Anda di halaman 1dari 10

Arif Ashari Kajian Fasies Gunungapi di Kompleks Candi Asu untuk Pendugaan Bencana Erupsi Merapi

September 2013, Vol. 10, No. 2 hal 129-138

Kajian Fasies Gunungapi di Kompleks


Candi Asu untuk Pendugaan Bencana
Erupsi Merapi
ARIF ASHARI
Jurusan Pendidikan Geografi FIS UNY
e-mail : ariecarstensz@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengkaji fasies gunung api dan jenis bahaya erupsi yang pernah ter-
jadi di sekitar kompleks Candi Asu. Metode yang digunakan adalah eksploratif-survey. Pengum-
pulan data dengan observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Data yang dikumpulkan berupa
primer dan sekunder. Data primer meliputi jenis batuan, kemiringan lereng, dan arah lereng
dari pengukuran lapangan, dengan penentuan lokasi sampel menggunakan metode sistematik
sampling. Data sekunder meliputi kondisi topografi dan geologi dari interpretasi peta rupabumi
indonesia, peta geologi, dan citra ikonos pada google earth. Analisis dilakukan secara deskriptif
memperhatikan aspek keruangan. Hasil penelitian menunjukkan kompleks Candi Asu termasuk
fasies medial yang dikenali berdasarkan analisis geomorfologi dan litofasies. Secara geomorfolo-
gi berada pada satuan bentuk lahan kaki gunung api dengan litofasies endapan tuf, lahar, dan
piroklastik. Pada masa lampau kompleks Candi Asu mengalami bencana akibat aliran lahar, awan
panas, dan hujan abu menyebabkan beberapa candi terkubur material vulkanik.
Kata kunci: gunungapi, fasies gunungapi, erupsi, geomorfologi

Abstract
This research aims to investigate the volcanic facies and types of eruption danger that had ever
happened around the complex of Asu temple. The method used in this research is exploratory - sur-
vey. Data was collected through observation, library research, and documentation. The data were
categorized into primary and secondary data. Primary data include rock type, slope, and the slope
obtained from field measurements, the determination of the location of the sample using a systemat-
ic sampling method. The secondary data include topographical and geological conditions obtained
from the interpretation of Indonesian topographic maps, geological maps and IKONOS imagery
on google earth. The analysis was performed descriptively by taking into account spatial aspects.
The results show that Asu temple complex including the medial facies were identified based on the
analysis of geomorphology and litofasies. In reference to geomorphology, this region is located at the
foot of volcanic land form unit with a sediment litofasies tuff, lava, and pyroclastic. In the past, Asu
temple complex had ever experienced a disaster due to the flow of lava, heat clouds and ash rain that
caused some temples buried by volcanic material.
Keywords: volcanic facies, volcanic eruption, geomorphology

129
SOCIA Vol. 10 No. 2, September 2013 : 129-138

PENDAHULUAN gangguan kehidupan (Sutikno dkk, 2007: 19-


20) sehingga mendorong perpindahan pusat
Wilayah lereng barat Gunungapi Merapi
kekuasaan ke Jawa Timur, dan oleh karena
telah sejak lama ditempati oleh penduduk.
perpindahan tersebut Jawa Tengah tidak lagi
Keberadaan kompleks Candi Asu di sem-
memiliki pengaruh besar hingga beberapa
padan Sungai Pabelan menunjukkan di
abad kemudian pada masa perkembangan
wilayah tersebut telah berlangsung pen-
Islam (Degroot, 2009: 8). Mencermati dam-
ghunian oleh masyarakat disertai dengan
pak bencana Erupsi Gunungapi Merapi sejak
berkembangnya kebudayaan sejak masa
masa lampau, menarik untuk dikaji bahaya-
Hindu-Buddha. Kompleks Candi Asu berada
bahaya apa saja yang pernah terjadisehingga
pada lahan seluas 2,55 ha, terdiri dari tiga
melumpuhkan sistem kehidupan masyarakat
candi yaitu Candi Asu, Candi Lumbung, dan
di kompleks Candi Asu. Kajian mengenai ben-
Candi Pendem. Ketiga candi tersebut diban-
cana pada masa lampau diharapkan dapat
gun pada periode 830-900 M (Degroot, 2009:
meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-
12-15). Pemilihan lokasi permukiman dan
siagaan masyarakat pada saat ini mengingat
pembangunan candi pada lereng vulkan di-
wilayah tersebut saat ini ditempati oleh pen-
duga kuat tidak terlepas dari keberadaanpo-
duduk dengan jumlah dan kepadatan tinggi.
tensi sumberdaya alam wilayah tersebut. Se-
Kajian fasies gunungapi berperan sebagai
lama ini lereng Gunungapi Merapi diketahui
penyedia catatan sejarah erupsi pada masa
banyak memiliki potensi sumberdaya alam
lampau, untuk pengenalan dan pemahaman
berupa sumberdaya air (Santosa, 2006: 1;
sifat erupsi yang terjadi pada suatu tempat
Sutikno dkk, 2007: 39-51), sumberdaya la-
sehingga dapat diprediksi dampak erupsi
han, sumberdaya mineral, dan sumberdaya
pada masa mendatang (Marfai dkk, 2012: 3).
hayati (Sutikno dkk, 2007: 51-61).
Fasies gunungapi merupakan sejumlah ciri
Namun demikian, disamping potensi
litologi batuan gunungapi dalam kesamaan
sumberdaya alam Gunungapi Merapi juga
waktu pada suatu lokasi tertentu yang me-
menyimpan potensi bencana yang cukup be-
nyangkut aspek fisika, kimia, biologi (Bronto,
sar (Sutikno dkk, 2007: 20-30). Gunungapi
2006: 2). Analisis fasies gunungapi mengang-
Merapi dikenal sebagai salah satu vulkan
gap bahwa setiap proses yang terjadi saat
paling aktif di Indonesia, bahkan oleh Su-
erupsi akan menghasilkan jenis batuan yang
dradjat dkk (2011) disebut sebagai vulkan
berbeda sehingga dengan mengidentifikasi
paling aktif selama Holosen dengan aktivi-
batuan tersebut akan diketahui jenis bahaya
tas yang berkesinambungan. Oleh karena itu
erupsi yang pernah terjadi pada suatu tem-
kehidupan penduduk pada lereng Merapi
pat (Marfai dkk, 2006: 3). Oleh karena itu
sepanjang waktu senantiasa menghadapi an-
kajian fasies gunungapi merupakan salah
caman bencana akibat aktivitas vulkanisme.
satu metode yang dapat digunakan untuk
Terlebih pada masa lalu daerah yang banyak
rekonstruksi bencana erupsi masa lalu seka-
mengalami dampak langsung letusan adalah
ligus prediksi bencana masa mendatang di
lereng barat atau barat daya (Andreastuti
wilayah kompleks Candi Asu.
dkk, 2006: 2) yang telah menjadi pusat-pusat
Dalam geomorfologi terdapat konsep
konsentrasi penduduk dengan peninggalan
dasar yang menyatakan: “hukum dan pros-
berupa candi yang dijumpai saat ini.
es fisis yang berlaku pada saat ini, berlang-
Selama ini banyak diyakini aktivitas vul-
sung pula sepanjang waktu geologi walau-
kanik Merapi merupakan salah satu faktor
pun intensitasnya tidak selalu sama dengan
yang menyebabkan kemunduran periode
saat ini” (Thornbury, 1969: 16 ). Konsep ini
Hindu-Buddha di Jawa Tengah, dalam kon-
menunjukkan proses alami yang terjadi di
teks ini khususnya wilayah kompleks Candi
masa lalu sangat mungkin untuk terjadi kem-
Asu yang berada pada lereng barat Merapi.
bali di masa depan. Dengan demikian bahaya
Bencana alam akibat letusan Merapi sejak
erupsi yang pernah terjadi di wilayah kom-
awal abad ke 11 telah banyak menyebabkan
pleks Candi Asu pada masa lalu pada hakikat-

130
Arif Ashari Kajian Fasies Gunungapi di Kompleks Candi Asu untuk Pendugaan Bencana Erupsi Merapi

nya masih merupakan ancaman bagi periode umpulan data dilakukan dengan observasi,
sekarang maupun yang akan datang. Berkai- interpretasi citra penginderaan jauh, studi
tan dengan hal tersebut kajian fasies gunun- pustaka, dan dokumentasi.
gapi sangat penting karena dengan merekon- Menurut Bronto (2006: 3), fasies gunun-
struksi peristiwa yang telah terjadi di masa gapi dapat diidentifikasi berdasarkan data:
lalu dapat diperoleh gambaranpotensi ben- 1) inderaja dan geomorfologi, (2) stratigrafi
cana yang masih menjadi ancaman di masa batuan gunungapi, 3) vulkanologi fisik, 4)
mendatang. Informasi potensi bencana san- struktur geologi, dan 5) petrologi-geokimia.
gat dibutuhkan dalam membangun sistem Penelitian ini melakukan identifikasi fasies
kehidupan masyarakat yang selaras dengan dengan kombinasi cara pertama dan kedua,
becana (Kelman dan Mather, 2008: 2-3) yaitu antara inderaja dan geomorfologi den-
gan stratigrafi batuan gunungapi. Untuk itu
METODE data yang dikumpulkan meliputi data mor-
fologi dan data litofasies sebagai data primer
Penelitian ini menggunakan metode
yang diperoleh dari pengukuran lapangan,
eksploratif-survei dengan pendekatan keru-
dengan didukung data sekunder berupa kon-
angan dan kelingkungan. Survei geomorfolo-
disi geologi dan geomorfologi regional yang
gi digunakan dengan memperhatikan aspek
diperoleh dari interpretasi peta rupabumi in-
morfologi dan morfogenesa. Populasi dalam
donesia, peta geologi, citra landsat dan citra
penelitian ini meliputi seluruh lahan di kom-
ikonos pada google earth, serta sumber-sum-
pleks Candi Asu dengan pengambilan sampel
ber pustaka. Jenis data dan metode pengum-
secara sistematik random sampling. Peng-
pulannya ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis data dan teknik pengumpulan data


Jenis data Teknik pengumpulan Instrumen/sumber data
data
Variabel morfologi
1. Bentuklahan Observasi Lembar observasi, kamera
Interpretasi citra Citra landsat dan ikonos yang
tersedia pada google earth
Studi pustaka Sutikno dkk (2006)
2. Kemiringan lereng Observasi Klinometer, yallon
Dokumentasi Peta RBI dan DEM SRTM
3. Hadap lereng Observasi Kompas, yallon
4. Genesis dan proses Observasi Lembar observasi, kamera
Variabel litofasies
1. Tipe produk erupsi Observasi Lembar observasi, kamera
Dokumentasi Peta Geologi
2. Stratigrafi endapan Studi pustaka Andreastuti dkk (2006)
Gunungapi Merapi

131
SOCIA Vol. 10 No. 2, September 2013 : 129-138

Data yang diperoleh selanjutnya dianali- disi morfologi di lapangan dengan ciri-ciri
sis secara deskriptif. Identifikasi fasies den- morfologi pada setiap fasies sebagaimana
gan analisis aspek geomorfologi dilakukan dijelaskan oleh Bronto (2006: 3-4).
melalui pencocokan (matching) antara kon-

Gambar 1.
Klasifikasi fasies gunungapi beserta komposisi batuan penyusunnya
(Bogie dan Mackenzie, 1998 dalam Bronto, 2006: 3)

HASIL DAN PEMBAHASAN han berupa tegalan dan permukiman.


Daerah penelitian terletak pada koordi- Secara geomorfologi, daerah penelitian
nat 429060 hingga 429190 serta 9167870 berada pada bentuk lahan kaki Gunungapi
hingga 9167950 pada zona 49 UTM. Luas Merapi (volcanic foot)bagian barat. Bentuk
wilayah 2,5 ha, secara administrasi sebagian lahan ini di bagian atas berbatasan dengan
besar termasuk dalam wilayah Desa Sengi, bentuklahan lereng gunungapi (volcanic
Kecamatan Dukun, serta sedikit bagian ter- slope) dan di bagian bawah berbatasan den-
masuk dalam wilayah Desa Krogowanan gan dataran kaki (volcanic foot plain). Masing-
Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang masing bentuklahan tersebut dibatasi oleh
(Gambar 2). tekuk-tekuk lereng (break of slope). Sutikno
Keseluruhan wilayah berada pada sem- dkk (2007: 17) menjelaskan ciri-ciri bentuk-
padan Sungai Pabelan dengan jarak terjauh lahan kaki Gunungapi Merapi berupa bagian
dari lembah sungai 110 meter.Secara geologi bawah dari tubuh gunungapi di bawah lereng
keseluruhan wilayah termasuk dalam Enda- gunungapi yang ditandai perubahan kemir-
pan Gunungapi Merapi Muda (Qmi) dengan ingan lereng dan relief dari semula berbukit
litologi tuf, abu, breksi, aglomerat, dan leler- pada lereng gunungapi menjadi bergelom-
an lava, terletak berbatasan dengan Endapan bang pada kaki gunungapi (Gambar 3).
Gunungapi Merbabu (Qme). Penggunaan la-

132
Arif Ashari Kajian Fasies Gunungapi di Kompleks Candi Asu untuk Pendugaan Bencana Erupsi Merapi

Inset: Desa Sengi dan Krogowanan


Inset: Desa Sengi dan Krogowanan

Gambar 2. Daerah penelitian pada citra satelit google earth


Gambar 2. Daerah penelitian pada citra satelit google earth

Secara geomorfologi, daerah tekuk-tekuk lereng (break of slope).


