ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa metode problem solving dilengkapi
praktikum lebih efektif dibanding metode problem solving dilengkapi demonstrasi terhadap
prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam siswa kelas XI Ilmu Alam SMA Al Islam 1
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan
rancangan penelitian “Randomize Control Group Pretest Posttest Design”. Penelitian ini
menggunakan 3 kelas subjek yaitu 2 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol. Kelas eksperimen 1
dengan metode problem solving dilengkapi praktikum, kelas eksperimen 2 dengan metode
problem solving dilengkapi demonstrasi dan kelas kontrol dengan metode ceramah. Teknik
pengumpulan data prestasi belajar kognitif menggunakan tes objektif. Analisis data
menggunakan uji t pihak kanan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode
problem solving dilengkapi praktikum lebih efektif dibanding metode problem solving dilengkapi
demonstrasi terhadap prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam. Hal ini dibuktikan
dengan hasil uji t pihak kanan dimana thitung = 2,915 > ttabel = 1,67 dengan taraf signifikansi 5%.
[1]. KTSP bertujuan untuk meningkatkan tidak tuntas, apalagi KKM mata
mutu pendidikan melalui kemandirian pelajaran kimia untuk tahun pelajaran
dan inisiatif sekolah dalam 2010/2011 saat ini dinaikkan menjadi
mengembangkan kurikulum, mengelola 72. Hal tersebut menuntut guru kimia
dan memberdayakan swadaya yang untuk mencari terobosan baru pada
tersedia [1]. Prinsip dalam pembelajaran kimia. Selama ini, proses
pengembangan KTSP adalah berpusat pembelajaran kimia di SMA Al Islam 1
pada potensi, perkembangan, Surakarta masih didominasi dengan
kebutuhan, dan kepentingan siswa dan metode ceramah. Proses pembelajaran
lingkungannya. Dalam hal ini seorang yang demikian cenderung berpusat
guru dituntut untuk kreatif dalam memilih pada guru (teacher centered) dan siswa
serta mengembangkan materi kurang ikut terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. proses pembelajaran. Kondisi
Dalam pendidikan Sekolah pembelajaran tersebut diduga
Menengah Atas (SMA) terdapat mata menyebabkan hasil yang dicapai siswa
pelajaran kimia. Ilmu Kimia merupakan belum maksimal karena siswa kurang
bagian dari sains yang khusus mengkaji aktif dalam mengikuti pelajaran dan
tentang susunan, struktur, sifat, mengembangkan potensinya. Para
perubahan materi, serta energi yang siswa juga kurang memahami konsep-
menyertai perubahan tersebut [3]. konsep materi hidrolisis garam sehingga
Dalam kurikulum kimia SMA siswa menjadi kurang terampil dalam
terdapat materi hidrolisis garam yang menerapkan konsep-konsep hidrolisis
diajarkan di kelas XI Ilmu Alam garam saat menyelesaikan soal. Selain
semester genap. Pada hakekatnya, itu, kurangnya pemanfaatan
materi tersebut berisi konsep-konsep laboratorium kimia di sekolah tersebut
dan rumus perhitungan pH. Agar dapat juga diduga menyebabkan proses
memahami rumus perhitungan, siswa pembelajaran kimia menjadi kurang
harus memahami konsep-konsep pada maksimal.
materi tersebut untuk kemudian Berdasarkan permasalahan di
diterapkan dalam menyelesaikan soal. atas, perlu dilakukan perbaikan proses
Oleh karena itu, diperlukan penggunaan pembelajaran kimia, yaitu dengan
metode pembelajaran yang dapat menerapkan metode pembelajaran yang
membantu siswa untuk memahami dapat meningkatkan kemampuan siswa
konsep materi, bukan sekedar dalam memahami konsep dan
menghafalnya. Pemahaman konsep menerapkan pengetahuan yang dimiliki
yang baik diharapkan akan untuk memecahkan masalah. Salah
memudahkan siswa dalam menerapkan satu metode yang dapat diterapkan
konsep tersebut dalam menyelesaikan yaitu metode problem solving atau
soal. metode pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil survei data Pemecahan masalah merupakan
pada bulan Januari 2011 di SMA Al tujuan kognitif pendidikan yang paling
Islam 1 Surakarta diketahui bahwa nilai penting karena pemecahan masalah
ulangan harian pada materi hidrolisis merupakan aktivitas belajar paling
garam tahun pelajaran 2009/2010, otentik dan relevan dalam melibatkan
terdapat 40% siswa yang memperoleh siswa didalamnya. Pengetahuan yang
nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan dibentuk berdasarkan pemecahan
Minimum) dengan nilai KKM pelajaran masalah lebih bisa dipahami, diingat
kimia adalah 62. Rata-rata nilai ulangan dan lebih mudah ditransfer kepada
harian pada materi tersebut untuk ketiga orang lain. Saat memecahkan masalah,
kelas XI Ilmu Alam adalah 63. Hal ini siswa harus berpikir kritis dan
menunjukkan bahwa prestasi belajar melakukan aktivitas belajar secara
materi hidrolisis garam sudah cukup sadar sehingga semakin besar
baik jika dilihat dari nilai rata-rata kelas kemungkinan siswa untuk belajar
tetapi belum cukup memuaskan apabila dengan penuh arti dan penuh perhatian
dilihat masih ada sebagian siswa yang [4].
Metode problem solving pada dengan cara mereka sendiri [9]. Dengan
dasarnya adalah metode pembelajaran demikian, siswa diharapkan akan lebih
yang mengarahkan siswa untuk belajar mudah untuk memahami konsep-
menggunakan metode-metode ilmiah konsep dalam materi pelajaran.
atau berpikir secara sistematis, logis, Namun praktikum juga memiliki
teratur, dan teliti. Tujuannya adalah beberapa kelemahan, antara lain
untuk memperoleh kemampuan dan memerlukan waktu yang lama,
kecakapan kognitif untuk memecahkan diperlukan peralatan praktikum dalam
masalah secara rasional, lugas, dan jumlah besar dan bahan kimia yang
tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa mahal, serta diperlukan perhatian yang
dalam menguasai konsep-konsep, lebih dari guru untuk dapat mengontrol
prinsip-prinsip, dan generalisasi serta semua siswa saat pelaksanaan
insight (pemahaman yang mendalam) praktikum agar perhatian siswa tetap
sangat diperlukan [5]. fokus dan terarah pada praktikum.
Materi hidrolisis garam Selain itu, praktikum juga menuntut
merupakan salah satu materi pelajaran adanya persiapan setiap siswa, seperti
kimia yang didalamnya terdapat konsep- mempelajari tujuan dan prosedur
konsep yang harus dipahami oleh siswa, praktikum serta diperlukannya
antara lain konsep asam, basa, garam, ketrampilan siswa dalam menggunakan
reaksi penggaraman, pH larutan, dan alat/bahan dalam percobaan.
konsep hidrolisis. Konsep-konsep Kelemahan yang terdapat dalam
tersebut dapat dipahami siswa dengan praktikum dapat diatasi antara lain
melakukan aktivitas belajar. Salah satu dengan menggunakan demonstrasi.
aktivitas belajar yang dapat dilakukan Demonstrasi merupakan suatu sarana
berupa motor activities, misalnya untuk memperlihatkan suatu peristiwa
melakukan percobaan (praktikum) atau atau proses tertentu kepada seluruh
demonstrasi. Dalam kegiatan belajar, kelompok siswa [10]. Demonstrasi
segala pengetahuan itu harus diperoleh digunakan untuk menampilkan
dengan pengamatan sendiri, fenomena kimia dan untuk
pengalaman sendiri, dan penyelidikan mengilustrasikan prinsip-prinsip kimia
sendiri [6]. Dengan melakukan [7]. Pada demonstrasi, tiap percobaan
praktikum atau demonstrasi, siswa tidak dilakukan oleh setiap siswa tetapi
diharapkan dapat mengamati gejala- dilakukan oleh perwakilan beberapa
gejala yang terjadi, menganalisis serta orang siswa, dan siswa yang lain
menarik kesimpulan sehingga akan sebagai pengamat [8]. Dengan
diperoleh konsep-konsep yang bukan demikian, guru lebih dapat mengontrol
sekedar bersifat hafalan. Untuk itu jangka waktu yang diperlukan selama
diperlukan suatu cara atau teknik demonstrasi dan perhatian siswa juga
pengajaran yang memungkinkan siswa akan lebih terfokus pada hal-hal yang
untuk mengamati proses dan penting. Demonstrasi ini diharapkan
mengembangkan ketrampilan inkuiri dapat mengurangi terjadinya kesalahan
untuk membangun pengetahuan mereka pemahaman bila dibandingkan dengan
sendiri. kegiatan mendengar ceramah saja atau
Dalam praktikum, siswa bekerja membaca di dalam buku, karena siswa
secara langsung dengan bahan kimia memperoleh gambaran yang jelas dari
dan peralatan kimia untuk membuat pengamatannya. Hasil penelitian
penemuan sendiri [7]. Selain itu, siswa menyimpulkan bahwa selain guru tetap
dapat aktif melakukan percobaan secara dapat menghemat waktu dan biaya
langsung, mendapatkan gambaran yang (untuk bahan-bahan kimia), demonstrasi
konkrit tentang suatu peristiwa, juga memberikan dampak terhadap
mengamati prosesnya, menganalisis meningkatnya prestasi belajar siswa
dan menyimpulkan hasil percobaannya yang lebih baik daripada sekedar
[8]. Praktikum dapat memotivasi siswa membaca buku [11].
karena mereka menemukan dan Berdasarkan permasalahan di
memahami hal-hal dalam praktikum atas, dilakukan penelitian tentang
Tabel 6. Hasil Uji-t Pihak Kanan Nilai Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan
Kelas Kontrol
No Sampel Rerata Variansi thitung
1 Problem solving - Praktikum 53,257 158,844
5,733
2 Ceramah 37,556 108,14
Tabel 7. Hasil Uji-t Pihak Kanan Nilai Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 2 dan
Kelas Kontrol
Tabel 8. Hasil Uji-t Pihak Kanan Nilai Prestasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1 dan
Kelas Eksperimen 2