DISUSUN OLEH :
NIM : 18 01 080
Grup :D
Kelompok :-
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karuniaNya, sehingga kami berhasil menyelesaikan
Laporan Praktikum Kimia Analisa Instrument ini tepat pada waktunya yang
berjudul “Penetapan Kadar COD & BOD Dalam Air”.
Laporan praktikum ini berisikan informasi tentang “Penetapan Kadar COD &
BOD dalam Air”.
. Laporan praktikum ini dapat di selesaikan berkat tuntunan bantuan dari berbagai
pihak untuk itu dalam kesempatan ini, kami memberikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesr-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan laporan praktikum ini.
saya menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh kami.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan ini dari awal sampai akhir.
Penulis
(Darwin R.M)
DAFTAR ISI
Halaman
COVER.....................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1. Tujuan Percobaan............................................................................. 1
1.2. Landasan Teori ............................................................................... 1
1.2.1. Air .......................................................................................... 1
1.2.2. Karakteristik Air..................................................................... 1
1.2.3. Pengolahan Air Menjadi Air Minum...................................... 3
1.2.4. Oksigen terlarut,COD dan BOD............................................. 5
ii
2.2.5. Prosedur Kerja BOD ............................................................. 11
2.2.7 Bagan Tahapan Pengolahan Air dan COD dan BOD………. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Suhu
Menurut perundang-undangan NO.416/MENKES/PER/IX/1990
adalah 30 derajat. Bila melebih batas yang ditentukan maka akan
mengakibatkan meningkatnya daya/tingkat toksitas bahan kimia
atau bahan pencernaan pada air dan pertumbuhan mikroba dalam
air.
Warna
Paling sering ditemui air berwarna biasanya air permukaan yang
berasal dari daerah rawa-rawa, sehingga masyarakat tidak dapat
menerimanya dengan baik guna keperluan rumah tangga ataupun
industri, tanpa dilakukan pengolahan lebih lanjut melalui filter air
untuk menghilangkan warna tersebut.
Bau
Air bersih dan layak diminum harus bebas dari bau. Biasanya bau
yang timbul pada air ini dikarenakan bahan-bahan organik yang
dapat membusuk serta senyawa kimia lainnya seperti fenol.
Rasa
Biasanya air yang bau juga diikuti dengan rasa, hal ini terjadi
karena adanya dekomposisi bahan organik dalam air.
Kekeruhan
Air dikatakan keruh bilamana banyak mengandung bahan partikel
bahan yang tersuspensi sehingga berdampak pada air menjadi
berwarna dan berlumpur. Bahan yang menyebabkan terjadinya
kekeruhan ini biasanya tanah liat, lumpur, bahan organi yang
tersebar & partikel-partikel kecil lainnya.
2
Total solid
Tinggi rendahnya angka total solids biasanya dijadikan sebagai
parameter layak atau tidaknya air digunakan dalam rumah tangga.
Air yang baik digunakan biasanya memiliki angka total solid
berkisar 500-1500 mg/l, bilamana melebihi dari angka yang
ditentukan tersebut akan mengakibatkan.
Zat organik
Zat organik yang terdapat pada air biasanya berasal dari
air buangan rumah tangga, industri, kegiatan pertanian, maupun
pertambangan. Zat organik yang terdapat pada air ini dapat diukur
angka permangatnya (KmnO4). Dalam standar kualitas, ditentukan
angka pemangatnya yakni 10 mg/l, bilamana terjadi penyimpangan
dari angka tersebut maka akan mengakibatkan sakit perut.
(Sugiharto,2017)
1.2.3. Pengolahan Air menjadi Air minum
3
sehingga didapat waktu optimum setiap alat untuk volume 1 L lalu
mentotal waktu yang dihasilkan sebagai acuan awal untuk
mengoptimasi alat secara keseluruhan. - Optimasi waktu alat
secara keseluruhan dengan volume 1 L Menyusun alat sesuai
gambar kemudian memasukkan air sungai martapura sebanyak 1
L ke dalam alat. Amati dan tampung air yang dihasilkan dari
alat tersebut dengan waktu total yang diperoleh dari optimasi
waktu setiap awal. Ukur volume air yang ditampung dengan
gelas ukur kemudian mengulang percobaan dengan waktu yang
bervariasi (110 dan 120 s) sehingga didapatkan volume air
yang terbesar, lalu masukkan data volume ke dalam perhitungan,
kemudian mendapatkan waktu optimum alat secara keseluruhan
dengan volume air masuk sebanyak 1 L - Optimasi Volume Air
Masuk Dengan Waktu Optimum Menyusun alat sesuai gambar
kemudian memasukkan air sebanyak 1 L ke dalam alat lalu
mengamati dan menapung air yang dihasilkan dari alat dengan
waktu optimum yang didapat dari percobaan yang terdahulu.
kemudain mengukur volume air yang dihasilkan dengan
gelas ukur. Mengulang percobaan dengan variasi volume air
masuk, yaitu 2 L dan 3 L lalu masukkan ke dalam perhitungan
sehingga didapatkan volume optimum dan waktu optimum. -
Optimasi Waktu Untuk Stage 4 (Kolom Desinfeksi) engisi
sebanyak 325 mL air sungai martapura ke dalam beaker glass
500 mL, mengukur suhu air tersebut dengan.
4
suhunya. Mengulang percobaan dengan waktu bervariasi, yaitu 10, 20,
dan 30 menit untuk mendapatkan perbedan suhu terbesar.
1. DO (Dissolved Oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang
berasal dari hasil fotesintesa dan absorbsi atmosfer atau udara.
Semakin banyak kadar DO didalam air semakin baik kualitas
dari air tersebut.
2. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan
buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi
kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang
sukar didegradasi. Bahan buangan organik tersebut akan
dioksidasi oleh kromat yang digunakan sebagai sumber oksigen
(oxidazing agent) menjadi gas CO2 dan H2O serta jumlah ion
krom.
5
dinetralisir dengan Na2C2O4. Nilai COD merupakan satu
bilangan yang dapat menunjukkan banyaknya oksigen yang
diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik menjadi CO2 dan
air dengan perantara oksidan kuat dalam suasana asam.
6
BAB II
METODOLOGI
7
6. Aquadest : 5 liter
7. Air sungai : 2 liter
8. MnSO4 : 100 ml
9. Alkali Azida Iodida : 100 ml
10. Indikator Amylum 1% : 100 ml
8
2.2. Prosedur Kerja Tahapan Pengolahan Air
1. Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu
2. Kolom media filtrasi dibersihkan
3. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
4. Batu kerikil dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
5. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
6. Pasir halus dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
7. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
8. Pasir kasar dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
9. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
10. Arang dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
11. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
12. Zeolit dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
13. Batu kerikil dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
14. Ijuk dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
15. Alat yang telah dirancang dibersihkan dengan mengalirkan air bawah
media
16. Air yang keluar dari hasil pencucian diperhatikan, jika sudah jernih, maka
pencucian dihentikan.
17. Alirkan air dari media filtrasi hingga habis
18. Air sungai sebanyak 1 liter dimasukkan kedalam alat filtrasi dan
stopwatch dihidupkan, kemudian air hasil filtrasi ditampung pada beaker
glass.
19. Waktu alir dicatat dan volume air hasil filtrasi diukur
20. Debit air dihitung.
9
3. Setelah dicuci dan benar-benar bersih kemudian sampel air sungai
dimasukkan kedalam alat filtrasi lalu ditampung pada beaker glass
secukupnya.
2.4 Prosedur Kerja COD
A. Prosedur Faktor KMnO4
1. Larutan Na2C2O4 sebanyak 25 ml dimasukkan kedalam erlenmeyer.
2. Larutan Na2C2O4ditambahkan aquadest sebanyak 100 ml.
3. Larutan tak berwarna ditambahkan H2SO4 1 : 2 sebanyak 10 ml.
4. Larutan tak berwarna ditambahkan larutan KMnO4 sebanyak 20 ml
5. Larutan violet dipanaskan dengan menggunakan penangas air selama
30 menit.
6. Larutan tak berwarna dititrasi dengan larutan KMnO 4 hingga larutan
warna merah muda.
B. Prosedur Kerja Blanko
1. Alat dan bahan disediakan.
2. Aquadest diukur sebanyak 50 ml lalu ditambahkan H2SO4 1 : 2
sebanyak 5 ml .
3. Larutan tidak berwarna kemudian ditambahkan KMnO4 0,025 N
sebanyak 5 ml lalu dipanaskan pada water bath selama 30 menit.
4. Larutan kemudian ditambahkan Na2C2O4 sebanyak 10 ml Larutan tidak
berwarna kemudian ditirasi dengan KMnO4 sampai terbentuk warna
merah muda.
C. Prosedur Kerja Sampel
1. Alat dan bahan disediakan.
2. Sampel air sungai dipipet sebanyak 25 ml dalam erlenmeyer 250 ml,
lalu ditambahkan aquadest 50 ml.
3. Larutan tidak berwarna ditambahkan H2SO4 1 : 2 sebanyak 5 ml .
4. Larutan yang terbentuk kemudian ditambahkan Ag2SO4 sebanyak 1
spatula menjadi larutan tidak berwarna
5. larutan tidak berwarna kemudian ditambahkan KMnO4 0,025 N
sebanyak 10 ml lalu dipanaskan pada water bath selama 30 menit.
10
6. setelah 30 menit larutan kemudian ditambahkan Na2C2O4 0,025 N
sebanyak 10 ml menjadi larutan tidak berwarna. Dan langsung dititrasi
dengan KMnO4 sampai terbentuk warna merah muda.
11
4. Larutan yang terbentuk kemudian ditambahkan Alkali Azida Iodida
sebanyak 1 ml, lalu didiamkan selama 30 menit sampai terbentuk 2
lapisan Jika terbentuk endapan putih maka prosedur tidak dilanjutkan,
larutan bening dibuang sebanyak 20 ml.
5. Endapan coklat ditambahkan H2SO4(P) sebanyak 1 ml dan terbentuk
larutan kuning.
6. Jika pada saat penambahan H2SO4(P) terbentuk larutan orange maka
Larutan orange dititrasi dengan larutan tio 0,025 N sampai berwarna
kuning. Tapi, jika saat penambahan H2SO4
terbentuk larutan kuning maka ditambahkan amylum 1% sebanyak 5
tetes hingga terbentuk warna biru kehitaman.
7. Larutan biru kehitaman kemudian dititrasi dengan larutan tio 0,025 N
sampai larutan tidak berwarna
Air sungai
Air Sungai
Media Filtrasi
Tidak
Air Hasil
Analisa COD dan BOD
Ya
Sesuai SNI
Air Bersih
BAB III
12
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
13
3. Penentuan Kadar COD pada Sampel
⃗
Larutan ungu Larutan ungu
Larutan ungu + Na2C2O4 0,025N → Larutan tidak berwarna
titrasi
Larutan tidak berwarna Larutan ungu muda
KMnO ₄
14
4. Penentuan Kadar BOD (OTo)
Data Pengamatan Kadar BOD (OT0)
15
Air sungai sebelum filtrasi
Air sungai sebelum filtrasi + MnSO4 →larutan tak berwarna + gel
didiamkan
(Larutan tak berwarna + gel) + Alkali azida iodida
30 menit
Larutan bening dan coklat
Coklat + H2SO4(p) → larutan warna kuning
Larutan warna kuning+ amilum 1%→ Larutan warna biru kehitaman
dititrasi
Larutanwarna biru kehitaman Larutan tidak
tiosulfat 0,025 N
berwarna
Air sungai sesudah filtrasi
Air sungai sesudah filtrasi + MnSO4→larutan tak berwarna+gel
(Larutan tak berwarna + gel) + Alkali azida iodida →endapan putih
→
Air limbah tahu sebelum filtrasi
Air limbah tahu sebelum filtrasi + MnSO4→larutan tak berwarna+gel
(Larutan tak berwarna + gel) + Alkali azida iodida →endapan putih
→
¿ 8,4 ppm
3.1.3. BOD
Perhitungan OT0 dan OT5
1. Air Sungai Sebelum Filtrasi
Volume larutan yang dititrasi = Volume winkler – 20
ml
= 108,2 ml – 20 ml
= 88,3
mek
3,5 ml ×0,025 ×8000
ml
¿
88,3 ml
= 7,9 ppm
17
ml Tio× N .Tio ×8000
OT2¿ DO=
volume lautan yang dititrasi
mek
3,0 ml ×0,025 ×8000
= ml
88,3 ml
= 6,7 ppm
= 1,2 ppm
mek
3,1ml × 0,025 × 8000
ml
¿
87,4 ml
= 7,09 ppm
mlTio × N .Tio ×8000
OT5 ¿ DO=
volume lautan yang dititrasi
mek
0 ml ×0,025 ×8000
ml
¿
87,4 ml
= 0 ppm
BOD = OT0 – OT5
= ( 7,09 – 0) ppm
= 7,09 ppm
18
Reaksi
a. COD
air
2H2O
-1 +7 0 +2
Oksidasi Reduksi
19
Natrium Kalium Asam Karbon Air Mangan Kalium
Oksalat Permanganat sulfat dioksida Sulfat Sulfat
5O2 + 4Na+
+3 +7 -1 +2
Oksidasi
Reduksi
b) BOD
20
4) Mn(OH)2 + I2 + 2KOH + 2NaN3 + 2H2SO4
Mangan (II) Iodium Kalium Azida Asam
Hidroksida Hidroksida Sulfat
BAB IV
PEMBAHASAN
Air merupakan senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur
hydrogen yang bersenyawa dengan unsure oksigen, dalam hal ini membentuk
senyawa H2O. Dalam pengolahan air kotor menjadi air bersih perlu dilakukan
beberapa uji kualitas salah satunya COD, BOD pada air. Uji COD adalah jumlah
oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi
melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang
21
sukar didegradasi. Sedangkan Uji BOD adalah suatu analisa empiris yang
mencoba mendeteksi secara global proses mikrobiologis yang benar – benar
terjadi dalam air. Pada praktikum kali ini dilakukan uji COD dan BOD pada
sampel air sungai baik sebelum difiltrasi maupun setelah difiltrasi. Hasil yang
diperoleh adalah bahwa nilai COD lebih tinggi dari pada nilai BOD nya, sehingga
dapat dikatakan bahwa kemungkinan bagi makhluk air yang membutuhkan
oksigen untuk hidup. Dari hasil praktikum diperoleh nilai BOD pada air sungai
sebelum filtrasi, sesudah filtrasi, air limbah tahun sebelum filtrasi, sesudah filtrasi
dan cleo berturut turut sebesar 1,2 ppm, 7,09 ppm, 0 ppm, 0 ppm dan 1 ppm.
Sedangkan COD pada air sungai sebelum filtrasi, sesudah filtrasi, air limbah
tahun sebelum filtrasi, sesudah filtrasi dan cleo berturut turut sebesar 295,6 ppm,
8,4 ppm, 3449,04 ppm, 391,44 ppm, 1 ppm.
Dalam pengolahan air kotor menjadi air bersih perlu dilakukan beberapa uji
kualitas salah satunya COD, BOD pada air. Uji COD adalah jumlah oksigen yang
diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui
reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar
didegradasi. Sedangkan Uji BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba
mendekti secara global proses mikrobiologis yang benar – benar terjadi dalam air.
Pada praktikum kali ini dilakukan uji COD dan BOD pada sampel air sungai baik
sebelum difiltrasi maupun setelah difiltrasi.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
22
2. COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
bahan – bahan organik secara kimia.
3. Nilai COD pada sampel air sungai sebelum difiltrasi adalah 295,6 ppm
dan sesudah filtrasi adalah sebesar 8,4 ppm
4. Nilai BOD pada sampel air cleo adalah 1 ppm
5.2 Saran
Alat filtrasi yang tidak baik akan mempengaruhi kualitas air yang akan di
analisa, sehingga hasil pengamatan yang di dapat memiliki selisih yang
tinggi di bandingkan dengan SNI.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Air
23
42