Anda di halaman 1dari 35

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA INSTRUMEN


No. Dokumen No. Revisi Tanggal Efektif Halaman
FM-PM-02-04 00 05 Juni 2017 01 dari 01
LAPORAN PRAKTIKUM AIR DAN LIMBAH INDUSTRI

“ANALISA AMMONIUM DAN NITRIT”

DISUSUN OLEH :

Nama : Putra Saibastian Pardosi

Nim : 19 03 041

Grup :B

Jurusan : Agribisnis Kelapa Sawit

Asisten : Juna Sihombing ST. MT

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIKN INDONESIA

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

MEDAN

2020
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISA AMMONIUM DAN NITRIT

No Nama Nim Paraf


1. Putra Saibastian Pardosi 1903041

Medan, 01 Desember 2020

Asisten Laboratiorium Pengembangan

( Juna Sihombing, ST,MT)

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmatnya sampai saat ini sehingga saya dapat menyelesaikan laporan yang
berjudul ”Analisa Ammonium dan Nitrit”. Perkembangan ilmu pengetahuan saat
ini semakin terasa bertambah maju, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan
yang sepadan dengan kemajuan teknologi. Dalam dunia industri ataupun
perguruan tinggi banyak sekali yang melakukan pengolahan air.

Pengolahan air merupakan suatu proses yang digunakan untuk membuat


sumber air baku atau air limbah menjadi air yang dapat diterima bagi pengguna
akhir sesuai dengan standar yang dibutuhkan (diinginkan), termasuk air bersih, air
minum, air untuk proses industri, air pengobatan dan air untuk keperluan lainnya.

Laporan yang berjudul ” Analisa Ammonium dan Nitrit” ini dibuat sebagai
hasil dari praktikum pada laboratorium Pengolahan Air dan Limbah. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari berbagai pihak. Akhir
kata penulis berharap laporan ini dapat diterima dan memberikan manfaat
terhadap pembaca.

Medan, 01 Desember 2020

(Putra Saibastian Pardosi)

ii
DAFTAR ISI
Halaman

SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... i
KATA PENGANTAR ….................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL…........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR…...................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Tujuan Praktikum..........................................................................1
1.2............................................................................................................
Landasan Teori..................................................................................1
1.2.1. Air......................................................................................1
1.2.2. Karakteristik Air ............................................................ 1
1.2.3. Pengolahan Air menjadi Air Minum..................................3
1.2.4. Ammonium dan Nitrit........................................................4
1.2.5. Siklus Nitrogen ................................................................5
BAB II METODOLOGI....................................................................................7
2.1 Alat dan Bahan...............................................................................7
2.1.1. Alat.....................................................................................7
2.1.2. Bahan.................................................................................7
2.2 Tahapan Pengolahan air dan Analisa NH4+ dan NO2-....................8
2.2.1. Perancangan alat................................................................8
2.2.2. Prosedur Kerja Pembuatan Reagen....................................9
2.2.3. Prosedur Kerja Pengolahan Air.........................................10
2.2.4. Prosedur Kerja Penentuan NH4+ dalam Air Limbah.........10
2.2.5. Prosedur Kerja Penentuan NO2- dalam Air Limbah..........12
2.2.6. Bagan Tahapan Pengolahan Air dan NH4+ serta NO2-.......14
BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA.................................................15
3.1. Data Pengamatan .............................................................................15

DAFTAR ISI (Lanjutan)

iii
Halaman

3.2. Pengolahan Data.......................................................................................20


3.2.1. Perhitungan Reagen........................................................................20
3.2.2. Perhitungan Penetapan Kadar Amonium NH4+ pada
Sampel ............................................................................................21
3.2.3. Perhitungan Penetapan Kadar Amonium NO2- pada
Sampel............................................................................................22
3.2.4. Reaksi ............................................................................................24
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................26
BAB VI KESIMPULAN.............................................................................................27
5.1. Kesimpulan...............................................................................................27
5.2. Saran.........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................28

LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Data Stock Amonium...........................................................................15

Tabel 3.2. Data Penetapan Kadar Amonium.........................................................16


Tabel 3.3. Data Stock Nitrit...................................................................................17
Tabel 3.4. Data Penetapan Kadar Nitrit.................................................................18

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Alat Filtrasi.....................................................................................8

Gambar 2.2. Larutan Stock NH4+..........................................................................10


Gambar 2.3. Penentuan NH4+ Dalam Sampel.......................................................11
Gambar 2.4. Penentuan Stock NO2- ......................................................................12
Gambar 2.5. Penentuan NO2- Dalam Sampel........................................................13
Gambar 2.6. Bagan Tahapan Pengolahan Air dan NH4+ serta NO2.......................14

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Praktikum


1. Menganalisa/ menentukan NH4+ menggunakan pereaksi nessler dengan
garam Rochell dan sampel.
2. Memahami metode analisis NH4+ dan NO2-
3. Menganalisa/ menentukan kadar NO2 dalam sampel

1.2. Landasan Teori


1.2.1. Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia (H2O) satu
molekul air memiliki dua atom hidrogen kovalen terkait pada atom
oksigen tunggal. Air muncul di alam dalam semua tiga negara umum
dari materi dan dapat mengambil berbagai bentuk di Bumi: uap air
dan awan dilangit, air laut dan gunung es dilautan kutub, gletser dan
sungai-sungai di pegunungan, cairan pada alkuifer dalam tanah. Pada
suhu dan tekanan yang tinggi, seperti di pedalaman planet raksasa, ia
berpendapat bahwa air adalah air ionik dimana molekul teruai
menjadi sup ion hidrogen dan oksigen, dan pada tekanan bahkan
lebih tinggi sungai air superionik dimana oksigen mengkristal tetapi
ion hidrogen mengapung dengan bebas dalam kisi oksigen.
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan
oleh apapapun juga. Tampa air, manusia, hewan dan tanaman tidak
akan dapat hidup [ CITATION Jun19 \p 1 \l 1057 ].

1.2.2. Karakteristik Air


Air murni merupakan suatu persenyawaan kimia yang sangat
sederhana yang terdiri dari dua aton Hidrogen (H) berikatan dengan
satu atom Oksigen (O). Secara simbolik air dinyatakan sebagai H2O.

1
Air serta bahan-bahan dan energi yang terkandung didalamnya
merupakan lingkungan bagi jasad-jasad air. Pengaruhnya terhadap
kehidupan yang ada didalamnya, yaitu:
a. Dengan sifat-sifat fisikanya yaitu sebagai medium tempat hidup
tumbuh-tumbuhan dan hewan
b. Dengan sifat-sifat kimianya sebagai pembawa zat-zat hara yang
diperlukan bagi pembentukan bahan-bahan organikoleh
tumbuhan dengan produksi primernya.
Sifat-sifat fisik inilah yang memisahkan lingkungan air dari
lingkungan udara. Berat jenis, panas jenis, kekentalan dan tegangan
permukaan adalah faktor-faktor yang paling banyak mempengaruhi
kehgidupan. Berat jenis air murni adalah 775 kali lebih besar dari
berat jenis udara (0 oC, 760 mmHg). Demikianlah pula pengaruhnya
terhadap daya apung suatu benda. Ini merupakan suatu penghematan
energi yang cukup besar untuk menahan beratnya sendiri dan
memungkinkan reduksi dan jaringan-jaringan penunjang.
Berat jenis air danau atau air sungai pada tempat dan waktu
yang berlainan tidak akan sama besar, walaupun perbedaan ini
umumnya kecil, tetapi amat penting pengaruhnya terhadap kejadian-
kejadian didalam air. Perbedaan berat jenis air dapat disebabkan oleh
perbedaan tekanan atau bahan-bahan suspensi, tetapi yang lebih
penting disebabkan oleh suhu dan salinitas (kadar garam).
Air mempunyai sifat yang khusus diantara zat-zat cair, karena
molekul-molekulnya cenderung membentuk kelompok atau agregasi
akibat sifat-sifat listriknya dan sifat-sifat tersebut bergantung pada
suhu. Pada suhu rendah molekul-molekul air tersusun dalam bidang
empat, yaitu satu molekul berada ditengah-tengah dan empat
molekul di sudut suatu bidang empat. Struktur seperti ini terdapat
dalam bentuk es. Dalam bentuk cair, bidang empat ini rusak dan
membentuk agregasi, yang degan bertambahnya suhu sedikit demi
sedikit berubah kedalam keadaan peralihan sampai akhirnya pada

2
bentuk bola yang mempunyai susunan yang rapat. Susunan bidang
empat mempunyai volume yang terbesar dan berat jenis yang
terkecil, sedangkan bentuk bola yang rapat mempunyai berat jenis
yang terbesar. Jika hanya proses ini saja yang terjadi maka volume
akan berkurang atau berat jenis bertambah pada waktu pemanasan.
Akan tetapi pemuaian zat cair juga terjadi pada waktu yang
bersamaan [ CITATION MGh07 \p 2-3 \l 1057 ].

1.2.3. Pengolahan Air Menjadi Air Minum


Pengolahan air merupakan suatu proses yang digunakan untuk
membuat air baku atau air limbah menjadi air yang dapat diterima
bagi pengguna akhir sesuai dengan standar yang dibutuhkan
(diinginkan) termasuk air bersih, air minum, air untuk industri, air
pengobataan dan air untuk keperluan lainnya. Tujuan dari semua
proses pengolahan air yang ada adalah menghilangkan kontaminan
dalam air, atau mengurangi konsentrasi kontaminan dalam air
tersebut sehingga menjadi air yang dibutuhkan sesuai kebutuhan
(pengguna akhir) tanpa merugikan daampak ekologis. Proses-proses
yang terlibat dalam pemisahan kontaminandapat menggunakan
proses fisik se[perti menetap dan penyaringan kimia seperti
desinfeksi dan koagulasi. Selain itu proses biologi juga digunakan
dalam pengolahan air limbah, proses-proses ini dapat meliputi,
mencampur dengan udara, diaktifkan lumpur ataiu saringan pasir
padat [ CITATION Jun19 \p 4 \l 1057 ].
Pengolahan air dapat diklasifikasikan dalam dua golongan, antara
lain:
1. Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal dilakukan di luar titik penggunaan air
yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan
impurities. Jenis-jenis proses pengolahan eksternal ini antara lain
:

3
a. Sedimentasi
b. Filtrasi
c. Pelunakan (softening)
d. Deionisasi (Demineralization)
e. Deaerasi
2. Pengolahan Internal
Pengolahan internal adalah pengolahan yang dilakukan pada
titik penggunaan air dan bertujuan untuk menyesuaikan
(conditioning) air kepada kriteria kondisi sistem dimana air
tersebut akan digunakan. Usaha untuk mencapai tujuan
pengolahan internal dilakukan dengan penambahan berbagai
bahan kimia ke dalam air yang diolah. Bahan-bahan kimia
tersebut, akan bereaksi dengan impurities sehingga tidak
menimbulkan gangguan dalam penggunaan air tersebut.
Oksigen, sebagai contoh, dapat diikat dengan menggunakan
sodium sulfit atau hydrazine. Sifat lumpur yang dapat melekat
pada logam peralatan proses dihilangkan dengan penambahan
bahan-bahan organik yang termasuk dalam golongan tanin,
lignin atau alginat[ CITATION Tja07 \p 4-5 \l 1057 ].

1.2.4. Ammonium dan Nitrit


Adanya amonia dalam air akan mempengaruhi pertumbuhan biota
budidaya. Pengaruh langsung dari kadar amonia tinggi yang belum
mematikan adalah rusaknya jaringan insang, dimana lempeng insang
membengkak dan fungsinya sebagai alat pernafasan akan terganggu.
Sebagai akibat lanjut, dalam keadaan kronis biota budidaya tidak
lagi hidup normal. Penyebab timbulnya amonia dalam air
tambak/kolam adalah sisa-sisa ganggang yang mati, sisa pakan, dan
kotoran hiota budidaya sendiri.
Ada beberapa prosedur yang digunakan untuk menentukan
amonia dalam air, yaitu metode Nessler, metode Phenate, metode

4
elektroda Ammonia-Selective, metode gas kromatograpi dan metode
titrasi. Umumnya sebelum dianalisis dengan metode tersebut, contoh
air diatur PH-nya dengan asam borat sampai 9,5. Pengaturan PH ini
dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan terhidrolisisnya
senyawa organik yang mengandung N dan senyawa organik yang
mengandung sianat,. Juga umumnya contoh air didestilasi terlebih
dahulu untuk mengurangi jumlah pengganggu. Misalnya akan
ditentukan dengan metode Nessler atau titrasi, destilat dengan asam
borat dan bila akan dianalisis dengan metode pelarut harus
ditampung dengan asam sulfat. Pemilihan metode yang mana akan
dipakai harus didasarkan atas jumlah amonia yang terkandung dalam
contoh air.
Nitrit (NO2) beracun terhadap udang dan ikan karena
mengoksidasi Fe3+ didalam hemoglobin. Dalam bentuk ini
kemampuan darah untuk mengikat oksigen sangat merosot.
Mekanisme toksisitas dari nitrit ialah pengaaruh nya terhadap
transpor oksigen dalam darah dan rusaknya jaringan. Akumulasi
nitrit didalam tambak dan kolam diduga terjadi sebagai akibat tidak
seimbangnya antara kecepatan perubahan dari nitrit menjadi nitrat
dan dari amonia menjadi nitrit [ CITATION MGh07 \p "92 dan 94" \l
1057 ].
1.2.5. Siklus Nitrogen
Nitrogen terdapat disemua bagian/lapisan lingkungan. Atmosfer
terdiri dari 78 % volume unsur nitrogen dan merpakan suatu
reservoir yang tidak akan ada habis-habisnya untuk unsur penting
ini.oleh karena itu tidak sebanyak karbon dan oksigen dalam dalam
biomasa, tetapi merupakan unsur penting dalam protein. Molekul
nitrogen sangat stabil oleh karena itu pemutusan menjadi atom-
atomnya untuk bereaksi dengan bahan kimia membentuk senyawa
organik atau anorganik nitrogen merupakan langkah yang terbaatas

5
dalam siklus. Ini dapat terjadi dengan proses berenergi tinggi dalam
penyinaraan cahayaa yang menghasilkan nitrogen oksida.
Unsur nitrogen dapat terlibah dalam bentuk ikatan kimia, atau
fiksasi oleh proses biokimia dengan perantara mikroorganisme.
Nitrogen biologis dapat dirubaah menjadi bentuk anorganik
pembusukan / penguraian biomasa. Sejumlah besar dari nitrogen
difiksasi secara sintetik dibawah temperatur tinggi dan juga tekana
tinggi melalui reaksi:
N2 + 3H2 2NH3
Produksi dari gas-gas N2 dan N2O oleh mikroorganisme dan
evolusi dari gas-gas ini ke dalam atmosfer menyempurnakan siklus
nitrogen melalui suatu proses yang disebut denitrifikasi.
Denitriffikasi suatu proses yang penting di alam, yaitu suatu
mekanisme diman hasil fiksasi nitrogen dikembalikan kedalam
atmosfer. Proses ini juga penting dalam pengolahan air lanjutan
untuk menghilangkan hara nitrogen [ CITATION Ruk04 \p 147-148 \l
1057 ].

6
BAB II
METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
1. Tabung Nessler 50 mL : 5 buah
2. Pipet Ukur 10 mL : 1 buah
3. Bola Isap : 2 buah
4. Botol Semprot : 1 buah
5. Labu Ukur 100 mL : 2 buah
6. Beaker Glass 100 mL : 1 buah
7. Beaker Glass 500 mL : 5 buah
8. Erlenmeyer 300 mL : 2 buah
9. Piper Ukur 5 mL : 1 buah
10.Pipet Ukur 10 mL : 1 buah

2.1.2. Bahan
1. Air Lindi : 5000 mL
2. Air Sungai : 5000 mL
3. Air Alfamart : 500 mL
4. Larutan Induk NH4+ : 100 mL
5. Larutan Garam Rochelle : 100 mL
6. Larutan Pereaksi Nessler : 100 mL
7. Larutan Induk NO2- : 100 mL
8. Asam Sulfonil : 350 mL
9. Asam Asetat Pekat : 1000 mL
10.Napthylamine : 200 mL
11.Aquadest : 5000 mL

7
2.2. Tahapan Pengolahaan Air dan Analisa Ammonium Nitrit
2.2.2. Prosedur Perancangan Alat
1. Alat dan bahan yang akan digunakan, disiapkan.
2. Kaca aquarium dibentuk untuk wadah penyaringan, bagian bawan
di bolongi dan dipasang kran untuk jalur keluarnya air.
3. Bahan-bahan yang akan digunakan dicuci dengan menggunakan air
bersih
4. Alat kemudian disusun dengan memasukkaan bahan,dari lapisan
bawah hingga keatas yaitu kapas, pasir halus, kapas, pasir kasar,
kapas, kerikil kecil, kapas, ikuk, kapas, karbon aktif, kapas, ijuk,
kapas, batu zeolit, kapas, batu besar dan kapas.
5. Air bersih dimasukkan kedalam alat yang telah dirancang untuk
mencuci bahan-bahan yang digunakan sampai bersih.

Gambar 2.1. Alat Filtrasi

8
2.2.2. Prosedur Kerja Pembuatan Reagen
Reagen Nessler
1. Ditimbang 10 gram HgI2 dan 7 gram KI
2. Dilarutkan didalam aquadest
3. Ditambahkan 50 mL larutan NaOH 30 %
4. Aquadest ditambahkan hingga volume mencapai 100 Ml
5. Larutan disimpan didalam botol yang berwarna gelap
Reagen Garam Rochelle
1. 50 gram KnaTartrat dilarutkan dalam 100 mL aquadest
2. Larutan Dihimogenkan
Reagen Asam Sulfonil
1. Ditimbang Asam sulfanilat sebanyak 4 gram
2. Ditambahkan asam sulfanilat yang telah ditimbang kedalam
aquadet 350 mL
3. Dihomogenkan, disimpan didalam botol dan ditutup rapat
Reagen Napthylamine
1. Ditimbang 2,5 gram napthylamine
2. Dilarutkan dalam 150 mL asam asetat pekat dan diencerkan
menjadi 350 mL
Pembuatan Larutan Stock NH4+
1. Dipipet sebanyak 10 mL larutan induk NH4+ 100 ppm
2. Larutan dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL
3. Larutan ditambahkan aquadest hingga tanda batas
4. Dihomogenkan
Pembuatan Larutan Stock NO2-
1. Dipipet sebanyak 10 mL larutan induk NO2- 100 ppm
2. Larutan dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL
3. Larutan ditambahkan aquadest hingga tanda batas
4. Dihomogenkan

9
2.2.3. Prosedur Kerja Pengolahan Air
1. Alat dan bahan praktikum disediakan.
2. Alat filtrasi yang telah dibuat kemudian dicuci untuk
membersihkan bahan filtrasi hingga benar – benar bersih sebanyak
3 kali.
3. Setelah dicuci dan benar – benar bersih kemudian sampel air lindi
dan air sungai dimasukkan kedalam alat filtrasi lalu ditampung
pada beaker glass secukupnya.

2.2.4. Prosedur Kerja Penentuan NH4+ Dalam Air


A. Prosedur Kerja Larutan Stock
1. Alat dan bahan disediakan.
2. Larutan stoke dipipet masing-masing ke dalam tabung Nessler
sebanyak 0 mL, 5 mL, 10 mL dan 15 mL.
3. Larutan garam Rochelle dipipet sebanyak 1 mL dan Pereaksi
Nessler dipipet sebanyak 1 ml ke dalam tabung Nessler.
4. Kemudian diencerkan dengan aquadest menjadi 50 mL.

Gambar 2.2. Larutan Stock NH4+

10
B. Prosedur Kerja Sampel Analisa NH4+
1. Alat dan bahan disediakan.
2. Sampel air lindi (sebelum dan sesudah filtrasi), air sungai (sebelum
dan sesudah filtrasi) dan air Alfamart diukur sebanyak 10 ml
dalam tabung Nessler.
3. Larutan garam Rochelle dipipet sebanyak 1 ml dan Pereaksi
Nessler dipipet sebanyak 1 ml ke dalam tabung Nessler.
4. Kemudian amati dan catat warna larutan stoke yang mendekati
warna sampel.
5.

Gambar 2.3. Penentuan NH4+ Dalam Sampel

11
2.2.5. Prosedur Kerja Penentuan NO2- Dalam Air
A. Prosedur Kerja Larutan Stock
1. Alat dan bahan disediakan.
2. Larutan stoke dipipet masing-masing ke dalam tabung Nessler
sebanyak 0 ml, 5 ml dan 15 ml.
3. Asam Sulfonil dipipet sebanyak 1 ml, Asam Asetat dipipet
sebanyak 0,5 ml dan Napthyl Amine dipipet sebanyak 1 ml ke
dalam tabung Nessler.
4. Aquadest ditambahkan hingga volume 50 ml
5.

Gambar 2.4. Larutan Stock NO2-

12
B. Prosedur Kerja Sampel Analisa NO2¯
1. Alat dan bahan disediakan.
2. Sampel air diukur sebanyak 25 ml dalam gelas ukur 100 ml, lalu
ditambahkan aquadest sebanyak 50 ml.
3. Asam Sulfonil dipipet sebanyak 1 ml, Asam Asetat dipipet
sebanyak 0,5 ml dan Napthyl Amine dipipet sebanyak 1 ml ke
dalam tabung Nessler
4. Aquadest ditambahkan hingga volume 50 ml
5. Kemudian amati dan catat warna larutan stoke yang mendekati
warna sampel.

Gambar 2.5. Penentuan NO2- Dalam Sampel

13
2.2.6. Bagan Tahapan Pengolahan Air dan NH4+ serta NO2-

Gambar 2.6. Bagan Tahapan Pengolahan Air dan NH4+ serta


NO2-

BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA

14
3.1. Data Pengamaatan
1. Data Pengamatan Ammonium (NH4+)
a. Data Stock Ammonium (NH4+)
Tabel 3.1. Data Stock Ammonium (NH4+)
No Stock NH4+ Volume Volume Volume Volume
. (ppm) Stock NH4+ Garam Pereaksi Aquadest
10 ppm Rochell Nessler (mL)
(mL) e (mL)
(mL)
1. 0 0 1 1 48
2. 0,5 2,5 1 1 45,5
3. 1 5 1 1 43
4. 3 15 1 1 33
b. Pengamatan Stock Ammonium (NH4+)
1. Larutan stock NH4+ 0 ppm + Garam Rochelle Larutan tak
Berwarna
Larutan tak Berwarna + Pereaksi Nessler Larutan Kuning
Pucat
Larutan Kuning Pucat + Aquadest Larutan Kuning Sangat
Pucat
2. Larutan stock NH4+ 0 ppm + Aquadest Larutan Kuning
Pucat
3. Larutan stock NH4+ 1 ppm + Garam Rochelle Larutan tak
Berwarna
Larutan tak Berwarna + Pereaksi Nessler Larutan Kuning
Larutan Kuning + Aquadest Larutan Kuning Muda
4. Larutan stock NH4+ 3 ppm + Garam Rochelle Larutan tak
Berwarna
Larutan tak Berwarna + Pereaksi Nessler Larutan Orange
Larutan Orange + Aquadest Larutan Kuning Tua

c. Data PenetapanKadar Ammonium (NH4+) pada Sampel


Tabel 3.2. Data Penetapan Kadar Ammonium
No. Nama Volume Volume Volume Volume Konsentrasi

15
Sampel Sampel (mL) Garam Pereaksi Aquadest Sampel yang
Rochelle Nessler (mL) (mL) Mendekati Stock
(mL)
1. Air Lindi 10 1 1 38 0
Sesudah
Filtrasi
2. Air Lindi 10 1 1 38 0,5
Sebelum
Filtrasi
3. Air Sungai 10 1 1 38 0
Sesudah
Filtrasi
4. Air Sungai 10 1 1 38 0,5
Sebelum
Filtrasi
5. Air 10 1 1 38 0
Alfamart

d. Data Pengamatan Kadar Ammonium (NH4+) pada Sampel


1. Air Lindi Sesudah filtasi+ Garam Rochelle Larutan tidak
Berwarna
Larutan tidak Berwarna + Pereaksi Nessler Larutan Kuning
Pucat
Larutan Kuning Pucat + Aquadest Larutan Kuning Sangat
Pucat
2. Air Lindi Sebelum filtasi + Garam Rochelle Larutan tidak
Berwarna
Larutan tidak Berwarna + Pereaksi Nessler Larutan Kuning
Muda
Larutan Kuning Muda + Aquadest Larutan Kuning Pucat

3. Air Sungai Sesudah filtrasi + Garam Rochelle Larutan tidak


Berwarna
Larutan tidak Berwarna + Pereaksi Nessler Larutan Kuning
Pucat
Larutan Kuning Pucat + Aquadest Larutan Kuning Sangat
Pucat
4. Air Sungai Sebelum filtasi + Garam Rochelle Larutan tidak
Berwarna
Larutan tidak Berwarna + Pereaksi Nessler Larutan Kuning
Muda
Larutan Kuning Muda+ Aquadest Larutan Kuning Pucat

16
5. Air Alfamart + Garam Rochelle Larutan tidak Berwarna
Larutan tidak Berwarna + Pereaksi Nessler Larutan Kuning
Pucat
Larutan Kuning Pucat + Aquadest Larutan Kuning Sangat
Pucat

2. Data Pengamatan Niitrit (NO2-)


A. Data Stock Nitrit (NO2-)
Tabel 3.3. Data Stock Nitrit (NO2-)
No. Stock NO2- Volume Volume Volume Volume
(ppm) Stock NO2- Asam Nepthylamin Aquadest
100 ppm Sulfat e (mL) (mL)
(mL) Pekat
(mL)
1. 0 0 1 0,5 49,5
2. 1 5 1 0,5 42,5
3. 3 15 1 0,5 32,5

B. Pengamatan Stock Nitrit (NO2- )


1. Larutan Stock NO2- 0 ppm + Asam Sulfonil Larutan tidak
Berwarna
Larutan tidak Berwarna + Asam Asetat Pekat Larutan
tidak
Berwarna
didiamkan 5 menit
Larutan tidak Berwarna Larutan tidak
Berwarna
Larutan tak Berwarna + Nepthylamine Larutan Ungu
Larutan Ungu + Aquadest Larutan Ungu Muda
2. Larutan Stock NO2- 1 ppm + Asam Sulfonil Larutan
tidak
Berwarna

Larutan tidak Berwarna + Asam Asetat Pekat Larutan


tidak
Berwarna
didiamkan 5 menit
Larutan tidak Berwarna Larutan tidak
Berwarna

17
Larutan tidak Berwarna + Nepthylamine Larutan Ungu
Tua
Larutan Ungu Tua + Aquadest Larutan Ungu
3. Larutan Stock NO2- 3 ppm + Asam Sulfonil Larutan
tidak
Berwarna
Larutan tidak Berwarna + Asam Asetat Pekat Larutan
tidak
Berwarna
didiamkan 5 menit
Larutan tidak Berwarna Larutan tidak
Berwarna
Larutan tak Berwarna + Nepthylamine Larutan Ungu
Pekat
Larutan Ungu Pekat + Aquadest Larutan Ungu Tua

C. Data Penetapan Kadar Nitrit NO2- pada Sampel


Tabel 3.4. Data Penetapan Kadar Nitrit
No. Nama Volume Volume Volume Volume Volume Konsentrasi
Sampel Sampel Asam Asam Sulfat Nepthy- Aquadest Sampel yang
(mL) Sulfonil Pekat lamine (mL) Mendekati
(mL) (mL) (mL) Stock

1. Air Lindi 10 1 0,5 1 37,5 3


Sebelum
filtrasi
2. Air Lindi 10 1 0,5 1 37,5 0
Sesudah
filtrasi
3. Air Sungai 10 1 0,5 1 37,5 1
Sesudah
filtrasi
4. Air Sungai 10 1 0,5 1 37,5 3
Sebelum
filtrasi
5. Air Alfamart 10 1 0,5 1 37,5 0

D. Data Pengamatan Kadar Nitrit (NO2-) pada Sampel


1. Air Lindi Sebelum filtrasi + Asam Sulfonil Larutan tidak
Berwarna
Larutan tidak Berwarna + Asam Asetat Larutan tidak
Berwarna
didiamkan 5 menit
Larutan tidak Berwarna Larutan tidak
Berwarna

18
Larutan Tak Berwarna + nepthylamine Larutan Ungu
Pucat
Larutan Ungu Pucat + Aquadest Larutan Ungu Tua
2. Air Lindi Sesudah filtasi + Asam Sulfonil Larutan tidak
Berwarna
Larutan tidak Berwarna + Asam Asetat Larutan tidak
Berwarna
didiamkan 5 menit
Larutan tidak Berwarna Larutan tidak
Berwarna
Larutan Tak Berwarna + nepthylamine Larutan Ungu
Larutan Ungu + Aquadest Larutan Ungu Muda
3. Air Sungai Sebelum filtrasi + Asam Sulfonil Larutan
tidak
Berwarna
Larutan tidak Berwarna + Asam Asetat Larutan tak
Berwarna
didiamkan 5 menit
Larutan tidak Berwarna Larutan tidak
Berwarna
Larutan Tidak Berwarna + nepthylamine Larutan Violet
Tua
Larutan Violet Tua + Aquadest Larutan Violet
Larutan Violet + Aquadest Larutan Ungu Pekat
Larutan Ungu Pekat + Aquadest Larutan Ungu Tua
4. Air Sungai Sesudah filtasi + Asam Sulfonil Larutan tidak
Berwarna
Larutan tidak Berwarna + Asam Asetat Larutan tidak
Berwarna
didiamkan 5 menit
Larutan tidak Berwarna Larutan tidak
Berwarna
Larutan Tidak Berwarna + nepthylamine Larutan Ungu
Pekat
Larutan Ungu Pekat + Aquadest Larutan Ungu Tua
Larutan Ungu Tua + Aquadest Larutan Ungu
Larutan Ungu + Aquadest Larutan Ungu Muda
5. Air Alfamart + Asam Sulfonil Larutan tidak Berwarna

19
Larutan tidak Berwarna + Asam Asetat Larutan tidak
Berwarna
didiamkan 5 menit
Larutan tidak Berwarna Larutan tidak
Berwarna
Larutan Tidak Berwarna + nepthylamine Larutan Ungu
Larutan Ungu + Aquadest Larutan Ungu Muda
3.2. Pengolahan Data
3.2.1. Perhitungan Reagen
a. Pembuatan Larutan Stock Ammonium (NH4+) 10 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 100 ppm = 100 mL . 10 ppm
V1 = 10 mL
b. Pembuatan Larutan Stock Ammonium (NH4+) 0, 1 dan 3 ppm
Larutan Stock 0 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 10 ppm = 50 mL . 0
V1 = 0 mL
Larutan Stock 1 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 10 ppm = 50 mL . 1 ppm
V1 = 5 mL
Larutan Stock 3 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 10 ppm = 50 mL . 3 ppm
V1 = 15 mL

c. Pembuatan Larutan Stock Nitrit (NO2-) 10 ppm


V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 100 ppm = 100 mL . 10 ppm
V1 = 10 mL
d. Pembuatan Larutan Stock Nitrit (NO2-) 0, 1 dan 3 ppm

20
Larutan Stock 0 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 200 ppm = 50 mL . 0
V1 = 0 mL
Larutan Stock 1 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 200 ppm = 50 mL . 1 ppm
V1 = 0,25 mL
Larutan Stock 3 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
V1 . 200 ppm = 50 mL . 3 ppm
V1 = 0,75 mL

3.2.2. Perhitungan Penetapan Kadar Ammonium (NH4+) pada Sampel


Apabila 1 mL larutan stock Ammonium setara dengan 10
μgNH4+/mL maka,
1. Air Lindi Sebelum Filtrasi
NH 4 +¿
NH4+¿ mg x fp ¿
v sampel
2,5 mL x 10 μg/mL
¿ x1
10 mL
¿2,5 ppm
2. Air Lindi Sesudah Filtrasi
NH 4 +¿
NH4+¿ mg x fp ¿
v sampel
0 mL x 1 0 μg /mL
¿ x1
10 mL
¿0 ppm

3. Air Sungai Sebelum Filtrasi


NH 4 +¿
NH4 ¿ mg
+
x fp ¿
v sampel

21
0,5 mL x 10 μg/mL
¿ x1
10 mL
¿0,5 ppm
4. Air Sungai Sesudah Filtrasi
NH 4 +¿
NH4 ¿ mg
+
x fp ¿
v sampel
0 mL x 10 μg/mL
¿ x1
10 mL
¿0 ppm
5. Air Alfamart
NH 4 +¿
NH4 ¿ mg
+
x fp ¿
v sampel
0 mL x 10 μg/mL
¿ x1
10 mL
¿0 ppm
3.2.3. Perhitungan Penetapan Kadar Nitrit (NO2-) pada Sampel
Apabila 1 mL larutan stock Nitrit setara dengan 2,5 μgNO 2-/mL
maka,
1. Air Lindi Sebelum Filtrasi
NO 2−¿
NO2-¿ mg x fp ¿
v sampel
15mL x 2,5 μg/mL
¿ x1
10 mL
¿3,75 ppm
2. Air Lindi Sesudah Filtrasi
NO 2−¿
NO2-¿ mg x fp ¿
v sampel
0 mL x 2,5 μg/mL
¿ x1
10 mL
¿0 ppm
3. Air Sungai Sebelum Filtrasi
NO 2−¿
NO2-¿ mg x fp ¿
v sampel

22
15mL x 2,5 μg/mL 400
¿ x
10 mL 10
¿150 ppm
4. Air Sungai Sesudah Filtrasi
NO 2−¿
NO2 ¿ mg
-
x fp ¿
v sampel
5 mL x 2,5 μg/mL 400
¿ x
10 mL 10
¿50 ppm
5. Air Alfamart
NO 2−¿
NO2 ¿ mg
-
x fp ¿
v sampel
0 mL x 2,5 μg/mL
¿ x1
10 mL
¿0 ppm

23
3.2.3. Reaksi
Reaksi NH4+
NH4+ + C4HKNaO6. 4H2O NaNH4C4H4O6. 4H2O + K+
( Ammonium) ( Garam Rochelle ) ( Ammonium Tartrat ) ( Kalium
)

NaNH4C4H4O6. 4H2O + 2K2HgI4 + 4NaOH


( Ammonium Tartrat ( Merkurium ( Natrium
Merkurium (II)) Iodida) Hidroksida )

HgO.Hg(NH2)I + C4HKNaO6. 4H2O + 4NaI + 3KI + 3H2O


( Amidoiodida ) ( Tetrahidrat ) ( Natrium (Kalium (Air )
Iodida) iodida)

Reaksi NO2-

NH2 N=N

NaNO2 + + H2O + NaO

SO3H SO3H

N=N N=N-CH3COO

2 + H2

SO3H SO3H

24
2C6H5SO3NH2 2C6H5SO3CH3COON2

N=N-CH3COO

SO3H NH2

2C6H5SO3CH3COON2 + C10H9N

SO3H NH2

+ N=N

C6H16SO3N3

25
BAB IV
PEMBAHASAN

Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang
terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Karena air
merupakan suatu larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat
yang paling alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di
dalamnya. Dengan demikian, air di dalam mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat ini
sering disebut pencemar yang terdapat dalam air.

Pada percobaan ini dilakukan beberapa uji kualitas air yang menggunakan
sampel air yaitu : air sungai sebelum difiltrasi menggunakan alat penyaring air
dan air sungai sesudah difiltrasi menggunakan alat penyaring air. Hal ini
dimaksudkan untuk menentukan kadar NO2¯ dan NH4+ dari sampel tersebut.

Kadar nitrit dapat diukur dengan menggunakan metode Nessler kualitatif


dan kuantitatif. Pada metode nessler kualitatif ini dilakukan dengan cara
menggunakan asam sulfonil dan napthyl amine yang mana warna sampel
dibandingkan dengan warna larutan standart atau larutan stock nitrit. Sehingga
warna sampel yang paling mendekati warna larutan stock nitrit itulah yang paling
tinggi kadar nitritnya.

26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan
Berdasarkan Percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
+
1. Kadar NH4 yang terkandung dalam air Alfamart yaitu 0 ppm,
Untuk air sungai sebelum dan sesudah berturut-turut yaitu 0,5 dan
0 ppm. Untuk air lindi sebelum dan sesudah yaitu 0,5 dan 0 ppm
2. Kadar yang NO2- yang terkandung dalam air Alfamart yaitu 0 ppm.
Untuk Air sungai sebelum dan sesudah yaitu 3 dan 1 ppm. Untuk
Air lindi sebelum dan sesudah yaitu 3 dan 0 ppm.
3. Sesuai dengan tabel syarat baku air minum, maka dapat
disimpulkan bahwa air limbah doorsmer belum layak untuk
digunakan.

1.2. Saran
Sebaiknya pada saat pengamatan warna antara sampel dan larutan stok
dilakukan dengan teliti agar hasil yang diperoleh lebih akurat.

27
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaeshi. 2004. Kimia LingkunganI. Universitas Negeri Jakarta :


Jakarta.

Aldy, Jamrud. 2011. Instalansi Pengolahan Air Limbah dengan Sistem Biofilter
Anaerob Aerob pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan. KEMENKES:
Jakarta.

Gufran, M. 2007. Pengelolaan Kualitas Air. Jakarta: Penerbit Bineka Cipta

Sihombing, Juna. 2019. Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Air dan


Limbah Industri. PTKI: Medan.

28

Anda mungkin juga menyukai