Anda di halaman 1dari 27

s LAPORAN PRAKTEK

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA


PADA ANAK MELALUI PERMAINAN BONEKA JARI
DI TKIT AMINAH KECAMATAN BANDA RAYA
KOTA BANDA ACEH
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata kuliah Paud 4501 Pemantapan Kemampuan Profesional

Disusun Oleh :
RISNAWATI
NIM : 823366327

UNIVERSITAS TERBUKA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
BANDA ACEH
2015

KATA PENGANTAR

Penulis menyampaikan puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional ini. Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional disusun sebagai satu persyaratan
meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Terbuka.
Selanjutnya Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepangkuan Rasulullah SAW dan para
sahabat yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke lam yang penuh Ilmu
pengetahuan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing yang telah membimbing penulis
dengan sabar tahap demi tahap dalam penulisan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional,
dan teman-teman yang telah ikut membantu penulis dengan memberi masukan dan pendapat
terutama kepada teman-teman yang ada diTk IT Aminah Kecamatan Banda Raya Kota Banda
Aceh sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional.

Banda Aceh, 13 April 2015

Risnawati
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN


BERCERITA PADA ANAK MELALUI PERMAINAN BONEKA JARI pada kelompok A di
TKIT Aminah Lamlagang Banda Aceh
Rumusan masalah dalam penelitian ini “ Bagaimana peningkatan kemampuan bercerita pada
anak melalui permaianan boneka jari pada TKIT Aminah lamlagang Banda Aceh.
Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui apakah anak mampu untuk bercerita melalui boneka jari
di TKIT Aminah Banda Aceh. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelompok A sebanyak 22 siswa TKIT Aminah Banda Aceh, yang terdiri dari 10 laki-laki dan 13
perempuan pada tahun 2014 s/d 2015.
Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan data penelitian
dan pembahasan, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan
bercerita melalui permainan boneka jari. Hasil observasi anak 18 % anak masih kurang dalam
bercerita dan hasil observasi pada siklus II sudah sesuai dengan harapan guru. Dan hasil
observasi pada tkit aminah 69 % anak sudah bisa bercerita melalui boneka jari.
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan intelektual anak yang sangat pesat terjadi pada kurun usia nol
sampai usia prasekolah. Masa usia taman kanak-kanak itu dapat disebut sebagai masa
peka belajar. Dalam masa-masa ini segala potensi kemampuan anak dapat di kembangkan
secara optimal, tentunya dengan bantuan dari orang-orang yang berada dilingkungan
tersebut, misalnya dengan bantuan orang tua dan guru Taman kanak-kana.Salah satu
kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia Taman kanak-kanak adalah
kemampuan bercerita. Sistematika berbicara anak menggambarkan sistematikanya dalam
berfikir. Yang termasuk dalam pengembangan bahasa selain berbahasa adalah
kemampuan menyimak, membaca dan menulis.

Bercerita merupakan salah satu kegiatan berbahasa di Tk. Bercerita merupakan


suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain, dengan atau
tanpa alat. Cerita yang dilakukan dapat berbentuk pesan, informasi, atau sebuah
dorongan. Anak-anak usia 4-6 tahun umumnya senang diperdengarkan sebuah cerita
sederhana yang sesuai dengan perkembangan usianya. Kemampuan anak di TK IT
Aminah kelompok A dalam bercerita secara sederhana masih jauh dari sempurna. Namun
demikian potensinya dapat dirangsang lewat komunikasi yang aktif dengan menggunakan
bahasa yang baik dan benar. Anak belum lancar bercerita meskipun kemampuan mereka
dalam membuat coretan sudah baik.
Kosentrasi anak dalam mendengarkan penjelasan dari guru juga kurang, sehingga
seringkali dalam menjelaskan sesuatu guru perlu mengulang kembali penjelasan yang
diberikan kepada anak.
Munculnya permasalahan dalam pembelajaran dipicu oleh munculnya
kesadaran pada diri guru bahwa praktek yang dilakukan selama ini dalam kelas
mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dalam berbagai kekurangan yang dialami
anak dalam pembelajaran berbahasa (bercerita), diketahui bahwa proses pembelajaran
belum berhasil mengantarkan anak belajar secara efektif. Untuk itu penulis melakukan
refleksi dengan menjawab sejumlah pertanyaan berkenaan dengan pelaksanaan aktifitas
pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertanyaan-pertanyaan yang dimaksud meliputi :


1. Apakah guru dalam menyampaikan materi terlalu cepat?
2. Apakah alat peraga yang digunakan masih kurang efektif ?
3. Apakah guru mengaktifkan anak dalam bercerita?
4. Apakah guru setiap hari sebelum kegiatan belajar selalu mengawali dengan bercerita?

