Anda di halaman 1dari 6

TEKS ARTIKEL

Pengertian :

Artikel merupakan jenis tulisan yang berisi pendapat, gagasan, pikiran, atau kritik terhadap persoalan
yang berkembang di masyarakat, biasanya ditulis dengan bahasa ilmiah popular. Atau bisa juga disebut
karangan berisi fakta dan opini yang dibuat untuk dipublikasikan di media cetak dan media sosial.
Tujuannya menyampaikan gagasan

Ciri-ciri Artikel

1. Ringkas, jelas, dan tuntas

2. Mengandung fakta atau opini, didasari teori dan data yang valid

3. Bersifat informative dan factual

4. Dapat mengandung opini dan analisis

5. Bahasa baku, lugas, denotative dan efektif

6. Sistematis sehingga mudah dipahami

Struktur Artikel

1. Judul artikel menjadi salah satu hal yang harus menggambarkan isi keseluruhan dari artikel yang
dibuat

2. Tesis (pernyataan pendapat) : Bagian pada struktur artikel ini berisi uraian actual yang penting untuk
dijadikan pijakan pembahasan di dalam artikel.

3. Argumentasi : Berupa sejumlah pendapat, opini, atau argumen penulis sebagai penjelasan atas tesis
yang telah dikemukakan. Bagian ini juga biasanya diperkuat oleh fakta dan data yang digunakan untuk
memvalidasi argumen.

4. Pernyataan ulang atau reiterasi : Merupakan perumusan kembali secara ringkas mengenai tesis dan
fakta yang telah disampaikan. Bagian ini juga dapat memuat rekomendasi berupa solusi konkret dari
penulis.

CONTOH ARTIKEL :

Judul : Tantangan Pendidikan Indonesia

Tesis (Pembuka) : Pendidikan adalah suatu bekal dasar yang bertujuan dalam mengembangkan bangsa.
Dengan adanya pendidikan bangsa dapat menjunjung nilai moral yang nantinya dapat menghasilkan
output output yang baik, namun sayangnya kualitas pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan
atau rendah karena kurangnya sarana dan prasarana sehingga mempengaruhi kualitas pendidikan di
Indonesia.

Argumentasi (Isi): Berdasarkan survey sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 penduduk yang
berpendidikan tinggi hanya 8,5% dari total penduduk berusia 14 tahun ke atas. Mengapa tingkat
pendidikan di indonesia masih rendah? Kurangnya efektifitas dalam penyelenggaraan pendidikan,
kurangnya efisiensi dalam pengajaran, standarisasi seperti prasarana serta fasilitas yang kurang
bermutu, dan inovasi pendidikan yang kurang berkembang artinya membuat pendidikan di Indonesia
masih miris, anak anak miskin di kota, desa, dan pedalaman tetap mengalami kesulitan untuk
mengakses pendidikan yang layak.

Di perkotaan sekolah berlomba lomba meningkatkan sarana pendidikan yang baik sehingga mereka
tidak akan segan untuk membayar mahal. Sebaliknya di pinggiran kota, pedesaan, dan pedalaman,
sekolah tidak bisa mengenakan pungutan kepada orang tua siswa karena tidak ada lagi yang bisa
dipungut dari masyarakat.

Ini ditunjukan dengan salah satu permasalahan yang terdapat di pedalaman Kalimantan Selatan. Ada
desa bernama desa Siayuh yang merupakan desa terpencil.

Siayuh adalah desa yang berada di wilayah kabupaten kotabaru kecamatan kelumpang , provinsi
Kalimantan Selatan letaknya berbeda pulau sehingga membutuhkan 1 jam dari kota ditambah kondisi
jalan tidak beraspal dan penuh batu . Sampai tahun 2022 saat ini keterbatasan serta terpencilnya desa
mempengaruhi pendidikan yang terdapat di desa Siayuh.

Contohnya di SDN Tanta yang letaknya antara 35 kilometer hingga 40 kilometer dari kota. Para siswa
siswi setiap hari harus berjalan sejauh lebih dari 1 kilometer dari rumah ke sekolah. Mereka terpaksa
menyebrangi sungai selebar 10 meter dengan arus yang kadang lumayan deras tergantung cuaca yang
ada karena sungai merupakan akses jalan menuju sekolah, besar resiko yang didapat sehingga takut
menyebabkan terseret arus sungai. Selain melewati jembatan, anak anak pun seringkali memakai
perahu untuk bisa ke sekolah, ini menjadi modal lain untuk akses ke SDN Tanta. Memakai perahu juga
memiliki resiko sebab perahu itu ringan dan ukurannya kecil, rata rata perahu yang digunakan
berukuran panjang 4 hinggan 10 meter dengan lebar 50 sampai 70 cm. Tidak heran anak anak duduk
jongkok diatas perahu di tambah harus menjaga keseimbangan, membuat rasa khawatir terhadap orang
tua siswa siswi SDN Tanta.

Fasilitas bangunan yang disediakan di SDN Tanta juga masih sangat minim, sekolah belum memiliki
gedung permanen untuk aktivitas kegiatan belajar mengajar sehingga menyebabkan kekurangan kelas.
Bangunan sekolah berjumlah 2 ruangan kelas dibangun dengan seadanya, hanya berlantai tanah,
dinding pelupuh bambu, dan beratapkan seng sehingga pada akhirnya merekapun harus bisa adaptasi
dengan keadaan fasilitas seadanya.

Pernyataan Ulang (kesimpulan/penutup) : Atas hal itulah, tak heran bila Kalimantan selatan masih
krusial untuk inklusi pendidikannya. Keterbatasan prasarana dan fasilitas bisa menjadi daya hambat
untuk seseorang dalam menempuh pendidikan tetapi itu tidak membuat anak anak desa Siayuh
kehilangan motivasi, mereka terus berjuang demi memperoleh ilmu, oleh karena itu sebaiknya
pemerintah harus lebih menekankan sikap kesadaran untuk pengembangan pendidikan terutama dalam
pedesaan yang dipelosok agar semua anak bangsa maju bersama sama sehingga bisa melahirkan negara
yang semakin berkembang dan sistematis.

Fakta : Kalimat fakta adalah teks yang berisi sebuah peristiwa yang sebenarnya
terjadi. Kalimat ini didukung data, narasumber, dan informasi terpecaya.

Argumen/ opini : menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Hal ini dimaksudkan
dengan meyakinkan pembaca. Selain itu, paragraph tersebut dikembangkan dengan pola
pengembangan sebab akibat.

Fakta : Berdasarkan survey sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 penduduk yang berpendidikan
tinggi hanya 8,5% dari total penduduk berusia 14 tahun ke atas. Mengapa tingkat pendidikan di
indonesia masih rendah? Kurangnya efektifitas dalam penyelenggaraan pendidikan, kurangnya efisiensi
dalam pengajaran, standarisasi seperti prasarana serta fasilitas yang kurang bermutu, dan inovasi
pendidikan yang kurang berkembang artinya membuat pendidikan di Indonesia masih miris, anak anak
miskin di kota, desa, dan pedalaman tetap mengalami kesulitan untuk mengakses pendidikan yang
layak.

Argumen/ Opini : Berdasarkan survey sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 penduduk yang
berpendidikan tinggi hanya 8,5% dari total penduduk berusia 14 tahun ke atas. Mengapa tingkat
pendidikan di indonesia masih rendah? Kurangnya efektifitas dalam penyelenggaraan pendidikan,
kurangnya efisiensi dalam pengajaran, standarisasi seperti prasarana serta fasilitas yang kurang
bermutu, dan inovasi pendidikan yang kurang berkembang artinya membuat pendidikan di Indonesia
masih miris, anak anak miskin di kota, desa, dan pedalaman tetap mengalami kesulitan untuk
mengakses pendidikan yang layak.

Di perkotaan sekolah berlomba lomba meningkatkan sarana p


Kaidah Kebahasaan Teks Artikel

1. Menggunakan istilah ilmiah : kata kata yang memenuhi syarat kaidah ilmu penegtahuan, bersifat baku
dan resmi. Contoh : adaptasi, respirasi, abiotik

Contohnya : Bangunan sekolah berjumlah 2 ruangan kelas dengan dibangun seadanya, hanya berlantai
tanah, dinding pelupuh bamboo, dan beratapkan seng merekapun harus bisa adaptasi dengan keadaan
fasilitas seadanya.

Atas hal itulah, tak heran bila Kalimantan selatan masih krusial untuk inklusi pendidikannya.

2. Menggunakan kata mental : kata kerja yang mengekspresikan sikap atau respon seseorang terhadap
suatu tindakan, pengalaman, atau keberadaan contoh : melihat, takut, memahami, menyentuh

Contohnya :

- Mereka terpaksa menyebrangi sungai selebar 10 meter dengan arus yang kadang lumayan deras
tergantung cuaca yang ada karena sungai merupakan akses jalan menuju sekolah, besar resiko
yang didapat sehingga takut menyebabkan terseret arus sungai.
- Tidak heran anak anak duduk jongkok diatas perahu di tambah harus menjaga keseimbangan, ini
menjadi rasa khawatir terhadap orang tua siswa siswi SDN Tanta.

3. Menggunakan kata frekuentatif : menggambarkan makna berhubungan dengan frekuensi terjadinya


sesuatu atau kalimat yang menjelaskan kekerapan dan tindakan yang berulang. Contoh : Kadang, selalu,
biasanya, seringkali

Contohnya : Mereka terpaksa menyebrangi sungai selebar 10 meter dengan arus yang kadang lumayan
deras tergantung cuaca yang ada karena sungai merupakan akses jalan menuju sekolah, besar resiko
yang didapat sehingga takut menyebabkan terseret arus sungai. Selain melewati jembatan, anak anak
pun seringkali memakai perahu untuk bisa ke sekolah, ini menjadi modal lain untuk akses ke SDN Tanta.
Memakai perahu juga memiliki resiko sebab perahu itu ringan dan ukurannya kecil, rata rata perahu
yang digunkan berukuran panjang 4 hinggan 10 meter dengan lebar 50 sampai 70 cm.

4. Menggunakan kata kerja rujukan : sebuah kata yang dipakai untuk mengacu pada sebuah hal atau
untuk memperoleh keterangan yang jelas contoh : itu, tersebut, berdasarkan, ini, disana

Contohnya :

- Berdasarkan survey sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 penduduk yang berpendidikan
tinggi hanya 8,5% dari total penduduk berusia 14 tahun ke atas.
- Atas hal itulah, tak heran bila Kalimantan selatan masih krusial untuk inklusi pendidikannya.
5. Kalimat retoris : kalimat yang sebenarnya tidak perlu memerlukan jawaban karena
jawabannya pada umumnya sudah ada di dalam kalimat itu tersebut atau memang tidak perlu
dijawab karena memang sebenarnya bukan sedang bertanya, tetapi mengungkapkan sebuah
pernyataan dalam bentuk pertanyaan

Contohnya : namun sayangnya kualitas pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan atau rendah
karena kurangnya sarana dan prasarana sehingga mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan survey sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 penduduk yang berpendidikan tinggi hanya
8,5% dari total penduduk berusia 14 tahun ke atas. Mengapa tingkat pendidikan di indonesia masih
rendah? Kurangnya efektifitas dalam penyelenggaraan pendidikan, kurangnya efisiensi dalam
pengajaran, standarisasi seperti prasarana serta fasilitas yang kurang bermutu, dan inovasi pendidikan
yang kurang berkembang

6. Banyak menggunakan konjungsi yang menunjukkan hubungan argumentasi atau kausalitas. Contoh:
sebab, karena, jika, dengan demikian, oleh karena itu, akibatnya.

Contohnhya :

- Dengan adanya pendidikan bangsa dapat menjunjung nilai moral yang nantinya dapat
menghasilkan output output yang baik, namun sayangnya kualitas pendidikan di Indonesia
masih memprihatinkan atau rendah karena kurangnya sarana dan prasarana sehingga
mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia.
- Memakai perahu juga memiliki resiko sebab perahu itu ringan dan ukurannya kecil, rata rata
perahu yang digunkan berukuran panjang 4 hinggan 10 meter dengan lebar 50 sampai 70 cm.

7. Dalam artikel pola perbandingan, banyak memuat konjungsi yang menyatakan


perbandingan/pertentangan, contoh yaitu sebaliknya, berbeda halnya, namun.

Contohnya : Di perkotaan sekolah berlomba lomba meningkatkan sarana pendidikan yang baik sehingga
mereka tidak akan segan untuk membayar mahal. Sebaliknya di pinggiran kota, pedesaan, dan
pedalaman, sekolah tidak bisa mengenakan pungutan kepada orang tua siswa karena tidak ada lagi yang
bisa dipungut dari masyarakat.

8. Menggunakan kata-kata persuasif, salah satu jenis kalimat yang digunakan atau bertujuan
meyakinkan, mengajak, merayu, atau membujuk pembacanya melakukan suatu perbuatan dan
aktivitas seperti yang disampaikan oleh penulisnya seperti sebaiknya, hendaklah, sebaiknya, harus,
perlu, selain itu.

Contohnya : Keterbatasan prasarana dan fasilitas bisa menjadi daya hambat untuk seseorang dalam
menempuh pendidikan tetapi itu tidak membuat anak anak desa Siayuh kehilangan motivasi, mereka
terus berjuang demi ilmu, oleh karena itu sebaiknya pemerintah harus lebih menekankan sikap
kesadaran untuk pengembangan pendidikan terutama dalam pedesaan yang dipelosok agar semua anak
bangsa maju bersama sama sehingga bisa melahirkan negara yang semakin berkembang dan sistematis.

9. Menggunakan kata-kata denotatif, yakni kata yang bermakna sebenarnya. Kata itu tidak bermakna hal
lain ataupun dilebihkan maknanya 
Contohnya : . Pendidikan adalah suatu bekal dasar yang bertujuan dalam mengembangkan bangsa.
Dengan adanya pendidikan bangsa dapat menjunjung nilai moral yang nantinya dapat menghasilkan
output output yang baik

10. Menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan keterangan waktu atau kronologis, contoh:
sebelum itu, kemudian, pada akhirnya.

Contohnya : Bangunan sekolah berjumlah 2 ruangan kelas dibangun dengan seadanya, hanya berlantai
tanah, dinding pelupuh bambu, dan beratapkan seng sehingga pada akhirnya merekapun harus bisa
adaptasi dengan keadaan fasilitas seadanya.

Anda mungkin juga menyukai