Anda di halaman 1dari 9

KD.8.

PENGHITUNGAN BIAYA PRODUKSI

A. Biaya Produksi dan Harga Pokok Penjualan


1. Biaya Produksi
Jika anda sudah menjalankan usaha atau merencanakan usaha tentu anda juga
sudah merencanakan biaya produksi atau jasa yang dihasilkan berserta harga jual dengan
gambaran perolehan keuntungan untuk setiap produk atau jasa yang akan dijual. Oleh
karena itu anda prlu mengetahui biaya produksi untuk sebuah produk atau jasa yang akan
dihasilkan. Penghitungan biaya bertujuan memaksimalkan keuntungan sebuah usaha yaitu
menghasilkan pendapatan dan membandingkannya dengan biaya yang dikeluarkan.
Penghitungan biaya produksi merupakan tahap awal, penghitungan yang sebaiknya
dilakukan sebelum memullai penjualan. Biaya produksi perlu diperhitungkan karena
berkaitan dengan besarnya biaya yang dbutuhkannuntuk menghasilkan produk produk
usahaanya. Biaya produkssi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk dan
jasa dalam sebuah ukuran tertentu..
Beberapa definisi biaya produksi menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a. Mulyadi
Biaya produksi adalah seluruh biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
barang jadi yang siap untuk dijual.
b. Hansen dan Mowen
Biaya produksi adalah total biaya yang berhubungan dengan proses pembuatan barang
dan penyediaan jasa
c. M.Nafarin
Biaya produksi adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan barang yang dihasilkan, di
dalamnya terdapat unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik.

Menerpakan biaya produksi merupakan hal yang sangay penting bagi setiap
perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan mancatat semua bukti
transaksi terkait pengeluaran biaya. Pengumpulan bukti transaksi pencatatan, dan
penentuan atas terjadniya transaksi dengan baik akan menghasilkan penetapan biaya
produksi yang tepat. Adapun tujuan penentuan biaya produksi adalah sebagai berkut :

a. Mengendalikan biaya
Pengeumpulan semua bukti transaksi pencatatan, dan penentuan biaya produksi yang
tepat akan mebuat tugas manajemen semakin mudah dalam hal pengawasan dan
pengendalian biaya untuk produksi.
b. Membantu pengambilan keputusan
2. Komponen Biaya Produksi
Menurut Chaeles T. Hongren unsur unsur biaya produksi adalah sebagai berikut
a. Biaya bahan baku langsung
Biaya ini merupakan biaya yang secara lngsung dipakai untuk memproduksi suatu
barang jadi yang siap dipakai untuk memproduksi suatu barang jadi yang siap dipasarkan.
Bahan baku tersebut mancakup semua bahan yang secara fisik dapat diidentifikasi sebagao
bagian dari produk jadi.
Contohnya besi bekas pada lampu hias, kertas pada produksi buku cetak, dan kanvas
pada luksian
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya biaya bagi semua tenaga kera
langsung yang ditempatkan dan diberdayakan dalam menangani kegiatan produksi
secara langsung. Contohnya tanaga ahli las pada pembuatan lampu hias besi, penuiis pada
penerbitan buku.
c. Biaya overhead parbik
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung
ke output tertentu. Contohnya biaya bahan baku tidak langsung (diluar bahan pokok
produksi), biaya tenaga kerja tidak langsung (diluar tenaga kerja inti untuk produksi), biaya
reparasi dan pemeliharaan mesin, biaya listrik dan ari pabrik, biaya asuransi pabrik, dan
biaya overhead lainnya.

Secara umum, biaya produksi dapat dibedakan menjadi lima, yaitu sebagai berikut :

a. Biaya tetap (Fixed Cost)


Biya tetap adalah biaya yang dikeluarkan sebuah usaha pada periode tertentu dengan
jumlah tetap dan tidak tergantung pada hasil produksi. Contohnya sewa lokasi, gaji
karyawan, biaya administrasi, dan lain lain
b. Biaya variable (variable cost)
Biaya variable adalah biaya yang besarnta dapat berubah rubah sesuai dengan hasil
produksi. Artinya semakain besar hasil produksi semakin besar biaya variabelnya.
Contohnya biaya bonus/lembur, biaya bahan baku yang dikeluarkan berdasarkan jumlah
produksi.
c. Biaya total (Total cost)
Biaya total adala total penjumlahan seluruh biaya tetap dan biaya variable yang digunakan
suatu perusahaan untuk menghasilkan barang jadi dalam satu periode
d. Biaya rata rata (average cost)
Biaya rata rata adalah besarnya biaya produksi yang dihasilkan per unti. Besar biaya rata
rata ini dihitung dengan cara membagikan total biaya dengan jumlah produk yang
dihasilkan
e. Biaya marjinal (marjinal cost)
Biaya marjinal adalah biaya tambahan yang dibutuhkan untuk menghasilkam satu unyi
barang jadi. Biaya ini muncul Ketika dilakukan perluasan produksi dalam rangkan
menambah jumlah barang.
3. Penghitungan Total Biaya Produksi, HPP, dan Penetapan Harga Jual
Hal berikutnya yang perlu Anda ketahui tentang biaya produksi adalah cara membuat
penghitungan biaya produksi adalah cara membuat penghitungan penghitungan biaya produksi
untuk usaha. Anda juga perlu mengetahui cara menentukan harga jual sampai menghitung
keuntungan bersih yang dihasilkan sebuah usaha. Semua pengjitungan biaya produksi ini memiliki
tahapan.
Berikut adalah contoh contoh penghitungan biaya biaya yang berkaitan dengan biaya
produksi dan keuntungan usaha.
a. Menghitung harga pokok produksi
Peghitungan harga pokok produksi adalah penghitungan biaya yang dikeluarkan untuk
membuat produk dan jasa dalam sebuah ukuran tertentu. Conntohnya adlah modal pokok
untuk 1 porsi nasi goreng, 1 buah lukisan, 1 paket jasa dan desain interior, 1 set sofa, atau 1
paket les music. Manfaat penghitungan harga pokok produksiadalah mengetahui secara
akurat jumlah biaya yang dikeluarkan untuk sebuah produk atau jasa yang dihasilkan. Akan
lebih baik jika biaya yang dimasukkan menyangkut biaya produksi saja. Jika ada biaya biaya
lain yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha, sebaiknya tidak digunakan pada biaya produksi.
Biaya lain dapat diperhitungkan dalam biaya operasional di luar biaya pokok produksi
Berikut ini cara menghitung harga pokok produksi (HPP)
Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi dibagi Jumlah Produk yang Dihasilkan

Total Biaya Produksi


HPP = -------------------------------------------------------
Jumlah Produk yang DIhasilkan

Contoh 1. Cara penghitungan Harga Pokok Produk


Seorang calon pengusaha desain interior yang menjual sebuah lampu hias dari besi bekas ingin
menghitung HPP sebuah lampu yanh dohasilkannya untuk membuat 1 buah lampu hias, ia
membutuhkan biaya sebagai berikut

Contoh Penghitungan Harga Pokok Produk

No Bahan Baku Biaya yang dikeluarkan


1. Besi Bekas (1Kg) Rp. 6.000,00
2. Bola Lampu Khusus (1buah) Rp. 10.000,00
3. Hiasan Tambahan (1paket) Rp. 4.000,00
4. Peralatan Kelistirkan Lanpu (1 paket) Rp. 20.000,00
Total Biaya Bahan Rp. 50.000,00

Penghitungannya adalah sebagai berikut


Total biaya bahan Rp. 50.000,00
Jumlah produk yang dihasilkan 1 buah
Harga Pokok Produkai

Total Biaya Produksi Rp. 50.000,00


HPP = ------------------------------------------------------- = -------------------------- = Rp.50.000,00
Jumlah Produk yang DIhasilkan 1

Contoh 2. Cara Penghitungan HPP Usaha Jasa.

Seorang calon pengusaha les alat music gitar online. Ingin menghitung HPP paket kursus gitar
sebanayk 10 kali pertemuan online melalui videp cell. Penghitungannya antara lain sebagai berikut :

No Biaya Produksi Jasa Biaya yang dikeluarkan


1. Jasa guru 1 kali pertemuan Rp. 70.000,00
2. Biaya modul ajar Rp. 5.000,00
Total Biaya Produksi Jasa Rp. 75.000,00

Penghitungannya adalah sebagai berikut


Total Biaya Produksi Jasa Rp. 50.000,00
HPP = ------------------------------------------------------- = --------------..------------ = Rp.50.000,00
Jumlah yang DIhasilkan 1 kali pertemuan

HPP 1 Paket Kursus 10 kali pertemuan = Rp. 750.000,00, Jadi HPP untuk Paket Kursus 10 kali
pertemuan adalah Rp. 750.000,00

b. Menentukan Harga Jual


Jika anda ingin menjual produk usaha, anda perlu menentukan harga jual produk atau jasa
usaha. Lantas bagaimana cara menentukan harga jual yang tepat untuk sebuah produk atau jasa
usaha?. Akan lebih baik jika anda melakukan survei terlebih dahulu untuk mengetahui harga
tertinggi, harga pasaran, dan harga terendah produk atau jasa dari usaha sejenis. Tentukan harga
di kisaran harga pasaran atau jika memungkinkan harga terendah di sekitar lingkungan usaha
anda. Jika anda ingin menyamakan harga jual produk anda dengan harga tertinggi di pasaran,
pastikan produk anda memiliki nilai tambhah atau keuntungan lebih sehingga pembeli tidak
merasa rugi membeli produk atau jasa anda.
Setelah mengetahui besarnya harga pasaran, cobalah kurangi dengan HPP. Jika terdapat
kelebihan, itu bertarti anda dapat berpotensi memperoleh keuntungan. Namun penghitungannya
masih memiliki nilai kerugian, anda perlu melakukan uji coba dengan pergantian bahan atau
melakukan efisiensi lainnya agar dapat memeperoleh kelebihan sedikit dari harga jual. Jika sudah
tidak mampu lagi melakukan efisiensi untuk memperoleh keuntungan.

Contoh Penetapan Harga Jual


Masih dengan contoh usaha desain interior yang memproduksi lampu hias dari bahan besi
sebelumnya. Jika harga pasaran untuk lampu hias adalah Rp. 125.000,00 sampai dengan Rp.
150.000,00 dan harga terendah Rp. 100.000,00 berapa harga jual yanh alan ditetapkan pemilik usaha
lampu hias

Contoh menetukan harga jual


Jika pemilik usaha ingin menetapkan produknya pada harga terendah yaotu Rp. 100.;000,00,
penghitungannya adalah sebagai berout :
Harga jual – Harga Pokok Produksi = Rp. 100.000,00 Rp. 50.000,00 = Rp. 50.000,00
Keuntungan kotor per unit = Rp.50.000,00 (50% dari harga jual).
Jumlah penghitungan Rp. 50.000,00 ,erupakan keuntungan kotor untuk setiap lampu hias.
Jika penghitungan keuntungan masih berada pada angka 30% sampai 50%, boleh saja ditetapkan
langsung harga jualnya, dosertaoi penghitungan target jumlah produkl yang harus terjual,
Keintungan di bawah 10% dari harga jual alan sangat beresiko karena masih ada biaya biaya lain
yang harus dikeluarkan, seperti biaya operasional. Pemilik usaha boleh saja menetapkan keuntungan
10% dari harga jual, Namun, jumlah unti persediaan atau kuantyitasnya harus besar agar dapat
menutupi biaya operasional.
Cara penetapan harga tersebut dapat jiga digunakan untuk berbagai jeniss usaha atau sector
sector usaha lainnya

c. Penghitungan biaya operasional


Penghitungan biaya operasional adalah penghitungan pengeluaran operasional sehari hari.
Contoh biaya operasional dalam sebuah usaha, antara lain gaji karyawan, biayab listrik, biaya
telepon, biaya transportasi, dan biaya pelengkap lainnya. Sebuah unti usaha tentu
membutuhkan biaya untuk ,emjalankan usahanya sehari hari. Oleh karena itu, sebaiknya biaya
ini diperhitungkan sejak awal sebelum memulai usaha. Biaya operasional diperhitungkan secara
harian untuk biaya yang dikeluarkan secaera harian , kemudian dapat diakumulasi selama 1
bulan bersdama biaya biaya yang dikeluarkan untuk periode bulanan.

Contoh penghitungan biaya operasional


Dengan rencsns pembukaan took lampu hias untuk interior rumah, pemilik usaha akan
menyewa lokasi usaha. Lokasi yang dipilih berbiaya sewa Rp. 2.000.000,00 per bulan sudah
termasuk listrik dan service charge, dengan 2 karyawan yang bekerja bergantian dengan gaji Rp.
3.500.000,00/orang. Berapa perkiraan biaya operasional usaha took lampu hias per bulan ?

Contoh Penghitungan Biaya Operasional Usaha Toko Lampu Hias per Bulan
Uasaha Toko Lampu Hias

Keuntungan Bersih = Keuntungan kotor/bulan --- Biaya Operasional/bulan


Keuntungn bersih = Rp.15.000.000,00 --- RRp. 10.000.000,00
Perkiraan keuntungan bersih took lampu hiass = Rp.5.000.000,00/bulan

Tahapan penghitungan keuntungan adalah menghitung total keuntungan bersih yang diperoleh
sebuah usaha setiap bulannya. Jika usaha anda memiliki lebih dari satu buah produk, tentu
tahapan penghitungan HPP dihitung untuk tiap produk karena biaya produksi tiap produk
tidaklah sama. Selain itu, harga jual dan jumlah keuntungan tia[ produk juga tidak sama, bahkan
target atau jumlah penjualan produknya juga berbed anatara satu dan lainnya.
Oleh karena itu jika usaha anda memiliki jumlah produk labih dari 1, perhitungan HPP
sampai pada tahap penghitungan keuntungan kotor per unit dan total jumlah perolehan
keuntungan per bulan. Setelah itu akumulasikan dengan perhitungan produk lain barulah
dikurangi biaya operasional. Barulah anda akan memperoleh penghitungan hasil keuntungaan
bersih selama 1 bulan.

B. Modal Usaha
1. Definisi modal usaha
Membuka sebuah usaha di sekitar apa pub tentu akan membutuhkan moidal usaha. Modal
adalag sekumpulan uang atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk melaksnakan
suatu pekerjaan. Dalam Bahasa inggris modal disebut dengan capital yaitu barang yang
dihasilkan oleh alam atau manusia untuk membantu memproduksi barang laun yang
dibutuhkan manusia dengan tujuan memperoleh keuntungan. Adapun menurut kamus
Besar Bahasa Indonesia modal adalah uang yang digunakan sebagao pokok (induk) untuk
bercagang :harta benada (uang, barang) yang dapat digunakan dalam menghasilkan sesuatu
yang mampu menaambah kekayaan, dan lain-lain
Definisi modal usaha menurut ahli adalah sebagai berikut :
a. Lawrence J. Gitman
Modal adalah bentuk pinjaman dakam jangka waktu tertentu yang dimiliki oleh
perusahaan ataunsemua hal myang ada di bagian kanan nerca perusahaan selain
kewajiban saat ini.
b. Bambang Riyanto
Modal adalah hasil produksi yang digunakan Kembali untuk memproduksi lebih lanjut.
Dalam perkembangannya modal mengacu pada nilai, daya beli, ataupun kekuasaan
yang ada dalam barang barang modal
c. Drs. Moekijat
Modal adalah semua hal yang dimiliki oleh peursahaan, meliputi uang tunai, kredit, hak
membuat, serta menjual ssesuatu (berupa paten), mesinmesin, dan propeerti. Namun
sering juga istilah modal digunakan untuk menggambarkan hak milik ntoltal yang
tersendiri yang ditanam, surpulus dan semua keuntungan yang tidak dibagi.
2. Jenis jenis moidal usaha
Jenis njenis modal usaha dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, berdasarkan sumber, wujud,
dan fungsinya.
a. Berdasarkaan sumber
Modal berdasarkannsumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu sumber modal internal
dan sumber modal eksternal
1) Sumber midal internal
Sumber modal internal yauty modal yang dipdapatkan dari dana yang dimiliki oleh
usaha itu sendiri, biasanya dari hasil penjualan.Modal internal sulit digunakan untuk
mengembangakan bisnis karena sifatnya yang terbatas dan sulit didapatkan dalam
jumlah besar.
2) Sumber midal eksternal
Sumber midal eksternaal adalah sumber modal yang berasal dari luar perusahaan,
seperti pinjaman bank, koperasi, atau sumber modal linnya. Sumber modal
eksternal juga dapat diperoleh dari para kreditur ataupun investor yang
menanamkan modalnya pada perusahaan.
b. Berdasarkan fungsi
Modal berdasarkan fungsinya dapat dibagi menjadi dua, yaitu modal perorangan dan
modal social.
1) Modal perseorangan
Modal perseorangan adalah modal yang berasal dari seseorang yang memiliki
fungsi memudahkan berbagai aktivitas dan memberikan laba kepada pemiliknya.
Contohnya adalah deposito, property pribadi, sham dan linnya.
2) Modal social
Modal sosisal adalah modal yang dimiliki oleh masyarakat yang memberikan
keuntungan bagi masyarakat secara umum dalam melakukan kegiatan produksi.
Contohnya adalah jalan raya, pelabuhan daan lainnya
c. Berdasarkan bentuk
Jenis jenis modal juga dibedakan berdasarkan ventuknya yaitu modal konkret atau
modal aktif dan modal abstrak atau modal pasif
1) Modal konkrit (modal aktif)
Modal konkrit atau modal aktif yang berarti dapat dilihat secara kasat mata atau
berwujud. Contohnya adalah bahan baku, tempat, mesin, Gudang, dan bentuka
sarana prasarana lainnya.
2) Modal abstrak (modal pasif)
Modal abstrak adalah modal yang tidak dapat terlihat secara kasat mata. Meskipun
demikian, modal ini juga penting untuk keberlangsungan perusahaan. Vontohnya
adalag skil tanaga kerja, hak cipta, dan hak pendirian.
3. Manfaat modal bagi usaha
Modaladalah hal vital yang wajib dimiliki sebuah usaha, apalagu untuk perusahaan
yang sedang berkembang. Tanpa modal, bisnis akan keulitan untuk menjalankan kegiatan
kegiatannya.
Modal menjadi hal yang penting karena keberadaannya membantu untuk
memproduksi barang lainyaa yang dibutuhkan manusia dengan tujuan memperoleh
keuntungan.Modal memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai berikut:
a. Sewa tempat
Jika tidak memiliki lahan sendiri untuk berbisnis, anda memerlukan sewa tempat.
Ketersediaan modal penting untuk urusan sewa tempat disbanding harus membeli
lahan yang harganya jauh lebih mahal
b. Penyediaan bahan produksi
Modal diperlukan untuk menyediakan bahan bahan produksi termassuk bahan baku,
perlatan penunjnag, dan mesin produksi.
c. Gaji pekerja
Menjalanakan perusahaan tentu tidak terlepas dari anggita anggota perusahaan, dalam
hal ini pegawai atau tenaga kerja. Ketersediaan modal diperlukan untuk memberi hak-
hak karyawan, seperti gaji, tunjangan, bahkan asuransi keselamatan kerja.
d. Simpanan
Modal tidak harus sepenuhnya dialokasikan untuk kepentingan produksi, tetapi nisa
juga disimpaan. Hal ini untuk megantisipasi hal hal yang tidaak diinginkan, seperti
deficit, kekurangan biaya operasional, atau terjadi pebingkatan permintaan pasar.
4. Penghitungan kebutuhan midal usaha
Berasarkan kegunannya dalam usaha modal usaha terbagi atas modal investasi dan modal
kerja
a. Modal investasi
Modal ini merupakan modal yang dibutuhkan oleh sebuah usaha untuk mebiayai
kebutuhan awal usahanya.
Contih pembelian peralatan, perlengkapan, dan belanja, bahan baku. Penghitungan
modal investasi ini akan dapat beroperasi.
Berikut adalah contoh penghitungan untuk modal investasi. Penghitungan ini dibuat
untuk mengelompokkan kebutuhan kebutuhan usaha yang masuk pada kelompok
modal investasi.

