Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337537124

Redesain Balanced Scorecard Strategy Map Berdasar Konsep KPI dan KRI

Article in JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI · September 2013
DOI: 10.36722/sst.v2i2.126

CITATION READS

1 419

3 authors, including:

Vivi Triyanti
Atma Jaya Catholic University of Indonesia
17 PUBLICATIONS 61 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Vivi Triyanti on 20 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 2, September 2013 57

Redesain Balanced Scorecard Strategy Map Berdasar


Konsep KPI dan KRI
Vivi Triyanti1, Marsellinus Bachtiar1, Carlos Yohan Rafavy1
1
Jurusan Teknik Industri, Unika Atma Jaya
Jl Jend Sudirman 51, Jakarta

E-mail: vivi.triyanti.2@gmail.com

Abstrak - Tulisan ini terkait dengan penelitian I. PENDAHULUAN


mengenai pengembangan manajemen dashboard di
Fakultas Teknik Unika Atma Jaya. Pada penelitian
sebelumnya telah dihasilkan rancangan peta
strategi yang memuat tujuan-tujuan strategis
S alah satu konteks penerapan sistem manajemen
kinerja adalah pada lingkungan organisasi
pendidikan. Di Fakultas Teknik (FT) Unika Atma
(strategic objectives) dan indikator (lead dan lag) Jaya (UAJ), kinerja dari fakultas diukur dengan
dari FT Unika Atma Jaya (UAJ) yang terbagi indikator-indikator yang ada dalam tridharma
dalam empat perspektif balanced scorecard (BSC), pendidikan yaitu: Pengajaran, Penelitian dan
yaitu: Perspektif Pelayanan, Perspektif Pelanggan, Pengabdian Masyarakat. Untuk menterjemahkan
Perspektif Proses Bisnis Internal, serta Perspektif pemikiran strategis dalam upaya mencapai tujuan
Pembelajaran dan Organisasi. Peta tersebut Tridharma Perguruan Tinggi tersebut, diperlukan
kemudian direklasifikasi lagi sehingga lebih sesuai peta strategis yang menjadi landasan dan panduan
dengan konsep indikator kinerja (Performance bagi FT untuk melangkah dan menghasilkan
indicator – PI) dan indikator hasil (Result Indicators program-program tahunan. Peta strategis tersebut
– RI). Terdapat 8 indikator proses yang diubah nantinya akan diaplikasikan dalam sebuah
letaknya menjadi indikator hasil. Lebih lanjut, dari Management Dashboard yang merupakan
120 indikator, terpilih 35 indikator yang perangkat lunak yang diharapkan dapat
dinyatakan sebagai KPI dan KRI, dan akan diimplementasikan di FT sebagai alat bagi
digunakan sebagai input di pembuatan aplikasi pengambil keputusan strategis di level Prodi dan
manajemen dashboard. Fakultas.

Abstract - The paper is related to research about Dari penelitian sebelumnya telah dirancang sebuah
dashboard management development in Faculty of Strategy Map bagi FT UAJ. Di dalam peta strategi
Engineering, Atma Jaya Catholic University of tersebut terdapat 2 (dua) bagian besar yakni ukuran
Indonesia. Previous research has resulted a strategy proses (perspektif learning & growth dan internal
map with subsequent strategic objectives and business process) dan ukuran hasil (Perspektif
indicators (lead and lag) for the Faculty of stakeholder/pelanggan dan Perspektif keuangan).
Engineering, which comprises of four Balanced Pada tiap perspektif pada peta strategi diidentifikasi
Scorecards (BSC) perspectives as follows: Service, sasaran strategis (strategic objectives) maupun sub
Customer, Internal Business Process, and Learning sasaran strategis yang diharapkan sebagai keluaran
and Growth. The map then reclassified so that it fits dari masing-masing perspektif seperti terlihat pada
to Performance indicators (PI) and Result Gambar 1 [1][2][3].
Indicators (RI) concepts. which at the end of the
day will be the basis for choosing key indicators Pada level selanjutnya ditetapkan Performance
(KPI and KRI). Finally, there are 8 process indicator (lead dan lag indicators) untuk mengukur
indicators that relocate to result indicators. Further, pencapaian dari sasaran strategis atau sub sasaran
from 120 indicators, 35 indicators are chosen as strategis tersebut. Identifikasi Indikator antara lain
KPI and KRI, which will be used in the next step of bersumber dari borang akreditasi Badan Akreditasi
dashboard management application development. Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), Standard
Penjaminan Mutu Internal (SPMI), hasil penelitian
Keywords - Balanced Scorecard, KPI, KRI sebelumnya serta rumusan hasil diskusi dengan
58 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 2, September 2013

pemegang kebijakan di FT UAJ. Ukuran hasil indikator ini termasuk lead atau lag indicator? Pada
(Outcome measures) atau dapat disebut juga peta ini, indikator ini digolongkan lead indicator
sebagai “lag indicators” adalah ukuran yang (proses bisnis pengajaran, sasaran strategis
mengindikasikan hasil dari suatu aktivitas yang meningkatkan kinerja pengajaran dosen dan sub
telah diambil dalam suatu periode sasaran strategis meningkatkan kualitas
[4][5][6][7][8][9]. pembimbingan Tugas Akhir (TA)), karena
indikator ini merupakan output dari proses
Ukuran hasil merupakan akibat atau dampak dari pembimbingan TA. Namun sebenarnya lama
proses yang dilakukan di dalam perspektif learning penyelesaian tugas akhir tidak sepenuhnya bisa
& growth dan internal business process. Ukuran dikendalikan, tergantung dari faktor mahasiswa
proses atau biasa disebut sebagai “lead indicators” yang mengerjakan TA juga. Oleh karena itu,
adalah indikator yang digunakan untuk mengukur indikator ini bisa dikategorikan menjadi lead
proses atau output yang dihasilkan suatu organisasi. indicator pada perspektif customer.
Dikatakan sebagai indikator yang mengawali atau
menyebabkan atau “lead indicators” karena ukuran David Parmenter mengemukakan bahwa indikator
ini akan mendapatkan suatu hasil yang diharapkan. kinerja utama dalam sebuah organisasi sebaiknya
Contoh penjabaran indikator-indikator kinerja dibedakan menjadi dua yaitu Key Performance
organisasi FT UAJ yang telah dikelompokkan di Indicator (KPI) dan Key Result Indicator (KRI).
bawah sub-sasaran strategis, sasaran strategis, dan KRI merupakan suatu ukuran performa tindakan
perspektif BSC dapat dilihat pada Gambar 1. yang biasa dilaporkan setelah periode waktu
tertentu yang lebih panjang daripada KPI. KPI
Pada peta ini terdapat beberapa penyempurnaan sendiri merupakan indikator kinerja yang
tujuan strategis dari peta strategi awal di Gambar 1, memberikan informasi mengenai jenis tindakan
misalnya pada perpektif peningkatan nilai unit dan yang harus dilakukan dan yang berpengaruh
pelanggan. Masalah dapat terjadi karena tidak signifikan terhadap KRI. Oleh sebab itu KPI harus
selamanya sesuatu yang berhubungan dengan bisnis dilaporkan dan ditanggapi dalam pelaporan dengan
proses dan learning and growth adalah lead frekuensi yang lebih sering daripada KRI. Untuk
indicator. Dan terkadang yang terkait dengan itu, perlu disesuaikan strategi map yang
customer tidak selalu menjadi lag indicator. sebelumnya telah dibangun dengan konsep KPI
Misalnya salah satu indikator dari business proses dan KRI. Hasil dari redesain strategi map ini akan
terkait proses pengajaran, yaitu “rata-rata lamanya menjadi dasar pembuatan management dashboard
waktu menyelesaikan tugas akhir”. Apakah [10].

Gambar 1. Peta Strategi Awal FT UAJ


Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 2, September 2013 59

Gambar 2. Peta Strategi yang Telah Dilengkapi Sasaran dan Sub Sasaran Strategis (Sebagian)
60 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 2, September 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA juga dilengkapi dengan strategy map yang


digunakan untuk melakukan komunikasi kepada
Konsep Balanced Scorecard seluruh elemen dalam suatu organisasi maupun
Konsep Balanced Scorecard (BSC) pertama kali luar organisasi atau pihak-pihak yang
dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. berkepentingan (stakeholders) sehingga organisasi
Norton dalam bukunya yang berjudul Translating dapat mengimplementasikan strategi dengan lebih
Strategy Into Action: The Balanced Scorecard. mudah.
Balanced Scorecard (BSC), merupakan salah satu
metode pengukuran dan manajemen performance Key Performance indicators (KPI) Dan Key
untuk faktor internal dan eksternal dari suatu Result Indicators (KRI)
perusahaan [11]. Terdapat konsep baru dalam memahami dan
mengimplementasikan suatu manajemen kinerja
Metode BSC melengkapi manajemen dengan berbasis BSC. Konsep ini menjelaskan banyak
framework yang menerjemahkan visi dan strategi perusahaan bekerja dengan ukuran-ukuran yang
ke dalam sistem pengukuran yang terintegrasi, salah dan banyak di antara ukuran yang salah
yaitu: financial perspektif, customer perspektif, tersebut adalah KPI yang ditentukan secara tidak
internal business process perspektif, dan learning benar. Hal tersebut terjadi karena masih sangat
and growth perspektif. sedikitnya organisasi, pemimpin bisnis, penulis,
konsultan maupun akuntan yang memahami dan
Empat perspektif di dalam BSC menyatakan mengeksplorasi makna KPI sesungguhnya.
adanya saling keterkaitan untuk dapat
menggambarkan strategi yang dimiliki perusahaan. Terdapat empat tipe ukuran kinerja [10], yaitu:
 Financial perspective (Perspektif Keuangan) 1. Key Result Indicator (KRI), memberitahu
Scorecard pada perspektif ini menjawab kinerja suatu organisasi dari tiap perspektif atau
pertanyaan “Untuk dapat berhasil secara faktor keberhasilan kritis.
finansial apa yang harus kita perlihatkan kepada 2. Result Indicator (RI), memberitahu pencapaian
pemegang saham kita?” dan keberhasilan suatu organisasi.
 Customer perspective (Perspektif Pelanggan) 3. Performance indicator (PI), memberitahu yang
Scorecard pada perspektif ini menjawab harus dilakukan oleh suatu organisasi.
pertanyaan “Untuk mewujudkan visi kita apa 4. Key Performance indicator (KPI), memberitahu
yang harus kita perlihatkan kepada pelanggan upaya yang harus dilakukan oleh suatu
kita?” organisasi untuk meningkatkan kinerja secara
 Internal Business Process perspective dramatis.
(Perspektif Proses Bisnis Internal)
Scorecard pada perspektif ini menjawab KRI adalah tipe ukuran kinerja yang sering
pertanyaan “Untuk menyenangkan pemilik tertukar dengan KPI. Karakteristik umum dari
saham dan customer kita, proses bisnis apa ukuran KRI adalah hasil dari banyak tindakan
yang harus kita kuasai dengan baik?” yang diperoleh. KRI memberikan gambaran yang
 Learning and Growth perspective (Perpsektif nyata mengenai arah suatu organisasi. Namun
Pembelajaran dan Pertumbuhan) ukuran KRI tidak memberitahu upaya yang
Scorecard pada perspektif ini menjawab diperlukan untuk meningkatkan hasil yang dicapai
pertanyaan “Untuk mewujudkan visi kita tersebut. Dengan demikian, KRI menyediakan
bagaimana kita memelihara kemampuan kita informasi yang ideal bagi anggota dewan direksi.
untuk berubah dan meningkatkan diri?” KRI umumnya mencakup periode yang lebih lama
dari KPI yaitu dalam siklus bulanan atau
Suatu organisasi yang berorientasi kepada kinerja triwulanan.
harus memiliki metode yang terstruktur dan
sistematis agar dapat mengatasi 4 (empat) kendala Memisahkan KRI dari ukuran lain berdampak
utama tersebut dengan baik. BSC memiliki sangat besar pada mekanisme pelaporan, yaitu
metode yang bisa mengatasi kendala-kendala pemisahan pelaporan ukuran kinerja menjadi dua
tersebut. BSC membantu organisasi dalam bagian, yaitu ukuran kinerja yang berdampak pada
menerjemahkan Visi menjadi program-program tata kelola (idealnya dalam format dashboard).
kerja beserta anggaran yang dapat diukur dengan Terdiri dari ukuran yang jumlahnya dapat
baik melalui Indikator Kinerja Utama (KPI). BSC mencapai sepuluh berupa KRI tingkat tinggi untuk
dewan direksi serta ukuran kinerja yang
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 2, September 2013 61

berbasiskan scorecard yang mencakup hingga dua yang tepat dapat membantu pemahaman yang jelas
puluh ukuran gabungan antara KPI dan PI untuk mengenai kontribusi dari indikator tersebut
manajemen. terhadap performa organisasi secara keseluruhan.
Hal tersebut juga dapat menjelaskan pencapaian
Di antara KRI dan KPI terdapat juga banyak RI target dari indikator yang dapat
dan PI yang idealnya dapat mencapai jumlah dipertanggungjawabkan.
delapan puluh buah. PI adalah ukuran non
finansial dan merupakan pelengkap KPI sehingga Dalam melakukan klasifikasi indikator menjadi
walaupun penting tetapi bukan hal yang utama. indikator tindakan (PI) dan indikator hasil (RI),
Sedangkan RI mencakup aktivitas yang dianalisa mengenai ukuran atau nilai dari suatu
merupakan ukuran kinerja finansial atau perspektif indikator dihasilkan serta kemungkinan terdapat
konsumen dalam perusahaan. penanggung jawab yang dapat secara langsung
dapat melakukan upaya untuk mengubah nilai
KRI dan RI menggantikan apa yang sebelumnya pencapaian dari indikator tersebut.
lazim disebut indikator hasil (lag indicator). KRI
biasanya melihat aktivitas selama beberapa bulan Apabila ukuran atau nilai dari suatu indikator
atau caturwulan, sedangkan RI melihat aktivitas merupakan hasil akumulasi atau banyak
dalam jangka waktu yang lebih pendek. PI dan bergantung dari berbagai tindakan lain, terlepas
KPI merupakan ukuran yang fokus pada masa kini dari apakah proporsi kontribusi atau pengaruh
dan masa depan. tindakan-tindakan lain tersebut terhadap nilai
indikator diketahui secara pasti atau tidak, maka
Ukuran saat ini mengacu pada aktivitas yang indikator tersebut lebih mungkin merupakan
dimonitor selama 24 jam atau harian. Sedangkan indikator hasil, bukan indikator tindakan. Terlebih
ukuran masa depan mencatat tindakan yang lagi apabila ternyata pencapaian nilai indikator
hendak dilakukan di masa depan (misalnya tanggal tersebut tidak bisa secara jelas dibebankan kepada
pertemuan berikutnya dengan pelanggan utama, atau dipertanggungjawabkan oleh pihak tertentu
tanggal peluncuran produk berikutnya dan lain- yang menjadi bagian dari unit organisasi program
lain). Dalam organisasi, akan ditemukan bahwa studi, maka indikator tersebut jelas lebih baik
KPI adalah ukuran yang berorientasi baik pada diklasifikasikan sebagai indikator hasil dan berada
masa kini maupun masa depan. di dalam perspektif pelayanan atau pelanggan
dalam peta strategi Program Studi di FT UAJ.
Mengenai jumlah ideal atau optimal dari KPI
dalam suatu organisasi, sejumlah hasil penelitian Pemilihan Indikator Kunci
merekomendasikan tidak lebih dari 20 (dua puluh) Setelah rangkaian indikator diklasifikasikan
KPI sementara Hope dan Fraser menyarankan menjadi PI dan RI, maka langkah selanjutnya
lebih sedikit dari 10 (sepuluh) KPI. Ada pula hasil adalah memilih indikator kunci dari antara dua
penelitian yang menyarankan prinsip 10/80/10, klasifikasi tersebut yang diistilahkan sebagai KPI
[10] [11]. dan KRI. KPI dan KRI yang terpilih kemudian
akan menjadi indikator yang ditampilkan dalam
aplikasi Dashboard.
III. METODOLOGI
Selain mengacu pada karakteristik dasar KPI yaitu
Klasifikasi Indikator Tindakan dan Indikator frekuensi pelaporan dalam interval periode waktu
Hasil yang singkat (harian atau mingguan) dan sifatnya
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap yang berupa ukuran tindakan yang diperlukan
struktur penempatan indikator performa unit (yang dapat disesuaikan atau dipengaruhi) guna
program studi dalam peta strategi dan mencapai hasil tertentu pada KRI. Terdapat 7
penjabarannya. Idealnya, indikator-indikator yang karakteristik KPI sebagai acuan atau panduan
berupa indikator hasil ditempatkan dalam untuk memilah indikator performa yang dapat
perspektif Pelanggan atau Pelayanan. Hal ini dapat diklasifikasikan sebagai KPI [10]. Yaitu sebagai
merefleksikan suatu ukuran hasil dan indikator berikut:
tindakan ditempatkan dalam perspektif Proses 1. Merupakan ukuran non-finansial
Bisnis Internal atau perspektif Pembelajaran dan 2. Frekuensi pengukuran sering (misalnya 24 jam
Pertumbuhan. Penempatan indikator sesuai dengan sehari, harian, atau mingguan)
sifatnya (hasil atau tindakan) dalam perspektif
62 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 2, September 2013

