Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN DASAR PERILAKU ORGANISASI

Perilaku organisasi pada dasarnya dibentuk oleh perilaku individual para anggota organisasi
yang meliputi karakteristik biografis, kemampuan individu, kepribadian, serta pembelajaran.
Faktor yang paling mudah yang dapat dipergunakan untuk menganalisis atau menilai seseorang
adalah melalui karakteristik biografisnya. Data pribadi seperti usia, jenis kelamin, status
perkawinan, maupun masa kerja yang dimiliki seseorang sangat umum dipakai dan mudah
diperoleh untuk kemudian dihubungkan dengan tingkat produktivitas kerjanya.

PERAN PERILAKU ORGANISASI DENGAN SPM

Sistem pengendalian manajemen yang baik akan mempengaruhi perilaku anggota organisasi
sehingga memiliki keselarasan tujuan (goal congruence) dalam organisasi artinya suatu kondisi
yang diperoleh dari usaha anggota organisasi dalam mencapai goal nya masing-masing juga
membantu tercapainya goal organisasi.

KESELARASAN TUJUAN (GOAL CONGRUENCE)

Tujuan utama dari Sistem Pengendalian Manajemen untuk mengupayakan terjadinya “ Goal
Congruence”.

Dalam pengendalian manajemen akan berusaha mendorong anggota organisasi melakukan


kegiatan untuk kepentingan organisasi yaitu :

1. Tindakan yang dapat memotivasi anggota organisasi melakukan usaha untuk memenuhi
tujuannya (individu)
2. Tindakan tersebut juga mempunyai kontribusi pada kepentingan organisasi.
Proses goal congruence dapat dijelaskan melalui hubungan antara pimpinan dan
bawahanmelalui konsep mean-end analysis.
FAKTOR YANG YANG MEMPENGARUHI

Ada begitu banyak faktor yang dominan dalam mempengaruhi tingkat kinerja yang dapat dicapai
oleh suatu organisasi. Faktor tersebut dapat disebabkan oleh faktor internal organisasi maupun
faktor eksternal organisasi.

 FAKTOR EKSTERNAL
Yaitu norma mengenai perilaku yang diyakini dalam suatu lingkungan soci
a l dimana organisasi berada. Norma ini termasuk beberapa atitut yang tercermin pada etika kerja
yang mendorong karyawan loyal membuat mereka bangga menjadi bagian dari
organisasi.

 FAKTOR INTERNAL
1. kultur
yaitu keyakinan, nilai, norma dan asumsi yang diterima dalam suatu organisasi yang
tercermin pada setiap tindakan yang dilakukan anggota organisasi. Pada umumnya kultur
organisasi tidak berubah dalam jangka panjang.
2. Gaya Kepemimpinan
Tindakan yang dilakukan anggota organisasi merefleksi sikap yang dimiliki
pimpinannya. Terdapat tiga bentuk kepimpinan yaitu :
a. Internal Control Style
b. Eksternal Control Style
c. Mixed Control Style
3. Organisasi Informal
Yaitu organisasi yang terbentuk bukan karena adanya ketentuan formal, tetapi karena
adanya kontak individu. Komunikasi dapat terjadi tanpa mengikuti ketentuan formal.
Misalnya staf bagian pemasaran seharusnya hanya berkomunikasi dengan pimpinan
bagian pemasaran, tetapi dia bisa berkomunikasi dengan anggota organisasi lain yang
tidak dari pemasaran.
4. Persepsi dan Komunikasi
Dalam melakukan kegiatan untuk mencapai goal organisasi, manajer operasional harus
tahu mengenai goal organisasi dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal
tersebut. Manajer menerima informasi dari berbagai sumber baik formal (anggaran dan
berbagai dokumen resmi) maupun informal (dari berbagai pembicaraan). Sering kali
informasi yang diterima tidak selalu mudah dipahami, sehingga akan memberikan
masalah dalam organisasi.

 SISTEM PENGENDALIAN FORMAL :


1. Rules (aturan), yaitu semua bentuk instruksi dan pengendalian formal seperti : perintah
kerja, diskripsi jabatan, prosedur operasional standard, manual dan pedoman etika.
2. Pengendalian phisik, penjaga keamanan, kunci gudang, password computer dll
3. Manual, cara kerja yang dibuat secara tertulis
4. Sistem keamanan
5. Pengendalian operasional

JENIS ORGANISASI

Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh terhadap struktur organisasi dan struktur tersebut
akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi. Struktur organisasi
bisa dikelompokkan dalam tiga kategori :

1. Struktur fungsional : setiap manajer bertanggung jawab atas fungsi yang terspesialisasi,
seperti produk atau pemasaran.
kita dapat melihat bahwa meskipun kedua direktur memiliki orang yang memiliki
wewenang langsung, mereka juga dapat mengirimkan informasi kepada manajer yang
tidak mereka kendalikan secara langsung. Hal yang sama berlaku untuk hubungan
manajer dengan tim.

Kelemahan struktur organisasi fungsional :


a. Sulit untuk mengukur efektifitas masing-masing fungsi
b. Masalah antara fungsi hanya bisa diselesaikan oleh pusat
c. Kesulita untuk melakukan perencanaan dan koordinasi

2. Struktur unit bisnis : setiap manajer bertanggung jawab atas aktivitas dari masing-masing
unit, dan unit bisnis merupakan bagian yang semi independen dari perusahaan

Struktur organisasi unit bisnis dirancang untuk mengatasi kelemahan pada struktur organisasi
fungsional. Organisasi unit bisnis bertanggung jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam
produksi dan pemasaran sebuah produk. Kinerja unit bisnis diukur dengan profitabilitas dan unit
bisnis tersebut.

Keuntungan struktur organisasi unit bisnis:

a. Sarana pelatihan bagi manajemen secara umum


b. Para manajer unit bisnis dapat membuat keputusan yang lebih baik dibanding keputusan
kantor pusat karena lebih dekat dengan pasar dari produknya dibandingkan dengan kantor pusat.

c. Dapat memberikan reaksi yang cepat terhadap ancaman-ancaman atau peluang baru

Kelemahan struktur organisasi unit bisnis:

a. Masing-masing staf unit bisnis mungkin menduplikasi sejumlah pekerjaan yang pada
organisasi fungsional dierjakan di kantor pusat.

b. Kesulitan mencari sumber daya manusia yang berkualitas untuk memimpin setiap unit bisnis

c. Konflik antar bisnis

3. Struktur matriks : unit fungsional yang memiliki tanggung jawab ganda

Struktur organisasi ini merupakan kombinasi antara struktur organisasi fungsional dan unit
bisnis. Struktur organisasi matrix membentuk beberapa fungsi organisasi yang bertanggungjawab
untuk membantu beberapa unit bisnis yang dilakukan, sehingga dapat memanfaatkan efisiensi
setiap fungsi organisasi dan keputusan unit bisni dapat dilakukan dengan cepat dan sesuai.
KONTROLLER

Fungsi pengendalian adalah fungsi staf. Meskipun seorang kontroler biasanya bertanggung
jawab untuk merancang maupun mengoperasikan sistem yang mengumpulkan dan melaporkan
informasi, pemanfaatan informasi ini adalah tanggung jawab jajaran manajemen. Kontroler tidak
membuat ataupun mendorong pihak manajemen untuk mengambil keputusan. Tanggung jawab
untuk menjalankan pengendalian sesungguhnya berasal dari CEO lalu turun ke bawah melalui
jalur organisasi.

Para kontroler juga memainkan peranan penting dalam mempersiapkan rencana strategis dan
anggaran serta melakukan penelitian secara cermar aras laporan kinerja. Dalam hal ini para
kontroler bertindak layaknya manajer. Perbedaannya adalah bahwa keputusan kontroler dapat
dibatalkan oleh jajaran manajer.

Kontroler Unit Bisnis

Para kontroler unit bisnis memiliki tanggung jawab pada dua pihak. Pihak pertama ialah pada
kontroler korporat yaitu pihak yang memegang tanggung jawab operasi sistem pengendalian
secara keseluruhan. Sedangkan pihak kedua ialah pada para manajer di unit dimana kontroler
tersebut berada yang merupakan pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan.

Hubungan-hubungan Alternatif Kontroler

Pada hubungan garis putus-putus, manajer unit bisnis merupakan atasan langsung kontroler unit
bisnis dan memiliki wewenang dalam mempekerjakan, melatih, memindahkan, memberikan
kompensasi, mempromosikan, dan memecat para kontroler di unit yang bersangkutan. Namun
keputusan tersebut jarang dibuat tanpa masukan dari kontroler korporat. Masalah dari hubungan
ini, dimungkinkan kontroler unit bisnis tidak akan memberikan laporan yang objektif mengenai
anggaran dan kinerja pada manajer senior.

Anda mungkin juga menyukai