No Modal Investasi Perkiraan Jumlah


1. Pembelia Etalase Pajang Rp…………55.000.000,00
2. Renovasi dan pengadaan tambahan daya listrik Rp…………53.000.000,00
3. Belanja bahan baku Rp…………53.000.000,00
4. 3 set kursi dan meja Rp…………51.500.000,00
5. Neon Sign dan Banner Rp…………51.00.000,00
6. Rekruitmen dan Pelatihan Karyawan Rp…………51.000.000,00
7. Peralatan Penunjang Rp…………5 500.000,00
8. Dekorasi Booth dan Lokasi Rp…………5 500.000,00
Total Kebutuhan Rp…………16.000.000,00
b. Modal Kerja
Modal kerja adalah modal yang dibutuhkan untuk mebiayai kegiatan operasonal usaha.
Vontoh dari kebituhan biaya opersional antara lain pembayaran sewa lokasi (jika
dibayar bulanan), pembayaran gaji karyawan, pembayaran aneka tagihan, dan lain lain.
Berikut adalah contoh penghoitungan modalmkerja untuk usaha. Pengjitungan
modalkerja dibuat untuk menctat kebutuhan kebutuhan operasional usaha.
Penghitngan ini dapat dibuat dengan mengitung perkiraan rencana biaya operasional
minimnal 1 bulan.

Contoh Penghitungan Modal Kerja Usaha Toko Lampu Hias

No Modal Investasi Perkiraan Jumlah


1. Sewa Lokasi Bulan januari Rp…………52.000.000,00
2. Gaji 2 karyawan Rp…………57.000.000,00
3. Pulsa telepon Rp…………5 500.000,00
4. Transportasi Rp…………5 400.000,00
5. Restribusi Rp…………5 100.000,00
6. Kas kecil Rp…………5 100.000,00
Total Kebutuhan Rp…………10.100.000,00

C. Penghitungan Keuntungan Usaha dan Analisis BEP

Break even point (BEP) atau titik impas adalah suatu kondisi di mana biaya atau pengeluaran
dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat keuntungan maupun kerugian. Pada
kondisi nbreak event point, jumlah pengeluaran yang dibutuhkan untuk biaya produksi sama
dengan pendapatan yang diterima dari hasil penjualannya. Disebut titik impas karena hasil
penghitungan break event point tidak mendapatkan leba dan juga tidak mengalami kerugian.
Dengan penentuan BEP dapatdiketahui jumlah barang dan harga pada penjualan. Analisa BEP
juga dapat digunakan untuk hal yang lain, seperti analisis llaporan keuangan.
Dalam menghitung besarnya BERP atau titik impas, diperlukan komponen komponen sebagai
berikut :
1) Biaya tetap
Biaya yang jumlah totalnya akan sama dan tetap tidak berubah sedikitpun walaupun jumlah
barang yang diproduksi danj dijual berubah dalam kapasitas normal. Contohnya biaya sewa
Gedung, premi asuransi, atau pembayaran pinjaman.
2) Biaya Variabel
Komponen ini bersifat dinamis dan bergantung pada tingkat volume produksinya. Jika
produksi meningkat, biaya variable juga meningkat.
3) Harga jual
Harga jual per unti barang atau jasa yang telah diproduksi

BEP dapat dihitung dalam du acara yaitu BEO untuk setiap unit dan BEP untuk setiap penjualan
dalam nilai rupiah.

1. BEP unit
Penghitungan BEP unit adalah cara menghitung berapa unit jumkah barang atau jasa yang
harus diproduksi untuk mendapatkan titik impas. Rumus penghitungan BEP unit adalah
sebagao berikut :
FC (Foxed Cost)
BEP :
((P VC)

Keterangan
BEP = Break Event Point / titik impas per unit
FC = Fixed Cost/Biaya Tetap
P = Price/harga per unit
VC = Variabel cost/Biaya variable

2. BEP penjualan
Penghitungan BEP penjualan merupakam penghitungan titki impas dalam bentuk nilai
rupiah. Rumus penghitungan BEP penjualan adalah sebagai berikut:

FC (Foxed Cost)
BEP :
((P VC)

Keterangan
BEP = Break Event Point / titik impas per unit
FC = Fixed Cost/Biaya Tetap
P = Price/harga per unit
VC = Variabel cost/Biaya variabel

Contoh soal

Diketahui

Total biaya tetap (FIXED COST/FC) adalah Rp. 40.000.000,00

Total Biaya Variabel (VARIABEL COST/VC) adalah Rp. 40.000,0

Harga jual barang per unit ada;ah Rp. 80.000,00

Penghituingan BEP Unit adalag sebagai berikut

BEP = FC / (1((P VC)

BEP = Rp. 40.000.000,00 / (1((Rp. 40.000,00 Rp.80.000,00)

BEP = Rp. 80.000.000,00

Artinya titk impas dapat diperoleh jika mampu melakukan penjualan sebesar Rp. 80.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai