI
Gambar di atas adalah simulasi kecil dari PLN, dimana proses utamanya ialah
terdapat pada generator hingga menghasilkan tenaga listrik yang kemudian
dialirkan kepada konsumen. PLN memiliki beberapa pembangkit listrik raksasa
PLTG yang dijalankan dengan gas.
Pemanfaatan gas alam di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dimana
produksi gas alam dari ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di Pendopo,
Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri IA, PT Pupuk
Sriwidjaja di Palembang. Perkembangan pemanfaatan gas alam di Indonesia
meningkat pesat sejak tahun 1974, dimana PERTAMINA mulai memasok gas
alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke
pabrik pupuk Pusri II, Pusri III dan Pusri IV di Palembang.Karena sudah terlalu
tua dan tidak efisien, pada tahun 1993 Pusri IA ditutup,dan digantikan oleh Pusri
IB yang dibangun oleh putera-puteri bangsa Indonesia sendiri. Pada masa itu Pusri
IB merupakan pabrik pupuk paling modern di kawasan Asia, karena
menggunakan teknologi tinggi. Di Jawa Barat, pada waktu yang bersamaan, 1974,
PERTAMINA juga memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di
lepas pantai (off shore) laut Jawa dan kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan
industri menengah dan berat di kawasan Jawa Barat dan Cilegon Banten.
Sementara itu pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas banyak
digunakan di pabrik (peleburan besi dan tekstil) dan hotel. Berarti energi panas
yang dibutuhkan di kedua tempat itu bisa diambil dari panas gas buang dengan
menggunakan teknologi gas fired cogeneration. Berdasarkan sumber
panasnya,cogeneration dibagi menjadi dua yaitu:
1. Cogeneration Siklus Topping
Terjadi apabila bahan bakar dipakai langsung untuk memproduksi energi
listrik, kemudian gas panasnya digunakan untuk panas/uap proses. Jadi energi
listriknya terlebih dahulu diproduksi kemudian baru panas buangnya
dimanfaatkan. Bila cogeneration siklus topping digunakan pada PLTG, maka gas
panas yang digunakan untuk menghasilkan energi listrik pada turbin harus
mempunyai suhu 1600-1700 oF. Hal ini karena akan menghasilkan gas buang
o
dengan suhu 800-900 F dan gas buang itu akan dimanfaatkan dengan
menggunakan Heat Recovery Steam Generation atau panas proses dengan
exchanger yang berfungsi untuk membangkitkan uap proses.
2. Siklus Bottoming
Yaitu pemanfaatan gas buang melalui heat recovery sehingga menghasilkan
panas/uap proses. Selanjutnya digunakan untuk menggerakan turbin uap sehingga
dihasilkan energi listrik. Bila PLTG menggunakan bahan bakar bermutu tinggi
seperti bahan bakar sulfur rendah, maka gas buang yang dihasilkannya bersih
sehingga bisa digunakan langsung untuk panas proses. Bila pada pengolahan gas
buang ditambah bahan bakar, sementara bila kapasitas terpasang PLTG turun
maka efisiensinya juga turun dengan demikian volume gas buang meningkatkan
hal ini berarti banyak gas buang tak terpakai.
Selain untuk kebutuhan dalam negeri, gas alam di Indonesia juga di ekspor
dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas) Salah satu daerah penghasil gas alam
terbesar di Indonesia adalah Nanggre Aceh Darussalam. Sumber gas alam yang
terdapat di daerah Kota Lhokseumawe dikelola oleh PT Arun NGL Company.
Selain itu di Krueng Geukuh, Nanggre Aceh Barh (kabupaten Aceh Utara) juga
terdapat PT Pupuk Iskandar Muda pabrik pupuk urea, dengan bahan baku utama
dari gas alam.
Pada Gambar diatas dijelaskan bahwa mula-mula udara dari atmosfir ditekan di
dalam kompresor hingga temperature dan tekanannya naik dan proses ini biasa
disebut dengan proses kompresi dimana sebagian udara yang dihasilkan ini
digunakan sebagai udara pembakaran dan sebagiannya digunakan untuk
mendinginkan bagian-bagian turbin gas. Didalam ruang bakar sebagian udara
pembakaran tersebut akan bercampur dengan bahan bakar yang diinjeksikan
kedalamnya dan dipicu dengan spark plug akan menghasilkan proses pembakaran
hingga menghasilkan gas panas (energi panas) dengan temperature dan tekanan
yang tinggi, dari energi panas yang dihasilkan inilah kemudian akan dimanfaatkan
untuk memutar turbin dimana didalam sudu-sudu gerak dan sudu-sudu diam
turbin, gas panas tersebut temperature dan tekanan mengalami penurunan dan
proses ini biasa disebut dengan proses ekspansi. Selanjutnya energi mekanis yang
dihasilkan oleh turbin digunakan untuk memutar generator hingga menghasilkan
energi listrik.Ada beberapa macam siklus kerja turbin gas sebagai berikut:
1. Turbin gas siklus terbuka (open cycle)
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang
diekspansi didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan
temperature yang masih cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan
atmosfir, selanjutnya gas bekas ini dibuang atau dialirkan ke udara luar, yang
ditunjukkan seperti pada gambar dibawah ini: