DISUSUN OLEH :
Nim : 19 03 041
Grup :B
MEDAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah , Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmatnya dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
yang berjudul “Analisa Alkalinity, TDS, dan TSS”. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak terkait yang turut membantu di dalam menyelesaikan laporan
praktikum ini yaitu kepada para asisten Laboratorium Pengembangan dan kepada rekan
rekan mahasiswa lainnya.
Penulis berharap laporan ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi yang
relevan dan menambah ilmu bagi para pembaca. Kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
(Putra Saibastian )
i
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN
1.2.1. Air................................................................................. 1
BAB II METODOLOGI........................................................................... 9
2.2.1. Alat............................................................................... 9
2.2.2. Bahan............................................................................ 9
ii
2.2.1 Perancangan Alat........................................................... 10
3.1. Data........................................................................................... 13
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
3.2. Pengolahan Data....................................................................... 15
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................... 17
BAB V KESIMPULAN............................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bagan Tahapan Pengolahan Air dan Analisa
v
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan zat cair, pada kondisi standar tidak memiliki rasa,
bau maupun warna dan terdiri atas hidrogen dan oksigen dengan rumus
kimia H2O. Secara alami Air memiliki tiga wujud sekaligus seperti padat
(es), cair (air), dan gas (uang air). air memiliki kemampuan untuk
melarutkan zat kimia seperti garam, asam, gas, serta molekul organik.
Dengan demikian tidak jarang air disebut sebagai zat pelarut universal. Air
berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat dibawah
tekanan dan temperatur standar.Menurut PERMENKES NO.
416.MEN.KES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air yang disebut sebagai air minum adalah air yang telah diproses
melalui pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
secara langsung. Sementara yang dimaksud dengan air bersih adalah air
yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari dimana kualitasnya
1
telah memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum bilamana sudah
dimasak.
Sumber-Sumber Air
-Air Laut
Merupakan air yang memiliki sifat asin karena mengandung garam
NaCI. Kadar garam NaCI yang terlarut dalam air laut mencapai 3%,
dengan demikian air laut tidak dapat dikatakan sebagai air bersih yang
dapat langsung diminum. Akan tetapi air laut melalui proses desalinasi
atau menggunakan mesin RO agar dapat langsung diminum.
-Air Atmosfer (Air Hujan)
Untuk dapat diminum, sebaiknya air hujan yang turun hendaknya
tidak menampungnya pada awal hujan turun karena air tersebut masih
mengandung banyak kotoran. Sebaiknya air ditampung setelah beberapa
saat setelah hujan turun. Selain itu hal lain yang harus diperhatikan adalah
air hujan memiliki sifat agresif terutama pada pipa-pipa penyalur & bak-
bak reservior, dengan demikian akan mempercepat terjadinya korosi/karat.
-Air Permukaan
Air permukaan merupakan air yang mengalir di permukaan bumi.
Umumnya air permukaan tercemar selama masa pengalirannya, seperti
oleh air lumpur batang-batang kayu, daun-daunan, limbah industri dan lain
sebagainya. Air permukaan terdiri dari air sungai dan air danau.
1.2.2. Karakteristik Air
pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa,
korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa
lebih toksid dalam bentuk molekuler. Dimana disosiasi senyawa asam dan
basa lebih toksid dala (m bentuk molekul, dimana disosiasi senyawa-
senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2
DO (Dissolved Oxygent)
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari
fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka
kualitas air semakin baik. Satuan DO bisanya dinyatakan dalam persentase
saturasi.
Kesadahan
3
1.2.3. Pengolahan Air Menjadi Air Minum
Metode pemurian air dapat digunakan untuk menghilangkan padatan,
mikroorganisme serta material organik dan inorganik. Pemilihan metode
bergantung pada kualitas sumber air, biaya proses, dan standar kualitas air
yang dihasilkan.
1. Pengaturan Derajat Keasaman / Kebasaan (pH)
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Koefisien aktifitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental
sehingga nilainya didasarkan pada perhitugan teoritis.
2. Koagulasi dan Flokulasi
Salah satu metode konvensional dalam proses pemurnian air
adalah penambahan bahan kimia untuk membuang partikel yang tidak
diinginkan didalam air. Penambahan koagulan seperti aluminium sulfat
atau iron salts dapat menyebabkan interaksi fisika dan kimia di antara
partikel.
3. Sand Filter
a. Rapid Sand Filter
Air mengalir secara vertikal melalui pasir yang dimiliki lapisan
dari karbon aktif di atas pasir. Lapisan bagian atas akan
menghilangkan kandungan organik yang berpengaruh terhadap rasa
dan bau.
b. Slow Sand Filter
Bergantung pada kecepatan air yang lamban melalui filter. Ini
sangat bergantung pada proses biologi dan fisika dan terdiri atas
beberapa lapisan pasir dengan susunan paling bawah adalah pasir
kasar dan pasir halus dibagian atas.
4. Membran Ultrafiltrasi
4
Ultrafiltrasi merupakan proses berbasis membran yang terletak
antara proses nanofiltrasi dan mikrofiltrasi. Membran ultrafiltrasi yang
sering digunakan memiliki ukuran pori 0,01 mm samapai dengn 1 mm
(Pardamean Sebayang, 2015).
Peralatan yang digunakan dalam pengolahan air minum
satu set alat yang dirangkai untuk pengolahan air yang terdiri dari bak
penampung dan sedimentasi, bak koagulasi, bak sedimentasi, bak
aerasi, dan dua buah bak filtrasi, serta bak penampung air.
Media filter yang digunakan seperti kerikil, arang zeolit
pasir, saringan akuarium, dan wadah disenfeksi, serta penampung air
bersih. Peraltan pendukung untuk analisa kualitas air dapat dilihat pada
analisa parameter mutu air.
Prosedur kerja:
1. Lakukan analisa terhadap kualitas air baku yang akan diolah.
2. Alirkan air baku melalui bap penampung dan sedmentasi I. Air akan
terus mengalir ke bak koagulasi, sedimentasi II, menuju bak aerasi,
dan selanjutnya akan difiltrasi pada filtrasi I dan filrasi II.
5
kejernihan air, memberikan kontribusi pada penurunan fotosintesis,
gabungan dengan senyawa beracun dan logam berat, dan menyebabkan
peningkatan suhu air. TDS dapat digunakan untuk memperkirakan
kualitas air minum, karena mewakili jumlah ion di dalam air. Air dengan
TDS tinggi seringkali memiliki rasa yangburukdan / atau kesadahan air
tinggi. Aplikasi utama TDS adalah dalam studi kualitas air dan aliran air,
sungai dan danau, walaupun TDS umumnya dianggap bukan sebagai
polutan utama (misalnya tidak dianggap terkait dengan efek kesehatan),
tetapi digunakan sebagai indikasi karakteristik estetika air minum dan
sebagai indikator agregat kehadiran array yang luas dari kontaminan
kimia.TDS merupakan total zat terlarut yang terdiri dari zat organik dan
anorganik.
6
maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuranpartikel koloid (SNI,2004).
TSS (Total Suspended Solid) atau total padatan tersuspensi adalah
padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan
anorganik yang dapat disaringdengan kertas milliporeberporipori
0,45μm. Materi yang tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap
kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke dalam badan air,
kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan pertumbuhan
bagi organisme (Thorikul Huda,2009).
7
2009, padatan tersuspensiakan mengurangi penetrasi cahaya kedalam
air, sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosisntesis dan
kekeruhan air juga semakin meningkat. Ditambahkan oleh Nybakken
1992 dalam Thorikul Huda 2009, peningkatan kandungan padatan
tersuspensi dalam air dapat mengakibatkan penurunan kedalam
aneufoti, sehingga kedalaman perairan produktif menjadi turun.
8
BAB II
METODOLOGI
9
6. Tissue : 1 kotak
2.2 Tahapan Pengolahan Air dan Analisa Alkalinity,TDS dan TSS
10
2.2.3 Prosedur Kerja Pembuatan Reagen
1. Alat dan bahan praktikum disediakan.
2. Labu ukur 100 ml diisi 1/3 aquades.
3. Larutan H2SO4 98% dipipet sebanyak 0,5 ml kedalam labu ukur berisi
aquades.
4. Aquades ditambahkan sampai tanda batas, dan dihomogenkan
2.2.4 Prosedur Kerja Pengolahan Air
1. Air sungai sebagai sampel diukur dengan gelas ukur sebanyak 1000 ml
menggunakan beaker glass 1000 ml.
2. Air sungai dituangkan kedalam alat filtrasi yang telah dirancang.
3. Kran air dibuka dan air sesudah di filtrasi ditampung pada beaker glass
1000 ml.
2.2.5 Prosedur Kerja Alkalinity
Prosedur Kerja P-Alkalinity
11
2.2.6 Prosedur Kerja TDS
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Sampel air sungai sebelum dan sesudah titrasi masing masing dituang di
beaker glass sebanyak 200 ml.
3. Alat TDS Meter dibilas menggunakan aquades.
4. Alat TDS Meter di on kan, dan dicelupkan ke masing masing beaker
glass berisi sampel.
5. Tunggu hingga TDS Meter stabil.
6. Catat lah kadar TDS (ppm) dan temperature(oC) pada alat.
7. Bilas Alat dan keringkan menggunakan tisu.
8. Ulangi prosedur untuk setiap sampel.
2.2.7 Prosedur Kerja TSS
1. Kertas saring yang telah dibilas aquadest dan dikeringkan didalam oven
diambil menggunakan gegep besi kedalam cawan petri dan didinginkan di
desikator.
2. Kertas saring ditimbang dan dicatat sebagai berat kertas saring kosong.
3. Rangkai corong bouncher ke tabung bouncher dan pompa vakum.
4. Kertas saring diletakkan diatas corong bouncher menggunakan gegep besi.
5. Kertas saring ditimbang dan dicatat sebagai berat kertas saring + endapan.
12
BAB III
3.1 DATA
(mL)
1 Air sungai 25 3 0
Sebelum filtrasi
2 Air sungai 25 3 0
Setelah filtrasi
Keterangan:
(mL)
Sebelum filtrasi
13
Setelah filtrasi
Pengamatan M-Alkalinity
DiTitrasi
Larutan Orange Larutan warna orange tua
H2SO4 0,02N
Titrasi
Larutan Orange Larutan warna orange
H2SO4 0,02N
Filtrasi
filtrasi
14
Tabel 3.4. Data Pengamatan TDS
(mL) (oC)
Filtrasi
Filtrasi
A. Perhitungan P Alkalinity
1. Sampel Air Sungai Sebelum Filtrasi
P Alkalinity = 0
B. Perhitungan M-Alkalinity
a. Air Sungai Sebelum Filtrasi
volume H 2 SO 4 0,02 N
M. Alkalinity =1000 × ×BECaCO3
vol . sampel
ml mek
1000 x 1 ml x 0,02
= l ml 50 mgr/mek
×
25 ml
= 40 ppm
b. Air Sungai Sesudah Filtrasi
15
volume H 2 SO 4 0,02 N
M. Alkalinity =1000 × ×BECaCO3
vol . sampel
16
BAB IV
PEMBAHASAN
Air menutupi 70% permukaan bumi dengan jumlah sekitar 1.368 juta
Km3 air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju. Air
tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah, (ground water), dan gunung es
(glacier).Semua badan air didaratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui
siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinyu. Air memiliki karakteristik yang
khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain yakni, memiliki kisaran
suhu yang sesuai bagi kehidupan, yaitu 0o (32o F)- 100oC, air berwujud cair. Suhu
0oC merupakan titik beku (freezing point) dan suhu 100o C merupakan titik didih
(boiling point) air.
17
4.2 Pengaruh Filtrasi Terhadap Nilai TDS dan TSS
Filtrasi merupakan proses pengolahan air yang menggunakan media filter untuk
menyaring zat atau padatan yang terkandung dalam air. Media filter ini terbuat dari
bahan butiran sengan tebal dan diameter tertentu. Produk air aquadest dari bahan
baku air sumur akan dianalisa kadar dari TSS dan TDS untuk mengetahui
kelayakan dari air aquadest.Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan kadar alkali,
TDS, dan TSS dari air sungai. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka
didapat hasilnya sebagai berikut : P Alkalinity masing-masing sampel bernilai nol
dan memiliki hasil tidak berwarna. M Alkalinity air sungai belum filtrasi sebesar 40
ppm, air sungai setelah filtrasi sebesar 32 ppm, Dalam percobaan M-Alkalinity
perubahan warna gerjadi yaitu warna orange. Angka TSS dari sampel air sungai
belum filtrasi sebesar 48,930 ppm dan air sungai setelah filtrasi sebesar 48,890
ppm.
Menurut standar WHO, air minum yang layak konsumsi memiliki kadar TDS
<100. Pada sasarnya kategori airmenurut TDS terbagi menjadi 4, yaitu:
Batas TDS air yang bisa diminum adalah di bawah 100 ppm. (Bardo
Wenang,2010) sedangkan Standar kualitas air minum yang telah ditentukan oleh
Amerika Serikat dan PERMENKESRI No.4922010 sebesar 500 mg/L (Ihsan,
2011).
18
KESIMPULAN
1. Angka TSS dari sampel air sungai belum filtrasi sebesar 48,930 ppm dan air
sungai setelah filtrasi sebesar 48,890 ppm.
2. Menurut standar WHO, air minum yang layak konsumsi memiliki kadar TDS
<100. Pada sasarnya kategori airmenurut TDS terbagi menjadi 4, yaitu:
19
DAFTAR PUSTAKA
Ign, Suharto, Prof. 2011. Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air.
Yogyakarta : CV ANDI OFFSET.
Prayudi, Tibin R. 2012. Pengaruh Campuran Fly Ash Dan Pasir Kuarsa Sebagai
Media Saringan Leachate Sampah Terhadap Waktu Peresapan, Warna,Fe, Zn
Dan Cu.Bandung : Pusat Litbang Permukiman.
20
LAMPIRAN
21