MERBABU
penelitian berada pada bentuklahan Sutikno dkk (2007: 17) menjelaskan
kaki Gunungapi Merapi (volcanic ciri-ciri bentuklahan
Lereng
kaki Gunungapi
gunungapi
foot)bagian barat. Bentuklahan ini di Kerucut
Merapi berupa bagian bawah dari
gunungapi
MERAPI
bagian atas berbatasan dengan tubuh gunungapi di bawah lereng
bentuklahan lereng gunungapi gunungapi yang ditandai perubahan
kaki gunungapi

(volcanic slope) dan di bagian bawah


Dataran kaki
kemiringan lereng dan relief dari
gunungapi
berbatasan dengan dataran kaki semula berbukit pada lereng
(volcanic foot plain). Masing-masing gunungapi menjadi bergelombang
bentuklahan tersebut dibatasi oleh pada kaki gunungapi (Gambar 3).

Gambar 3. `Kedudukan Daerah Penelitian dalam Pembagian Wilayah


Geomorfologi
Gambar 3. Kedudukan Daerah Gunungapi
Penelitian dalam Merapi
Pembagian Wilayah Geomorfologi
Gunungapi Merapi
Proses geomorfologi yang pelapukan, erosi, dan di beberapa
7
berlangsung didominasi oleh proses tempat dijumpai gerakan massa.
eksogen yaitu berupa pengendapan 133
Kemiringan lereng rata-rata
material vulkanik yang bersumber berdasarkan pengukuran di
dari kepundan. Material vulkanik beberapa titik sampel adalah 12-15
SOCIA Vol. 10 No. 2, September 2013 : 129-138

Proses geomorfologi yang berlangsung kan, erosi, dan di beberapa tempat dijumpai
didominasi oleh proses eksogen yaitu berupa gerakan massa. Kemiringan lereng rata-rata
pengendapan material vulkanik yang ber- berdasarkan pengukuran di beberapa titik
sumber dari kepundan. Material vulkanik sampel adalah 12-15 %, dengan hadap lereng
yang dimaksud berupa piroklastik maupun ke arah barat-barat daya. Rangkuman kondisi
lahar hasil rombakan kembali endapan pada geomorfologi di daerah penelitian ditunjuk-
bentuklahan di bagian atasnya. Proses lain- kan oleh Tabel 2.
nya yang juga berlangsung adalah pelapu-

Tabel 2. Kondisi Geomorfologi Daerah Penelitian


Bentuklahan Kaki Gunungapi
Kemiringan lereng 12-15%
Relief Bergelombang
Batuan dan struktur Endapan piroklastik dan aluvial
Proses Pengendapan material piroklastik, pelapukan, gerakan
massa, erosi
Ciri-ciri Bagian bawah tubuh gunungapi di bawah lereng
gunungapi, ditandai perubahan kemiringan lereng dari
agak terjal menjadi miring dan relief dari berbukit menjadi
bergelombang
Sumber: Survei lapangan (2013); Sutikno dkk (2007)

Sisi barat Gunungapi Merapi termasuk bagian kecil wilayah termasuk dalam perali-
dalam bagian paling muda, yang masih terus han antara fasies medial dengan fasies distal,
terkena dampak langsung peristiwa erupsi yaitu pada bagian bawah yang berada dekat
berupa pengendapan material-material vul- satuan bentuklahan dataran kaki gunungapi.
kanik hingga saat ini. Pengendapan material Identifikasi fasies gunungapi berdasar-
vulkanik tersebut menghasilkan kenampak- kan inderaja dan geomorfologi sebagaimana
an khas berupa segmen-segmen bentuklahan telah dilakukan di atas, didukung oleh pen-
yang dibatasi oleh tekuk-tekuk lereng. Bron- gamatan litofasies di lapangan. Berdasarkan
to (2006: 3) menjelaskan, pada gunungapi pengamatan pada beberapa lokasi sampel
muda dengan usia kuarter hingga saat ini ben- diketahui wilayah Kompleks Candi Asu di-
tangalam gunungapi komposit sangat mudah dominasi material tuf. Material ini dijumpai
diidentifikasi.Karakteristik utamaberbentuk pada lahan di sekitar candi yang pada saat
kerucut yang dapat mudah dipisahkan anta- ini dimanfaatkan untuk tegalan. Di bebera-
ra bagian puncak, lereng, kaki, dan dataran di pa tempat material tuf mencapai ketebalan
sekitarnya, oleh karena sudut lereng yang se- lebih dari dua meter antara lain di Candi
makin melandai. Kedudukan masing-masing Pendem. Sesuai dengan namanya, candi ini
segmen dalam tubuh gunungapi inilah yang pernah terkubur oleh material vulkanik dan
digunakan sebagai dasar penentuan fasies ditemukan kembali setelah penggalian. Hal
gunungapi secara geomorfologi. ini nampak jelas dari kedudukan candi yang
Bogie dan Mackenzie (1998, dalam Bron- terletak lebih rendah dari lahan di sekitarnya
to, 2006: 3) membedakan fasies gunungapi (Gambar 4).
menjadi fasies sentral, fasies piroksimal, fa- Material vulkanik lain yang terdapat di
sies medial, dan fasies distal. Kompleks Candi daerah penelitian dan berkarakter material
Asu yang berada pada bentuklahan kaki gu- fasies medial adalah endapan piroklastik dan
nungapi termasuk dalam fasies medial. Se- lahar. Jenis material ini dijumpai pada lem-

134
Arif Ashari Kajian Fasies Gunungapi di Kompleks Candi Asu untuk Pendugaan Bencana Erupsi Merapi

bah Sungai Pabelan. Pada tebing sungai ter- Adapun endapan piroklastik cenderung
dapat lapisan endapan lahar dan piroklastik lebih sedikit dengan karakteristik butiran
hingga ketebalan lebih dari tiga meter. Enda- bersisi tajam dan ukuran butir lebih kecil.
pan lahar nampak jelas berdasarkan karak- Keberadaan material tuf serta endapan lahar
teristiknya yaitu memiliki sortasi buruk, uku- dan piroklastik daerah penelitian menunjuk-
ran butir bervariasi, beberapa diantaranya kan wilayah kompleks Candi Asu pada masa
memiliki diameter lebih dari 1 meter, serta lalu pernah menghadapi bahaya erupsi beru-
butiran-butiran tersebut bersisi membulat. pa aliran lahar, awan panas, dan jatuhan abu
Endapan lahar mendominasi lembah Sungai vulkanik. Aliran lahar dan awan panas teru-
Pabelan (Gambar 5). tama terjadi melalui lembah Sungai Pabelan
yang berperan sebagai jalur aliran material
erupsi dan terhubung langsung dengan pusat
aktivitas vulkanik.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian menggunakan metode
analisis inderaja dan geomorfologi dengan
didukung pengamatan litofasies di lapangan
menunjukkan secara umum wilayah Kom-
pleks Candi Asu termasuk dalam fasies medi-
al.Beberapa bagian yang terletak ke arah hilir
menunjukkan transisi fasies medial ke fasies
distal. Menurut Bronto (2006: 4) fasies me-
dial cenderung dijumpai pada lereng bawah
gunungapi, sedangkan satuan morfologi kaki
Gambar 4. Candi Pendem yang terletak gunungapi termasuk dalam fasies distal ber-
lebih rendah dari lahan di sekitarnya sama dengan dataran fluvial gunungapi. Na-
(lokasi 429484 MT, 9168078 MU) mun demikian berdasarkan analisis daerah
penelitian yang berada pada kaki gunungapi
sebagian besar menunjukkan karakter fasies
medial. Hal ini diduga oleh karena kedudukan
satuan morfologi kaki gunungapi di daerah
penelitian relatif dekat dengan lereng bawah
gunungapi serta pengaruh kondisi morfologi
regional yang berada pada titik pertemuan
kaki Gunungapi Merapi dan Merbabu.
Mencermati pembagian fasies gunungapi
oleh Bogie dan Mackenzie (1998 dalam Bron-
to, 2006: 3), satuan morfologi kaki gunun-
gapi yang berdekatan dengan lereng bawah
gunungapi termasuk dalam fasies distal. Na-
mun demikian penelitian ini menunjukkan
kemungkinan masih dijumpai karakteristik
fasies medial pada wilayah peralihan antara
lereng bawah gunungapi dengan kaki gunun-
gapi, sebagaimana yang dijumpai di wilayah
sekitar Candi Asu. Hal ini diduga berkaitan
Gambar 5. Pola perlapisan endapan dengan proses erupsi besar pada masa lam-
lahar dan piroklastik pada tebing Sungai pau yang mengendapkan material penciri
Pabelan (Lokasi: 428405 MT, 9168074) fasies medial di wilayah ini yang pada saat

135
SOCIA Vol. 10 No. 2, September 2013 : 129-138

ini telah mulai dibongkar oleh proses erosi. Gunungapi Merapi merupakan kerucut muda
Pada dasarnya fasies gunungapi dapat segera berusia kuarter khususnya di wilayah lereng
dikenali dari karakteristik morfologinya barat daya hingga barat sehingga memudah-
terutama pada gunungapi berusia Kuarter kan analisis fasies berdasarkan identifikasi
karena bentuknya yang berupa kerucut den- morfologi. Kedudukan Candi Asu pada satu-
gan tekuk-tekuk lereng membatasi masing- an morfologi Gunungapi Merapi ditunjukkan
masing segmen wilayah (Bronto, 2006: 61). oleh Gambar 6.

Sentral
Piroksimal

Medial

Distal

Candi
asu

Gambar 6.
Gambar 6. Pembagian sistem fasies lereng barat Gunungapi Merapi
Pembagian
berdasarkan morfologi yang nampak padaMerapi
sistem fasies lereng barat Gunungapi berdasarkan
citra Google Earth morfologi yang
nampak pada citra Google Earth

Material endapan lahar, endapan pirok- antara bagian bawah cone building dengan
Material endapan lahar, lembah Sungai Pabelan dengan
lastik, dan tuf yang mendominasi kompleks ring plain, yang kurang lebih sama dengan
Candiendapan
Asu juga piroklastik,
mencirikan fasiesdan medial.
tuf yang fasies medial. Dalam
ketebalan kasus daerah
mencapai tiga dengan
meter.
Bronto (2006: 5) menjelaskan material tuf morfologi regional berada pada titik perte-
mendominasi
dan breksi piroklastika kompleks Candi Asu
merupakan material Material
muan kaki duajatuhan, endapan
gunungapi sepertilahar, dan
di daerah
yang sangat dominan dijumpai pada fasies penelitian, ring plain tidak berupa dataran
juga
medial. Selainmencirikan fasies breksi
itu pada fasies medial medial. piroklastik
yang menurut
ideal tetapi dijumpai pendapat
dalam bentuk pen-
lahar Bronto
juga sudah(2006:
mulai berkembang. Enda-
5) menjelaskan gendapan
Davidson material
dan baru pada lembah-lem-
De Silva (2000: 17)
pan lahar sebagai penciri fasies medial di- bah sungai. Di lembah Sungai Pabelan terjadi
jumpaimaterial tuf dan breksi
pada tebing-tebing piroklastika
sungai yang me- dijumpai material
pengendapan pada erupsi
peralihan antara
yang ditandai
miliki lembah yang dalam (Marfai dkk, 2012: oleh aliran sungai terpecah dan tidak ada
merupakan
5), sebagaimana material
dijumpai yang
di lembah sangat
Sungai bagian batuan.
singkapan bawah cone building dengan
Pabelan dengan ketebalan
dominan dijumpaimencapai
pada tigafasies Analisis
ring fasies
plain, yanggunungapi
kurangmenunjukkan
lebih sama
meter. Material jatuhan, endapan lahar, dan kompleks Candi Asu yang dibangun pada kaki
medial.
piroklastik Selain
menurut itu pada
pendapat fasies dan
Davidson medial dengan
bagian baratfasies
Gunungapimedial.
MerapiDalam kasus
dari waktu ke
De Silva (2000: 17) dijumpai pada peralihan waktu senantiasa menghadapi ancaman ba-
breksi lahar juga sudah mulai daerah dengan morfologi regional
berkembang. Endapan lahar sebagai berada pada titik pertemuan kaki
136
penciri fasies medial dijumpai pada dua gunungapi seperti di daerah
tebing-tebing sungai yang memiliki penelitian, ring plain tidak berupa
Arif Ashari Kajian Fasies Gunungapi di Kompleks Candi Asu untuk Pendugaan Bencana Erupsi Merapi

haya akibat erupsi gunungapi, dalam hal ini M (Andreastuti dkk, 2006: 7), sementara di
berupa aliran lahar, awan panas, dan mate- Jawa Tengah selama periode 928 M hingga
rial jatuhan dalam bentuk hujan abu maupun abad 15 hanya ditemukan satu peninggalan
lapili. Sejak dibangun pada periode 830-900 tulisan dan sistem pemerintahan masyarakat
M (Degroot, 2009: 12-15), kompleks Candi yang tersisa berubah dari terpusat menjadi
Asu banyak menghadapi ancaman bahaya pemerintah lokal (Fontein, 1990; De Caspar-
erupsi, akan tetapi letusan gunungapi nam- is, 1950 dalam Subandriyo, 2013: 4-5).
paknya sudah menjadi hal biasa dalam kos- Dampak erupsi berupa aliran lahar, awan
mologi jawa termasuk permohonan kepada panas, dan material jatuhan yang terjadi di
Roh (penguasa) Merapi dalam ritual berdoa masa lalu masih sangat mungkin terjadi pada
penganut Hindu-Buddha (Subandriyo, 2013: masa yang akan datang. Hal ini tidak terlepas
4). Fasies gunungapi yang dijumpai di sekitar dari aktivitas Gunungapi Merapi yang masih
Candi Asu menunjukkan jejak-jejak erupsi terus aktif hingga saat ini. Konsep geomor-
Gunungapi Merapi pada masa lampau yang fologi yang menyatakan bahwa “hukum dan
berdampak terhadap wilayah ini. Berdasar- proses fisis yang berlaku pada saat ini, ber-
kan konsep dalam geomorfologi yang men- langsung pula sepanjang waktu geologi waau-
gatakan bahwa the present is the key to the pun intensitasnya tidak selalu sama dengan
past, dapat diidentifikasi bahaya erupsi yang saat ini” (Thornbury, 1969: 16 ), juga men-
telah terjadi pada masa lampau yaitu berupa gisyaratkan bahwa peristiwa bencana pada
aliran piroklastik dan aliran lahar yang jejak- masa lampau masih memiliki potensi untuk
jejaknya dijumpai pada lembah Sungai Pabe- terulang kembali pada masa mendatang.
lan, serta hujan abu dan kerikil (lapili). Berkaitan dengan kondisi tersebut masyara-
Pada akhirnya letusan besar Merapi me- kat yang saat ini menempati kawasan sekitar
nyebabkan terganggunya tatanan kehidupan Candi Asu harus menyadari dan memahami
masyarakat. Letusan besar diperkirakan ter- ancaman bahaya erupsi Gunungapi Merapi.
jadi sekitar tahun 765 – 911 M (Andreastuti Belajar dari pengalaman pada masa lampau,
dkk, 2006: 7) serta 994-1168 M (Subandriyo, risiko akibat bencana erupsi dapat dikurangi
2013: 5). Letusan-letusan besar ini mem- dengan melakukan tindakan pengelolaan
berikan dampak signifikan terhadap kehidu- kebencanaan yang baik diawali dari pen-
pan. Berdasarkan kajian stratigrafi di seki- ingkatan kesadaran masyarakat mengenai
tar candi, diketahui bahwa pada umumnya bencana. Fasies gunungapi yang menunjuk-
candi-candi di sekitar Merapi tertutup oleh kan rekam jejak erupsi masa lampau dapat
endapan lahar bahan jatuhan (tefra). Candi dimanfaatkan sebagai informasi dasar dalam
Lumbung terkubur 6-7 meter oleh lapisan pengelolaan kebencanaan, yaitu menunjuk-
tefra, endapan awan panas, dan lahar. Enda- kan peristiwa erupsi yang pernah terjadi dan
pan bawah terbentuk setelah tahun 650 M dampaknyaterhadap kehidupan pada masa
sedangkan endapan atas setelah tahun 1500 lampau.
M. Candi Pendem terkubur endapan setebal
3 meter dengan material bom vulkanik (Sub- SIMPULAN
andriyo, 2013: 5).
Kompleks Candi Asu yang dibangun pada
Walaupun belum ada keterangan yang
kaki Gunungapi Merapi bagian barat ber-
menjelaskan secara pasti pengaruh erupsi
dasarkan analisis geomorfologi dan litofasies
Merapi terhadap berpindahnya pusat per-
termasuk dalam fasies medial. Pada masa lalu
adaban Hindu-Buddha dari Jawa Tengah ke
wilayah ini pernah mengalami bencana aki-
Jawa Timur, beberapa letusan besar terma-
bat aliran lahar, awan panas, dan hujan abu.
suk diantaranya yang mengubur candi-candi
Candi pendem dan candi lumbung bahkan
di kompleks Candi Asu diduga berperan seb-
terkubur 3 hingga 7 oleh material vulkanik.
agai salah satu faktor yang mendorong per-
Bukti-bukti letusan Merapi di masa lalu an-
pindahan tersebut. Kerajaan Mataram telah
tara lain dijumpai pada lembah Sungai Pa-
dipindahkan ke Jawa Timur pada tahun 928

137
SOCIA Vol. 10 No. 2, September 2013 : 129-138

belan berupa endapan lahar dan prioklastik, Davidson, J., dan De Silva, S. 2010. Composite
serta endapan jatuhan yang mendominasi Vocanoes. dalam Encyclopedia of
sebagian besar wilayah saat ini. Bukti-bukti Vocanoes. Academic Press.
letusan pada masa lampau yang dijumpai di Degroot, V.M.Y. 2009. Candi Space and
sekitar Candi Asu diduga merupakan faktor Landscape: A Study on the Distribution,
yang menyebabkan kemunduran kehidupan Orientation, and Spatial Organization
masyarakat. Secara umum gangguan tatanan of Central Javanese Temple Remains.
kehidupan masyarakatjuga disebabkan oleh Disertasi. Universiteit Leiden. Diakses
beberapa periode letusan besar Gunungapi melalui www.openaccess.leidenuniv.nl. 9
Merapi. Diduga kompleks Candi Asu mulai Oktober 2013.
ditinggalkan masyarakat bersamaan den- Kelman, I dan Mather, T.A. 2008. Living with
gan perpindahan pusat kekuasaan dari Jawa Volcanoes: The Sustainable Livelihoods
Tengah ke Jawa Timur. Pada saat sekarang Approach for Volcano-related Opportuni-
wilayah tersebut kembali ditempati oleh ties. Journal of Volcanology and Geother-
penduduk sehingga menimbulkan risiko ben- mal Research 172: 189-198.
cana pada masa mendatang. Risiko bencana Marfai, M.A., Cahyadi, A., Hadmoko, D.S., dan
semakin meningkat karena pertumbuhan Sekaranom, A.B. 2012. Sejarah Letusan
penduduk cukup tinggi di wilayah ini. Dalam Gunung Merapi Berdasarkan Fasies
upaya mengurangi risiko bencana salah satu Gunungapi di Daerah Aliran Sungai
informasi yang dibutuhkan adalah potensi Bedog, Daerah Istimewa Yogyakarta. Riset
bahaya berdasarkan sejarah bencana masa Geologi dan Pertambangan 22 (2): 73-79.
lalu, yang diidentfikasi melalui kajian fasies Santosa, L.W. 2006. Kajian Hidrogeomorfologi
gunungapi. Mataair di Sebagian Lereng Barat
Gunungapi Lawu. Forum Geografi20 (1):
UCAPAN TERIMA KASIH 68-85.
Subandriyo. 2011. Sejarah Erupsi Gunung
Terima kasih kepada semua pihak yang
Merapi dan Dampaknya Terhadap
turut membantu proses penulisan artikel ini
Kawasan Borobudur. diakses melalui
serta kepada redaktur yang memuat hasil ar-
www.konservasiborobudur.org tanggal 9
tikel. Semoga dapat memberikan kontribusi
Oktober 2013.
bagi dunia pendidikan.
Sutikno dkk 2007. Kerajaan Merapi
Sumberdaya Alam dan Daya Dukungnya.
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta: BPFG UGM.
Andreastuti, S,D., Newhall, C., dan Dwiyanto, Thornbury, W.D. 1969. Principles of
J. 2006. Menelusuri Kebenaran Letusan Geomorphology. New York: John Wiley
Gunung Merapi 1006. Jurnal Geologi and Sons.
Indonesia 1 (4): 201-207.
Bronto, S. 2006. Fasies Gunung Api dan
Aplikasinya. Jurnal Geologi Indonesia 1
(2): 59-71.

138

Anda mungkin juga menyukai