Anda di halaman 1dari 19

A.

Biaya Produksi
dan Harga
Pokok

Penjualan (HPP)
1. Biaya Produksi

Jika anda sudah menjalankan usaha atau sudah merencanakan usaha,tentu anda juga sudah
merencanakan biaya produksi untuk produk atau jasa yang dihasilkan beserta harga jual dengan harga
perolehan keuntungan untuk setiap produk atau jasa yang akan dijual. Oleh karena itu, Anda perlu
mengetahui cara penghitungan biaya produksi untuk sebuah produk atau jasa yang dihasilkan usaha.
Penghitungan biaya bertujuan memaksimalkan keuntungan sebuah usaha, yaitu menghasilkan
pendapatan dan membandingkannya dengan biaya yang dikeluarkan.
Sumber: freepik.com

Gambar 8.1 biaya produksi harus sudah direncanakan sebelum memulai usaha.

Penghitungan biaya produksi merupakan tahap awal penghitungan yang sebaliknya dilakukan sebelum
memulai penjualan. Biaya produksi perlu diperhitungkan karena berkaitan dengan besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan produk-produk usahanya. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan
untuk membuat produk dan jasa dalam sebuah ukuran tertentu.

Beberapa definisi biaya produksi menurut para ahli adalah sebagai berikut.

a. Mulyadi

Biaya produksi adalah seluruh biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi
yang siap untuk dijual.

b. Hansen dan Mowen

Biaya produksi adalah biaya total biaya yang berhubungan dengan proses pembuatan barang dan
penyediaan jasa.

c. M.Nafarin

Biaya produksi adalah seluruh biaya yang berhubungan dengan barang yang dihasilkan, didalamnya
terdapat unsur biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Menetapkan biaya produksi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan mencatat semua bukti transaksi terkait pengeluaran biaya.
Pengumpulan bukti transaksi, pencatatan, dan penentuan atas terjadinya transaksi dengan baik akan
mengahasilkan penetapan biaya produksi yang tepat. Adapun tujuan penentuan biaya produksi adalah
sebagai berikut.

a. Mengendalikan biaya
Pengumpulan semua bukti transaksi, pencatatan, dan penentuan biaya produksi yang tepat akan
membuat tugas manajemen semakin mudah dalam hal pengawasan dan pengendalian biaya untuk
produksi.

b. Membuat pengambilan keputusan

Penentuan biaya produksi juga sangat membantu suatu usaha untuk mengambil keputusan jangka
pendek, diantaranya pembelian bahan baku, pembelian alat produksi, dan penentuan harga jual barang
jadi.

2. Komponen Biaya Produksi

Menurut Charles T.Hongren, unsur-unsur biaya produksi adalah sebagai berikut.

a. biaya bahan baku langsung

Biaya ini merupakan biaya bahan yang secara langsung dipakai untuk memproduksi suatu barang jadi
yang siap dipasarkan. Bahan baku tersebut mencakup semua bahan yang secara fisik dapat diidentifikasi
sebagai bagian dari produk jadi.

Contohnya besi bekas pada lampu hias, kertas pada produksi buku cetak, dan kanvas pada lukisan.

b. Biaya tenaga kerja langsung


Biaya teaga kerja langsung merupakan biaya – biaya bagi semua tenaga kerja langsung
yang ditempatkan dan diperdayakan dalam menangani kegiatan produksi secara langsung.
Contohnya tenaga ahli las pada pembuat lampu hias besi, penulis pada usaha buku, dan peukis
pada usaaha galeri lukisan.

c. Biaya overhead pabrik


Biaya Overhead pabrik adalah semua biaya manufaktur yang tidak dtelusuri secara
langsung ke output tertentu. Contohnya biaya bahan baku tidak langsung (dilua bahan baku
pokok), biaya tenaga kerja tidak langsung (diluar tenaga kerja inti untuk produksi), biaya reparasi
dan peliharaan mesin, biaya listrik dan air pabrik, biaya asuransi pabrik, dan biaya overhead lain -
lain.

Sumber: fanijanhua, freepik.com

Gambar 8.2 Salah satu contoh biaya overhead pabik adala biaya pemelihraan mesin.

Secara umum, biaya poduksi dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu sebagai berikut.

a. Biaya tetap (fixed cost/FC)


Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan sebuah usaha pada pariode tertentu dengan
jumlah yang tetap dan tidak bergantung pada hasil produksi. Contohnya sewa lokasi, gaji tetap
karyawan, biaya administrasi, dan lain – lain.

201

b. Biaya variable (variable cost/VC)


Biaya variable adalah biaya yang besarannya dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil
produksi. Artinya, semakin besar hasil produksi, semakin besar biaya variabelnya. Contohnya,
biaa bonus/lembur pekerja atau biaya bahan baku yang dikeluarkan berdasarkan jumlah produksi.

c. Biaya total ( total cost/TC)


Biaya total adalah total penjumlahan seluruh biaya tetap dan biaa variasi yang digunakan
suatu perusahaan untuk menghasilkan barang jadi dalam satu pariode tertentu.

d. Biaya rata – rata (average cost/AC)


Biaya rata – rata adalah besarnya biaya produksi yang dihasilkan perunit. Besar biaya
rata- rata ini dihitung dengan cara membagikan total biaya dengan jumlah produk yang
dihasilkan.

e. Biaya majinal (marginal cost/MC)


Biaya marjinal adalah biaya tambahan yang dbtuhkan untuk menghasilkan satu unit
barang jadi. Biaya ini muncul ketika dilakukan peluasan produksi dalam rangka menambah
jumlah barang yang dihasailkan.

3. Penghitung total biaya produksi, HPP, dan penetapan harga jual


Hal berikutya yang perlu anda ketahui tentang biaya produsi adalah cara membuat
perhitungan – perhitungan biaya produksi untuk usaha. Anda juga erlu mengetahui cara
menentukan haga jual sampai menghitung keuntungan kotor dan keuntungan bersih
dihasilkan sebuah usaha, semua perhitungan biaya produksi ini memiliki tahapan.

Berikut adalah contoh-contoh perhitugan biaya-biaya yang berkaitan dengan biaya


produksi dan keuntungan usaha.

a. Menghitung harga pokok produksi


Penghitungan harga pokok produksi adalah penghitungan biaya yan dikeluarkan
untuk membuat produksi dan jasa dalam sebuah ukuran tertentu. Contohnya adalah modal
pokok untuk 1 porsi nasi oreng, 1 buah lukisan, 1 paket jasa desain interior, 1 set sofa, atau 1
paket les music, mamfaat perhitungan harga pokok produksi adalah mengetahui secara akurat
jumlah biaya yang dikeluakan untuk sebuah produk atau jasa yang dihasilka. Akan lebih baik
jika biaya yang dimasukan menyangkut biaya produksi saja. Jika ada biaya-biaya.

202

lain yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha, sebaiknya tidak dimasukkan pada biaya produksi.
Biaya lain dapat diperhitungkan dalam biaya operasional di luar biaya pokok produksi.
Berikut rumus cara penghitungan HPP.

HPP = Total Biaya Produksi


Jumlah yang Dihasilkan

Contoh 1: Cara Penghitungan HPP Produk


Seorang calon pengusaha desain interior yang menjual sebuah lampu hias dari besi
bekas ingin menghitung HPP sebuah lampu yang dihasilkannya. Untuk membuat 1 buah lampu
hias, ia membutuhkan biaya sebagai berikut.
Tabel 8.1 Contoh Penghitungan HPP Produk.

NO Bahan Baku Biaya yang Dikeluarkan


1 Besi Bekas (1 kg) Rp. 6.000,00
2 Bola Lampu Khusus (1 buah) Rp. 10.000,00
3 Hiasan Tambahan (1 paket) Rp 4.000,00
4 Peralatan Kelistrikan Lampu (1 paket) Rp. 20.000,00
Total Biaya Bahan Rp. 40.000,00

Penghitungannya adalah sebagai berikut.

Penghitungan HPP Lampu Hias


HPP = Total Biaya Produksi
Jumlah yang Dihasilkan
HPP = Rp. 40.000,00 = Rp. 40.000,00
1
Jadi HPP 1 buah lampu hias adalah= Rp. 40.000,00

Contoh 2: Cara Penghitungan HPP Usaha Jasa


Seorang calon pengusaha les alat gitar online ingin menghitung HPP paket kursus gitar
sebanyak 10 kali pertemuan online melalui video call. Penghitungannya antara lain sebagai
berikut.

Bab 8 | Perhitungan Biaya Produksidan Keuntungan Usaha

| 203
Tabel 8.2 Contoh Penghitungan HPP Usaha Jasa.

NO Biaya Produksi Jasa Biaya yang Dikeluarkan


1. Jasa guru 1 kali pertemuan Rp. 70.000,00
2. Biaya modul ajar Rp. 5.000,00
Total Biaya Produksi Jasa Rp. 75.000,00

Penghitungannya adalah sebagai berikut.

Contoh Penghitungan HPP Usaha Les Gitar Online


HPP = Total biaya produksi
Jumlah yang dihasilkan
HPP = Rp75.000,00 = Rp75.000,00
1 kali pertemuan
HPP 1 paket Kursus 10 kali Pertemuan =Rp750.000,00

Jadi, HPP untuk Paket Kursus 10 kali Pertemuan = Rp750.000,00

b. Menentukan harga jual


Jika Anda ingin menjual produk usaha, Anda perlu menentukan harga jual produk atau
jasa usaha. Lantas, bagaimana cara menentukan harga jual yang tepat untuk sebuah produk
atau jasa usaha? Akan lebih baik jika Anda melalukan survei terlebih dahulu untuk mengetahui
harga tertinggi, harga pasaran, dan harga terendah produk atau jasa dari usaha sejenis.
Tentukan harga di kisaran harga pasaran atau jika memungkinkan harga terendah disekitar
lingkungan usaha Anda. Jika Anda ingin menyamakan harga jual produk Anda dengan harga
tertinggi dipasaran, pastikan produk Anda memiliki nilai tambah atau keuntungan lebih
sehingga pembeli tidak merasa rugi membeli produk atau jasa Anda.
Setelah mengetahui besaran harga pasaran, cobalah kurangi dengan HPP. Jika
terdapat kelebihan, itu berarti Anda dapat berpotensi memperoleh keuntungan. Namun, jika
penghitungannya masih memiliki nilai kerugian, Anda perlu melakukan uji coba dengan
melakukan pergantian bahan atau melakukan efisiensi lainnya agar dapat memperoleh
kelebihan dari penjualan yang dilakukan. Anda juga dapat menaikkan sedikit harga jual jika
sudah tidak mampu lagi melakukan efisiensi untuk memperoleh keuntungan.

Produk Kreativitas dan Kewirausahaan untuk SMK /MAK Kelas XII | 204

Contoh Penetapan harga jual


Masih dengan contoh usaha desain interior yang memproduksi lampu hias dari bahan besi pada

contoh sebelumnya. Jika harga pasaran untuk lampu hias sejenis adalah RP.150.000,00 dan harga

terendah RP.100.000,00, beberapa harga jual yang akan ditetapkan pemilik usaha lampu hias?

Contoh Menentukan Harga Jual

Jika pemilik usaha ingin menetapkan produknya pada harga terendah, yaitu RP.100.000,00,

penghitungnya adalah sebagai berikut.

Harga Jual-HPP = Rp.100.000,00-Rp.50.000,00

Keuntungan Kotor/Unit = Rp.50.000,00 (50% dari harga jual)

Jumlah penghitungan Rp.50.000,00 merupakan keuntungan kotor untuk setiap lampu hias, jika

penghitungan keuntungan kotor masih berada pada angka rata-rata 30%-5%, boleh saja ditetapkan

langsung harga jualnya disertai penghitungan target jumlah produk yang harus dijual.

Keuntungan di bawah 10% dari harga jual akan sangat berisiko karena masih ada biaya-biaya lain

yang harus dikeluarkan, seperti biaya operasional. Pemilik usaha boleh saja menetapkan

keuntungan sebesar 10% dari harga jual. Namun, jumlah unit penjualan atau kuantitasnya harus

besar agar dapat menutupi biaya operasionalnya.

Cara penetapan harga tersebut dapat juga digunakan untuk berbagai jenis usaha atau sektor-sektor
usaha lainnya.

c. Menghitung Biaya Operasional


Penghitungan biaya operasional adalah penghitungan pengeluaran operasional usaha sehari-hari.
Contoh biaya operasional dalam sebuah usaha, antara lain gaji karyawan, biaya listrik, telepon, biaya
transportasi, dan biaya perlengkapan lainnya. Sebuah unit usaha tentu membutuhkan biaya untuk
menjalankan usaha sehari-hari. Oleh karena itu, sebaiknya biaya ini diperhitungkan sejak awal sebelum
memulai usaha. Biaya operasional diperhitungkan secara harian untuk biaya yang perlu dikeluarkan
secara harian, kemudian dapat diakumulasi selama 1 bulan selama biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
periode bulanan.

205

Contoh penghitungan biaya operasional


Dengan rencana pembukaan toko lampu hias untuk interior rumah, pemilik usaha akan menyewa
lokasi usaha. Lokasi yang di pilih berbiaya sewa RP.2.000.000,00 per bulan, sudah termasuk listrik dan
service charge, dengan 2 karyawan yang bekerja bergantian dengan gaji RP.3.500.000,00/orang. Berapa
perkiraan biaya operasional usaha toko lampu hias per bulan?

Contoh Penghitungan Biaya Operasional Usaha Toko Lampu Hias Per Bulan

Gaji karyawan 2 orang Rp. 7.000.000,00

Sewa Tempat Rp. 2.000.000,00

Biaya Telepon Rp. 500.000,00

ATK dan Plastik Kemasan Rp. 300.000,00

Biaya keamanan dan kebersihan Rp. 200.000,00

Total Biaya Operasional Rp. 10.000.000,00

d. Mengetahui gambaran penghitungan keuntungan kotor


Penghitungan keuntungan kotor dalam usaha adalah penghitungan total perolehan keuntungan

sebelum dikurangi biaya operasional dan pajak. Sebelum memulai usaha, sebaiknya anda membuat

perkiraan target penjualan untuk menghitung perkiraan keuntungan yang akan didapat.

Penghitungan keuntungan kotor yang dapat dihitung adalah penghitungan keuntungan kotor untuk

setiap buah, setiap hari, sejumlah pesanan, setiap minggu, dan setiap bulan. Memang, menghitung

pendapatan keuntungan kotor setiap bulan harus melalui tahapan penghitungan setiap buah, setiap

hari, atau setiap minggu. Untuk pendapatan sejumlah pesanan, biasanya dikhususkan untuk usaha yang

tidak rutin setiap hari pemasukannya atau sedang ada pesanan saja.

Karena sebelumnya kita telah melakukan proses penghitungan untuk usaha toko lampu hias,

contoh berikutnya akan melanjutkan untuk menghitung keuntungan toko lampu hias tersebut. Namun,

penghitungan ini dapat menjadi contoh untuk usaha-usaha yang lain.

Contoh penghitungan keuntungan kotor

Jika target dari pemilik usaha menjual 10 buah lampu hias setiap hari, berapa keuntungan kotor yang
akan diperoleh setiap bulannya? Harga jual lampu hias per buah ditetapkan Rp.100.000,00 per buah dan
HPP per buah adalah Rp.50.000,00.
206

Rumus penghitungannya adalah sebagai berikut:


Keuntungan Kotor per Hari = Harga Jual – HPP x Jumlah penjualan/Hari
Keuntungan Kotor per Bulan = Penjumlahan Keuntungan Kotor setiap hari selama 1 bulan
Cara penghitungannya adalah sebagai berikut.
Cotoh Penghitungannya Keuntungan Kotor
Usaha Toko Lampu Hias
Penghitungan Keuntungan Kotor per Hari
=(Rp100.000,00 – Rp50.000,00) X 10
=Rp.50.000,00 X 10
=Rp500.000,00
Dalam 1 hari dengan penjualan 10 buah, keutungan
kotor yang diperoleh oleh usaha antara lain sebesar
Rp.500.000,00
Jika penjualan lampu hias rata-rata dalam jumlah 10
Buah/hari, penghitungan keuntungan kotor 1 bulan (30 hari)
adalah:
Keuntungan kotor toko lampu hias per bulan
= Rp500.000,00 X 30 hari =Rp15.000.000,00
Perkiraan Keuntungan Kotor Toko Lampu Hias per Bulan
= RP15.000.000,00
e. Mengetahui gambaran penghitungan keuntungan bersih
Setelah Anda mengetahui penghitungan keuntugan
kotor, tahapan selanjutnya adalah melakukan penghitungan
keuntungan bersih. Dengan penghitungan ini, Anda akan
mengetahui berapa keuntungan bersih yang dihasilkan oleh kegiatan usaha Anda.
Rumus penghitungannya adalah sebagai berikut.
Keuntungan Bersih Usaha per Bulan
=Total keuntungan Kotor/Bulan – Biaya Operasional/Bulan
Contoh penghitungan keuntungan bersih
Melanjutkan penghitungan usaha toko lampu hias
sebelumnya, kali ini kita menghitung keuntungan bersih
yang diperoleh toko lampu hias tersebut.
207

Contoh Penghitungan Keuntungan Bersih

Usaha Toko Lampu Hias

Keuntungan Bersih = Keuntungan Kotor/Bulan - Biaya Operasional/Bulan

Keuntungan Bersih = Rp15.000.000,00 – Rp10.000.000,00

Perkiraan Keuntungan Bersih Toko Lampu Hias = + Rp5.000.000,00/Bulan

Tahapan penghitungan keuntungan adalah menghitung

total keuntugan bersih yang diperoleh sebuah usaha setiap bulannya. Jika usaha Anda memiliki lebih
dari satu buah produk, tentu tahapa penghitungan HPP dihitung untuk tiap produk karena biaya
produksi tiap produk tidaklah sama. Selain itu, harga jual dan jumlah keuntungan tiap produk juga tidak
sama, bahka target atau jumlah penjualan produknya juga berbeda antara satu dan lainnya.

Oleh karena itu, jika usaha Anda memiliki jumlah

produk lebih dari 1, perhitungkan HPP sampai pada tahap penghitungan keuntungan kotor per unit dan
total jumlah perolehan keuntungan per bulan. Setelah itu, akumulasikan dengan penghitungan produk
lain barulah dikurangi biaya operasional. Barulah Anda akan memperoleh penghitungan hasil
keuntungan bersih selama 1 bulan.

Tugas Madiri

Menghitung HPP Produk/Jasa Usaha

Setelah menetapkan jenis usaha dan mulai membuat prototype atau produk usaha yang akan dijual,
pada a ini Anda perlu membuat beberapa perencanaan penghitungan berikut.

a. Hitunglah harga pokok produksi atau HPP untuk setiap produk atau jasa yang Anda buat dengan
contoh penghitungan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jika Anda memiliki lebih dari satu
produk, Hitunglah semua jeis produk yang akan Anda jual.

b. Lakukan pengmatan dan analisis harga produk yang sama di pasaran. Berdasarkan analisis dan
penghitungan HPP yang sudah dilakukan, beberapa harga jual yang akan Anda tetapkan untuk
tiap – tiap produk?

c. Buat estitasi penghitungan untuk keuntungan kotor per unit, target penjualan per bulan,
penghitungan biaya operasional setiap bulan, dan target keuntungan bersih yang ingin dicapai.

Setelah membuat semua penghitungan sesuai langkah – langkah tersebut, tik hasil laporan

analisis Anda. Setelah itu, presentasi di depan kelas,


208
B
B. Modal Usaha
1. Definisi Modal Usaha
Membuka sebuah unit usaha di sektor apa pun tentu akan membutuhkan modal Usaha. Modal
adalah sekumpulan uang atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Dalam bahasa Inggris, modal disebut dengan capital, yaitu barang yang dihasilkan oleh alam
atau manusia untuk membantu memproduksi barang lain yang dibutuhkan manusia dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, modal adalah uang yang
digunakan sebagai pokok (induk) untuk berdagang; harta benda ( uang, barang) yang dapat digunakan
dalam menghasilkan sesuatu yang mampu menambah kekayaan, dan lain-lain.

Definisi Modal Usaha menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut.

A. Lawrence J. Gitman

Modal adalah bentuk pinjaman dalam jangka waktu tertentu yang dimiliki oleh perusahaan atau
semua hal yang ada di bagian kanan neraca perusahaan selain kewajiban saat ini.

B. Bambang Riyanto

Modal adalah hasil produksi yang digunakan kembali untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam
perkembangannya, modal mengacu pada nilai, daya beli, ataupun kekuasaan yang ada dalam barang-
barang modal.

C. Drs. Moekijat

Modal adalah semua hal yang dimiliki oleh perusahaan meliputi uang tunai, kredit, hak membuat,
serta menjual sesuatu (berupa paten), mesin-mesin, dan properti. Namun, sering juga istilah modal
digunakan untuk menggambarkan hak milik total yang terdiri atas jumlah yang ditanam, surplus, dan
semua keuntungan yang tidak dibagi.

2. Jenis-jenis Modal Usaha


Jenis-jenis modal dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu berdasarkan sumber, wujud, dan fungsinya.

A. Berdasarkan sumber

Modal berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu sumber modal internal dan sumber
eksternal.

209

1. Sumber modal internal


Sumber modal internal merupakan modal yang di dapatkan dari dana yang di miliki usaha itu
sendiri biasanya dari hasil penjualan. Modal internal sulit di gunakan untk mengembangkan
bisnis karena sifatnya yang terbatas dan sulit didapat kan dalam jumlah besar.

2. Sumber modal eksternal


Sumber modal eksternal adalah modal yang berasal dari luar perusahaan, seperti pinjaman
bank, koperasi, atau sumber modal lainnya. Sumber modal eksternal juga dapat di peroleh dari
para kreditur ataupun investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan.
b. Berdasarkan Fungsi

Modal berdasarkan fungsinya dapat di bagi menjadi dua yaitu modal perseorangan dan modal
sosial.
1. Modal perseorangan
Modal perseorangan adalah modal yang berasal dari seseorang yang memiliki fungsi
memudahkan berbagai aktivitas dan memberikan laba kepada pemiliknya.
Contohnya adalah deposito, properti, pribadi, saham, dan lainnya.

2. Modal sosial
Modal sosial adalah modal yang di miliki oleh masyarakat yang memberikan keuntungan
bagi masyarakat secara umum dalam melakukan kegiatan produksi. Contohnya adalah jalan
raya, pelabuhan, dan lainnya.

c. Berdasarkan bentuk

Jenis-jenis modal juga di bedakan berdasarkan bentuk, yaitu modal konkret atau modal abstrak
atau modal pasif.
1. Modal konkret (modal aktif)
Modal konkret adalah modal aktif yang berarti dapat di lihat secara kasat mata atau berwujud.
Contohnya adalah bahan baku, tempat, mesin, gudang dan bentuk sarana prasarana lainnya.

210
Contohnya pembelian peralatan, perlengkapan, dan belanja bahan baku. Perhitungan modal
investasi ini akan memberikan gambaran jumlah modal yang dibutuhkan agar usaha dapat beroperasi.
Berikut adalah contoh perhitungan untuk modal investasi. Perhitungan ini dibuat untuk mengelompokan
kebutuhan-kebutuhan usaha yang masuk ada kelompok modal investasi.

Tabel 8.3 contoh perhitungan modal investasi usaha toko lampu hias.

1. Pembelian etalase panjang Rp. 5000.000,00

2. Renovasi dan pengadaan tambahan daya listrik Rp. 3.000.000,00

3. Belanja bahan baku Rp. 3.000.000,00

4. 3 set kursi + meja Rp. 1.500.000,00


5. Neon sign dan banner Rp. 1.500.000,00

6. Reqruitment dan pelatih karyawan Rp. 1.000.000,00

7. Peralatan penunjang Rp. 500.000,00

8. Dekorasi booth dan lokasi Rp. 500.000,00

Total kebutuhan modal investasi Rp. 16.000.000,00

B. Modal Kerja

Modal kerja adalah modal yang dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasional usaha. Contoh
dari kebutuhan biaya operasional, antara lain pembayaran sewa lokasi (jika dibayar secara bulanan),
pembayaran gaji karyawan, pembayaran aneka tagihan, dan lain-lain. Berikut adalah contoh
penghitungan modal kerja untuk usaha. Penghitungan modal kerja dibuat untuk mencatat kebutuhan-
kebutuhan operasional usaha. enghitungan ini dapat dibuat dengan menghitung perkiraan rencana
biaya operasional minimal selama 1 bulan.

Tabel 8.4 contoh penghitungan modal kerja usaha toko lampu hias(periode bulanan)

No. Mo investasi Perkiraan jumlah

1. Sewa lokasi bulan januari Rp. 2.000.000,00

2. Gaji 2 karyawan Rp. 7.000.000,00

3. Pulsa telepon Rp. 500.000,00

4. Transportasi Rp. 400.000,00

5. Retribusi Rp. 100.000,00

6. Kas kecil Rp. 100.000,00

Total kebutuhan modal kerja Rp. 10.100.000,00

212

TUGAS KELOMPOK
Membuat Perhitungan Modal Usaha
Setelah membuat sebuah unit usaha. Anda dapat melakukan perhitungan modal usaha kelompok
berdasarkan kebutuhannya untuk kelompok modal berikut.
1. Modal Investasi
2. Modal Kerja

Buatlah perhitungan berdasarkan komponen-komponen kebutuhan modal, perkiraan nilai


rupiah, dan dihitung total kebutuhan modalnya dengan nilai rupiah. Khusus untuk
perhitungan modal kerja, dibuat untuk periode minimal 3 bulan ke depan. Kumpulkan
hasil perhitungan modal Anda kepada Bapak/Ibu guru pada pertemuan berikutnya.

UJI KOMPETENSI MANDIRI


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan benar
1. Jelaskan kegunaan modal bagi wirausahawan yang akan menjalankan kegiatan usaha.
2. Jelaskan pembagian sumber-sumber modal berdasarkan wujud dan fungsinya
3. Jelaskan pengertian modal investasi dan modal kerja serta tuliskan contohnya.

Perhitungan Keuntungan Usaha dan Analisis BEP

Break even point (BEP) atau titik impas adalah suatu kondisi dimana biaya atau pengeluaran dan
pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian ataupun keuntungan. Pada kondisi
break even point, jumlah pengeluaran yang dibutuhkan untuk biaya produksi sama dengan
pendapatan yang diterima dari hasil penjualannya. Disebut titik impas karena erhitungan break
even point akan membuat perusahaan tidak mendapatkan laba dan juga tidak mengalami
kerugian.
Dengan penentuan BEP dapat diketahui jumlah barang dan harga pada penjualan.
Analisis BEP juga dapat digunakan untuk hal yang lain, seperti analisis laporan keuangan.

213

dalam menghitung besarnya beb atau titik impas diperlukan komponen-komponen sebagai berikut

1.biaya tetap (fised cost)

biaya yang berjumlah totalnya akan sama dan tetap tidak berubah sedikit tidak berubah sedikit pun
walaupun jumlah barang yang diproduksi dan dijual berubah dalam kapasitas normal contohnya biaya
sewa gedung premi asuransi atau pembayaran pinjaman.
Diketahui :
2.biaya variabel (variable cost)
Total biaya Tetap (FC) Adalah Rp.40.000.000.00
komponen ini bersifat gamis dan bergantung pada tingkat volume produksinya jika produksi meningkat
Total
biayabiaya Variabel
variabel (VC) Per
juga akan unit adalah Rp.40.000.00
meningkat.
Harga jualjual
3.harga barang perprice
(selling unit )adalah Rp.80.000.00

Perhitungan BEP Unit adalah sebagai berikut .


harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi pebdapat dihitung dalam dua cara yaitu batu
BEP = FC/(P-VC)
untuk setiap unit dan bep untuk setia penjualan dalam menilai rupiah.
BEP = RP.40.000.000.00/(Rp.80.000.00-40.000.00
3.BEP Unit
= Rp.40.000.000.00/(Rp.40.000.00.
penghitungan brp unit adalah cara menghitung berapa unit jumlah barang atau jasa yang harus
diproduksi untuk mendapatkan titik impas. kamus penghitungan brp unit adalah sebagai berikut

Keterangan

• BEP = break even point atau titik impas per unit

• FC = fixed coat atau biaya tetap

•P = price atau harga per unit

•VC = variable cost atau biaya variable


BEP = FC

Contoh soal perhitungan BEP Dalam Unit


214

2. BEP Penjualan
Perhitungan BEP penjualan merupakan penghitugan titik impas dalam betuk nilai rupiah.
Rumus penghitungan BEP penjualan adalah sebagai berikut :

BEP = FC
1-(VC/P)
Keterangan :
 BEP : Break Even Poin/Titik Impas dalam Rupiah
 FC : Fixed Cost/Biaya Tetap
 VC : Variable Cost/Biaya Variabel
 P : Price/harga per unit
Contoh Soal Peghitugan BEP Dalam Rupiah
Diketahui :
Total Biaya Tetap (FC) adalah Rp 40.000.000.00
Total biaya Variabel (VC) per uit adalah Rp 40.000.00
Harga jual barang per unit adalah Rp 80.000.00
Peghitungan BEP Unit adalah sebagai berikut.
BEP = FC/(1-(VC/P))
BEP = Rp 40.000.000.00/(1-(40.000.000,00/Rp 80.000,00))
BEP = Rp 80.000.000,00
Artinya, titik impas dapat diperoleh jika mampu melakukan penjualan seesar Rp 80.000.000,00
Tugas Kelompok

Menganalisis Penghitungan BEP


Setelah anda mempelajari tentang break even point atau titik impas dalam usaha, kali ini
tugas
Anda adalah membuat stimulasi penghitungan sebagai berikut.
1. Total biaya tetap (fixed cost)
2. Total biaya variable (Variabel cost) per unit
3. Harga barang per unit
Setelah itu, hitunglah kapan titik impas diperoleh untuk usaha anda atau BEP dengan
penghitungan berikut.
1. BEP dalam unit
2. BEP dalam rupiah
Setelah itu, berikan pembahasan anda tentang BEP usaha kelompok. Apakah anda cukup
puas dengan gambaran titik impas yang diperoleh? Jika tidak, langkah apa yang akan anda
lakukan? Presentasikan hasil analisis anda didepan kelas.

215

Uji Kompetensi Mandiri


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan benar.
1. Jelaskan pentingnya pemilik usaha melakukan perhitungan break even point (BEP).
2. Jelaskan cara perhitungan BEP dalam unit dan hasil yang akan diketahui dari perhitungan
tersebut.
3. Jika diketahui perhitungan BEP dalam unit usaha dirasa terlalu sulit untuk dijangkau atau
diperoleh, apa yang akan Anda lakukan sebagai pemilik usaha?

Rangkuman
1. Tujuan perhitungan biaya produksi adalah memaksimalkan keuntungan sebuah usaha,
yaitu menghasilkan pendapatan dan membadingkannya dengan biaya yang dikeluarkan.
2. Secara umum, biaya produksi dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu biaya tetap
(fixed cost/FC), biaya variabel (variabel cost/VC), biaya total (total cost/TC), biaya rata-
rata (average cost/AC), dan biaya marjinal (marginal cost/MC).
3. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk dan jasa dalam
sebuah ukuran.
4. Modal adalah sekumpulan uang atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan suatu pekerjaan, Dalam Bahasa Inggris, modal disebut dengan capital,
yaitu barang yang dihasilkan oleh alam atau manusia untuk membantu memproduksi
barang lainnya yang dibutuhkan manusia dengan tujuan memperoleh keuntungan.
5. Menurut kegunaannya dalam usaha, modal usaha terbagi atas modal investasi dan modal
kerja.
6. Break even point atau nama lain dari analisis titik impas diartikan sebagai suatu keadaan
atau titik di mana perusahaan dalam kegiatan operasinya tidak memperoleh keuntungan
dan tidak mengalami kerugian.
7. Menghitung break even point atau BEP dapat dilakukan dengan perhitungan BEP dalam
unit dan BEP dalam rupiah.

Uji Kompetensi
A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Pengendalian biaya merupakan tujuan penetapan dan perhitungan dari biaya….
A. Promosi
B. Produksi
C. Tetap
D. Variabel
E. Rata-rata

Anda mungkin juga menyukai