Dari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan refleksi tersebut, berbagai kekurangan


dalam proses pembelajaran yang kurang efektif karena :

1. Guru menyampaikan materi terlalu cepat.


2. Guru dalam memanfaatkan alat peraga kurang efektif
3. Guru kurang mengaktifkan anak pada saat proses pembelajaran
4. Guru tidak setiap hari mengawali kegiatan bercerita

Secara singkat dapat dikatakan proses pembelajaran berbahasa diTK IT Aminah


belum berjalan secara efektif. Anak masih mengalami kesulitan dalam berbahasa,
khususnya kemampuan anak dalam mendengarkan cerita dan bercerita. Seiring dengan
apa yang disampaikan diatas maka penulis tertarik mengangkat permasalahan tersebut
kedalam sebuah karya yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada
Anak melalui Permainan Boneka Jari di TK IT Aminah Kecamatan Banda Raya Kota
Banda Aceh”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini
adalah, Bagaimana meningkatkan kemampuan bercerita pada anak melalui permainan
boneka jari di TKIT Aminah tahun pelajaran 2014-2015 kota Banda Aceh ?”

C. Tujuan Perbaikan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilam bercerita pada anak
melalui permainan boneka jari di TKIT Aminah tahun Pelajaran 2014-2015 Kota Banda
Aceh.

D. Manfaat Perbaikan
Tugas PKP yang penulis selesaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
mempunyai manfaat yang sangat besar baik bagi penulis, bagi anak, bagi guru TK
maupun bagi Kepala Sekolah, Manfaat penelitian yaitu :

1. Bagi penulis, untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya, dan untuk


menambah wawasan dan dapat menerapkan pembelajaran dalam upaya meningkatkan
kemampuan bercerita di taman kanak-kanak dengan menggunakan Permainan
Boneka jari.
2. Bagi Siswa, dengan menggunakan alat peraga atau media gambar dapat
meningkatkan kemampuan bercerita sederhana pada anak
3. Bagi Guru, Mendapat informasi bahwa dengan menggunakan permainan boneka jari
dapat meningkatkan kemampuan bercerita secara sederhana pada anak.
4. Bagi sekolah , Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan
pembelajaran di taman kanak-kanak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Bercerita
1. Pengertian Bercerita

Bercerita merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain
dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaiakan dalam bentuk pesan,
informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan,
oleh karena orang yang menyajikan cerita tersebut menyampaikan dengan menarik.
(Depdiknas, 2005 : 5).
Bercerita mempunyai fungsi yang penting bagi anak. Menurut Tampubolon (1991:50),
bercerita kepada anak memainkan peran penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan
kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikieran anak.
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak digunakan ditaman
kanak-kanak. Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat
memberikan pengalaman bagi anak TK.
Cerita yang dibawakan oleh guru secara lisan harus menarik, dan mengundang perhatian
anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak Tk (Moeslichatoen R, 1996)
Aziz dan Majid (2002 : 16) dalam bukunya “ Mengajarkan Anak Lewat Cerita”
mengatakan sebagian dari cerita-cerita yang ada meliputi beberapa unsure yang negative.
Hal ini dikarenakan pembawaan cerita tersebut tidak mengindahkan nilai estetika dan
norma.
Oleh karena materi yang disampaikan berbentuk cerita yang awal dan akhirnya
berhubungan erat dalam kesatuan yang utuh, maka cerita tersebut harus dipersiapkan
terlebih dahulu. Biasanya kegiatan bercerita dilaksanakan pada kegiatan penutup, sehingga
ketika anak pulang anak menjadi tenang dan senang setelah mengikuti pembelajaran
ditaman kanak-kanak.
2. Tujuan Bercerita
Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah :
a. Agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang
lain.
b. Anak dapat bertanya apabila tidak memahaminya
c. Anak dapat memjawab pertanyaan
d. Anak dapat menceritakan dan mengekspresikan terhadap apa yang di dengarnya dan
diceritakannnya.

Sehingga hikmah dari sisi cerita dapat dipahami dan lambat laut dapat didengarkan,
diperhatikan, dilaksanakan dan diceritakan kepada orang lain.
Karena menurut Jerome S. Brunner ( Tampubolon, 1991:10) “ Bahasa berpengaruh besar
pada perkembangan pikiran anak.

3. Fungsi cerita

Menurut Prof.Dr.Tampibolon (1991 :50), “ Bercerita kepada anak memainkan


peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat kebiasaan membaca tetapi juga
dalam mengembangkan bahasa dan pikiran anak”, dengan demikian fungsi kegiatan
bercerita bagianak usia 4-6 tahun adalah membantu perkembnagan bahsa anak. Dengan
bercerita pendengaran anak dapat difungsikan dengan baik untuk membantu kemampuan
bercerita, dengan menambahkan pembendaharaan kosa kata, kemampuan mengucapkan
kata-kata, melatih merangkai kalimat sesuai dengan tahap perkembangannya.

Selanjutnya anak dapat mengekspresikan melalui bernyanyi, besyair, menulis maupun


menggambar sehingga pada akhirnya anak mampu membaca situasi gambar, tulisan atau
bahasa isyarat. Kemampuan tersebut adalah hasil dari proses menyimak dalam tahap
perkembangan bahasa anak.

Rangkaian urutan kemampuan mendengar,berbicara, membaca, menulis dan menyimak


adalah sesuai dengan tahap perkembangan anak, karena tiap anak berbeda latar belakang
dan cara belajarnya. Untuk itu melalui bercerita diharapkan guru memahami gaya belajar
anak baik individual maupun secara kelompok dengan mengembangkan pembelajaran
terpadu dan tematik yang berpusat pada anak.

4. Manfaat Metode Bercerita

Beberapa manfaat metode bercerita bagi anak TK diantaranya adalah :


a.Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK, Artinya anak usia TK dapat
dirangsang atau mampu memahami isi atau ide-ide pokok dalam cerita secara keseluruhan.
b. Melatih daya pikir anak TK, untuk terlatih memahami proses cerita, mempelajari
hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan sebab-akibatnya.

c. akan menerima informasi tersebut melalui indera penglihatan, karena pesan yang akan
disampaikan dituangkan kedalam symbol-simbol komunikasi melatih daya kosentrasi
anak TK, untuk memusatkan perhataian keseluruhan cerita karena dengan pemusatan
perhatian tersebut anak dapat melihat hubungan bagian-bagian cerita sekaligus
menangkap ide pokok dalam cerita.

d. Mengembangkan daya imajinasi anak, artinya dengan bercerita anak dengan daya
fantasinya dapat membayangkan atau menggambarkan suatu suatu situasi yang berada
diluar jangkauan inderanya bahkan yang mungkin jauh dari lingkungan sekitarnya, ini
berarti membantu mengembangkan wawasan anak.

e. Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana hubungan


yang akrab sesuai dengan tahap perkenbangannya, anak usia TK senang memdengarkan
cerita terutama apabila gurunya dapat menyajikan dengan menarik.

f. Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien
sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita
Bentuk penyajian proses pembelajaran di TK adalah terpadu antara Bidang
pengembangan satu dengan yang lainnya, termasuk bidang pengembangan bahasa.

Dan setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk itu
dengan adanya pemebelajaran terpadu maka pengembangan metode yang bervariasi dapat
membantu pencapaian tujuan tiap materi pembelajaran. Demikian pula untuk metode cerita
memiliki kelebihan dan kekurangan

Kelebihannnya antara lain :

1. Dapat menjangkau jumlah anak yang relative lebih banyak


2. Waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien
3. Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana
4. Guru dapat menguasai kelas dengan mudah
5. Secara relative tidak banyak mengeluarkan biaya

Kekurangannnya adalah :

1. Anak didik menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan atau menerima
penjelasan dari guru
2. Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan kemampuan siswa untuk
mengutarakan pendapatnya
3. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehigga sukar
memahami tujuan pokok isi cerita
4. Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama apabila penyajiannya tidak menarik.
A. Media pembelajaran

a. Pengertian media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan keterampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumbel lingkungan,
manusia dan metode yang diman faatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.

Sedangkan menurut Briggs ( 1977) Pembelajaran adalah sarana fisik untuk


menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video dan sebagainya.
Kemudian menurut National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran adalah saran komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-
dengar, termasuk tekhnologi perangkat keras .

Ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya :


1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik.
2. Media Audial : Radio, tape Recorder, laboratorium bahasa dan sejenisnya
3. Projected still media : Slide, over head projektor (DHP), in focus dan
sejenisnya
4. Projected motion media : Film, Televisi, video (VCD,DVC,VTR), komputer
dan sejenisnya.

Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu dendiri yang menentukan hasil belajar.
Ternyata keberhasilan keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada :
1. Isi pesan
2. Cara menjelaskan pesan
3. Katrakteristik penerima pesan.
Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga
faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media
pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.

b. Tujuan menggunakan media pembelajaran:


Ada beberapa tujuan menggunakan media pembelajaran diantaranya yaitu :
- Mempermudah propses belajar mengajar
- Meningkatkan Efesiensi belajar mengajar
- Menjaga relevansi dengan tujuan belajar
- Membantu kosentrasi siswa
- Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk
belajar
- Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional
- Menurut Schramm : Tekhnologi membawa informasi atau pesan
- Menurut Y.Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa

A. Boneka jari

1. Pengertian boneka jari

Sesuai dengan namanya, boneka jari dimainkan dengan menggunakan jari tangan, kepala
boneka diletakkan pada ujung jari kita/dalam. Sesuai dengan pendapat Gunarti, W. dkk
(2010:5.20) bahwa boneka jari adalah “ boneka yang dimasukkan kedalam jari tangan,
bentuknya kecil seukuran jari tangan orang dewasa”.

Boneka jari biasanya dimainkan melalui kegiatan bercerita, dengan penambahan media
boneka dalam bercerita akan membantu guru ataupun orang tua untuk menarik anak
memperhatikan materi yang disampaikan, Menurut Montolalu, (2007:10.10) bahwa bercerita
dengan menggunakan media boneka adalah “ merupakan tekhnik yang tidak kalah menariknya
bagi anak dan dalam pelaksanaannya banyak boneka yang dapat kita gunakan dalam kegiatan ini,
yaitu boneka tangan dan boneka jari”.

Dengan bermain menggunakan Media boneka jari, anak akan mendapatkan hiburan yang
menyenankan sekaligus sambil belajar, karena manfaat bagi perkembangan anak tidak terbatas,
sepanjanjang guru tidak ragu untuk berpikir kreatif dalam menggunakanmedia boneka jari untuk
mendongeng, mengajak bernyanyi bersama kegiatan menarik lainnya.

Boneka jari dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana dan mudah dibuat, menurut
Kurniati dan Rachmawati ( 2010:87) untuk membuat boneka jari, “ guru hanya mempersiapkan
bahan yang diperlukan yaitu : kain flanel atau bisa menggukan karton manila, gunting, lem serta
benang wol.”

1. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan bercerita dengan menggunakan boneka

Menurut Gunarti, W. dkk (2010:5.21) bahwa dalam bercerita dengan menggunakan


media boneka terdapat beberapa langkah-langkah dalam pelaksanaannya sebagai berikut :

1. Siapkan segala perlengkapan yang akan digunakan. Boneka, panggung kecil (apabila
ada), Tape recorder dan kaset musik instrumental ( apabila ada).
2. Atur posisi duduk yang membuat anak merasa nyaman.
3. Kita dapat mengemukakan kalimat prolog sebelum adegan cerita dimulai dengan diiringi
dengan musik pengiring sambil menyebutkan judul cerita.
4. Apabila menggunakan panggung bukalah layar panggung kemudian kenallah tokoh
boneka satu demi satu.
5. Selanjutnya kita dapat memulai adegan demi adegan yang diperankan oleh boneka-
boneka tersebut secara bergantian, diiringi dengan musik pengiring.
6. Ketika cerita sudah selesai diturunkan, kita dapat mengajukan seputar cerita tesebut,
misalnya tentang judul cerita, tokoh cerita, isi cerita, bisa juga meminta komentar anak
mengenai cerita tersebut.
7. Selanjutnya guru bisa bersama-sama dengan anak menyimpulkan isi cerita tersebut ,
termasuk mencari pelajaran dari isi cerita juga mencari solusi terbaik dari pemasalahan
yang ada pada cerita
8. Akhiri kegiatan bercerita dengan meminta anak untuk menceritakan kembali isi cerita
atau tutup dengan nyanyian untuk menggambarkan isi cerita tersebut.

1. Manfaat bercerita dengan media boneka jari

Menurut Warta (2010), bahwa terdapat beberapa keuntungan penggunaan boneka untuk
sandiwara adalah :

Keuntungan menggunakan boneka :


1. Tidak memerlukan banyak tempat, waktu yang banyak, biaya dan persiapan yang
terlalu rumit.
2. Tidak menuntut keterampilan yang rumit bagi yang akan memainkannnya.
3. Dapat mengembangkan imajinasi anak, mempertinggi keaktifan dan menambah
suasana gembira.
BAB III
RENCANA PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian perbaikan pembelajaran adalah peserta didik pada
kelompok A semester II TKIT Aminah Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh tahun
pelajaran 2014/2015 .

B. Prosedur Penelitian Perbaikan

1. Perencanaan
Agar pembelajaran dapat berhasil sesuai yang diharapkan, penulis merencanakan
kegiatan perbaikan pembelajaran pada bagian yang dianggap kurang mendukung
keberhasilan dalam pembelajaran berbahasa. Rencana perbaiakan ini adalah dengan
menggunakan Media Pembelajaran “ Boneka Jari” untuk meningkatkan kemampuan
anak dalam mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki pembendaharaan
kata dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya.
Untuk mmeperbaikan proses pembelajaran hingga kemampuan meningkat,
penulis mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

a. Siklus I
1. Guru mengadakan survey dan menyiapkan tempat untuk kegiatan bercerita
tentang “ Cita cita menjadi guru”
2. Guru menyiapakan perlengkapan untuk mengurutkan kata seperti g-u-r-u
3. Guru mengajarkan puisi “ Guruku”
4. Anak di beri tugas untuk mewarnai menggambar guru
5. Anak di beri tugas untuk bercerita pengalaman sendiri
6. Anak bermain mewarnai gambar guru
7. Anak diberi tugas mencontoh, membilang dengan gambar
8. Guru mengajarkan lagu “ Terima kasih Guru
9. Guru melakukan pengamatan dan penilaian serta menganalisis dan
merefleksi kegiatan perbaikan t selanjutnya.

a. Siklus II
Jika dalam kegiatan perbaikan pembeajaran pada siklus I ternyata belum
berhasil, maka penulis melanjutkan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus
II dengan langkah-langkah yang sama seperti pada siklus I

2. Pelaksanaan
Berdasarkan rumusan maslah yang ada, penulis menyusun skenario
perbaikan pembelajaran. Demi keberhasilan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran
maka penulis dibantu oleh teman sejawat sebagai observator dan supervisi oleh
seorang penilai/pengamat/supervisor. Penilai/pengamat/supervisor adalah seorang
yang ditugaskan oleh UPBJJ-UT setempat untuk membimbing mahasiswa dalam
penyelesaian laporan ini.
Penilaian dilakukan dalam 2 siklus. Kegiatan pertama dalam penelitian ini
adalah pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kemudian dilanjutkan pada siklus II.
Pada prinsipnya kegiatan pada siklus II sama pada kegiatan siklus I, kegiatan pada
siklus II merupakan perbaikan semua kekurangan pada siklus I. Kegiatan ini
didasarkan atas kegiatan refleksi siklus I, adapun materi pada siklus II adalah
melanjutkan materi pada siklus I.

Untuk melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran penulis melakukan


berbagai persiapan antara lain :
a. Membantu skenario yang berisikan langkah-langkah dalam kegiatan perbaikan
pemebelajaran yang intinya adalah tindakan yang diinterverensikan.
b. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang dapat digunakan dalam mendukung
pelaksanaan tindakan.
c. Mempersiapkan cara observasi.
d. Melakukan simulasi baik diantara sesama teman dalam tutorial maupun dikelas.
Hal ini penulis lakukan untuk mengetahui sejauh mana persiapan dapat
dijalankan sesuai dengan rencana. Selain itu dapat digunakan untuk memperbaiki
skenario yang penulis sususn. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengadakan
tindakan perbaikan pembelajaran yaitu :

a. Tindakan umum yang penulis lakukan adalah :


1. Guru mengabsen anak
2. Guru menyiapkan alat peraga boneka boneka dan alat lainnya
3. Guru memberi pertanyaan kepada anak sebagai apersepsi
4. Secara klasikal guru menjelaskan materi pembelajaran
5. Anak menjelaskan penjelasan guru
6. Guru dan anak bertanya tentang materi pembelajaran
7. Guru dan anak meyimpulkan materi pembelajaran
8. Guru memberi evaluasi pada anak
9. Guru memberi penilaian hasil evaluasi
10. Guru melaksananakn tindakan lanjut.

b. Agar tindakan kegiatan perbaikan pembelajaran lebih berhasil, penulis


menggunkan tindakan yang lebih khusus dalam pemebelajaran yaitu
menggunakan metode bercerita untuk meningkatkan imajinasi anak dan melatih
kosentrasi anak.

3. Pengamatan
Sumber data yang dipergunakan adalah semua peristiwa dan kegiatan dari
seluruh aktifitas anak yang dicatat secra tertulis dengan tekhnik observasi. Yang
menjadi pengamat adalah teman sejawat, yang bertugas mengamati murid dan guru
selama kegiatan belajar berlangsung. Alat pengumpul data yang dugunakan adalah :
a. Lembar Penilaian
Lembar penilaian berfungsi untuk mencatat semua perkembangan anak. Untuk
mempermudah dalam pengukuran keberhasilan anak, maka penilai akan
mewujudkan dalam bentuk angka dan akan dimasukkan dalam katagori-katagori.
b. Lembar Observasi

Lembar observasi berfungsi untuk menilai perkembangan dan kemajuan guru/


mahasiswa yang sedang melakukan perbaikan melaui pengamatan. Penilai pada
lembar observasi dilakukan oleh penilai. Hal yang dinilai adalah kemampuan
guru dalam melakukan perbaikan maupun kelebihan dalam melakukan
perbaikan. Hasil penilaian dari lembar observasi berguna untuk refleksi serta
saran dan masukan bagi guru/mahasiswa. Dalam lembar observasi ini akan
terlihat kemampuan-kemampuan guru yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki.

4. Refleksi

Metode bercerita dengan media boneka jari yang diterapkan dalam


kegiatan perbaikan pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihannya adalah anak-anak akan lebih tertarik/termotivasi dalam melatih
pendengaran, cara berkomunikasi dan menembah pembendaharaan kata. Kreatifitas
anak juga akan muncul karena adanya sumber inspirasi. Sedangkan kelemahannya
adalah memerlukan waktu yang agak lama dan membutuhkan banyak alat peraga
gambar-gambar untuk memdukung kegiatan materi pembelajaran.
Kegiatan yang dirancang beserta skenaripnya akan mempermudah guru
dalam melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran. Kegiatan anak juga akan
lebih terarah sehingga kegiatan perbaikan pembeljaaran akan lebih lancar. Namun
dalam merancang kegiatan tidak begitu saja dirancang atau direncanakan, tetapi
harus berdasarkan analisis dan refleksi pada kegiatan sebelumnya.

C. Tempat dan Waktu Penelitian Perbaikan

1. Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di TKIT Aminah yang berlokasi di Kecamatan Banda Raya
Kota Banda Aceh dengan jumlah anak keseluruhan 23 anak terdiri dari laki-laki 10
dan perempuan 13 orang.
2. Waktu Pelaksanaan
Penulis melakukan penelitian selama 6 hari. Kegiatan penelitian ini terdiri dari
perencanaan, persiapan, persiapan, pelaksanaan perbaikan, pembuatan laporan dan
penyerahan laporan. Adapun waktu pelaksanaan kegiatan perbaikan dilaksanakan
pada :

Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

NO SIKLUS KELOMPO TANGGAL WAKTU


K
1 I A 6 s/d 8 April 2015 08.00-10.00 Wib
2 II A 9 s/d 11 April 2015 08.00-10.00 Wib

3. Tema
Tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah “ Pekerjaan “ tema ini merupakan
tema kedua yang dikembangkan di TKIT Aminah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian perbaikan


Siklus I
Pada setiap siklus disajikan data observasi aktifitas-aktifitas perbaikan pembelajaran
yang dilakukan, hasil belajar anak sesuai dengan hasil ter formatif, deskripsi pelaksanaan
tiap-tiap aktifitas, dan deskripsi hasil belajar anak.
Pada siklus I ini, ada beberapa nak yang belum mampu menyelesaikan tugas yang
diberikan guru dikarenakan anak tersebut kurang memperhatikan saat proses pembelajaran
dan ada beberapa anak yang malu atau kurang percaya diri jika disuruh untuk maju kedepan
kelas. Namun guru memberikan bumbingan dan motivasi kepada anak tersebut agar berani
tampil.

Siklus II

Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan kegiatan
pada siklus I, namun ada beberapa materi yang ditingkatkan dan juga ada materi yang perlu
diulang kembali. Seperti biasanya sebelum guru memberikan tugas kepada anak, guru secra
klasikal memberi penjelasan tentang tema materi pembelajaran.

Pada siklus II hasil pelaksanaan perbaikan menunjukkan kemajuan yang bagus.


Anak yang berkemampuan “rendah/kurang” masih ada meskipun hanya 18 %. Anak yang
berkemmapuan “Baik” sudah mencapai 69 % sedangkan anak yang berkemampuan “
cukup” mencapai 22 %. Hasil perbaikan pada siklus II sudah sesuai dengan harapann guru.
Perkembangan kemajuan yang baik tersebut terjadi karena penggunaan metode
demontrasi dengan menggunakan alat peraga boneka jari yang sangat tepat. Terlihat
pembelajaran berlangsung aktif, kreatif dan menyenangkan. Penggunaan metode yang tepat
dan kreatif mampu meningkatkan kemampuan anak dalam pembalajaran bahasa.
B. Pembahasan
Siklus I
1. Perencanaan
Penulis mempersiapkan beberapa hal ,yaitu :
a. Menyiapkan Rencana kegiatan harian (RKH)
b. Menyiapkan alat peraga (APE)
c. Menyiapkan tempat/ruang kelas yang akan digunakan,
d. Membuat lembaran observasi sesuai RKH
e. Menyiapkan lembar penilaian demonstrasi anak.

2. Pelaksanaan
Sebelum guru memberikan tugas kepada anak, guru secara klasikal memberi
penjelasan tentang tema materi pembelajaran. Adapun materi pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :
Materi Kegiatan Perbaikan Pembelajaran pada siklus I

Hari / Materi ( aktifitas - aktifitas


Tanggal perbaikan pembelajaran )
Pelaksanaan bercerita dengan pengalaman sendiri
Senin  
06 April Pelaksanaan bercerita dengan meniru guru
2015  
Pelaksanaan bercerita kembali cerita yang
    diceritakan guru

Setelah guru menyampaikan materi, anak mengerjakan tugas sesuai perintah dari guru
berdasarkan materi yang telah diajarkan. Guru mengamati dan membimbing serta
memberi motovasi pada anak dan menilai hasil karya anak.
3. Observasi/Pengamatan
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung pada siklus I, guru mengamati
perkembangan kemampuan yang dimiliki oleh anak dalam menerima materi
pembelajaran. Sedangkan untuk melihat hasil perbaikan pembelajara, pada akhir
pembelajaran penulis melakukan peniaian terhadap kemampuan anak.

Penilaian dilakukan menggunakan angka atau skor dari 0 sampai dengan 100, dengan
kriteri sebagai berikut :
- Baik, jika anak mendapat nilai/skor antara 75-100
- Cukup, jika anak mendapat nilai/skor antara 60-74
- Kurang,jika anak mendapat nilai/skor < 59

Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan dapat diketahui beberapa hal sebagai
berikut :
a. Ada ketertarikan dari anak terhadap kegiatan pembelajaran bercerita pengalaman
sendiri.
b. Ada beberapa anak masih belum mampu bercerita dengan bahasa sendiri
c. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik

4. Refleksi
Dengan memperhatikan bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan dan bagimana
perkembangan kemampuan anak dalam belajar serta berdasarkan analisis penilaian,
peneliti secara umum menilai bahawa pembelajaran berlangsung dengan baik, walaupun
masih ada beberapa anak yang mendapat nilai skor “ kurang”, sehingga masih perlu
diadakan kegiatan perbaikan pada siklus selanjutnya. Selain itu ada beberapa hal yaitu
kurangnya perhatian anak saat proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus selanjutnya
perlu dilakukan perhatian khusus terhadap anak-anak yang kurang memperhatikan saaat
proses pembelajaran.
Pada siklus I ini, ada beberapa anak uang belum mampu menyelesaikan tugas yang
diberikan guru dikarenakan anak tersebut kurang memperhatikan saaat proses
pembelajaran dan ada beberapa anak yang malu atau kurang percaya diri jika disuruh
untuk maju kedepan kelas. Namun guru memberikan bimbingan dan motivasi kepada
anak tersebut. Tingkat keberhasilan pembelajaran pada siklus I di cantumkan pada tabel
3
Tabel 3
Tingkat Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I

NO NILAI JUMLAH ANAK TINGKAT


KEBERHASILAN (%)
1 Baik 13 56
2 Cukup 6 26
3 Kurang 4 17
Jumlah 23

Siklus II
1. Perencanaan
Penulis mempersiapkan beberapa hal, yaitu :
a. Menyiapkan Rencana Kerja Harian (RKH)
b. Menyiapkan alat Peraga
c. Menyiapkan tempat/ruang kelas yang akan digunakan
d. Membuat lembar observasi sesuai RKH
e. Menyiapkan lembar penilaian demonstrasi anak

2. Pelaksanaan
Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan pada Siklus II ini sama dengan kegiatan
pada siklus I, namun ada beberapa materi yang ditingkatkan dan juga ada materi
yang perlu diulang kembali. Seperti biasanya sebelum guru memberi tugas kepada
anak, guru secara klasikal memberi penjelasan tentang tema materi pembelajaran.
Adapun materi pembelajaran yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut

Tabel 4
Materi Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Pada Siklus II

Materi ( aktifitas - aktifitas


Hari / Tanggal
perbaikan pembelajaran )
Pelaksanaan mendengarkan cerita guru
Kamis  
09 April Pelaksanaan bercerita meniru cerita guru berulang-ulang
2015  
Pelaksanaan bercerita boneka dengan bahasa sendiri
   

Setelah guru menyampaikan materi, anak mengerjakan tugas sesuai perintah guru
berdasarkan materi yang telah diajarkan, guru mengamati dan membimbing, serta
memberi motivasi pada anak dan menilai hasil karya anak.

3. Obsevasi/pengamatan
Pada siklus II ini kegiatan perbaikan pembelajaran berjalan lebih aktif dan
menyenangkan. Terjadi perkembangan hasil belajar anak yang cukup baik.
Berdasarkan pengamatan, terdapat peningkatan kemampuan anak dalam
mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki pembendaharaan kata dan
mengenal simbol-simbol yang melambangkannya.

Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan dapat diketahui beberapa hal


sebagai berikut :
a. Anak lebih bersemangat dan aktif serta kreatif dalam proses pembelajaran.
b. Anak lebih cepat dapat menanggapi respon guru dan teman
c. Kegiatan perbelajaran berlangsung dengan baik dan terjadi feedback dalam
proses pembelajaran.
4. Refleksi
Menurut analisis penulis, pada siklus II terjadi peningkatan sehingga tercapai
beberapa hal sebagai berikut :
a. Kemampuan anak dan hasil belajar meningkat sehingga tujuan pembelajaran
meningkat
b. Kemampuan anak dalam mendengarkan, berkomunikasi serta lisan, memiliki
pembendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol yang melambangkan serta
berimajinasi semakin meningkat.

Tabel 5
Tingkat Keberhasilan Kegiatan pada siklus II

NO NILAI JUMLAH ANAK TINGKAT


KEBERHASILAN (%)
1 Baik 16 69
2 Cukup 5 22
3 Kurang 2 8
JUMLAH 23

Pada siklus II ini hasil pelaksanaan perbaikan menunjukkan kemajuan bagus, terlihat
pada tabel 5. Anak yang berkemampuan “ rendah/kurang masih ada meskipun hanya 8 %.
Anak yang kemampuan “ Baik “ sudah mencapai 69 % sedangkan anak yang berkemampuan
“cukup” mencapai 22%. Hasil perbaiakn pada siklus II sudah sesuai dengan harapan guru.

Perkembangan kemajuan yang baik tersebut terjadi karena penggunaan metode


demonstrasi dengan menggunakan alat-alat peraga yang tepat. Terlihat pembelajaran
berlangsung aktif , kreatif dan menyenangkan. Penggunaan metode yang tepat dan kreatif
mampu meningkatkan kemampuan anak dalam pembelajaran bahasa.
Tampak pada akhir siklus II bahwa 16 orang anak dari 23 orang jumlah anak didik di
TKIT Aminah mmepunyai kemampuan baik dalam bahasa khususnya dalam mendengarkan,
berkomunikasi secara lisan, memiliki pembendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol yang
melambangkannya dan berimajinasi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat


dismpulkan bahwa perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelompok A TKIT
Aminah Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh sedah berjalan dengan baik.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran berjalan dengan baik, dengan tingkat
keberhasilan pada siklus I, meningkat menjadi baik dengan tingkat keberhasilan
pada siklus II.

Penggunaan metode bercerita dengan menggunakan media boneka jari


sangatlah tepat. 16 orang anak didik di TKIT Aminah kelompok A mmepunyai
kemampuan baik dalam bahasa khususnya dalam mendengarkan , berkomunikasi
secara lisan, memiliki pembendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol yang
melambangkannya,

B. Saran dan Tindak lanjut

Bertolak dari hasil penelitian yang diperoleh, penulis menyampaikan saran


kepada rekan-rekan guru. Dalam pembelajaran pengembangan kemampuan
berbahasa anak dalam berkomunikasi, supaya anak mencapai prestasi belajar yang
baik guru hendaknya :.
1. Melibatkan anak secara maksimal dalam bercerita dengan media boneka jari
2. Mengaktifkan anak melaui tanya jawab.
3. Mengaktifkan anak dalam berimajinasi.
4. Memanfaatkan alat peraga yang tepat sesuai materi yang akan disampaikan.
5. Memberikan apresiasi yang menarik melalui tanya jawab interaktif.

DAFTAR PUSTAKA

Nurbiana, Dhieni, dkk ( 2005) Metode pengembangan bahasa. Jakarta : Pusat


penerbitan Universitas Terbuka.

Winda Gurnanti, Lilis Suryani, Azizah ( 2008) Metode Pengembangan Perilaku dan
kemampuan dasar anak usia dini

Aisyah, Siti, dkk ( 2007) Pengembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak usia
Dini, Jakarta : Pusat pembinaan Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai