Anda di halaman 1dari 8

Gonardi, et al. / Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja di PT.X / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp.

225–232

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Menggunakan


Balanced Scorecard pada Departemen Ekspedisi,
Gudang Barang Jadi, HRD&GA, Produksi,
QA&QC dan Timbangan di PT. “X”

Jesslyn Gonardi1, I Nyoman Sutapa2

Abstract: A strategic work performance measurement is required by corporation to


observe their work performance. Work performance measurement is necessary to ensure
if the corporate and departement’s work performance fits with the vision and objective of
the corporation. PT.X is a box package manufacturing corporation and still not establish
a structured and strategic work performance measurement system. Design of the work
performance measurement is applied by using Balanced Scorecard and Key Performance
Indicator. Design of Balanced Scorecard is started by creating the strategy map to
represent the cause effect relationship of the corporate and department’s strategic
objectives. After creating the strategy map, designing process of the Balance Scorecard is
continued with describing the strategic objectives. All strategic objectives are described
by setting the Key Performance Indicator and other components according to Balanced
Scorecard’s draft. Result of the design will be implemented for 1 measurement period to
review the work performance achievement.

Keywords: work performance measurement, balanced scorecard, strategy map

Pendahuluan Balanced Scorecard menerjemahkan visi dan


strategi perusahaan menjadi uraian kinerja
Sebuah perusahaan yang ingin mencapai yang dimasukkan kedalam sebuah kerangka
kesuksesan dan terus mempertahankannya sistem manajemen dan pengukuran yang
dalam jangka panjang perlu menerapkan strategis (Kaplan dan Norton [1]).
strategi yang tepat dan strategis. Namun
memiliki strategi tidak menjamin bahwa PT. “X” merupakan sebuah perusahaan yang
perusahaan akan mencapai kesuksesan, karena bergerak dalam bidang manufaktur karton
memiliki strategi yang baik belum tentu juga boks. Perusahaan telah melakukan dan
memiliki kinerja yang baik. Kinerja perusahaan menerapkan sistem manajemen mutu
dapat digolongkan menjadi kinerja yang baik berdasarkan Sistem Manajemen Mutu ISO
atau tidak, ditentukan berdasarkan pada sistem 9001:2015 dan memiliki kebijakan mutu serta
pengukuran kinerja. sasaran dan target mutu untuk perusahaan dan
departemen didalamnya. Namun perusahan ini
Sistem pengukuran kinerja yang terstruktur belum memiliki sebuah sistem pengukuran
akan membantu perusahaan dalam kinerja dan tidak memiliki metode yang tepat
mengevaluasi kinerja yang dilakukan sehingga untuk pengukuran kinerja yang strategis. Oleh
dapat terus melakukan perbaikan dan karena itu, perancangan dan penerapan
pengembangan kinerja. Balanced Scorecard
(BSC) merupakan sebuah metode untuk Balanced Scorecard diharapkan dapat menjadi
penyusunan strategi hingga pengukuran kinerja alat bantu dalam sistem pengukuran kinerja
organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu yang strategis untuk perusahaan. Perancangan
Balanced Scorecard diperlukan bagi para Balanced Scorecard ini akan mewujudkan visi,
pimpinan dalam perusahaan untuk tetap misi, dan strategi yang dimiliki perusahaan
mempertahankan keberhasilan yang dimiliki. menjadi sebuah tolak ukur pencapaian yang
efektif. Sehingga sistem pengukuran kinerja
yang dimiliki perusahaan akan sesuai dengan
1,2Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, visi dna tujuan yang telah ditetapkan
Universitas Kristen Petra. Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
60236. Email: jesslyngonardi@gmail.com, mantapa@petra.ac.id perusahaan. Perancangan sistem pengukuran

225
Gonardi, et al. / Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja di PT.X / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 225-232

kinerja yang strategis ini diharapkan akan dapat melihat strategi didalam sebuah
menjadi pemicu dalam mewujudkan kinerja kesatuan dari keempat perspektif, bukan
perusahaan yang semakin baik. sebagai strategi pada masing-masing perspektif
yang terpisah satu sama lain. Hal ini juga akan
Metode Penelitian membantu pimpinan perusahaan untuk
mengetahui apabila terdapat hubungan yang
Balanced Scorecard (BSC) terputus antara perancangan strategi dan
pelaksanaan strategi (Kaplan dan Norton [4]).
Balanced Scorecard atau yang bisa disebut
sebagai BSC adalah sebuah metode pengukuran Key Performance Indicator
yang digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi dengan menggabungkan aspek Key Performance Indicator (KPI) adalah suatu
finansial maupun aspek non finansial kedalam metode pengukuran yang mengacu kepada
sistem manajemen. Proses penilaian, aspek-aspek kinerja yang memiliki dampak
pengembangan, dan pengawasan secara berkala yang besar terhadap terhadap kesuksesan
digabungkan menjadi sebuah rencana strategis suatu perusahaan. (Parmenter [5]). KPI
yang disusun dan kemudian dilaksanakan. merupakan alat inti dari pengukuran performa
(Kaplan dan Norton [2]). kerja perusahaan dalam bidang tertentu baik
pada masa ini maupun di masa yang lalu. KPI
Balanced Scorecard merupakan sebuah alat dapat mendeskripsikan seberapa baik hasil
bantu dalam manajemen kinerja yang berfungsi performa kerja perusahaan apabila
untuk menterjemahkan visi, misi, dan tujuan dibandingkan dengan target atau sasaran yang
yang dimiliki sebuah organisasi atau diharapkan (Bergeron [6]).
perusahaan. Proses menterjemahkan ini
memanfaatkan indikator finansial maupun non- Hasil dan Pembahasan
finansial yang memiliki hubungan sebab-akibat
didalamnya. Balanced Scorecard tidak Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi
digunakan hanya sampai pada tahap proses masalah untuk mengetahui masalah apa yang
pembuatan strategi, namun hingga kontrol terjadi pada departemen didalam perusahaan.
pada saat proses eksekusi dijalankan (Luis dan Studi literatur yang dilakukan untuk
Biromo [3]). memahami metode yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Langkah awal yang dilakukan
Balanced Scorecard melengkapi pengukuran adalah melakukan wawancara kepada pihak
yang terbatas pada aspek finansial saja pada yang berkaitan dengan permasalahan untuk
masa lalu dengan pengukuran pada aspek lain mengetahui lebih lanjut kendala yang dihadapi.
yang menjadi penggerak pertumbuhan kinerja Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi
di masa depan. Sasaran dan pengukuran kesesuaian data yang dilanjutkan dengan
didalam Balanced Scorecard berasal dari visi perancangan BSC dan KPI untuk sistem
dan strategi yang dimiliki organisasi. Sasaran pengukuran kinerja.
dan pengukuran ini menunjukkan kinerja
perusahaan dari empat perspektif, yaitu Perancangan yang dilakukan ini kemudian
financial, customer, internal business process, dievaluasi dengan pihak terkait yang memiliki
dan learning and growth. Keempat perspektif kewenangan dalam hal ini untuk melihat
ini menghasilkan sebuah kerangka kerja apakah perancangan BSC dan KPI dapat
didalam Balanced Scorecard. diterapkan dan dijalankan didalam departemen
yang ada di perusahaan. Langkah terakhir
Peta Strategi adalah menarik kesimpulan apakah penelitian
ini telah berhasil memberikan dampak positif
Peta strategi (strategy map) merupakan sebuah yaitu sebagai pemicu dalam peningkatan
gambaran visual mengenai hubungan sebab kinerja departemen yang ada di perusahaan.
akibat dari komponen-komponen didalam
strategi yang dimiliki organisasi. Peta strategi Departemen Perusahaan
menjadi alat bantu bagi pimpinan organisasi
dalam merumuskan tujuan dan prioritas Perancangan BSC dilakukan untuk seluruh
perusahaan dengan menciptakan sebuah departemen dengan menggunakan pedoman
gambaran mengenai hubungan antara strategi- yaitu visi, misi, dan sasaran strategi yang
strategi yang dimiliki organisasi. Dengan dimiliki perusahaan lalu kemudian diturunkan
bantuan peta strategi, pimpinan perusahaan kepada departemen-departemen yang ada.
226
Gonardi, et al. / Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja di PT.X / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 225-232

