Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 7 : NEUROFIBROMATOSIS

DESKRIPSI :

Neurofibromatosis adalah kelainan genetik yang menyebabkan terbentuknya tumor pada jaringan
saraf, seperti saraf tulang belakang, otak, dan selaput otak. Tumor tersebut biasanya bersifat
jinak, namun, pada beberapa kasus, kondisi ini bisa berkembang menjadi tumor ganas atau
kanker.

Neurofibromatosis dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu neurofibromatosis tipe
1 (NF1) dan neurofibromatosis tipe 2 (NF2). NF1 lebih sering terjadi pada anak-anak, sementara
itu NF2 biasanya ditemukan pada orang-orang usia dewasa awal. Neurofibromatosis tipe 1
adalah suatu kondisi yang ditandai dengan perubahan warna kulit (pigmentasi) dan tumbuhnya
tumor di sepanjang saraf di kulit, otak, dan bagian tubuh lainnya. Tanda dan gejala kondisi ini
sangat bervariasi di antara orang-orang yang terkena dampaknya. Neurofibromatosis tipe 2
adalah kelainan di mana tumor non-kanker yang disebut vestibular schwannoma atau neuroma
akustik berkembang di sepanjang saraf di telinga bagian dalam. Tumor juga dapat terjadi pada
saraf di area lain di otak atau sumsum tulang belakang. Tanda dan gejala biasanya muncul pada
masa remaja atau awal usia dua puluhan.

EPIDEMIOLOGI

 Neurofibromatosis tipe 1 (NF1)

Epidemiologi neurofibromatosis tipe 1 (NF1) merupakan jenis neurofibromatosis yang


paling banyak ditemukan.

Global

Neurofibromatosis tipe 1 ditemukan pada 96% kasus neurofibromatosis. Insidensi


neurofibromatosis tipe 1 di seluruh dunia diperkirakan 1 dari 3.000 kelahiran, dengan
angka kejadian serupa antara jenis kelamin dan ras yang berbeda. Separuh pasien
dilaporkan menderita mutasi spontan, sementara sisanya memiliki mutasi yang
diturunkan. Angka kejadian mutasi spontan NF1 mencapai 1:10.000. [2,5,8]

Indonesia

Belum ada data terkait epidemiologi neurofibromatosis tipe 1 di Indonesia.


Mortalitas

Angka harapan hidup pada pasien dengan neurofibromatosis tipe 1 diperkirakan lebih
pendek 8 tahun dibandingkan populasi umum. Risiko tumor maligna dan jinak juga
dilaporkan lebih tinggi pada pasien dengan NF1. Neoplasma yang ditemukan berkaitan
dengan NF1 adalah glioma saraf optik, tumor spinal, dan tumor otak. Saat hamil, wanita
dengan NF1 dapat mengalami pembentukan neurofibroma baru atau pembesaran ukuran
neurofibroma yang sudah ada.

 Neurofibromatosis tipe 2 (NF2)


Prevalensi (awalnya diperkirakan 1:200.000) adalah sekitar 1 dalam 60.000. Individu
yang terkena dampak pasti akan mengembangkan schwannoma, biasanya
mempengaruhi saraf vestibular dan menyebabkan gangguan pendengaran dan tuli.
Mayoritas pasien datang dengan gangguan pendengaran, yang biasanya timbul
unilateral dan dapat disertai atau didahului oleh tinnitus. Schwannoma vestibular juga
dapat menyebabkan pusing atau ketidakseimbangan sebagai gejala pertama. Mual,
muntah, atau vertigo sejati merupakan gejala yang jarang terjadi, kecuali pada penyakit
stadium akhir. Tumor utama lainnya adalah schwannoma pada saraf kranial, tulang
belakang, dan perifer lainnya; meningioma baik intrakranial (termasuk meningioma
saraf optik) maupun intraspinal, dan beberapa keganasan sistem saraf pusat tingkat
rendah (ependymoma). Ciri-ciri pada mata juga menonjol dan mencakup berkurangnya
ketajaman penglihatan dan katarak. Sekitar 70% pasien NF2 menderita tumor kulit (lesi
seperti plak intrakutan atau tumor nodular subkutan yang terletak lebih dalam).
Neurofibromatosis tipe 2 adalah sindrom predisposisi tumor yang diturunkan secara
dominan yang disebabkan oleh mutasi pada NF2 gen pada kromosom 22. Lebih dari 50%
pasien menunjukkan mutasi baru dan sepertiganya merupakan mosaik mutasi penyebab
penyakit. Meskipun mutasi pemotongan (omong kosong dan pergeseran bingkai) adalah
kejadian germline yang paling sering terjadi dan menyebabkan penyakit paling parah,
penghapusan ekson tunggal dan ganda sering terjadi. Strategi untuk mendeteksi
penyakit ini sangat penting untuk analisis yang sensitif.
Pola genetik penurunan

Manifestasi klinis dari penyakit neurofibromatosis

 Gejala neurofibromatosis tipe 1

Gejala neurofibromatosis tipe 1 biasanya sudah mulai terlihat ketika anak baru dilahirkan hingga
berusia 10 tahun. Tingkat keparahan gejalanya dapat berbeda-beda pada setiap penderitanya, bisa
ringan sampai sedang.

Berikut ini adalah beberapa gejala neurofibromatosis tipe 1 yang umum terjadi:

 Bercak berwarna cokelat terang atau gelap di kulit. Bercak ini sudah dapat terlihat saat
anak baru dilahirkan sampai usianya mencapai 1 tahun.
 Bintik kecokelatan yang muncul berkelompok di sekitar kelamin, ketiak, dan di bawah
payudara. Bintik ini biasanya muncul pada usia 3-5 tahun.
 Benjolan di bagian iris mata (Lisch nodules). Benjolan ini tidak berbahaya dan tidak
menganggu penglihatan.
 Benjolan lunak di kulit atau di bawah lapisan kulit (neurofibroma). Benjolan jinak ini
terkadang tumbuh di saraf-saraf tepi (plexiform neurofibroma) dan bisa bertambah
banyak seiring pertambahan usia.
 Gangguan perkembangan fisik, seperti kelainan lengkung tulang belakang (skoliosis),
betis bengkok, dan ukuran kepala lebih besar. Selain itu, tubuh penderita juga lebih
pendek dari anak-anak seusianya.
 Tumor di saraf optik (optic glioma). Tumor ini biasanya muncul pada usia 3 tahun, serta
jarang terjadi pada remaja dan dewasa. Selain itu, tumor juga dapat tumbuh di otak atau
saluran pencernaan.
 Malignant peripheral nerve sheath tumour (MPNST), yaitu tumor ganas yang tumbuh di
dalam plexiform neurofibroma. MPNST umumnya tumbuh ketika penderita NF1
memasuki usia 20–30 tahun.

Selain gejala di atas, penderita neurofibromatosis tipe 1 juga bisa mengalami gejala berikut:

 Gangguan di otak dan sistem saraf, seperti migrain dan epilepsi


 Gangguan belajar, terutama dalam membaca dan berhitung
 Gangguan perilaku, seperti ADHD dan autisme

 Gejala neurofibromatosis tipe 2


Gejala neurofibromatosis tipe 2

Gejala neurofibromatosis tipe 2 (NF2) merupakan jenis neurofibromatosis yang lebih


jarang terjadi dibandingkan dengan NF1. Kondisi ini dapat berkembang pada seluruh
kalangan usia, namun lebih banyak ditemukan pada pasien remaja atau berusia sekitar
20–30 tahun. NF 2 kerap menimbulkan gejala yang memengaruhi fungsi pendengaran,
penglihatan, hingga keseimbangan tubuh. Adapun tanda dan gejala umum dari NF2
adalah sebagai berikut:

 Gangguan pendengaran.
 Tinnitus atau telinga berdenging.
 Katarak.
 Sensasi mati rasa di sekitar wajah, lengan, atau kaki.
 Vertigo.
 Kejang.
 Kesulitan menelan.
 Nyeri punggung.
 Nyeri kepala.
PEMERIKSAAN YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK PENEGASAN DIAGNOSIS

Langkah awal yang dilakukan dokter untuk menegakkan diagnosis neurofibromatosis


adalah dengan melakukan anamnesis (wawancara medis) untuk mengetahui gejala serta
riwayat kesehatan keluarga dan pasien. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik
untuk memeriksa jika ada tumor yang mungkin teraba pada bagian tubuh tertentu atau bercak
cokelat yang muncul pada permukaan kulit serta pemeriksaan fungsi organ lainnya, seperti
pemeriksaan mata dan pemeriksaan telinga. Selain itu, sejumlah pemeriksaan penunjang
yang dapat dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis neurofibromatosis adalah sebagai
berikut:

 Pemeriksaan mata untuk mendeteksi benjolan pada iris mata ataupun masalah
penglihatan lainnya yang muncul akibat neurofibromatosis.
 Pemeriksaan fungsi pendengaran dan keseimbangan tubuh.
 Pemeriksaan pencitraan, seperti rontgen, CT scan, dan MRI.
 Tes genetik.

PROGNOSIS

 Neurofibromatosis type 1
Jika tidak ada komplikasi, harapan hidup penderita NF hampir normal. Dengan
pendidikan yang tepat, penderita NF dapat hidup normal. Meskipun gangguan mental
umumnya ringan, NF1 diketahui merupakan penyebab gangguan pemusatan perhatian
dan hiperaktif. Ketidakmampuan belajar adalah masalah umum. Beberapa orang
mendapat perlakuan berbeda karena mereka memiliki ratusan tumor di kulitnya.
Orang dengan NF memiliki kemungkinan lebih besar terkena tumor parah. Dalam kasus
yang jarang terjadi, hal ini dapat memperpendek umur seseorang.

 Neurofibromatosis type 2
Tingkat keparahan penyakit dapat diprediksi berdasarkan faktor usia awitan dan usia
saat diagnosis. Harapan hidup pasien NF tipe 2 umumnya lebih rendah dibandingkan
populasi normal.Usia rata-rata kematian pasien dengan NF tipe 2 dan tumor multipel
adalah 36 tahun. Angka bertahan hidup dari waktu penegakan diagnosis berkisar pada 15
tahun. Angka ini dapat meningkat dengan diagnosis dini serta terapi adekuat di pusat
spesialis. Adanya meningioma dan perawatan di pusat non spesialis diasosiasikan dengan
mortalitas dini. Terdapat angka rekurensi sebesar 44% pada pasien tumor pasca eksisi.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan tumor sporadis, yaitu 1,3%. Perbedaan ini
disebabkan oleh pola pertumbuhan schwannoma NF tipe 2 yang multifokal dan
kecenderungan tumor untuk melibatkan saraf fasialis. Selain cedera saraf fasialis, terapi
bedah juga memiliki risiko disfungsi kelopak mata dan kelenjar lakrimal.

Pencegahan
 Type 1
Satu-satunya cara pencegahan neurofibromatosis tipe 1 adalah menghindari pewarisan
sifat NF1 dari orangtua. Konseling genetik menyediakan pendekatan untuk pencegahan
dengan cara menghindari konsepsi, inseminasi buatan dari donor untuk pria yang terkena
atau penggunaan telur donor untuk wanita yang terkena, diagnosis praimplantasi dengan
implantasi selektif dari konsep bebas mutasi, serta diagnosis prenatal dengan penghentian
kehamilan jika janin dipengaruhi dengan NF1.

Skrining untuk okultisme NF1 terbilang masih kontroversial, dengan mengamati


perkembangan jalur glioma optik. Banyak pihak yang telah melakukan skrining untuk
glioma jalur optik sebelum timbul gejala dengan menggunakan neuroimaging. Tes IQ
atau psikologis pasien usia sekolah dengan NF1 sebelum timbul gejala umumnya
dianjurkan, meski tidak ada pedoman pasti dalam hal ini.

 Type 2
Pencegahan Neurofibromatosis Tipe 2
Perlu diketahui jika neurofibromatosis tidak dapat dicegah. Untuk seseorang yang
memiliki riwayat keluarga mengidap neurofibromatosis tipe 2, pastikan untuk menjalani
tes genetik dan konseling. Hal ini berguna untuk menentukan tingkat risiko agar NF2
dapat diturunkan.

Anda mungkin juga menyukai