Anda di halaman 1dari 9

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

2, (2012) ISSN: 2301-9271 1

Penyusunan IT Balanced Scorecard Untuk Pengukuran Kinerja Divisi IT


Di PT. Pertamina UPMS V Surabaya

Nurul Arofah [1], Sholiq, S.T, M.Kom, M.SA [2], Amna Shifia Nisafani, S.Kom ,M.Sc[3]
Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Sepuluh Nopember, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111, Jawa Timur
e-mail: nurul.arofah09@mhs.is.its.ac.id [1], sholiq@is.its.ac.id[2], amna@is.its.ac.id [3]

Abstrak— Dalam mencapai tujuan perusahaan, secara pasti kontribusi Departemen IT dalam pencapaian visi
Pertamina telah berupaya melakukan pengukuran kinerja dan misi perusahaan.
sebagai evaluasi terhadap performansi perusahaan. Namun, Penyusunan perangkat kinerja perusahaan yang
pengukuran yang dilakukan Pertamina belum sampai pada efektif dan signifikan dengan kondisi persaingan bisnis saat
bagaimana menyeleraskan kontribusi IT terhadap ini dilakukan dengan menggunakan kerangka IT Balanced
pencapaian kinerja perusahaan. Padahal pengukuran Scorecard yang dicetus oleh Grembergen dan Bruggen
kinerja pada teknologi informasi sudah seharusnya (1998), di mana sebenarnya pendekatan ini tetap
memberikan manfaat pada Pertamina agar dapat berdasarkan turunan dari Balanced Scorecard (BSC) yang
mengetahui secara pasti kontribusi Departemen IT dalam dikemukakan oleh Kaplan dan Norton (1992). Dengan
pencapaian visi dan misi perusahaan. menggunakan metode IT Balanced Scorecard kinerja
IT Balanced Scorecard merupakan salah satu perusahaan tidak hanya diukur dari keuntungan yang
metode untuk menyusun kinerja IT di suatu perusahaan. diperoleh secara financial saja, sebagaimana yang selama ini
Metode ini memiliki empat perspektif. Tiap-tiap perspektif kerap dilakukan, namun juga mempertimbangkan proses
memiliki beberapa ukuran dan target yang harus dicapai internal serta kepuasan dan peningkatan kompetensi dari
oleh sebuah perusahaan yang diperoleh dari visi, misi, dan setiap pegawai. Dengan demikian perusahaan tersebut dapat
strategis perusahaan. lebih memastikan kinerja yang baik bukan saja di masa kini
Hasil yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini namun juga di masa yang akan datang.
adalah sebuah perangkat IT Balanced Scorecard IT Balanced Scorecard akan mengukur kinerja
perusahaan. Melalui metode ini, maka PT Pertamina UPMS Divisi IT dari empat perspektif. Perspektif pertama yaitu
V Surabaya dapat menentukan dan mengetahui kinerja IT corporate contribution yang menunjukkan bagaimana pihak
perusahaan. manajemen (pimpinan) menilai atau melihat organisasi IT.
Perspektif yang kedua yaitu customer orientation, untuk
Kata Kunci: Pengukuran kinerja, IT balanced scorecard, mengetahui hasil kinerja IT berdasarkan cara pandang user
pengukuran kinerja , Peta Strategi menilai atau melihat hasil-hasil organisasi IT. Perspektif
yang ketiga adalah operational excellence yang berisi
ukuran efektivitas dan efisiensi proses IT. Sedangkan
perspektif yang keempat adalah future orientation yang
I. PENDAHULUAN

D
berisi ukuran-ukuran yang menggambarkan bagaimana
ivisi TI memiliki peranan yang sangat posisi IT dalam tantangannya kedepan. Dengan demikian IT
penting dalam menunjang proses bisnis di Balanced Scorecard ini sangat baik digunakan untuk
PT Pertamina UPMS V Surabaya. Divisi merumuskan sasaran strategis IT yang menunjang sasaran
TI berkewajiban memberikan dukungan kepada perusahaan, strategis perusahaan serta mengukur kinerja IT secara
yang berupa teknologi dalam pengolahan dan penyampaian komprehensif.
informasi ke semua elemen-elemen yang ada di perusahaan. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka penulis akan
Teknologi informasi di PT Pertamina UPMS V Surabaya menerapkan IT Balanced Scorecard untuk menyusun
secara umum memiliki peranan sebagai sarana pendukung perangkat kinerja pada Divisi IT di PT Pertamina UPMS V
terhadap transaksi-transaksi bisnis yang sedang berjalan Surabaya, melalui hasil penyusunan yang dilakukan nantinya
dalam suatu proses bisnis. Untuk itu perlu dilakukan akan diketahui sejauh mana PT Pertamina UPMS V
penyusunan perangkat kinerja IT pada divisi IT di PT Surabaya dapat bersaing secara kompetitif dengan dukungan
Pertamina UPMS V area Surabaya agar dapat diketahui hasil teknologi informasi.
kinerja dari divisi IT tersebut, apakah tujuan divisi IT telah
sejalan atau tidak dengan tujuan perusahaan selama ini.
Dalam mencapai tujuan perusahaan, Pertamina II. TINJAUAN PUSTAKA
telah berupaya melakukan pengukuran kinerja sebagai
A. Balanced Scorecard
evaluasi terhadap performansi perusahaan. Namun,
pengukuran yang dilakukan Pertamina belum sampai pada Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh
bagaimana menyeleraskan kontribusi IT terhadap Kaplan dan Norton pada tingkat enterprise. Pendekatan
pencapaian performansi perusahaan. Padahal pengukuran ini digunakan secara ekstensif pada bisnis, dan industri,
kinerja pada teknologi informasi sudah seharusnya pemerintahan, dan organisasi yang tidak mengejar laba di
memberikan manfaat pada Pertamina agar dapat mengetahui seluruh dunia untuk menyelaraskan aktifitas bisnis dengan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 2

visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi dan customer value prepositions (Yuwono, 2004, pp32-
internal dan eksternal, dan memantau kinerja organisasi 35).
terhadap tujuan strategis.
Apa yang menyebabkan konsep ini menarik ialah 3) Perspektif Proses Bisnis Internal
komponen dari scorecard didesain secara integratif Pada perspektif ini, para manajer melakukan
sehingga masing-masing saling memperkuat satu sama identifikasi berbagai proses yang sangat penting untuk
lain dalam menunjukkan kondisi terkini dan kondisi mencapai tujuan pelanggan dan pemegang saham. Untuk
perusahaan di masa yang akan datang (Chow et al, 2006). bisa menggunakan tolok ukur kinerja ini, maka
Ukuran balanced scorecard adalah penjabaran dari visi perusahaan harus mengidentifikasi proses bisnis internal
dan strategi perusahaan (Chow et al, 2006). Balanced yang terjadi pada perusahaan. Secara umum proses
Scorecard yang baik mengkombinasikan ukuran financial tersebut terdiri dari inovasi, operasi dan layanan purna
dari kinerja masa lalu perusahaan dengan ukuran dari jual (after sales service).
kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

Gambar 2 Perspektif Proses Bisnis Internal – Proses


Inovasi
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini mengembangkan tujuan dan
ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan
Gambar 1 Kerangka Kerja Balanced Scorcard perusahaan. Tujuan yang ditetapkan dalam perspektif
(Sumber : Kaplan dan Norton, “Balanced Scorecard: finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal
Menerapkan Strategi Menjadi Aksi,2000, p8) mengidentifikasikan apa yang harus dikuasai perusahaan
untuk menghasilkan kinerja yang istimewa.
Berikut ini akan dibahas masing-masing perspektif Kaplan dan Norton (2000, p110)
pengukuran kinerja berdasarkan balanced scorecard. mengungkapkan tiga kategori utama untuk perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu kapabilitas
1) Perspektif Keuangan pekerja, kapabilitas sistem informasi, serta motivasi,
Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan pemberdayaan dan keselarasan.
ukuran di semua perspektif lainnya. Setiap ukuran terpilih
harus merupakan hubungan sebab akibat yang pada B. IT Balanced Scorecard
akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan. Pada tahun 1997, Van Grembergen dan Van Bruggen
Tujuan dan ukuran finansial harus memainkan peran mengadopsi Balanced Scorecard (BSC) untuk digunakan
ganda, yakni: 1) menentukan kinerja finansial yang dalam Departemen Teknologi Informasi organisasi. Dalam
diharapkan dari strategi dan 2) menjadi sasaran akhir pandangan mereka, Departemen Teknologi Informasi
tujuan dan ukuran perspektif scorecard lainnya. tersebut merupakan penyedia layanan internal, maka
Pengukuran kinerja keuangan perspektif yang digunakan harus diubah dan disesuaikan.
mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan Melihat bahwa pengguna mereka adalah pegawai internal
bisnis, yaitu: growth, sustain, dan harvest. Tiap tahapan dan kontribusi mereka dinilai berdasarkan pihak manajemen,
memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan maka mereka mengajukan perubahan seperti yang terlihat
pengukurannya pun berbeda pula. pada gambar 3 berikut.