Departemen-departemen yang menjadi objek produksi dan pengaturan bahan baku akan
dalam penelitian ini adalah Departemen menjadi tanggungjawab Departemen PPIC,
Ekspedisi, Departemen Gudang Barang Jadi namun Departemen Produksi juga
(Gubadi), Departemen Human Resource bertanggungjawab dalam memenuhi target
Development and General Affair (HRD&GA), produksi yang telah ditetapkan. Departemen
Departemen Produksi, Departemen Quality Produksi wajib menjamin kesesuaian produksi,
Assurance and Quality Control (QA&QC), dan yaitu dari segi kualitas, kuantitas, dan target
Departemen Timbangan. Setiap departemen waktu yang ditetapkan.
memiliki seorang kepala departemen beserta
beberapa orang staf didalamnya. Tugas pokok Departemen QA&QC berperan dalam
dan tanggung jawab setiap departemen penjaminan dan upaya peningkatan mutu yang
berbeda-beda bergantung pada bidang dimana berkaitan dengan produksi secara langsung
departemen tersebut menjalankan fungsinya. maupun diluar kegiatan produksi seperti sistem
Setiap departemen dapat berhubungan dan dan administrasi. Bagian QA menjamin
saling berkaitan dengan departemen lain sesuai pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu berjalan
dengan interaksi yang diperlukan dalam dengan efektif beserta seluruh komponen
menjalankan tugas pokok dan tanggung jawab pendukung, seperti dokumen, data, dan
masing-masing. prosedur yang sesuai. Bagian QC menjamin
kualitas, baik untuk barang jadi dan barang
Departemen Ekspedisi bertanggung jawab atas setengah jadi hasil proses produksi, maupun
proses pengiriman produk jadi kepada bahan baku yang digunakan untuk proses
pelanggan. Departemen Ekspedisi mengatur produksi.
distribusi penggunaan kendaraan untuk
mengirim barang sehingga proses pengiriman Departemen Timbangan mengelola aktivitas
dapat dilakukan sesuai jadwal dan memenuhi penimbangan yaitu penimbangan bahan baku
kepuasan pelanggan. Dalam melakukan proses yang masuk, produk retur yang dikembalikan,
pengiriman, Departemen Ekspedisi juga wajib dan penimbangan produk jadi yang akan
menjamin kualitas dan keamanan produk dikirim ke pelanggan. Proses penimbangan
terjaga selama perjalanan hingga sampai ke yang dilakukan Departemen Timbangan harus
tangan pelanggan. Departemen Gubadi sesuai dengan prosedur sehingga menghasilkan
mengelola tempat penyimpanan sementara hasil penimbangan yang tepat.
hasil produksi sebelum produk dikirimkan
kepada pelanggan. Peta Strategi

Departemen Gubadi bertanggung jawab untuk Peta strategi departemen dibuat berdasarkan
pengelolaan stok barang dan juga proses keluar peta strategi perusahaan. Sasaran strategis
masuk barang. Tanggungjawab yang harus departemen diturunkan dari sasaran strategis
dijalankan oleh Departemen Gubadi juga yang dimiliki oleh perusahaan. Peta strategis
berkaitan dalam hal menjaga kualitas barang departemen juga menggambarkan hubungan
selama masa penyimpanan. yang dimiliki antara satu sasaran strategis
dengan sasaran strategis lainnya. Sasaran
Departemen HRD & GA mencakup bidang yang stategis tersebut saling berhubungan diantara
cukup luas karena berfokus pada sumber daya keempat perspektif dimulai dari perspektif
manusia dan sumber daya pendukung pertumbuhan dan pembelajaran (learning and
operasional perusahaan. Bagian HRD secara growth) hingga ke perspektif keuangan
umum bertanggung jawab atas pengembangan (financial).
sumber daya manusia, proses rekrutmen
karyawan, dan pengelolaan sistem yang efektif. Peta Strategi Departemen Ekspedisi
Bagian HRD juga bertanggung jawab perihal
kedisiplinan maupun kesejahteraan tenaga Balanced Scorecard Departemen Ekspedisi
kerja. Bagian GA secara umum bertanggung terdiri atas 14 sasaran strategis dengan 14
jawab atas pengelolaan lingkungan, perawatan buah Key Performance Indicator (KPI).
fasilitas seperti gedung dan kendaraan. Terdapat 4 sasaran strategi pada perspektif
financial. Sasaran strategis pengurangan
Departemen Produksi bertanggung jawab atas jumlah barang rusak diletakkan pada
pelaksanaan proses produksi dengan mengubah perspektif financial karena barang yang rusak
bahan baku menjadi produk jadi yang memiliki saat pengiriman akan menimbulkan biaya bagi
nilai jual lebih tinggi. Proses perencanaan perusahaan. Hal ini dapat dicapai dengan

227
Gonardi, et al. / Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja di PT.X / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 225-232

melakukan sasaran strategis pengurangan pekerjaan dan mengakibatkan perlunya jam


frekuensi barang rusak. Sasaran strategis kerja lembur yang menimbulkan biaya
kedua, yaitu keamanan barang terjamin tambahan. Sasaran strategis terakhir pada
didukung oleh sasaran strategis ketersediaan perspektif financial adalah peningkatan
truk karena alokasi penggunaan truk yang pencapaian KPI yang merupakan tujuan akhir
tepat akan menghindari peluang terjadinya dari seluruh pencapaian kinerja yang terukur
kehilangan barang. Sasaran strategis dalam Balanced Scorecard departemen. Seluruh
meningkatkan keefektifan jam kerja berada sasaran strategis departemen pada akhirnya
pada perspektif financial karena jam kerja akan berujung pada sasaran strategis
tidak efektif akan berdampak pada peningkatan pencapaian KPI.
ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan dan
mengakibatkan perlunya jam kerja lembur yang Perspektif customer berisi sasaran strategis
menimbulkan biaya tambahan. Sasaran meningkatkan kepuasan internal, yaitu
strategis terakhir pada perspektif financial kepuasan departemen didalam perusahaan
adalah peningkatan pencapaian KPI yang yang memiliki hubungan kerja dengan
merupakan tujuan akhir dari seluruh Departemen Gubadi. Hal ini dapat dicapai
pencapaian kinerja yang terukur dalam dengan melakukan sasaran strategis menjamin
Balanced Scorecard departemen. Seluruh kesesuaian barang yang dikirim dan menjamin
sasaran strategis departemen pada akhirnya kesesuaian jumlah stok agar koordinasi dengan
akan berujung pada sasaran strategis departemen yang berkaitan dapat berjalan
peningkatan pencapaian KPI. dengan baik. Seluruh sasaran strategis pada
perspektif internal business process akan
Perspektif customer berisi sasaran strategis tercapai dengan peningkatan kinerja
meningkatkan kepuasan internal, yaitu departemen dalam melaksanakan fungsi dan
kepuasan departemen didalam perusahaan tanggung jawab masing-masing. Kinerja
yang memiliki hubungan kerja dengan departemen akan meningkat apabila seluruh
Departemen Ekspedisi. Hal ini dapat dicapai anggota bekerjasama untuk memberikan
dengan peningkatan kecepatan waktu kinerja yang terbaik.
pengiriman, kapasitas kendaraan maksimal,
menjaga kesesuaian barang saat pengiriman Peta Strategi Departemen HRD&GA
serta menjaga keamanan dokumen. Seluruh
sasaran strategis dalam perspektif internal Balanced Scorecard Departemen HRD&GA
business process ini dilakukan agar proses terdiri atas 10 sasaran strategis dengan 11
pengiriman berjalan lancar dan tingkat buah Key Performance Indicator (KPI).
kerjasama antar departemen berjalan dengan Perspektif financial berisi sasaran strategis
baik. Seluruh sasaran strategis pada perspektif keamanan lingkungan kerja terjamin yang
internal business process akan tercapai dengan didukung oleh kinerja departemen yang baik
peningkatan kinerja departemen dalam dalam menjaga keamanan didalam seluruh
melaksanakan fungsi dan tanggung jawab lingkungan perusahaan. Sasaran strategis
masing-masing. meningkatkan keefektifan jam kerja berada
pada perspektif financial karena jam kerja
Peta Strategi Departemen Gubadi tidak efektif akan berdampak pada
ketidakmampuan menyelesaiakan pekerjaan
Balanced Scorecard Departemen Gubadi terdiri dan mengakibatkan perlunya jam kerja lembur
atas 9 sasaran strategis dengan 10 buah Key yang menimbulkan biaya tambahan. Sasaran
Performance Indicator (KPI). Terdapat sasaran strategis terakhir pada perspektif financial
strategis pengurangan jumlah barang rusak adalah peningkatan pencapaian KPI yang
pada perspektif financial dapat dicapai dengan merupakan tujuan akhir dari seluruh
sasaran strategis peningkatan kinerja pencapaian kinerja yang terukur dalam
departemen. Hal ini disebabkan karena Balanced Scorecard departemen. Seluruh
kerusakan barang terjadi akibat kesalahan sasaran strategis departemen pada akhirnya
pengawas gudang dalam mengatur peletakan akan berujung pada sasaran strategis
barang. peningkatan pencapaian KPI.

Sasaran strategis meningkatkan keefektifan Perspektif customer berisi sasaran strategis


jam kerja berada pada perspektif financial meningkatkan kepuasan internal, yaitu
karena jam kerja tidak efektif akan berdampak kepuasan departemen didalam perusahaan
pada ketidakmampuan menyelesaikan yang memiliki hubungan kerja dengan
228
Gonardi, et al. / Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja di PT.X / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 225-232

Departemen HRD & GA. Hal ini dapat dicapai peningkatan kinerja departemen. Peningkatan
dengan, meningkatkan kedisiplinan dan kinerja Departemen Produksi berarti bahwa
kompetensi karyawan serta meningkatkan seluruh anggota didalam Departemen Produksi
realisasi permintaan yang diajukan kepada akan melakukan kinerja yang terbaik dalam
Departemen HRD & GA. Pemenuhan melaksanakan fungsi dan tanggung jawab.
kebutuhan departemen lain yang dilakukan
oleh Departemen HRD & GA akan mendukung Peta Strategi Departemen QA&QC
kinerja departemen yang berkaitan menjadi
lebih baik. Seluruh sasaran strategis diatas Balanced Scorecard Departemen QA&QC
akan dapat dilakukan dengan baik apabila terdiri atas 11 sasaran strategis dengan 11
kinerja secara keseluruhan didalam buah Key Performance Indicator (KPI). Gambar
departemen juga semakin ditingkatkan. 5 menunjukkan sasaran strategis meminimasi
produk reject pada perspektif financial dapat
Peta Strategi Departemen Produksi dicapai dengan sasaran strategis pengurangan
frekuensi reject. Sasaran strategis
Balanced Scorecard Departemen Produksi meningkatkan keefektifan jam kerja berada
terdiri atas 12 sasaran strategis dengan 19 pada perspektif financial karena jam kerja
buah Key Performance Indicator (KPI). Gambar tidak efektif akan berdampak pada
4 menunjukkan pada perspektif financial ketidakmampuan menyelesaiakan pekerjaan
terdapat sasaran strategis pengurangan waste dan mengakibatkan perlunya jam kerja lembur
mesin yang menimbulkan biaya kerugian waste. yang menimbulkan biaya tambahan. Sasaran
Sasaran strategis ini dapat dicapai dengan strategis terakhir pada perspektif financial
sasaran strategis mengurangi gangguan adalah peningkatan pencapaian KPI yang
produksi sehingga mesin dapat terus beroperasi merupakan tujuan akhir dari seluruh
dan tidak menimbulkan banyak waste. pencapaian kinerja yang terukur dalam
Balanced Scorecard departemen. Seluruh
Sasaran strategis meningkatkan keefektifan sasaran strategis departemen pada akhirnya
jam kerja berada pada perspektif financial akan berujung pada sasaran strategis
karena jam kerja tidak efektif akan berdampak peningkatan pencapaian KPI.
pada ketidakmampuan menyelesaiakan
pekerjaan dan mengakibatkan perlunya jam Peningkatan kepuasan internal pada perspektif
kerja lembur yang menimbulkan biaya customer dapat dicapai dengan meminimasi
tambahan. Sasaran strategis terakhir pada kesalahan pemeriksaan, mengurangi keluhan
perspektif financial adalah peningkatan pelanggan, kualitas material terjamin sehingga
pencapaian KPI yang merupakan tujuan akhir departemen lain yang menerima hasil kinerja
dari seluruh pencapaian kinerja yang terukur Departemen QA&QC dapat melaksanakan
dalam Balanced Scorecard departemen. Seluruh fungsinya dengan tepat. Seluruh sasaran
sasaran strategis departemen pada akhirnya strategis pada perspektif internal business
akan berujung pada sasaran strategis process akan tercapai apabila didukung dengan
peningkatan pencapaian KPI. peningkatan kinerja departemen.

Perspektif customer berisi sasaran strategis Peta Strategi Departemen Timbangan


meningkatkan kepuasan internal, yaitu
kepuasan departemen didalam perusahaan Balanced Scorecard Departemen Timbangan
yang memiliki hubungan kerja dengan terdiri atas 8 sasaran strategis dengan 9 buah
Departemen Produksi. Hal ini dapat dicapai Key Performance Indicator (KPI). Gambar 6
dengan meminimasi waktu set up mesin, menunjukkan perspektif financial berisi
meningkatkan kesesuaian produksi, sasaran strategis menjamin ketepatan
mengurangi frekuensi terjadinya kerusakan penimbangan yang akan menghasilkan biaya
mesin dan meningkatkan efisiensi pemakaian kerugian yang dikeluarkan perusahaan apabila
glue. Pelaksanaan strategis ini akan berdampak terjadi selisih hasil penimbangan. Perspektif
pada menghasilkan keberhasilan pencapaian customer berisi sasaran strategis meningkatkan
atas target departemen yang juga berhubungan kepuasan internal, yaitu kepuasan departemen
dengan Departemen Produksi. Oleh karena itu didalam perusahaan yang memiliki hubungan
keberhasilan pencapaian ini juga akan kerja dengan Departemen Timbangan. Hal ini
meningkatkan kepuasan internal departemen. dapat dicapai dengan menjamin ketepatan
Seluruh sasaran strategis pada perspektif pembuatan dokumen agar koordinasi dengan
internal business process akan tercapai dengan departemen yang berkaitan dapat berjalan
229
Gonardi, et al. / Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja di PT.X / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 225-232

dengan baik. Seluruh sasaran strategis pada sumber data. Departemen adalah departemen
perspektif internal business process dan yang memiliki dokumen atau catatan sumber
perspektif financial akan tercapai dengan data. Perhitungan adalah rumusan dan cara
sasaran strategis peningkatan kinerja secara menghitung nilai pencapaian dan nilai
keseluruhan didalam departemen pada Pencapaian per KPI.
perspektif learning and growth.
Judul kolom tertentu yang merupakan isi pada
Balanced Scorecard Balanced Scorecard yaitu target, pencapaian,
bobot, nilai pencapaian per KPI, rata-rata
Balanced Scorecard digambarkan dalam sebuah perspektif, dan total per perspektif diberikan
tabel dengan baris yang terbagi menjadi empat simbol yang berbeda-beda sebagai tanda
perspektif didalam Balanced Scorecard dan pengenal untuk masing-masing aspek.
kolom yang terbagi berdasarkan aspek atau isi Pemberian simbol ini adalah untuk membantu
dari Balanced Scorecard. Masing-masing kolom dalam penjelasan hubungan dan kaitan antara
Balanced Scorecard memiliki judul kolom yang poin isi tersebut. Simbol ini digunakan dalam
menjadi panduan dalam mengisi kolom-kolom penjelasan perhitungan setiap KPI dalam
tersebut. Judul kolom didalam tabel Balanced Balanced Scorecard.
Scorecard adalah perspektif, sasaran strategis,
Key Performance Indicator (KPI), nilai target, Balanced Scorecard departemen berisi sasaran
unit of measurement (uom), pencapaian, bobot, strategis masing-masing departemen beserta
pencapaian per KPI, rata-rata per perspektif, Key Performance Indicator sebagai tolak ukur
total per perspektif, rencana tindak, PIC, pencapaian sasaran strategis tersebut. Masing-
waktu, data yang dibutuhkan, departemen, dan masing Key Performance Indicator memiliki
perhitungan. Penjelasan setiap aspek diatas nilai target beserta unit pengukurannya. Setiap
yang terdapat didalam Balanced Scorecard KPI akan dilihat pencapaian aktual nya, lalu
adalah sebagai berikut. dihitung persentase nilai pencapaiannya. Nilai
pencapaian dari seluruh KPI didalam perspektif
Perspektif adalah sudut pandang atau aspek tersebut akan dirata-rata kemudian dikalikan
dalam penerapan Balanced Scorecard. Sasaran dengan bobot perspektif. Hasil perkalian adalah
Strategis adalah pernyataan penjelasan berupa nilai perspektif yang kemudian akan
mengenai apa yang harus dilakukan oleh dijumlahkan sehingga mendapatkan total nilai
perusahaan untuk melaksanakan eksekusi Balanced Scorecard masing-masing
strategi. Key Performance Indicator (KPI) departemen.
adalah indikator yang digunakan untuk
mengukur kinerja, tolak ukur pencapaian dari Masing-masing KPI memiliki tindakan
sasaran strategis. Nilai Target adalah nilai perbaikan yang akan dilakukan apabila KPI
yang menjadi standar / acuan pencapaian KPI. tersebut tidak tercapai. Tindakan perbaikan ini
Uom (unit of measurement) adalah satuan dari memiliki person in charge (PIC) yaitu orang
nilai target. Pencapaian adalah nilai aktual atau bagian yang bertanggungjawab untuk
yang berhasil dicapai untuk masing-masing melakukan tindakan perbaikan tersebut.
KPI. Bobot adalah nilai bobot untuk masing- Tindakan perbaikan ini juga diberikan
masing perspektif. keterangan waktu yaitu dalam periode berapa
lama tindakan tersebut harus dilakukan. Setiap
Pencapaian per KPI adalah nilai hasil konversi poin KPI juga memiliki keterangan sumber
dari nilai pencapaian. Rata-rata per perspektif data, yaitu data apa saja yang dibutuhkan
adalah nilai rata-rata dari seluruh nilai untuk melakukan perhitungan poin KPI
pencapaian per KPI dalam perspekif yang tersebut. Keterangan mengenai sumber data
bersangkutan. Total per perspektif adalah hasil juga berisi departemen yang menjadi sumber
dari nilai C x E yaitu perkalian nilai bobot mendapatkan data tersebut, dan cara
dengan nilai rata-rata per perspektif. Rencana perhitungan data tersebut untuk mendapatkan
tindak adalah pernyataan tindakan yang nilai KPI.
dilakukan apabila KPI tidak tercapai. Person in
charge atau PIC adalah orang atau bagian yang KPI yang memiliki target nilai sebesar nol akan
bertanggungjawab melakukan rencana tindak. diberikan keterangan range untuk nilai
Waktu adalah batas jangka waktu melakukan pencapaian. Keterangan ini bertujuan untuk
tindakan perbaikan. Data yang dibutuhkan memberikan range untuk mengkonversi nilai
adalah dokumen atau catatan yang dimiliki pencapaian aktual menjadi nilai pencapaian
departemen atau perusahaan yang menjadi KPI. Sehingga nilai pencapaian aktual dapat

230
Gonardi, et al. / Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja di PT.X / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 225-232

dibuah satuannya hingga menjadi sama dengan dilakukan untuk setiap departemen dilengkapi
satuan nilai pencapaian dalam tabel BSC. dengan perumusan. Perumusan ini berfungsi
dalam memberikan keterangan pencapaian dan
Perancangan Balanced Scorecard untuk seluruh warna sesuai dengan hasil nilai KPI yang
departemen ini kemudian diimplementasi berhasil dicapai. Keterangan pencapaian dan
untuk melihat bagaimana pencapaian kinerja warna akan diberikan berdasarkan hasil nilai
masing-masing departemen. Implementasi ini pencapaian KPI berdasarkan ketentuan
dilakukan untuk periode 1 bulan sesuai dengan pemberian range yang telah dijelaskan
jangka waktu yang ditetapkan perusahaan sebelumnya.
untuk pengukuran kinerja. Proses implementasi
dilakukan dengan menggunakan data dari hasil Simpulan
pencapaian aktual departemen. Proses
implementasi dilakukan dengan menghitung Sistem pengukuran kinerja yang tepat untuk
berapa besar nilai pencapaian KPI dari masing- diterapkan pada PT.X adalah dengan
masing departemen. Nilai pencapaian KPI penggunaan metode Balanced Scorecard.
kemudian dikelompokkan menjadi kategori- Perancangan Balanced Scorecard dilakukan
kategori pencapaian yang dapat dilihat pada untuk 6 departemen yang menjadi objek dalam
Tabel 1. penelitian ini. Departemen tersebut adalah
Departemen Ekspedisi, Departemen Gudang
Tabel 1. Penggolongan Kategori Pencapaian KPI Barang Jadi (Gubadi), Departemen Human
Resource Development and General Affair
Range Tingkat (HRD&GA), Departemen Produksi, Departemen
Keterangan
Pencapaian Warna Quality Assurance and Quality Control
(QA&QC), dan Departemen Timbangan.
90 ≥ x ≤ 100 Biru Sangat Baik
80 ≥ x < 90 Hijau Baik Perancangan Balanced Scorecard dilakukan
65 ≥ x < 80 Kuning Rata-rata dengan menyusun peta strategi dan tabel isi
Balanced Scorecard. Peta strategi
50 ≥ x < 65 Merah Kurang
menggambarkan hubungan antara sasaran
x < 50 Hitam Sangat Kurang strategis dari keempat perspektif yaitu
financial, customer, internal business process,
dan learning and growth. Tabel isi Balanced
Pencapaian nilai KPI dirumuskan oleh
Scorecard berisi sasaran strategis, Key
manajemen perushaaan sesuai dengan target
Performance Indicator, nilai target, nilai bobot,
yang diinginkan oleh perusahaan. Pencapaian
nilai pencapaian, tindakan perbaikan, sumber
nilai KPI kemudaian digolongkan menjadi lima
data, dan perhitungan. Setiap sasaran strategis
kategori. Pencapaian KPI pada range 90 hingga
memiliki paling sedikit 1 buah Key Performance
100 tergolong dalam kategori pencapaian
Indicator.
sangat baik dengan keterangan warna biru.
Pencapaian KPI pada range 80 hingga 90
Departemen Ekspedisi memiliki 14 sasaran
tergolong dalam kategori pencapaian baik
strategis dengan 14 buah Key Performance
dengan keterangan warna hijau.
Indicator (KPI). Departemen HRD & GA
memiliki 10 sasaran strategis dengan 11 buah
Pencapaian KPI pada range 65 hingga 80
Key Performance Indicator (KPI). Departemen
tergolong dalam kategori pencapaian rata-rata
Gubadi terdiri atas 9 sasaran strategis dengan
dengan keterangan warna kuning. Pencapaian
10 buah Key Performance Indicator (KPI).
KPI pada range 50 hingga 65 tergolong dalam
Departemen Produksi terdiri atas 12 sasaran
kategori pencapaian kurang dengan keterangan
strategis dengan 19 buah Key Performance
warna merah. Pencapaian KPI dengan nilai
Indicator (KPI). Departemen QA & QC terdiri
dibawah 50 tergolong dalam kategori
atas 11 sasaran strategis dengan 11 buah Key
pencapaian sangat kurang dengan keterangan
Performance Indicator (KPI). Departemen
warna hitam.
Timbangan terdiri atas 8 sasaran strategis
dengan 9 buah Key Performance Indicator (KPI).
Pemberian kategori pencapaian dan keterangan
Sasaran strategis dan KPI yang dirancang dan
warna pada pencapaian KPI ini ditujukan
disusun pada masing-masing departemen
untuk memudahkan dalam melakukan
disesuaikan dengan fungsi dan tugas utama
pengawasan terhadap hasil nilai KPI.
setiap departemen tersebut.
Perancangan Balanced Scorecard yang

231
Gonardi, et al. / Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja di PT.X / Jurnal Titra, Vol. 7, No. 2, Juli 2019, pp. 225-232

Daftar Pustaka Scorecards, Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta, 2007.
1. Kaplan, R.S. and Norton, D.P., The Balanced 4. Kaplan, R.S., and Norton, D.P., Strategy
Scorecard: Translating Strategy into Action, maps : Converting Intangible Assets into
Harvard Business School Press, Boston, Tangible Outcomes, Harvard Business School
1996. Press, Boston, 2004.
2. Kaplan, R.S., and Norton, D.P., The 5. Parmenter, D., Key Performance Indicators:
Balanced Scorecard: Measures that Drive Developing, Implementing, and Using
Performance, Harvard Business Review, Winning KPIs, John Wiley & Sons, Inc,
1992, (January-February), pp. 71-79. Hiboken, 2007.
3. Luis, S., and Biromo, P.A., Step by Step in 6. Bergeron, B.P., Performance Management in
Cascading Balanced Scorecard to Functional Healthcare: From Key Performance
Indicators to Balanced Scorecard, 2nd ed.,
Taylor and Francis, Abingdon, 2017.

232

Anda mungkin juga menyukai