Disusun Oleh :
RISNAWATI
NIM : 823366327
UNIVERSITAS TERBUKA
KATA PENGANTAR
Penulis menyampaikan puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-
Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional ini. Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional disusun sebagai satu persyaratan
meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Terbuka.
Selanjutnya Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepangkuan Rasulullah SAW dan para
sahabat yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke lam yang penuh Ilmu
pengetahuan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pembimbing yang telah membimbing penulis
dengan sabar tahap demi tahap dalam penulisan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional,
dan teman-teman yang telah ikut membantu penulis dengan memberi masukan dan pendapat
terutama kepada teman-teman yang ada diTk IT Aminah Kecamatan Banda Raya Kota Banda
Aceh sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional.
Risnawati
ABSTRAK
Perkembangan intelektual anak yang sangat pesat terjadi pada kurun usia nol
sampai usia prasekolah. Masa usia taman kanak-kanak itu dapat disebut sebagai masa
peka belajar. Dalam masa-masa ini segala potensi kemampuan anak dapat di kembangkan
secara optimal, tentunya dengan bantuan dari orang-orang yang berada dilingkungan
tersebut, misalnya dengan bantuan orang tua dan guru Taman kanak-kana.Salah satu
kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia Taman kanak-kanak adalah
kemampuan bercerita. Sistematika berbicara anak menggambarkan sistematikanya dalam
berfikir. Yang termasuk dalam pengembangan bahasa selain berbahasa adalah
kemampuan menyimak, membaca dan menulis.
C. Tujuan Perbaikan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilam bercerita pada anak
melalui permainan boneka jari di TKIT Aminah tahun Pelajaran 2014-2015 Kota Banda
Aceh.
D. Manfaat Perbaikan
Tugas PKP yang penulis selesaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
mempunyai manfaat yang sangat besar baik bagi penulis, bagi anak, bagi guru TK
maupun bagi Kepala Sekolah, Manfaat penelitian yaitu :
A. Bercerita
1. Pengertian Bercerita
Bercerita merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain
dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaiakan dalam bentuk pesan,
informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan,
oleh karena orang yang menyajikan cerita tersebut menyampaikan dengan menarik.
(Depdiknas, 2005 : 5).
Bercerita mempunyai fungsi yang penting bagi anak. Menurut Tampubolon (1991:50),
bercerita kepada anak memainkan peran penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan
kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikieran anak.
Metode bercerita merupakan salah satu metode yang banyak digunakan ditaman
kanak-kanak. Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat
memberikan pengalaman bagi anak TK.
Cerita yang dibawakan oleh guru secara lisan harus menarik, dan mengundang perhatian
anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak Tk (Moeslichatoen R, 1996)
Aziz dan Majid (2002 : 16) dalam bukunya “ Mengajarkan Anak Lewat Cerita”
mengatakan sebagian dari cerita-cerita yang ada meliputi beberapa unsure yang negative.
Hal ini dikarenakan pembawaan cerita tersebut tidak mengindahkan nilai estetika dan
norma.
Oleh karena materi yang disampaikan berbentuk cerita yang awal dan akhirnya
berhubungan erat dalam kesatuan yang utuh, maka cerita tersebut harus dipersiapkan
terlebih dahulu. Biasanya kegiatan bercerita dilaksanakan pada kegiatan penutup, sehingga
ketika anak pulang anak menjadi tenang dan senang setelah mengikuti pembelajaran
ditaman kanak-kanak.
2. Tujuan Bercerita
Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah :
a. Agar anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang disampaikan orang
lain.
b. Anak dapat bertanya apabila tidak memahaminya
c. Anak dapat memjawab pertanyaan
d. Anak dapat menceritakan dan mengekspresikan terhadap apa yang di dengarnya dan
diceritakannnya.
Sehingga hikmah dari sisi cerita dapat dipahami dan lambat laut dapat didengarkan,
diperhatikan, dilaksanakan dan diceritakan kepada orang lain.
Karena menurut Jerome S. Brunner ( Tampubolon, 1991:10) “ Bahasa berpengaruh besar
pada perkembangan pikiran anak.
3. Fungsi cerita
c. akan menerima informasi tersebut melalui indera penglihatan, karena pesan yang akan
disampaikan dituangkan kedalam symbol-simbol komunikasi melatih daya kosentrasi
anak TK, untuk memusatkan perhataian keseluruhan cerita karena dengan pemusatan
perhatian tersebut anak dapat melihat hubungan bagian-bagian cerita sekaligus
menangkap ide pokok dalam cerita.
d. Mengembangkan daya imajinasi anak, artinya dengan bercerita anak dengan daya
fantasinya dapat membayangkan atau menggambarkan suatu suatu situasi yang berada
diluar jangkauan inderanya bahkan yang mungkin jauh dari lingkungan sekitarnya, ini
berarti membantu mengembangkan wawasan anak.
f. Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien
sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.
5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bercerita
Bentuk penyajian proses pembelajaran di TK adalah terpadu antara Bidang
pengembangan satu dengan yang lainnya, termasuk bidang pengembangan bahasa.
Dan setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk itu
dengan adanya pemebelajaran terpadu maka pengembangan metode yang bervariasi dapat
membantu pencapaian tujuan tiap materi pembelajaran. Demikian pula untuk metode cerita
memiliki kelebihan dan kekurangan
Kekurangannnya adalah :
1. Anak didik menjadi pasif, karena lebih banyak mendengarkan atau menerima
penjelasan dari guru
2. Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan kemampuan siswa untuk
mengutarakan pendapatnya
3. Daya serap atau daya tangkap anak didik berbeda dan masih lemah sehigga sukar
memahami tujuan pokok isi cerita
4. Cepat menumbuhkan rasa bosan terutama apabila penyajiannya tidak menarik.
A. Media pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan keterampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumbel lingkungan,
manusia dan metode yang diman faatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Pada hakikatnya bukan media pembelajaran itu dendiri yang menentukan hasil belajar.
Ternyata keberhasilan keberhasilan menggunakan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada :
1. Isi pesan
2. Cara menjelaskan pesan
3. Katrakteristik penerima pesan.
Dengan demikian dalam memilih dan menggunakan media, perlu diperhatikan ketiga
faktor tersebut. Apabila ketiga faktor tersebut mampu disampaikan dalam media
pembelajaran tentunya akan memberikan hasil yang maksimal.
A. Boneka jari
Sesuai dengan namanya, boneka jari dimainkan dengan menggunakan jari tangan, kepala
boneka diletakkan pada ujung jari kita/dalam. Sesuai dengan pendapat Gunarti, W. dkk
(2010:5.20) bahwa boneka jari adalah “ boneka yang dimasukkan kedalam jari tangan,
bentuknya kecil seukuran jari tangan orang dewasa”.
Boneka jari biasanya dimainkan melalui kegiatan bercerita, dengan penambahan media
boneka dalam bercerita akan membantu guru ataupun orang tua untuk menarik anak
memperhatikan materi yang disampaikan, Menurut Montolalu, (2007:10.10) bahwa bercerita
dengan menggunakan media boneka adalah “ merupakan tekhnik yang tidak kalah menariknya
bagi anak dan dalam pelaksanaannya banyak boneka yang dapat kita gunakan dalam kegiatan ini,
yaitu boneka tangan dan boneka jari”.
Dengan bermain menggunakan Media boneka jari, anak akan mendapatkan hiburan yang
menyenankan sekaligus sambil belajar, karena manfaat bagi perkembangan anak tidak terbatas,
sepanjanjang guru tidak ragu untuk berpikir kreatif dalam menggunakanmedia boneka jari untuk
mendongeng, mengajak bernyanyi bersama kegiatan menarik lainnya.
Boneka jari dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana dan mudah dibuat, menurut
Kurniati dan Rachmawati ( 2010:87) untuk membuat boneka jari, “ guru hanya mempersiapkan
bahan yang diperlukan yaitu : kain flanel atau bisa menggukan karton manila, gunting, lem serta
benang wol.”
1. Siapkan segala perlengkapan yang akan digunakan. Boneka, panggung kecil (apabila
ada), Tape recorder dan kaset musik instrumental ( apabila ada).
2. Atur posisi duduk yang membuat anak merasa nyaman.
3. Kita dapat mengemukakan kalimat prolog sebelum adegan cerita dimulai dengan diiringi
dengan musik pengiring sambil menyebutkan judul cerita.
4. Apabila menggunakan panggung bukalah layar panggung kemudian kenallah tokoh
boneka satu demi satu.
5. Selanjutnya kita dapat memulai adegan demi adegan yang diperankan oleh boneka-
boneka tersebut secara bergantian, diiringi dengan musik pengiring.
6. Ketika cerita sudah selesai diturunkan, kita dapat mengajukan seputar cerita tesebut,
misalnya tentang judul cerita, tokoh cerita, isi cerita, bisa juga meminta komentar anak
mengenai cerita tersebut.
7. Selanjutnya guru bisa bersama-sama dengan anak menyimpulkan isi cerita tersebut ,
termasuk mencari pelajaran dari isi cerita juga mencari solusi terbaik dari pemasalahan
yang ada pada cerita
8. Akhiri kegiatan bercerita dengan meminta anak untuk menceritakan kembali isi cerita
atau tutup dengan nyanyian untuk menggambarkan isi cerita tersebut.
Menurut Warta (2010), bahwa terdapat beberapa keuntungan penggunaan boneka untuk
sandiwara adalah :
A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian perbaikan pembelajaran adalah peserta didik pada
kelompok A semester II TKIT Aminah Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh tahun
pelajaran 2014/2015 .
1. Perencanaan
Agar pembelajaran dapat berhasil sesuai yang diharapkan, penulis merencanakan
kegiatan perbaikan pembelajaran pada bagian yang dianggap kurang mendukung
keberhasilan dalam pembelajaran berbahasa. Rencana perbaiakan ini adalah dengan
menggunakan Media Pembelajaran “ Boneka Jari” untuk meningkatkan kemampuan
anak dalam mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki pembendaharaan
kata dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya.
Untuk mmeperbaikan proses pembelajaran hingga kemampuan meningkat,
penulis mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
a. Siklus I
1. Guru mengadakan survey dan menyiapkan tempat untuk kegiatan bercerita
tentang “ Cita cita menjadi guru”
2. Guru menyiapakan perlengkapan untuk mengurutkan kata seperti g-u-r-u
3. Guru mengajarkan puisi “ Guruku”
4. Anak di beri tugas untuk mewarnai menggambar guru
5. Anak di beri tugas untuk bercerita pengalaman sendiri
6. Anak bermain mewarnai gambar guru
7. Anak diberi tugas mencontoh, membilang dengan gambar
8. Guru mengajarkan lagu “ Terima kasih Guru
9. Guru melakukan pengamatan dan penilaian serta menganalisis dan
merefleksi kegiatan perbaikan t selanjutnya.
a. Siklus II
Jika dalam kegiatan perbaikan pembeajaran pada siklus I ternyata belum
berhasil, maka penulis melanjutkan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus
II dengan langkah-langkah yang sama seperti pada siklus I
2. Pelaksanaan
Berdasarkan rumusan maslah yang ada, penulis menyusun skenario
perbaikan pembelajaran. Demi keberhasilan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran
maka penulis dibantu oleh teman sejawat sebagai observator dan supervisi oleh
seorang penilai/pengamat/supervisor. Penilai/pengamat/supervisor adalah seorang
yang ditugaskan oleh UPBJJ-UT setempat untuk membimbing mahasiswa dalam
penyelesaian laporan ini.
Penilaian dilakukan dalam 2 siklus. Kegiatan pertama dalam penelitian ini
adalah pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kemudian dilanjutkan pada siklus II.
Pada prinsipnya kegiatan pada siklus II sama pada kegiatan siklus I, kegiatan pada
siklus II merupakan perbaikan semua kekurangan pada siklus I. Kegiatan ini
didasarkan atas kegiatan refleksi siklus I, adapun materi pada siklus II adalah
melanjutkan materi pada siklus I.
3. Pengamatan
Sumber data yang dipergunakan adalah semua peristiwa dan kegiatan dari
seluruh aktifitas anak yang dicatat secra tertulis dengan tekhnik observasi. Yang
menjadi pengamat adalah teman sejawat, yang bertugas mengamati murid dan guru
selama kegiatan belajar berlangsung. Alat pengumpul data yang dugunakan adalah :
a. Lembar Penilaian
Lembar penilaian berfungsi untuk mencatat semua perkembangan anak. Untuk
mempermudah dalam pengukuran keberhasilan anak, maka penilai akan
mewujudkan dalam bentuk angka dan akan dimasukkan dalam katagori-katagori.
b. Lembar Observasi
4. Refleksi
1. Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di TKIT Aminah yang berlokasi di Kecamatan Banda Raya
Kota Banda Aceh dengan jumlah anak keseluruhan 23 anak terdiri dari laki-laki 10
dan perempuan 13 orang.
2. Waktu Pelaksanaan
Penulis melakukan penelitian selama 6 hari. Kegiatan penelitian ini terdiri dari
perencanaan, persiapan, persiapan, pelaksanaan perbaikan, pembuatan laporan dan
penyerahan laporan. Adapun waktu pelaksanaan kegiatan perbaikan dilaksanakan
pada :
Tabel 1
Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
3. Tema
Tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah “ Pekerjaan “ tema ini merupakan
tema kedua yang dikembangkan di TKIT Aminah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siklus II
Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan kegiatan
pada siklus I, namun ada beberapa materi yang ditingkatkan dan juga ada materi yang perlu
diulang kembali. Seperti biasanya sebelum guru memberikan tugas kepada anak, guru secra
klasikal memberi penjelasan tentang tema materi pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Sebelum guru memberikan tugas kepada anak, guru secara klasikal memberi
penjelasan tentang tema materi pembelajaran. Adapun materi pembelajaran yang
dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :
Materi Kegiatan Perbaikan Pembelajaran pada siklus I
Setelah guru menyampaikan materi, anak mengerjakan tugas sesuai perintah dari guru
berdasarkan materi yang telah diajarkan. Guru mengamati dan membimbing serta
memberi motovasi pada anak dan menilai hasil karya anak.
3. Observasi/Pengamatan
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung pada siklus I, guru mengamati
perkembangan kemampuan yang dimiliki oleh anak dalam menerima materi
pembelajaran. Sedangkan untuk melihat hasil perbaikan pembelajara, pada akhir
pembelajaran penulis melakukan peniaian terhadap kemampuan anak.
Penilaian dilakukan menggunakan angka atau skor dari 0 sampai dengan 100, dengan
kriteri sebagai berikut :
- Baik, jika anak mendapat nilai/skor antara 75-100
- Cukup, jika anak mendapat nilai/skor antara 60-74
- Kurang,jika anak mendapat nilai/skor < 59
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan dapat diketahui beberapa hal sebagai
berikut :
a. Ada ketertarikan dari anak terhadap kegiatan pembelajaran bercerita pengalaman
sendiri.
b. Ada beberapa anak masih belum mampu bercerita dengan bahasa sendiri
c. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik
4. Refleksi
Dengan memperhatikan bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan dan bagimana
perkembangan kemampuan anak dalam belajar serta berdasarkan analisis penilaian,
peneliti secara umum menilai bahawa pembelajaran berlangsung dengan baik, walaupun
masih ada beberapa anak yang mendapat nilai skor “ kurang”, sehingga masih perlu
diadakan kegiatan perbaikan pada siklus selanjutnya. Selain itu ada beberapa hal yaitu
kurangnya perhatian anak saat proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus selanjutnya
perlu dilakukan perhatian khusus terhadap anak-anak yang kurang memperhatikan saaat
proses pembelajaran.
Pada siklus I ini, ada beberapa anak uang belum mampu menyelesaikan tugas yang
diberikan guru dikarenakan anak tersebut kurang memperhatikan saaat proses
pembelajaran dan ada beberapa anak yang malu atau kurang percaya diri jika disuruh
untuk maju kedepan kelas. Namun guru memberikan bimbingan dan motivasi kepada
anak tersebut. Tingkat keberhasilan pembelajaran pada siklus I di cantumkan pada tabel
3
Tabel 3
Tingkat Keberhasilan Kegiatan Pembelajaran Pada Siklus I
Siklus II
1. Perencanaan
Penulis mempersiapkan beberapa hal, yaitu :
a. Menyiapkan Rencana Kerja Harian (RKH)
b. Menyiapkan alat Peraga
c. Menyiapkan tempat/ruang kelas yang akan digunakan
d. Membuat lembar observasi sesuai RKH
e. Menyiapkan lembar penilaian demonstrasi anak
2. Pelaksanaan
Pada prinsipnya kegiatan yang dilakukan pada Siklus II ini sama dengan kegiatan
pada siklus I, namun ada beberapa materi yang ditingkatkan dan juga ada materi
yang perlu diulang kembali. Seperti biasanya sebelum guru memberi tugas kepada
anak, guru secara klasikal memberi penjelasan tentang tema materi pembelajaran.
Adapun materi pembelajaran yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut
Tabel 4
Materi Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Pada Siklus II
Setelah guru menyampaikan materi, anak mengerjakan tugas sesuai perintah guru
berdasarkan materi yang telah diajarkan, guru mengamati dan membimbing, serta
memberi motivasi pada anak dan menilai hasil karya anak.
3. Obsevasi/pengamatan
Pada siklus II ini kegiatan perbaikan pembelajaran berjalan lebih aktif dan
menyenangkan. Terjadi perkembangan hasil belajar anak yang cukup baik.
Berdasarkan pengamatan, terdapat peningkatan kemampuan anak dalam
mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki pembendaharaan kata dan
mengenal simbol-simbol yang melambangkannya.
Tabel 5
Tingkat Keberhasilan Kegiatan pada siklus II
Pada siklus II ini hasil pelaksanaan perbaikan menunjukkan kemajuan bagus, terlihat
pada tabel 5. Anak yang berkemampuan “ rendah/kurang masih ada meskipun hanya 8 %.
Anak yang kemampuan “ Baik “ sudah mencapai 69 % sedangkan anak yang berkemampuan
“cukup” mencapai 22%. Hasil perbaiakn pada siklus II sudah sesuai dengan harapan guru.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Winda Gurnanti, Lilis Suryani, Azizah ( 2008) Metode Pengembangan Perilaku dan
kemampuan dasar anak usia dini
Aisyah, Siti, dkk ( 2007) Pengembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak usia
Dini, Jakarta : Pusat pembinaan Universitas Terbuka