Disusun oleh :
Kelompok 5
Heriyanto Pasaribu
Dwi Maulida Agustin
Sarah Permatasari
Cut Najla Firza Medina
Mata Kuliah
Dosen
( 130503084 )
( 130503108 )
( 130503109 )
( 130503112 )
Perilaku dalam organisasi adalah bidang study yang mempelajari pengaruh yang
dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang
bertujuan untuk meningkatkan efektifitas suatu organisasi.
Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk memberi motivasi anggota
organisasi agar bertindak dan dapat membuat keputusan secara konsisten dengan tujuan
organisasi (Kren, 1997). Sistem pengendalian yang baik pada cara maupun tujuannya,
artinya tindakan-tindakan individu untuk meraih tujuan-tujuan pribadinya juga akan
membantu dalam tujuan-tujuan organisasi.
II.
III.
Negara, sejumlah Negara seperti Jepang dan Singapura, memiliki reputasi yang
baik dalam etos kerjanya.
2. Faktor Internal
a. Budaya
Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu
sendiri, yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut,
norma-norma perilaku, serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima
dan yang secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.
Norma-norma budaya sangatlah penting karena hal tersebut bisa
menjelaskan mengapa dua perusahaan dengan sistem pengendalian
manajemen formal yang sama, bervariasi dalam hal pengendalian aktual.
Budaya sebuah perusahaan biasanya tidak pernah berubah selama bertahuntahun, meskipun tak seorangpun ingat apa yang menjadi alasannya. Budaya
organisasi juga sangat dipengaruhi oleh personalitas dan kebijakan CEO,
serta oleh personalitas dan kebijakan para manajer pada tingkat yang lebih
rendah di area-area yang menjadi tanggung jawab mereka. Upaya-upaya
untuk mengubah peraturan selalu mendapatkan perlawanan, dan semakin
besar serta lamanya sebuah perusahaan, maka perlawanannya pun akan
semakin besar.
b. Gaya Manajemen
Faktor internal yang memiliki dampak yang paling kuat terhadap
pengendalian manajeman adalah gaya manajemen. Para manajer memiliki
kualitas dan gaya yang beragam. Beberapa diantaranya memiliki kharisma
dan ramah, sementara yang lain ada yang bergaya agak santai, ada juga
manajer yang banyak melewatkan waktunya dengan melihat-lihat dan
berbicara pada banyak orang manajemen dengan cara berjalan berkeliling
(management by walking-around), sementara ada juga manajer yang
menyibukkan dirinya dengan menulis laporan.
c. Organisasi Informal
Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan
formal, yaitu pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap
manajer. Kenyataan-kenyataan selama berlangsungnya proses pengendalian
manajemen, tidak bisa dipahami tanpa mengenali arti penting dari
hubungan-hubungan yang menyusun di organisasi yang bersifat formal.
beragam, namun tidak selalu jelas apa yang sesungguhnya diinginkan oleh
pihak manajer senior. Sebuah organisasi adalah sebuah entitas yang
kompleks, dan tindakan-tindakan yang diambil oleh berbagai bagian dari
organisasi untuk mencapai tujuan bersama tersebut tidak bisa dinyatakan
secara jelas, bahkan dalam situasi yang terbaik sekalipun.
IV.
prosedur lain yang akan diuraikan dalam buku teks mengenai auditing. Hal tersebut
juga mencakup pengecekan sistem yang dilakukan oleh auditor internal dan
eksternal.
d) Sistem Pengendalian Tugas
Pengendalian tugas didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tugastugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien. Kebanyakan tugas-tugas itu
dikendalikan melalui peraturan-peraturan.
V.
VI.
JENIS-JENIS ORGANISASI
Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya. Jenis
struktur akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi.
Meskipun kualitas dan ukuran organisasi itu sangat beragam, setidaknya organisasi bisa
dikelompokkan dalam 3 kategori umum :
1. Struktur Fungsional, didalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas
fungsi-fungsi yang terspesialisasi seperti produk atau pemasaran.
2. Struktur Unit Bisnis, didalamnya para unit manajer bertanggungjawab atas
aktivitas-aktivitas dari masing-masing unit, dan unit bisnis berfungsi sebagai
bagian yang semi-independen dari perusahaan.
3. Struktur Matriks, didalamnya unit-unit fungsional memiliki tanggung jawab
ganda.
ORGANISASI FUNGSIONAL
proses-proses lintas fungsi yang saling berhubungan seperti rotasi bidang lintas fungsi
dan penghargaan berdasarkan kerja sama tim.
Bentuk organisasi unit bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan masalahmasalah yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga disebut
sebagai divisi, bertanggungjawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan
pemasaran sebuah produk. Unit bisnis tersebut bertanggung jawab untuk melakukan
perencanaan dan koordinasi kerja dari berbagai fungsi yang terpisah. Kinerja unit bisnis
tersebut kemudian diukur dengan profitabilitas dan unit bisnis itu.
Keuntungan dari bentuk perusahaan unit bisnis ini adalah:
1. Struktur ini bisa berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi manajemen secara umum.
2. Unit bisnis lebih dekat dengan pasar dari produk-produk yang dibandingkan
dengan kantor pusat, maka para manajer unit bisnis dapat membuat keputusankeputusan produksi dan pemasaran yang lebih baik dibandingkan dengan cara yang
diputuskan oleh kantor pusat.
3. Unit bisnis pun dapat memberikan reaksi yang cepat terhadap ancaman-ancaman
atau peluang baru.
Kerugian dari unit bisnis adalah adanya kemungkinan bahwa masing-masing staf unit
bisnis menduplikasikan sejumlah pekerjaan yang dalam organisasi fungsional,
dikerjakan di kantor pusat. Kerugian lain adalah perselisihan yang terjadi antara
spesialis fungsional dalam organisasi perusahaan fungsional digantikan dengan
perselisihan di antara unit-unit bisnis dalam organisasi unit bisnis.
ORGANISASI MATRIKS
Organisasi matriks disebut juga sebagai organisasi manajemen proyek, yaitu organisasi
dimana penggunaaan struktur organisasi menunjukkan dimana para spesialis yang
mempunyai ketrampilan di masing-masing bagian dari kegiatan perusahaan yang
dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.
Organisasi matrik akan menghasilkan wewenang ganda dimana wewenang horisontal
diterima manajer proyek, sedangkan wewenang fungsionalnya yaitu sesuai dengan
keahliannya dan tetap akan melekat sampai proyek selesai, karena memang terlihat dalam
struktur formalnya. Sebagai akibat, anggota organisasi matrik mempunyai 2 wewenang, hal
ini berarti bahwa dalam melaksanakan kegiatannya, para anggotanya harus melaporkan
kepada 2 atasan. Namun loyalitasnya adalah tetap pada departemen fungsional. Manajer
proyek mempunyai wewenang yang lebih kecil atas personelnya.
Keuntungan dari organisasi ini adalah terletak pada fleksibilitas dan kemampuannya dalam
memperhatikan masalah-masalah yang khusus maupun persoalan teknis yang unik, serta
pelaksanaan kegiatan organisasi matrik tidak menganggu struktur organisasi yang ada.
Sedangkan kelemahannya akan timbul jika manajer proyek tidak bisa mengkoordinir dari
beberapa bagian yang berbeda tersebut sehingga dapat menghadapi kesulitan dalam
mengembangkan team yang terpadu dikarenakan penyimpangan pelaksanaan kesatuan
perintah dimana 1 pimpinan untuk masing-masing individu.
VII.
FUNGSI KONTROLER
Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian
manajemen disebut sebagai seorang kontroler.
Kontroler biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk pengambilan
pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya.
KESIMPULAN
Seorang manajer senior tentu saja menginginkan agar organisasi meraih tujuannya, namun
masing-masing anggota organisasi memiliki tujuan pribadinya masing-masing, dan semua ini
tidak selalu selaras dengan tujuan organisasi. Tujuan utama sistem pengendalian manajemen
adalah menyelaraskan tujuan-tujuan itu, yaitu sistem harus dirancang sedemikian rupa
sehingga tindakan-tindakan setiap anggota perusahaan untuk meraih kepentingannya sendiri
bisa selaras dengan kepentingan organisasi.
Faktor-faktor informal juga memberikan pengaruh yang besar pada upaya untuk meraih
tujuan tersebut secara terpadu. Faktor terpenting dari semua ini semua adalah budaya
organisasi. Setiap sistem pengendalian manajemen harus mengetahui bahwa organisasi yang
bersifat informal berdiri berdampingan dengan organisasi yang bersifat formal serta perlu
diperhitungkan dalam merancang sebuah sistem. Gaya manajemen juga memiliki pengaruh
besar dalam melakukan pengendalian. Namun, bahkan dalam kasus-kasus yang ideal
sekalipun, baik komunikasi maupun penafsiran yang dilakukan oleh masing-masing individu
tetap saja tidak bisa sempurna.
Selain faktor-faktor informal, proses pengendalian juga dipengaruhi oleh aturan-aturan,
tuntunan-tuntunan dan prosedur-prosedur yang membentuk sistem pengendalian secara
formal.
Perusahaan-perusahaan itu dapat memilih dari 3 struktur dasar perusahaan, yaitu struktur
fungsional, struktur unit bisnis, maupun struktur matriks. Pilihan tertentu terhadap struktur
organisasional mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen.
Para kontroler juga bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem
pengendalian, namun sebagai pejabat staf, dia tidak membuat keputusan dalam bidang
manajemen. Dalam perusahaan yang diorganisasikan ke dalam unit-unit bisnis, hubunganhubungan yang terjalin antara pengendali unit bisnis dengan pengendali selalu menjadi bahan
perdebatan.