Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi dan Desain pembelajaran SKI
Dosen Pengampu : Dr. Ida Rosyida, M.Ag.
Disusun Oleh
Wahid Zm
Dita Siti Nur Azizah
Siti Maryamah
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT. atas rahmat, karunia, setra taufik
dan hidayah-Nya kami telah menyelesaikan "makalah ini" dengan baik meskipun banyak
sekali kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada ibu. Dr. Ida
Rosyida,M.Ag. selaku Dosen Pengampu pada Mata Materi dan Desain pembelajaran SKI telah
memberikan tugas ini kapada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat ini
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila dapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kamu memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.
3 Desember 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………….
C. TUJUAN ………………………………………………………………………………
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa peristiwa dan keadaan
manusia di masa lampau dan ada kaitannya dengan keadaan masa kini. Sejarah juga merupakan
pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang
diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa-peristiwa masa lampau.
Sejarah peradaban Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan Islam
dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam. Dalam perspektif Islam, manusia sebagai
pelaku sekaligus pembuat peradaban memiliki kedudukan dan peran inti. Kedudukan dan posisi
manusia di kisahkan dalam Al Qur‟an diantaranya: manusia adalah ciptaan Allah yang paling
sempurna dan paling utama Allah berfirman: Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anakanak
Adam, kami angkat mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik
dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang
Telah kami ciptakan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Konsep Dasar Kompetensi dan Karakteristiknya
2. Bagaimana Kompetensi Pelajaran SKI dalam Kurikulum 2013
3. Analisi Desain Kompetensi Pelajaran SKI pada Madrasah
4. Bagaimana Menggunakan Kata Kerja Operasional untuk Menentukan Kompetensi
Pembelajaran
5. Bagaimana Menentuka dan mengembangkan Kompetensi Sikap Pada Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
6. Bagaimana Menentukan Dan Mengembangkan Kompetensi Pengetahuan pada Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam
7. Bagaimana Menentukan Dan Mengembangkan Kompetensi Keterampilan Pada Pelajaan
Sejarah Kebudayaan Islam
8. Apa Implementasi Kompetensi Dalam Rencana Pembelajaran
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Kompetensi dan Karakteristiknya
2. Untuk mengetahui Kompetensi Pelajaran SKI dalam Kurikulum 2013
3. Untuk Mengetahui Analisi Desain Kompetensi Pelajaran SKI pada Madrasah
4. Untuk Mengetahui Menggunakan Kata Kerja Operasional untuk Menentukan
Kompetensi Pembelajaran
5. Menentuka dan mengembangkan Kompetensi Sikap Pada Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam
6. Menentukan Dan Mengembangkan Kompetensi Pengetahuan pada Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
7. Menentukan Dan Mengembangkan Kompetensi Keterampilan Pada Pelajaan Sejarah
Kebudayaan Islam
8. Implementasi Kompetensi Dalam Rencana Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
Wujud suatu kompetensi mata pelajaran tercantum pada standar isi yang ada di
kurikulum 2013. Sebagaimana diungkapkan bahwa standar isi tersebut adalah ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Standar isi merupakan komponen penting dalam sebuah kurikulum. Dalam kurikulum
2013 standar isi merupakan poin yang mengalami perubahan dan penyempurnaan dari
kurikulum sebelumnya. Kuriasih (2014) pun menjelaskan bahwa perubahan standar isi
dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran
menjadi fokus pada kompetensi yang di kembangkan menjadi mata pelajaran melalui
pendekatan tematik – integratif.
Adapun penyempurnaan standar kompetensi lulusan tersebut memperhatikan
pengembangan nilai, pengetahuan, secara terpadu dan fokus pada pencapaian kompetensi
yang dalam Kurikulum 2013 itu yang diterapkan tidak lagi ada istilah Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), tetapi menggunakan istilah Kompetensi Inti (KI) yang
merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus
dimiliki siswa setelah menyelesaikan pendidikannya.
Sehingga, standar isi kurikulum 2013 mencakup Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar. Jelasnya, kompetensi inti merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan (aspek
kognitif, psikomotorik, dan afektif) yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau
semester pada suatu mata pelajaran. Sedangkan kompetensi dasar adalah sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
Adapun dalam sumber lain, kompetensi inti menggambarkan kualitas yang seimbang
antara pencapaian hard skills dan soft skills pada peserta didik. Lalu, dari Kompetensi
Inti (KI) tersebut dijabarkan kembali dalam Kompetensi Dasar (KD) yang berisi konten
atau kompetensi mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik.
KI nya pun dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan
dengan :
a. Sikap keagamaan yang termuat dalam kompetensi inti,
b. Sikap sosial pada kompetensi inti,
c. Pengetahuan pada kompetensi, dan
d. Penerapan pengetahuan pada kompetensi inti.
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan
dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan
dengan sikap keagamaan dan sosial pun dikembangkan secara tidak langsung, yaitu pada
waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan dan penerapan pengetahuan.
Tak hanya itu, dalam Permendikbud nomor 20 tahun 2016 dijabarkan bahwa
Kompetensi Inti yang digunakan pada jenjang pendidikan formal yakni memiliki
kompetensi pada dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Kompetensi dalam dimensi sikap rumusan atau hal yang hendak di capai adalah
memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
(1). beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
(2). berkarakter, jujur, dan peduli,
(3). bertanggungjawab,
(4). pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
(5). sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional.
Sedangkan dalam dimensi pengetahuan rumusan atau hal yang hendak di capai adalah
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan:
(1). ilmu pengetahuan,
(2). teknologi,
(3). seni,
(4). budaya, dan
(5). humaniora. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta
kawasan regional dan internasional.
Kompetensi dalam dimensi keterampilan rumusan atau hal yang hendak di capai
adalah memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
(1). kreatif,
(2). produktif,
(3). kritis,
(4). mandiri,
(5). kolaboratif, dan
(6). komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari
di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
Sehingga, kompetensi inti dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
Memilah
Menolak
Kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegensi penuh tanggung jawab yang harus
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas
dalam bidang pekerjaan tertentu.
Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaanberfikir dan bertindak. Burke (1995)
dalam Mulyasa (2013) mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian
dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa
kompetensi merupakan penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan
apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal itu menunjukkan bahwa
kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang harus dimiliki oleh
peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan
pekerjaan tertentu.
Sikap, atau yang dalam bahasa inggris di sebut attitude adalah suatu cara bereaksi
terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu
terhadap sesuatu perangsang ata situasi yang dihadapi. Dalam operasionalnya,
kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yatu sikap spiritual untuk
membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan kompetensi sikap sosial untuk
membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung
jawab.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara
tidak langsung ketika peserta didik belajar pengetahuan dan penerapan pengetahuan.
Pembentukan sikap, kompetensi, dan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Dorong peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, kompetensi, dan karakter
yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangun
sikap, kompetensi, dan karakter baru dalam kehidupan seharihari berdasarkan
pengertian yang dipelajari.
3. Gunakan metode yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap, kompetensi, dan
karakter peserta didik secara nyata.
Sikap merupakan suatu kemampuan internal yang berperanan sekali dalam mengambil
tindakan (action), lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak atau
tersedia beberapa alternatif.
Menurut Abdul Majid, menjelaskan bahwa model pembelajaran ini memiliki makna
sebagai berikut :
1. Tunjukkan Teladan
Konsep keteladanan ini sudah diberikan dengan cara Allah mengutus Nabi SAW
untuk menjadi panutan yang baik bagi umat Islam sepanjang sejarah dan bagi smeua
manusia di setiap masa dan tempat. Keteladanan ini harus senantiasa di pupuk,
dipeliharam dan dijaga oleh para pengemban risalah. Guru harus memiliki sifat
tertentu sebab guru ibarat naskah asli yang hendak difotokopi.
b. Eksplorasi
d. Konsolidasi Pembelajaran
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam
pembentukan kompetensi dan karakter, serta menghubungkannya dengan kehidupan
peserta didik. Konsolidasi pembelajaran ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Libatkan peserta didk secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi dan
kompetensi baru.
2) Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah (Problem
solving), terutama dalam masalah-masalah aktual.
3) Letakkan penekanan pada kaitan structural, yaitu kaitan materi, standar dan
kompetensi baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan dalam lingkungan
masyarakat.
4) Pilihlah metode yang paling tepat sehingga materi standar dapat diproses menjadi
kompetensi dan karakter peserta didik.
b. Pretes
Fungsi pretes ini antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Untuk menyiapakan peserta didik dalam proses belajar, karena dalam pretes maka
pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawab/kerjakan.
2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses
pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil
pretes dengan posttest.
3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai
bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran.
4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan
mana yang telah dikuasai oleh peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yan perlu
mendapat penekanan dan perhatian khusus.