2) Perspektif Pelanggan
Penilaian kinerja pelanggan ini sangat penting,
karena maju atau mundurnya kinerja perusahaan sangat
ditentukan oleh pelanggan ini, apalagi masuknya era
globalisasi sehingga persaingan antar perusahaan
menjadi sangat ketat. Jadi perusahaan harus bersaing
dengan usaha mencari pelanggan baru dan
mempertahankan pelanggan lama. Dalam perspektif ini
perusahaan melakukan identifikasi pelanggan dan
segmen pasar yang akan dimasuki.
Perspektif pelanggan memiliki dua kelompok
pengukuran, yaitu: customer core measurement group Gambar 3 Perubahan perspektif BSC Tradisional
menjadi IT Balanced Scorecard
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 3

Tujuannya agar bisa diketahui apakah visi dan misi divisi IT


1) Perspektif Orientasi Pengguna (User Orientation) sudah selaras dengan perusahaan.
Perpektif Orientasi Pengguna adalah perpektif yang
mengevaluasi kinerja IT berdasarkan cara pandang
pengguna bisnis (pelanggan) dan lebih jauh lagi
pelanggan dari unit bisnis yang ada. Dalam perspektif
ini, perusahaan mengidentifikasi pelanggan dan segmen
pasar yang akan dimasuki. Dengan perspektif ini, maka
perusahaan dapat menyelaraskan berbagai ukuran
pelanggan, seperti: kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi,
profitabilitas dengan pelanggan sendiri atau segmen
pasar.

2) Perspektif Kontribusi Bisnis (Business Contribution)


Perspektif ini mengevaluasi kinerja Departemen IT
berdasarkan pandangan dari manajemen eksekutif, para
direktur, dan shareholder. Evaluasi IT dipisahkan
menjadi dua macam :
• Jangka pendek berupa evaluasi finansial
• Jangka panjang yang berorientasi pada proyek dan
fungsi IT itu sendiri.

3) Perspektif Keunggulan Operasional (Operational


Exellence)
Perspektif ini menilai kinerja IT berdasarkan efektivitas
dan efisiensi dari proses-proses IT yang dinilai oleh pihak Gambar 4 Kerangka Kerja IT Balanced Scorecard
manajemen.

4) Perspektif Orientasi di masa depan (Future D. Mengindentifikasi konstribusi dan pengaruh Divisi IT
Orientation) terhadap Peta Strategi Perusahaan (Relevansi Divisi).
Perspektif ini menilai kinerja IT berdasarkan cara
Pada tahap ini, penulis mempelajari Peta Strategi
pandang departemen IT itu sendiri terhadap tantangan di
perusahaan, kemudian mempelajari hubungan atau
masa depan. Kemampuan organisasi dalam menghadapi
keterkaitan antara sasaran strategis yang ada di perusahaan
tantangan di masa depan harus direncanakan sejak dini.
dengan tugas pokok dan proses inti dari fungsi divisi IT.
Pihak manajemen harus dapat mengetahui tren di masa
Kemudian, memilah sasaran strategi mana yang relevan dan
depan dan membuat langkah-langkah dalam
tidak relevan dengan divisi IT.
mengantisipasinya.
E. Cassading Sasasaran Strategis (SS) Perusahaan ke
Divisi
III. METODE PENELITIAN
Pada tahap ini, akan disusun peta strategi divisi.
A. Pengumpulan Data dan Informasi Peta strategi menjadi alat komunikasi yang efektif untuk
Tahap Pertama adalah pengumpulan data dan mendukung tujuan yang ingin dicapai organisasi, karena peta
informasi, yang meliputi proses pengambilan data-data strategis memberikan keseragaman langkah yang konsisten
yang diperlukan, wawancara dengan sumber terkait dan dalam menguraikan strategi sehingga sasaran strategis dapat
meninjau kondisi yang sebenarnya terjadi di dicapai. Peta strategi yang disusun menggunakan empat
perusahaan. Data yang diperlukan meliputi data-data perspektif IT Balanced Scorecard, yaitu perspektif
yang menjadi indikator dari IT BSC, visi dan strategis konstribusi perusahaan, perspektif orientasi pelanggan,
perusahaan, dan proses bisnis perusahaan. perspektif penyempurnaan operasional dan pespektif
orientasi masa depan.
B. Penyusunan Peta Strategi Perusahaan
F. Penyusunan Peta Strategi Divisi IT
Sebelum melakukan cascading peta strategi divisi IT,
hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan Pada langkah ini dilakukan identifikasi garis
penyusunan peta strategi perusahaan berdasarakan visi, hubungan sebab akibat (cause and effect linkage) diantara
misi, strategi dan sasaran strategis yang dimiliki oleh Sasaran Strategi (SS) yang telah disusun untuk membentuk
perusahaan. peta strategi divisi IT.

C. Analisa Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan dengan G. Mengindentifikasi dan Mendefinisikan KPI untuk setiap
Divisi IT Sasaran Strategis Divisi IT
Setelah melakukan penggalian data, maka tahap Setelah Penyusunan peta strategi perusahaan selesei
selanjutnya adalah analisa visi, misi, dan strategi perusahaan dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menentukan Key
dengan visi, misi, dan strategi yang ada di divisi IT. Performance Indicator (KPI) untuk setiap sasaran strategis
pada divisi IT.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 4

H. Menentukan Inisiatif Strategis dan Target Strategis Target-target dalam strategi ‘Aggressive Upstream,
Pada tahap ini kita akan menentukan inisiatif strategis Profitable Downstream’ diwujudkan melalui strategi-strategi
dari masing-masing tujuan strategis yang telah dibuat spesifik untuk masing-masing lini bisnis dan fungsi
sebelumnya. Setelah menentukan inisiatif strategis, langkah pendukung di Pertamina, yaitu seperti Health, Safety, and
selanjutnya ialah menentukan target strategis yang hendak Environment (HSE) excellence dan Operational Excellence,
dicapai berdasarkan ukuran yang ada. Manajemen Human Capital yang Unggul, Sistem ICT yang
Mutakhir, Sumber Keuangan yang Kuat dan Sehat dan
I. Penyusunan Buku Tugas Akhir Kemampuan Riset & Development (R&D) Kelas Satu.
Penyusunan buku tugas akhir dilaksanakan setelah
semua langkah-langkah terselesaikan sehingga hasil yang
diperoleh dapat dijelaskan secara rinci sesuai dan
memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi PT.Pertamina (persero)


Struktur PT PERTAMINA (PERSERO) memiliki
delapan direktur yang mengawasi jalannya kegiatan
operasional yaitu Direktur Perencanaan Investasi dan
Manajemen Risiko, Direktur Hulu, Direktur Pemasaran dan
Niaga, Direktur Pengelohan, Direktur Umum, Direktur
Sumber Daya Manusia,Direktur Keuangan serta Direktur
Gas.
Gambar 7 Strategi Pertamina
C. Penyusunan Strategy Map Perusahaan
1) Identifikasi sasaran strategis perusahaan
Dengan melihat strategi perusahaan serta sasaran-
sasaran Perusahaan dalam periode 2012-2016. Maka perlu
disusun sasaran strategis perusahaan dengan menggunakan
empat perspektif balanced scorecard, yaitu perspektf
keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

a) Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan memberikan penilaian terhadap
target keuangan yang dicapai oleh pertamina dalam
Gambar 5 Struktur Organisasi Pertamina (persero) mewujudkan visi dan misinya. Perspektif keuangan
Pertamina meliputi :
Kedelapan direktur tersebut dipimpin oleh Direktur
(1) Peningkatan Profit Perusahaan
Utama. Direktur Utama bertanggung jawab atas kegiatan
operasional perusahaan yang terjadi kepada Dewan Salah satu target Pertamina yaitu menjadi
Komisaris, dimana hasil pertanggungjawaban tersebut akan perusahaan nasional yang menghasilkan
dibawa ke Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk keuntungan terbesar dengan tingkat
dibahas dan dievaluasi lebih lanjut. Berikut struktur pertumbuhan earning before income tax
organisasi dari PERTAMINA yang digambarkan pada (EBIT) dalam 5 tahun ke depan sebesar 15%
gambar 5. (CAGR) sehingga meningkatkan kemampuan
pembiayaan kegiatan investasi perusahaan dan
memberikan kontribusi signifikan kepada
B. Visi, Misi dan Strategi keuangan negara.
1) Visi:
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia b) Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif ini, perusahaan mengidentifikasi
2) Misi: pelanggan dan segmen pasar dimana mereka akan
Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan berkompetisi. Elemen yang paling penting dalam suatu
terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip bisnis adalah kebutuhan pelanggan. Berikut ini
komersial yang kuat. merupakan sasaran strategis yang termasuk dalam
perspektif pelanggan pertamina:
3) Strategi Perusahaan
Dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) (1) Peningkatan Kepuasan Pelanggan
2011-2015, Pertamina mencanangkan strategi yaitu, Sasaran strategis ini sesuai dengan sasaran
Aggressive Upstream dan Profitable Downstream. pertamina yang terdapat pada RJPP 2012-
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 5

2016 yaitu menjadi perusahaan penyedia d) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran


produk minyak dan gas yang menerapkan (1) Human Capital yang Unggul
standar pelayanan dan safety tinggi kepada Salah satu strategi pertamina ialah memiliki
pelanggan. SDM yang unggul. Hal ini diwujudkan
pertamina dengan cara melakukan
(2) Customer Retention pengembangan terhadap SDM Pertamina,
Dalam sasaran stategisnya Pertamina menerapkan budaya kinerja, meningkatkan
berupaya untuk mempertahankan pelanggan kemampuan dan efiseinsi organisasi serta
melalui market share di sektor ritel sebesar menjadi tempat bekerja pilihan bagi SDM
99% untuk BBM Bersubsidi dan 65% untuk berkualitas.
BBM Non-Subsidi.
(2) Sistem ICT yang Mutakhir
Sasaran strategi pertamina yaitu menjadi
c) Perspektif Proses Bisnis Internal perusahaan yang menerapkan sistem informasi
Perspektif ini berfokus pada operasi internal yang dan teknologi mutakhir untuk mendorong
menciptakan nilai bagi cutomer yang nantinya akan efisiensi dan tranparansi operasi dan
mempengaruhi perspektif keuangan. Sasaran strategis keuangan.
pertamina yang termasuk dalam perspektif proses bisnis
internal, yaitu: (3) Kemampuan Riset dan Pengembangan
(R&D) Kelas Satu
(1) Peningkatan Keunggulan Operasional Salah satu sasaran strategis Petamina dalam
Dalam melakukan peningkatan RJPP 2012-2016 yaitu menjadikan
keuanggulan operasioanl ini pertamina perusahaan sebagai pusat lingkungan bisnis
melakukannya dengan cara memiliki unit-unit yang sehat dan pusat sumber daya minyak dan
pengolahan dengan tingkat kehandalan, gas dengan kemampuan riset dan
efisiensi, dan daya saing tinggi pengembangan yang tinggi.

(2) HSE Excellence


D. Peta Strategi Perusahaan
Dalam sasarnnya dalam RJPP, Pertamina
Pada peta strategi perusahaan setiap penyebab dari
berusaha menerapkan sistem keselamatan dan
masing-masing perspektif pada harus memiliki hubungan
kesehatan kerja dan lingkungan yang
sebab akibat (cause and effect linkage) antara satu dengan
berstandar tinggi
yang lainnya. Setiap hubungan sebab akibat antara penyebab
dalam masing-masing perspektif pada akhirnya harus
(3) Peningkatan Sektor Hulu Secara Agresif
menyebabkan tercapainya kontribusi terhadap perusahaan.
Salah satu yang menjadi sasaran pertamina Peta strategi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 8.
dalam RJPP-nya ialah memiliki unit-unit
pengolahan dengan tingkat kehandalan,
efisiensi, dan daya saing tinggi melalui
serangkaian kegiatan investasi yang
diharapkan dapat menambah kompleksitas
kilang pada tahun 2016 sehingga komposisi
valuable product dapat ditingkatkan.
Pengolahan minyak mentah naik dari 303,90
MMBO pada tahun 2012 menjadi 333,50
MMBO pada tahun 2016.

(4) Peningkatan value pada Sektor Hilir


Salah satu strategi pertamina yaitu
profitable downstream, untuk mencapai hal
tersebut pertamina mentargetkan dengan cara
menjadi perusahaan energi yang fokus pada
minyak dan gas serta penyediaan produk
turunan minyak dan gas terbesar di Indonesia
dengan tingkat pertumbuhan produksi minyak
dan gas 13,20%, sehingga pada tahun 2016
nanti Pertamina dapat menghasilkan produksi
minyak dan gas bumi dengan kapasitas
sebesar 875,90 MBOEPD dengan sisa
cadangan minyak dan gas sebesar 3.301
MMBOE melalui pertumbuhan organik dan Gambar 8 Peta Strategi Perusahaan
inorganik baik domestik maupun luar negeri.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 6

E. Struktur Divisi TI mendukung pencapaian tujuan Perusahaan, maka divisi IT


telah berusaha menyediakan suatu solusi sebagai penyedia
layanan operasi IT sebagai bentuk dukungan kepada PT.
Pertamina agar menjadi perusahaan nasional kelas dunia.

2) Identifikasi Misi Perusahaan dan Misi Divisi IT


Adapun misi Divisi IT adalah, “Memberikan layanan
operasi Teknologi Informasi kepada seluruh fungsi operasi
dan penunjang di seluruh lokasi dan unit bisnis dengan
berdasarkan pada prinsip-prinsip IT Operational
Excelence”. Hal ini sesuai dengan misi perusahaan yang
ingin menjalankan usaha minyak, gas serta energi baru
secara terintegrasi. Untuk membantu mengintegrasikan
seluruh unit operasi perusahaan, salah satu caranya yaitu
dengan menerapkan solusi ICT.

3) Identifikasi Strategi Perusahaan dengan Strategi


Divisi IT
Gambar 9 Struktur Organisasi Divsi IT Dalam pemaparan strategi perusahaan pertamina, salah
satu strategi perusahaan yang berkaitan dengan divisi IT
Struktur Divisi IT M&T Surabaya dipimpin ialah “ Sistem ICT yang mutakhir”.
oleh seorang Manajer IT M&T Surabaya. Dalam
melaksanakan tugasnya manajer dibantu oleh tiga
asisten manajer, yaitu asisten manajer
Communication Operations, Asisten Manajer
OE/Asset/RKA/Charge Back dan Asisten manajer
Computer Operations
F. Visi, Misi, dan Strategi Divisi TI
1) Visi
Menjadi penyedia layanan operasi Teknologi
Informasi yang dapat dipercaya dalam mendukung
pencapaian tujuan Perusahaan.

2) Misi
Memberikan layanan operasi Teknologi Informasi
kepada seluruh fungsi operasi dan penunjang di
seluruh lokasi dan unit bisnis dengan berdasarkan Gambar 10 Identifikasi strategi Perusahaan dengan IT
pada prinsip-prinsip IT Operational Excelence.
Untuk mendukung strategi perusahaan tersebut, divisi IT
3) Strategi juga telah menjabarkan strateginya, yaitu sebagai berikut:
 Menjadikan divisi sebagai organisasi yang
berorientasi pada penyedia Layanan (service • Menjadikan divisi sebagai organisasi yang berorientasi
provider) untuk meningkatkan efisiensi, nilai tambah pada penyedia Layanan (service provider) untuk
dan daya saing bisnis. meningkatkan efisiensi, nilai tambah dan daya saing
 Pemanfaatan ICT secara maksimal sebagai bisnis.
pendorong budaya kerja, transparansi dan • Pemanfaatan ICT secara maksimal sebagai pendorong
profesionalme. budaya kerja, transparansi dan profesionalme.
 ICT harus sesuai dengan standar praktik terbaik, dan • ICT harus sesuai dengan standar praktik terbaik, dan
Perusahaan melakukan benchmark terhadap best Perusahaan melakukan benchmark terhadap best practices
practices Oil Company Oil Company.
 Menerapkan informasi yang terintegrasi selaras • Menerapkan informasi yang terintegrasi selaras dengan
dengan perkembangan bisnis perusahaan. perkembangan bisnis perusahaan.
 Continuous improvement organisasi divisi IT menuju • Continuous improvement organisasi divisi IT menuju
struktur yang ultimate. struktur yang ultimate.

Dari strategi-strategi tersebut, divisi IT diharapkan dapat


G. Identifikasi Visi dan Misi Divisi IT dengan Perusahaan memberikan konstribusi yang maksimal kepada perusahaan,
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
1) Indentifikasi Visi Perusahaan dan Visi Divisi IT
Dengan menjadi penyedia layanan operasi
Teknologi Informasi yang dapat dipercaya dalam
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 7

H. Identifikasi Kontribusi dan Pengaruh Divisi Terhadap a. Penerapan Service Level Agreement (SLA)
Peta Strategi Perusahaan (Relevansi Divisi) Service Level Agreement (SLA) CSS adalah dokumen
Dari analisa terhadap peta strategi perusahaan, terdapat kesepakatan antara CSS dan customer dalam
dua sasaran strategis yang relevan dengan divisi IT, yaitu penyediaan layanan Teknologi Informasi dan
sasaran strategis di tingkat perusahaan “ Sistem ICT yang Komunikasi.
mutakhir dan Peningkatan Keunggulan Operasional ”.
3) Perspektif Penyempurnaan Operasional
Perspektif ini mengukur proses teknologi informasi
yang menghasilkan dan mengembangkan aplikasi dan
menitikberatkan pada pengukuran dan kemajuan dari dua
proses utama divisi IT yakni, pengembangan dari sistem
informasi dan operasi komputer.

a. Peningkatan keunggulan operasional


Sasaran strategis ini didapat dari strategi perusahaan
yang berupaya untuk menjadikan organisasi CSS sebagai
organisasi yang berorientasi pada penyedia Layanan
(service provider) untuk meningkatkan efisiensi, nilai
tambah dan daya saing bisnis. Selain itu, sasaran strategis
ini merupakan turunan dari perspektif proses bisnis
perusahaan, yaitu pada sasaran strategi peningkatan
keunggulan operasional.

Gambar 11 relevansi divisi b. Meningkatkan ketersediaan sistem IT


Sasaran strategi ini merupakan penguat dari sasaran
Dalam hal ini, sasaran strategis yang kontribusinya strategi sebelumnya untuk meningkatkan keunggulan
didukung sepenuhnya oleh divisi IT akan ditandai dengan operasional IT. Ketersediaan layanan sistem IT seperti
bintang berwarna kuning, sedangkan kontribusi yang intranet, email, planned downtime, dll.
sifatnya tidak langsung ditandai dengan gambar bintang
yang bewarna merah. Gambar relevansi divisi dapat 4) Perspektif Orientasi Masa Depan
dilihat pada Gambar 12. Perspektif ini menitikberatkan pada penguasaan
terhadap IT baik dari segi teknologi maupun individu
yang menggunakannya. Berikut ini yang merupakan
I. Casscading Sasaran Strategis Perusahaan ke Divisi IT
perspektif orientasi masa depan divisi IT :
Cascading pada divisi IT merupakan proses penyusunan
scorecard di divisi IT dengan menggunakan scorecard 1) Sistem ICT yang Mutakhir
perusahaan yang lebih tinggi sebagai basisnya. Dalam Divisi IT selalu berupaya melakukan
merancang cascading divisi IT, perpspektif yang digunakan continous improvement dengan melakukan
adalah perpspektif IT Balanced Scorecard. Untuk menjaga usaha-usaha berkelanjutan yang dilakukan
agar sasaran strategi yang dirumuskan tettap valid, proses untuk mengembangkan dan memperbaiki
perumusannya dibantu oleh pihak perusahaan. Berikut ini pelayanan, ataupun proses untuk sistem ICT
merupakan sasaran strategis yang dimiliki oleh divisi IT. yang mutakhir. Sasaran strategis ini
merupakan turunan dari perspektif
1) Perspektif Kontribusi Perusahaan pertumbuhan dan pembelajaran, yaitu pada
Perspektif ini mengukur nilai bisnis dari investasi sasaran strategi sistem ICT yang mutakhir.
IT. Adapun sasaran strategis yang terpilih dari perpspektif
kontribusi perusahaan ialah : 2) Pengembangan SDM IT
Pada divisi IT, pengembangan SDM IT
a. Pengendalian Biaya. dilakukan dengan memberikan pelatihan atau
Sasaran strategis ini merupaka turunan dari company upskilling baik dalam bentuk training atau
scorecard dari perspektif financial, yaitupeningkatan sertifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan
profit perusahaan. Peran divisi IT adalah mengontrol bisnis (pekerjaan) dan perkembangan
realisasi anggaran yang didapat dari perusahaan. teknologi yang sejalan dengan kebutuhan
divisi IT. Sertifikasi pekerja IT antara lain
2) Perspektif Orientasi Pengguna ISO 27001:2005 Lead Auditor IRCA, ISO
Perspektif ini mengukur evaluasi pengguna teknologi 20000:2011 Lead Auditor IRCA , CISSP,
informasi. Fokus dari perspektif ini adalah bagaimana CCNA, SAP dan lain-lain.
pandangan pengguna akhir (end user) terhadap divisi IT
yang merupakan pelanggan perusahaan dan pengguna
internal (karyawan perusahaan) yang bertujuan menjamin J. Penyusunan Peta Strategi Divisi IT
kepuasan dari pengguna. Terdapat beberapa sasaran strategis Pada peta strategi divisi IT setiap unsur dari setiap
dalam perspektif orientasi pengguna yaitu: perspektifnya mempumyai hubungan yang saling berkaitan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 8

satu sama lainnya. Setiap hubungan sebab akibat antara a. Penerapan Service Level Agreement (SLA)
unsur-unsur dalam masing-masing perspektif saling Indikator pencapaian kinerja pada sasaran strategi ini
berkorelasi positif terhadap tercapainya kontribusi divisi IT dinyatakan dengan (1) Presentase pencapaian SLA
terhadap perusahaan.
3) Perspektif Penyempurnaan Operasional
Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif
penyempurnaan operasional adalah :

a. Peningkatan Keunggulan Operasional


Indikator pencapaian kinerja pada sasaran strategi ini
dinyatakan dengan (1) Persentase realisasi kegiatan
kerja IT (2) Persentase realisasi project IT.

b. Ketersediaan Sistem IT.


Indikator pencapaian kinerja pada sasaran strategi ini
dinyatakan dengan (1) Persentase ketersediaan aplikasi
dan sistem.

4) Perspektif Orientasi Masa Depan


Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif orientasi
masa depan adalah :

Gambar 12 Peta Strategi Divisi IT a. Sistem ICT yang Mutakhir


Indikator pencapaian kinerja pada sasaran strategi ini
K. Mengindentifikasi dan Mendefinisikan KPI untuk setiap
dinyatakan dengan (1) Peningkatan tata kelola IT.
Sasaran Strategis Divisi IT
Setelah Penyusunan peta strategi perusahaan selesei b. Pengembangan SDM IT
dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menentukan Key Indikator pencapaian kinerja pada sasaran strategi ini
Performance Indicator (KPI) untuk setiap sasaran strategis dinyatakan dengan (1) Jumlah Sertifikasi pekerja IT,
pada divisi IT. Berikut ini merupakan KPI dari masing- (2) Prosentase leraning days.
masing perspektif IT Balanced Scorecard:

1) Perpektif Kontribusi Perusahaan L. Menentukan Inisiatif Strategis dan Target Strategis


Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif kontribusi Pada tahap ini kita akan menentukan inisiatif strategis
perusahaan adalah : dari masing-masing tujuan strategis yang telah dibuat
sebelumnya. Setelah menentukan inisiatif strategis,
a. Pengendalian Biaya langkah selanjutnya ialah menentukan target strategis
Indikator pencapaian kinerja pada sasaran strategi ini yang hendak dicapai berdasarkan ukuran yang ada.
dinyatakan dengan (1) Jumlah realisasi anggaran biaya IT. Dimana akan dijelaskan pada Tabel 1.

