Anda di halaman 1dari 8

Laporan Diskusi

“Negara Hukum”
Ruang 003

Kelompok 7
1. Fitha Chaerunisa (A1D120094)
2. Putri Afdiya (A1D120097)
3. Fuji Pramulia (A1D120098)
4. Nadia Damayanti (A1D120114)

Pertanyaan & Jawaban

1. Fetiami Dwi Kurnia A1D120084

jelaskan menurut pendapat kalian bagaimana jika di suatu negara terjadi penyimpangan
hukum, lalu bagaiman cara mengatasi penyimpangan tersebut?

Jawaban: Fuji Pramulia (A1D120098)

Penyimpangan penegak hukum, pertama dapat kita lihat dari contohnya seperti korupsi, atau
adanya hukum yang tidak sesuai atau tidak setimpal dengan yang dilakukan, dan Dampak jika
terjadinya penyimpangan tersebut dalam penegakan hukum ialah, terjadinya penurunan
tingkat kesadaran hukum, terjadinya ketidakadilan hukum antara masyarakat dan para petinggi
negara, dan secara global dapat merugikan masyarakat umum, lalu bagaimana upaya kita agar
bisa mencegah penyimpangan itu yaitu sebagai aparat penegak hukum khusunya, nah aparat
penegak hukum ini haruslah menjalankan tugasnya dengan benar serta selalu berlandaskan
etika, moral agar Penyimpangan hukum tidak terjadi dan selaku pemerintah juga harus
berperan dalam menuntaskan penyimpangan hukum2 diindonesia.

bahwa antara hukum dan kekuasaan saling berhubungan satu sama lain. Hukum memerlukan
kekuasaan bagi pelaksanaannya. Sebaliknya, kekuasaan itu sendiri ditentukan batas-batasnya
oleh hukum. Sehingga dalam bentuk slogan dapat dikatakan bahwa: "hukum tanpa kekuasaan
adalah angan-angan, kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman."

Dalam suatu negara hukum, asas taat dan hormat pada hukum (respect for law) dapat terwujud
apabila pelaksanaan penegakan hukum dilakukan secara tegas, konsisten, dan tidak
diskriminatif terhadap setiap orang yang melakukan pelanggaran hukum. Setiap orang
mempunyai kedudukan dan hak yang sama di hadapan hukum (equality before the law),
termasuk juga pihak penguasa dan aparat penegak hukum.

Hukum harus dilaksanakan dan dijunjung tinggi oleh semua warga negara tanpa terkecuali.
Dengan kata lain, supremasi hukum (supremacy of law) merupakan syarat mutlak bagi suatu
negara hukum. Esensi dari supremasi hukum adalah bahwa kekuasaan itu dilakukan oleh
hukum, c.q. undang-undang dan bukan oleh manusia. Justice for all adalah esensi dari
pencapaian supremasi hukum dalam praktek sehari-hari.

Namun demikian, penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) oleh pemegang kekuasaan


dengan mengatasnamakan kepentingan dan kesejahteraan umum (public welfare) atau
mengatasnamakan peraturan hukum sering kali terjadi dalam suatu pemerintahan dari negara
yang berdasarkan hukum (pemerintahan konstitusional), termasuk negara Indonesia.
Kepentingan umum sering kali tidak dirumuskan secara jelas dalam peraturan perundang-
undangan, sehingga interprestasi yang sah dilakukan secara sepihak (justification) untuk
membenarkan tindakan pemegang kekuasaan. Hukum sering kali digunakan sebagai alat untuk
mencapai maksud dan tujuan penguasa yang sulit dipertanggungjawabkan secara
konstitusional.

Ditambahkan oleh Dimas Bintang NIM A1D120096:

Undang-undang ITE yang awal nya digunakan untuk melindungi transaksi elektronik di
salahgunakan oleh kekuasaan untuk menutup mulut rakyat.

2. Diana Ayu Puspita Sari Nim A1D120082

bagaimana tanggapan anda tentang penegakan hukum di Indonesia seperti contoh hukuman
mati . apakah hal tersebut tidak bertentangan dengan hukum agama? berikan penjelasan

Jawaban: Putri Afdiya (A1D120097)

Sebenarnya hukum pembunuhan dalam islam sudah ada. Hukum pembunuhan dalam islam
disebut dengan hukum qisash. Qisash adalah istilah dalam hukum Islam yang berarti
pembalasan, sebagai hukuman kepada pelaku kejahatan persis seperti apa yang dilakukannya.
Jika perbuatan yang dilakukan oleh pelaku adalah menghilangkan nyawa yang lain
(membunuh), maka hukuman yang setimpal adalah dibunuh atau hukuman mati. Akan tetapi,
qishash tidak harus dilaksanakan, dengan perkataan lain hukuman bunuh ini dapat gugur
manakala ahli waris yang terbunuh memberi maaf kepada pihak yang membunuh dengan
membayar diyat. Diyat adalah hukuman dunia tanpa qishash yang berupa denda pengganti
jiwa.

Ditambahkan oleh Afifa Hana Fitriya NIM A1D120095:


Hukuman mati merupakan salah satu hukum yang diberlakukan di Indonesia. Hukuman ini
pertama kali diberlakukan pada tahun 1987. Kasus pembunuhan berencana, terorisme, dan
perdagangan obat-obatan terlarang adalah beberapa penyebab kita mendapatkan hukuman
mati.

Berdasarkan keberagaman kepercayaan di Indonesia, berikut adalah pendapat hukuman mati


menurut ajaran masing-masing agama yang diakui di Indonesia:

1.Agama Islam

Di dalam dunia Islam, hukuman mati ini sudah diberlakukan sejak lama dan memang
diperbolehkan apabila terkait dengan hukum hudud yang terdiri dari tiga komponen yakni
qishash, hudud, dan ta’zir.

2.Agama Kristen

Hukum Perjanjian Lama memerintahkan hukuman mati untuk berbagai perbuatan:

Pembunuhan (Keluaran 21:12)

Penculikan ( Keluaran 21:16)

Hubungan seks dengan binatang (Keluaran 22:19)

Perzinahan (Imamat 20:10)

Homoseksualitas (Imamat 20:13)

Menjadi nabi palsu (Ulangan 22:4)

Pada akhirnya, semua dosa yang kita perbuat sepantasnyalah diganjar dengan hukuman mati
(Roma 6:23).

Allah sendiri yang menetapkan hukuman mati: “Siapa yang menumpahkan darah manusia,
darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-
Nya sendiri.” (Kejadian 9:6).

3. Agama Hindu

Dalam agama Hindu dikenal apa yang dinamakan ahimsa. Ahimsa merupakan suatu ajaran yang
menentang tindak kekerasan dan dalam ajaran Hindu juga terdapat pemahaman bahwa jika
seseorang tidak dapat dibunuh dan kematian hanya dibatasi pada kematian fisik. Jiwa
seseorang akan terlahir kembali ke dalam tubuh yang berbeda. Tinjauan dari ajaran Hindu yang
menyerukan untuk tidak menggunakan hukuman mati tersebut salah satunya tecantum dalam
Kitab Santiparva dalam bab 257.

4. Agama Buddha

Ajaran Buddha awal hanya bertujuan pada pelenyapan penderitaan (dukkha) sepenuhnya dan
tidak memiliki ajaran khusus yang berhubungan dengan hal-hal duniawi

Secara umum ajaran Buddha memandang penerapan hukuman dalam pemerintahan tidak akan
menyelesaikan masalah, namun justru menyebabkan tingkat kejahatan akan semakin
meningkat, seperti yang dikemukakan dalam Kutadanta Sutta (Digha Nikaya 5).Dengan
demikian ajaran Buddha menolak penerapan hukuman mati karena hal tersebut dinilai bukan
solusi yang tepat atas masalah kejahatan yang muncul dalam masyarakat dan justru dapat
meningkatkan terjadinya kejahatan yang lebih sadis

Demikian garis besar pendapat dari berbagai agama yang berkembang di Indonesia. Dapat
disimpulkan juga bahwa sebagian agama menyetujui hukuman mati jika kasus yang ada dinilai
sesuai dengan apa yang ada di dalam kitabnya. Sebagian lagi tidak menyetujui adanya hukuman
mati karena dinilai merebut hak dan kebebasan masyarakat untuk hidup.

Jawaban sanggahan Dimas Bintang NIM A1D120096 terkait pertanyaan diana:

Memang benar negara itu menjamin hak hidup warga negaranya, tapi apakah ada cara lain
dalam menanggulangi kejahatan seseorang yang melampaui batas selain dari hukuman mati,.
Karna secara tidak langsung hukuman mati adalah batas tertinggi dari suatu hukuman dari
suatu negara dan merupakan cara terbaik untuk memberikan jera kepada pelaku kejahatan
tersebut dan memberi peringatan untuk yang lain nya.

3. Muhammad Ilham A1D120080

menurut pendapat kelompok kalian apakah Indonesia saat ini sudah benar-benar memenuhi
syarat-syarat sebagai negara hokum ? lalu kenapa kita Indonesia tidak menerapkan system
kerajaan pada saat ini sedangkan kita tahu secara historis kita dahulunya merupakan suatu
negara yang memiliki banyak sekali kerajaan.

Jawaban: Fitha Chaerunisa (A1D120094)

Kenapa Indonesia tidak kembali menjadi kerajaan itu ada beberapa faktor, hal inilah yang
membuat bangsa Indonesia bersatu menjadi sebuah Negara kesatuan bukan kembali menjadi
kerajaan setelah kemerdekaan, yaitu :
1. Seluruh kerajaan sudah hancur.

Setelah masa perang usai seluruh kerajaan-kerajaan di Indonesia sudah hancur maupun itu
kerajaan kecil sekalipun dan untuk membentuk kerajaan kembali itu sangat susah dan tidak
mudah untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat kembali.

2. Lahirnya Organisasi budi utomo.

Organisasi budi utomo merupakan organisasi yang berdiri pada 20 Mei 1908, organisasi ini
sangat berpengaruh pada peristiwa sumpah pemuda karena ia merupakan organisasi modern
pertama kala itu, organisasi itu berusaha membangkitkan kesadaran masyarakat indonesia
terhadap pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak mudah dipecah belah tanpa
perlu mempermasalahkan perbedaan agama dan suku serta perbedaan lainnya yang dapat
menghancurkan indonesia.

3. Peristiwa sumpah pemuda.

Peristiwa Sumpah Pemuda memang merupakan salah satu peristiwa penting dan memiliki
pengaruh besar dalam sejarah kemerdekssn Indonesia. Bahkan tidak hanya berpengaruh besar
pada masa perjuangan saja, namun hingga sekarang pengaruh dari adanya peristiwa Sumpah
Pemuda juga masih bisa dirasakan.

Sumpah Pemuda sendiri merupakan peristiwa yang terjadi pada tanggal 27 hingga 28 Oktober
1928 di Jakarta, dimana dalam peristiwa ini terdapat suatu aksi pembacaan sebuah ikrar oleh
para pemuda yang tergabung menjadi satu dari seluruh wilayah Indonesia.

Peristiwa ini sendiri di awali dengan adanya persatuan dari organisasi-organisasi kedaerahan di
Indonesia menjadi satu kesatuan dengan tujuan yang sama. Dimana sekaligus mengokohkan
adanya keinginan serta cita-cita bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dan
mendirikan negara yang bebas dan merdeka bernama negara Indonesia.

Di dalam peristiwa tersebut terdapat ikrar yang dimana Ikrar tersebutlah yang mampu
meningkatkan semangat juang para pemuda dan pejuang pada masa itu dalam melawan dan
menghapi para negara penjajah Indonesia. Melalui ikrar tersebut pula diperjelas cita-cita dan
tujuan negara Indonesia untuk merdeka dan juga menghilangkan perbedaan yang ada menjadi
satu kesatuan bangsa Indonesia.

4. Usaha M.yamin dan soekarno dalam meyakinkan BPUPKI untuk membentuk Indonesia
sebagai Negara kesatuan.
Dalam paparannya dalam sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945, Yamin mengusulkan Indonesia
menjadi negara persatuan yang tidak terpecah, dibentuk kedalam dan keluar badan bangsa
Indonesia yang tidak terbagi-bagi.

Dasar argumentasi Yamin menolak ide bentuk negara federalisme yang dikemukakan Hatta dan
soepomo karena, menurutnya, negara federal lebih banyak memerlukan pegawai dibandingkan
negara kesatuan, Yamin juga menilai negara federal mengarah pada perpecahan, sedangkan
negara kesatuan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam pidatonya tersebut, Yamin menyusun argumentasinya sesuai dengan keahlian sebagai
ahli hukum.serta didukung oleh Soekarno sebagai tokoh nasional. Menurutnya, bentuk negara
kesatuan diperlukan untuk memperkuat Indonesia yang dimerdekakan dengan jalan revolusi,
federalisme hanya akan melemahkan Indonesia.

Bahkan, Yamin mengungkapkan bahwa ide negara kesatuan sudah muncul sejak Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, karena telah ada kebulatan tekad seluruh pemuda Indonesia
tentang adanya satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa.

Tampak upaya-upaya M. Yamin yang mencoba membangun argumen bahwa bentuk negara
kesatuan bukan hanya ide pada saat sidang BPUPKI, tetapi memang telah dicita-citakan sejak
lama dan merupakan kelanjutan dari Sriwijaya dan Majapahit.

5. Tekad seluruh warga Indonesia untuk bersatu dalam satu Negara.

Setelah sekian lama perdebatan panjang maka diambilah keputusan bentuk Negara berbentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena sebelum kemerdekaan sudah didasari bahwa jika
Negara Indonesia bersatu maka tidak ada yang berani memecah belah kembali, maka dari itu
bulatlah tekad seluruh rakyat Indonesia dengan tidak membedakan agama, ras, suku, dan
lainnya semua bersatu dalam satu kesatuan yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

bahwa antara hukum dan kekuasaan saling berhubungan satu sama lain. Hukum memerlukan
kekuasaan bagi pelaksanaannya. Sebaliknya, kekuasaan itu sendiri ditentukan batas-batasnya
oleh hukum. Sehingga dalam bentuk slogan dapat dikatakan bahwa: "hukum tanpa kekuasaan
adalah angan-angan, kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman."

Dalam suatu negara hukum, asas taat dan hormat pada hukum (respect for law) dapat terwujud
apabila pelaksanaan penegakan hukum dilakukan secara tegas, konsisten, dan tidak
diskriminatif terhadap setiap orang yang melakukan pelanggaran hukum. Setiap orang
mempunyai kedudukan dan hak yang sama di hadapan hukum (equality before the law),
termasuk juga pihak penguasa dan aparat penegak hukum.
Hukum harus dilaksanakan dan dijunjung tinggi oleh semua warga negara tanpa terkecuali.
Dengan kata lain, supremasi hukum (supremacy of law) merupakan syarat mutlak bagi suatu
negara hukum. Esensi dari supremasi hukum adalah bahwa kekuasaan itu dilakukan oleh
hukum, c.q. undang-undang dan bukan oleh manusia. Justice for all adalah esensi dari
pencapaian supremasi hukum dalam praktek sehari-hari.

Utama untuk menuntut agar negara diselenggarakan dan menjalankan tugasnya berdasarkan
hukum: (1) kepastian hukum, (2) tuntutan perlakuan yang sama, (3) legitimasi demokratis, dan
(4) tuntutan akal Budi.

Lebih lanjut, untuk dapat disebut sebagai negara hukum, diisyaratkan adanya beberapa unsur
yang merupakan prinsip penting dalam penyelenggaraan negara. Unsur pertama adalah adanya
pengakuan bahwa rakyat maupun penguasa menghormati dan menjunjung tinggi hukum dan
konstitusi, dengan mana Segala tindakan yang dilakukan pemerintah atau negara harus
didasarkan pada hukum yang berlaku yang telah ada sebelumnya.

Unsur kedua adalah diakuinya dan dihormatinya hak asasi manusia dalam undang-undang
dasar, lengkap dengan jaminan perlindungan atas pelanggaran yang terjadi terhadap hak asasi
warganegara tersebut.

Dan unsur yang ketiga adalah adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak yang
menjamin persamaan setiap warga negara dalam hukum, serta menjamin keadilan bagi setiap
orang termasuk terhadap penyalahgunaan wewenang oleh pihak yang berkuasa.
Bukti diskusi

Anda mungkin juga menyukai