Anda di halaman 1dari 31

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN AIR & LIMBAH INDUSTRI

NO. DOKUMEN NO. REVISI TANGGAL HALAMAN


EFEKTIF

FM-PM-02-04 00 05 Juni 2017 01 dari 01

“PENETAPAN KADAR COD & BOD DALAM AIR”

DISUSUN OLEH :

Nama : Darwin Ryodanto Marpaung


NIM : 18 01 080
Group :D
Kelompok :-
Jurusan : Teknik Kimia
Tanggal Praktikum : 08 Desember 2020
Asisten Penanggung jawab : Juna Sihombing,ST.MT.

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN
MEDAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN

PENETAPAN KADAR COD & BOD DALAM AIR

Nama : Darwin Ryodanto Marpaung

NIM : 18 01 080

Grup :D

Kelompok :-

Jurusan : Teknik Kimia

Medan, 10 Desember 2020

Praktikan Asisten Laboratorium Pengembangan

( Darwin R.Marpaung ) (Juna Sihombing,ST.MT.)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karuniaNya, sehingga kami berhasil menyelesaikan
Laporan Praktikum Kimia Analisa Instrument ini tepat pada waktunya yang
berjudul “Penetapan Kadar COD & BOD Dalam Air”.

Laporan praktikum ini berisikan informasi tentang “Penetapan Kadar COD &
BOD dalam Air”.

. Laporan praktikum ini dapat di selesaikan berkat tuntunan bantuan dari berbagai
pihak untuk itu dalam kesempatan ini, kami memberikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesr-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan laporan praktikum ini.

saya menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh kami.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan ini dari awal sampai akhir.

Medan, 10 Desember 2020

Penulis

(Darwin R.M)
DAFTAR ISI

Halaman

COVER.....................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1. Tujuan Percobaan............................................................................. 1
1.2. Landasan Teori ............................................................................... 1
1.2.1. Air .......................................................................................... 1
1.2.2. Karakteristik Air..................................................................... 1
1.2.3. Pengolahan Air Menjadi Air Minum...................................... 3
1.2.4. Oksigen terlarut,COD dan BOD............................................. 5

BAB II. METODELOGI........................................................................ 7


2.1.Alat dan Bahan.................................................................................... 7
2.1.1. Alat ........................................................................................ 7
2.1.2. Bahan .................................................................................... 8
2.2.Tahapan Pengolahan Air dan analisa COD dan BOD ........................ 10
2.2.1. Perancangan Alat................................................................... 10
2.2.2.Prosedur Kerja Pembuatan Reagen......................................... 10
2.2.3. Prosedur Kerja Pengolahan Air ............................................ 10
2.2.4. Prosedur Kerja COD.............................................................. 11

ii
2.2.5. Prosedur Kerja BOD ............................................................. 11
2.2.7 Bagan Tahapan Pengolahan Air dan COD dan BOD………. 13

BAB III. DATA DAN PENGOLAHAN DATA.................................... 14


3.1.Data Pengamatan………………..…………………………. 14
3.2. Pengolahan Data………………………………………… 19
3.2.1. COD.......................................................................... 19
3.2.2. BOD ......................................................................... 20
3.2.3. Reaksi........................................................................ 21
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................ 24
BAB V KESIMPULAN........................................................................... 26
5.1. Kesimpulan............................................................................ 26
5.2. Saran...................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Praktikum


1. Menganalisa/menentukan NH4+ menggunakan pereaksi nessler dengan
garam Rochelle dalam sampel
2. Memahami metode analisis kadar NH4+ dan NO2-
3. Menganalisis/menentukan kadar NO2 dalam sampel

1.2. Landasan Teori


1.2.1. Air
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting
bagikehidupan makluk hidup terutama manusia. Hampir semua
kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari
membersihkan diri, makan dan minum sampai dengan aktivitas-
aktivitas lainnya. Tubuh manusia terdiri dari 60–70% air.
Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam
larutan dengan bentuk larutan dengan pelarut air (Achmad, 2004).

Air merupakan sumber daya yang mutlak diperlukan untuk


kehidupan. Berdasarkan kegunaannya, diharapkan kualitas air
yang digunakan masih menenuhi batas-batas toleransi kriteria
kualitas air yang layak untuk digunakan (Effendi, 2013).

1.2.2. Karakteristik Air


Berdasarkan parameter fisiknya Karakteristik air terdiri dari :

 Suhu
Menurut perundang-undangan NO.416/MENKES/PER/IX/1990
adalah 30 derajat. Bila melebih batas yang ditentukan maka akan
mengakibatkan meningkatnya daya/tingkat toksitas bahan kimia
atau bahan pencernaan pada air dan pertumbuhan mikroba dalam
air.
 Warna
Paling sering ditemui air berwarna biasanya air permukaan yang
berasal dari daerah rawa-rawa, sehingga masyarakat tidak dapat
menerimanya dengan baik guna keperluan rumah tangga ataupun
industri, tanpa dilakukan pengolahan lebih lanjut melalui filter air
untuk menghilangkan warna tersebut.
 Bau
Air bersih dan layak diminum harus bebas dari bau. Biasanya bau
yang timbul pada air ini dikarenakan bahan-bahan organik yang
dapat membusuk serta senyawa kimia lainnya seperti fenol.
 Rasa
Biasanya air yang bau juga diikuti dengan rasa, hal ini terjadi
karena adanya dekomposisi bahan organik dalam air.
 Kekeruhan
Air dikatakan keruh bilamana banyak mengandung bahan partikel
bahan yang tersuspensi sehingga berdampak pada air menjadi
berwarna dan berlumpur. Bahan yang menyebabkan terjadinya
kekeruhan ini biasanya tanah liat, lumpur, bahan organi yang
tersebar & partikel-partikel kecil lainnya.

Karakteristik Air Berdasarkan Parameter Kimia


 Derajat keasaman (pH)
pH air merupakan faktor penting mengingat pH dapat
mempengaruhi perkembangan mikroba yang terdapat dalam air.
Umumnya mikroba yang tumbuh dalam air dengan baik memiliki
pH antara 6,0-8,0, pH sebesar ini akan menimbulkan perubahan
kimia pada air. Menurut standar kualitas air yang baik, pH-nya
antara 6,5-9,2. Bila lebih kecil dari 6,5 atau sebaliknya lebih besar
dari 9,2 akan mengakibatkan beberapa kimia berubah menjadi
racun yang dapat merusak kesehatan manusia.

2
 Total solid
Tinggi rendahnya angka total solids biasanya dijadikan sebagai
parameter layak atau tidaknya air digunakan dalam rumah tangga.
Air yang baik digunakan biasanya memiliki angka total solid
berkisar 500-1500 mg/l, bilamana melebihi dari angka yang
ditentukan tersebut akan mengakibatkan.

 Zat organik
Zat organik yang terdapat pada air biasanya berasal dari
air buangan rumah tangga, industri, kegiatan pertanian, maupun
pertambangan. Zat organik yang terdapat pada air ini dapat diukur
angka permangatnya (KmnO4). Dalam standar kualitas, ditentukan
angka pemangatnya yakni 10 mg/l, bilamana terjadi penyimpangan
dari angka tersebut maka akan mengakibatkan sakit perut.
(Sugiharto,2017)
1.2.3. Pengolahan Air menjadi Air minum

Proses Pengolahan Air Minum dilakukan dengan cara sebagai


berikut :

A. Pengujian Awal Masing – masing sampel terlebih dahulu


dilakukan pengujian terlebih dahulu sebagai pembanding hasil
pengolahan dari alat ini. Pengujian ini meliputi fisika, kimia,
dan biologi.

B. Optimasi Variasi Waktu Dan Volume Umpan Masuk -


Optimasi Waktu Setiap Stage Dengan Volume 1 L Menyusun alat
sesuai gambar, kemudian air sungai martapura sebanyak 1 L
dimasukkan kedalam setiap alat melewati lubang yang telah
disiapkan lalu mengamati dan mencatat waktu air sungai
melewati setiap alat. Tampung volume dan ukur volume
yang dihasilkan setiap alat, kemudian masukkan ke perhitungan

3
sehingga didapat waktu optimum setiap alat untuk volume 1 L lalu
mentotal waktu yang dihasilkan sebagai acuan awal untuk
mengoptimasi alat secara keseluruhan. - Optimasi waktu alat
secara keseluruhan dengan volume 1 L Menyusun alat sesuai
gambar kemudian memasukkan air sungai martapura sebanyak 1
L ke dalam alat. Amati dan tampung air yang dihasilkan dari
alat tersebut dengan waktu total yang diperoleh dari optimasi
waktu setiap awal. Ukur volume air yang ditampung dengan
gelas ukur kemudian mengulang percobaan dengan waktu yang
bervariasi (110 dan 120 s) sehingga didapatkan volume air
yang terbesar, lalu masukkan data volume ke dalam perhitungan,
kemudian mendapatkan waktu optimum alat secara keseluruhan
dengan volume air masuk sebanyak 1 L - Optimasi Volume Air
Masuk Dengan Waktu Optimum Menyusun alat sesuai gambar
kemudian memasukkan air sebanyak 1 L ke dalam alat lalu
mengamati dan menapung air yang dihasilkan dari alat dengan
waktu optimum yang didapat dari percobaan yang terdahulu.
kemudain mengukur volume air yang dihasilkan dengan
gelas ukur. Mengulang percobaan dengan variasi volume air
masuk, yaitu 2 L dan 3 L lalu masukkan ke dalam perhitungan
sehingga didapatkan volume optimum dan waktu optimum. -
Optimasi Waktu Untuk Stage 4 (Kolom Desinfeksi) engisi
sebanyak 325 mL air sungai martapura ke dalam beaker glass
500 mL, mengukur suhu air tersebut dengan.

termometer, sebagai suhu awal kemudian masukkan air


tersebut kedalam kolom desinfeksi setelah itu mendiamkan
selama 5 menit. Mengeluarkan air tersebut dan menampung air
tersebut, kemudian mengukur suhu kembali sebagai suhu akhir
lalu masukkan data temperatur, untuk mendapatkan perbedaan

4
suhunya. Mengulang percobaan dengan waktu bervariasi, yaitu 10, 20,
dan 30 menit untuk mendapatkan perbedan suhu terbesar.

C. Pengujian Air Sampel Hubungkan alat dengan listrik untuk


menghidupkan alat aerator dan lampu UV kemudian air
sungai martapura sebanyak volume umpan optimum dari
prosedur B dimasukkan kedalam alat melewati lubang yang
telah disiapkan dengan mengunakan waktu optimum dari
prosedur B lalu mendiamkan kembali selama 20 menit,
kemudian membuka kran kolom desinfeksi setelah itu mengambil
sampel hasil pengolahan alat ini, kemudian melakukan
pengujian. Menentukan keefektifan alat.
1.2.4. Oksigen Terlarut ,COD, dan BOD

1. DO (Dissolved Oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang
berasal dari hasil fotesintesa dan absorbsi atmosfer atau udara.
Semakin banyak kadar DO didalam air semakin baik kualitas
dari air tersebut.
2. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan
buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi
kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang
sukar didegradasi. Bahan buangan organik tersebut akan
dioksidasi oleh kromat yang digunakan sebagai sumber oksigen
(oxidazing agent) menjadi gas CO2 dan H2O serta jumlah ion
krom.

Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi


senyawa organic yang terdapat dalam air kimiawi dapat
ditentukan dengan cara penambahan potassium permanganate
atau potassium dukromat berlebih dalam suasana asam pada
suhu 60-70oC. Kelebihan potassium permanganat dapat

5
dinetralisir dengan Na2C2O4. Nilai COD merupakan satu
bilangan yang dapat menunjukkan banyaknya oksigen yang
diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik menjadi CO2 dan
air dengan perantara oksidan kuat dalam suasana asam.

3. BOD (Biological Oxygent Demand)


BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba
mendetekksi secara global proses mikrobiologis yang benar-
benar terjadi dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk
menentukan beban pencemaran akibat air buangan dan untuk
mendesaiin sistem pengolahan secara biologi. BOD adalah
jumlah O2 yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa-
senyawa organik biologi/biokimia.
Tingginya kadar bahan organik dalam air limbah akan
menurukan kadar O2 terlarut bila penurunan O2 dengan
penggantian O2 tidak seimbang. Maka, kehidupan dalam air
akan terganggu.
Prinsip pemeriksaan parameter BOD didasarkan pada
reaksi oksidasi zat organik dengan oksigen di dalam air dan
proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik.
Untuk menguraikan zat organik memerlukan waktu ± 2 hari
untuk 50% reaksi, 5 hari untuk 75% reaksi tercapai dan 20 hari
untuk 100% reaksi tercapai. Dengan kata lain tes BOD berlaku
sebagai simulasi proses biologi secara alamiah, mula-mula
diukur DO nol dan setelah mengalami inkubasi selama 5 hari
pada suhu 20°C atau 3 hari pada suhu 25°C–27°C diukur lagi
DO air tersebut (Juna 2019).

6
BAB II
METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan


2.1.1. Alat
1. Beaker glass 500 ml : 4 buah
2. Beaker glass 200 ml : 1 buah
3. Beaker glass 100 ml : 1 buah
4. Gelas ukur 100 ml : 1 buah
5. Pipet volume 25 ml : 2 buah
6. Water bath : 2 buah
7. Bola isap :4 buah
8. Pipet tetes : 1 buah
9. Pipet volume 20 ml : 1 buah
10. Pipet ukur 10 ml : 1 buah
11. Pipet ukur 5 ml : 1 buah
12. Erlenmeyer 250 ml : 6 buah
13. Erlenmeyer 300 ml : 1 buah
14. Buret 50 ml : 2 buah
15. Botol winkler 108,3 ml : 1 buah
16. Botol winkler 107,4 ml : 1 buah
17. Botol winkler 99,2 ml : 1 buah
18. Botol winkler 109,2 ml : 1 buah
19. Botol winkler 101,2 ml : 1 buah
2.1.2. Bahan

1. Larutan H2SO4 : 1 liter


2. Larutan H2SO4 1:2 : 100 ml
3. Kristal Ag2SO4 : 10 gram
4. Larutan KMnO4 0,025 N : 1 liter
5. Larutan Na2C2O4 : 1000 ml

7
6. Aquadest : 5 liter
7. Air sungai : 2 liter
8. MnSO4 : 100 ml
9. Alkali Azida Iodida : 100 ml
10. Indikator Amylum 1% : 100 ml

8
2.2. Prosedur Kerja Tahapan Pengolahan Air
1. Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu
2. Kolom media filtrasi dibersihkan
3. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
4. Batu kerikil dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
5. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
6. Pasir halus dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
7. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
8. Pasir kasar dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
9. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
10. Arang dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
11. Saringan aquarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
12. Zeolit dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
13. Batu kerikil dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
14. Ijuk dimasukkan kedalam kolom media filtrasi
15. Alat yang telah dirancang dibersihkan dengan mengalirkan air bawah
media
16. Air yang keluar dari hasil pencucian diperhatikan, jika sudah jernih, maka
pencucian dihentikan.
17. Alirkan air dari media filtrasi hingga habis
18. Air sungai sebanyak 1 liter dimasukkan kedalam alat filtrasi dan
stopwatch dihidupkan, kemudian air hasil filtrasi ditampung pada beaker
glass.
19. Waktu alir dicatat dan volume air hasil filtrasi diukur
20. Debit air dihitung.

2.3 Perancangan Alat dan Prosedur Kerja Pengolahan Air


1. Alat dan bahan disediakan
2. Alat filtrasi yang telah dibuat kemudian dicuci untuk membersihkan
bahan filtrasi hingga benar-benas bersih sebanyak 3 kali.

9
3. Setelah dicuci dan benar-benar bersih kemudian sampel air sungai
dimasukkan kedalam alat filtrasi lalu ditampung pada beaker glass
secukupnya.
2.4 Prosedur Kerja COD
A. Prosedur Faktor KMnO4
1. Larutan Na2C2O4 sebanyak 25 ml dimasukkan kedalam erlenmeyer.
2. Larutan Na2C2O4ditambahkan aquadest sebanyak 100 ml.
3. Larutan tak berwarna ditambahkan H2SO4 1 : 2 sebanyak 10 ml.
4. Larutan tak berwarna ditambahkan larutan KMnO4 sebanyak 20 ml
5. Larutan violet dipanaskan dengan menggunakan penangas air selama
30 menit.
6. Larutan tak berwarna dititrasi dengan larutan KMnO 4 hingga larutan
warna merah muda.
B. Prosedur Kerja Blanko
1. Alat dan bahan disediakan.
2. Aquadest diukur sebanyak 50 ml lalu ditambahkan H2SO4 1 : 2
sebanyak 5 ml .
3. Larutan tidak berwarna kemudian ditambahkan KMnO4 0,025 N
sebanyak 5 ml lalu dipanaskan pada water bath selama 30 menit.
4. Larutan kemudian ditambahkan Na2C2O4 sebanyak 10 ml Larutan tidak
berwarna kemudian ditirasi dengan KMnO4 sampai terbentuk warna
merah muda.
C. Prosedur Kerja Sampel
1. Alat dan bahan disediakan.
2. Sampel air sungai dipipet sebanyak 25 ml dalam erlenmeyer 250 ml,
lalu ditambahkan aquadest 50 ml.
3. Larutan tidak berwarna ditambahkan H2SO4 1 : 2 sebanyak 5 ml .
4. Larutan yang terbentuk kemudian ditambahkan Ag2SO4 sebanyak 1
spatula menjadi larutan tidak berwarna
5. larutan tidak berwarna kemudian ditambahkan KMnO4 0,025 N
sebanyak 10 ml lalu dipanaskan pada water bath selama 30 menit.

10
6. setelah 30 menit larutan kemudian ditambahkan Na2C2O4 0,025 N
sebanyak 10 ml menjadi larutan tidak berwarna. Dan langsung dititrasi
dengan KMnO4 sampai terbentuk warna merah muda.

2.2.5. Prosedur Kerja BOD


A. Prosedur Kerja OT0
1. Alat dan bahan disediakan.
2. Sampel air sungai sebelum filtrasi, air sungai sesduah filtrasi, air limbah
tahu sebelum filtrasi, air limbah tahu sesudah filtrasi dan air cleo diisi
kebotol winkler sampai penuh.
3. MnSO4 kemudian ditambahkan kedalam botol winkler sebanyak 1 ml.
4. Larutan yang terbentuk kemudian ditambahkan Alkali Azida Iodida
sebanyak 1 ml, lalu didiamkan selama 30 menit sampai terbentuk 2
lapisan Jika terbentuk endapan putih maka prosedur tidak dilanjutkan,
larutan bening dibuang sebanyak 20 ml.
5. Endapan coklat ditambahkan H2SO4(P) sebanyak 1 ml dan terbentuk
larutan kuning.
6. Jika pada saat penambahan H2SO4(P) terbentuk larutan orange maka
Larutan orange dititrasi dengan larutan tio 0,025 N sampai berwarna
kuning. Tapi, jika saat penambahan H2SO4(P) terbentuk larutan kuning
maka ditambahkan amylum 1% sebanyak 5 tetes hingga terbentuk
warna biru kehitaman.
7. Larutan biru kehitaman kemudian dititrasi dengan larutan tio 0,025 N
sampai larutan tidak berwarna.

B. Prosedur Kerja OT5

1 Alat dan bahan disediakan.


2. Sampel air sungai sebelum filtrasi, air sungai sesudah filtrasi, air limbah
tahu sebelum filtrasi, air limbah tahu sesudah filtrasi dan air cleo diisi
kebotol winkler sampai penuh.
3. MnSO4 kemudian ditambahkan kedalam botol winkler sebanyak 1 ml.

11
4. Larutan yang terbentuk kemudian ditambahkan Alkali Azida Iodida
sebanyak 1 ml, lalu didiamkan selama 30 menit sampai terbentuk 2
lapisan Jika terbentuk endapan putih maka prosedur tidak dilanjutkan,
larutan bening dibuang sebanyak 20 ml.
5. Endapan coklat ditambahkan H2SO4(P) sebanyak 1 ml dan terbentuk
larutan kuning.
6. Jika pada saat penambahan H2SO4(P) terbentuk larutan orange maka
Larutan orange dititrasi dengan larutan tio 0,025 N sampai berwarna
kuning. Tapi, jika saat penambahan H2SO4
terbentuk larutan kuning maka ditambahkan amylum 1% sebanyak 5
tetes hingga terbentuk warna biru kehitaman.
7. Larutan biru kehitaman kemudian dititrasi dengan larutan tio 0,025 N
sampai larutan tidak berwarna

Bagan Pengolahan Air , COD dan BOD

Air sungai
Air Sungai

Analisa COD dan BOD

Media Filtrasi

Tidak

Air Hasil
Analisa COD dan BOD
Ya

Sesuai SNI

Air Bersih

BAB III

12
DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1. Data Pengamatan


1. Penentuan Faktor Larutan KMnO4
Data Pengamatan Faktor Larutan KMnO4

Larutan Na2C2O4 0,025 N + Aquadest → Larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + H2SO4 1:2 → Larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + Na2C2O4 0,025 N → Larutan tidak berwarna

Larutan tidak berwarna + KMnO4 0,025 N → Larutan ungu

Larutan ungu Larutan ungu



titrasi
Larutan ungu KMnO 4 0 ,025 N Larutan ungu muda
2. Analisa COD pada Larutan Blanko

Aquades + H2SO4 1:2 → Larutan tidak berwarna


Larutan tidak berwarna + KMnO4 0,025 N → Larutan warna ungu
Larutan ungu Larutan ungu

Larutan ungu + Na2C2O4 0,025 N Larutan tidak berwarna
t⃗
itrasi
Larutan tidak berwarna KMnO 4 0 , 025 N Larutan ungu muda

13
3. Penentuan Kadar COD pada Sampel

a. Air sungai sebelum filtrasi


Sampel + Aquadest → Larutan tidak
berwarna
Lautan tidak berwarna + H2SO4 1:2 → larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + Ag2SO4 → Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + KMnO4 0,025N → Larutan warna ungu

Larutan warna ungu Larutan warna ungu
Larutan ungu + Na2C2O4 → Larutan tidak berwarna
titrasi
Larutan tidak berwarna Larutan ungu muda
KMnO ₄
b. Air sungai setelah filtrasi
Air sungai setelah filtrasi + Aquades → Larutan tidak
berwarna
Lautan tidak berwarna + H2SO4 1:2 → larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + Ag2SO4 → Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + KMnO4 0,025N → Larutan ungu


Larutan ungu Larutan ungu
Larutan ungu + Na2C2O4 0,025N → Larutan tidak berwarna
titrasi
Larutan tidak berwarna Larutan ungu muda
KMnO ₄

14
4. Penentuan Kadar BOD (OTo)
Data Pengamatan Kadar BOD (OT0)

Air sungai (SAMPEL) sebelum filtrasi


Air sungai sebelum filtrasi + MnSO4 →larutan tak berwarna + gel
didiamkan
(Larutan tak berwarna + gel) + Alkali azida iodida
30 menit
Larutan bening dan coklat
Coklat + H2SO4(p) → larutan warna kuning
Larutan warna kuning+amilum 1%→Larutan biru kehitaman
dititrasi
Larutan biru kehitaman Larutan tidak berwarna
tiosulfat 0,025 N
Air sungai (SAMPEL) sesudah filtrasi
Air sungai sesudah filtrasi + MnSO4 →larutan tak berwarna + gel
didiamkan
(Larutan tak berwarna + gel) + Alkali azida iodida
30 menit
Larutan bening dan coklat
Coklat + H2SO4(p) → larutan warna kuning
Larutan warna kuning+ amilum 1%→ Larutan biru kehitaman
dititrasi
Larutan biru kehitaman Larutan tidak berwarn
tiosulfat 0,025 N

5. Penentuan Kadar BOD (OT5)


Data Pengamatan Kadar BOD (OT5)

15
Air sungai sebelum filtrasi
Air sungai sebelum filtrasi + MnSO4 →larutan tak berwarna + gel
didiamkan
(Larutan tak berwarna + gel) + Alkali azida iodida
30 menit
Larutan bening dan coklat
Coklat + H2SO4(p) → larutan warna kuning
Larutan warna kuning+ amilum 1%→ Larutan warna biru kehitaman
dititrasi
Larutanwarna biru kehitaman Larutan tidak
tiosulfat 0,025 N
berwarna
Air sungai sesudah filtrasi
Air sungai sesudah filtrasi + MnSO4→larutan tak berwarna+gel
(Larutan tak berwarna + gel) + Alkali azida iodida →endapan putih

Air limbah tahu sebelum filtrasi
Air limbah tahu sebelum filtrasi + MnSO4→larutan tak berwarna+gel
(Larutan tak berwarna + gel) + Alkali azida iodida →endapan putih

3.1. Pengolahan Data


1.1.1. Penentuan Faktor
25 b 1
f =a × × ×
1000 100 x . 0,001675
25 99 1
¿ 1,68 × × ×
1000 100 5,8 .0,001675
1
¿ 1,68 ×0,025 ×0,99 ×
5,8.0,001675
= 4,2 ppm
16
1.1.2. COD
Air Sungai Sebelum Filtrasi
1000
COD (ppm) ¿ ( a−b ) × f × ×0,2
V
1000
¿ ( 11,3−2,5 ) ml × 4,2 ppm ×
25 ml
¿ ( 8,8 ) ml × ( 4,2 ppm ) × ( 40 ) × ( 0,2 )
¿ 295,6 ppm

Air Sungai Sesudah Filtrasi


1000
COD (ppm)¿ ( a−b ) × f × ×0,2
V
1000
¿ ( 2,4−2,15 ) ml × 4,2 ppm× ×0,2
25 ml
¿ ( 0,25 ) ml × ( 4,2 ppm ) × ( 40 ) × ( 0,2 )

¿ 8,4 ppm

3.1.3. BOD
Perhitungan OT0 dan OT5
1. Air Sungai Sebelum Filtrasi
Volume larutan yang dititrasi = Volume winkler – 20
ml
= 108,2 ml – 20 ml
= 88,3

ml Tio × N .Tio ×8000


OT0¿ DO=
volume larutan yang dititrasi

mek
3,5 ml ×0,025 ×8000
ml
¿
88,3 ml

= 7,9 ppm

17
ml Tio× N .Tio ×8000
OT2¿ DO=
volume lautan yang dititrasi

mek
3,0 ml ×0,025 ×8000
= ml
88,3 ml

= 6,7 ppm

BOD = OT0 – OT5


= ( 7,9 – 6,7) ppm

= 1,2 ppm

2. Air Sungai Sesudah Filtrasi


Volume larutan yang dititrasi = Volume winkler – 20ml
= 107,4 ml – 20 ml
= 87,4 ml
ml Tio × N .Tio ×8000
OT0 ¿ DO=
volume larutan yang dititrasi

mek
3,1ml × 0,025 × 8000
ml
¿
87,4 ml
= 7,09 ppm
mlTio × N .Tio ×8000
OT5 ¿ DO=
volume lautan yang dititrasi
mek
0 ml ×0,025 ×8000
ml
¿
87,4 ml
= 0 ppm
BOD = OT0 – OT5
= ( 7,09 – 0) ppm
= 7,09 ppm

18
Reaksi

a. COD

2KMnO4 + 3H2SO4 K2SO4 + MnSO4 + H2O + SO2

Na2C2O4 + H2SO4 H2S2O4 +Na2SO4

On + ZatOrganik CO2 + H2O

Na2C2O4 + On CO2 + H2O

Senyawa Kalium Asam Karbon air Mangan kalium


Organik permanganate sulfat dioksida sulfat

CaHbOc + KMnO4 + H2SO CO2 + H2O + MnSO4 + K+


+7 Ag2SO4 +2
Reduksi

Klorida Kalium Perak Hidrogen Klorin Mangan Perak Kalium

permanganate sulfat Oksida Oksida Sulfat

2Cl- + 2KMnO4 + Ag2SO4 + 4H+ + 2e Cl2 + 2MnO2 + 2AgO↓ + K2SO4

air

2H2O

-1 +7 0 +2
Oksidasi Reduksi

19
Natrium Kalium Asam Karbon Air Mangan Kalium
Oksalat Permanganat sulfat dioksida Sulfat Sulfat

2Na2C2O4 + 4KMnO4+ 6H2SO4 → 4CO2 + 6H2O + 4MnSO4 + 2K2SO4 +


Oksigen Natrium

5O2 + 4Na+

+3 +7 -1 +2

Oksidasi

Reduksi

b) BOD

1) 2O + MnSO4 Mn(OH)2 + H2SO4

Air Mangan Mangan (II) Asam Sulfat


Sulfat Hidroksida

2) 2Mn(OH)2 + O2 2MnO2 + 2H2O


Mangan (II) Oksigen Mangan Air
Hidroksida Oksida

3) MnO2 + H2O + 2 KI – NaN3 Mn(OH)2 + I2 + 2KOH +2NaNa


Mangan Air Alkali Azida Mangan (II) Iodium Kalium Azida
Oksida Iodida Hidroksida

20
4) Mn(OH)2 + I2 + 2KOH + 2NaN3 + 2H2SO4
Mangan (II) Iodium Kalium Azida Asam
Hidroksida Hidroksida Sulfat

MnSO4 + K2SO4 + I2 + 2NaN3 + 4H2O

Mangan Sulfat Kalium Sulfat Iodium Azida Air

5) I2 + 2Na2S2O Na2S4O6 + 2NaI


Iodium Natrium Natrium Natrium
Tio Sulfat Tetra Tionat Iodida

BAB IV

PEMBAHASAN

Air merupakan senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur
hydrogen yang bersenyawa dengan unsure oksigen, dalam hal ini membentuk
senyawa H2O. Dalam pengolahan air kotor menjadi air bersih perlu dilakukan
beberapa uji kualitas salah satunya COD, BOD pada air. Uji COD adalah jumlah
oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi
melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang

21
sukar didegradasi. Sedangkan Uji BOD adalah suatu analisa empiris yang
mencoba mendeteksi secara global proses mikrobiologis yang benar – benar
terjadi dalam air. Pada praktikum kali ini dilakukan uji COD dan BOD pada
sampel air sungai baik sebelum difiltrasi maupun setelah difiltrasi. Hasil yang
diperoleh adalah bahwa nilai COD lebih tinggi dari pada nilai BOD nya, sehingga
dapat dikatakan bahwa kemungkinan bagi makhluk air yang membutuhkan
oksigen untuk hidup. Dari hasil praktikum diperoleh nilai BOD pada air sungai
sebelum filtrasi, sesudah filtrasi, air limbah tahun sebelum filtrasi, sesudah filtrasi
dan cleo berturut turut sebesar 1,2 ppm, 7,09 ppm, 0 ppm, 0 ppm dan 1 ppm.
Sedangkan COD pada air sungai sebelum filtrasi, sesudah filtrasi, air limbah
tahun sebelum filtrasi, sesudah filtrasi dan cleo berturut turut sebesar 295,6 ppm,
8,4 ppm, 3449,04 ppm, 391,44 ppm, 1 ppm.

Dalam pengolahan air kotor menjadi air bersih perlu dilakukan beberapa uji
kualitas salah satunya COD, BOD pada air. Uji COD adalah jumlah oksigen yang
diperlukan agar bahan buangan yang ada dalam air dapat teroksidasi melalui
reaksi kimia baik yang dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar
didegradasi. Sedangkan Uji BOD adalah suatu analisa empiris yang mencoba
mendekti secara global proses mikrobiologis yang benar – benar terjadi dalam air.
Pada praktikum kali ini dilakukan uji COD dan BOD pada sampel air sungai baik
sebelum difiltrasi maupun setelah difiltrasi.

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme


untuk menguraikan bahan – bahan organik (zat pencemar) yang
terdapat di dalam air buangan secara biologi.

22
2. COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
bahan – bahan organik secara kimia.
3. Nilai COD pada sampel air sungai sebelum difiltrasi adalah 295,6 ppm
dan sesudah filtrasi adalah sebesar 8,4 ppm
4. Nilai BOD pada sampel air cleo adalah 1 ppm

5.2 Saran
Alat filtrasi yang tidak baik akan mempengaruhi kualitas air yang akan di
analisa, sehingga hasil pengamatan yang di dapat memiliki selisih yang
tinggi di bandingkan dengan SNI.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Hefni. 2004. Telaah Kualitas Air. Depok : PT Kanisius

Sihombing,Juna. 2020. Penuntun Praktikum Pengolahan Air dan Limbah Industri.


PTKI : Medan.

Sugiharto.1997.Dasar-dasarPengolahan Air Limbah.Jakarta:Universitas Indonesia


Press

https://id.wikipedia.org/wiki/Air

23
42

Anda mungkin juga menyukai