Anda di halaman 1dari 10

MATERI MODUL AJAR 2

HPP, HARGA JUAL, LABA RUGI PROPOSAL USAHA

A. BIAYA PRODUKSI DAN HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)


1. Biaya Produksi
Jika Anda sudah menjalanan usaha atau sudah merencanakan usaha, tentu Anda juga sudah
merencanakan biaya produksi untuk produk atau jasa yang dihasilkan beserta harga jual dengan
gambaran perolehan keuntungan untuk setiap produk atau jasa yang akan dijual. Oleh karena itu,
Anda perlu cmengetahui cara penghitungan biaya produksi untuk sebuah produk atau jasa yang
dihasilkan usaha. Perhitungan biaya bertujuan memaksimalkan keuntungan sebuah usaha, yaitu
menghasilkan pendapatan dan membandingkannya dengan biaya yang dikeluarkan.
Penghitungan biaya produksi merupakan tahap awal penghitungan yang sebaiknya dilakukan
sebelum memulai penjualan. Biaya produksi perlu diperhitungkan karena berkaitan dengan
besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk-produk usahanya. Biaya produksi
adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk dan jasa dalam sebuah ukuran tertentu.
Adapun Tujuan Penentuan Biaya Produksi adalah sebagai berikut ;
a. Mengendalikan biaya. Pengumpulan semua bukti transaksi, pencatatan dan penentuan biaya
produksi yang tepat akan membuat tugas manajemen semakin mudah dalam hal
pengawasan dan pengendalian biaya untuk produksi.
b. Membantu pengambilan keputusan. Penentuan biaya produksi juga sangat membantu suatu
usaha untuk mengambil keputusan jangka pendek, di antaranya pembelian bahan baku,
pebelian alat produksi, dan penentuan harga jual barang jadi.
2. Komponen Biaya Produksi
Unsur-unsur Biaya Produksi (menurut Charles T. Horngren), adalah sebagai berikut :
a. Biaya bahan baku langsung
Biaya ini merupakan biaya bahan yang secara langsung dipakai untuk memproduksi suatu
barang jadi yang siap dipasarkan. Bahan baku tersebut mencakup semua bahan yang secara
fisik dapat diindentifikasi sebagai bagian dari produk jadi.
Contohnya : besi bekas pada lampu hias, kertas pada produksi buku cetak dan kanvas pada
lukisan.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya-biaya bagi semua tenaga kerja langsung yang
ditempatkan dan diberdayakan dalam menangani kegiatan produksi secara langsung.
Contohnya tenaga ahli las pada pembuat lampu hias beli, penulis pada usaha penerbitan
buku dan pelukis pada usaha galeri lukisan.
c. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung
ke output tertentu. Contohnya : biaya bahan baku tidak langsung (di luar bahan baku pokok),
biaya tenaga kerja tidak langsung (di luar tenaga kerja inti untuk produksi), biaya reparasi
dan pemeliharaan mesin, biaya listrik dan air pabrik, biaya asuransi pabrik dan biaya
overhead lain-lain.
Secara umum, biaya produksi dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut :
a. Biaya tetap (fixed cost/FC). Biaya tetap adalah biaya yang dikeluakran sebuah usaha-
usaha periode tertentu dengan jumlah yang tetap dan tidak bergantung pada hasil produksi.
Contohnya sewa lokasi, gaji tetap karyawan, biaya administrasi dan lain-lain.
b. Biaya variabel (variable cost/VC). Biaya variable adalah biaya yang besarannya dapat
berubah-ubah sesuai dengan hasil produksi, artinya, semakin besar hasil produksi, semakin
besar biaya variabelnya. Contohnya : biaya bonus/lembur pekerja atau biaya bahan baku
yang dikeluarkan berdasarkan jumlah produksi.
Biaya variable yang digunakan suatu perusahaan untuk menghasilkan barang jadi dalam
satu periode tertentu.
c. Biaya total (total cost/TC). Biaya Total adalah total penjumlahan seluruh biaya tetap dan
biaya varibel
d. Biaya rata-rata (average cost/AC). Biaya Rata-rata adalah besarnya baya produksi yang
dihasilkan per unir. Besar biaya rata-rata ini dihitung dengan cara membagikan total biaya
dengan jumlah produk yang dhasilkan.
e. Biaya marjinal (marginal cost/MC). Biaya marjinal adalah biaya tambahan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan ssatu unit barang jadi. Biaya ini muncul ketika dilakukan
perluasan produksi dalam rangka menambah jumlah barabg yang dihasilkan.

3. Perhitungan Total Biaya Produksi, HPP dan Penetapan Harga Jual


a. Menghitung Harga Pokok Produksi
Perhitungan harga pokok produksi adalah perhitungan biaya yang dikeluakran untuk
membuat produk dan jasa dalam sebuah ukuran tertentu. Contohnya adalah modal pokok
untuk 1 porsi nasi goring, 1 buah lukisan, 1set sofa atau 1 paket les music. Manfaat
perhitungan harga pokook produksi adalah mengetahui secara akurat jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk sebuah produk atau jasa yang dihasilkan. Akan lebih baik jika biaya yang
dimasukkan menyangkut biaya produksi saja. Jika ada biaya-biaya lain yang dibutuhkan
untuk kegiatan usaha sebaiknya tidak dimasukkan pada biaya produksi. Biaya lain dapat
diperhitungkan dalam biaya operasional di luar biaya produksi.
Berikut Rumus Cara Perhitungan HPP :

Total Biaya Produksi


HPP = ___________________
Jumlah yang dihasilkan

Contoh Perhitungan HPP Produk :


No Bahan Baku Biaya yang
dikeluarkan

1. Besi bekas (1 kg) Rp. 6.000,00

2. Bola lampu khusus (1 buah) Rp. 10.000,00

3. Hiasan tambahan (1 paket) Rp. 4.000,00

4 Peralatan kelistrikan lampu (1 paket) Rp. 20.000,00

Total Biaya Bahan Rp. 50.000,00


Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Perhitungan HPP Lampu Hias :

Rp. 50.000,00
HPP = ____________ = Rp. 50.000,00
1

Jadi HPP 1 buah lampu hias adalah = Rp. 50.000,00

b. Menentukan Harga Jual


Untuk menentukan harga jual, akan lebih baik jika Anda melakukan survey terlebih dahulu
untuk mengetahui harga tertinggi, harga pasaran dan harga terendah produk atau jasa dari
usaha sejenis. Tentukan harga di kisaran harga pasaran atau jika memungkinkan harga
terendah di sekitar lingkungan usaha anda. Jika Anda ingin menyamakam harga jual produk
Anda dengan harga tertinggi di pasaran, pastikan produk Anda memiliki nilai tambah atau
keuntungan lebih sehingga pembeli tidak merasa rugi membeli produk atau jasa Anda.
Setelah mengetahui besarnya harga pasaran, cobalah kurangi dengan HPP. Jia terdapat
kelebihan, itu berarti Anda dapat berpotensi memperoleh keuntungan. Namun, jika
perhitungannya masih memiliki nilai kerugian, Anda perlu melakukan uji coba dengan
melakukan perganitan bahan atau melakukan efesiensi lainnya agar dapat memperoleh
kelebihan dari penjualan yang dilakukan. Anda juga dapat menaikkan sedikit harga jual jika
sudah tidak mampu lagi melakukan efisiensi untuk memperoleh keuntungan.

Contoh Penetapan Harga Jual :


Jika harga pasaran untk lampu hias sejenis adalah Rp. 125.000,00 sampai dengan Rp.
150.000,00 dan harga terendah Rp. 100.000,00, berapa harga juak yang akan ditetapan
pemilik usaha lampu hias ?

Contoh Menentukan Harga Jual :

Jika pemilik usaha ingin menetapkan produknya pada harga terendah, yaitu Rp.
100.000,00 perhitungannya adalah sebagai berikut :
Harga Jual – HPP = Rp. 100.000,00 – Rp. 50.000,00
Keuntungan Kotor/Unit = Rp. 50.000,00 (50% dari harga jual)
: gaji karyawan
Jumlah perhitungan Rp. 50.000,00 merupakan keuntungan kotor untuk setiap
lampu hias. Jika perhitungan keuntungan kotor masih berada pada angka rata-
rata 30%-50%, boleh saja ditetapkan langsung harga jualnya, disertai
penghitungan target jumlah produk yang harus dijual.
Keuntungan di bawah 10% dari harga jual akan sangat berisiko karena masih ada
biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan, seperti biaya operasional. Pemilik usaha
boleh saja menetapkan keuntungan sebesar 10% dari harga jual. Namun, jumlah
unit penjualan atau kuantitasnya harus besar agar dapat menutupi biaya
operasionalnya.

c. Menghitung Biaya Operasional


Perhitungan biaya operasional adalah penghitungan pengeluaran operasional usaha sehari-
hari. Contoh biaya operasional : gaji karyawan, biaya listrik, telepon, biaya transportasi an
biaya pelengkap lainnya.
Biaya operasional diperhitungkan secara harian untuk biaya yang perlu dikeluarkan secara
harian, kemudian dapat diakumulasi selama 1 bulan bersama biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk periode bulanan.
Contoh perhitungan biaya Operasional
Dengan perencanaan pembukaan toko lampu hias untuk interior rumah, pemilik usaha akan
menyewa lokasi usaha. Lokasi yang dipililh berbiaya sewa Rp, 2.000.000 per bulan, sudah
germasuk listrik dan service charge dengan 2 karyawan yang bekerja bergantian dengan gaji
3.500.0000/orang. Berapa perkiraan biaya operasional usaha toko lampu hias per bulan ?

Contoh Perhitungan Biaya Operasional Usaha per Bulan

Gaji karyawan 2 orang Rp. 7.000.000,00


Sewa tempat Rp. 2.000.000,00
Biaya telepon Rp. 500.000,00
ATK dan Plastik Kemasan Rp. 300.000,00
Biaya keamanan dan kebersihan Rp. 200.000.00
Total Biaya Opersional Rp. 10.000.000,00

d. Mengetahui Gambaran Perhitungan Keuntungan Kotor


Perhitungan keuntungan kotor dalam usaha adalah penghitungan total perolehan
keuntungan sebelum dikurangi biaya operasisonal dan pajak. Sebelum memulai usaha,
sebaiknya anda membuat perkiraan target penjualan untuk menghitung perkiraan keuntunga
yang akan didapat.
Penghitungan keuntungan kotor yang dapat dihitung adalah penghitungan keuntungan kotor
untuk setiap buah, setiap hari, sejumlah pesanan, setiap minggu dan setiap nulan. Memang,
menghitung pendapatan kentungan kotor setiap bulan harus melalui tahapan perhitungan
setiap buah, setiap hari atau setiap minggu. Untuk pendapatan sejumlah pesanan, biasanya
dikhususkan untuk usaha yang tidak rutn setiap hari pemasukkannya atau sedang ada
pesanan saja.

Contoh penghitungan keuntungan kotor.


Jika target pemilik usaha menjual 10 buah lampu hias setiap hari, berapa keuntungan kotor
yang akan diperoleh setiap bulannya ? Harga jual lampu hias per buah ditetapkan Rp.
100.000.00 per buah dan HPP per buah adalah Rp. 50.000,00

Rumus perhitungannya adalah sebagai berikut :

Keuntungan Korot per Hari = Harga Jual – HPP x Jumlah Penjualan/Hari

Keuntungan Kotor per Bulan = Penjumlahan Keuntungan Kotor setiap hari selama
1 bulan
Cara penghitungannya adalah sebagai berikut :
Penghitungan Keuntungan Kotor “Usaha Toko Lampu Hias”

Penghitungan Keuntungan Kotor per hari :


= (Rp. 100.000,00 – Rp. 50.000,00) x 10
= Rp. 50.000,00 x 10
= Rp. 500.000,00
Dalam 1 hari dengan penjualan 10 buah, keuntungan kotor yang diperoleh oleh
usaha antara lain sebesar Rp. 500.000,00
Jika penjualan lampu hias rata-rata dalam jumlah 10buah/hari, penghitungan
keuntungan kotor 1 bulan (30hari) adalah :
Keuntungan Kotor per bulan :
= Rp. 500.000,00 x 30 = Rp. 15.000.000,00

e. Mengetahui Gambaran Perhitungan Keuntungan Bersih


Setelah Anda mengetahui penghitungan keuntungan kotor, tahapan selanjutnya adalah
melakukan penghitungan keuntungan bersih. Dengan penghitungan ini, Anda akan
mengetahui berapa keuntungan bersih yang dihasilkan oleh kegiatan usaha anda.
Rumus penghitungannya adalah sebagai berikut :

Keuntungan Bersih Usaha per Bulan

= Total Keuntungan Kotor/bulan – Biaya Operasional /bulan

Contoh penghitungan Keuntungan Bersih

Contoh Penghitungan Keuntunga Bersih


Usaha Toko Lampu Hias

Keuntungan bersih =Keuntungan kotor/bulan – Biaya operasional/bulan


Keuntungan Bersih = Rp. 15.000.000,00 – Rp. 10.000.000,00

Perkiraan Keuntungan Bersih Toko Lampu Hias :


= Rp. 5.000.000,00/Bulan

B. MODAL USAHA
1. Pengertian Modal Usaha
Membuka sebuah unit usaha di sector apapun tentuk akan membutuhkan modal usaha.
Modal adalah sekumoulan uang atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan suatu pekerjaan.
Dalam bahasa Inggris, modal disebut dengan capital , yaitu barang yang dihasilkan oeh
alam atau manusia untuk membantu memproduksi barang lain yang dibutuhkan
manusia dengan tujuan memperoleh keuntungan.

2. Jenis-jenis Modal Usaha


Jenis-jenis modal dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan sumber, wujud dan
fungsinya.
a. Berdasarkan Sumber
Modal berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua yaitu, sumber modal internal
dan sumber modal eksternal.
1) Sumber modal Internal, sumber modal internal merupakan modal yang
didapatkan dari dana yang dimiliki usaha itu sendiri, biasanya dari hasil
penjualan. Modal internal sulit digunakan untuk mengembangkan bisnis karena
sifatnya yang terbatas dan sulit didapatkan dalam jumlah besar.
2) Sumber modal Eksternal, sumber modal eksternal adalah modal yang berasal
dari luar perusahaan, seperti pinjaman bank, koperasi atau sumber modal
lainnya. Sumber modal eksternal juga dapat diperoleh dari para kreditur ataupun
investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan.
b. Berdasarkan Fungsi
Modal berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu modal perseorangan
dan modal social
1) Modal Perseorangan, Modal perseorangan adalah modal yang berasal dari
seseorang yang memiliki fungsi memudahkan berbagai aktivitas dan
memberikan laba kepada pemiliknya. Contohnya adalah deposito, property
pribadi, saham dan lainnya.
2) Modal Sosial, Modal social adalah modal yang dimiliki oleh masyarakat secara
umum dalam melakukan kegiatan produksi, contohnya jalan raya, pelabuhan dan
lainnya.
c. Berdasarkan Wujud/Bentuk
Jenis-jenis modal juga dibedakan berdasarkan bentuknya, yaitu modal konkret atau
modal aktif dan moal abstrak atau modal pasif.
1) Modal Konkret (Modal aktif), modal konkret adalah modal aktifyang berarti dapat
dilihat secara kasat mata atau berwujud. Contohnya adalah bahan baku, tempat,
mesin, guang dan bentuk sarana prasarana lainnya.
2) Modal Abstrak (Modal Pasif), Modal Abstrak adalah modal yang tidak dapat
terlihat secara kasat mata. Meskipun demikian, modal ini juga penting untuk
keberlangsungan perusahaan. Contohnya adalah skill tenaga kerja, hak cipta
dan hak pendirian.

2. Manfaat Modal bagi Usaha


Modal memiliki banyak manfaat, antara lain :
a. Sewa tempat
b. Penyediaan bahan produksi
c. Gaji pekerja
d. Simpanan

3. Penghitungan Kebutuhan Modal Usaha


Berdasarkan kegunaannya dalam usaha, modal usaha terbagi atas modal investasi dan
modal kerja
a. Modal Investasi
Modal ini merupakan modal yang dibutuhkan oleh sebuah usaha untuk membiayai
kebutuhan awal usahanya. Contohnya pembelian perlengkapan dan belanja bahan
baku. Penghitungan modal investasi ini akan memberikan gambaran jumlah moal
yang dibutuhkan agar usaha dapat beroperasi.
Berikut ini adalah contoh penghitungan untuk modal investasi. Penghitungan ini
dibuat untuk mengelompokkan kebutuhan-kebutuhan usaha yang masuk pada
kelompok modal investasi.
No Modal Investasi Perkiraan Jumlah
1 Pembelian etalase pajang Rp. 5.000.000,00
2 Renovasi dan pengadaan tambahan daya listrik Rp. 3.000.000,00
3 Belanja Bahan baku Rp. 3.000.000,00
4 3 set kursi + meja Rp. 1.500.000,00
5 Neon Sign dan Banner Rp. 1.500.000,00
6 Rekrutmen dan pelatihan karyawan Rp. 1.000.000,00
7 Peralatan penunjang Rp. 500.000,00
8 Dekorasi Booth dan lokasi Rp. 500.000,00
Total Kebutuhan Modal Investasi Rp. 16.000.000,00

b. Modal Kerja
Modal kerja adalah modal yang dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasional
usaha. Contoh dari kebuuthan biaya operasional, antara lain pembayaran sewa
lokasi (jika dibayar secara bulanan) pembayaran gaji karyawan, pembayaran aneka
tagihan an lain-lain.
Berikut adalah contoh penghitungan modal kejra untuk usaha. Penghitungan moal
kerja dibuat untuk mencatat kebutuhan-kebutuhan operasional usaha. Penghitungan
ini dapat dibuat dengan menghitung perkiraan rencana biaya operasional minimal
selama 1 bulan.

No Modal Investasi Perkiraan Jumlah


1 Sewa lokasi bulan januari Rp. 2.000.000,00
2 Gaji 2 karyawan Rp. 7.000.000,00
3 Pulsa telepon Rp. 500.000,00
4 Transportasi Rp. 400.000,00
5 Retribusi Rp. 100.000,00
6 Kas kecil Rp. 100.000,00
Total Kebutuhan Modal Investasi Rp. 10.100.000,00

C. PENGHITUNGAN KEUNTUNGAN DAN ANALISIS BEP


Break Even Point (BEP) atau titik impas adalah suatu kondisi di mana biaya atau
pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang, sehingga tidak terdapat kerugian ataupun
keuntungan.
Pada kondisi Break Even Point, jumlah pengeluaran yang dibutuhkan untuk biaya produksi
sama dengan pendapatan yang diterima dari hasil penjualannya.
Disebut titik impas karena hasil penghitungan break even point akan membuat perusahaan
tidak mendapatkan laba dan juga tidak mengalami kerugian.
Dengan penentuan BEP dapat diketahui jumlah barang dan harga pada penjualan. Analisis
BEP juga dapat digunakan untuk hal yang lain, seperti analisis laporan keuangan.
Dalam menghitung besarnya BEP atau titik impas diperlukan komponen-komponen sebagai
berikut :
1. Biaya Tetap
Biaya yang jumlah totalnya akan sama dan tetap tidak berubah sedikitpun walaupun
jumlah barang yang diproduksi dan dijual berubah dalam kapasitas normal. Contohnya,
biaya sewa gedung, premi asuransi atau pembayaran pinjaman.
2. Biaya Variabel
Komponen ini berssifat dinamis dan bergantung pada tingkat volume produksinya. Jika
produksi meningkat, biaya variable juga akan meningkat.
3. Harga Jual, harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.

BEP dapat dihitung dalam dua cara, yaitu BEP untuk setiap unit dan BEP untuk setiap
penjualan dalam nilai rupiah.
1. BEP Unit
Penghitungan BEP unit adalah cara menghitung berapa unit jumlah barang atau jasa
yang harus diproduksi untuk mendapatkan titik impas.
Rumus penghitungan BEP unit adalah sebagai berikut :

FC
BEP = ---------------
(P-VC)

Keterangan :
BEP = Break Even Point/Titik Impas per unit
FC = Fixed Cost / Biaya Tetap
P = Price / Harga Per unit
VC = Variable Cost / Biaya variable
Contoh soal perhitungan BEP dalam Unit
Diketahui :
Total biaya tetap (FC) adalah Rp. 40.000.000,00
Total biaya variable (VC) per unit adalah Rp. 40.000,00
Harga jual barang per unit adalah Rp. 80.000,00

Perhitungan BEP Unit adalah sebagai berikut :


BEP = FC/(P-VC)
BEP = Rp. 40.000.000,00/(Rp. 80.000,00-Rp. 40.000,00)
= Rp. 40.000.000,00/Rp. 40.000,00
BEP = 1.000 unit
Artinya, titik impas dapat diperoleh jika mampu menjual 1.000 unit barang

2. BEP Penjualan
Penghitungan BEP penjualan, merupakan penghitungan titik impas dalam bentuk nilai
rupiah.
Rumus penghitungan BEP penjualan adalah sebagai berikut :

FC
BEP = ----------------
1-(VC/P)

Keterangan :
BEP = Break Even Point/Titik Impas per unit
FC = Fixed Cost / Biaya Tetap
P = Price / Harga Per unit
VC = Variable Cost / Biaya variable

Contoh soal penghitungan BEP dalam Rupiah :


Diketahui :
Total biaya tetap (FC) adalah Rp. 40.000.000,00
Total biaya variable (VC) per unit adalah Rp. 40.000,00
Harga jual barang per unit adalah Rp. 80.000,00
Perhitungan BEP Unit adalah sebagai berikut :
BEP = FC/(1-(VC/P))
BEP = Rp. 40.000.000,00/(1-(Rp. 40.000,00/Rp. 80.000,00))
BEP = Rp. 80.000.000,00
Artinya, titik impas dapat diperoleh jika mampu melakukan penjualan sebesar
Rp. 80.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai