Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

DESAIN KOMPETENSI BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi dan Desain pembelajaran SKI
Dosen Pengampu : Dr. Ida Rosyida, M.Ag.

Disusun Oleh
Wahid Zm
Dita Siti Nur Azizah
Siti Maryamah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


YAPATA AL JAWAMI BANDUNG
2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT. atas rahmat, karunia, setra taufik
dan hidayah-Nya kami telah menyelesaikan "makalah ini" dengan baik meskipun banyak
sekali kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada ibu. Dr. Ida
Rosyida,M.Ag. selaku Dosen Pengampu pada Mata Materi dan Desain pembelajaran SKI telah
memberikan tugas ini kapada kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat ini

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila dapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kamu memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

3 Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………….
C. TUJUAN ………………………………………………………………………………
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kompetensi dan Karakteristiknya……………………………………


B. Kompetensi Pelajaran SKI dalam Kurikulum 2013………………………………
C. Analisi Desain Kompetensi Pelajaran SKI pada Madrasah…………..................
D. Menggunakan Kata Kerja Operasional untuk Menentukan Kompetensi Pembelajaran
Sejarah kenudayaan Islam………………………………………………………….
E. Menentuka dan mengembangkan Kompetensi Sikap Pada Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam ……………………………………………………………………..
F. Menentukan Dan Mengembangkan Kompetensi Pengetahuan pada Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam…………………………………………………………….
G. Menentukan Dan Mengembangkan Kompetensi Keterampilan Pada Pelajaan Sejarah
Kebudayaan Islam…………………………………………………………………..
H. Implementasi Kompetensi Dalam Rencana Pembelajaran…………………………..

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa peristiwa dan keadaan
manusia di masa lampau dan ada kaitannya dengan keadaan masa kini. Sejarah juga merupakan
pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang
diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa-peristiwa masa lampau.

Sejarah peradaban Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan Islam
dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam. Dalam perspektif Islam, manusia sebagai
pelaku sekaligus pembuat peradaban memiliki kedudukan dan peran inti. Kedudukan dan posisi
manusia di kisahkan dalam Al Qur‟an diantaranya: manusia adalah ciptaan Allah yang paling
sempurna dan paling utama Allah berfirman: Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anakanak
Adam, kami angkat mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik
dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang
Telah kami ciptakan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Konsep Dasar Kompetensi dan Karakteristiknya
2. Bagaimana Kompetensi Pelajaran SKI dalam Kurikulum 2013
3. Analisi Desain Kompetensi Pelajaran SKI pada Madrasah
4. Bagaimana Menggunakan Kata Kerja Operasional untuk Menentukan Kompetensi
Pembelajaran
5. Bagaimana Menentuka dan mengembangkan Kompetensi Sikap Pada Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
6. Bagaimana Menentukan Dan Mengembangkan Kompetensi Pengetahuan pada Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam
7. Bagaimana Menentukan Dan Mengembangkan Kompetensi Keterampilan Pada Pelajaan
Sejarah Kebudayaan Islam
8. Apa Implementasi Kompetensi Dalam Rencana Pembelajaran
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Kompetensi dan Karakteristiknya
2. Untuk mengetahui Kompetensi Pelajaran SKI dalam Kurikulum 2013
3. Untuk Mengetahui Analisi Desain Kompetensi Pelajaran SKI pada Madrasah
4. Untuk Mengetahui Menggunakan Kata Kerja Operasional untuk Menentukan
Kompetensi Pembelajaran
5. Menentuka dan mengembangkan Kompetensi Sikap Pada Pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam
6. Menentukan Dan Mengembangkan Kompetensi Pengetahuan pada Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
7. Menentukan Dan Mengembangkan Kompetensi Keterampilan Pada Pelajaan Sejarah
Kebudayaan Islam
8. Implementasi Kompetensi Dalam Rencana Pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Kompetensi dan Karakteristiknya


Menurut Scale (yang dikutip oleh UIN Suska Riau), Secara harfiahnya kompetensi
berasal dari kata competence yang artinya kecakapan, kemampuan, dan wewenang.
Maksudnya kompetensi bisa diartikan sebagai dimensi perilaku dari keahlian atau
keunggulan seorang pemimpin/staf yang mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan
perilaku yang baik.
Sementara menurut Muhaimin, kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen
penuh tanggung jawab yang harus di miliki seseorang sebagai isyarat untuk bisa dianggap
mampu melaksanakan tugas-tugasnya dalam bidang tertentu.34 Kompetensi juga
diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi, yang mencakup atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau
tugas menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar dengan standar
performa performa yang ditetapkan yang ditetapkan.
Sehingga kompetensi bisa didefinisikan sebagai sifat dasar yang dimiliki atau bagian
keperibadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat
diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan sebagai dorongan untuk
mempunyai prestasi dan keinginan berusaha agar melaksanakan tugas dengan efektif.
Tak hanya pengertiannya, menurut Kreitner dan Kinicki (yang dikutip UIN Suska
Riau), konsep kompetensi dapat dipahami sebagai gabungan dari kemampuan dan
keterampilan. Begitupun menurut Wood, Robbins, Harris, dkk. dalam Marliana
Budhiningtyas W, mereka menjelaskan bahwa konsep kompetensi sebagai gabungan dari
bakat (attitude) dan kemampuan (ability). Maksudnya, bakat menunjukkan kapabilitas
untuk belajar sesuatu yang sifatnya potensial. Sedangkan kemampuan merujuk pada
kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaannya.
Adapun karakteristik kompetensinya, menurut M. Lyle Spencer and M. Signe Spencer,
Mitrani. Terdapat 5 karakteristik kompetensi, yaitu :
1. Motives atau Motif
Motif adalah hal-hal yang seseorang pikirkan atau inginkan secara konsisten lalu
menimbulkannya menjadi sebuah tindakan. Motivasi ini bisa menjadi perilaku yang
mengarah ke tindakan-tindakan atau tujuan tertentu dan menjauh dari lainnya.
Misalnya, seseorang yang memiliki motivasi berprestasi secara konsisten, lalu
mengembangkan tujuan-tujuan yang memberikan tantanan pada dirinya dan
bertanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengarapkan
feedback untuk memperbaiki dirinya.
2. Traits atau Watak/Sifat
Traits adalah karakteristik fisik dan respons-respons konsisten terhadap situasi atau
informasi. Jelasnya, watak yang membuat seseorang untuk berperilaku atau
bagaimana seseorang dalam merespon sesuatu dengan cara tertentu. Misalnya, bentuk
respons percaya diri, kontrol diri, stres, atau ketabahan, dsb.
3. Self – Concept ataun Konsep Diri
Maksudnya adalah mencakup sikap-sikap, nilai, atau gambaran diri yang dimiliki
seseorang. Sikap dan nilai tersebut bisa diukur melalui tes kepada responden untuk
mengetahui bagaimana nilai yang dimiliki seseorang, apa yang menarik bagi
seseorang melakukan sesuatu. Misalnya, seseorang yang dinilai menjadi pemimpin
sudah seharusnya memiliki perilaku kepemimpinan, sehingga perlu adanya tes
tentang Leadership ability atau kemampuan dalam kepemimpinan.
4. Knowledge atau Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi-informassi yang dimiliki seseorang untuk bidang
tertentu. Pengetahuan ini merupakan kompetensi yang cukup kompleks. Bahkan skor
atas tes pengetahuan yang dilakukan sering mengalami kegagalan dalam memprediksi
kinerja individu, karena ternyata skor tersebut tidak berhasil mengukur pengetahuan
dan keahlian seperti apa seharusnya dilakukan dalam pekerjaannya. Padahal tes
pengetahuan tersebut mengukur kemampuan peserta tes untuk melihat apakah
seseorang dapat atau tidak dalam melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan
yang dimilikinya
5. Skill atau Keahlian
Keahlian adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara
fisik maupun mental. Misalnya, seorang programmer komputer cukup membuat suatu
program yang berkaitan dengan keahliannya.
Adapun tambahannya, menurut Michael Zwell terdapat lima kategori kompetensi juga
yang terdiri dari task achievement, relationship, personal attribute, managerial, dan
leadership.
1. Task achievement atau Pencapaian Tugas
Pencapaian tugas merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kinerja
baik. Kompetensi yang berkaitan dengannya yakni bisa ditunjukkan dari orientasi
pada hasil, mengelola kinerja tersebut, proses memengaruhi inisiatif, efisiensi
produksi, fleksibilitas, inovasi, peduli pada kualitas, perbaikan berkelanjutan, dan
keahlian teknisnya.
2. Relationship atau Hubungan
Hubungan merupakan kategori kompetensi yang berkaitan dengan komunikasi dan
bekerja baik dengan orang lain dan memuaskan kebutuhannya. Kompetensi ini
meliputi rasa kerja sama, orientasi pada pelayanan, kepedulian antarpribadi,
kecerdasan organisasional, membangun hubungan, penyelesaian konflik, perhatian
pada komunikasi dan sensitivitas lintas budaya antara satu dengan yang lainnya.
3. Personal attribute atau Sifat Pribadi Merupakan kompetensi intrinsik dari individu
dan menghubungkan bagaimana seseorang berpikir, merasa, belajar, dan berkembang.
Kompetensi ini meliputi sebuah integritas dan kejujuran, pengembangan diri,
ketegasan, kualitas keputusan, manajemen stress, berpikir analitis, dan berpikir
konseptual dari pribida seseorang.
4. Managerial atau Pengelolaan
Pengelolaan merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan
pengelolaan, pengawasan dan pengembangan seseorang. Kompetensi manajerial ini
bisa berupa memotivasi, memberdayakan, dan mengembangkan orang lain.
5. Leadership atau Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin
organisasi dan orang-orang untuk mencapai maksud, visi, dan tujuan organisasi
tertentu. Kompetensi ini berkenaan dengan kepemimpinan visioner, berpikir strategis,
orientasi kewirausahaan, manajemen perubahan, membangun komitmen
organisasional, membangun fokus dan maksud, dasar-dasar, dan nilai-nilai tertentu.

B. Kompetensi Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam Kurikulum 2013

Wujud suatu kompetensi mata pelajaran tercantum pada standar isi yang ada di
kurikulum 2013. Sebagaimana diungkapkan bahwa standar isi tersebut adalah ruang
lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang
kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Standar isi merupakan komponen penting dalam sebuah kurikulum. Dalam kurikulum
2013 standar isi merupakan poin yang mengalami perubahan dan penyempurnaan dari
kurikulum sebelumnya. Kuriasih (2014) pun menjelaskan bahwa perubahan standar isi
dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran
menjadi fokus pada kompetensi yang di kembangkan menjadi mata pelajaran melalui
pendekatan tematik – integratif.
Adapun penyempurnaan standar kompetensi lulusan tersebut memperhatikan
pengembangan nilai, pengetahuan, secara terpadu dan fokus pada pencapaian kompetensi
yang dalam Kurikulum 2013 itu yang diterapkan tidak lagi ada istilah Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), tetapi menggunakan istilah Kompetensi Inti (KI) yang
merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus
dimiliki siswa setelah menyelesaikan pendidikannya.
Sehingga, standar isi kurikulum 2013 mencakup Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar. Jelasnya, kompetensi inti merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan (aspek
kognitif, psikomotorik, dan afektif) yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau
semester pada suatu mata pelajaran. Sedangkan kompetensi dasar adalah sejumlah
kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
Adapun dalam sumber lain, kompetensi inti menggambarkan kualitas yang seimbang
antara pencapaian hard skills dan soft skills pada peserta didik. Lalu, dari Kompetensi
Inti (KI) tersebut dijabarkan kembali dalam Kompetensi Dasar (KD) yang berisi konten
atau kompetensi mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik.
KI nya pun dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan
dengan :
a. Sikap keagamaan yang termuat dalam kompetensi inti,
b. Sikap sosial pada kompetensi inti,
c. Pengetahuan pada kompetensi, dan
d. Penerapan pengetahuan pada kompetensi inti.

Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan
dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan
dengan sikap keagamaan dan sosial pun dikembangkan secara tidak langsung, yaitu pada
waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan dan penerapan pengetahuan.
Tak hanya itu, dalam Permendikbud nomor 20 tahun 2016 dijabarkan bahwa
Kompetensi Inti yang digunakan pada jenjang pendidikan formal yakni memiliki
kompetensi pada dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Kompetensi dalam dimensi sikap rumusan atau hal yang hendak di capai adalah
memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
(1). beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
(2). berkarakter, jujur, dan peduli,
(3). bertanggungjawab,
(4). pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
(5). sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
internasional.
Sedangkan dalam dimensi pengetahuan rumusan atau hal yang hendak di capai adalah
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan:
(1). ilmu pengetahuan,
(2). teknologi,
(3). seni,
(4). budaya, dan
(5). humaniora. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, serta
kawasan regional dan internasional.
Kompetensi dalam dimensi keterampilan rumusan atau hal yang hendak di capai
adalah memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
(1). kreatif,
(2). produktif,
(3). kritis,
(4). mandiri,
(5). kolaboratif, dan
(6). komunikatif melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang dipelajari
di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
Sehingga, kompetensi inti dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.

C. Analisis Desain Kompetensi Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Pada Madrasah


1. Bahan Ajar dan Buku Siswa
Tugas pokok dari guru adalah mengajarkan kepada peserta didik. Dalam proses
pembelajaran, guru harus mencari, memilih, dan menggunakan bahan ajar yang tepat
dan sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran. Melalui bahan ajar, maka akan dapat
memudahkan bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dan peserta
didiknya juga akan terbantu dalam kegaiatan belajar. Buku siswa merupakan buku
panduan bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memuat materi pelajaran,
kegiatan penyelidikan berdasarkan konsep, kegiatan sains, informasi, dan contoh-
contoh penerapan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Buku siswa yang dikembangkan orang lain biasanya terdapat ketidakcocokan
untuk semua siswa. Maka dari itu, guru dapat memecahkan masalah tersebut dengan
cara mengembangkan buku siswa yang disesuaikan dengan karakteristik siswa
sebagai sasaran
Hal ini telah sesuai dengan lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yaitu bagi guru pada satuan
pendidikan jenjang baik dalam tuntutan kompetensi pedagogic maupun kompetensi
professional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam mengembangkan sumber
belajar dan bahan ajar.
2. Analisis Isi Materi Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam
Pengertian materi pembelajaran (learning materials) menurut Sanjaya ialah segala
sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai
dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian kompetensi inti setiap mata
pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.
Materi pembelajaran hendaknya selain relevan dengan pencapaian Standar
Kompetensi, Kompetensi Inti dan pencapaian Kompetensi Dasar juga relevan dengan
kurikulum yang berlaku seperti dalam prinsip materi pembelajaran relevansi atau
kesesuaian.
Dalam menganalisis buku siswa SKI kelas IX, maka penulis akan menjelaskan
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kesesuaian isi materi buku
siswa. Dimana kita harus dapat melihat kesesuaian materi dengan kurikulum,
kesesuaian materi dengan KI dan KD, kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran.
a. Kesesuaian Materi Dengan Kurikulum
Penilaian kualitas buku pelajaran salah satunya adalah dari aspek isi, dan dari
aspek isi atau materi harus memperhatikan salah satunya mendukung isi pokok
bahasan (tema) yang meliputi kesesuaian dengan kurikulum.
b. Kesesuaian Materi Dengan KI dan KD
Kesesuaian materi pembelajaran dengan KI dan KD merupakan salah satu
langkah pemilihan materi yang akan diajarkan. Secara garis besar langkah-
langkah pemilihan bahan ajar meliputi: a) mengidentifikasi aspek-aspek yang
terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, 2) identifikasi jenis-
jenis materi pembelajaran, 3) memilih jenis materi yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
c. Kesesuaian Materi Dengan Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan.
Artinya, tujuan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga, dan sebagai
arah yang harus dijadikan rujukan dalam proses pembelajaran. Komponen ini
memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem pembelajaran.

D. Menggunakan Kata Kerja Operasional Untuk Menentukan Kompetensi


Pembelajaran

1. Pengertian Kata Kerja Operasional Untuk Menentukan Kompetensi


Pembelajaran
Komponen penting dalam silabus maupun RPP adalah indikator pencapaian
kompetensi. Komponen ini penting karena menjadi dasar untuk menyusun indikator
penilaian. Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan dasar pedoman
penialian bagi guru, peserta didik, maupun pengawas di sekolah. Setiap penilaian
yang dilakukan melalui tes dan non tes harus sesuai dengan indkator penilaian.
Indikator penilaian ini menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan
indikator pencapaian kompetensi.
Rumusan indikator penilaian memiliki batasan-batasan tertentu sehingga dapat
dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan,
dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri.
Kata Kerja Operasional untuk pengembangan Indikator Silabus dan RPP
berdasarkan taksonomi Bloom dibagi dalam beberapa pencapaian) kompetensi dasar,
yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Taksonomi Bloom pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun
1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain dan setiap
domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan
hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
a. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.
b. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri.
c. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.

Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:


a. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam Kompetensi Dasar
b. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
c. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah

2. Contoh Kata Kerja Operasional yang dapat dipakai dalam Perumusan


Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kata Kerja Operasioal


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Mengidentifikasikan Menunjukan
Menerapkan Membaca
Mengkontruksikan Menghitung
Mengidentifikasikan Menggambarkan
Mengenal Melapalkan
Menyelsesaikan Mengucapkan
Menyusun Membedakan
Mendefinisikan
Menafsirkan
Menerapkan
Menceritakan
Menggunakan
Menentukan
Menyusun
Menyimpulkan
Mendemonstrasikan
Menerjemahkan
Merumuskan
Menyelesaikan
Menganalisis
Mensintesis
Mengevaluasi
Keterangan :
a. Satu kata kerja tertentu (misal mengidentifikasikan) dapat dipakai pada Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Perbedaannya adalahpada Standar Kompetensi
cakupannya lebih luas dari KompetensiDasar.
b. Satu butir Standar Kompetensi dapat dipecah menjadi 3 sampai 6 butir atau lebih
Kompetensi Dasar.
c. Satu butir Kompetensi Dasar nantinya harus dapat dipecah menjadiminimal 2 butir
indikator.
d. Pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar belum memuatindikator secara rinci.

Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif


Pengetahuan pemahaman Penerapan Analisis Sintesi Penilaian
Menguntip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis Mengabstrakan Membandingkan
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur Menyimpulkan
Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan Memecah Menganimasi Menilai
Menggmbar Mencirikan Menerapkan Menugaskan Mengumpulkan Mengarahkan
Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkategorikan mengkritik
Mengidentifikasi Mengasosiasikan Mengkalkulasi Mendiagnosi Mengkode Menimbang
Mendaftar Membandingkan Memodifikasi Menyeleksi Mengombinasikan Memutuskan
Menunjukan Menghitung Mengklasifikasi Mmerinci Menyusun Memisahkan
Memberi label Mengkontraskan Menghitung Menominasikan Mengarang Memprediksi
Membri indek Merubah Membangun Mendiagramkan Membangun Memperjelas
Memasangkan Mempertahankan Membiasakan Mengorelasikan Menanggulangi Menugaskan
Menamai Menjalin Mengambarkan Menguji Menciptakan Mempertahankan
Membaca Membedakan Menggunakan Mencerahkan Menreasikan Merinci
Menyadari Mendiskusikan Menilai Menjelajah Mengoreksi Mengukur
Menghafal Menggali Melatih Membagankan Merancang Merangkum
Meniru Mencontohkan Menggali Menyimoulkan Merencanakan Membuktikan
Mencatat Menerangkan Mengemukakan Menemukan Memdikte Mendukung
Mengulang Mengemukakan Mengadaptasi Menelaah Meningkatkan Memvalidasi
Mereproduksi Mempolakan Menyeidiki Memaksimalkan Memperjelas Mengetes
Meninjau Memperluas Mengoprasikan Memerintahkan Membentuk Memilih
Memilih Menyimpulkan Mempersoalkan Mengedit Merumuskan Memproyeksi
Menyatakan Meramalkan Mengkonsepkan Mengaitkan Menggeneralisasi
Mempelajari Merangkul Melaksanakan Memilih Menggabungkan
Mentabulasi Menjabarkan Meramalkan Mengukur Memadukan
Memberi kode Memproduksi Melatih Membatasi
Menulis Memproses Menstransfer Mereparasi
Mengaitkan Menampilkan
Menyusun Menyiapkan
Mensimulasikan Memproduksi
Memecahkan Merangkum
Melakukan Mengkostruksi
Mentabulasi

Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Psikomotor


Peniruan Manipulasi Artikulasi Pengalamiahan
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengalihkan
Menyesuaikan Mendemosntrasikan Menggantikan Mempertajam
Menggabungkan Merancang Memutar Membentuk
Melamar Memilah Mengirim Memadankan
Meligatur Melatih Memindahkan Menggunakan
Mengupulkan Memperbaiki Mendorong Memulai
Menimbang Mengidentifikasikan Menarik Menyetir
Memperkecil Mengisi Memproduksi Menjeniskan
Membangun Menempatkan Mencampur Menempel
Mengubah Membuat Mengoprasikan Mensketsa
Membersihkan Memanipulasi Mengemas Melonggarkan
Memposisikan Mereparasi Membungkus Menimbang
mengkinstruksian Mencampur

Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Untuk Ranah Afektif


Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati
Memilih Menjawab Mengansumsikn Menganut Mengubag
perilaku
Mempertanyakan Membantu Meyakini Mengubah Berbuat sesuai
akhlak mulia
Mengikuti Mengajukan Melengkapi Menata Mempengaruhi
Memberi Mengomromi Meyakinkan Mengklasifiksika Mendengarkan
kan n
Menganut Menyenangi Memprakarsai Menggombinasik Mengkualifikasik
an an
Mematuhi Menyambut Mengimani Mempertahankan Melayani
Meminati Mendukung Mengundang Membangun Meunjukan
Menyetujui Menggabungkn Membentuk Membuktikan
pendapat
Menampilkan Memperjelas Memadukan Memecahkan
Melaporkan Mungusulkan Mengelola
Memilih Menekankan Menegosiasikan
Mengatakan Menyumbang Merembuk

Memilah
Menolak

E. Menentukan dan Mengembangkan Kompetensi Sikap Pada Pelajaran SKI

Kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegensi penuh tanggung jawab yang harus
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas
dalam bidang pekerjaan tertentu.
Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaanberfikir dan bertindak. Burke (1995)
dalam Mulyasa (2013) mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian
dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa
kompetensi merupakan penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan
apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal itu menunjukkan bahwa
kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang harus dimiliki oleh
peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan
pekerjaan tertentu.
Sikap, atau yang dalam bahasa inggris di sebut attitude adalah suatu cara bereaksi
terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu
terhadap sesuatu perangsang ata situasi yang dihadapi. Dalam operasionalnya,
kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi dua, yatu sikap spiritual untuk
membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa, dan kompetensi sikap sosial untuk
membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung
jawab.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara
tidak langsung ketika peserta didik belajar pengetahuan dan penerapan pengetahuan.
Pembentukan sikap, kompetensi, dan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Dorong peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, kompetensi, dan karakter
yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangun
sikap, kompetensi, dan karakter baru dalam kehidupan seharihari berdasarkan
pengertian yang dipelajari.
3. Gunakan metode yang paling tepat agar terjadi perubahan sikap, kompetensi, dan
karakter peserta didik secara nyata.
Sikap merupakan suatu kemampuan internal yang berperanan sekali dalam mengambil
tindakan (action), lebih-lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak atau
tersedia beberapa alternatif.
Menurut Abdul Majid, menjelaskan bahwa model pembelajaran ini memiliki makna
sebagai berikut :
1. Tunjukkan Teladan
Konsep keteladanan ini sudah diberikan dengan cara Allah mengutus Nabi SAW
untuk menjadi panutan yang baik bagi umat Islam sepanjang sejarah dan bagi smeua
manusia di setiap masa dan tempat. Keteladanan ini harus senantiasa di pupuk,
dipeliharam dan dijaga oleh para pengemban risalah. Guru harus memiliki sifat
tertentu sebab guru ibarat naskah asli yang hendak difotokopi.

2. Arahkan (Berikan Bimbingan)


Bimbingan orang tua kepada anaknya atau guru kepada muridnya dilakukan
dengan cara memberikan alasan, penjelasan, pengarahan dan diskusi-diskusi. Bisa
juga dilakukan dengan teguran, mencarai tahu penyebab masalah, dan kritikan
sehingga tingkah laku anak berubah. Bimbingan merupakan suatu proses pemberian
bantuan yang terusmenerus dan sitematis dari pembimbing kepada yang dibimbing
agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, pengarahan diri, dan perwujudan
diri dalam mencapai tingkat perkembangan optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungannya.
3. Ingatkan
Kegiatan mengingat memiliki dampak yang luar biasa dalam kehidupan. Disinilah
potensi untuk mengingat Alah perlu digali dengan cara menyebut namanya dengan
baik dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring dan sebagainya. Oleh sebab itu, dalam
proses pembelajaran PAI, guru harus berusaha untuk mengingatkan kepada anak
bahwa mereka diawasi oleh Allah yang maha Pencipta.
4. Heart (Hati)
Kekuatan spiritual terletak pada kelurusan dan kebersihanhati nurani, roh , pikiran,
jiwa dan emosi. Guru harus mampu mendidik murid dengan menyertakan nilai-nilai
spiritual. Guru harus mampu membangkitkan dan membimbing kekuatan spiritual
yang sudah ada pada muridnya sehingga hatinya akan tetap bening. Kegiatan yang
dilakukan menimbulkan interaksi timbal balik antara guru dan murid. Guru secara
sabar membimbing murid untuk menggali nilai-nilai dari perilaku dalam ajaran islam
yang telah dilakukan oleh murid dan yang akan dilakukan murid. Guru membantu
menumbuhkan kesadaran murid untuk menemukan hakikat dari stiap kegiatan yang
dilakukan, yaitu untuk mendapatkan keridaan Allah SWT sebagai umat yang hanya
beriman dan bertakwa kepada Nya. Murid secara perlahan membuka dirinya untuk
memperbaiki diri dan menerima kebenaran-kebenaran ajaran islam dalam perilaku
keseharian sebagai seorang muslim.
5. Pola Pembiasaan
Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik secara disadari maupun tidak, guru
dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswamelalui proses pembiasaan. Misalnya,
seorang siswa yang setiap kali menerima perlakukan yang tidak mengenakkan dari
guru, misalnya perilaku mengejek atau perilaku yang menyinggung perasaan anak,
maka lama kelamaan akan timbul rasa benci dari anak tersebut; dan perlahan alahan
anak akan mengalihkan sikap negative bukan hanya kepada gurunya sendiri, akan
tetapi juga kepada mata pelajaranyang diasuhnya. Kemudian, mengembalikannya
pada sikap positif bukanlah hal yang mudah. Pembentukan sikap yang dilakukan oleh
Skinner menekankan pada proses peneguhan respon anak. Setiap kali anak
menunjukkan prestasi yang baik diberikan penguatan (reinforcement) dengan cara
memberikan hadiah atau perilaku yang menyenangkan. Lama-kelamaan, anak
berusaha meningkatkan sikap positifnya.
6. Modeling
Pembelajaran sikap seseorang dapat juga dilakukan melalu proses modeling, yaitu
pembentukan sikap melalui proses asimimilasi atau proses mencontoh. Salah satu
karakteristik anak didik yang sedang berkembangadalah keinginannya untuk
melakukan peniruan (imitasi). Hal yang ditiru itu adalah perilaku-perilaku yang
diperagakan atau didemonstrasikan oleh orang yang menjadi idolanya. Prinsip
peniruan ini yang dimaksud dengan modeling. Pemodelan biasanya dimulai dari
perasaan kagum. Anak kagum terhadap kepintaran orang lain, misalnya terhadap guru
yang dianggapnya bisa melakukan segala sesuatu yang tidak bisa dilakkannya. Secara
perlahan-lahan perasaan kagum akan memengaruhi emosinya dan secara perlahan itu
pula anak akan meniru perilaku yang dilakukan oleh idolanya itu.

F. Menentukan dan Mengembangkan Kompetensi Pengetahuan Pada Pelajaran SKI

1. Merancang Pembelajaran Efektif dan Bermakna


Dalam hal ini guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat
ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetensi dasar, apakah kegiatan
pembelajaran dihentikan, diubah metodenya, atau mengulang dulu pembelajaran yang
lalu.
Pembelajaran menyenangkan, efektif, dan bermakna dapat dirancang oleh setiap guru
dengan prosedur sebagai berikut:
a. Pemanasan dan Apersepsi
Pemanasan dan apersepsi perlu dilakukan untuk menjajaki pengetahuan peserta didik,
memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik, dan mendorong
mereka untuk mengetahui berbagai hal baru.
Pemanasan dan apersepsi ini dapat dilakukan denganprosedur sebagai berikut :
1) Pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan dipahami peserta didik.
2) Peserta didik dimotivasi dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi kehidupan
mereka.
3) Peserta didik digerakkan agar tertarik dan bernafsu untuk mengetahui hal-hal yang
baru.

b. Eksplorasi

Eksplorasi merupakan tahapan kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan


dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didikk. Hal
tersebut dapat ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1) Perkenalkan materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta
didik.
2) Kaitkan materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengtahuan dan
kompetensi yang sudah dimiliki oleh peserta didik
3) Pilihlah metode yang paling tepat, dan gunakan secara bervariasi untuk meningkatkan
penerimaan peserta didik terhadap materi standard an kompetensi baru.

d. Konsolidasi Pembelajaran
Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam
pembentukan kompetensi dan karakter, serta menghubungkannya dengan kehidupan
peserta didik. Konsolidasi pembelajaran ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
1) Libatkan peserta didk secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi dan
kompetensi baru.
2) Libatkan peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah (Problem
solving), terutama dalam masalah-masalah aktual.
3) Letakkan penekanan pada kaitan structural, yaitu kaitan materi, standar dan
kompetensi baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan dalam lingkungan
masyarakat.
4) Pilihlah metode yang paling tepat sehingga materi standar dapat diproses menjadi
kompetensi dan karakter peserta didik.

G. Menentukan dan Pengembangan Kompetensi Keterampilan Pada Pelajaran SKI


Penilaian pencapaian kompetensi keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan
terhadap peserta didik untuk menilai sejauh mana pencapaian SKL, KI, dan KD khusus
dalam dimensi keterampilan.
SKL dimensi keterampilan untuk satuan pendidikan tingkat SMP/MTs/SMPLB/Paket B
adalah lulusan memiliki kualifikasi kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkretsesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
sejenis (Permendikbud 54 tahun 2013 tentang SKL).
SKL ini merupakan tagihan kompetensi minimal setelah peserta didik menempuh
pendidikan selama 3 tahun atau lebih dan dinyatakan lulus. Cakupan penilaian dimensi
keterampilan meliputi keterampilan peserta didik yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori. Kelompok KD (Kompetensi Dasar) keterampilan
dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti keterampilan (KI-4). Rumusan kompetensi
dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal,
serta ciri dari suatu mata pelajaran. Ranah keterampilan diperoleh melalui aktivitas
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
H. Implementasi Kompetensi Dalam Rencana Pembelajaran
Pada umumnya, kegiatan pembelajaran mencakup kegiatan awal atau pembukaan,
kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan akhir atau
penutup.

1. Kegiatan Awal atau Pembukaan


a. Pembinaan Keakraban
Tahap pembinaan keakraban ini bertujuan untuk mengkondisikan para peserta didik
agar mereka siap melakukan kegiatan belajar. Langkah-langkah yang ditempuh
adalah sebagai berikut :
1) Diawal pertemuan pertama, guru memperkenalkan diri kepada peserta didik
dengan memberi salam, menyebut nama, alamat, pendidikan terakhir, dan tugas
pokoknya di sekolah.
2) Peserta didik masing-masing memperkenalkan diri dengan memberi salam,
menyebut nama, alamat, dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, serta
mengapa mereka belajar di sekolah ini.

b. Pretes
Fungsi pretes ini antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Untuk menyiapakan peserta didik dalam proses belajar, karena dalam pretes maka
pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawab/kerjakan.
2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses
pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil
pretes dengan posttest.
3) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai
bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran.
4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan
mana yang telah dikuasai oleh peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yan perlu
mendapat penekanan dan perhatian khusus.

2. Kegiatan Inti Atau Pembentukan Kompetensi dan Karakter


Pembentukan kompetensi dan karakter ini ditandai keikutsertaan peserta didik dalam
pengelolaan pembelajaran, berkaitan dengan tugas dantanggung jawab mereka dalam
menyelenggarakan program pembelajaran. Prosedur yang ditempuh dalam pembentukan
kompetensi dan karakter adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan kompetensi dasar dan materi standar yang telah dituangkan dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru menjelaskan kompetensi minimal
yang harus dicapai peserta didik, dan cara belajar individual.
b. Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis, pokok bahasan
dikemukakan dengan jelas atau ditulis di papan tulis. Memberi kesempatan peserta
didik untuk bertanya sampai materi standar tersebut benar-benar dapat dikuasai.
c. Membagikan materi standar atau sumber belajar berupa hand out dan fotokopi
beberapa bahan yang akan dipelajari. Materi standar tersebut sebagian terdapat di
perpustakaan. Jika materi standar yang diperlukan tidak tersedia di perpustakaan,
maka guru memfotokopi dari sumber lain seperti majalah, dan surat kabar.
d. Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik. lembaran kegiatan berisi
tugas tentang materi standar yang telah dijelaskan oleh guru dan dipelajari oleh
peserta didik.
e. Guru memantau dan memeriksan kegiatan peserta didik dalam mengerjakan lembaran
kegiatan, sekaligus memberikan bantuan, arahan bagi mereka yang memerlukan.
f. Setelah selesai diperiksan bersama-sama dengan cara menukar pekerjaan dengan
teman lain, lalu guru menjelaskan setiap jawabannya.
g. Kekeliruan dan kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik, jika ada yang kurang
jelas guru memberi kesempatan bertanya, tugas atau kegiatan mana yang perlu
penjelasan lebih lanjut.

3. Kegiatan Akhir Atau Penutup


Kegiatan akhir pembelajaran atau penutup dapat dilakukan dengan memberikan tugas, dan
post test. Berdasarkan teori belajar tuntas, seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika
mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi dan karakter atau mencapai tujuan
pembelajaran minimal 65 % dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas
dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65 %,
sekurang-kurangnya 85 % dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut. Fungsi post
test antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah
ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan
membandingkan antara hasil pretes dan post tes.
b. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta
didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasai ini, apabila sebagian
besar belum menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali.
c. Untuk mengetahui peserta didik-peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan
remedial, dan peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk
mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul (kesulitan belajar).
BAB III
PENUTUP

Sejarah kebudayaan (peradaban) Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan


kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam mempunyai berbagai
macam pengetian lain diantaranya: pertama, sejarah peradaban Islam merupakan kemajuan dan
tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam mulai dari periode
nabi Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan Islam sekarang. Kedua, sejarah
peradaban Islam merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat Islam dalam lapangan
kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian. Ketiga, sejarah perdaban Islam merupakan
kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam
terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup
bermasyarakat.
Sedangkan SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam yang merupakan sebuah mata
pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati
sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
Adapribahasa yang mengatakan “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
pahlawannya”. Atas dasar itulah betapa kedudukan sejarah amat penting dalam suatu Negara dan
agama. Selain itu nilai sejarah (history) menjadi salah satu pondasi dasar dalam pembentukan
pendidikan di suatu Negara yang bertujuan untuk mengembangkan pendidikan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai