Anda di halaman 1dari 22

BALANCED SCORED CARD IT

SEBAGAI METODE TATA KELOLA TI

Dosen pengampu: Risnal Diansyah, S.Kom,.MTI


Rozzy febriani¹, Ara riananda herly² , pasya ilyas³ ,arif pranata⁴, rivaldi efendi⁵
Sistem informasi 19

ABSTRAK
Balanced Scorecard merupakan sebuah sistek manajemen(bukan sistem pengukuran semata)yang
memungkinkan organisasi menggambarkan dengan jelas visi dan strateginya dan
mengaplikasikan visi dan strategi tersebut dalam tindakan. Balance scorecard memberikan
umpan balik seputar proses bisnis internal dan outcome ada eksternal dalam rangka
meningkatkan kinerja dan pencapaian strategis secara berkelanjutan. Konsep balance scorecard
mengukur kinerja organisasi melalui 4 perspektif,yakni perspektif keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal,serta pertumbuhan dan pembelajaran.
Kata-kata kunci: balanced scorecard

BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pada pertama kali dikenalkannya konsep balance scorecard (BSC) pada tahun 1990 oleh Robert
S Kaplan dan David P. Norton, BSC hanya digunakan sebagai alat pengukuran kinerja pada
organisasi bisnis. BSC sebagai suatu sistem pengukuran kinerja dapat digunakan sebagai alat
pengendalian, analisis dan merevisi strategi organisasi (Campbell dkk., 2002).
BSC pada dasarnya merupakan ukuran kinerja yang tidak hanya mendasarkan dari pada ukuran
kinerja tradisional yang berorientasi pada perspektif keuangan tetapi juga pada aspek
nonkeuangan.
Blocher dkk., (2005: 45) menyatakan ada empat manfaat dari BSC yaitu pertama, implementasi
strategi dengan mengarahkan perhatian manajer pada faktor kritis sukses (critical success factor)
yang relevan dan cara mencapai nya. Kedua, menentukan sifat dan arah perubahan yang harus
dilakukan dalam pengimplementasian strategi. Ketiga, menjadi dasar yang objektif bagi
perusahaan dalam penilaian kinerja dan penentuan kompensasi manajemen. Keempat, menjadi
suatu kerangka kerja bagi seluruh personel perusahaan dalam melakukan tindakan-tindakan yang
mengarah pada pencapaian tujuan.

Menurut Rohm (2003) menyatakan ada enam tahapan dalam membangun BSC yaitu sebagai
berikut pertama, menilai fondasi organisasi yang meliputi analisis kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan ancaman organisasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT
atau benchmarking terhadap organisasi lainnya. Kedua, Membangun strategi bisnis, Dalam
membangun strategi, organisasi harus mempertimbangkan pendekatan apa saja yang bisa
digunakan untuk menjalankan strategi tersebut, termasuk di dalamnya apakah strategi tersebut
bisa dijalankan, berapa banyak sumber daya yang dibutuh kan, dan apakah strategi tersebut
mendukung pencapaian misi organisasi. Ketiga, membuat tujuan organisasi, Tujuan organisasi
merupakan gambaran aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan oleh organisasi dan waktu yang
dibutuhkan untuk mencapainya. Empat. membuat peta strategi (strategic map) bagi strategi
bisnis, peta strategi atau strategic map dapat dibangun dengan menghubungkan strategi dan
tujuan ke dalam empat perspektif dari unit-unit dengan menggunakan hubungan sebab-akibat
(cause-effect relationship). Lima, menentukan ukuran kinerja, ukuran atau indikator kinerja
harus ditetapkan sesuai dengan tujuan-tujuan strategis. Dalam setiap perspektif dinyatakan
tujuan-tujuan strategis yang ingin dicapai. Untuk
setiap tujuan strategis harus ditetapkan paling sedikit satu ukuran kinerja. Enam, menyusun
inisiatif, Inisiatif adalah program-program yang harus dilakukan untuk memenuhi salah satu atau
berbagai tujuan strategis. Inisiatif ditetapkan berdasarkan target, yaitu tingkat kinerja yang
diinginkan.
BAB II
KAJIAN TEORI

KAJIAN PUSTAKA
Jurnal 1
judul : Pengukuran Kinerja Aplikasi SiCUNDO
Menggunakan Metode IT Balanced
Scorecard
penerbit Veronika Dewi Tara Dipa* 1 , Sandy Kosasi2
Deksripsi jurnal ini membahas tentang pengukuran
kinerja aplikasi menggunakan IT Balanced
Scorecard yang merupakan salah satu cara
yang bisa dilakukan CUKB(lembaga keuangan
simpan pinjam) untuk mengetahui apakah
fungsi dan prosesnya telah berjalan sesuai
dengan visi, misi dan strategi CUKB atau
tidak. Metode IT Balanced Scorecard bisa
digunakan untuk meningkatkan kinerja aplikasi
SiCUNDO ((Sistem Informasi Credit Union
Indonesia) di masa mendatang dengan
memperhatikan masing-masing perspektif.
Hasil pengukuran kinerja menunjukkan bahwa
kinerja aplikasi SiCUNDO sudah sangat baik
dan sudah ada kesesuaian antara visi, misi dan
strategi CUKB dan Deputi ICT, hal ini dapat
dilihat dari nilai yang diperoleh masing-masing
perspektif. Perspektif orientasi pengguna
merupakan perspektif yang memperoleh nilai
tertinggi diantara perspektif yang lain
Pengukuran Kinerja Aplikasi SiCUNDO
Menggunakan Metode IT Balanced Scorecard
10 Jurnal sedangkan nilai terendah ada pada
perspektif keunggulan operasional.
Pemanfaatan aplikasi SiCUNDO memberikan
nilai positif bagi CUKB karena kegiatan
operasional menjadi lebih efektif dan efisien.
Aplikasi SiCUNDO memberikan kemudahan
bagi para staf dalam menjalankan tugasnya dan
membantu mempercepat pengambilan
keputusan

Jurnal 2
Judul PENINGKATAN KINERJA SISTEM E-
LEARNING DALAM PERSPEKTIF
UNIVERSITAS 4.0 MENGGUNAKAN
KERANGKA IT BALANCED
SCORECARD
penerbit Nadidah Ayu Syafitri, Muhammad Izman
Herdiansyah
deksripsi jurnal ini membahas tentang perspektif pada
kerangka IT Balanced Scorecard terhadap
kinerja sistem e-learning di Universitas Bina
Darma Palembang. Perspektif Corporate
Contribution berada pada skala 3.9 atau dalam
kategori baik. Hal tersebut berlandaskan pada
sistem e-learning yang terlah memberikan
kontribusi yang baik bagi universitas dalam
meningkatkan kualitas layanan. Perspektif
User Orientation berada pada skala 3.4 dimana
termasuk pada kategori cukup baik. Penilaian
tersebut berasal dari penilaian pengguna saat
menggunakan sistem e-learning. Agar mampu
meningkatkan kepuasan pengguna sistem,
maka dianjurkan untuk memberikan pelatihan
terhadap pengguna agar dapat mempermudah
pengguna dalam menggunakan sistem e-
learning. Perspektif Operational Excellence
berada pada skala 3.4 dan berkategori cukup
baik. Hal tersebut mengartikan bahwa layanan
sistem elearning cukup baik namun masih
memiliki kendala dalam hal keamanan dan
agar pengguna merasakan keamanan dan
kenyamanan dalam menggunakan sistem,
dianjurkan agar sistem diberikan keamanan
yang lebih baik. Perspektif Future Orientation
berada pada skala 4.0 kategori baik. Bahwa,
perencanaan terhadap sistem e-learning
kedepanya sudah dipersiapakan dengan baik,
agar lebih baik lagi dianjurkan untuk
memberikan pelatihan kepada staf TI dan
melakukan kerjasama dengan stakeholder
lainnya. Dari keempat perspektif tersebut
saling berhubungan satu sama lain dengan
tujuan untuk meningkatkan kinerja sistem di
dalam sebuah universitas dalam mendukung
tujuan dan rencana strategi dari universitas.

Jurnal ke 3

judul Analisis Kinerja SI/TI Pada PDAM Kota


Salatiga Menggunakan Kerangka IT
Balanced Scorecard
penerbit Septi Wiyono1 , Andeka Rocky Tanaamah2
deskripsi jurnal ini membahas tentang kinerja SI/TI
khususnya aplikasi pelayanan pelanggan telah
memenuhi kebutuhan dasar terhadap
perkembangan teknologi dan peningkatan
pelanggan serta dapat meningkatkan efisiensi
dan efektifitas karyawan yang berdampak
terhadap peningkatan kinerja karyawan. Hal ini
terlihat pada perspektif kontribusi bisnis,
aplikasi pembayaran rekening air memiliki
peranan penting dalam mengurangi antrian
pelanggan dan mengoptimalkan tenaga kerja
perusahaan. Dampak kehadiran aplikasi
tersebut juga terlihat pada kemudahan
aksesbilitas informasi yang membuat
pemangku kebijakan dapat memonitoring
pegawai secara langsung, sehingga pelaporan
yang dahulu membuat karyawan merasa
kesulitan dengan aplikasi tersebut membuat
pelaporan karyawan bagian loket pembayaran
lebih cepat dan mudah. Di sisi lain dalam
penelitian ini terdapat beberapa kendala yang
harus segera diperbaiki adalah komunikasi
antara PDAM dan developer aplikasi yang
belum dilakukan secara maksimal sehingga
menghambat dalam pengembangan aplikasi
pelayanan pelanggan, serta kendala lain yang
muncul yaitu: 1). Jaringan yang ada saat ini
belum dapat memenuhi kebutuhan aplikasi
yang terus meningkat. 2). Aplikasi yang ada
saat ini belum user friendly. 3). Evaluasi yang
dilakukan belum optimal. 4). SOP belum
diperbaharui dari tahun 2013. 5). Training
yang dilakukan dirasa belum dapat membuat
pengguna memahami aplikasi yang baru. 7).
Penyederhanaan output yang dihasilkan
aplikasi. 8). Aplikasi masih berbasis desktop
yang memiliki banyak risiko. Mengacu pada
pemahaman tersebut, maka diharapkan adanya
kebijakan perusahaan dan perhatian lebih
untuk meningkatkan aplikasi di masa depan
yang akan berdampak kepada kepuasan
pengguna dan peningkatan kualitas layanan
PDAM Kota Salatiga. Perusahaan dapat
menjadi jembatan yang dapat menghubungkan
semua pihak yang terlibat untuk dapat
menciptakan komunikasi yang lebih baik

Jurnal 4
Judul : ANALISIS KINERJA SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN RUMAH
SAKIT (SIM-RS) PADA RSUD DR.
SOEBANDI MENGGUNAKAN IT
BALANCED SCORECARD

Penerbit Universitas Jember (UNEJ)


Deskripsi jurnal : jurnal ini membahas tentang sistem informasi
manajemen rumah sakit. RSUD Dr. Soebandi
adalah rumah sakit yang berada di Kabupaten
Jember. Rumah sakit ini bertipe B Pendidikan
dan telah menggunakan sistem informasi
rumah sakit atau SIMRS. Sistem ini dibuat
oleh lembaga pengembangan intern dan
diperbarui sesuai dengan permintaan
pengembangan aplikasi oleh menejemen.
RSUD Dr. Soebandi mempunyuai visi yaitu
“Menjadi rumah sakit pendidikan yang
bermutu, mandiri dan menjadi pilihan
masyarakat.”

Jurnal 5
Judul Mengukur Tingkat Kinerja Tata Kelola
Teknologi Informasi Di Perguruan Tinggi
Menggunakan ITBalanced Scorecard
Penerbit RENI HAERANI
Dekripsi Jurnal ini membahas tentang perguruan tinggi
terkemuka yang mana didalam nya memiliki
suatu organisasi yang keberadaanya sangat
mutlak diperlukan, teknolgi informasi
sekaligus sebagai penentu dan pengevaluasian
status system dan teknolgi informasi. Dan
sangat dibutuhkan adanya suatu tata kelola TI
yang baik untuk mendukung kinerja organisasi
untuk mengukur r kinerja perguruan tinggi
berkaitan dengan tata kelola IT dapat
dilakukan dengan Information Technology
Balanced Scorecard (IT Balance Scorecard)
yang merupakan suatu sistem manajemen,
pengukuran dan pengendalian yang secara
cepat, tepat dan komprehensif dapat
memberikan pemahaman kepada pimpinan
tentang potret dan pengembangan teknologi
informasi diinstitusinya. IT Balanced
Scorecard akan memungkinkan
organisasi/institusi mendapatkan keuntungan
penuh dari informasi yang dimilikinya,
sehingga memaksimalkan manfaat,
mengkapitalisasi peluang dan mendapatkan
keuntungan kompetitif

Jurnal 6

Judul PENGUKURAN KINERJA SISTEM


INFORMASI KARYAWAN
MENGGUNAKAN IT BALANCED
SCORECARD
Penerbit Sandy kosasi
deskripsi Jurnal ini membahas tentang sistem informasi
karyawan bisa memberikan kontribusi terhadap
organisasi , mendukung orientasi pengguna ,
mendukung kegiatan operasional. Karyawan
merupakan modal utama dan aset penting
dalam mencapai kesuksesan bisnis. Tentunya
setiap organisasi menginginkan memiliki
karyawan yang kompeten, sopan, dan
profesional dalam bidangnya. Kemudahan dan
ketersediaan informasi karyawan dapat
memperlancar sistem administrasi dalam
pengelolaannya. Sasaran penelitian lebih
kepada kesiapan dalam memberikan manfaat
berupa kemudahan dan ketersediaan informasi
untuk setiap bagian proses bisnis agar sesuai
kebutuhan sistem informasi karyawan yang
masih membutuhkan perbaikan dan
penyempurnaan

Jurnal 7
Judul ANALISIS MANFAAT SISTEM
INFORMASI PENERIMAAN
MAHASISWA BARU DENGAN METODE
IT BALANCED SCORECARD
Penerbit Flourensia Sapty Rahayu1 , Rangga Deputra
Ginantaka2 , Y. Sigit Purnomo WP.3
Deskripsi Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY)
sebagai salah satu universitas yang memiliki
reputasi tinggi juga telah menggunakan sistem
informasi untuk mendukung proses
penerimaan mahasiswa baru. Dari awal proses
pendaftaran mahasiswa hingga pengumuman
hasil telah menggunakan sarana TI.
Pengelolaan data-data administratif untuk
calon mahasiswa baru juga telah menggunakan
aplikasi. Sistem informasi yang digunakan
UAJY untuk proses pendaftaran mahasiswa
baru adalah sistem MISSION, sistem PMB
Online, sistem CBT, dan InfoPMB Online.
Sistem MISSION adalah sistem yang
digunakan untuk menyimpan data-data dari
berkas calon mahasiswa kedalam basisdata dan
juga digunakan untuk penentuan calon
mahasiswa. Sistem ini digunakan oleh bagian
Kantor Admisi dan Akademik (KAA) untuk
mengelola data-data calon mahasiswa baru dan
digunakan oleh Koordinator Instrumen Tes dan
Evaluasi UAJY untuk mengeksekusi data-data
mahasiswa yang diterima. Gambar 1
menunjukkan antarmuka sistem MISSION.

KAJIAN TEORI

BALANCE SCORED CARD IT


Balance Scorecard merupakan pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh Kaplan danNorton
dimana digunakan untuk mengukur kinerja management atau strategic management system dari
visi dan strategi perusahaan dan diterjemahkan ke dalam aspek penting dalam suatu bisnis. Pada
dasarnya, Balance Scorecard (BSC) merupakan kartu berimbang yang digunakan sebagai media
untuk mengukur aktivitas operasional yang dilakukan sebuah perusahaan. Dengan BSC,
perusahaan menjadi lebih tahu sejauh mana pergerakan dan perkembangan yang telah dicapai.
Adanya BSC juga membantu perusahaan untuk memberikan pandangan menyeluruh mengenai
kinerja dari perusahaan.
Ada 4 jenis perspektif untuk mengetahui kinerja dalam perusahaan:
1. Perspektif keuangan
Financial perspective atau perspektif keuangan erat kaitannya dengan pemasukan dan
pengeluaran perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu mengelola keuangan
dengan baik agar keuangannya terus stabil. Misalnya, biaya operasional, biaya produksi, biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, termasuk keuntungan dari aktivitas penjualan.
2. Perspektif pelanggan
Customer perspective atau perspektif pelanggan berkaitan erat dengan cara perusahaan melayani
pelanggan. Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan secara layak. Dengan begitu,
mereka merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Adanya pelayanan yang bagus tentu akan
meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Sebaliknya, apabila pelayanannya
buruk, konsumen pasti mencari perusahaan lain yang memiliki sistem yang lebih bagus.
3. Perspektif proses bisnis internal
Dalam internal process perspective, perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan sinergi dari
setiap unit kerja. Untuk mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati
bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Apakah semuanya dijalankan sesuai dengan
metode yang ditetapkan atau malah melenceng dari peraturan.

4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

Karyawan menjadi elemen penting yang harus dijaga perusahaan. Tanpa adanya karyawan,
proses pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akan menghadapi banyak kendala.
Karyawan juga berfungsi sebagai pendukung dalam perspektif keuangan dan pelanggan. Karena
itu, apa yang direncanakan perusahaan dapat mencapai target yang maksimal.

Selain keberadaan karyawan, perusahaan juga perlu memerhatikan sistem dan prosedur kerja
yang seperti apa yang perlu diterapkan dalam internal perusahaan. Ada baiknya jika semua
elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan baik sehingga timbul keselarasan selama bisnis
berlangsung.

Tata kelola TI merupakan sebuah proses yang bermanfaat dalam memantau hingga
mengendalikan suatu keputusan kapabilitas dalam lingkup teknologi informasi dengan
memastikan dan mencocokan pengiriman nilai pada pihak yang berkepentingan dalam organisasi
atau perusahaan.

Tata kelola IT memiliki konsep yang cukup luas di dalam lingkungan IT dengan menyuguhkan
nilai bisnis pada setiap perusahaan serta memberi kepastian bahwa operasi departemen IT
berjalan secara efektif dan terkontrol.

Dengan adanya tata kelola IT ini perusahaan setiap anggota dapat mematuhi persyaratan atau
perusahaan dengan tujuan yang terukur sehingga semua dapat terkelola secara optimal dengan
dukungan tata kelola IT, sekaligus melengkapi organisasi dalam mencapai sasaran.

Dengan adanya tata kelola IT, kita dapat menyelaraskan strategi IT dan juga strategi bisnis yang
dimiliki oleh suatu perusahaan untuk berjalan di jalur yang tepat. Kita perlu mengukur kinerja IT
agar kita dapat memastikan tujuan dan proses akan memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan
di awal.
Balanced Scorecard merupakan alat untuk menyatukan strategi keputusan yang diambil oleh
perusahaan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya dan yang harus menembus
setidaknya melalui empat aspek – keuangan, pelanggan, proses internal dan pembelajaran &
pertumbuhan.

Salah satu poin kunci dari balanced scorecard adalah evaluasi evaluasi prospek yang selama ini
selalu terfokus pada aspek keuangan.

MANFAAT BALANCE SCORECARD

1)Strategi perencanaan yang lebih baik dan terstruktur

Dengan balanced scorecard, perusahaan dapat merancang kerangka kerja yang kuat untuk
membangun dan mengkomunikasikan strategi.

Model bisnis divisualisasikan dalam peta strategi yang membantu manajer untuk berpikir tentang
hubungan sebab akibat antara beberapa tujuan strategi yang berbeda.

Proses menciptakan peta strategi memastikan bahwa keberhasilan dalam suatu perusahaan dapat
dicapai melalui tujuan strategi yang saling terkait. Hal ini berarti bahwa hasil kinerja serta faktor
pendukung yang diidentifikasi untuk membuat gambaran utuh tentang strategi perusahaan.

2)peningkatan komunikasi strategi dan ketepatan eksekusi

Adanya gambaran strategi secara menyeluruh dan saling terkait tentu membuka peluang bagi
perusahaan untuk mengkomunikasikan strategi secara internal dan eksternal.

Dengan papan skor seimbang, setiap divisi dalam perusahaan dipacu untuk berkolaborasi satu
sama lain untuk mencapai tujuan perusahaan yang mana akan berdampak pada sistem kinerja
perusahaan yang lebih terbuka dan dinamis

3)Memudahkan setiap karyawan untuk melihat bagaimana tujuan mereka berkaitan dengan
strategi perusahaan

Dikarenakan kerangka kerja yang telah dibangun dengan jelas, balanced scorecard akan
membantu setiap karyawan untuk menyelaraskan tujuan mereka dengan tujuan perusahaan.
Karyawan dapat secara mandiri terhubung apa yang bisa mereka lakukan untuk kemajuan tim
dan perusahaan

4)strategi tetap berjalan pada track -nya

Dengan balanced scorecard, perusahaan dapat mengukur dan menyatukan perkembangan


perusahaan menuju tujuan. Sehingga jika terjadi sesuatu di luar dari perencanaan bisa langsung
sigap tanggap untuk mengupayakan bagaimana kondisi bisa terkendali kembali.

BAB III
PEMBAHASAN

PERBANDINGAN JURNAL PENELITAN

jurnal Persamaan perbedaan hasil


Jurnal 1 Menggunakan IT Metode penelitian ini Jurnal satu membahas
BALANCED bersifat deskriptif tentang bagaimana
SCORECARD analitis dengan bentuk kinerja aplikasi di
Pada jurnal 2,3,4,5,6,7 penelitian studi kasus. sebuah lembaga
Teknik pengumpulan keuangan simpan
data menggunakan pinjam (CUKB)
wawancara, studi menggunakan metode
dokumentasi dan balanced scorecard.
penyebaran angket Metode ini juga bisa
kepada sejumlah meningkatkan kinerja
responden atau aplikasi SICUNDO
pemakai sistem secara (sistem informasi
langsung credit union
indonesia). Dan hasil
pengukuran kinerja
menunjukkan bahwa
aplikasi SICUNDO
sudah sangat baik dan
sudah ada kesesuaian
antara visi ,misi dan
strategi CUKB dan
deputi ICT.

Jurnal 2 Menggunakan IT * jurnal 2 pada jurnal ini


BALANCED Berdasarkan analisis membahas tentang
SCORECARD yang telah perspektif pada
Pada jurnal 1,3,4,5,6,7 dilakukan , penelitian kerangka IT balanced
ini mengacu pada scorecard pada kinerja
empat perspektif. sistem e-leraning di
1. perspektif user universitas bina darma
orientasi palembang. Perspektif
2.perspektif Corporate
operasional excellent Contribution berada
3. future orientasi pada skala 3.9 atau
4. corporate dalam kategori baik.
contribution Hal tersebut
berlandaskan pada
sistem e-learning yang
terlah memberikan
kontribusi yang baik
bagi universitas dalam
meningkatkan kualitas
layanan. Perspektif
User Orientation
berada pada skala 3.4
dimana termasuk pada
kategori cukup baik.
Penilaian tersebut
berasal dari penilaian
pengguna saat
menggunakan sistem
e-learning.

Jurnal 3 Menggunakan IT jurnal ini membahas


BALANCED tentang kinerja SI/TI
SCORECARD khususnya aplikasi
Pada jurnal 1,2,4,5,6,7 pelayanan pelanggan
telah memenuhi
kebutuhan dasar
terhadap
perkembangan
teknologi dan
peningkatan
pelanggan serta dapat
meningkatkan
efisiensi dan
efektifitas karyawan
yang berdampak
terhadap peningkatan
kinerja karyawan. Hal
ini terlihat pada
perspektif kontribusi
bisnis, aplikasi
pembayaran rekening
air memiliki peranan
penting dalam
mengurangi antrian
pelanggan dan
mengoptimalkan
tenaga kerja
perusahaan. Dampak
kehadiran aplikasi
tersebut juga terlihat
pada kemudahan
aksesbilitas informasi
yang membuat
pemangku kebijakan
dapat memonitoring
pegawai secara
langsung

Jurnal 4 Menggunakan IT Analisis data pada Sistem ini dibuat oleh


BALANCED penelitian ini lembaga
SCORECARD menggunakan pengembangan intern
Pada jurnal 1,2,3,5,6,7 penilaian dari skala dan diperbarui sesuai
likert pada kuesioner dengan permintaan
yang telah dibagikan pengembangan
kepada responden aplikasi oleh
menejemen. RSUD
Dr. Soebandi
mempunyuai visi
yaitu “Menjadi rumah
sakit pendidikan yang
bermutu, mandiri dan
menjadi pilihan
masyarakat.
Jurnal 5 Menggunakan IT Pada jurnal ini , Meningkatkan kinerja
BALANCED penelitian dilakukan tata kelola TI adalah
SCORECARD dengan memfokuskan alasan utama
Pada jurnal 1,2,3,4,6,7 area utama : strategic untuk membangun
alignment, value dan menerapkan
delivery, risk balanced scorecard
management, resource tata
management, dan kelola teknologi
performent informasi. Harus jelas
measurement. Dan bahwa hanya
mendasarkan mengukur saja
beberapa pengukuran tidaklah cukup;
untuk scorecard harus
menyeimbangkan diimplementasikan
kerangka sebagai sistem
pengukuran . manajemen.
Jurnal 6 Menggunakan IT Penelitian ini Sistem informasi
BALANCED berbentuk survei karyawan mampu
SCORECARD dengan memberikan
Pada jurnal 1,2,3,4.5,7 metode deskriptif kontribusi terhadap
analisis. Penelitian ini organisasi,
menggunakan mendukung orientasi
variabel tunggal pengguna,
berupa mendukung kegiatan
pengukuran kinerja operasional, dan
sistem informasi mampu menjadi
karyawan keunggulan bersaing
menggunakan IT di masa depan. Tetapi
BSC. Kualitas dalam
Metode pengukuran menyediakan
kinerja sistem informasi karyawan
informasi karyawan masih cenderung
menggunakan memiliki keterbatasan
konsep dari IT BSC dan terdapat sejumlah
melalui empat kendala berupa
perspektif yakni ketidaktahuan dan
kontribusi organisasi, kesepahaman dalam
Techno.COM, Vol. mengorganisasikan
15, No. 4, November kepemilikan sistem
2016 : 278-291 informas karyawan
281 secara tepat.
orientasi pengguna,
keunggulan
operasional, dan
orientasi masa depan.
Jurnal 7 Menggunakan IT Perbedaanya pada Berdasarkan hasil
BALANCED jurnal ini adalah pengukuran kinerja
SCORECARD mengguanakn pada proses
Pada jurnal beberapa tahap pendaftaran
1,2,3,4.5,dan 6 penelitian mula dari mahasiswa baru
pengumpulan data, dengan Sistem
analisis, dan Informasi PMB UAJY
penarikan kesimpulan menggunakan IT
dan juga Balanced Scorecard
menggunakan dapat ditarik
perspektif kesimpulan bahwa
manfaat dari
penggunaan Sistem
Informasi PMB
(dalam hal ini sistem
PMB Online dan
sistem MISSION)
belum dapat dirasakan
sepenuhnya untuk
mendukung visi
organisasi.
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Pada pertama kali dikenalkannya konsep balance scorecard (BSC) pada tahun 1990 oleh Robert
S Kaplan dan David P. Norton, BSC hanya digunakan sebagai alat pengukuran kinerja pada
organisasi bisnis. BSC sebagai suatu sistem pengukuran kinerja dapat digunakan sebagai alat
pengendalian, analisis dan merevisi strategi organisasi (Campbell dkk., 2002). BSC pada
dasarnya merupakan ukuran kinerja yang tidak hanya mendasarkan dari pada ukuran kinerja
tradisional yang berorientasi pada perspektif keuangan tetapi juga pada aspek nonkeuangan.
Blocher dkk., (2005: 45) menyatakan ada empat manfaat dari BSC yaitu pertama, implementasi
strategi dengan mengarahkan perhatian manajer pada faktor kritis sukses (critical success factor)
yang relevan dan cara mencapai nya. Kedua, menentukan sifat dan arah perubahan yang harus
dilakukan dalam pengimplementasian strategi. Ketiga, menjadi dasar yang objektif bagi
perusahaan dalam penilaian kinerja dan penentuan kompensasi manajemen. Keempat, menjadi
suatu kerangka kerja bagi seluruh personel perusahaan dalam melakukan tindakan-tindakan yang
mengarah pada pencapaian tujuan. Menurut Rohm (2003) menyatakan ada enam tahapan dalam
membangun BSC yaitu sebagai berikut pertama, menilai fondasi organisasi yang meliputi
analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman organisasi yang dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis SWOT atau benchmarking terhadap organisasi lainnya. Kedua,
Membangun strategi bisnis, Dalam membangun strategi, organisasi harus mempertimbangkan
pendekatan apa saja yang bisa digunakan untuk menjalankan strategi tersebut, termasuk di
dalamnya apakah strategi tersebut bisa dijalankan, berapa banyak sumber daya yang dibutuh kan,
dan apakah strategi tersebut mendukung pencapaian misi organisasi. Ketiga, membuat tujuan
organisasi, Tujuan organisasi merupakan gambaran aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan oleh
organisasi dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya. Empat. membuat peta strategi
(strategic map) bagi strategi bisnis, peta strategi atau strategic map dapat dibangun dengan
menghubungkan strategi dan tujuan ke dalam empat perspektif dari unit-unit dengan
menggunakan hubungan sebab-akibat (cause-effect relationship).

DAFTAR PUSTAKA
1)https://ahsmanajemen.com/balanced-scorecard-pengertian-manfaat-penggunaannya-bagi-
perusahaan/
2)https://jutei.ukdw.ac.id/index.php/jurnal/article/view/21/15
3)http://e-jurnal.lppmunsera.org/index.php/jsii/article/view/373
4)https://www.researchgate.net/profile/Teguh-Prasandy/publication/
311959565_Rancang_Bangun_Tata_Kelola_Kinerja_Perguruan_Tinggi_Menggunakan_IT_Bala
nced_Scorecard/links/5b3d8ade4585150d23fde5c0/Rancang-Bangun-Tata-Kelola-Kinerja-
Perguruan-Tinggi-Menggunakan-IT-Balanced-Scorecard.pdf
5)http://download.garuda.kemdikbud.go.id/
6)http://www.sisfotenika.stmikpontianak.ac.id/index.php/insert/article/view/890
7)https://www.academia.edu/37568369/
PENERAPAN_BALANCED_SCORECARD_PADA_PEMERINTAH_DAERAH

Anda mungkin juga menyukai