2) Perspektif Orientasi Pengguna


Ukuran dan sasaran strategis dari perspektif orientasi
pengguna adalah :

Tabel 1 Target Strategis dan Inisiatif Strategis Divisi IT


Bentuk Target Capaian Tahunan
Sasaran Strategis KPI Inisiatif Strategis
Pengukuran 2013 2014 2015 2016
Pengendalian Total realisasi
Biaya IT anggaran biaya
operasi IT Rp. Rp. Rp.
Rp. 6.36
Rp. (Milyar) 14.657 13.28 1.54 Menurunkan biaya IT
Milyar
Milyar Milyar Milyar

Penerapan SLA Prosentase


pencapaian SLA Meningkatkan
Persentase pencapaian Sevice
90% 95% 95% 97%
(%) Level Agreement
(SLA)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 9

Bentuk Target Capaian Tahunan


Sasaran Strategis KPI Inisiatif Strategis
Pengukuran 2013 2014 2015 2016
Peningkatan Prosentase
Keunggulan realisasi
Persentase
Layanan kegiatan kerja 90% 90.00% 95% 95%
(%) Meningkatkan peran
IT
divisi IT sebagai
partner bisnis
Prosentase
Perusahaan
realisasi project Persentase
IT 89% 89.50% 90% 90%
(%)

Ketersediaan Prosentase
sistem IT ketersediaan Meningkatkan
aplikasi dan penerapan Solusi ICT
Persentase
sistem. 97.00% 97.00% 99,2% 99,5 % berdasarkan best
(%)
practices dan standar
world class

Sistem ICT yang Prosentase


Mutakhir Peningkatan Meningkatkan
Tata Kelola IT. Persentase kualitas tata kelola
0.11% 3.29% 95% 99%
(%) yang berstandar
internasional
Pengembangan Jumlah
SDM IT Sertifikasi Persentase
pekerja IT 87% 89.00% 90% 90%
(%)

Prosentase Meningkatan
Pelatihan yang kompetensi SDM
diikuti Staff IT Persentase
95% 95% 97% 97%
(%)

hybrid MCDM model combining DEMATEL and ANP”.


International Journal of Hospitality Management 30 (2011) 908– 932.
I. KESIMPULAN [4] Kemalasari, Yuanisa Dhira. 2010. “Evaluasi terhadap Kinerja Unit
Usaha Syariah pada Bank Konvensional dengan Perspektif Balanced
1. Terdapat enam sasaran strategi yang digunakan oleh Scorecard”. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
divisi IT. Dari enam sasaran strategi tersebut [5] Kirwin, B. June 2006. "IT Performance Reporting Inadequacies
terdapat satu tujuan strategi untuk perspektif Impact IT Value Proposition". Gartner Technology.
<URL:http://www.gartner.com/id=493466>
kontribusi perusahaan, dan satu tujuan strategis
[6] Miner, T. August 2003. "Best Practices of Resourceful”. CIO
untuk perspektif pengguna , dua sasaran strategis Magazine. <URL:http://www.cio.com>
untuk perspektif keunggulan operasional dan dua [7] Suchit Ahuja , Integration of COBIT, Balanced Scorecard and SSE-
sasaran strategi yang termasuk dalam perspektif CMM as a strategic Information Security Management (ISM)
framework
orientasi masa depan.
[8] Van Grembergen, Wim. 2001. Information Technology Evaluation
Methods and Management . Idea Group Publishing, London
2. KPI divisi IT diperoleh dari hasil penurunan [9] Wijaya, Rahmadi. Maret 2007. “Analisis Model IT Menggunakan
sasaran strategis dengan perolehan enam sasaran Balanced Scorecard Untuk Pengembangan Sistem Teknologi
strategis yang menghasilkan 8 KPI. Informasi”. Jurnal Sistem Informasi Universitas Kristen Maranatha
(2) 1907-1221.
[10] Working Council for Chief Information Officers. 2002. "IT Balanced
Scorecards: End to End Performance Measurement for the Corporate
IT Function."
DAFTAR PUSTAKA
[1] Calhoun, Beverly Dianne. October 2004. “Using the Balanced
Scorecard to Determine Corporation Information Needs”. LIS
4200:Corporate Information Environment. University College,
Denver.
[2] Cram, Alec. 2007. The IT Balanced Scorecard Revisited. CISA.
CISSP. Volume 5.
[3] Fu-Hsiang, Chen., Tsung-Hsin, Hsu., Gwo-Hshiung, Tzeng. March
2011. “A balanced scorecard approach to establish a performance
evaluation and relationship model for hot spring hotels based on a

Anda mungkin juga menyukai