3. Diawasi dan dikoordinasi pelaksanaannya oleh Hasil klasifikasi indikator-indikator dalam


CEO dan tim manajemen senior penjabaran peta strategi untuk unit program studi
4. Mengindikasikan secara jelas tindakan yang menjadi indikator tindakan dan indikator hasil
perlu dilakukan oleh staf manajemen yang (Tabel 1). Pada tabel tersebut, indikator dengan
bersangkutan (staf mengetahui ukuran dan Simbol H diidentifikasi sebagai indikator hasil
bagaimana memperbaikinya) sementara indikator dengan simbol P diidentifikasi
5. Merupakan ukuran yang mengikat tanggung sebagai indikator tindakan (proses).
jawab tim
6. Memiliki dampak yang signifikan (misalnya Berdasarkan penelusuran ulang peta strategi awal
mempengaruhi lebih dari satu perspektif BSC) dengan konsep PI dan RI, menunjukkan bahwa
7. Mendorong tindakan yang tepat (misalnya seluruh lag indicator sudah tepat penempatannya.
telah diuji untuk memastikan bahwa KPI Namun ada 10 lag indicator yang penempatannya
berdampak positif terhadap kinerja diubah menjadi lead indicator, terutama pada
perpektif customer. Kesepuluh indikator tersebut
Pemilihan dilakukan dengan memperhatikan dapat dilihat pada Tabel 2.
karakteristik dasar KPI dan KRI tersebut dengan
tetap melakukan diskusi dengan stake holder Klasifikasi dan relokasi indikator pada penjabaran
terutama dengan Kepala Program Studi Teknik peta strategi ini sedikitnya dapat membantu
Industri FT UAJ sebagai pengambil kebijakan dan pengambil keputusan untuk fokus pada upaya-
pihak yang berkepentingan dalam pengukuran upaya perbaikan yang dapat dilakukan dengan
kinerja unit program studi di FT UAJ. KPI dan jelas dan memastikan pemahaman yang benar
KRI yang dipilih dari tahap inilah yang akan mengenai apa yang sudah dicapai dan apa yang
ditampilkan dalam aplikasi dashboard kelak. harus dilakukan untuk mencapainya dengan lebih
baik di masa depan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah rangkaian indikator diklasifikasikan


menjadi indikator tindakan (PI) dan indikator hasil
Pada sebagian peta strategi, kadang kala dilakukan (RI) (Tabel 3), langkah selanjutnya adalah
redesain. Hal ini bisa dikarenakan beberapa hal: memilih indikator kunci dari antara dua klasifikasi
1. Pada tahap pembentukan awal terdapat tersebut yang diistilahkan sebagai KPI dan KRI.
pendefinisian indikator dan formula yang KPI dan KRI yang terpilih kemudian akan
kurang tepat sehingga tidak mungkin atau menjadi indikator yang ditampilkan dalam aplikasi
sangat sulit digunakan pada tahap Dashboard.
implementasi.
2. Pemilihan KPI (dari beberapa PI) yang kurang Sehubungan dengan konteks penelitian ini yang
tepat mengakibatkan kenaikan KPI itu tidak membahas pengukuran kinerja pada suatu
terlalu berdampak terhadap outcome. organisasi pendidikan, maka perlu dilakukan
3. Penempatan lead dan lag indicator yang beberapa penyesuaian dalam (Tabel 4) penentuan
sering tertukar sehingga menyebabkan karakteristik KPI yang relevan [10].
kerancuan pada variabel proses dan variabel
hasil. Misalnya kasus pada suatu maskapai Pertimbangan yang sama juga diperhatikan dalam
penerbangan, menetapkan keterlambatan pemilihan KRI. Dari antara indikator hasil, KRI
pesawat sebagai lead atau lag indicator juga idealnya merupakan indikator yang memiliki
belum dapat dilakukan. Hal ini masih menjadi bobot penilaian yang relatif besar. Dengan kata
perdebatan yang panjang dengan argumen lain pencapaian KRI merupakan indikasi
masing-masing. kesuksesan suatu organisasi dalam melaksanakan
fungsi dan upayanya. Pada praktiknya, indikator-
Karena kesulitan yang diakibatkan definisi lead indikator kunci KPI dan KRI dipilih berdasarkan
dan lag indicator yang rancu, maka pada tulisan kebutuhan dari pengambil kebijakan mengenai
ini redesain peta strategi dilakukan dengan aspek dari suatu organisasi yang hendak diawasi
mengkategorikan indikator sebagai KPI dan KRI. dalam aplikasi dashboard kelak.
Definisi dan acuan KPI dan KRI yang jelas, akan
menambahkan pemilihan dan penempatan suatu Bisa saja suatu indikator dipilih menjadi KPI dan
indikator menjadi KPI dan KRI. KRI karena pengambil kebijakan memiliki
kebutuhan berdasarkan penilaiannya untuk
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 2, September 2013 63

mengawasi kondisi atau perkembangan upaya unit 1. Pimpinan, tenaga pendidik dan kependidikan
organisasi yang dipimpinnya, walaupun bobot kependidikan di Fakultas Teknik Unika Atma
indikator tersebut relatif kecil dibandingkan Jaya.
indikator lain yang tidak dipilih. Hasilnya, dari 2. Lembaga Penjaminan Mutu Unika Atma Jaya.
120 (seratus dua puluh) indikator yang terdapat di 3. Kopertis III-Direktorat Jenderal Pendidikan
penjabaran peta strategi, terpilih 47 (empat puluh Tinggi atas dukungannya melalui program
tujuh) indikator kunci yang terdiri dari 12 (dua Hibah Bersaing tahap 1 dan 2 sejak tahun 2012.
belas) KRI dan 35 (tiga puluh lima) KPI (Gambar
3).
DAFTAR PUSTAKA
Untuk mendukung kemudahan implementasi dari
peta strategi yang telah direvisi ini, maka [1] V. Triyanti, M. Bachtiar, M. Tukiran. Perancangan
selanjutnya dirancang aplikasi management Peta Strategi Berbasis Balanced Scorecard Untuk
dashboard. Aplikasi akan dirancang dengan Mendukung Penerapan Manajemen Kinerja (Studi
Kasus: Fakultas Teknik, Unika Atma Jaya),
menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel
Industrial Engineering Conference on
2007. Telecommunication (INDECT), Bandung, 2012.
[2] M. Bachtiar, V. Triyanti dan M. Tukiran,
Walaupun bukan merupakan perangkat lunak yang “Penerapan Manajemen Kinerja di Unit Berbasis
secara khusus diperuntukkan bagi pembuatan Balance Scorecard”, Jakarta, Seminar Nasional
aplikasi dashboard, Microsoft Excel cukup luas Badan Kerjasama Teknik Industri, 2012.
digunakan oleh banyak perusahaan terutama [3] Nataniel, Erwin, Perancangan Strategy Map di
dalam hal perancangan dashboard yang berbasis Fakultas Teknik Unika Atma Jaya Berbasis
pada BSC. Dalam pengalamannya sebagai Balanced Scorecard (Studi Kasus: Tingkat Unit
konsultan perencanaan strategis selama kurang Terkait Program Studi). Tugas Akhir Sarjana.
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik,
lebih dua puluh tahun, [12] menyatakan bahwa
Unika Atma Jaya. Jakarta, 2012.
hampir semua kliennya di perusahaan kecil hingga [4] “Buku IIIA Borang Akreditasi Yang Diisi oleh
menengah mengaku bahwa mereka lebih nyaman Prpgram Studi”, Badan Akeditasi Nasional
menggunakan Excel dalam perancangan dan Perguruan Tinggi, Jakarta, 2008.
pengoperasian dashboard. Hal ini terjadi karena [5] “Buku IV Panduan Pengisian Borang Akreditasi
Microsoft Excel tidak terlalu banyak Program Studi Sarjana”, Badan Akeditasi
membutuhkan pengetahuan mengenai Nasional Perguruan Tinggi, Jakarta, 2008.
programming namun disertai kemampuan [6] “Buku VI Matriks Penilaian Instrumen Akreditasi
penyajian visual dan perhitungan yang sangat Program Studi Sarjana”, Badan Akeditasi
membantu tujuan dari dashboard itu sendiri. Nasional Perguruan Tinggi, Jakarta, 2008.
[7] “Sistem Penjaminan Mutu: Standar”, Unika Atma
Jaya, Jakarta, 2012.
[8] S. Christina, “Usulan Standar Proses
V. KESIMPULAN Pembelajaran untuk menunjang SPMI tingkat
jurusan”, Tugas Akhir Sarjana. Program Studi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat Teknik Industri, Fakultas Teknik, Unika Atma
disimpulkan poin-poin berikut: Jaya. Jakarta, 2011.
1. Terdapat 8 indikator proses yang diubah [9] C. Madalena, 2011, “Perancangan Usulan Sistem
letaknya menjadi indikator hasil. Informasi Evaluasi Penjaminan Mutu Internal”,
2. Dari 120 indikator, terpilih 35 indikator yang Tugas Akhir Sarjana. Program Studi Teknik
dinyatakan sebagai KPI dan KRI, dan akan Industri, Fakultas Teknik, Unika Atma Jaya.
Jakarta, 2011.
digunakan sebagai input di pembuatan aplikasi
[10] D. Parmenter, Mengembangkan,
manajemen dashboard. Mengimplementasikan, dan Menggunakan Key
3. Hasil revisi peta strategi ini diaplikasikan dalam Performance indicators. (Terjemahan: Hauriyah).
sebuh aplikasi berbasis Microsoft Excel. Jakarta: PPM, 2010.
[11] RS. Kaplan, DP. Norton, The Balanced Scorecard:
Translating Strategy into Action. Boston: Harvard
UCAPAN TERIMA KASIH Business School Press, 1996.
[12] RR.Person, Balanced Scorecards and Operational
Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah Dashboards with Microsoft Excel. Wiley
membantu dalam penyelenggaraan penelitan dan Publishing, Inc, Indianapolis, 2009.
penulisan ini:
64 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 2, September 2013

[13] B. Cushway, Manajemen Sumber Daya Manusia, Managing Organizational Behavior . Canada: John
terjemahan oleh Paloepi Tyas Rahadjeng, PT Wiley dan Sons. Inc. PP 135-136.
Gramedia, Jakarta, 2006. [17] R. Bacal, 2002, Performance Management, alih
[14] FE. Kast, JE. Rosenzweig, 2006, Organization and bahasa: Surya Dharma dan Yanuar Irawan, Jakarta:
Management: A Sistems and Gramedia. p.4.
ContingencyApproach (New York: Grow-Hill [18] G. Iveta. 2012. Human Resources Key
Book Company), p. 16. Performance indicators. Journal of
[15] JL. Gibson, JM. Ivancevich and James H. Jr. Competitiveness, 4 (1): 117-128.
Donnelly, 2005, Fundamental of Management, [19] McLeod, Jr., Raymond & George. 2004. Sistem
(Texas: Business Publications, Inc.). p. 11. Informasi Manajemen. Ed. Ke-8. (Terjemahan:
[16] Schermehorn JR, Hunt JG, Osborn RN. 2005. Hendra Teguh). Jakarta: Indeks.
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 2, September 2013 65

Tabel 1. Contoh Strategi Map (Kondisi Awal)

No Aspek Penilaian

A PERSEKTIF PELAYANAN
PENINGKATAN NILAI UNIT
1 Tercapainya Kualifikasi tinggi
1 Penilaian Akreditasi H
2 Peningkatan prestasi H
2 Peningkatan kemampuan pendanaan
1 Peningkatan Surplus (selisih pendapatan dengan pengeluaran) H
2 Kemandirian Pendanaan H
B PERSPEKTIF PELANGGAN: MHSW, LULUSAN DAN PENGGUNA LULUSAN
1 Peningkatan profil mahasiswa
1 Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir. H
:
2 Peningkatan Apresiasi User terhadap Lulusan
1 Pendapat pengguna lulusan terhadap mutu alumni. H
C PERSPEKTIF BUSINESS PROCESS
P Proses Perencanaan (Planning)
1 :
T Proses Pengajaran (Teaching)
1 Meningkatkan kinerha Pengajaran Dosen
2 Meningkatkan kualitas Pembimbingan TA
1 Ketersediaan panduan, sosialisasi, dan penggunaan. P
5 Rata-Rata Waktu Penyelesaian Penulisan Tugas Akhir. H
3 Meningkatkan kualitas Hasil Pembelajaran
1 Meningkatkan kualitas seleksi mahasiswa baru
1 Rasio calon mahasiswa yang ikut seleksi terhadap daya tampung.
H
Rasio mahasiswa baru reguler yang melakukan registrasi terhadap calon mahasiswa baru
2
reguler yang lulus seleksi. H
3 Rasio mahasiswa baru transfer terhadap mahasiswa baru regular. P
4 Persentase mahasiswa yang DO atau mengundurkan diri. H
66 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 2, September 2013

Tabel 2. Indikator Yang Direalokasi Penempatannya

Lokasi
No Indikator
Sebelum Usulan

Rasio Mahasiswa yang Ikut


1 Seleksi Terhadap Daya
Tampung SO baru yaitu SO
Perspektif Proses Bisnis, PROSES PENGAJARAN ,SO
Animo Calon
Meningkatkan kualitas Hasil Pembelajaran ,sub SO
Rasio Mahasiswa Baru Reguler Mahasiswa Baru pada
Meningkatkan kualitas seleksi mahasiswa baru
yang melakukan Registrasi perspektif Pelanggan.
2
terhadap calon mahasiswa baru
reguler yang lulus seleksi

Perspektif Business Process, PROSES PENGAJARAN


Rata-Rata Waktu Penyelesaian
3 (Teaching), SO Meningkatkan kualitas Proses Pembelajaran,
Penulisan Tugas Akhir.
sub SO Meningkatkan kualitas Pembimbingan TA

Perspektif Business Process, PROSES PENGAJARAN


Persentase mahasiswa yang DO
4 (Teaching), SO Meningkatkan kualitas Hasil Pembelajaran,
atau mengundurkan diri.
sub SO Meningkatkan kualitas seleksi mahasiswa baru

Persentase lulusan dengan nilai


5 TOEFL/sejenisnya lebih besar
Perspektif Business Process, PROSES PENGAJARAN
dari ketentuan (>425)
(Teaching), SO Meningkatkan kualitas Hasil Pembelajaran, SO Peningkatan Profil
sub SO Meningkatkan kesesuaian penilaian hasil belajar Civitas Akademika
Persentase TA yang terkait
6 (yang sebelumnya
penelitian dosen
bernama Peningkatan
Profil Mahasiswa)
Keterlibatan mahasiswa yang pada Perspektif
Perspektif Business Process, PROSES PENELITIAN
7 melakukan tugas akhir dalam Pelanggan.
(Research), SO Peningkatan Kualitas Penelitian
penelitian dosen.

Dosen tetap berpendidikan


Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, Bagian SUMBER
(terakhir) S2 dan S3 yang
8 DAYA MANUSIA (Human resource) , SO Meningkatkan
bidang keahliannya sesuai
Kesesuaian pendidikan
dengan kompetensi PS.

Dosen tetap yang memiliki


Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, Bagian SUMBER
jabatan lektor kepala dan guru
9 DAYA MANUSIA (Human resource) , SO Meningkatkan
besar yang bidang keahliannya
jenjang jabatan dan sertifikasi
sesuai dengan kompetensi PS.

SO Peningkatan
Besarnya dana (termasuk Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, Bagian TATA
Kemampuan
10 hibah) yang dikelola dalam tiga KELOLA DAN KEBIJAKAN ORGANISASI , SO
Pendanaan pada
tahun terakhir. Meningkatkan kemampuan pengelolaan dana
Perspektif Pelayanan
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 2, September 2013 67

Tabel 3. Contoh Strategi Map yang Telah Direvisi Sesuai KPI dan KRI

No Aspek Penilaian
A PERSPEKTIF PELAYANAN
PENINGKATAN NILAI UNIT
1 Tercapainya Kualifikasi tinggi
1 Penilaian Akreditasi
2 :
2 Peningkatan kemampuan pendanaan
1 :
3 Besarnya Dana (termasuk hibah) yang dikelola dalam tiga tahun terakhir.
B PERSPEKTIF PELANGGAN: MHSW, LULUSAN DAN PENGGUNA LULUSAN
1 Peningkatan Profil Civitas Akademika
1 Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) selama lima tahun terakhir.
:

6 Dosen tetap yang berpendidikan S3 yang bidang keahliannya sesuai dengan kompetensi PS.

Dosen tetap yang memiliki jabatan lektor kepala dan guru besar yang bidang keahliannya sesuai
7
dengan kompetensi PS.
8 Rata-Rata Waktu Penyelesaian Penulisan Tugas Akhir.
:
2 Peningkatan Apresiasi User terhadap Lulusan
1 Pendapat Pengguna Lulusan terhadap Mutu Alumni.
:

Tabel 4. Syarat KPI yang disesuaikan

No Syarat KPI awal Syarat KPI yang disesuaikan


Bukan merupakan ukuran hasil, baik finansial maupun non
1 Merupakan ukuran non-finansial
finansial.
Frekuensi pengukuran sering (misalnya 24 jam sehari, Frekuensi pengukuran sering atau interval periode antar
2
harian, atau mingguan) pengukuran minimal.

Diawasi dan dikoordinasi pelaksanaannya oleh CEO Diawasi dan dikoordinasi pelaksanaannya oleh manajemen senior
3
dan tim manajemen senior (Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan).

Mengindikasikan secara jelas tindakan yang perlu Mengindikasikan secara jelas tindakan yang perlu dilakukan oleh
dilakukan oleh staf manajemen yang bersangkutan staf manajemen yang bersangkutan (dikonfirmasi dengan
4
(staf mengetahui ukuran dan bagaimana ketersediaan keterangan penanggung jawab, penyedia data,
memperbaikinya) beserta formula yang jelas dalam mengukur indikator tersebut).

Merupakan ukuran yang mengikat tanggung jawab


5 Merupakan ukuran yang mengikat tanggung jawab tim.
tim
Memiliki dampak yang signifikan (misalnya Memiliki dampak yang signifikan (bobot indikator yang besar dan
6
mempengaruhi lebih dari satu perspektif BSC) mewakili SO yang ada).
7 Mendorong tindakan yang tepat Mendorong tindakan yang tepat.
68 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, Vol . 2, No. 2, September 2013

Gambar 3. Peta Strategi Akhir – Berbasis KPI dan KRI

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai