Anda di halaman 1dari 129

DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

BAB I
SIKLUS AKUNTANSI

SISTEM AKUNTANSI BERPASANGAN (DOUBLE-ENTRY ACCOUNTING SYSTEM)

Sistem akuntansi berpasangan Dari persamaan itu dapat disimpulkan:


mengenal dua istilah, yaitu debit (Dr) dan 1. Saldo normal (letak yang seharusnya)
kredit (Cr). Debit dapat diartikan sebagai kiri akun aktiva adalah disebelah debit
dan kredit dapat diartikan sebagai kanan sedangkan akun hutang dan ekuitas
(Kieso, et.al, 2004). Total nilai yang ada memiliki saldo normal kredit. Artinya pada
disebelah debit (kiri) harus sama (seimbang) saat penutupan buku saldo akhir aktiva
dengan total nilai disebelah kredit (kanan). harus disebelah debit sedangkan hutang
Dalam sistem akuntansi berpasangan, debit dan ekuitas harus disebelah kredit.
harus sama dengan kredit (Dr = Cr). 2. Aktiva bertambah disebelah debit dan
Sistem akuntansi berpasangan berkurang disebelah kredit. Hutang dan
didasarkan pada persamaan dasar akuntansi, ekuitas bertambah disebelah kredit dan
yaitu: berkurang di sebelah debit.
Aktiva = hutang + ekuitas 3. Bila dikaitkan dengan pendapatan dan

Aktiva merupakan harta entitas atau biaya maka:

sumberdaya entitas yang digunakan untuk Pendapatan akan menambah

menjalankan operasi usaha. Aktiva bersumber ekuitas/modal, sehingga saldo normal


dari pendanaan kreditur (hutang) maupun pendapatan sama dengan ekuitas
setoran dari pemegang saham (pemilik) dan (sebelah kredit). Apabila pendapatan
hasil usaha periode sebelumnya (ekuitas). terjadi dicatat disebelah kredit.
Apabila persamaan dasar akuntansi Biaya-biaya akan mengurangi
dihubungkan dengan keseimbangan debit dan ekuitas/modal, sehingga saldo normal
kredit maka: biaya disebelah debit dan apabila biaya
Dr (Aktiva) = Cr ( Hutang + Ekuitas) terjadi dicatat disebelah debit.

SIKLUS AKUNTANSI
Siklus akuntansi merupakan tahapan- data keuangan yang berasal dari transaksi
tahapan yang dilalui dalam memproses atau peristiwa- peristiwa (events) menjadi
transaksi akuntansi. Akuntansi merupakan suatu informasi yang berguna untuk
salah satu system informasi yang memproses membantu pembuatan keputusan. Peristiwa-

1
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

peristiwa yang terdapat pada suatu entitas departemen lainnya atau penggunaan
dapat diklasifikasi atas: aktiva tetap.
1. Peristiwa Internal, yaitu 2. Peristiwa eksternal, yaitu
peristiwa-peristiwa yang terjadi didalam peristiwa-peristiwa yang terjadi antara
suatu entitas tanpa melibatkan pihak di pihakl entitas dengan pihak lain di luar
luar entitas. Misalnya perpindahan entitas. Misalnya interaksi entitas
bahan baku dari suatu departemen ke dengan pihak pemasok atau pembeli
atau dengan

3. pemegang saham. Peristiwa yang datanya hendak ditangkap (data


eksternal ini sering disebut sebagai capturing) dan diproses menjadi informasi
transaksi, yaitu pertukaran yang terjadi keuangan dapat dikategorikan atas:
antara dua pihak (entitas dan pihal luar) 1. Transaksi Penerimaan Kas
dimana salah satu pihak mengorbankan 2. Transaksi Pengeluaran Kas
atau menerima suatu nilai. 3. Transaksi Pembelian Kredit
Tidak semua peristiwa- peristiwa atau 4. Transaksi Penjualan Kredit
transaksi yang terjadi dan melibatkan entitas 5. Penyesuaian dan perisiwa lainnya
harus dicatat. Peristiwa atau transaksi yang yang tidak bisa dikategorikan pada
dicatat hanya peristiwa-peristiwa atau keempat transaksi sebelumnya.
transaksi yang berpengaruh terhadap posisi Untuk memproses data yang diperoleh
harta (aktiva), hutang dan ekuitas. dari transaksi atau peristiwa tersebut selama
Untuk menghasilkan informasi yang satu perioda akuntansi atau tahun pembukuan
bermanfaat maka diperlukan suatu tahapan- diperlukan tahapan sistematis atau siklus
tahapan yang sistematis untuk memproses akuntansi. Siklus itu dapat digambarkan
peristiwa-peristiwa atau transaksi-transaksi. sebagai berikut:
Peristiwa-peristiwa atau Transaksi-transaksi

2
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

Untuk memproses data akuntansi akun yang terpengaruh di buku besar


menjadi informasi yang berguna untuk (General Ledger)
pembuatan keputusan, aktivitas berikut 5. Mengumpulkan atau
dilakukan dalam pemrosesan data: mengiktisarkan saldo dari masing-
1. Merancang nomor-nomor dan masing akun di buku besar ke Neraca
nama-nama akun yang akan Saldo (Trial Balance).
terpengaruh oleh transaksi. Akun 6. Menganalisa masing-masing
merupakan tempat untuk akun untuk menemukan akun yang
menampung data aktiva, hutang perlu disesuaikan dengan membuat
atau modal/ ekuitas. jurnal penyesuaian (Adjustment).
2. Menangkap data dari 7. Memosting penyesuaian akun
peristiwa-peristiwa atau transaksi dan membuat neraca saldo
dalam dokumen sumber. disesuaikan (Adjusted trial Balance)
3. Melakukan pencatatan data 8. Menyusun laporan keuangan
transaksi (penjurnalan) ke jurnal dan 9. Menutup akun-akun nominal
ke Buku Pembantu (Subsidiary ke laba ditahan atau modal
Ledger). 10. Membuat ayat jurnal
4. Mengklasifikasi atau pembalik, jika perlu
memosting data ke masing-masing

1. Mencatat data dari dokumen sumber ke jurnal dan Buku Pembantu


Dokumen sumber (Source transaksi. Dokumen sumber dapat
Document) merupakan dokumen yang dibedakan dari jenis transaksi. Misalnya
digunakan untuk menangkap atau untuk transaksi penerimaan kas
merekam data peristiwa-peristiwa atau dokumen sumbernya adalah Bukti

3
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

Penerimaan Kas. Untuk Transaksi kejadian yang terjadi pada suatu entitas
Pengeluaran Kas, dokumen sumbernya dan mempengaruhi posisi aktiva, hutang
adalah Bukti Pengeluaran Kas. Transaksi atau ekuitas/modal. Jurnal merupakan
Penjualan ditangkap di Faktur sarana pencatatan awal (Book of Original
(penjualan), sedangkan transaksi Entry). Jurnal yang paling sederhana
pembelian ditangkap melalui Bukti adalah jurnal umum, yaitu catatan
Penerimaan Barang atau Tagihan kronologis atas peristiwa-peristiwa yang
Pemasok atau Konosemen (Bill of ditunjukkan dalam kolom debit dan
Lading). Masing-masing bukti tersebut kredit. Apabila ukuran perusahaan
merupakan bukti atas terjadinya suatu semakin besar, maka jurnal umum tidak
transaksi. memadai lagi untuk mencatat seluruh
Dokumen-dokumen sumber peristiwa-peristiwa sehingga diperlukan
dicatat ke Jurnal. Jurnal merupakan buku jenis jurnal yang lain yang disebut
atau sarana untuk mencatat seluruh sebagai jurnal khusus. Jurnal khusus
peristiwa-peristiwa atau kejadian- membagi jurnal atas jenis transaksinya.
Pencatatan ke jurnal Umum
Jurnal umum terdiri dari kolom- referensi, debit, kredit. Jurnal Umum
kolom tanggal, Akun dan keterangan, dapat digambarkan sebagai berikut:

Ilustrasi1.1:

4
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

Transaksi tersebut dapat dicatat ke jurnal umum berikut:

5
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

Pencatatan ke Buku Pembantu (Subsidiary Ledger)

6
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

Buku Pembantu merupakan buku di buku besar dengan total saldo masing
untuk mencatat rincian dari suatu akun masing buku pembantu harus sama.
di buku besar. Buku Pembantu perlu Pemegang buku pembantu dan
dibuat untuk merinci bagian-bagian dari buku besar harus dipisahkan untuk
akun di buku besar dan sebagai menjamin pengendalian dan keandalan
akuntabilitas/penjelasan akun di buku data akuntansi. Secara berkala, buku
besar. Buku pembantu biasanya dibuat pembantu dan akun yang berkaitan
untuk akun piutang dagang, hutang dengan buku pembantu harus
dagang, aktiva tetap ataupun investasi. dicocokkan (rekonsiliasi) dan mencari
Data yang dicatat di buku besar berasal penyebab perbedaan.
dari dokumen sumber. Saldo antara akun

Ilustrasi 1.2:
PT. A memiliki data piutang dagang dan data Hutang Dagang per 31 Desember 2004
sebagai berikut:
Data Piutang Dagang

Data Hutang Dagang

Daftar piutang tersebut dibuat ke masing-masing buku pembantu


berdasarkan saldo yang ada di buku piutang dagang dan hutang dagang,
pembantu piutang dagang dan hutang maka kita perlu membuat terlebih dahulu
dagang. Perhatikan, total saldo piutang buku pembantu untuk masing-masing
masing-masing pelanggan dan total pelanggan dan pemasok dan memosting
saldo hutang dagang masing-masing data dari bukti. Berikut disajikan buku
pemasok harus sama dengan total saldo pembantu piutang dagang dan hutang
akun piutang dagang dan hutang dagang dagang PT. A dan pencatatan dari bukti
di Buku Besar. Apabila kita akan transaksi:
menangkap data transaksi diilustrasi 1.1

7
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

2. Memosting (mengelompokkan) debet dan kredit di jurnal ke masing-masing


akun di Buku Besar
Memosting merupakan aktivitas kolom-kolom tanggal, Nomor bukti,
mengelompokkan nilai-nilai transaksi ke keterangan, referensi, debit, kredit dan
masing-masing akun di buku besar. saldo. Bentuk akun yang paling
Sumber untuk melakukan pemostingan sederhana adalah akun berbentuk T (T
adalah buku jurnal. Pemostingan dapat Account).
dilakukan setiap hari ataupun secara
periodik. Akun di buku besar memiliki

8
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

Pemostingan data transaksi PT. A di berikut (disajikan hanya akun-akun yang


ilustrasi 1.1 ke masing-masing saldo akun terpengaruh transaksi):
di buku besar dapat dilakukan sebagai

9
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

3. Mengiktisarkan saldo akhir masing-masing akun ke dalam Neraca Saldo


(Trial Balance)
Untuk melihat keseimbangan akun-akun yang perlu dikoreksi atau
debit dan kredit maka seluruh saldo akun disesuaikan atau direklasifikasi.
diiktisarkan dalam Neraca Saldo. Neraca Ilustrasi 1.4
saldo juga diperlukan untuk melihat Neraca saldo PT. A per 31 Januari 2005
setelah dilakukan pemostingan adalah:

10
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

4. Melakukan pencatatan ke jurnal atas penyesuaian-penyesuaian yang


diperlukan oleh suatu akun
Setelah Neraca saldo selesai prinsip pemadanan/ Matching, yaitu
dilakukan, tugas berikutnya adalah memadankan/menandingkan antara
memeriksa akun-akun yang perlu pendapatan periode penyusunan laporan
disesuaikan. Penyesuaian dilakukan agar keuangan dengan kos yang terjadi pada
Pendapatan dan Biaya mencerminkan periode penyusunan laporan keuangan,
pendapatan dan biaya pada periode dan Prinsip Pengakuan Pendapatan).
penyusunan laporan Keuangan (landasan Penyesuaian hanya dilakukan pada saat
untuk melakukan penyesuaian adalah laporan keuangan akan disusun.
PENYESUAIAN YANG PERLU DIBUAT
Penyesuaian biasa dIbuat untuk akun yang akan diterima atau yang akan
akun-akun yang dibayar atau diterima dibayar (Akrual (Accruals).
terlebih dahulu (Prepayments) dan akun-

A. PENYESUAIAN UNTUK AKUN-AKUN YANG DIBAYAR ATAU DITERIMA


TERLEBIH DAHULU
1. Biaya-biaya yang dibayar dimuka(Prepaid Expense)
Biaya-biaya ini dibayar sebelum periode waktu biaya tersebut habis.
suatu entitas mengkonsumsi manfaat Biaya-biaya yang dibayar terlebih dahulu
dari pembayaran tersebut atau sebelum biasanya terkait dengan pembelian

11
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

perlengkapan (misalnya alat tulis kantor), dilakukan atau sebelum periode waktu
pembayaran premi asuransi, berakhir. Namun, dalam praktik,
pembayaran sewa, aktiva tetap, dan lain- terkadang ditemui juga biaya-biaya ini
lain. Biaya-biaya ini seharusnya dicatat dicatat sebagai biaya periode berjalan.
sebagai aktiva sebelum konsumsi
1a. Perlengkapan (Supplies)
Perlengkapan merupakan aktiva efisien apabila setiap penggunaan
perusahaan yang digunakan untuk perlengkapan dilakukan pencatatan ke
mendukung operasi sehari-hari jurnal. Untuk penghematan waktu, maka
perusahaan. Biasanya perlengkapan penyesuaian atas pemakaian
merupakan barang yang habis pakai perlengkapan hanya dilakukan pada saat
dalam satu periode akuntansi atau penyusunan laporan keuangan. Pada
periode pembukuan. Contohnya adalah kasus PT. A di ilustrasi 1.1, dibeli
perlengkapan kantor (alat tulis kantor). perlengkapan pada tanggal 10 januari
Apabila entitas membeli perlengkapan, 2005 Rp.500, dan apabila per 31
sudah seharusnya perlengkapan diakui Desember 2005 perlengkapan yang
sebagai aktiva sampai perlengkapan tersisa Rp.50, maka perlengkapan yang
tersebut digunakan oleh entitas. Setiap terpakai (biaya perlengkapan) sebesar
perlengkapan yang habis digunakan Rp. 450. Kronologis masing-masing
harus dicatat sebagai biaya peristiwa dapat dicatat sebagai berikut:
perlengkapan. Namun, sangat tidak

Apabila PT. A pada saat pembelian mencatat sebagai aktiva

Apabila PT. A pada saat pembelian mencatat sebagai biaya:

1B. Asuransi (Insurance)

12
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

Biasanya entitas melindungi penyusunan laporan keuangan bisa jadi


aktiva dari bahaya kebakaran dan premi asuransi belum jatuh tempo.
pencurian. Premi asuransi didasarkan Misalkan pada tanggal 1 November 2005
pada kontrak asuransi dan dibayar premi asuransi Rp.600 untuk
pertanggungan yang disepakati. masa satu tahun (12 bulan), maka
Pembayaran premi biasanya dilakukan pencatatan penyesuaian dilakukan
tidak selalu pada awal tahun. Pada saat sebagai berikut:

Apabila pada saat pembayaran mencatat sebagai aktiva

Apabila pada saat pembelian dicatat sebagai biaya:

1c. Biaya Sewa dibayar dimuka (Prepaid Rent)


Biaya sewa dibayar dimuka saat akan menyusun laporan
merupakan pembayaran yang keuangan.
diberikan kepada pihak lain sementara Dari kasus PT. A diilustrasi 1.1,
jasa dari pihak diluar entitas belum pada tanggal 7/10-2005 PT. A
dinikmati. Akun ini dikategorikan membayar sewa peralatan untuk masa
sebagai aktiva lancar di neraca apabila 1 tahun Rp. 150. Ada dua cara untuk
masa sewa kurang dari 1 tahun. Jasa menyesuaikan:
atau barang yang telah dikonsumsi
selama periode berjalan harus dicatat
sebagai biaya. Untuk mencerminkan
hal itu perlu dibuat penyesuaian pada

1. Apabila pada tanggal 7/10-2005 dicatat sebagai biaya sewa, maka


penyesuaian yang perlu dilakukan adalah:

13
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

2. Apabila pada tanggal 7/10-2005 dicatat sebagai sewa dibayar dimuka


(Prepaid Rent), maka penyesuaian yang perlu dilakukan adalah:

1e. Sediaan barang dagang (Merchandise Inventory)


Ada dua sistem pencatatan dilakukan perhitungan sediaan yang
sediaan, yaitu sistem perpetual dan ada di gudang (Stock
periodik. Sistem pencatatan perpetual opname/Inventory Taking).
mencatat pembelian barang dagang Agar laporan keuangan
dengan mendebit akun sediaan (bukan mencerminkan nilai sediaan yang
akun pembelian) dan mengkredit akun sebenarnya pada akhir periode maka,
sediaan apabila terjadi penjualan. apabila menggunakan sistem periodik,
Dengan demikian sistem sediaan perlu dibuat pencatatan penyesuaian
perpetual pada akhir periode akan sediaan. Sistem sediaan perpetual
mencerminkan nilai sediaan yang ada tidak perlu menyesuaikan sediaan
digudang. Berbeda dengan sistem kecuali ada kekurangan sediaan.
periodik, pembelian barang (dagang) Penyesuaian sediaan dibuat dengan
dicatat dengan mendebit akun sediaan mengkredit akun sediaan (awal) dan
dan setiap penjualan tidak dilakukan mendebit akun Kos dari Barang Terjual
pengkreditan atas akun sediaan (Cost of Goods Sold) serta mendebit
(barang dagang). Nilai sediaan
Untuk mencerminkan makna kos
sebenarnya bisa diketahui apabila (cost) yang sebenarnya dan
menunjukkan kos harus dikaitkan

14
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

akun sediaan (akhir) dan mengkredit


akun kos dari barang terjual.
Contoh:
PT. A menggunakan sistem sediaan
Periodik sehingga penyesuaian untuk
akun sediaan dibuat sebagai berikut:

dengan suatu obyek, maka pemakaian


istilah kos dari barang terjual lebih
tepat untuk mencerminkan Cost Of
Goods Sold alih-alih Harga Pokok
Penjualan. Dalam buku ini, Cost
diterjemahkan sebagai Kos dan
Expense diterjemahkan sebagai biaya
bukan Beban. Pemakaian istilah Kos
untuk menunjukkan Cost juga telah
dipakai IAI dalam Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP).Untuk diskusi
lebih lanjut tentang makna Cost, maka
dapat dilihat di Suwardjono, Teori
Akuntansi, BPFE,2005

15
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

1e. Aktiva Tetap.


Aktiva Tetap merupakan aktiva diketahui laba rugi yang sebenarnya
berujud perusahaan yang dipakai dalam diperoleh oleh entitas. Biaya penyusutan
operasi dalam rangka memperoleh (Depreciation Expenses) terakumulasi
pendapatan dan memiliki umur lebih dari (terkumpul) dalam akun akumulasi
satu periode akuntansi atau lebih dari 1 penyusutan aktiva tetap (Accumulated
tahun. Aktiva tetap merupakan kategori depreciation of Fixed Asset). Akun
biaya biaya yang dibayar terlebih akumulasi penyusutan aktiva tetap
dahulu berjangka panjang dan (Accumulated depreciation of Fixed
dibebankan ke rugi laba melalui biaya Asset) disajikan di neraca sebagai
penyusutan. Ada berbagai metode untuk pengurang (Contra Account) dari aktiva
membebankan kos pemerolehan aktiva tetap untuk mengetahui nilai buku atau
tetap ke masa-masa pemakaian aktiva nilai terbawa (Book Value/Carrying
tetap yang akan menghasilkan biaya Amount) dari aktiva tetap.
penyusutan yang berbeda-beda. Topik ini Contoh:
akan dibahas secara khusus pada topic PT. A Memiliki Gedung yang dibeli senilai
aktiva tetap. Rp.300 dan disusutkan selama 30 tahun
Pada saat akan menyusun laporan dengan metode penyusutan Garis lurus.
keuangan maka akuntan perlu Biaya Penyusutan per tahun Rp. 10
memperhitungkan pembebanan biaya (Rp.300/Rp30). Pencatatan yang dibuat
penyusutan aktiva tetap sehingga bisa untuk penyesuaian tersebut adalah:

2. Pendapatan-pendapatan yang diterima dimuka (Unearned


Revenue)
Adakalanya entitas menerima pelanggan/pembeli. Pendapatan-
terlebih dahulu kas atas jasa atau barang pendapatan yang diterima dimuka
yang pada saat itu belum diberikan adalah hutang atau keharusan entitas
kepada pelanggan. Penerimaan ini untuk memberikan barang atau jasa. Di
sebenarnya belum bisa diakui atau masa mendatang. Contoh transaksi
dicatat sebagai pendapatan sebelum jasa pendapatan-pendapatan diterima dimuka
atau barang tersebut diberikan kepada adalah uang muka penjualan, sewa

16
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

diterima dimuka, dan lain-lain. Untuk telah diberikan untuk memenuhi


menyesuaikan akun ini perlu kewajiban ini.
diperhatikan periode waktu jasa yang Contoh:
telah terpakai atau jumlah barang yang Tanggal 5/11-2005 PT. A menerima sewa
gudang untuk 1 tahun Rp. 2.400.
1. Apabila akuntan PT. A pada saat penerimaan mencatat transaksi
tersebut sebagai pendapatan sewa:

Pencatatan itu sebenarnya salah karena (bulan november dan desember), yaitu
penerimaan seluruhnya diakui sebagai sebesar 2/12 x Rp.2.400 = Rp. 400,
pendapatan, padahal sampai 31 sedangkan sisanya masih berupa
Desember 2005 (tanggal laporan kewajiban. Untuk mengoreksi
keuangan) dari seluruh penerimaan, pencatatan itu dibuat pencatatan
yang menjadi pendapatan hanya 2 bulan penyesuaian berikut ini:

Pencatatan ini menjadikan saldo akun Rent) Rp.2.000, seperti terlihat dalam
pendapatan sewa (Rent Income) Rp.400 akun dibawah ini:
dan sewa diterima dimuka (Unearned

17
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

2. Apabila akuntan PT. A pada saat menerima mencatat transaksi


tersebut sebagai sewa diterima dimuka (Unearned Rent)

Apabila laporan keuangan disusun per menyesuaikan akun Unearned Rent agar
31 Desember 2005, maka masa sewa menyajikan nilai hutang yang
yang telah dijalani dan telah menjadi sebenarnya (10/12 x Rp.2.400 =
pendapatan adalah 2 bulan (November Rp.2.000) dilakukan pencatatan
dan desember), sedangkan 10 bulan penyesuaian berikut ini:
sisanya masih kewajiban PT. A. Untuk

Pencatatan ini menjadikan saldo akun Rent) Rp.2.000, seperti terlihat dalam
pendapatan sewa (Rent Income) Rp.400 akun dibawah ini:
dan sewa diterima dimuka (Unearned

B. PENYESUAIAN UNTUK AKUN-AKUN AKRUAL (YANG AKAN DIBAYAR ATAU


AKAN DITERIMA)
Akun- akun akrual merupakan dicatat selama pencatatan harian. Akun-
akun-akun yang timbul dan belum pernah akun ini merupakan:

18
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

1. Pendapatan-pendapatan yang 2. Biaya-biaya yang telah terjadi


telah menjadi hak entitas pada namun sampai penyusunan laporan
periode itu namun sampai laporan keuangan belum dibayarkan
keuangan disusun belum diterima (Accrued Expense). Biaya-biaya ini
(Accrued Income). Pada akhir tahun menjadi kewajiban atau hutang yang
pendapatan ini menjadi tagihan harus dibayarkan oleh entitas ke
(Receivable) entitas kepada pihak pihak lain pada periode setelah
lain diluar perusahaan. laporan keuangan.

B1. Pendapatan-pendapatan yang telah menjadi hak entitas namun sampai


laporan keuangan disusun belum diterima (Accrued Income)

Tanggal 31 Desember 2005, PT. A 2006. Pencatatan dilakukan sebagai


menerima pengumuman dividen Rp.25 berikut:
yang akan dibayarkan pada awal tahun

B2. Biaya-biaya yang telah terjadi namun sampai penyusunan laporan


keuangan belum dibayarkan (Accrued Expense).
Per 31 Desember 2005, PT. A memiliki tagihan telepon bulan desember Rp. 60 yang
akan dibayarkan bulan januari 2006

B3. Biaya atas Piutang yang ditaksir tidak dapat ditagih (Bad debt
Expense).
Terdapat dua metode dalam didasarkan pada umur piutang atau
mencatat piutang usaha yang ditaksir persentase penjualan. Pencatatan
tidak dapat ditagih, yaitu metode penyesuaian dibuat dengan mendebet
langsung dan metode penyisihan. akun Bad debt Expense (Biaya piutang
Apabila digunakan metode penyisihan tak tertagih) dan mengkredit akun
(Allowance method) maka akuntan perlu Penyisihan untuk piutang tak tertagih
membuat penyesuaian atas piutang yang (Allowance for doubtful account). Akun
ditaksir tidak tertagih. Penaksiran dapat Penyisihan untuk piutang tak tertagih

19
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

(Allowance for doubtful account) dari Piutang Dagang (Account


merupakan akun kontra (Contra Account) Receivable).
Contoh dari kasus PT. A: Ditaksir 1 % dari penjualan akan sulit ditagih

Dalam kasus PT. A diilustrasi 1.1 dan pencatatan penyesuaian untuk PT. A
ditambah informasi penyesuaian, maka diiktisarkan sebagai berikut:

5. Mengiktisarkan saldo-saldo akun ke Neraca Saldo Setelah disesuaikan


(Adjusted Trial Balance)
Setelah melakukan pencatatan ke Neraca Saldo Setelah Penyesuaian.
atas penyesuaian yang diperlukan, maka Dari Contoh PT. A, Neraca Saldo setelah
tugas berikutnya adalah memosting ke penyesuaian dapat dilihat dibawah ini:
masing-masing akun dan mengiktisarkan

20
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

6. Menyusun laporan keuangan berdasar dari Neraca Saldo setelah disesuaikan


Laporan Keuangan yang lengkap Neraca dan laporan rugi laba merupakan
terdiri dari: laporan keuangan pokok, sedangkan sisa
1. Neraca (Balance sheet) tiga laporan lagi adalah penjelasan atas
2. Laporan laporan keuangan pokok karena disusun
Penghasilan/Laporan rugi laba berdasarkan neraca dan laporan rugi
(Income Statement) laba. Beberapa laporan keuangan akan
3. Laporan Arus Kas (Cash dibahas pada bab-bab berikutnya.
Flow Statement) Dari Neraca saldo setelah
4. Laporan Perubahan Ekuitas penyesuaian PT. A maka dapat disusun
(Statement of Stockholders Neraca, Laporan laba rugi, dan laporan
equity) laba ditahan (laporan ini merupakan
5. Catatan- catatan atas bagian dari laporan perubahan ekuitas)
laporan keuangan (Notes to sebagai berikut:
Financial Statement)

21
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

22
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

7. Menutup akun-akun nominal ke akun Riil


Proses berikutnya dari siklus dibuat untuk memindahkan akun-akun di
akuntansi adalah menutup akun-akun rugi laba ke akun-akun di neraca. Proses
nominal (akun-akun di laporan rugi laba) penutupan dilakukan sebagai berikut:
ke akun laba ditahan. Pencatatan ini
Menutup akun penjualan ke laba ditahan
Proses ini dilakukan dengan mendebit seluruh akun pendapatan (karena saldo
akhir pendapatan di sisi kredit maka ditutup dengan mendebitkan akun ini) dan
mengkredit laba ditahan. Pada kasus PT. A, penutupan dicatat sebagai berikut:

Menutup seluruh akun biaya & kos dari barang terjual kea kun
laba ditahan
Proses ini dilakukan dengan dari barang terjual. Pada kasus PT. A,
mendebit akun laba ditahan dan penutupan dicatat sebagai berikut:
mengkredit seluruh akun biaya dan kos

Dari proses penutupan, maka Setelah diposting ke masing-masing


akun laba ditahan akan menunjukkan akun, maka Neraca saldo setelah
mutasi kredit sebesar Rp.383.70 ( Rp. penutupan dapat disusun sebagai
916.3 (Db) - Rp.1300 (Cr)). Jumlah itu berikut:
sama dengan laba neto PT. A di laporan
rugi laba.

23
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

8. Membuat pencatatan pembalikan (Reversing Entries)


Pencatatan pembalikan dilakukan 2. Pendapatan diterima
untuk menyederhanakan pencatatan dimuka yang pada saat penerimaan
transaksi pada periode akuntansi dicatat pada akun pendapatan.
berikutnya. Pembalikan tidak harus 3. Pendapatan yang masih
dilakukan karena tidak mengubah harus diterima (Accrued Income)
jumlah yang dilaporkan di laporan 4. Biaya-biaya yang masih
keuangan. Pembalikan dibuat pada awal harus dibayar (Accrued Expense)
periode berikutnya dan bukan pada akhir Pembalikan keempat pos-pos
periode berjalan. Akun-akun yang penyesuaian ini dilakukan agar
dibalikkan bersumber dari pencatatan konsistensi pencatatan ke suatu akun
jurnal penyesuaian untuk pos-pos yang tetap terjadi pada periode berikutnya.
dibayar dimuka(Prepayments) dan pos- Namun, pembalikan ini bukan sesuatu
pos akrual (Accrual), yaitu: yang harus dilakukan. Apabila diterapkan
1. Biaya-biaya dibayar pada PT. A, maka pembalikan dicatat
dimuka yang pada saat sebagai berikut:
pembayaran dicatat pada akun
biaya.

24
DIKTAT AKUNTANSI KEUANGAN-MENENGAH I

25
MENGGUNAKAN JURNAL KHUSUS
Apabila ukuran suatu entitas 3. Transaksi Penjualan Kredit
semakin besar dan jumlah transaksi yang dicatat ke Jurnal Penjualan
akan diolah semakin banyak maka 4. Transaksi Pembelian Kredit
penggunaan jurnal umum untuk dicatat ke Jurnal Pembelian
mencatat seluruh transaksi tidak Transaksi diluar keempat transaksi diatas
memadai. Untuk mengatasi ini dibuat dicatat ke Jurnal Umum atau lembar
jurnal khusus yang membagi jurnal atas jurnal (Kournal Vocher). Dengan
jenis transaksinya: demikian, terdapat empat jurnal khusus
1. Transaksi penerimaan kas yang dapat digunakan untuk mencatat
dicatat ke JurnalPenerimaan Kas data transaksi dari dokumen sumbernya.
2. Transaksi pengeluaran Kas Bentuk masing-masing jurnal
dicatat ke Jurnal Pengeluaran Kas dapat ditunjukkan dalam tabel dibawah
ini:

Apabila diterapkan pada PT. A, maka pencatatan ke jurnal khusus dilakukan sebagai
berikut:
Pemostingan ke masing-masing akun dibawah total jumlah apabila dilakukan
tidak dilakukan untuk setiap transaksi, pemostingan. Pemostingan ini disebut
namun dilakukan secara periodik pemrosesan tumpuk (Batch Processing)
(biasanya tiap bulan) dan yang diposting dalam sistem informasi akuntansi
adalah total jumlah dari masing-masing manual. Sarana untuk melakukan
akun. Apabila pemostingan dilakukan, pemostingan adalah lembar jurnal ( Jural
maka kolom ref diisi dengan tanda ceklis Voucher). Dalam kasus PT.A (Ilustrasi
() untuk akun pada kolom lain-lain. 1.1), pemostingan melalui lembar jurnal
Untuk akun yang sering terjadi dibuatkan dapat disajikan sebagai berikut:
kolom khusus dan diberi tanda ceklis ()
Penggunaan lembar jurnal sebagai pihak (pembuat, pemeriksa dan
wahana pemostingan lebih baik dilihat pemosting) harus membubuhkan tanda
dari sisi pengendalian karena sebelum tangan sebagai tanda pemeriksaaan
diposting ke masing-masing akun setiap kebenaran data. Selanjutnya pemegang
buku besar memosting total masing-
masing akun ke akunnya masing-masing.

Soal Latihan:
BAB II
LAPORAN RUGI LABA (INCOME STATEMENT)DAN
NERACA (BALANCE SHEET)

LAPORAN RUGI LABA


KEGUNAAN DAN KELEMAHAN LAPORAN RUGI LABA

Laporan rugi laba adalah laporan 1. Suatu peristiwa atau transaksi


yang menunjukkan kinerja atau prestasi yang tidak bisa diukur dengan andal
operasi perusahaan selama satu periode tidak akan dilaporkan dalam laporan
operasi. Laporan rugi laba digunakan rugi laba meskipun mungkin
oleh pengguna untuk: mempengaruhi operasi perusahaan.
1. Mengevaluasi kinerja/prestasi 2. Jumlah laba atau penghasilan
periode lalu suatu entitas dan sangat dipengaruhi oleh metode
membandingkannya dengan kinerja akuntansi yang digunakan.
perusahaan lain yang sejenis. 3. Pengukuran laba/penghasilan
2. Laporan rugi laba dapat banyak melibatkan pertimbangan.
digunakan sebagai dasar Laporan rugi laba sering
memprediksi kinerja perusahaan di digunakan sebagai dasar untuk
masa yang akan dating. mengevaluasi kinerja/prestasi
3. Menaksir risiko dan ketidakpastian perusahaan atau prestasi manajernya.
pencapaian arus kas masa depan. Informasi laba atau rugi dalam laporan
Dengan informasi tentang ini juga bisa mempengaruhi harga saham
pendapatan dan biaya pengguna perusahaan yang tercatat di bursa efek.
dapat mnaksir risiko Agar prestasi suatu perusahaan atau
ketidaktercapaian arus kas masa manajernya tampak baik, maka sering
depan perusahaan. terdapat dorongan atau motivasi untuk
Walaupun manfaat yang diberikan menyesuaikan laba agar sesuai atau
laporan rugi laba cukup banyak, namun melebihi target atau membuat laba
pengguna harus menyadari bahwa terlihat kurang berisiko. Perilaku ini
beberapa pos dalam laporan laba-rugi membuat kualitas informasi dalam
disusun berdasarkan asumsi dan laporan rugi laba menjadi berkurang
estimasi. Beberapa kelemahan lain keandalannya. Tindakan ini disebut
adalah: Manajemen laba (Earnings
Management), yaitu merencanakan
pengakuan pendapatan, biaya, pengakuan pendapatan periode ini untuk
keuntungan atau kerugian dengan diakui di periode yang akan dating.
maksud meratakan laba. Tindakan ini Tindakan yang serupa dapat dilakukan
dilakukan dengan meningkatkan untuk akun-akun biaya, keuntungan dan
pendapatan dengan mengakui kerugian. Manajemen laba sering
pendapatan masa yang akan dating pada juga disebut Perataan laba (Income
periode sekarang atau menunda Smoothing).

BENTUK LAPORAN RUGI LABA


ELEMEN-ELEMEN LAPORAN RUGI LABA
Penghasilan (laba) neto dari penyerahan atau produksi
entitas dihasilkan dari transaksi- barang, penyerahan jasa, atau
transaksi pendapatan, biaya, melakukan aktivitas lainnya yang
keuntungan atau kerugian. Seluruh merupakan operasi utama atau
transaksi-transaksi yang berhubungan operasi pusat yang berlanjut suatu
dengan pos-pos tersebut diiktisarkan entitas.
dalam laporan rugi laba. Defenisi masing- 3. Untung (Gains): Peningkatan
masing elemen laporan rugi laba adalah: dalam ekuitas (aktiva neto) yang
1. Pendapatan (Revenue): Arus berasal dari aktivitas incidental
masuk aktiva atau peningkatan (kadang-kadang) atau tambahan
lainnya dari aktiva atau (peripheral) suatu entitas dan dari
pelunasan hutang (atau seluruh transaksi lainnya dan
kombinasi dari keduanya) selama peristiwa lainnya dan keadaan yang
suatu periode, yang berasal dari mempengaruhi entitas selama suatu
penyerahan barang atau periode kecuali yang dihasilkan dari
menghasilkan barang, penyerahan pendapatan atau investasi pemilik.
jasa, atau aktivitas lainnya yang 4. Rugi (Losses): Penurunan
merupakan operasi utama atau dalam ekuitas (aktiva neto) dari
operasi pusat yang berlanjut dari aktivitas incidental (kadang-
suatu entitas. kadang) atau aktivitas tambahan
2. Biaya (Expenses): Arus keluar (peripheral) suatu entitas dan dari
atau penggunaan lainnya dari seluruh transaksi dan peristiwa
aktiva atau keterjadian lainnya dan keadaan yang
kewajiban (atau kombinasi mempengaruhi entitas selama suatu
keduanya) selama suatu periode
periode kecuali yang dihasilkan dari
biaya atau distribusi kepada pemilik.

FORMAT LAPORAN RUGI LABA

PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH TUNGGAL


(SINGLE-STEP INCOME STATEMENT)
Pelaporan rugi laba dengan ataupun non operasi disatukan
menggunakan pendekatan ini dilakukan pelaporannya dan seluruh biaya juga
dengan menyatukan semua sumber disatukan baik yang bersumber dari
pendapatan atas dua bagian, operasi maupun dari non operasi. Bentuk
pendapatan dan biaya. Seluruh laporan laba-rugi dengan menggunakan
pendapatan yang berasal dari operasi pendekatan ini adalah:

Bentuk ini merupakan bentuk Pendekatan ini jarang digunakan untuk


sederhana dari laporan rugi laba. laporan rugi laba yang diperuntukkan
Penggunaan pendekatan ini untuk bagi pengguna diluar perusahaan
menghindari kesalahan pengklasifikasian (kreditur, investor, pemerintah,dll).
item-item pendapatan dan biaya.
PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH GANDA
(MULTIPLE-STEP INCOME STATEMENT)
Dengan pendekatan ini, laporan yang meunjukkan daftar biaya-
laba-rugi disusun dengan memisahkan biaya yang dikeluarkan untuk
pendapatan yang diperoleh dari operasi, menghasilkan penjualan,
biaya-biaya operasi, pendapatan- misalnya biaya promosi, gaji
pendapatan non operasi, dan biaya-biaya bagian penjualan,dll.
non operasi. Pembagian ini membuat Biaya Administrasi dan
laporan rugi laba lebih bermanfaat bagi Umum (Administrative or
pengguna. Pengklasifikasian pendapatan General Expenses), yaitu
dan biaya didasarkan kepada jenis yang melaporkan biaya-biaya
perusahaan dan fungsi-fungsi yang administrasi atau biaya umum.
terlibat dalam perusahaan. 2. Bagian Non Operasi, yaitu
Pengklasifikasian yang biasa laporan pendapatan dan biaya yang
dilakukan untuk perusahaan manufaktur dihasilkan dari aktivitas tambahan
dan industri adalah: atau bukan utama perusahaan.
1. Bagian operasi, yaitu bagian Keuntungan atau kerugian yang
yang melaporkan pendapatan dan jarang terjadi atau yang tidak biasa
biaya yang terjadi dari operasi utama umumnya dilaporkan di bagian ini.
usaha: Bagian ini dibai atas dua bagian:
Penjualan atau bagian Pendapatan lainnya dan
pendapatan operasi. Bagian ini keuntungan, yaitu suatu daftar
menunjukkan pendapatan, diskun pendapatan yang diperoleh atau
penjualan, penyisihan penjualan, keuntungan yang terjadi dari
pengembalian penjualan (retur) trnsaksi diluar operasi (non
dan informasi lainnya yang operasi).
berkaitan dengan pendapatan Biaya Lainnya dan
operasi. Setiap subseksi itu kerugian, yaitu suatu daftar
dijumlahkan untuk memperoleh biaya atau kerugian yang
penjualan neto. berasal dari transaksi diluar
Kos dari Barang Terjual operasi (non operasi).
(Cost of Goods Sold), yaitu 3. Pajak Penghasilan, yaitu pajak
yang menunjukkan jumlah kos penghasilan badan yang dikutip oleh
dari barang yang dijual pada Pmerintah dari operasi yang
periode tersebut. berlanjut.
Biaya Penjualan 4. Operasi-operasi tidak
(Selling Expenses), yaitu berlanjut (Discontinued
operations), yaitu keuntungan atau Akuntansi, yaitu pengaruh
kerugian yang material yang perubahan prinsip akuntansi yang
dihasilkan dari penjualan suatu telah digunakan beberapa period eke
segmen usaha prinsip kuntansi yang baru.
5. Pos-pos yang tidak biasa 7. Laba per saham (Earnings per
(Extraordinary Items) yaitu share).
keuntungan atau kerugian yang tidak Contoh laporan rugi laba yang
biasa dan jarang terjadi disajikan menggunakan bentuk
6. Pengaruh kumulatif dari multiple step adalah:
perubahan dalam Prinsip-Prinsip
PELAPORAN TRANSAKSI-TRANSAKSI YANG JARANG TERJADI
(IRREGULAR ITEMS)
Transaksi-transaksi yang jarang Sangat jarang terjadi
terjadi dapat dibagi atas beberapa atau jarang sekali
kategori: berulang
1. Operasi-operasi yang tidak 3. Keuntungan-keuntungan dan
berlanjut (Discontinued kerugian-kerugian yang tidak
operations); biasa (Unusual Gains and
Operasi-operasi yang tidak berlanjut Losses), misalnya: penghapusan
terjadi karena terjadinya arus kas piutang usaha, penghapusan
negatif atau rugi yang terus sediaan, keuntungan atau kerugian
menerus dari salah satu segmen karena fluktuasi kurs,keuntungan
bisnis sehingga segmen atau divisi atau kerugian karena harga kontrak,
itu harus dihentikan atau dijual. keuntungan atau kerugian dari
Setelah segmen bisnis dilepas, maka penjualan aktiva tetap;
tidak ada keterlibatan perusahaan 4. Perubahan-perubahan dalam
induk pada segmen atau divisi itu. prinsip Akuntansi, misalnya
Keuntungan atau Kerugian yang perubahan dari penggunaan metode
disebabkan operasi yang tidak LIFO menuju FIFO dalam akuntansi
berlanjut dilaporkan di laporan rugi sediaan, atau perubahan metode
laba setelah bagian Laba dari penyusutan aktiva tetap.
operasi berlanjut namun sebelum 5. Perubahan-perubahan dalam
pos-pos luar biasa estimasi akuntansi, misalnya
2. Pos-pos luar biasa perubahan umur ekonomis aktiva
(Extraordinary Items) merupakan tetap.
pos-pos yang jumlahnya relatif besar
(material) namun bukan peristiwa Terdapat tiga cara pelaporan pos-
yang berulang dan peristiwa itu pos yang tidak teratur:
sangat jauh menyimpang dari 1. Pendekatan memasukkan
aktivitas utama perusahaan dan seluruh pos-pos tidak teratur
tidak bisa diramalkan (diprediksi) (All- Inclusive approach); yaitu
terjadi. Misalnya: kerugian karena memasukkan seluruh pos-pos
terjadi bencana alam. Suatu pos yang tidak teratur yang terjadi
dikatakan extraordinary apabila pada periode itu ke laporan
kedua kriteria berikut dipenuhi: laba-rugi. Kesalahan-kesalahan
Sifatnya tidak biasa; pengukuran atau pelaporan laba dan
perubahan-perubahan estimasi dan
pemakaian metode akuntansi pada Pendekatan ini hampir sama dengan
periode yang lalu tidak dimasukkan pendekatan all-inclusive concept,
dalam laporan laba-rugi periode ini, namun untuk pos-pos yang tidak
namun disesuaikan ke laba ditahan. teratur harus tampak jelas
2. Pendekatan kinerja operasi (highlighted) di laporan keuangan
periode berjalan (Current sehingga pengguna laporan
operating performance keuangan dapat menilai dengan jelas
approach); Dengan kemampuan perusahaan mencapai
menggunakan pendekatan ini, laba di masa depan. Pendekatan ini
laporan rugi laba hanya berisi juga memasukkan pengaruh
informasi pendapatan dan biaya kumulatif perubahan prinsip
dari operasi yang teratur. akuntansi periode-periode
Pendapatan dan biaya yang sebelumnya ke laporan laba-rugi
diperoleh secara tidak teratur periode sekarang. Pendekatan ini
tidak dicantumkan dalam sekarang banyak digunakan dalam
laporan rugi laba namun dalam praktik.
laporan perubahan ekuitas
3. Pendekatan memodifikasi all-
inclusive concept;

NERACA
Neraca merupakan salah satu Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham
laporan keuangan pokok yang sering juga suatu perusahaan bisnis pada suatu
disebut sebagai Laporan Posisi tanggal tertentu.
Keuangan atau Laporan Aktiva,

MANFAAT NERACA
Dengan memberikan informasi solvensi dan fleksibilitas
tentang aktiva, kewajiban/hutang dan keuangan.
ekuitas pemegang saham maka neraca 3. Menaksir kesulitan keuangan
memberikan dasar untuik: perusahaan. Neraca dapat
1. Penghitungan rates of return dan digunakan untuk menaksir
pengevaluasian struktur modal kebangkrutan perusahaan. Salah
perusahaan satu model prediksi kebangkrutan
2. Menaksir risiko perusahaan dan perusahaan adalah model yang
arus kas masa depan dengan dikembangkan oleh Altman (1993)
menghitung rasio-rasio likuiditas, yang mengembangkan ukuran Z
Score, yaitu kombinasi ukuran perusahaan. Rumus yang
neraca dan laporan rugi laba dikembangkannya adalah:
untuk memprediksi kebangkrutan

Mod laba Nilai


al ditah EBI Penjual Pasar
kerja an T an Ekuitas
1, 1, 3, 0,9 0,6
Z = x + x + Ase x + x + x
2 4 3 9 0
aktiv Aktiv t
a a Tota Aktiva Kewajib
total Total l Total an Total

Altman menemukan bahwa akan bangkrut sedangkan skor Z


perusahaan yang memiliki nilai dibawah 1.81 cenderung akan
skor Z diatas 3 cenderung tidak bangkrut.

KETERBATASAN NERACA
1. Hampir seluruhnya aktiva dan 2. Dalam penyajian pos-pos di
hutang (kewajiban) disajikan pada neraca, banyak melibatkan
Kos Historikal (kos berdasarkan pertimbangan (Judgement) dan
bukti transaksi) . Akibatnya pos- estimasi akuntansi.
pos aktiva dan neraca sangat 3. Banyak pos-pos yang memiliki
tinggi keandalannya, namun kontribusi ke perusahaan
tidak mencerminkan nilai saat ini ( diabaikan dan tidak dicatat di
Kos sekarang/ Current Cost) neraca (misalnya kos sumberdaya
dari aktiva dan kewajiban. manusia).

KLASIFIKASI DALAM NERACA


Akun-akun riil (permanent) harus setiap kelompok aktiva, kewajiban dan
diklasifikasikan di Neraca. Pemisahan ekuitas, pemisahan juga dilakukan untuk
dilakukan antara akun-akun aktiva dan setiap akun yang memiliki karakteristik
akun-akun kewajiban dan ekuitas yang mirip dan memiliki pengaruh yang
pemegang saham. Pemisahan ini berbeda terhadap fleksibilitas dan
dilakukan untuk memudahkan likuiditas keuangan perusahaan.
menganalisa sumberdaya yang dimiliki Klasifikasi dalam Neraca dapat
perusahaan dan struktur modal. Untuk digambarkan sebagai berikut:

ASSETS LIABILITIES
Current Assets Current Liabilities
Cash & Cash Equivalent Account Payable
Short term investment Unearned Revenue
Account Receivable Accrued Expense
Accrued Revenue Current Maturities of long term Liabilities
Inventories
Prepaid Expenses Long Term Liabilities
Long Term Investment Bond Payable
Fixed Assets Mortgage Payable
Building Long term Notes Payable
Accumulated Depreciation of Buildings STOCKHOLDERS EQUITY
Intangible Assets Capital Stock
Patent, Copyright,etc Additional Paid-in Capital
Other Assets Retained Earnings

Penjelasan Pos-pos Neraca:


1. Current Assets (Aktiva-aktiva yang dimaksudkan untuk tidak
Lancar), yaitu aktiva yang akan dikonversi atau dijual dalam
dikonversi menjadi kas, dijual atau beberapa tahun
dikonsumsi dalam satu tahun atau 3. Fixed Assets (Aktiva Tetap),
satu siklus operasi, mana yang lebih yaitu aktiva yang diperoleh
panjang. Aktiva lancar disajikan atau perusahaan untuk dipakai dalam
diurutkan di neraca berdasarkan operasi normal perusahaan dan
likuiditas. Jika suatu asset dapat memiliki umur ekonomis jangka
dikonversi menjadi kas atau akan panjang (lebih dari satu tahun).
digunakan untuk membayar hutang Aktiva tetap biasanya disajiakn
lancar dalam waktu satu tahun atau bersma dengan akun kontra (Contra
satu siklus operasi, mana yang lebih Account) Akumulasi Penyusutan
panjang, dikategorikan sebagai (Accumulated Depreciation).
aktiva lancar. 4. Intangible Assets (Aktiva-Aktiva
2. Long Term Investment Tak Berujud), yaitu aktiva yang tidak
(Investasi Jangka Panjang), yaitu atau kurang memiliki substansi fisik
investasi dalam sekuritas jangka dan bukan merupakan instrument
panjang, investasi dalam aktiva keuangan. Dalam jangka panjang,
tetap yang tidak digunakan dalam aktiva berujud diharapkan dapat
operasi, investasi dalam dana-dana menambah arus kas masuk melalui
khusus, dan investasi dalam anak peningkatan pendapatan pada
perusahaan yang tidak dikonsolidasi perusahaan. Contoh dari aktiva ini
atau perusahaan afiliasi. Investasi adalah: Paten, Goodwill, hak cipta
jangka panjang merupakan investasi (Copyright).
5. Other Assets (Aktiva-aktiva berdasarkan urutan jatuh tempo dari
Lainnya), yaitu aktiva-aktiva yang hutang.
tidak dapat dikategorikan pada 7. Long- Term Liabilities (Hutang
aktiva-aktiva yang lain. Jangka Panjang), yaitu hutang yang
6. Current Liabilities ( Hutang- tidak akan dilunasi dalam siklus
hutang lancar), yaitu hutang yang operasi atau satu tahun. Hutang ini
akan dilunasi dalam jangka waktu jatuh tempo pada suatu tanggal
satu tahun atau satu siklus operasi, beberapa tahun kemudian. Contoh
mana yang lebih panjang. Hutang jenis hutang ini adalah hutang
lancar diharapkan akan dibayar obligasi (Bond Payable)
dengan menggunakan aktiva lancar. 8. Stockholders Equity (Ekuitas
Termasuk dalam kategori hutang Pemegang Saham), sering juga
lancar adalah: hutang dagang disebut sebagai aktiva neto (Net
(Account Payable), Biaya yang masih asset), yaitu sisa aktiva setelah
terhutang (Accrued Expense), dikurangi seluruh kewajiban kepada
Pendapatan diterima dimuka kreditur apabila diasumsikan
(Unearned Revenue) dan hutang perusahaan dilikuidasi. Termasuk
jangka panjang yang akan jatuh dalam kelompok ini adalah: modal
tempo dalam satu tahun (Current saham (saham biasa atau saham
Maturities o Long Term Liabilities). preferen), tambahan modal disetor
Hutang Lancar diurutkan (Paid in Capital), dan laba ditahan
(Retained Earnings).
Soal Latihan:
Berikut ini merupakan data yang disarikan dari neraca saldo PT. Tri C Sukses
untuk periode yang berakhir 31 desember 2009. Seluruh data dalam ribuan
(000). Susunlah laporan rugi laba dalam format langkah tunggal (single step)
dan langkah ganda (multiple step) serta sajikan juga neraca. Asumsikan:
Sediaan akhir barang dagang Rp. 370.000 dan pajak 30%.

Rp Rp1.016.4
Cash and bank 205.000 Retained earnings 80

Rp Rp6.700.0
Short term investment 115.000 Sales 00
Rp Rp
Account Receivable 456.000 Sales return and allowance 25.000
Rp Rp
Allowance for doubtful account 9.120 Sales discount 67.000

Rp Rp2.300.0
Prepaid insurance 123.000 Purchase 00
Rp Rp
Merchadise inventory 478.000 Purchase discount 25.000

Rp1.250.0 Purchase return and Rp


Long term investment 00 allowance 6.700

Rp2.300.0 Rp
Land 00 Freight in 7.800

Rp5.600.0 Rp
Building 00 Sales commisions expense 56.000
Accumulated depreciation of Rp Travel and entertainment Rp
buildings 280.000 expense 90.000
Rp Accounting and legal Rp
Other assets 120.000 services 120.000
Rp Rp
Account payable 450.000 Insurance expense 34.000
Rp Rp
Tax Payable 97.000 Supplies Expense 46.000
Rp Rp
Interest payable 123.700 Bad debt expense 6.700
Current maturities of long term Rp Rp
debt 25.000 Advertising expense 267.000
Rp Rp
Bond payable 231.000 Depreciation expense 4.500
Rp Rp
Notes payable 200.000 Telephone-sales expense 132.000

Rp4.500.0 Rp
Common stock 00 Rental revenue 224.000
Additional paid in Capital Rp Extraordinary loss Rp

42
565.000 560.000
Rp
Interest expense 90.000

43
BAB III
AKUNTANSI KAS

PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS


Kas merupakan aktiva atau perusahaan yang segera dapat
sumberdaya ekonomi perusahaan yang dikonversikan menjadi kas. Yang
paling cepat dapat ditukarkan (likuid) termasuk aktiva setara kas adalah
dengan sumberdaya atau aktiva lainnya deposito berumur kurang dari 3 bulan,
dan tidak dibatasi penggunaannya. Yang investasi dalam surat hutang (obligasi)
termasuk kas adalah uang koin, uang atau surat berharga ekuitas (saham)
kertas, cek, uang yang disimpan di bank yang dimaksudkan untuk spekulasi dan
yang penggunaannya tidak dibatasi. sewaktu-waktu dapat dijual (marketable
Aktiva yang setara dengan kas (atau: securities/available on sale securities).
setara kas) adalah aktiva lancar

MASALAH-MASALAH DALAM PELAPORAN KAS:


1. Kas yang dibatasi renovasi aktiva tetap. Kas yang
penggunaannya untuk tujuan dicadangkan untuk hal-hal
tertentu (dana). Termasuk dalam tertentu apabila jumlahnya tidak
pengertian dana adalah: material tetap dilaporkan sebagai
Kas kecil (Petty Cash) yaitu kas namun harus dicantumkan
dana yang disisihkan untuk atau dijelaskan dalam Catatan
membayar pengeluaran- Atas Laporan Keuangan (Notes
pengeluaran rutin perusahaan to Financial Statement).
yang jumlahnya tidak terlampau Apabila jumlahnya material, maka
besar (material) atau tidak dana ini harus dipisahkan
memerlukan cek. Biasanya jumlah pelaporannya dengan kas, apakah
kas kecil tidak terlampau besar sebagai aktiva lancar lainnya atau
atau material, sehingga dana kas sebagai investasi.
kecil digabungkan pelaporannya Penyisihan kas yang
dengan kas. diwajibkan bank sebagai syarat
Penyisihan kas untuk pinjaman. Kas ini diklasifikasi
membayar obligasi (sinking fund) sebagai investasi jangka panjang
atau untuk membayar atau aktiva lain-lain.
pembangunan, pembelian atau

44
2. Bank Overdraft (cerukan) (dipindahkan) menjadi hutang
Cerukan terjadi karena saldo kas di lancar.
bank tidak mencukupi membayar Contoh: Saldo bank PT. A per
cek yang ditulis perusahaan tetapi 31/12-2005 menunjukkan saldo
bank tetap membayarkannya dan (500). PT. A harus membuat
akibatnya saldo di bank menjadi reklasifikasi:
minus. Cerukan atau Bank Cash 500
Overdraft harus direklasifikasi Bank Overdraft
500

PENGENDALIAN ATAS KAS


Karena Kas memiliki risiko pengendalian internal yang lebih
kehilangan dan kecurangan yang tinggi, baik daripada sistem dana
maka perusahaan sebaiknya menetapkan berfluktuasi.
pengendalian internal yang baik untuk 3. Melakukan perhitungan kas (Cash
kas. Beberapa pengendalian internal Opname) secara mendadak pada
yang dapat diterapkan terhadap akun kas waktu tertentu
adalah: 4. Menyetorkan penerimaan kas ke
1. Memisahkan fungsi penyimpan, bank setiap hari.
pencatat dan otorisasi kas untuk 5. Menyimpan kas yang belum
menghindari penyalahgunaan kas. sempat disetorkan ke bank di wadah
Kecurangan kas potensial terjadi penyimpanan yang aman dari
apabila fungsi-fungsi itu disatukan. pencurian dan kebakaran (Misalnya:
2. Menggunakan sistem Imprest menyediakan brankas).
(dana tetap) untuk dana kas kecil. 6. Melakukan Rekonsiliasi Bank
Sistem Imprest menghasilkan

DANA KAS KECIL (Petty Cash)


Dana kas kecil adalah kas yang disisihkan Sistem Dana Berfluktuasi
untuk pengeluaran-pengeluaran harian (Fluctuating system), yaitu sistem
yang relatif kecil yang tidak memerlukan kas kecil dimana pengisian kas
cek. Dalam mengoperasikan system kecil dilakukan dalam jumlah yang
dana kas kecil, dilakukan pemisahan tidak teratur dan tidak didasarkan
antara kasir pemegang kas kecil dengan bukti kas keluar. Setiap
kasir utama. Secara periodik kasir utama pengeluaran kas kecil yang terjadi
atau bendahara mengisi kas di kasir kas langsung dicatat dengan
kecil. Ada dua pendekatan atau mengkreditkan akun kas kecil.
kebijakan dalam system dana kas kecil: Dalam sistem ini tidak ada

45
pertanggungjawaban terhadap atas bukti-bukti transaksi. Kasir
pengeluaran kas kecil. kas kecil hanya mengumpulkan
Sistem Dana Tetap (Imprest bukti- bukti pengeluaran kas.
System), yaitu sistem kas kecil Pencatatan transaksi pengeluaran
dimana pengisian kas kecil dilakukan setelah dilakukan
didasarkan pada jumlah pengisian kas kecil. Kas kecil diisi
pengeluaran di bukti kas keluar hanya sejumlah pengeluaran yang
kas kecil. Pada saat transaksi terjadi sehingga dana kas kecil
terjadi tidak dilakukan pencatatan tetap, kecuali dilakukan kebijakan
perubahan saldo kas kecil.

Contoh:
Pada tanggal 5/1-2006 PT. A membentuk dana kas kecil sebesar Rp.400.000
dan diisi setiap minggu. Pengeluaran yang terjadi selama satu minggu adalah:
6/1-2006 Dibayar biaya perjalanan dinas Rp.125.000
7/1-2006 Dibayar biaya bensin Rp.20.000
9/1-2006 Pembelian alat tulis kantor Rp.50.000
10/1-2006 Dibayar pembelian materai Rp.18.000
11/1-2006 Dibayar biaya bnsin Rp.15.000

Tanggal 12/1-2006 kas kecil diisi. Catat transaksi diatas dengan menggunakan:
A. Sistem imprest, dimana sewaktu penghitungan ditemukan jumlah kas kecil
tersisa Rp.169.500
B. Sistem berfluktuasi. Pengisian kas kecil Rp. 350.000. Berapa sisa kas kecil
seharusnya?
Jawaban:
Transaksi Imprest Fluctuating
Dibentuk dana kas kecil Petty Cash 400.000 Petty Cash 400.000
Rp. 400.000 Cash Cash 400.000
400.000
6/1-06 Biaya perjalanan Tidak dicatat Traveling expense 125.000
dinas Petty Cash
125.000
7/1-06 Biaya Bensin Rp. Tidak dicatat Fuel & Oil Expense
200.000 20.000
Petty Cash
20.000
9/1-06 Pembelian alat tulis Tidak dicatat Supplies Expense 50.000
Rp.50.000 Petty Cash
50.000

46
10/1-06 Pembelian Materai Tidak dicatat Supplies Expense
18.000
Petty Cash
18.000
11/1-06 Pembelian Bensin Tidak dicatat Fuel & Oil Expense
Rp. 15.000 15.000
Petty Cash
15.000
12/1-06 Pengisian kas kecil Travelling Expense Petty Cash 350.000
125.000 Cash
Fuel & Oil Expense 350.000
35.000
Supplies Expense
68.000
Cash sort & Over
2.500
Cash
230.500
Saldo kas kecil setelah Rp.169.500+ Rp. 230.500 = Rp. 172.000+350.000 = Rp.
pengisian Rp.400.000 522.000

REKONSILIASI BANK
Rekonsiliasi bank dibuat untuk dibank, namun sampai rekening
menyesuaikan akun kas di bank menurut Koran diterima, penerimaan kas
catatan perusahaan dan menurut catatan tersebut belum tercantum. Contoh:
bank (rekening Koran). Apabila Setoran dalam perjalanan
perusahaan memiliki rekening giro di (Deposit in transit), yaitu setoran
bank, maka bank mengeluarkan rekening yang sudah dicatat menambah saldo
Koran bank secara teratur setiap bulan. akun kas di bank di buku besar
Rekening Koran tersebut biasanya perusahaan namun sampai rekening
berbeda dengan akun kas di bank Koran diterbitkan belum tercantum di
menurut catatan perusahaan. Rekening Koran.
Rekonsiliasi bank dibuat untuk 2. Perusahaan telah mencatat
mengetahui penyebab perbedaan itu. pengeluaran cek (pengeluaran kas)
Perbedaan ini biasanya disebabkan oleh: di register cek, namun sampai
1. Perusahaan telah mencatat rekening Koran diterima perusahaan,
penerimaan kas dalam akun kas cek-cek (pengeluaran kas) itu belum

47
ada di rekening Koran karena cek diterima perusahaan dari
belum ditukarkan pelanggan. pelanggan namun ketika
Pengeluaran ini disebut Cek yang dicairkan dana pelanggan tidak
belum dicairkan (Outstanding memadai.
Cheque) yaitu Cek yang sudah 5. Kesalahan- kesalahan Bank
ditulis perusahaan dan diserahkan atau perusahaan. Kesalahan-
serta telah dicatat sebagai kesalahan yang sering terjadi adalah
pengeluaran, namun sampai kesalahan mencatat jumlah cek atau
rekening Koran dikeluarkan oleh penerimaan atau kesalahan
bank belum dicairkan oleh si pendebitan atau pengkreditan yang
pemegang cek. Karena belum dilakukan oleh bank.
diuangkan oleh si penerima cek,
maka bank belum mengurangkan Ada beberapa pendekatan atau
dari saldo bank. cara membuat rekonsiliasi bank:
3. Bank telah mencatat penerimaan 1. Rekonsiliasi bank 1 kolom
kas dalam rekening Koran bank, menyesuaikan saldo rekening
namun perusahaan tidak mengetahui Koran bank agar sesuai dengan
adanya penerimaan kas atau saldo kas di bank di buku besar
penagihan yang dilakukan bank atau sebaliknya, menyesuaikan
sampai rekening Koran diterima. saldo kas di bank di akun Buku
Contoh: Setoran pelanggan yang besar perusahaan agar sesuai
langsung ke rekening perusahaan dengan saldo di rekening Koran.
atau penagihan bank kepada 2. Rekonsiliasi bank 2 kolom
pelanggan (Collected by Bank) menyesuaikan saldo rekening
4. Bank telah mendebitkan/ Koran Bank dan catatan saldo kas
membebankan perusahaan, namun di bank di buku besar perusahaan
perusahaan belum mengetahui sehingga diperoleh saldo kas di
samapi menerima rekening Koran. bank yang sebenarnya.
Pembebanan bank (Bank 3. Rekonsiliasi bank 4 kolom (Proof
Charges) biasanya terdiri dari: of Cash) biasanya digunakan
Biaya administrasi, yaitu biaya oleh auditor untuk memeriksa
pengurusan rekening mutasi bank perusahaan dan
perusahaan meguji saldo bank. Dilakukan
Cek kosong (Not Sufficient dengan menyesuaikan saldo bank
Fund/NSF), yaitu cek-cek yang awal, penerimaan bank,
pengeluaran bank dan saldo akhir.

48
Contoh:
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK
PER 30 Juni 2004
Balance per bank statement (Saldo menurut rekening Koran) Rp.
7.000.000
Add: - Deposit in transit 1.540.000
Less: - Outstanding cheque Rp.
(2.000.000)
Balance per book Rp. 6.540.000

Catatan Kas di Bank bulan Juli: Rekening Koran Buku


Saldo 31 Juli 2004 8.650.000 9.250.000
Setoran Juli 5.000.000 5.810.000
Cek bulan juli 4.000.000 3.100.000
Penagihan wesel tagih 1.000.000 0
Biaya bank 15.000 0
NSF Cheque 335.000 0
Diminta:
Buat Rekonsiliasi bank dengan bentuk 1 kolom, 2 kolom dan 4 kolom.
1. Rekonsiliasi Bank 1 kolom (menyesuaikan saldo kas di bank
menurut rekening Koran bank menuju saldo kas di buku besar
perusahaan, atau sebaliknya).
Dalam membuat rekonsiliasi bank diasumsikan benar. Sebaliknya, apabila
model ini, harus diasumsikan salah satu saldo kas di bank menurut buku besar
saldo salah dan perlu disesuaikan diasumsikan salah, maka perlu
menuju saldo yang dianggap benar. disesuaikan ke saldo kas di bank menurut
Apabila saldo kas di bank menurut rekening koran yang diasumsikan benar.
rekening Koran bank diasumsikan salah, Model 1 kolom untuk rekonsiliasi
maka perlu disesuaikan ke saldo kas di bank PT. Ayala Sukses dapat dibuat
bank menurut buku besar yang sebagai berikut:

49
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK
(Saldo di rekening Koran menuju saldo di buku besar)
Per 31 Juli 2009
Saldo kas di bank menurut rekening koran 8.650.000
Menambah:
Deposit in transit 2.350.000
Bank Charge 15.000
NSF Cheque 335.000

Mengurangi:
Outstanding Checks (1.100.000)
Notes Receivable (1.000.000)

Saldo Kas di Bank menurut Buku Besar 9.250.000

Keterangan:
1. Pos- pos yang menambah saldo 2. Pos-pos yang mengurangi saldo
rekening Koran adalah penerimaan- rekening Koran adalah pengeluaran-
penerimaan yang belum terlihat pengeluaran yang sudah dicatat di
dalam rekening Koran, namun sudah buku besar namun tidak terlihat di
dicatat oleh perusahaan di buku rekening Koran (contoh: Outstanding
besar (yaitu deposit in transit). Cheque). Penagihan-penagihan bank
Pembebanan oleh Bank (biaya kepada pelanggan atau setoran
administrasi, NSF Cheque) dan pelanggan ke rekening perusahaan
pendapatan bunga atas simpanan yang belum dicatat perusahaan ke
(pendapatan jasa giro) belum dicatat buku besar (dalam kasus itu adalah
oleh perusahaan sebagai Note Receivable) harus dikurangkan
pengeluaran dan penerimaan dari rekening Koran.
sehingga harus ditambahkan ke
saldo rekening Koran.
2. Rekonsiliasi Bank 2 kolom (menyesuaikan masing-masing saldo kas di
bank untuk mencari saldo yang sebenarnya)
Rekening Koran ini dibuat dengan adalah mencari saldo kas di bank yang
menyesuaikan kedua saldo kas di bank, sebenarnya.
baik menurut buku besar ataupun Model 2 kolom untuk kasus PT. AYALA
menurut rekening Koran. Tujuannya SUKSES dapat dibuat sebagai berikut:
PT. AYALA SUKSES

50
REKONSILIASI BANK
Per 31 Juli 2004
Saldo kas di bank menurut 8.650.000 Saldo kas di bank 9.250.000
rekening koran menurut Buku Besar
Menambah: Menambah:
Deposit in transit 2.350.000 Notes Receivable 1.000.000
Mengurangi: Mengurangi:
Outstanding Checks (1.100.000 Bank Charge (15.000)
)
NSF Cheque (335.000)

Saldo seharusnya Kas di 9.900.000 Saldo seharusnya Kas 9.900.000


Bank di Bank

Keterangan:
1. Perhitungan setoran dalam perjalanan (Deposit in transit) bulan juli:
Setoran bulan juli menurut buku Rp.5.810.000
Setoran bulan juli menurut rekening (Rp.5.000.000)
koran
Selisih setoran Rp. 810.000
Setoran dalam perjalanan bulan juni Rp. 1.540.000
Setoran dalam perjalanan bulan juli Rp. 2.350.000
2. Perhitungan Cek-cek yang masih beredar (Oustanding Cheques) bulan juli:

Cek-cek bulan juli dikeluarkan perusahaan Rp. 3.100.000


Cek bulan juli menurut Rekening Koran
(termasuk cek bulan juni) Rp. 4.000.000
Cek-Cek beredar bulan juni (Rp. 2.000.000)
Cek bulan juli yang sebenarnya diterima bank (Rp.2.000.000)
Cek-Cek yang beredar bulan juli Rp. 1.100.000

3. Unsur-unsur yang menambah atau mengurangi saldo akun kas di bank


menurut buku besar adalah unsur yang belum dicatat di buku besar sampai
rekening Koran diterima.
4. Unsur-unsur yang menambah atau mengurangi saldo rekening Koran adalah
unsure yang belum dicatat oleh bank sebagai penerimaan atau pengeluaran
samapi rekening Koran dikirimkan.
Rekonsiliasi Bank 4 kolom
Ada 3 cara melakukan rekonsiliasi bank 4 disesuaikan untuk mencari saldo
kolom: yang benar
1. Saldo rekening koran dan saldo 2. Saldo bank disesuaikan (dicari
kas di bank menurut buku besar perbedaannya) terhadap saldo
buku perusahaan

51
3. Saldo buku besar disesuaikan pengeluaran pada bulan dilakukannya
terhadap saldo rekening koran. rekonsiliasi bank, dan saldo akhir.
Penyesuaian dibuat terhadap saldo
awal, saldo penerimaan dan saldo
1. Saldo rekening koran dan saldo kas di bank menurut buku besar
disesuaikan untuk mencari saldo yang benar
Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)
PER 31 Juli 2007
Saldo per Juli Saldo per
Keterangan
30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007
Rp Rp Rp Rp
Saldo rekening koran 7.000.000 6.000.000 4.350.000 8.650.000
Setroran dalam perjalanan

Rp Rp(1.540.00 Rp
a. Per 31 Juni 2007 1.540.000 0) -
Rp Rp
b, Per 31 Juli 2007 2.350.000 2.350.000
Outstanding Cheque:

Rp(2.000.00 Rp(2.000.00
a. Per 31 Juni 2007 0) 0)

Rp Rp(1.100.00
b, Per 31 Juli 2007 1.100.000 0)
Rp Rp Rp Rp
Saldo kas di bank yang benar 6.540.000 6.810.000 3.450.000 9.900.000

Saldo Kas di Bank menurut Rp Rp Rp Rp


buku besar 6.540.000 - - 9.250.000
Rp Rp
Penagihan wesel tagih 1.000.000 1.000.000
Rp Rp
Biaya jasa bank 15.000 (15.000)
Rp Rp
NSF Cheque 335.000 (335.000)
Rp Rp Rp Rp
Saldo kas di bank yang benar 6.540.000 1.000.000 350.000 9.900.000

2. Saldo bank disesuaikan (dicari perbedaannya) terhadap saldo buku


perusahaan
Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:
PT. AYALA SUKSES

REKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)


PER 31 Juli 2007
Saldo per Juli Saldo per
Keterangan

52
Rp Rp Rp Rp
Saldo rekening koran 7.000.000 6.000.000 4.350.000 8.650.000
Setroran dalam perjalanan

Rp Rp(1.540.00 Rp
a. Per 31 Juni 2007 1.540.000 0) -
Rp Rp
b, Per 31 Juli 2007 2.350.000 2.350.000
Outstanding Cheque:

Rp(2.000.00
a. Per 31 Juni 2007 0) Rp(2.000.000)

Rp(1.100.00
b, Per 31 Juli 2007 Rp 1.100.000 0)

Rp(1.000.00 Rp(1.000.00
Penagihan wesel 0) 0)
Rp Rp
Biaya Jasa Bank (15.000) 15.000
Rp Rp
NSF Cheque (335.000) 335.000
Saldo kas di bank menurut Rp Rp Rp Rp
buku besar 6.540.000 5.810.000 3.100.000 9.250.000

3. Saldo buku besar disesuaikan terhadap saldo rekening koran.


Untuk kasus PT. AYALA SUKSES dibuat rekonsiliasi bank 4 kolom berikut ini:
PT. AYALA SUKSES
REKONSILIASI BANK 4 KOLOM (PROOF OF CASH)
PER 31 Juli 2007
Saldo per Juli Saldo per
Keterangan
30-Jun-04 Penerimaan Pengeluaran 31/07/2007
Saldo menurut buku Rp Rp Rp Rp
besar 6.540.000 5.810.000 3.100.000 9.250.000
Setroran dalam perjalanan

Rp(1.540.00 Rp
a. Per 31 Juni 2007 0) 1.540.000 Rp -

Rp(2.350.00 Rp(2.350.000
b, Per 31 Juli 2007 0) )
Outstanding Cheque:
Rp Rp
a. Per 31 Juni 2007 2.000.000 2.000.000

Rp(1.100.00
b, Per 31 Juli 2007 0) Rp 1.100.000
Rp
Penagihan wesel 1.000.000 Rp 1.000.000
Rp Rp
Biaya Jasa Bank 15.000 (15.000)
NSF Cheque Rp Rp

53
335.000 (335.000)
Saldo kas di bank Rp Rp Rp Rp
menurut buku besar 7.000.000 6.000.000 4.350.000 8.650.000

Membuat Pencatatan Penyesuaian Saldo Kas di Bank di buku besar


Penyesuaian dilakukan untuk unsur- unsur yang belum dicatat di buku besar
sampai rekening Koran diterima. Untuk kasus PT. Ayala Sukses, penyesuaian dicatat
sebagai berikut:
1. Menyesuaikan penerimaan kas
Cash 1.000.000
Note Receivable 1.000.000

2. Menyesuaikan Pengeluaran kas


Bank charge expense 15.000
Account Receivable 335.000
Cash 350.000

Soal Latihan:
1. Tentukanlah berapa saldo kas dan setara kas PT. Bintang Mas dari informasi
berikut ini dan bagaimana memperlakukan yang tidak termasuk saldo kas dan
setara kas?
Uang tunai di brankas Rp 15.000.000
Terdapat sertifikat deposito 6 bulan Rp. 60.000.000
Perusahaan memiliki dana pelunasan obligasi Rp. 45.000.000 yang
diinvestasikan dalam saham yang beredar di bursa efek
Saldo kas di bank Rp. 152.000.000
Saldo dana kas kecil Rp. 650.000
Perusahaan meminjam di bank dan bank menyiaratkan saldo minimum
simpanan Rp. 25.000.000
Salah satu rekening bank perusahaan bersaldo (Rp. 5.000.000)
2. PT. Tri C Sukses menggunakan system impres dalam pengelolaan kas kecil.
Pengisian kas kecil dilakukan setiap minggu. Berikut adalah informasi
penggunaan kas kecil:
5/6-2009 dibentuk dana kas kecil Rp. 1.500.000

54
12/6-2009: pengeluaran kas kecil adalah: membeli perlengkapan kantor Rp.
450.000, pembayaran iuran kebersihan dan keamanan Rp. 150.000,
pembayaran BBM petugas penjualan Rp. 100.000, membeli materai Rp.
18.000. Sisa dana kas kecil Rp. 780.000
18/6-2009: pengeluaran kas kecil adalah: membayar biaya perjalanan dinas Rp.
465.000, membayar biaya pemeliharaan rutin sepeda motor Rp.
94.000, membayar sumbangan Rp. 500.000. Sisa dana kas kecil Rp.
445.000
25/6-2009 pengeluaran kas kecil adalah: pembelian BBM petugas penjualan Rp.
150.000, membayar tagihan HP direktur (biaya telekomunikasi) Rp.
250.000, membayar pemeliharaan rutin mobil kantor Rp. 200.000. Sisa
dana kas kecil Rp. 900.000. Pada tanggal ini diputuskan dana kas kecil
Rp. 1.200.000.

3. PT. Andalas menyetorkan semua penerimaan dan melakukan semua pembayaran


dengan menggunakan cek. Informasi berikut ini diperoleh dari catatan kas dan
rekening Koran bank untuk membuat rekonsiliasi bank tanggal 31 agustus 2009:
1. Saldo kas menurut buku kas tanggal 1 agustus 2009 Rp.9.704.000,
penerimaan kas selama bulan agustus Rp. 35.000.000 dan pengeluaran kas
selama bulan agustus Rp.34.903.000. Saldo kas yang ada ditangan kasir
perusahaan Rp. 310.000
2. Menurut rekening Koran bank, saldo kas di bank tanggal 31 agustus 2009 Rp.
8.089.000
3. Setoran dalam perjalanan Rp. 3.800.000
4. Cek-cek yang sudah dikeluarkan namun belum kelihatan di rekening Koran Rp.
1.050.000
5. Petugas pembukuan salah mencatat cek untuk membeli perlengkapanRp.
164.500, seharusnya Rp.146.500.
6. Penagihan wesel dari salah seorang pelanggan Rp. 1.000.000 dan bunga Rp.
40.000. Penagihan ini sudah dikreditkan bank.
7. Bank membebankan biaya pemeliharaan rekening Rp. 20.000
Diminta: Buat laporan rekonsiliasi bank dan buat pencatatan penyesuaian yang
diperlukan.
4. Data buku kas perusahaan dan rekening Koran PT. A untuk tanggal 31
November 2009:

55
5. Berikut ini adalah data kas di bank PT. Central (dalam ribuan) pada tanggal 31
desember 2009
BANK BUKU BESAR
Saldo awal Rp. 43.560 Rp.47.760
Penerimaan Rp. 85.700 Rp. 34.416
Pengeluaran Rp. 75.640 Rp. 36.916
Setoran pelanggan Rp. 16.770
Jasa giro Rp. 354
Salah catat cek untuk pembayaran hutang Rp.945.000
usaha (terlampau besar), seharusnya
Rp.900.000
Pembebanan cek kosong Rp. 550
Biaya administrasi rekening Rp. 165
Setoran dalam perjalanan Rp. 25.000
Salah pembebanan cek Rp. 40.549
Cek-cek yang masih beredar 12.500

Dana kas kecil:


Perusahaan menggunakan system impres dank as kecil diisi setiap tanggal 5 dan 20
setiap bulan. Dana kas kecil Rp. 5.000. Hasil pemeriksaan kas kecil dari tanggal
20/12/2009 5/1/2010 menunjukkan pengeluaran-pengeluaran berikut ini:

56
22/12/2009 pembelian perlengkapan Rp. 1.500, 23/12/2009 biaya BBM Rp. 500,
26/12/2009 biaya perjalanan dinas Rp. 1.000, 4/1/2009 biaya jamuan makan Rp.600.
Diminta:
1. Buat rekonsiliasi bank
2. Buat pencatatan penyesuaian hasil rekonsiliasi bank
3. Catat pengeluaran kas kecil sampai 31 desember 2009
4. Berapa jumlah kas yang harus disajikan di neraca 31 desember 2009?

6. Laporan bank menunjukkan data berikut (Dalam ribuan rupiah):


Saldo awal 1/8-2002 90.425
Setoran 915.176
Cek plus memo deposit (851.715)
Beban administrasi (44)
Saldo akhir 31/8-2002 153.842

Akun Kas di buku besar perusahaan adalah sebagai berikut:

1/7 64.192 31/7 Pengeluaran Kas 665.491


31/7 Penerimaan Kas 682.429 1/8 Rekonsiliasi Bank 375
31/8 Penerimaan Kas 919.872 31/8 Pengeluaran Kas 856.446

Hasil penelaahan atas rekonsiliasi bank bulan lalu dan rekening bank bulan agustus
menunjukkan hal-hal berikut:
1. Cek-cek yang belum ditukarkan (outstanding cheque) 31/7/2002 berjumlah
26.042, dan 31/8-2002 berjumlah 33.561
2. Setoran yang belum dilaporkan oleh bank per 31/7-2002 berjumlah Rp.16422,
dan 31/8-2002 berjumlah 21.118
3. Cek No. 216 untuk perlengkapan kantor telah ditulis 695, namun dicatat di
jurnal pengeluaran kas sejumlah $965. Bank mencatat cek tersebut senilai
695
4. Cek yang ditulis oleh perusahaan lain senilai 583 telah dikurangkan oleh bank
dari rekening perusahaan ini.
5. Termasuk dalam rekening Koran bank adalah sebuah memo debit bertanggal
31/8 sebesar 2.475 untuk bunga wesel yang dikeluarkan perusahaan ini pada
tanggal 31/7.
6. Sevice charge untuk bulan agustus belum dicatat perusahaan.

57
7. Dalam rekonsiliasi bank per 31/7-2002, ditunjukkan terdapat service charge
26 & cek kosong 349

Instruksi:
a. Siapkan rekonsiliasi bank 4 kolom untuk menyesuaikan saldo bank menjadi
saldo buku
b. Siapkan rekonsiliasi bank 4 kolom yang menyesuaikan saldo bank dan saldo
buku menjadi saldo yang benar.
c. Siapkan ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk menyesuaikan buku
perusahaan.

58
BAB IV
AKUNTANSI PIUTANG (Receivable)

Piutang (Receivable) merupakan merupakan janji tertulis dari pelanggan


klaim suatu entitas terhadap pelanggan atau pihak lain kepada perusahaan untuk
atau pihak lain atas uang, jasa atau membayar sejumlah uang tertentu pada
barang. Untuk tujuan pelaporan suatu tanggal di masa depan. Piutang
keuangan piutang dapat diklasifikasikan Usaha merupakan janji lisan dari
atas piutang jangka panjang dan piutang pelanggan untuk membayar sejumlah
jangka pendek. Piutang Jangka Panjang uang tertentu pada suatu tanggal di
adalah klaim kepada pihak lain yang masa depan. Piutang wesel bisa
diharapkan tertagih lebih dari satu berjangka panjang dan berjangka
periode akuntansi atau lebih dari satu pendek, tergantung perjanjian antara
siklus operasi. Piutang Jangka Pendek peminjam/pembeli dengan yang
merupakan klaim kepada pelanggan atau memberi pinjaman/penjual. Sedangkan
pihak lain yang diharapkan tertagih Piutang Usaha biasanya berjangka
dalam satu tahun atau satu siklus operasi pendek dan diharapkan ditagih dalam 30
normal. hari, 45 hari atau 60 hari tergantung
Selanjutnya, piutang dapat juga syarat-syarat penjualan (term). Piutang
digolongkan di neraca atas Piutang Non Dagang timbul dari berbagai jenis
Dagang dan Piutang Non Dagang. transaksi yang bukan dari kegiatan
Piutang Dagang terdiri atas Piutang wesel perdagangan, misalnya piutang
(Notes Receivable) dan Piutang Usaha karyawan, piutang kepada pemegang
(Account Receivable). Piutang wesel saham, uang muka

PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE)

PENGAKUAN PIUTANG USAHA


Piutang usaha diakui/dicatat piutang usaha, terdapat dua faktor yang
sebesar nilai pertukaran atau nilai faktur memengaruhi pencatatan nilai piutang
yang telah disepakati oleh pihak penjual usaha, yaitu:
dan pembeli. Dalam pengakuan atas

1. Diskun Dagang (Trade discount).

66
Diskun dagang adalah diskun diberikan diskun). Apabila terdapat
yang diberikan oleh penjual kepada diskun dagang maka piutang usaha
pembeli atas dasar daftar harga yang diakui senilai jumlah neto (setelah
diberikan penjual. Diskun ini biasanya dikurangi diskun). Misalnya, PT. Aris
diberikan karena pembeli membeli memberikan diskun 30% untuk setiap
barang/jasa dalam volume/jumlah pembelian barang. Apabila pada tanggal
tertentu atau kebijakan perusahaan tersebut daftar harga menunjukkan
memberikan diskun untuk mencegah harga perunit Rp. 20.000, maka PT. Aris
terjadinya perubahan harga berulang- mencatat penjualan 100 unit barang
ulang (harga tetap sesuai katalog, namun yang dijual secara kredit sebagai berikut:

2. Diskun Tunai (Cash Discount).


Berbeda dengan diskun dagang, diberikan apabila membayar dalam 10
diskun tunai diberikan apabila pembeli hari sejak tanggal penagihan/faktur dan
barang membayar sesuai dengan periode jatuh tempo dalam masa 30 hari sejak
diskun yang tercantum dalam syarat- tanggal penjualan, atau 2/10 EOM
syarat pembayaran. Apabila pembeli (Ending of Month) maka diskun 2%
membayar dalam periode yang diberikan apabila membayar dalam 10
disebutkan dalam syarat-syarat hari sejak akhir bulan. Pengakuan
pembelian (term), maka diskun diberikan terhadap diskun tunai dan piutang
sebesar persentase tertentu. Misalnya, dapat dilakukan dengan dua pendekatan:
syarat 2/10, net 30 maka diskun 2%
a. Metode Neto ( Net Method).
Piutang diakui sebesar jumlah (pembayaran melebihi periode diskun)
penjualan setelah dikurangi dengan maka manajemen pembeli tidak efisien.
diskun. Metode ini mengasumsikan Diskun yang tidak diambil akan diakui
pembeli akan mengambil kesempatan sebagai keuntungan karena diskun
untuk memanfaatkan diskun yang penjualan dibatalkan (Sales Discount
diberikan. Apabila diskun tidak diambil Forfeited).

67
b. Metode bruto (Gross Method).
Piutang dicatat sebesar nilai yang metode yang paling mudah diterapkan
ada pada faktur dan diskun dicatat dalam dan paling banyak digunakan. Diskun
akun Diskun Penjualan apabila penjualan disajikan di laporan rugi-laba
perusahaan menerima pembayaran pada (Income Statement) sebagai pengurang
periode diskun. Metode ini merupakan dari akun Penjualan.

Dibandingkan metode bruto, karena membutuhkan analisa tambahan


metode neto menghasilkan praktik yang dan pencatatan penyesuaian diakhir
lebih baik karena piutang disajikan dekat perode untuk diskun tunai yang tidak
dengan nilai realisasinya. Dalam diambil (Sales Discount Forfeited).
kenyataan, metode neto sulit diterapkan

PENILAIAN PIUTANG USAHA


Piutang Usaha dinilai sebesar nilai retur dan penyisihan penjualan yang
realisasi neto (Net Realizable Value), akan terjadi. Untuk menaksir jumlah
yaitu nilai yang diperkirakan bisa piutang yang tak tertagih terdapat dua
dikonversi menjadi kas. Untuk menilai metode yang biasa digunakan:
Piutang Usaha pada nilai realisasinya, 1. Metode Penghapusan Langsung
maka perlu mengestimasi piutang usaha (Direct Write-Off Method)
yang tak tertagih dan penaksiran atas

68
2. Metode Penyisihan (Allowance
Method)
Metode Penghapusan Langsung
Metode ini digunakan hanya bila mendebit akun biaya piutang tak tertagih
piutang yang tidak tertagih tidak dan mengkreditkan akun piutang usaha.
material. Secara teoretis, metode ini Apabila setelah dihapus, pelanggan
tidak cocok karena tidak memadankan membayar kembali setelah periode
biaya dan pendapatan periode. Metode penghapusan piutang usaha, maka
Penghapusan Langsung mencatat biaya penerimaan itu dicatat sebagai
piutang tak tertagih (Bad debt Expense) keuntungan (Gain from Uncollectible
pada periode ketika piutang usaha tidak Amount Recovery). Metode ini
bisa ditagih. Piutang yang benar-benar merupakan metode yang diwajibkan
tidak bisa ditagih dicatat dengan dalam Undang-Undang Perpajakan.

Metode Penyisihan (Allowance Method)


Dalam metode penyisihan, setiap Metode penyisihan menilai piutang
akhir periode akuntansi ditaksir/ dalam jumlah yang dapat direalisasikan.
diestimasi jumlah biaya piutang tidak Metode ini cocok dengan Prinsip
tertagih. Hasil taksiran biaya piutang tak Akuntansi Berterima Umum
tertagih (Bad debt Expense) dicatat ke (PABU)/Standar Akuntansi Keuangan
jurnal dengan mendebit akun biaya (SAK).
piutang tak tertagih dan mengkredit Misalnya, total penjualan PT. A
akun penyisihan untuk piutang tak selama Tahun 2006 Rp. 250.000.000.
tertagih (Allowance For Doubtful berdasarkan pengalaman sebelumnya,
Account). Apabila pelanggan benar-benar 2% dari total penjualan akan sulit ditagih.
tidak bisa membayar, dengan demikian Pada tanggal 1/5-2007 salah seorang
piutang usaha harus dihapus, maka pelanggan PT. A jatuh pailit, sehingga
penghapusan itu dicatat dengan Piutang Usaha sebesar Rp. 500.000 atas
mendebit akun Penyisihan Piutang Tak nama pelanggan itu diputuskan oleh
Tertagih (Allowance For Doubtful manajemen harus dihapus. Tanggal 28/1-
Account) dan mengkredit akun Piutang 2008 pelanggan itu memberitahukan
Usaha. Pembayaran kembali setelah akan membayar seluruh kewajibannya
piutang dihapus dilakukan dengan pada tanggal 5 maret 2008. Transaksi
mendebit Piutang Usaha yang sudah Piutang PT. A dapat dicatat dengan kedua
dihapus dan mengkredit kembali akun metode seperti ilustrasi dalam tabel
Penyisihan Piutang Yang Tak Tertagih berikut ini:
(Allowance For Doubtful Account).

69
Menaksir Jumlah Biaya Piutang Tak Tertagih
Biaya piutang yang tak tertagih keuangan. Untuk membantu dalam
ditaksir berdasarkan pertimbangan membuat pertimbangan, ada dua
dan pengalaman masa- masa pendekatan yang bisa dipakai:
sebelumnya terkait dengan Piutang 1. Pendekatan Laporan Rugi-Laba
Usaha dan transaksi penjualan. (Income Statement
Pertimbangan yang cermat dan wajar Approach)
harus dilakukan agar mencerminkan 2. Pendekatan Neraca (Balance
nilai realisasi dari Piutang Usaha pada Sheet Approach)
tanggal penyusunan laporan

Pendekatan Rugi Laba dalam menaksir Biaya Piutang Tak Tertagih


Penaksiran didasarkan jumlah penjualan kredit yang dilakukan sebesar
penjualan kredit yang terjadi dalam Rp. 650.000.000 dan berdasarkan
periode itu dan manajemen suatu entitas pengalaman tahun sebelumnya piutang
mempertimbangkan jumlah piutang yang yang sulit ditagih 0,5% dari penjualan.
tidak tertagih dari penjualan kredit yang Maka, tahun 2006 jumlah piutang tak
terjadi dalam periode itu. Persentase tertagih adalah 0,5% x Rp. 650.000.000=
ketidaktertagihan piutang berdasarkan Rp. 3.250.000. Biaya piutang tak tertagih
pertimbangan manajemen itu dikalikan dan Penyisihan piutang dicatat sebagai
dengan total penjualan kredit dalam berikut:
periode itu. Misalnya dalam tahun 2006

70
Pendekatan Neraca dalam menaksir Biaya Piutang Tak Tertagih
Pendekatan neraca dilakukan ketidaktertagihan dalam setiap kelompok
dengan membuat suatu bagan atau piutang pelanggan.
skedul Analisa Atas Umur Piutang Usaha Total taksiran jumlah piutang
(Aging Schedule). Piutang usaha usaha tak tertagih merupakan jumlah
diklasifikasikan berdasarkan umur Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih
piutang usaha sejak tanggal penagihan yang akan disajikan di neraca. Selisih
atau faktur dikeluarkan sampai tanggal antara jumlah Akun Penyisihan Piutang
penyusunan laporan keuangan. Piutang Tak Tertagih sebelum dilakukan
usaha masing-masing pelanggan penyesuaian dengan jumlah akun
(Customer) dikelompokkan berdasarkan penyisihan Piutang Tak Tertagih hasil
umur piutang masing- masing perhitungan merupakan jumlah Akun
pelanggan. Biasanya pengelompokkan Biaya Piutang tak tertagih pada periode
didasarkan kelipatan dari hari jatuh itu.
tempo ( misalnya, piutang usaha jatuh Misalnya, dari akun Piutang Usaha
tempo 30 hari, maka piutang pelanggan di Buku Besar PT. A per 31 Desember
dikelompokkan dalam kelipatan 30, yaitu 2007 saldo akhir Piutang Usaha sebesar
60 hari, 90 hari atau 120 hari). Setelah Rp. 207.160.000. Jumlah Piutang Usaha
pengelompokan dilakukan maka tersebar pada pelanggan berikut (data
manajemen menaksir, berdasarkan diambil dari buku pembantu/kartu
pengalaman periode-perode sebelumnya, Piutang Usaha):

Piutang Usaha dan Penyisihan untuk - Piutang usaha jatuh tempo 30


Piutang yang tak tertagih sebelum hari
disesuaikan menunjukkan saldo piutang - Umur 31-60 hari, persentase
usaha Rp. 207.160.000 dan Penyisihan ketertagihan 90%
untuk Piutang yang tak tertagih Rp. - Umur 61-90 hari, persentase
7.456.000. Kebijakan Piutang perusahaan ketertagihan 85%
untuk penyisihan adalah: - Umur 91-120 hari persentase
ketertagihan 80%

71
- > 120 hari, persentase Analisa atas Umur Piutang Usaha dapat
ketertagihan Piutang 75% dibuat seperti tabel dibawah ini:

Biaya Piutang tak tertagih (Bad debt Expense) per 31 Desember 2007 dapat
dihitung sebagai berikut:
-- Allowance for Doubtful Account setelah penyesuaian Rp.
14.755.000
-- Allowance for Doubtful Account sebelum penyesuaian Rp.
7.456.000
Bad Debt expense Rp. 7.299.000
Biaya Piutang Tak Tertagih dicatat ke jurnal umum dengan cara sebagai berikut:

WESEL TAGIH (PROMISORY NOTE)


Di Indonesia, wesel memiliki dua bentuk bank penerbit draft kepada pihak lainnya
yaitu wesel aksep (Bank Draft) dan (tertarik) untuk membayar sejumlah
promes (Promisory Note). Wesel Aksep uang kepada seseorang tertentu atau
(Bank draft) merupakan surat berharga orang yang ditunjuknya pada waktu yang
yang berisi perintah tak bersyarat dari telah ditentukan. Bank draft ini adalah

72
merupakan cek namun sumber dana namun bisa juga tanpa bunga (non
pembayarannya adalah berasal dari interest bearing note). Wesel tanpa
rekening bank penerbit bukan dari bunga merupakan wesel yang secara
rekening nasabah perorangan. implisit tidak mencantumkan suatu
Sedangkan Promes dalam akuntansi persentase bunga namun ada komitmen
dapat juga disebut "nota yang dapat untuk membayar suatu jumlah tertentu
diuangkan" adalah merupakan suatu melebihi jumlah pinjaman yang
kontrak yang berisi janji secara terinci diberikan.
dari suatu pihak ( pembayar) untuk
membayarkan sejumlah uang kepada
pihak lainnya (pihak yang dibayar).
Kewajiban ini dapat timbul dari adanya
suatu kewajiban pelunasan suatu hutang.
Misalnya, dalam suatu transaksi
penjualan barang dimana
pembayarannya mungkin saja dilakukan
sebagian secara tunai dan sisanya
dibayar dengan menggunakan satu atau
beberapa promes. Dalam promes
disebutkan jumlah pokok hutang serta
bunga (apabila ada) dan tanggal jatuh
tempo pembayarannya. Kadangkala
dicantumkan pula adanya suatu
ketentuan yang mengatur apabila si
pembayar mengalami gagal bayar1.
Wesel (note) apabila dilihat dari
pihak yang memberi pinjaman disebut
sebagai wesel tagih (piutang wesel),
sedangkan dari pihak peminjam disebut
sebagai wesel bayar (hutang wesel).
Wesel yang jatuh tempo dalam periode 1
tahun disebut sebagai wesel jangka
pendek, sedangkan wesel yang jatuh
tempo lebih dari 1 periode akuntansi
disebut wesel jangka panjang. Wesel bisa
dikenai bunga (interest bearing note)

1
Lihat www.wikipedia.com

73
PENGAKUAN WESEL
Wesel biasanya dibebani bunga dan wesel berjangka waktu pendek, bunga
direalisasikan sesuai dengan kondisi suku pasar tidak memengaruhi nilai realisasi
bunga pasar untuk instrumen yang wesel.
sesuai dengan wesel itu. Namun untuk

WESEL JANGKA PENDEK BERBUNGA


Misalnya, Pada tanggal 15 Januari 2007 Nilai wesel Rp. 10.000.000. PT. A
PT. A melakukan penjualan barang mencatat wesel itu dijurnal sebagai
kepada PT. B dan menerima wesel berikut:
(promes) 3 bulan berbunga 10%/tahun.

Wesel jangka pendek diklasifikasikan sebagai aktiva lancar dan disajikan sama
dengan piutang usaha.

Wesel jangka panjang berbunga; suku bunga nominal


berbeda dengan suku bunga pasar (efektif)

Nilai realisasi wesel jangka panjang Misalnya, pada awal januari 2007 Bank X
berbunga biasanya memperhitungkan memberi pinjaman Rp. 10.000.000
pengaruh dari suku bunga pasar wesel kepada PT.A dan menerima wesel jangka
yang berisiko sama dengan wesel itu. panjang berbunga 10%. Wesel jatuh
Untuk mengetahui jumlah nilai realisasi tempo selama 3 tahun dan suku bunga
dari wesel, maka harus dicari nilai pasar untuk wesel yang berisiko sama
sekarang dari wesel dan nilai sekarang adalah 12%, maka nilai sekarang wesel
dari anuitas penerimaan bunga wesel itu. dapat dihitung sebagai berikut:

74
Pemasukan ke jurnal pada awal januari 2007 dilakukan sebagai berikut:

Diskun yang dihasilkan diamortisasi Skedul Amortisasi dengan metode bunga


selama periode jatuh tempo wesel. efektif dapat dilakukan sebagai berikut:

Pemasukan ke jurnal untuk amortisasi diskun dan penerimaan pendapatan bunga


pada tahun pertama dibuat:

WESEL JANGKA PANJANG BERBUNGA; SUKU BUNGA


NOMINAL WESEL SAMA DENGAN SUKU BUNGA PASAR
(EFEKTIF)

75
Misalnya, PT. B meminjamkan sejumlah memiliki resiko yang sama adalah
uang Rp.65.000.000 kepada PT. X dan 10%. Ini berarti wesel diterbitkan sama
menerima wesel 3 tahun berbunga dengan nilai nominal, sehingga tidak
10%. Suku bunga wesel dan suku ada diskun yang dicatat. PT. B
bunga pasar untuk wesel yang mencatat wesel itu sebagai berikut:

WESEL BERBUNGA NOL (ZERO-INTEREST BEARING NOTE)

Wesel berbunga nol merupakan wesel Misal, PT. X meminjam Rp. 100
yang tidak mencantumkan tingkat suku juta dari PT.A dan memberi wesel 3
bunga nominal pada wesel namun nilai tahun berbunga nol, dimana nilai
realisasi wesel lebih kecil dari nilai sekarang dari wesel Rp. 77.218.000.
nominal wesel. Perbedaan antara nilai Tingkat suku bunga implisit yang
nominal dan nilai realisasi dicatat menyamakan nilai nominal dan nilai
sebagai diskun dan daimortisasi pada sekarang adalah 9 % (lihat tabel nilai
saat penutupan buku sebagai sekarang pada periode 3 dan suku bunga
pendapatan bunga sebesar suku bunga 9%, nilai sekarang Rp1 untuk periode 3
yang menyamakan dengan nilai sekarang tahun dan suku bunga 9% adalah Rp.
dari wesel. Pada saat wesel dilunaskan 0,77218). Untuk mencatat transaksi itu di
maka pihak peminjam harus membayar jurnal PT. A adalah sebagai berikut:
sebesar nilai nominal dari wesel itu.

Diskun wesel diamortisasi pada akhir periode dengan menggunakan metode bunga
efektif:

76
Pencatatan ke jurnal untuk amortisasi pada periode pertama adalah:

PENILAIAN WESEL TAGIH


Sama seperti Piutang Usaha, piutang wesel. Estimasi atas Wesel tagih
wesel juga disajiakan sebesar nilai yang tidak tertagih bisa juga dilakukan
realisasi neto (Net Realizable Value), dengan pendekatan neraca atau
yaitu nilai yang diestimasi bisa direalisasi pendekatan rugi laba, sama seperti pada
setelah dikurangi penyisihan-penyisihan Piutang Usaha.

PELEPASAN PIUTANG USAHA DAN WESEL


Dalam peristiwa bisnis normal, industri itu melakukan penjualan
piutang usaha dan wesel ditagih ketika secara kredit/cicilan. Apabila tidak
jatuh tempo dan dikeluarkan dari dilakukan, maka perusahaan tidak
pembukuan. Namun, terdapat peristiwa dapat bersaing. Biasanya
dimana perusahaan pemilik piutang dan perusahaan dalam industri jenis
wesel membutuhkan kas dalam waktu (misalnya perusahaan penjual
singkat sehingga melakukan transfer mobil atau sepeda motor) ini
piutang ke perusahaan lain. Alasan bekerjasama dengan suatu
lainnya dilakukan pelepasan piutang perusahaan pendanaan ( Finance
adalah: Company) atau Bank.
1. Memberikan fasilitas kepada 2. Perusahaan sulit atau tidak
pembeli karena hampir memiliki akses melakukan
seluruhnya perusahaan dalam pinjaman ke pihak lain atau untuk

77
menghindari penyimpangan dari 1. Menggadaikan Piutang
persetujuan pinjaman. Usaha
3. Penagihan piutang akan memakan 2. Mentransfer piutang usaha
waktu yang panjang dan mahal dengan perjanjian
sehingga mengalihkan ke pihak tanggung renteng atau non
lain penagihan piutang. tanggung renteng
Transfer piutang usaha dan wesel (Factoring).
ke pihak lain untuk memperoleh kas
dapat dilakukan dengan:

MENGGADAIKAN PIUTANG USAHA


Piutang Usaha dan wesel bisa membebankan suatu beban keuangan
menjadi jaminan atas pinjaman. Dalam 2% dan bunga wesel pinjaman 12%.
perjanjian biasanya perusahaan pemilik Cicilan PT. A dilakukan setiap bulan atas
piutang tetap melakukan penagihan penerimaan Piutang usaha. Transaksi
kepada debiturnya dan menyetorkan yang terjadi atas piutang usaha:
hasil penagihan kepada pihak yang 1. Bulan Mei PT. A menagih
memberinya pinjaman. Biasanya, piutang senilai Rp. 30.000.000,
perusahaan pemberi pinjaman (bank diskun tunai Rp. 600.000 dan
atau perusahaan pembiayaan) akan retur penjualan Rp. 2.000.000.
membebankan suatu beban keuangan 2. Pada bulan Juni PT. A
(Finance charge). Setiap penagihan melakukan pembayaran kepada
digunakan untuk melunasi pinjaman. Bank X atas penagihan Piutang
Apabila pinjaman tidak dilunasi maka Usaha.
pemberi pinjaman memiliki hak 3. Seluruh Piutang Usaha
melakukan penagihan atas jaminan. Akun berhasil ditagih Bulan Juni dan
Piutang Usaha tetap dipegang dan terdapat penghapusan piutang
dicatat oleh perusahaan yang Rp. 5 Juta.
menggadaikan piutang usaha. 4. Pada bulan Juli dilunaskan
Misalkan, 1 Mei 2007 PT. A seluruh pinjaman kepada Bank X
menjaminkan Piutang Usaha senilai Rp. Pencatatan ke jurnal yang harus
100.000.000 kepada Bank untuk dilakukan kedua belah pihak adalah:
pinjaman Rp. 80 Juta. Bank

78
TRANSFER (ANJAK) PIUTANG
Piutang Usaha juga bisa ditransfer maupun tanpa tanggung renteng/tanpa
(dijual atau dijaminkan) untuk jaminan (Without Recourse). Transfer
memperoleh kas. Piutang usaha biasanya Piutang usaha biasanya dilakukan
dijual ke perusahaan pendanaan dengan pemberitahuan atau notifikasi
(Finance Company) . Dalam Peraturan kepada pelanggan agar melakukan
Menteri Keuangan Nomor 84/PMK. pembayaran kepada Faktor (pihak yang
012/2006 tentang perusahaan menerima transfer piutang
pembiayaan disebutkan Anjak Piutang usaha/Transferee)
(Factoring) adalah kegiatan pembiayaan
dalam bentuk pembelian piutang dagang Transfer Piutang tanpa Tanggung
jangka pendek suatu perusahaan berikut Renteng/tanpa jaminan
pengurusan atas piutang itu. Transfer Transfer piutang usaha tanpa
piutang dilakukan dengan tanggung tanggung renteng dianggap sebagai
renteng/dengan jaminan (with recourse) penjualan piutang usaha. Dalam transfer

79
piutang tanpa tanggung renteng, pihak pelanggan terhadap barang rusak atau
pembeli piutang (Faktor) menanggung ada pengembalian (retur) atau ada
seluruh Risiko ketidaktertagihan piutang. piutang yang tidak tertagih. Dalam
Pengendalian terhadap piutang usaha transaksi ini, pihak penjual piutang
berpindah kepada Faktor. Faktor akan mengakui keuntungan atau kerugian dari
mengenakan beban pendanaan (Finance penjualan piutang. Keuntungan atau
Charge) dan menahan persentase kerugian penjualan piutang dapat
tertentu dari piutang usaha sebagai dihitung dengan cara:
jaminan (retensi) apabila ada klaim dari
- Nilai Buku Piutang Usaha xxx
- Nilai Realisasi Penjualan Piutang Usahaxxx
- Nilai yang ditahan factor
(Retensi Kepada Faktor) xxx+ (xxx)
Keuntungan (Kerugian) Penjualan Piutang usaha xxx

TRANSFER PIUTANG SECARA TANGGUNG


RENTENG/DENGAN JAMINAN
Transfer Piutang Usaha secara diestimasi/ditaksir secara andal;
tanggung renteng dapat dipandang dan
sbagai transaksi penjualan atau transaksi 3. Klien tidak memiliki
pinjam meminjam dengan jaminan kewajiban atau opsi untuk
Piutang Usaha. PSAK No. 43 menjelaskan membeli kembali piutang itu.
bahwa Transfer Piutang Usaha dapat Apabila ketiga ketentuan itu tidak
dipandang sebagai penjualan apabila terpenuhi, maka transfer piutang usaha
keadaan-keadaan berikut semuanya harus dipandang sebagai pinjaman,
terpenuhi: bukan sebagai penjualan.
1. Klien (Pihak yang Perbedaan antara penjualan piutang
mentransfer) tidak lagi memiliki dengan tanggung renteng dan tanpa
manfaat ekonomi masa depan tanggung renteng adalah pihak pemilik
dari piutang dan tidak piutang usaha mentransfer piutang
menanggung risiko kolektibilitas usaha dan menjamin pembayaran
yang terkandung dalam piutang; piutang usaha sebesar kewajiban
2. Kewajiban klien tanggung renteng yang disepakati
dalam perjanjian recourse apabila pelanggan gagal membayar
(tanggung renteng) dapat piutang usaha. Kewajiban tanggung
renteng (Recourse Liability) dianggap

80
pihak penjual piutang (Transferor) pembiayaan. Piutang Usaha yang
sebagai kerugian penjualan Piutang. ditransfer sebesar Rp. 150 juta.
Apabila estimasi ketidaktertagihan Perusahaan pembiayaan
piutang usaha tidak terjadi, maka Pihak mengenakan beban pendanaan
Penjual (Tranferor) akan mencatat (Finance Charge) 5% dari piutang
kembali kewajiban tanggung renteng ini dan menahan 10 % sebagai
sebagai pendapatan. Namun, apabila jaminan atas retur atau diskun
pelanggan gagal membayar piutang, penjualan. Ditaksir, Rp. 3juta dari
maka akun kewajiban tanggung renteng piutang usaha itu akan sulit
dibebankan ke akun Retensi pada Faktor. ditagih.
Contoh transaksi dan 2. Selama bulan Mei dan Juni, Pihak
pencatatan untuk membedakan kedua Faktor melakukan penagihan
model penjualan piutang itu dapat Piutang Rp.138.250.000. Retur Rp.
diilustrasikan sebagai berikut: 5.000.000, diskun yang diberikan
1. Tanggal 1/5-2008 PT. A Rp. 5.750.000 dan tak tertagih
mentransfer Piutang Usaha Jangka Rp.3.000.000.
Pendek kepada suatu perusahaan

81
82
Soal Latihan:
1. (Pengakuan Piutang Usaha)
Berikut ini adalah transaksi penjualan PT. A:
Penjualan barang dagang secara kredit Rp. 25.000.000. Syarat 2/10, n/30.
Barang dikembalikan senilai Rp. 2.000.000
Penerimaan piutang dagang Rp. 15.000.000 dalam periode potongan
tunai
Penerimaan sisa piutang dagang melebihi periode potongan tunai.
Diminta: Catat seluruh transaksi ke jurnal umum menggunakan metode neto dan
metode bruto

2. (Pengakuan biaya piutang tak tertagih). Berikut ini adalah sebagian data
piutang usaha PT. Amas sekora:
Penjualan Kredit selama tahun 2008 Rp. 1.897.096.540. Jumlah piutang usaha
Rp. 985.456.231, saldo penyisihan untuk piutang tak tertagih (Rp. 13.236.750).
Beberapa informasi penting yang diperlukan berkaitan dengan piutang usaha
adalah:
31/12/2008 terdapat pelanggan (PT. Uni Unio) yang sudah pailit dan tidak
mampu membayar. Jumlah piutang usaha Rp. 2.300.000 harus
dihapus.
31/12/2008 ditaksir 0,5% dari penjualan kredit akan sulit untuk ditagih
1/2/2009 PT. Uni Unio menyatakan akan melunasi hutangnya
15/2/2009 PT. Uni Unio membayar seluruh kewajibannya

Diminta:
1. Catat transaksi 31/12/2008 s.d 15/2/2009 dalam bentuk jurnal umum
dengan asumsi
a. Menggunakan metode penyisihan
b. Menggunakan metode penghapusan Langsung
2. Sajikan Piutang usaha di neraca 31 desember 2008:
a. Menggunakan metode penyisihan
b. Menggunakan metode penghapusan Langsung

3. (Wesel tagih jangka pendek)


1/12-2008 PT. Burung Nuri menjual barang Rp. 23.000.000 dan mengeluarkan
wesel 3 bulan berbunga 9%/tahun
Diminta: Buat pencatatan dalam bentuk jurnal umum pada tanggal 1/12-2008,
31/12/2008, 1/3-2009

4. (Wesel tagih jangka panjang berbunga, bunga pasar berbeda dengan


bunga nominal)
1 september 2008 PT. Mutiara memberi pinjaman Rp. 76.000.000 kepada PT.
Bahtera permai dan menerima wesel 3 tahun berbunga 9% bungan dibayar
tahunan. Suku bunga pasar pada saat itu 11%. Anda diminta memberikan saran
kepada PT. Mutiara untuk membuat pencatatan tanggal 1 september 2008 dan
31 desember 2008, 1 september 2009 dalam bentuk jurnal umum.
5. (Wesel Tagih Jangka Panjang berbunga nol)
1 September 2008 PT. Mulia meminjam Rp. 80 juta dari PT.A dan memberi wesel
3 tahun berbunga nol. PT. Mulia menerima kas Rp. 61.774.400. Tingkat suku
bunga pasar 9 % (lihat tabel nilai sekarang pada periode 3 dan suku bunga 9%,
adalah Rp. 0,77218). Buat Pencatatan tanggal 1/908,31/12/08 dalam bentuk
jurnal umum

82
6. Neraca saldo PT. Enrico per 31 Desember 2006 sebelum penyesuaian
menunjukkan data berikut:

Account Receivable Rp. 65.000.000


Allowance for Doubtful Account (Rp. 1.625.000)
Note Receivable Rp.25.000.000

Anda menemukan fakta-fakta berikut ini:


1. Terdapat piutang usaha kepada PT. Darli Rp. 1.450.000. Menurut manajemen
Perusahaan ini sudah pailit sehingga piutang harus dihapuskan.
2. Menurut manajemen, ditaksir 5% dari piutang bruto akan sulit untuk ditagih.
3. Wesel tagih merupakan wesel berjangka waktu 6 bulan yang dikeluarkan pada
tanggal 5 november 2006 berbunga 10%
Diminta:
1. Buat pencatatan ke jurnal (ayat jurnal) yang harus dibuat oleh PT. Enrico
2. Sajikan seluruh piutang usaha per 31 Desember 2006 setelah penyesuaian

3.

Diminta:
1. Buat taksiran biaya piutang tak tertagih tahun 2005 dengan membuat skedul
umur piutang usaha
2. Buat penyesuaian dan koreksi yang diperlukan sehingga menunjukkan jumlah
piutang yang benar di neraca periode 31 desember 2005
3. Berapa jumlah piutng neto periode sampai 31 desember 2005 setelah
dilakukan koreksi dan penyesuaian

4. Berikut ini adalah informasi yang berhubungan dengan PT. Skala:

a. Piutang Pelanggan sejumlah Rp. 40.000.000 telah digadaikan kepada


Andika Finance sebagai jaminan untuk pinjaman Rp. 30.000.000
b. Penagihan kas atas piutang yang digadaikan adalah Rp. 18.000.000
c. Hasil penagihan piutang dan cek senilai Rp. 3.000.000 untuk bunga
pinjaman dikirimkan ke Andika Finance
d. Hasil penagihan atas piutang yang digadaikan Rp. 16.200.000
e. Pinjaman dilunasi ditambah bunga Rp. 1.200.000
Diminta: Buat pencatatan ke jurnal umum oleh PT. Skala

5. Pada 1/3-2008 PT.A membutuhkan dana sehingga mentransfer piutang


dagang kepada Moga Finance. Piutang yang ditransfer sejumlah Rp.
150.000.000. Pihak Moga Finance mengenakan beban pembiayaan 6% dari
piutang dan menahan 8% sebagai jaminan atas retur atau potongan
83
penjualan. Ditaksir Rp. 2.500.000 dari piutang itu akan sulit untuk ditagih.
Selama bulan April dan Mei, pihak Moga Finance melakukan penagihan
piutang usaha Rp. 126.780.000, retur penjualan Rp. 3.500.000 dan tak
tertagih Rp. 4.000.000.
Buat Pencatatan ke jurnal umum oleh PT. A dan Moga Finance apabila:
Penjualan Piutang dengan tanggung renteng
Penjualan piutang tanpa tanggung renteng

BAB V

AKUNTANSI SEDIAAN2 (INVENTORIES)

Sediaan adalah barang yang Sediaan Barang Dagang


tersedia digudang atau tempat Sediaan Barang Habis Pakai
penyimpanan suatu entitas pada tanggal Untuk jenis perusahaan manufaktur,
tertentu. Sediaan terdiri atas beberapa sediaan terdiri dari tiga jenis, yaitu Sediaan
jenis, tergantung pada bentuk entitasnya. Bahan Baku, Sediaan Barang Dalam Proses
Beberapa contoh dari sediaan adalah: dan Sediaan Barang Jadi. Arus kos sediaan
Sediaan Bahan Baku pada perusahaan manufaktur dapat
Sediaan Barang Dalam Proses digambarkan sebagai berikut:
Sediaan Barang Jadi

2
Menurut kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD), sediaan merupakan hasil dari
proses menyediakan (penyediaan). Pertalian yang tepat dari bentuk dasar sedia
adalah menyediakan (verba), penyedia (pelaku/alat), penyediaan (proses) dan
sediaan (hasil). Untuk mengikuti pertalian antara bentuk dan makna yang sudah
diatur dalam EYD, maka istilah yang tepat adalah sediaan, bukan persediaan.
84
Aliran kos itu dapat dimasukkan dalam jurnal sebagai berikut:

Mutasi sediaan pada perusahaan dagang, dapat diilustrasikan sebagai berikut:

85
Saldo sediaan barang dagang Retur Pembelian dan diskun
dipengaruhi oleh transaksi-transaksi pembelian
berikut ini: Penjualan barang dagang
Pembelian barang dagang penyesuaian-penyesuaan
Retur Penjualan terhadap saldo sediaan (sediaan
hilang, menyusut,dll)

86
SISTEM PENCATATAN SEDIAAN
Terdapat dua sistem pencatatan Sistem sediaan perpetual
sediaan: mencatat mutasi sediaan secara terus
Sistem pencatatan sediaan menerus ke akun sediaan sehingga posisi
Perpetual sediaan tetap bisa diketahui setiap saat.
Sistem Pencatatan sediaan Untuk menghasilkan pengendalian yang

secara periodik baik, maka sistem pencatatan sediaan


secara perpetual bisa digunakan.

Sistem Pencatatan sediaan secara Sistem Pencatatan sediaan secara

perpetual periodik

Sistem pencatatan sediaan secara Sistem ini mencatat mutasi

perpetual melakukan pencatatan kos (perubahan) terhadap saldo sediaan ke

sediaan secara terus menerus ke masing-masing akun yang menunjukkan

pembukuan. Setiap perubahan dalam transaksinya, bukan ke akun sediaan.

sediaan langsung dicatat dengan Teknik pencatatan apabila menggunakan

mendebit atau mengkredit akun sediaan. sistem ini adalah:

Teknik pencatatan apabila menggunakan 1. Setiap terjadi pembelian

sistem ini adalah: barang kos sediaan dicatat ke akun

1. Setiap terjadi pembelian barang, Pembelian.

akun sediaan didebit 2. Apabila terjadi

2. Apabila terjadi pembayaran pembayaran ongkos masuk,

ongkos masuk, menerima diskun menerima diskun tunai atas

tunai atas pembelian, atau pembelian, atau pengembalian dan

pengembalian dan penyisihan penyisihan penjualan, maka nilai

penjualan, maka nilai transaksi transaksi langsung dicatat ke akun

langsung dicatat ke akun sediaan, masing-masing (Akun biaya angkut

bukan ke akun khusus untuk pembelian, diskun pembelian, akun

mencatat peristiwa-peristiwa itu. retur dan penyisihan pembelian)

3. Setiap terjadi penjualan barang, bukan ke akun sediaan.

maka akun sediaan di kreditkan dan 3. Setiap terjadi penjualan

akun kos dari barang terjual (Cost of barang, maka akun sediaan tidak

Goods Sold) didebitkan dikreditkan.

4. Setiap jenis sediaan dibuatkan 4. Untuk menghitung kos dari

kartu sediaan yang berfungsi sebagai barang yang terjual (Cost of Goods

buku pembantu (subsidiary ledger) Sold), maka harus dilakukan

dari akun sediaan. perhitungan sebagai berikut:

87
Kos dari barang terjual (Cost of Sediaan akhir Periode (Ending Balance)
(xxx)
Goods Sold)
Kos dari barang terjual (Cost of Goods
Sediaan awal periode (Beginning Sold) xxx
Balance) xxx
Pembelian (Purchases)
xxx 5. Sediaan akhir diketahui
Retur pembelian (Purchase Return)
jumlahnya hanya dengan melakukan
(xxx)
Diskun pembelian (Purchase Discount) perhitungan fisik.
(xxx)
6. Dibuat jurnal untuk
Biaya angkut (Freight In)
xxx + menutup/menyesuaikan saldo
Pembelian neto (Net Purchase)
sediaan akhir ke neraca dan
xxx+
Barang tersedia untuk dijual menutup akun-akun pembelian, retur
xxx
pembelian, biaya angkut pembelian.
(Goods Available for sale)

Perbandingan sistem perpetual dan sistem periodik

88
89
KEPEMILIKAN ATAS SEDIAAN
Kepemilikan (hak) atas sediaan 2. FOB Destination (Free On
menentukan siapa yang mencatat Board Shipping Point) atau franko
barang sebagai sediaannya. Untuk pembeli. Apabila penjualan dilakukan
menetapkan hak atas sediaan, ada dengan ketentuan ini maka ongkos
beberapa kondisi yang harus dianalisis: angkut pengiriman barang
Barang dalam ditanggung oleh pihak penjual
perjalanan pada saat menyusun barang. Hal itu berarti kepemilikan
laporan keuangan barang berpindah apabila barang
Untuk menetapkan siapa yang sudah sampai ke tujuan atau tempat
berhak atas barang yang sedang dalam pembeli berada. Pihak penjual
perjalanan pada saat penyusunan mengkreditkan akun sediaan apabila
laporan keuangan, maka harus dilihat barang sudah sampai pada pembeli
syarat (term) dari pembayaran ongkos barang dan pihak pembeli
angkut yang ada di konosemen (Bill of mendebitkan akun pembelian atau
Lading). Terdapat dua syarat pengiriman sediaan apabila sudah diterima.
yang bisa menunjukkan kepemilikan dari Ketentuan ini biasanya dituliskan
barang: sesuai dengan kota pihak pembeli
1. FOB Shipping Point (Free On (misalnya: apabila pihak pembeli
Board Shipping Point) atau franko berada di Kota Jakarta maka
penjual. Apabila penjualan dilakukan dituliskan FOB Jakarta atau Franko
dengan ketentuan ini maka ongkos Jakarta)
angkut pengiriman barang
ditanggung oleh pihak pembeli Barang Konsinyasi
barang. Hal itu berarti kepemilikan Salah satu metode pemasaran
barang berpindah apabila barang yang banyak dipakai adalah konsinyasi.
sudah keluar dari pelabuhan atau Pihak penitip (disebut konsinyor)
tempat pengiriman. Pihak penjual mengirimkan barang kepada agen
dengan segera mengkreditkan akun penjual dimana agen penjual
sediaan dan pihak pembeli berkewajiban menjual barang konsinyasi
mendebitkan akun pembelian atau itu. Apabila barang tidak terjual maka
sediaan. Ketentuan ini biasanya pihak penitip bisa mengambil atau
dituliskan sesuai dengan kota pihak mengganti barang dengan barang yang
penjual (misalnya: apabila pihak baru. Dalam metode pemasaran
penjual berada di Kota Medan maka secara konsinyasi barang tetap
dituliskan FOB Medan atau Franko menjadi hak penitip barang sampai
Medan) barang itu terjual. Pihak yang

90
menerima titipan (konsinyee) menerima dan pembeli melakukan perjanjian jual
komisi atas penjualan barang dan beli dimana pihak penjual berjanji akan
berkewajiban menjaga barang dan membeli kembali sediaan dengan harga
menempatkan barang di tempat yang yang disepakati. Oleh pihak pembeli,
pantas. barang ini digunakan sebagai jaminan
Perjanjian Penjualan Khusus untuk pinjaman dari bank. Hasil
1. Penjualan dengan perjanjian peminjaman uang dari bank digunakan
membeli kembali oleh pembeli untuk melunasi transaksi
Kadang-kadang perusahaan penjualan barang. Dimasa depan, pihak
mendanai sediaannya tanpa melaporkan penjual membeli kembali seluruh barang
adanya hutang atau sediaan di neraca. dan pihak pembeli menggunakan
Hal ini dilakukan dengan penjualan hasilnya untuk melunasi hutang ke bank.
dengan perjanjian membeli kembali. Transaksi itu dapat diilustrasikan sebagai
Dalam model transaksi ini pihak penjual berikut:

Dengan melakukan penjualan dengan oleh pihak penjual. Pihak penjual tetap
perjanjian membeli kembali pihak penjual sebagai pemilik barang dan juga harus
bisa menghindarkan pencatatan hutang mencatat hutang ke bank sebagai
dan memanipulasi penghasilan. Sedian kewajibannya.
dengan skema penjualan ini tetap dicatat
2. Penjualan dengan tingkat alternatif pencatatan transaksi penjualan.
pengembalian yang tinggi Pencatatan transaksi penjualan bisa
Apabila dalam suatu operasi dilakukan pada saat terjadinya transaksi
usaha terdapat tingkat pengembalian dan mencatat taksiran pengembalian dan
(return) yang tinggi karena ada penyisihan penjualan pada akun taksiran
perjanjian dagang yang penembalian dan penyisihan penjualan.
memungkinkannya, maka terdapat dua Penjual bisa juga tidak mencatat

91
penjualan sampai suatu keadaan yang cicilan sangat beresiko, terutama
mengindikasikan jumlah yang akan tingkat ketertagihan piutang. Oleh
dikembalikan oleh pembeli. Apabila karena itu, dalam penjualan cicilan
jumlah pengembalian bisa ditaksir biasanya hak kepemilikan atas
dengan akurat, maka sediaan juga bisa barang berpindah apabila cicilan
dikreditkan pada saat mencatat telah diselesaikan. Namun, terkait
penjualan. dengan kepemilikan atas sediaan
3. Penjualan Cicilan dalam penjualan cicilan, barang-
Penjualan cicilan merupakan barang harus dikeluarkan dari akun
cara penjualan lainnya dalam praktik sediaan pihak penjual apabila
bisnis. Pelanggan akan melakukan persentase dari piutang yang tak
cicilan sampai periode waktu tertagih bisa ditaksir secara akurat.
tertentu. Cara penjualan secara

PENGARUH POTONGAN TUNAI PEMBELIAN TERHADAP KOS SEDIAAN


Diskun pembelian diterima Metode bruto dioperasikan
apabila entitas membayar hutang usaha dengan mencatat pembelian/sediaan
pada rentang waktu diskun yang pada jumlah bruto. Pada saat
diberikan pihak penjual. Untuk mencatat pembayaran hutang pada masa diskun,
diskun pembelian terdapat dua metode pembeli barang mencatat diskun dalam
yang bisa digunakan, yaitu metode neto akun diskun pembelian (apabila
(Net Method) dan Metode Bruto (Gross menggunakan sistem periodik) atau
Method). Dengan menggunakan metode mengkreditkan akun sediaan (apabila
neto diskun pembelian langsung menggunakan sistem perpetual).
dikurangkan dari pembelian/ sediaan Misalnya, PT. A menggunakan sistem
barang da hutang usaha. Apabila diskun periodik dan membeli barang dengan
tidak diambil maka didebitkan akun syarat 2/10,n/30 pada tanggal 1/5-2005
kerugian atas diskun pembelian seharga Rp. 10 juta. Apabila pembayaran
(Purchase discount Lost). Akun kerugian dilakukan dalam periode diskun atau
karena tidak memanfaatkan dikun diluar periode diskun, pencatata yang
pembelian dilaporkan di laporan rugi laba dilakukan adalah:
pada kelompok biaya lain-lain (Other
Expenses and Losses).

92
PENILAIAN SEDIAAN BERBASIS ALIRAN KOS HISTORIS
Sediaan dinilai atas dasar kos Metode aliran kos ini digunakan
historis. Penyimpangan atas basis ini apabila terdapat ciri-ciri khusus dari
dapat dilakukan apabila terdapat kondisi- setiap jenis sediaan. Karena setiap jenis
kondisi lain, misalnya penurunan nilai memiliki kualitas dan harga yang
sediaan menuju nilai pasar atau kondisi berbeda-beda, maka setiap barang yang
yang memerlukan estimasi atas nilai terjual harus dikenali tanggal
sediaan. Penilaian berbasis aliran kos pembeliannya sehingga barang yang
historis terdiri atas beberapa metode: tersisa (sediaan) dan terjual bisa
Identifikasi spesifik diidentifikasi kos-nya. Metode aliran kos
(Specific Identification) ini merupakan metode yang terbaik
FIFO (First In First namun sulit untuk dilakukan, terutama

Out/Masuk Pertama Keluar Pertama) pada barang yang jenisnya banyak.

LIFO (Last In First Out/ Biasanya, metode ini digunakan pada

Masuk Terakhir Keluar Pertama) entitas yang memiliki jenis sediaan


sedikit, mahal dan mudah dibedakan
Average (Rata-Rata)
berdasarkan karakteristik barang
Keempat asumsi aliran kos sediaan itu
(misalnya: emas, perhiasan, mobil,
dapat diterapkan pada sistem
furniture, berlian,dll).
pencatatan periodik maupun perpetual.
Misalkan PT. A memiliki data
A. Identifikasi Spesifik
terkait dengan sediaan sebagai berikut:

93
Apabila Sediaan akhir ( 600 unit, berasal 16/1 (10 unit), dan 20/1 (175 unit), 31/1
dari 300 + 685 -30 -395 + 40) (160 unit), maka kos sediaan akhir dapat
diidentifikasi berasal dari sediaan awal dihitung:
(185 unit), pembelian 02/1-07 (70 unit),

B. FIFO dikeluarkan). Metode ini mengasumsikan


Metode aliran kos sediaan dengan kos sediaan akhir berasal dari sediaan
FIFO mengasumsikan aliran kos atas yang terakhir masuk ke gudang/tempat
sediaan yang keluar diambil dari kos penyimpanan. Metode FIFO bisa
sediaan yang paling awal masuk ( kos diterapkan dalam sistem pencatatan
sediaan yang pertama masuk merupakan periodik maupun perpetual.
basis menentukan kos sediaan yang

94
FIFO pada sistem pencatatan sedangkan kos sediaan akhir berasal dari
periodik pembelian yang terakhir dan ditarik
Pada sistem pencatatan periodik, mundur sampai suatu tanggal dimana
Kunatitas dan kos sediaan akhir diketahui kuantitas sediaan terpenuhi. Berdasarkan
apabila dilakukan perhitungan fisik contoh PT. A sebelumnya, maka kos
terhadap sediaan. Kos dari barang yang sediaan akhir dengan metode FIFO dalam
terjual (Cost of Goods Sold) berasal dari sistem Periodik dapat dihitung sebagai
harga pembelian yang paling awal berikut:

FIFO pada sistem pencatatan dihitung kos-nya berdasarkan kos


Perpetual sediaan akhir yang pertama dibeli. Kos
Dalam sistem sediaan perpetual, dari sediaan akhir berasal dari harga
manajemen sediaan dilakukan dengan pembelian barang yang terakhir..
membuat kartu sediaan (di bagian Dari contoh sebelumnya, sediaan
akuntansi) yang memuat setiap mutasi akhir PT. A dapat dihitung dengan
(pergerakan) barang serta kos-nya. menggunakan metode aliran FIFO dalam
Apabila dipakai metode FIFO, maka sistem sediaan perpetual:
setiap barang yang keluar karena terjual

95
Walaupun saldo sediaan akhir bisa tetap harus dilakukan minimal pada saat
diketahui dari kartu sediaan, namun akhir periode akuntansi
perhitungan fisik terhadap sediaan akhir
C. METODE LIFO barang yang dijual (Cost of Goods Sold)
Metode LIFO bergerak dalam arah diambil dari kos sediaan yang terakhir
yang berlawanan dengan metode FIFO. dibeli sehingga kos sediaan akhir berasal
Pada metode aliran kos ini, kos dari dari kos barang yang pertama dibeli.

LIFO pada sistem pencatatan perhitungan fisik terhadap sediaan. Kos


periodik sediaan akhir berasal dari pembelian
Dalam sistem periodik, kos yang pertama dilakukan dan kemudian
sediaan akhir diketahui jika dilakukan ditarik maju sampai kepada tanggal

96
pembelian dimana seluruh unit dalam apabila dinilai dengan metode LIFO pada
sediaan terpenuhi. Dalam contoh sistem sediaan periodik, dapat dihitung
sebelumnya, kos sediaan akhir PT. A, sebagai berikut:

LIFO pada sistem pencatatan terakhir. Kos sediaan akhir dihitung dari
perpetual harga pembelian yang pertama
Pada sistem perpetual, kos dari dilakukan. Dari contoh PT. A sebelumnya,
barang yang dijual ditentukan nilai sediaan akhir dapat dihitung sebagai
berdasarkan kos pembelian barang berikut:

D. METODE AVERAGE (RATA- Metode ini tidak mendasarkan kos


RATA) sediaan berdasarkan aliran barang
Metode rata-rata juga dapat masuk atau keluar, namun merata-
diaplikasikan pada sistem pencatatan ratakan kos dari barang yang tersedia
periodik dan perpetual. untuk menghitung kos sediaan akhir. Dari
contoh PT. A sebelumnya, kos sediaan
Metode Average dalam sistem akhir dapat dihitung sebagai berikut:
periodik (Rata-Rata Tertimbang)

97
Metode Average dalam Sistem terjadi pembelian barang. Dari data
Perpetual (Rata-rata Bergerak) sediaan PT. A, sediaan akhir dapat
Sediaan yang di catat dikartu dihitung dari kartu sediaan berikut ini:
sediaan dirata-ratakan kos-nya setiap

Rata-rata sediaan dihitung 2007 dapat dihitung sebagai berikut:


dengan menambahkan total saldo ( 50.250 +33.000) : (335 +200) = Rp.
sediaan sebelum pembelian ditambah 156. Dari beberapa metode sediaan yang
total harga beli barang, kemudian sudah dijelaskan, metode rata-rata
membagikan hasil penjumlahan itu merupakan metode yang paling
dengan total kuantitas sediaan. Misalnya, sederhana dan mudah dilakukan.
kos/unit sediaan pada tanggal 16 Januari

98
Perbandingan Rugi-laba Masing- menghasilkan laba bruto yang berbeda.
Masing Metode Perbandingan laba rugi masing-masing
Masing-masing metode metode dengan menggunakan data PT. A
menghasilkan kos sediaan dan kos dari diatas, dengan asumsi setiap barang
barang terjual yang berbeda-beda. Kos dijual seharga Rp. 250 per unit, dapat
sediaan yang berbeda-beda ini diilustrasikan sebagai berikut:

Dari tabel diatas terlihat bahwa untuk menjaga keandalan dan


metode FIFO menghasilkan laba yang keterbandingan informasi keuangan.
lebih tinggi karena kos sediaan akhir Perpindahan dari satu metode
dengan metode FIFO lebih tinggi aliran kos sediaan ke metode lainnya
dibandingkan metode-metode aliran kos tetap dimungkinkan dengan alasan yang
sediaan lainnya. Metode aliran kos masuk akal dan dijelaskan dalam Catatan
apapun yang dipilih untuk dipakai harus Terhadap Laporan Keuangan (Notes to
digunakan secara konsisten (dipakai dari Financial Statements).
satu periode ke periode berikutnya)

4. METODE LAIN UNTUK MENILAI DAN MENAKSIR KOS SEDIAAN


Secara umum sediaan dinilai Beberapa cara untuk menilai atau
berdasarkan metode kos histories, yaitu menaksir sediaan diluar metode aliran
salah satu dari antara metode identifikasi kos histories adalah:
khusus, FIFO, atau rata-rata. 1. Metode Lower of Cost or
Penyimpangan dari basis kos histories ini Market (Terendah antara Kos
bisa dilakukan sepanjang terdapat hal dan Pasar)
yang memungkinkan metode 2. Metode Lower of Cost or Net
berdasarkan kos historis sulit atau tidk Realizable Value (Terendah
memungkinkan untuk dilakukan.
99
antara Kos dan Nilai Realisasi 4. Metode Gross Profit (Laba
Neto) Bruto)
3. Metode Relative Sales Value 5. Metode Retail Inventory
(Nilai Penjualan Relatif) (Sediaan Eceran)

LOWER OF COST OR MARKET yaitu harga beli barang apabila pada saat
(TERENDAH ANTARA KOS DAN penilaian barang itu dibeli kembali.
PASAR) Harga pasar merupakan kos
Metode Lower of Cost or pengganti (Replacement Cost) dari
Market (Terendah antara Kos dan sediaan, yaitu harga pasar apabila
Pasar) digunakan untuk menilai sediaan barang yang sama dibeli pada tanggal
pada waktu laporan keuangan akan penilaian, bukan harga jual dari sediaan
disusun. Metode ini digunakan apabila itu. Misalnya, barang yang memiliki kos
manfaat sediaan menurun dibawah Rp. 20,000 pada tanggal penyusunan
nilai/kos sediaan. Kondisi tersebut laporan dapat dibeli dengan harga Rp.
terjadi apabila nilai pasar sediaan 19.500 maka kos pengganti adalah
lebih rendah dari kos sediaan Rp.19.500. Selisih antara nilai sediaan
karena kerusakan sediaan atau yang dinilai berbasis kos dengan nilai
sediaan merupakan barang usang. pasarnya dianggap sebagai kerugian
Akibatnya, kerugian karena nilai pasar penurunan sediaan dan dibebankan pada
yang lebih rendah dari kos sediaan harus periode dimana penurunan terjadi.
diakui/dicatat pada periode penilaian. Penilaian ini merupakan cara yang
Kos sediaan yang dinilai dengan salah konservatif dalam menilai sediaan.
satu metode berbasis kos (FIFO, LIFO, Cara kerja metode LCM
AVERAGE atau Identifikasi Khusus) Metode LCM bekerja sesuai
dibandingkan dengan nilai pasarnya, dengan gambar berikut ini:

100
Penjelasan: Rp.550, dan nilai realisasi neto Rp
1. Kos sediaan merupakan 500, maka tidaklah tepat untuk
nilai sediaan yang dinilai dari salah menilai sediaan sebesar nilai
satu metode berbasis kos: FIFO, LIFO, pengganti Rp. 550, karena sediaan
AVERAGE, dan Identifikasi Khusus. hanya bisa direalisasi (dijual, setelah
2. Nilai pasar merupakan Kos dikurangi biaya-biaya pelepasan) Rp.
pengganti, yaitu harga beli sediaan 500.
pada saat penilaian dilakukan. Kos 4. Apabila Nilai kos pengganti
pengganti (Replacement Cost) tidak kurang dari nilai realisasi neto
boleh melebihi nilai realisasi neto, dikurangi penyisihan marjin laba
yaitu estimasi penjualan setelah normal, maka yang digunakan
dikurangi estimasi pengeluaran untuk sebagai nilai pasar adalah hasil
menyelesaikan sediaan (estimasi pengurangan nilai realisasi neto
biaya penyelesaian) dan biaya dengan penyisihan marjin laba
penjualan, dan tidak boleh lebih normal. Hasil pengurangan nilai
rendah dari nilai realisasi neto setelah realisasi neto dengan penyisihan
dikurangi penyisihan marjin laba marjin laba normal merupakan
normal. 5. batas bawah dimana
3. Apabila nilai pengganti sediaan tidak boleh dijual dibawah
melebihi nilai realisasi neto maka nilai itu. Nilai batas bawah ini
yang digunakan sebagai nilai pasar merupakan nilai yang dapat diperoleh
adalah nilai realisasi neto karena atau direalisasi perusahaan dari
nilai realisasi neto merupakan nilai sediaan dengan tetap memperoleh
penjualan neto (harga jual dikurangi laba.
biaya penyelesaian dan biaya 6. Misalnya, PT. A memiliki
penjualan) yang diharapkan mengalir sediaan yang dinilai dengan FIFO. Kos
ke perusahaan. Nilai Realisasi Neto sediaan akhir Rp. 2,000. Nilai
menutupi kerugian yang disebabkan penjualan dari sediaan Rp. 2.500 dan
oleh kerusakan atau keusangan taksiran biaya penyelesaian dan
sediaan. Apabila nilai pengganti penjualan Rp.150. Penyisihan untuk
melebihi nilai realisasi neto dan marjin laba normal sebesar 10% dari
dipakai sebagai asumsi nilai pasar penjualan. Harga beli sediaan
maka sediaan menjadi lebih tinggi (Replacement Cost) pada saat
dari nilai realisasinya. Misalnya: kos penilaian dilakukan Rp.1.950. Batas
sediaan akhir Rp. 600, nilai pengganti atas dan Batas Bawah dapat dihitung:

101
adalah kos sediaan maka nilai
sediaan akhir yang disajikan di
laporan keuangan adalah Rp.
2.000.
APLIKASI METODE LCM
Metode LCM bisa diaplikasikan
Karena Nilai Pengganti kepada masing-masing individu
(Replacement Cost) Rp. 1,950 sediaan, kategori utama sediaan atau
sudah dibawah batas bawah, maka keseluruhan sediaan. Misalnya PT.
yang digunakan sebagai nilai pasar Aditia memiliki beberapa jenis sediaan
adalah Rp. 2.100. Selanjutnya yang bisa dikategorikan atas dua jenis
metode LCM diaplikasikan untuk sediaan. Data-data untuk menilai
kos Rp. 2,000 dan nilai pasar Rp. sediaan dapat dilihat pada ilustrasi
2.100. Karena yang terendah berikut ini (penyisihan marjin laba
normal 10% dari harga jual):

Aplikasi metode LCM untuk setiap item sediaan, kategori utama sediaan dan
keseluruhan dapat dilakukan sebagai berikut:

102
Hasil penilaian sediaan menurut metode LCM berdasarkan ketiga kategori itu adalah:

Untuk menyesuaikan nilai sediaan dari (Cost of Goods Sold) dan sediaan
berbasis kos menuju berbasis pasar periode itu. Tidak ada pengakuan
(LCM), ada dua metode pencatatan: kerugian atas penurunan nilai sediaan.
1. Metode langsung Dari ilustrasi diatas, penyesuaian dengan
Metode ini menyesuaikan selisih metode langsung untuk LCM Individual
penilaian ke akun Kos dari Barang Terjual dapat dibuat sebagai berikut:

2. Metode Tidak ini mengungkapkan kerugian atas


langsung/Penyisihan penurunan nilai sediaan dan tidak
Metode ini menyesuaikan selisih langsung mengurangi nilai sediaan di
penilaian ke akun penyisihan penurunan neraca. Dari segi pengungkapan
nilai sediaan dan mengakui kerugian informasi keuangan, metode ini lebih
karena penurunan nilai sediaan. Metode baik dari metode langsung.

Akun kerugian karena penurunan neraca sebagai pengurang akun sediaan


nilai pasar sediaan disajikan di laporan (Contra Account). Nilai Kos dari barang
rugi laba pada kelompok biaya lain-lain, terjual (Cost of Goods Sold) tidak
sedangkan akun penyisihan terhadap berubah sama sekali.
penurunan nilai sediaan disajikan di
METODE LOWER OF COST OR NET melebihi nilai realisasinya adalah barang
REALIZABLE VALUE (TERENDAH yang rusak atau usang atau bila harga
ANTARA KOS DAN NILAI REALISASI penjualan menurun dibawah kos sediaan.
NETO) Misalnya, sediaan yang memiliki kos Rp.
Apabila nilai sediaan lebih tinggi 600 namun hanya bisa dijual (direalisasi)
dari nilai realisasinya, maka kos dari sebesar Rp. 500, tidak wajar apabila
sediaan tidak akan bisa lagi dipulihkan dilaporkan di neraca sebesar kos-nya Rp.
atau diperoleh. Penyebab nilai sediaan 600. Untuk mencegah melaporkan
103
sediaan dalam jumlah yang melebihi nilai Sama dengan metode LCM,
realisasinya maka metode terendah penilaian sediaan juga dapat dilakukan
antara kos dan nilai realisasi neto dapat untuk masing-masing item sediaan,
digunakan untuk menilai sediaan akhir. kelompok utama atau secara
Metode ini membandingkan nilai keseluruhan. Selisih penilaian dapat
sediaan yang dinilai berbasis kos dicatat dengan metode langsung
histories dengan nilai realisasi neto dari ataupun metode tidak langsung, seperti
sediaan. Nilai realisasi Neto merupakan diterapkan pada metode LCM
nilai penjualan neto yang diharapkan Argumen pendukung terhadap
mengalir dari sediaan. Sama dengan metode ini adalah nilai sediaan tidak
metode LCM, nilai realisai neto dihitung boleh melebihi nilai realisasi neto-nya,
dengan mengurangkan nilai sediaan karena aktiva tidak boleh dinilai melebihi
menurut harga jual dikurangi dengan nilai realisasinya Apabila sediaan sudah
taksiran-taksiran biaya penyelesaian dan melebihi nilai realisasi neto, maka
penjualan. Nilai terendah antara nilai sediaan sudah disajikan terlampau tinggi
sediaan yang dinilai berbasis kos historis (overstatement). Standar Akuntansi
dengan nilai realisasi neto diangkat Keuangan (SAK) dalam PSAK No.14
sebagai nilai sediaan akhir di laporan menganjurkan penilaian sediaan dengan
keuangan. metode ini.

METODE LABA BRUTO (GROSS diasuransikan. Bila memungkinkan,


PROFIT METHOD) perusahaan harus tetap melakukan
Metode laba bruto digunakan perhitungan fisik atas sediaan minimal
untuk menaksir sediaan dalam kondisi sekali setahun.
tidak memungkinkan atau tidak efisien Metode laba bruto dioperasikan
dari segi waktu untuk melakukan dengan menetapkan suatu persentase
perhitungan fisik terhadap saldo sediaan. laba bruto dari penjualan. Misalnya, PT.
Biasanya metode ini digunakan apabila Andika memiliki penjualan Rp 20.000.000
sediaan terkena bencana alam (banjir, dan ditaksir laba bruto 15% dari
kebakaran, dll), atau oleh auditor untuk penjualan. Saldo sediaan awal Rp.
menaksir nilai sediaan akhir, atau apabila 35.000.000, pembelian dalam periode itu
laporan keuangan disusun untuk periode Rp. 15.000.000. Secara sederhana
interim. Metode ini juga digunakan oleh sediaan akhir dapat dihitung dengan
perusahaan asuransi untuk menaksir cara:
sediaan yang terkena bencana alam dan

104
METODE NILAI PENJUALAN RELATIF 1. Kualitas I (80 buah), harga
(RELATIVE SALES VALUE) jual Rp. 50.000/unit
Metode nilai penjualan relative 2. Kualitas II ( 120 buah),
digunakan untuk menilai sediaan yang harga jual Rp. 35.000/unit
dibeli secara borongan (lump-sum). 3. Kualitas III (100 buah),
Alokasi kos sediaan didasarkan pada harga jual Rp. 10.000/unit
perbandingan total harga jual masing- Pada akhir periode, yang tersisa adalah:
masing item sediaan dengan keseluruhan 1. Kualitas I (20 buah),
harga jual. Rasio itu kemudian dikalikan 2. Kualitas II ( 60 buah)
dengan total harga beli seluruh sediaan. 3. Kualitas III (10 buah)
Misalnya, Tuan A membeli pakaian bekas
dalam bal (suatu ukuran untuk Kos dari sediaan akhir dapat dihitung
pembelian pakaian jadi). Harga 1 bal sebagai berikut:
pakaian adalah Rp. 3.500.000, terdiri dari
pakaian anak-anak:

METODE RETAIL INVENTORY perhitungan fisik atas sediaan kurang


(SEDIAAN ECERAN) efektif dilakukan terutama apabila
Pada perusahaan eceren item perusahaan membuat laporan keuangan
sediaan sangat banyak, sehingga secara interim. Untuk mengetahui nilai
105
sediaan tanpa perlu melakukan menyambut peristiwa-peristiwa tertentu
perhitungan fisik adalah dengan atau untuk menanggapi pertumbuhan
menggunakan metode sediaan eceran. atau penurunan permintaan terhadap
Metode ini digunakan untuk menaksir barang. Beberapa istilah yang digunakan
nilai sediaan yang tersisa pada suatu untuk menjelaskan kenaikan atau
tanggal. Metode sediaan eceran bisa penurunan harga eceran adalah:
digunakan dengan asumsi: 1. Mark up, yaitu jumlah kenaikan
1. Perusahaan memiliki catatan diatas harga eceran
tentang kos dan harga eceran dari 2. Pembatalan Mark Up (Mark Up
setiap barang yang dibeli Cancellation), yaitu penurunan
2. Perusahaan memiliki catatan harga pada interval mark up yang
tentang kos dan harga eceran sudah dibuat
setiap barang yang tersedian 3. Mark Down, yaitu jumlah
untuk dijual. penurunan harga eceran
3. Memiliki catatan penjualan pada 4. Pembatalan Mark Down, yaitu
periode itu. kenaikan harga pada interval
Taksiran nilai sediaan dihitung mark down yang sudah dibuat.
dengan rasio kos terhadap harga eceran Misalnya, harga eceran barang X
(Cost to retail ratio), yaitu Rp. 5.000. Apabila harga dinaikkan
membandingkan nilai barang yang menjadi Rp. 6.000 maka mark up Rp.
tersedia untuk dijual pada harga eceran 1.000. Apabila harga menjadi Rp. 5.500
dengan nilai barang yang tersedia untuk maka pembatalan mark Up Rp. 500.
dijual berdasarkan kos-nya (harga Apabila harga menurun menjadi Rp.
pemerolehan). 4.800, maka pematalan mark up Rp. 500
Istilah-istilah yang digunakan dalam dan mark down Rp. 200. Bila harga
metode sediaan eceran dinaikkan menjadi Rp. 4.950, maka telah
Dalam perusahaan eceran, terjadi pembatalan mark down Rp. 150.
kenaikan atau penurunan harga eceren Ilustrasi itu bisa digambarkan sebagai
sangat sering dilakukan terutama untuk berikut:

106
Misalnya, PT. Aditya memiliki data sediaan menurut kos dan harga eceran seperti
dibawah ini:

Nilai sediaan akhir dapat dihitung down diikutkan dalam perhitungan. Nilai
dengan metode konvensional atau sediaan akhir menurut harga eceran
metode Kos. Dengan metode diperoleh dengan mengurangkan nilai
konvensial, nilai barang tersedia untuk barang tersedia untuk dijual menurut
dijual menurut harga eceran tidak harga eceran dengan nilai penjualan. Kos
termasuk mark down dan pembatalan sediaan akhir diperoleh dengan
mark down (hanya sampai Mark up). mengalikan rasio kos terhadap harga
Apabila metode kos yang digunakan, eceran terhadap nilai sediaan menurut
maka nilai mark up, pembatalan mark harga eceran.
up, mark down, dan pembatalan mark
Metode Kos (Cost Method)
Barang tersedia untuk dijual ( Menurut Kos )
Kos sediaan Akhir x Sediaan akhir( menurut Eceran )
Barang tersedia untuk dijual ( harga eceran , setelah mark up & Mark down )

Metode Konvensional (Conventional Method)


Barang tersedia untuk dijual ( Menurut Kos )
Kos sediaan Akhir x Sediaan akhir( menurut Eceran )
Barang tersedia untuk dijual ( harga eceran , setelah mark up )

Berdasarkan rumus diatas maka sediaan akhir PT. Aditya dapat dihitung:

107
Metode Konvensional tidak Metode kos memasukkan mark up
memasukkan mark-down untuk maupun mark down untuk menghitung
menghitung rasio sediaan akhir. Metode nilai sediaan akhir. Metode ini tidak
ini digunakan apabila perusahaan ingin mengakui adanya kerugian akibat
menaksir nilai sediaan akhir yang dinilai penurunan nilai sediaan.
dengan menggunakan metode terendah
antara kos (rata-rata) dan nilai pasar.

PENGARUH KOMITMEN PEMBELIAN TERHADAP NILAI SEDIAAN


Komitmen pembelian adalah disusun. Pada saat itu, penilaian
suatu kontrak pembelian antara pihak dilakukan terhadap harga yang
penjual dengan pihak pembeli barang. tercantum dalam kontrak terhadap harga
Bagi pembeli, kontrak pembelian pasarnya. Apabila harga pasar menurun
melindunginya dari kenaikan harga yang dibawah harga kesepakatan, maka pihak
akan terjadi dalam masa-masa kontrak pembeli harus mengakui kerugian dan
dan menjamin pasokan barang. Bagi hutang yang terkait dengan kerugian
pihak penjual, kontrak ini menjamin penurunan harga itu. Penilaian harga
penjualan barang dan arus kas kontrak terhadap harga pasar juga
perusahaan. Pasa saat komitmen dilakukan pada saat barang akan
disepakati, tidak ada pencatatan yang diterima dan pembayaran dilakukan.
perlu dilakukan pada catatan akuntansi Misalnya, PT. Aditia melakukan
(jurnal). Apabila nilai kontrak material, komitmen pembelian dengan PT. Biduan
maka kontrak harus diungkapkan dalam Lestari. Komitmen untuk membeli barang
Catatan Atas Laporan Keuangan (Notes dari PT. Biduan Lestari pada harga yang
to Financial Statement). Pencatatan disepakati Rp. 2.500/unit untuk 3.000
ke jurnal dilakukan ketika laporan unit barang. Pada akhir periode
keuangan (interim atau tahunan) akan akuntansi, harga barang tersebut di
108
pasar Rp. 2.000. Hal itu berarti PT. Aditia harga kontrak. Untuk itu, PT. Aditia harus
kehilangan kesempatan untuk mengakui kerugian karena harga pasar
memperoleh harga yang lebih murah dari dibawah harga komitmen:

Kerugian karena penurunan harga pasar lancar). Apabila pada saat barang
itu disajikan di laporan rugi laba pada diterima harga pasar sebesar Rp. 2.200,
kelompok akun Biaya dan kerugian maka PT. Aditia harus mengakui
lainnya. Akun hutang taksiran atas keuntungan (ingat: keuntungan boleh
komitmen pembelian disajikan pada diakui hanya ketika realisasi dilakukan):
kelompok hutang jangka pendek (hutang

109
Soal Latihan:
1. Berikut ini adalah data sediaan PT. Andalan Jaya selama bulan januari 2007:

Dari hasil Perhitungan fisik, sediaan akhir berjumlah 560 unit. Seluruh barang
dijual pada harga Rp. 700 per unit)

Diminta:
A. Catat setiap transaksi ke jurnal umum dengan mengasumsikan:
Sistem pencatatan FIFO periodik dan perpetual (buat kartu sediaan)
Sistem pencatatan LIFO periodik dan perpetual (buat kartu sediaan)
Sistem pencatatan AVERAGE periodik dan perpetual (buat kartu
sediaan)
B. Hitung laba rugi masing-masing metode dalam sistem periodik dan perpetual

2. Sediaan akhir PT. Biduan Lestari per 31 Desember 2007 Rp. 267.525.900.
Kejadian berikut terkait sediaan mereka:
Pada tanggal 28 desember 2007 PT. biduan Lestari melakukan
penjualan barang kepada PT. Kulancar dengan syarat FOB
destination. Kos dari barang yang dijual (Cost of Goods Sold) Rp.
23.500.000 sudah dikurangi dari nilai sediaan, padahal barang belum
sampai ditempat pembeli.
Pada tanggal 29 desember 2007 dilakukan pembelian barang Rp.
19.800.000 dengan syarat FOB shipping Point. Sediaan ini telah
dicatat padahal barang belum sampai.

107
Dalam gudang PT. Biduan Lestari terdapat barang yang dititip oleh PT.
Caraka. Petugas pembukuan telah memasukkan barang itu (Rp.
6.500.000) pada sediaan PT. Biduan Lestari.
Diminta: Catat koreksi yang harus dilakukan oleh PT. Biduan Lestari dan tentukan kos
sediaan akhir
3. PT. BUNGA JELITA memiliki satu jenis sediaan. Pada akhir tahun 2008, di
neraca saldo perusahaan, sediaan akhir memiliki kos Rp. 80.000.000 (800 unit
@Rp. 100.000). Pada saat melakukan perhitungan fisik atas sediaan, terdapat 50
unit barang memiliki kemasan yang rusak. Ditaksir, barang itu hanya bisa dijual
dengan harga Rp. 80.000/unit. Biaya penjualan Rp. 10.000/unit. Biasanya,
perusahaan menjual barang Rp. 115.000/unit. Pada akhir tahun 2008, kos
pengganti dari barang Rp. 105.000/unit, sedangkan marjin laba normal 15% dari
kos barang.
a. Hitung kos sediaan dengan menggunakan metode LCM (Terendah antara
Kos dan Pasar) dan buat penyesuaian dengan menggunakan metode
langsung dan metode penyisihan.
b. Hitung kos sediaan dengan menggunakan metode LCN/Lower of Cost or Net
Realizable Value (terendah antara kos dan nilai realisasi neto) dan buat
penyesuaian dengan menggunakan metode langsung dan metode
penyisihan.
4. Berikut ini adalah data sediaan PT. Cukup Lancar (menggunakan metode FIFO)

Estimasi penyisihan untuk marjin laba normal sebesar 15% dari penjualan.
Diminta: Tentukan nilai sediaan akhir dan catat penyesuaian apabila terjadi
penurunan nilai (metode penyisihan dan metode langsung), dengan menggunakan:
Lower of cost or market (Individual, kelompok utama dan keseluruhan)
Lower of cost or net realizable value (Individual, kelompok utama dan
keseluruhan)

108
5. PT. Adella Jaya mengalami bencana alam, dimana gudang mereka terbakar.
Sebagian dari sediaan bisa diselamatkan. Untuk keperluan klaim asuransi atas
sediaan, berikut ini data sediaan PT. Adella:
Sediaan Awal Rp.1.975.0000
Pembelian Rp.2.250.000
Penjualan Rp. 3.750.000
Persentase laba bruto 40% dari penjualan
Dari sisa sediaan akhir yang terbakar, nilai realisasi (masih bisa dijual) seharga
Rp. 550.000
Diminta:
1. Hitung kos sediaan akhir dengan menggunakan metode laba bruto.
2. Hitung kerugian PT. Adella akibat kebakaran itu.

6. PT. Bandung Jaya membeli tanah seharga Rp. 550.000.000. Tanah itu akan
dikavling dengan harga jual sebagai berikut:

Pada periode itu, kavlingan yang terjual adalah: lokasi I ( 5 kavling), lokasi II (15
Kavling), Lokasi III (7 Kavling)
Diminta: Hitung sediaan akhir, kos barang terjual dan laba PT. Bandung Jaya pada
periode itu. Gunakan metode nilai jual relative.

7. PT. Sunset Cemerlang ingin menyusun laporan keuangan interim. Berikut data
yang diperlukan untuk menaksir nilai sediaan menurut metode eceran:

Diminta:

109
Hitung Kos sediaan akhir dengan menggunakan metode kos dan metode
konvensional

8. PT. Danar Hati melakukan komitmen pmbelian 5.000 unit barang pada harga
Rp. 900/unit. Pada saat penyusunan laporan keuangan, harga pasar barang
Rp. 800/unit dan pada saat barang diterima dan akan dilakukan pembayaran
harga pasar Rp. 750.
Diminta: Buat penyesuaian yang harus dilakukan PT. Danar Hati pada saat proses
penyusunan laporan keuangan

110
BAB VI
AKUNTANSI AKTIVA TETAP, PENYUSUTAN DAN
PENURUNAN NILAI
Aktiva Tetap, sering disebut juga aktiva 3. Memiliki substansi fisik
Fasilitas Fisik atau aset tetap, adalah
Meskipun kuantitas aktiva tetap
aktiva berujud yang dimiliki untuk
tidak terlalu banyak dibandingkan jenis
digunakan dalam produksi atau
aktiva lainnya (misalnya: sediaan),
penyediaan barang atau jasa, untuk
namun nilai aktiva tetap cukup
disewakan kepada pihak lain, atau
material dibandingkan nilai total aktiva
untuk tujuan administrative dan
suatu entitas. Dengan demikian,
diharapkan untuk digunakan selama
akuntansi aktiva tetap harus ditangani
lebih dari satu periode. Contoh Aktiva
dengan baik sehingga laporan
tetap adalah: Tanah, Gedung Kantor,
keuangan dapat disajikan secara wajar.
Gedung Pabrik, Mesin, Perabotan,dll.
Akuntansi aktiva tetap mencakup
Dari defenisi itu, karakteristik dari
tentang pengakuan aktiva tetap,
aktiva tetap adalah:
pengeluaran-pengeluaran setelah
1. Diperoleh untuk digunakan
pemerolehan aktiva tetap, penyajian
dalam operasi dan bukan untuk
aktiva tetap, pelepasan aktiva tetap
dijual kembali
(penjualan dan pertukaran) serta
2. Bersifat jangka panjang
penurunan nilai (Impairment).
sehingga merupakan subyek
dari penyusutan (kecuali tanah)

KOMPONEN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP


Suatu pengeluaran diakui sebagai Kedua criteria pengakuan aktiva itu juga
aktiva apabila: berlaku untuk pengakuan aktiva tetap. Dasar
A. besar kemungkinan manfaat pengakuan awal untuk aktiva tetap adalah
ekonomis di masa depan kos historical (Historical Cost), yaitu kos yang
berkenaan dengan aktiva itu ditunjukkan dalam bukti pemerolehan aktiva.
akan mengalir ke entitas; Manfaat ekonomi dimasa depan dalam bentuk
dan pendapatan atau penjualan Aktiva tetap harus
B. Kos (Cost) pemerolehan sangat pasti (probable) akan mengalir ke
dapat diukur secara andal. perusahaan di masa yang akan datang.

111
Secara umum, Aktiva Tetap diakui normal perusahaan. Tanah yang diperoleh
sebesar kos pemerolehannya, meliputi: untuk tujuan spekulatif dikategorikan sebagai
1. Harga pemerolehannya, termasuk bea investasi. Tidak seperti aktiva tetap lainnya,
impor dan pajak pembelian yang tidak tanah tidak memiliki umur ekonomis atau
boleh dikreditkan dikurangi potongan masa manfaat terbatas karena nilai tanah
harga beli dan potongan-potongan cenderung meningkat. Pengeluaran-
lainnya. pengeluaran yang termasuk kos pemerolehan
2. Kos yang dapat diatribusikan secara tanah adalah (PSAK No.47):
langsung untuk membawa aktiva ke 1. Harga transaksi pembelian
lokasi dan kondisi yang diinginkan agar tanah termasuk tanaman, prasarana,
siap digunakan sesuai dengan keinginan bangunan diatasnya yang harus dibeli
dan maksud manajemen kemudian dimusnahkan
3. Estimasi awal kos pembongkaran dan 2. Pengeluaran untuk
pemindahan aktiva tetap dan restorasi konstruksi atau pembuatan tanah, bila
lokasi aktiva. lahan tanah diciptakan
3. Kos (Cost) untuk ganti rugi
Misalnya PT. A membeli mesin yang memiliki penghuni dan relokasi
harga faktur Rp. 150.000.000 (potongan 4. Kos (Cost) untuk pembelian
tunai 5%) ditambah PPN dan PT. A juga tanah lain sebagai pengganti
membayar untuk pengangkutan Rp.500.000 5. Kos (Cost) untuk komisi
dan instalasi Rp. 1.500.000 maka kos perantara jual bei tanah
pemerolehan dari mesin adalah: 6. Kos (cost) pinjaman
Harga Faktur Rp. 150.000.000 terkapitalisasi ke dalam tanah
Potongan tunai (Rp. 7. 7. Kos (Cost) pematangan
500.000)
PPN 10% Rp. 14.250.000 tanah
Pengangkutan Rp. 500.000
Instalasi Rp.
Pengeluaran untuk pengurusan legal
1.500.000
Kos Pemerolehan hak atas tanah, PSAK No. 47 menyatakan
Rp158.750.000 pengeluaran ini dicatat ke akun biaya yang
ditangguhkan atas pengurusan legal hak atas
Pencatatan mesin itu ke jurnal
tanah. Akun ini diamortisasi selama umur
dilakukan sebagai berikut:
ekonomisnya. Termasuk dalam biaya yang
ditangguhkan untuk pengurusan legal hak
atas tanah adalah:
Kos dari tanah 1. Legal audit, seperti pemeriksaan
Tanah bisa dimiliki untuk tujuan keasian sertifikat tanah, rencana tata
spekulatif atau untuk mendukung operasi kota

112
2. Biaya-biaya pengukuran, berikut untuk membuat tanah siap digunakan
pematokan dan pemetaan ulang dalam operasi:
3. Biaya notaries, biaya jual-beli dan 1. Harga pembelian tanah Rp.
PPAT 500.000.000
4. Pajak terkait jual beli tanah 2. Pengurusan legal atas tanah Rp.
5. Biaya resmi yang harus dibayar ke 45.000.000
kas Negara untuk pemerolehan hak, 3. Pengeluaran untuk menghancurkan
perpanjangan atau pembaharuan hak gedung Rp. 5.000.000 dan puing-puing
baik status maupun peruntukan. bangunan bisa dijual Rp. 1.500.000
Dalam hal tanah diperoleh untuk lokasi 4. Diatas tanah terdapat pepohonan.
membangun sebuah bangunan maka kos Pengeluaran untuk menebang pohon
yang terjadi sampai gedung baru dibangun Rp. 500.000 dan kayu bisa dijual Rp.
merupakan bagian dari kos tanah. Penjualan 750.000
puing-puing gedung lama ataupun batang 5. Penimbunan tanah, perataan dan
pohon yang ada dilokasi tanah diperlakukan pembersihan menghabiskan dana Rp.
mengurangi kos dari tanah karena 25.000.000
pengeluaran itu dimaksudkan agar tanah bisa 6. Jalan desa menuju tanah diaspal
digunakan untuk maksud yang diinginkan. sebesar Rp. 150.000.000 (selanjutnya
Apabila terdapat pengembangan lokal dipelihara Negara)
diluar lokasi tanah yang memiliki umur tidak 7. Dilokasi tanah dilakukan pengaspalan,
terbatas yang dimaksudkan untuk menunjang pemagaran, pembuatan lampu jalan
operasi di areal tanah dan selanjutnya Rp. 250.000.000
pengembangan itu akan dipelihara oleh PT. Tekindo mencatat kos pemerolehan tanah:
Pemerintah setempat maka kos diperlakukan
sebagai kos dari tanah. Namun,
pengembangan-pengembangan di lokasi
tanah yang memiliki umur terbatas (misalnya:
pembangunan pagar, jembatan, jalan, lampu
jalan) tidak dimasukkan dalam akun Tanah,
namun dalam akun Pengembangan Tanah
(Land Improvement). Akun pengembangan
tanah, karena memiliki umur terbatas, harus
Kos dari Gedung/bangunan
disusutkan sepanjang umur ekonomisnya
Kos dari bangunan adalah seluruh
atau masa manfaat.
pengeluaran sampai gedung siap digunakan.
Misalnya, PT. Tekindo membeli
Termasuk dalam pengeluaran ini adalah
sebidang tanah yang diatasnya terdapat
bahan baku yang dihabiskan, tenaga kerja
sebuah bangunan. Pengeluaran-pengeluaran
yang digunakan, overhead yang dibebankan,

113
pengeluaran untuk jasa professional merupakan bagian dari barang atau sediaan
(arsitektur,dll) dan ijin mendirikan bangunan. perusahaan yang dijual pada aktivitas normal,
Apabila gedung dibangun berdasarkan harga maka pembebanan kos overhead sama
kontrak, maka nilai kontrak merupakan basis seperti pembebanan dengan unsur sediaan
pengakuan. lainnya. Namun, apabila aktiva tetap yang
Kos dari peralatan (Equipment) dibangun tidak sama dengan barang yang
Peralatan dalam hal ini adalah dijual perusahaan dalam operasi normal,
peralatan pengangkutan (kendaraan), mesin maka terdapat permasalahan dalam
pabrik, perabotan kantor, peralatan pabrik pembebanan kos overhead. Kos overhead
dan aktiva tetap yang sejenis dengan itu. Kos tidak hanya dinikmati oleh aktiva tetap yang
dari peralatan itu adalah seluruh pengeluaran dibuat sendiri namun juga aktivitas operasi
atau kos yang terjadi sampai peralatan siap lainnya diluar pembuatan aktiva tetap.
untuk digunakan ) dioperasikan. Masalah ini dapat diatasi dengan beberapa
Kos dari Aktiva Tetap yang dibuat sendiri cara:
Kadang-kadang perusahaan membuat 1. Tidak membebankan kos overhead tetap
sendiri aktiva tetapnya. Untuk kos langsung ke kos aktiva yang dibuat sendiri (hanya
(bahan baku dan tenaga kerja langsung) bisa membebankan overhead variabel)
ditelusuri atau dikaitkan dengan aktiva tetap 2. Membebankan porsi tertentu dari seluruh
yang dibangun sendiri. Yang menjadi kos overhead ke proses konstruksi
permasalahan adalah pembebanan kos 3. Tidak membebankan overhead ke aktiva
overhead ke aktiva yang dibuat sendiri. tetap yang dibuat sendiri (PSAK No. 16
Apabila aktiva tetap yang dibuat sendiri Revisi 2007, Paragrap19).

PEMBEBANAN KOS PINJAMAN YANG TERJADI SELAMA KONSTRUKSI


Untuk membangun atau terhadap perolehan, konstruksi atau produksi
mengkonstruksi aktiva (aktiva tetap dan suatu aktiva, maka kos pinjaman itu harus
sediaan), sumber pembiayaan bisa berasal dikapitalisasi (Psak No. 26 tentang biaya
dari sumber internal atau pinjaman. Apabila pinjaman). Permasalahan muncul pada
sumber pembiayaan berasal dari internal pinjaman yang tidak dimaksudkan untuk
perusahaan, maka tidak ada kos pinjaman membiayai kontrak konstruksi namun dipakai
yang terjadi. Untuk sumber pembiayaan untuk mendanai kontrak konstruksi. Karena
berasal dari pinjaman maka entitas pada tidak terdapat keterkaitan langsung antara
umumnya akan membayar sejumlah kos pinjaman dan aktiva tetap yang dikonstruksi,
pinjaman (Borrowings Cost) berupa bunga maka perlu pertimbangan khusus untuk
pinjaman dan pengeluaran lainnya terkait mengkapitalisasi kos pinjaman yang terjadi.
dengan pinjaman. Untuk pinjaman yang dapat PSAK No. 26 menyatakan bahwa
dikaitkan/diatribusikan secara langsung seluruh kos pinjaman yang timbul dari

114
pinjaman khusus untuk konstruksi dan Kapitalisasi kos pinjaman terus dilakukan
pinjaman tidak untuk konstruksi namun sepanjang ketiga kondisi diatas terjadi dan
digunakan untuk konstruksi harus periode kapitalisasi berakhir ketika aktiva
dikapitalisasi. Hal ini didasari pemikiran tetap diselesaikan dan siap dipakai. Apabila
bahwa selama aktiva tetap dikonstruksi, proses konstruksi dihentikan atau ditunda
aktiva tetap belum bisa menghasilkan atau ditangguhkan untuk waktu yang cukup
pendapatan, sehingga harus lama, maka kapitalisasi harus dihentikan.
dikapitalisasi
Untuk mengoperasikan pendekatan ini,
maka hal-hal berikut perlu diperhatikan: 3. Jumlah yang dikapitalisasi
Jumlah kos pinjaman yang
1, Aktiva yang bisa dikapitalisasi dikapitalisasi ditentukan berdasarkan tingkat
(Qualifying Assets) kapitalisasi dikalikan pengeluaran yang terjadi
Aktiva tetap yang bisa dikapitalisasi kos untuk memeroleh aktiva. Tingkat kapitalisasi
pinjamannya adalah aktiva tetap yang dihitung dengan cara membagi rata-rata
memerlukan rentang waktu tertentu tertimbang kos pinjaman dibagi dengan
(umumnya lebih dari 1 tahun) dalam jumlah pinjaman yang digunakan untuk
konstruksi sampai siap dipakai. Kos pinjaman konstruksi.
yang bisa dikapitalisasi adalah kos yang Misalkan PT. A membangun fasilitas
timbul dalam proses membangun aktiva tetap pabrik pengolahan. PT. A membutuhkan dana
yang ditujukan untuk dipakai perusahaan Rp. 4,5 Milyar untuk membangun pabrik
(termasuk gedung, pabrik, dan mesin-mesin tersebut dan konstruksi akan selesai dalam
utama). Kos pinjaman dari Aktiva tetap yang waktu 1,5 tahun. Untuk mendanai
sudah siap untuk dipakai atau yang sedang pembangunan, PT. A memeroleh kredit dari
digunakan, tidak dikapitalisasi. Proses perbankan sebagai berikut:
kapitalisasi dimulai ketika proses pembuatan 1. Kredit Investasi dari Bank Mandira Rp.
sampai aktiva tetap selesai dibangun. 2 Milyar, suku bunga 8%,
2. Periode Kapitalisasi 2. Pinjaman dari institusi lain (bukan
Periode Kapitalisasi adalah periode waktu bank) Rp. 1 Milyar, suku bunga 9 % per
dimana kapitalisasi kos pinjaman dilakukan. tahun
Periode kapitalisasi dimulai ketika ketiga 3. Obligasi perusahaan Rp. 2 Milyar, suku
kondisi berikut telah terjadi: bunga 7% pertahun
1. Pengeluaran untuk membuat aktiva Dari seluruh pinjaman, Rp. 500 juta akan
tetap telah dikeluarkan digunakan untuk menambah modal kerja.
2. Aktivitas pembuatan aktiva tetap Pada tahap awal pembangunan, terdapat
sedang dijalankan dana yang menganggur Rp. 1,5 Milyar yang
3. Kos pinjaman sudah terjadi kemudian diinvestasikan selama 6 bulan.

115
Pendapatan dari investasi ini Rp. 150 juta. A. Menghitung rata-rata tertimbang
Untuk menentukan jumlah kos pinjaman yang dari kos Pinjaman
harus dikapitalisasi, maka beberapa langkah
perlu dilakukan:

116
PENGUKURAN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP
1. Pembelian borongan (Lump-Sum) 1. Kos pemerolehan tanah:
Masalah dalam pembelian aktiva tetap
400.000.000
600.000.000 450.000.000 Rp.300.000.000
muncul ketika beberapa jenis aktiva tetap
dibeli secara borongan (gabungan) pada satu 2. Kos Pemerolehan Rumah:
harga. Misalnya, pembelian rumah dan tanah 200.000.000
600.000.000 450.000.000 Rp.150.000.000
pada satu harga. Kos pemerolehan aktiva
tetap yang dibeli secara gabungan harus
2. Pemerolehan aktiva dengan
dipsahkan menggunakan nilai pasar wajar
mengeluarkan saham
relatif masing-masing aktiva tetap.
Aktiva tetap bisa juga diperoleh dengan
Anggaplah suatu perusahan membeli aktiva
mengeluarkan sekuritas saham. Penilaian
tetap tanah dan rumah seharga Rp.
Aktiva tetap dilakukan berdasarkan harga
450.000.000. Nilai pasar tanah Rp.
pasar saham pada waktu itu atau apabila
400.000.000, sedangkan nilai pasar rumah
harga pasar saham tidak bisa ditentukan pada
Rp.200.000.000. Pemisahan Kos
waktu itu maka nilai pasar wajar aktiva tetap
pemerolehan tanah dan rumah dapat
harus ditentukan dan digunakan sebagai basis
dilakukan sebagai berikut:
untuk mencatat aktiva dan pengeluaran

117
saham biasa. Misalnya PT. A memutuskan aktiva yang diterima atau yang diserahkan
untuk membeli tanah dengan mengeluarkan tergantung mana yang lebih andal. Apabila
saham biasa 5,000 lembar yang memiliki nilai nilai wajar dapat ditentukan secara andal
pari Rp. 5,000. Nilai pasar saham pada saat maka nilai wajar dari aktiva tetap yang
pertukaran Rp. 5.500. PT. A melakukan diserahkan digunakan untuk mengukur kos
pencatatan ke jurnal umum: pemerolehan dari aktiva tetap yang diterima.
Sebaliknya, nilai wajar dari aktiva tetap yang
diterima bias digunakan apabila nilai wajar
dari aktiva tetap yang diberikan tidak dapat
ditentukan secara andal/jelas. Pengecualian
3. Pembelian dengan kontrak kredit
pemakaian nilai wajar dilakukan apabila:
jangka panjang
a. Transaksi pertukaran tidak
Aktiva tetap kadangkala dibeli dengan
memiliki substansi komersil
kontrak kredit jagka panjang melalui
b. Nilai wajar dari aktiva tetap yang
penggunaan wesel, hutang hipotek, obligasi
diterima atau diserahkan tidak
dan instrument hutang lainnya. Agar
dapat diukur secara andal.
merefleksikan kos pemerolehan aktiva tetap
Apabila nilai wajar dari aktiva tetap yang
maka aktiva tetap dinilai sebesar nilai tunai
diterima atau yang diserahkan tidak dapat
pada saat transaksi terjadi. Perbedaan antara
ditentukan, maka dasar untuk mencatat kos
nilai tunai (Present Value) dengan
pemerolehan adalah nilai tercatat masing-
pembayaran total diakui sebagai biaya bunga
masing aktiva tetap pada saat pertukaran
selama periode kredit.
terjadi.
4. Pertukaran Aktiva Tetap
Umumnya, terdapat tiga jenis
Aktiva tetap mungkin juga diperoleh dengan
kombinasi pertukaran aktiva tetap:
cara menukar dengan aktiva tetap lainnya
1. Pertukaran aktiva tetap tidak
atau aktiva non moneter lainnya.
sejenis
Pertuakaran juga bias terjadi antara aktiva
2. Pertukaran aktiva tetap sejenis,
tetap yang sejenis dan juga diterima aktiva
namun tidak ada tambahan kas
moneter (dalam bentuk kas) sebagai
diterima
tambahan aktiva tetap yang diterima.
3. Pertukaran aktiva tetap sejenis,
Masalah yang timbul adalah berapa jumlah
namun ada tambahan kas yang
kos pemerolehan yang harus dicatat dan
diterima
bagaimana pengakuan terhadap laba atau
4.1Pertukaran Aktiva tetap tidak sejenis
rugi pertukaran.
Aktiva tetap tidak sejenis adalah aktiva tetap
PSAK No.16 (direvisi 2007) dan IAS
yang melakukan fungsi yang berbeda pada
No. 16 memberikan preskripsi bahwa dalam
entitasnya masing-masing. Misalnya,
pertukaran aktiva tetap, kos pemerolehan
pertukaran mobil dengan mesin, atau
aktiva tetap diukur pada nilai wajar dari

118
pertukaran antara mobil dan gedung. Kos
pemerolehan aktiva tetap yang diterima
ditentukan berdasarkan :
1. Apakah pertukaran itu memiliki substansi
komersil?
2. Apabila aktiva tetap yang diserahkan
memiliki nilai pasar wajar yang jelas,
maka nilai ini digunakan sebagai dasar
4.2Pertukaran aktiva tetap sejenis,
untuk mengakui kos aktiva tetap yang
namun tidak ada tambahan kas
diperoleh.
diterima
3. Apabila aktiva tetap yang diterima
Pertukaran aktiva tetap sejenis adalah
memiliki nilai pasar wajar yang lebih jelas
pertukaran aktiva tetap yang memiliki tipe
daripada aktiva tetap yang diserahkan,
sama atau yang menjalankan fungsi/aktiivitas
maka nilai pasar wajar aktiva tetap yang
yang sama. Apabila dalam pertukaran
diperoleh digunakan sebagai dasar untuk
diperoleh keuntungan karena pertukaran
mengakui kos aktiva tetap yang diterima
aktiva tetap sejenis, maka keuntungan itu
4. Apabila kedua aktiva tetap tidak memiliki
tidak diakui dan diperlakukan sebagai
nilai pasar wajar, maka dipakai nilai
pengurang kos pemerolehan aktiva tetap
tercatat masing-masing aktiva tetap
yang diperoleh. Sedangkan apabila dalam
sebagai dasar untuk pertukaran.
pertukaran dialami kerugian, maka kerugian
Pada pertukaran aktiva tetap tidak sejenis,
itu harus segera diakui (prinsip
keuntungan atau kerugian dari pertukaran
konservatisme).
harus segera diakui pada saat pertukaran,
Sebagai ilustrasi, PT. A menukar sebuah
karena masing-masing aktiva tetap telah
mesin yang memiliki nilai tercatat Rp.
menyelesaikan fungsi dalam proses
50.000.000 (Kos Rp. 90.000.000 dan
memeroleh laba.
akumulasi penyusutan Rp. 40.000.000)
Sebagai ilustrasi, PT. A menukar
dengan sebuah mesin PT. B yang memiliki
sebuah truk yang memiliki nilai buku Rp.
kapasitas lebih tinggi. Mesin PT. B memiliki
150.000.000 (Kos Truk Rp. 650.000.000 dan
Kos Rp. 160.000.000 (kos Rp. 200.000.000
akumulasi penyusutan Rp. 450.000.000)
dan akumulasi penyusutan Rp. 40.000.000).
dengan sebidang tanah PT. A yang memiliki
Nilai pasar mesin PT. A Rp. 80.000.000
Kos Rp. 250.000.000. Nilai Pasar wajar truk
sedangkan nilai pasar Mesin B Rp.
PT.A Rp. 160.000.000 dan harus menambah
175.000.000. PT. A menambah kas Rp.
kas Rp. 50.000.000. Perhitungan dan
95.000.000. Perhitungan dan pencatatan ke
Pencatatan yang dilakukan oleh PT. A adalah:
jurnal yang dilakukan PT.A adalah:

119
sebagian, sebesar perbandingan antara kas
yang diterima (KD) dengan jumlah antara
kas yang diterima (KD) dan nilai pasar wajar
(NW) aktiva tetap yang diterima dikalikan
dengan total keuntungan (TK).

Keuntungan yang diakui KD


KD NW TK

Rasionalitas pengakuan keuntungan itu


4.3Pertukaran aktiva tetap sejenis, adalah ketika kas diterima maka ada bagian
namun ada tambahan kas yang dari aktiva tetap itu yang dijual atau sudah
diterima menyelesaikan fungsinya. Keuntungan yang
Pertukaran aktiva tetap dalam situasi tidak diakui, ditangguhkan ke kos
keuntungan dan ada kas yang diterima pemerolehan aktiva tetap yang diterima.
memunculkan masalah pada pengakuan Ilustrasi sebelumnya menunjukkan PT. B
keuntungan. Apakah seluruh keuntungan menerima kas dari pertukaran mesin dengan
harus diakui atau ditangguhkan? Untuk PT. A. Selanjutnya, PT. B melakukan
entitas yang mengalami keuntungan dan perhitungan dan pencatatan sebagai berikut:
menerima kas maka keuntungan hanya

5. Aktiva Tetap yang diperoleh dari Aktiva tetap yang diperoleh dari
sumbangan sumbangan pihak lain atau hibah Pemerintah
dinilai berdasarkan nilai pasar wajar dari

120
aktiva tetap itu pada tanggal
pemerolehannya. Untuk hibah dari Argumen yang diajukan adalah sumbangan
Pemerintah, diakui setelah keadaan-keadaan tidak bisa dicatat ke modal karena modal
berikut tercapai (PSAK No. 16 (Revisi 2007)): hanya berasal dari pemilik entitas dan
1. Entitas akan memenuhi kondisi sumbangan itu hanya memberi manfaat
atau prasyarat hibah tersebut; dan kepada entitas.
2. hibah akan diperoleh 2. Mencatat sebagai modal kontribusi
Terdapat dua perlakuan akuntansi Pendekatan ini menyatakan bahwa
untuk aktiva tetap yang diperoleh dari aktiva tetap yang diterima dari sumbangan
sumbangan, yaitu: dikreditkan ke modal sumbangan pada
kelompok akun tambahan modal disetor.
1. Mencatat sebagai pendapatan Kontribusi Pendekatan ini diadopsi di SAK (Standar
Pendekatan ini menekankan bahwa Akuntansi Keuangan) pada PSAK No. 21
seluruh sumbangan yang diterima harus (paragraph 13) dan IAS. Peningkatan dalam
dikreditkan ke akun pendapatan kontribusi asset akibat dari sumbangan yang diterima
(Contribution Revenue) pada periode dipandang sebagai menambah modal
sumbangan diterima. Pendekatan ini diadopsi kontribusi daripada pendapatan. Argumennya
oleh FASB (Kieso, 2004). Apabila Aktiva tetap adalah Aktiva tetap yang diterima dari
yang diterima dijual maka akun biaya sumbangan juga member manfaat ekonomis
kontribusi harus dikreditkan. yang lebih dari 1 periode akuntansi atau lebih
dari 1 tahun kalender sehingga lebih tepat
dikreditkan ke modal kontribusi daripada
pendapatan.

PENGELUARAN-PENGELUARAN SETELAH PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP


Setelah pemerolehan aktiva tetap. pengeluaran ini adalah mana yang bisa
Entitas masih melakukan pengeluaran terkait menambah manfaat ekonomi dimasa depan
dengan pemakaian aktiva tetap. Pengeluaran- yang mengalir ke entitas. Secara umum,
pengeluaran ini mulai dari pengeluaran- pengeluaran yang dapat meningkatkan
pengeluaran rutin ubtuk pemeliharaan sampai manfaat ekonomis masa depan harus
pengeluaran-pengeluaran yang signifikan dikapitalisasi, sedangkan pengeluaran-
seperti penambahan atau perbaikan besar. pengeluaran yang hanya bersifat memelihara
Masalah utama untuk pengeluaran-

121
aktiva tetap pada level operasinya harus depan? Atau hanya mempertahankan
dibiayakan pada periode terjadinya biaya. pada level aktivitas dari aktiva? Apabila
Peningkatan manfaat ekonomis masa pengeluaran akan menambah manfaat
depan dari pengeluaran umumnya terjadi ekonomi masa depan, maka pengeluaran
apabila salah satu dari criteria berikut terjadi: itu harus dikapitalisasi dengan satu dari
1. Masa manfaat dari aktiva tetap harus tiga pendekatan berikut ini:
bertambah Pendekatan substitusi. Pendekatan ini
2. Kuantitas dari unit yang dihasilkan aktiva dilakukan apabila jumlah tercatat dari
tetap harus bertambah aktiva yang akan diganti tersedia di
3. Kualitas dari unit yang dihasilkan harus catatan akuntansi. Apabila entitas tidak
meningkat mencatat secara terpisah kos aktiva yang
Beberapa contoh pengeluaran- akan diganti, maka pendekatan ini tidak
pengeluaran setelah pemerolehan adalah: cocok dilakukan
1. Penambahan (Addition), yaitu Pendekatan mengapitalisasi kos
pengeluaran untuk menambah atau yang baru. Pendekatan ini digunakan
memperluas aktiva tetap. Pengeluaran ini tanpa menghapus kos dari aktiva lama
umumnya harus dikapitalisasi. Misalnya, yang akan diganti. Kos dari aktiva yang
penambahan AC, penambahan ruangan, baru langsung saja didebit ke akun aktiva
atau penambahan sayap bangunan. tetap. Konsekwensinya adalah mengubah
2. Peningkatan dan Penggantian perhitungan penyusutan sehingga biaya
(Improvement and Replacement), penyusutan akan berubah. Walaupun
yaitu penggantian suatu aktiva dengan pendekatan ini kurang tepat namun
yang lain. Peningkatan merupakan perbedaannya tidak signifikan.
penggantian bagian dari aktiva tetap Biasanya, peningkatan ditangani
yang digunakan sekarang dengan aktiva dengan cara ini.
yang lebih baik (misalnya, lantai teraso Membebankan kos yang baru ke
diganti menjadi lantai keramik, atau atap akun akumulasi penyusutan.
seng diganti dengan atap genteng). Pendekatan ini digunakan apabila
Penggantian merupakan penggantian pengeluaran tidak menambah kuantitas
dengan aktiva yang sama (misalnya, ataupun kualitas unit produksi yang
penggantian atap seng dengan atap seng dihasilkan namun menambah umur aktiva
yang baru). Untuk Membedakan tetap. Penggantian biasanya menambah
pengeluaran ini dengan pengeluaran umur aktiva. Kos dari aktiva tetap yang
untuk reparasi biasa, maka pertimbangan baru didebitkan ke akun akumulasi
harus dikembalikan pada criteria penyusutan aktiva tetap itu. Pada
pengakuan aktiva: apakah pengeluaran umumnya, penggantian ditangani
itu meningkatkan manfaat ekonomi masa dengan cara ini. Dengan mendebitkan

122
ke akun akumulasi penyusutan maka nilai perbaikan biasa (Ordinary Repairs)dan
tercatat dari aktiva meningkat. Walaupun perbaikan besar (Major Repairs).
mendebitkan pengeluaran ke akun aktiva Perbaikan biasa adalah pengeluaran
dan mendebitkan ke akumulasi untuk memelihara aktiva tetap supaya
penyusutan menghasilkan nilai tercatat bisa beroperasi normal. Pengeluaran ini
yang sama, namun secara teoretis dibiayakan pada periode terjadinya biaya.
pendekatan ini berbeda. Penambahan Contoh dari pengeluaran ini adalah:
umur mengurangi depresiasi masa lalu mengganti suku cadang yang kecil,
karena dicatat terlalu tinggi. pelumasan, perbaikan rutin, pengecatan,
3. Penyusunan ulang dan Instalasi pembersihan, dan lain-lain. Perbaikan
ulang. Jenis pengeluaran ini terjadi untuk besar merupakan pengeluaran yang
mengantisipasi manfaat ekonomi masa dilakukan untuk memperbaiki sebagian
depan. Biasanya ini dilakukan untuk besar dari aktiva tetap, misalnya turun
fasilitas mesin-mesin. Apabila kos awal mesin untuk mobil atau mesin. Perbaikan
dari instalasi sebelumnya dan akumulasi besar biasanya mencakup penambahan
depresiasi sebelumnya diketahui, maka atau penggantian atau peningkatan
pengeluaran ini bisa ditangani sebai sehingga pengeluaran untuk perbaikan
penggantian (Replacements). Jika tidak, besar harus dikapitalisasi karena
maka pengeluaran ini harus dikapitalisasi meningkatkan manfaat ekonomi masa
dan diamortisasi sepanjang masa depan dari aktiva tetap.
manfaat ekonomisnya.
4. Perbaikan (Repairs). Terdapat dua jenis
pengeluaran untuk perbaikan, yaitu

PENJUALAN AKTIVA TETAP


Apabila entitas melakukan penjualan aktiva Mesin itu diual seharga Rp. 30.000.000. Maka
tetap, maka entitas harus menghitung dan pencatatn yang dilakukan oleh PT. A sebagai
mencatat biaya penyusutan dari penyusutan berikut:
terakhir dicatat sampai pada tanggal
penjualan. Misalnya, tanggal 9 Juli 2009, PT. A
menjual mesin yang memiliki kos
pemerolehan Rp, 90.000.000. Mesin itu
memiliki umur ekonomis 10 tahun dan
disusutkan pertahun Rp. 9.000.000. Mesin
telah disusutkan 5 tahun (berarti: akumulasi
penyusuta Rp. 45.000.000) dan selama tahun
2009 belum pernah dicatat penyusutan.

123
PENGUKURAN ATAU PENILAIAN SETELAH dijual), maka saldo surplus revaluasi
PENGAKUAN AWAL dipindahkan ke akun laba ditahan.
Setelah pengukuran awal, maka terdapat dua Pemindahan saldo surplus revaluasi ke
model perlakuan akuntansi yang bisa akun laba ditahan bisa juga dilakukan
diterapkan sesuai dengan PSAK No. 16 dan pada masa-masa pemakaian aktiva
IAS No. 16, yaitu model kos (Cost Model) dan tetap itu, yaitu sebesar selisih jumlah
model revaluasi (Revaluation Model). biaya penyusutan pada model kos dan
1. Model Kos (Cost Model). Dengan setelah dilakukan revaluasi.
model ini aktiva tetap dicatat dan Akun aktiva tetap disajikan di neraca
disajikan di neraca sebesar harga sebesar kos aktiva tetap setelah
pemerolehannya, dan disajikan di neraca direvaluasi dikurangi akumulasi
dikurangi dengan akumulasi penyusutan penyusutan dan akumulasi penurunan
dan akumulasi rugi penurunan nilai nilai setelah revaluasi dilakukan.
(Impairment loss).
2. Model Revaluasi (Revaluation Ilustrasi model revaluasi:
Model). Pada model ini, aktiva tetap PT. A memiliki Mesin, dimana kos awal dari
direvaluasi (dinilai kembali) secara teratur mesin Rp. 150.000.000 dan akumulasi
agar nilai tercatat tidak berbeda secara penyusutan pada tanggal revaluasi Rp.
signifikan dengan nilai tercatatnya. 45.000.000. Nilai terbawa (Carrying Amount)
Setelah pengakuan awal, nilai tercatat dari mesin pada tanggal revaluasi Rp.
aktiva tetap bisa berbeda dengan nilai 105.000.000 (Rp. 150.000.000 Rp.
pasar wajar aktiva tetap setelah 45.000.000). Nilai wajar mesin pada saat
beroperasi beberapa waktu. Agar nilai revaluasi Rp. 120.000.000. Pencatatan ke
tercatat mencerminkan nilai wajar aktiva jurnal umum yang dibuat PT. A adalah:
tetap, maka entitas yang memilih model
ini harus selalu melakukan revaluasi. Nilai
wajar harus bisa diukur secara
andal/jelas. Dalam melakukan model ini,
hal berikut harus diperhatikan:
Jika suatu aktiva tetap direvaluasi,
maka seluruh aktiva tetap dalam
kelompok yang sama harus
direvaluasi.
Apabila suatu aktiva tetap dihentikan
operasinya atau dilepas (ditukar atau

124
PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
Penyusutan Aktiva tetap adalah proses dipakai selama umur fisiknya, namun
mengalokasi kos pemerolehan aktiva tetap ke akan banyak pengeluaran untuk
biaya selama masa-masa pemanfaatan aktiva pemeliharan aktiva tetap. Aktiva tetap
tetap. Penyusutan dilakukan agar nilai dihentikan karena factor fisik aktiva tetap
terbawa (Carrying Amount) dari aktiva dan factor ekonomisnya. Biasanya umur
tetap mencerminkan nilai wajar dari aktiva jasa aktiva tetap didasarkan pada factor
tetap karena nilai wajar suatu aktiva tetap ekonomisnya, yaitu berapa lama aktiva
cenderung berfluktuasi dan sulit untuk tetap mampu beroperasi secara
mengukurnya secara obyektif. Proses ekonomis. Keekonomisan suatu aktiva
penyusutan bukanlah proses untuk tetap dinilai berdasarkan:
menyisihkan dana untuk penggantian aktiva Apakah aktiva tetap mampu
tetap. Penggantian aktiva tetap dihasilkan memenuhi peningkatan pesanan
dari pendapatan (arus kas masuk dari Apakah aktiva tetap masih ekonomis
operasi) atau didanai melalui pinjaman. dan efisien digunakan
Dengan demikian, dalam proses penyusutan Keusangan aktiva tetap.
tidak ada sama sekali arus kas keluar. 3. Metode penyusutan. Metode
Terdapat beberapa factor yang depresiasi berpengaruh terhadap
memengaruhi proses depresiasi, yaitu: jumlah biaya penyusutan yang
1. Nilai yang digunakan sebagai basis dibebankan setiap periode. Ada
Penyusutan Aktiva tetap. Basis beberapa metode yang dapat
penyusutan aktiva tetap adalah kos digunakan dalam menyusutkan aktiva
pemerolehan awal dan nilai sisa. Nilai sisa tetap:
adalah taksiran nilai realisasi aktiva tetap
Metode aktivitas (unit
apabila aktiva tetap dijual pada saat akhir
pemanfaatan atau unit
masa ekonomisnya. Hasil pengurangan
produksi)
dari kos pemerolehan awal dan nilai sisa
Metode Garis Lurus
merupakan basis untuk menghitung
Metode jumlah angka tahun
Penyusutan. Misalnya, kos pemerolehan
Metode saldo menurun
Rp. 60,000.000 dan nilai sisa dari aktiva
tetap Rp. 2.000.000 maka kos yang
digunakan sebagai basis untuk Misalnya, PT. A memiliki mobil yang dibeli

disusutkan adalah Rp. 58.000.000 seharga Rp. 150.000.000. Taksiran umur

2. Taksiran umur jasa. Aktiva tetap ekonomis mobil adalah 20 tahun dan nilai sisa

memiliki umur fisik namun belum tentu Rp. 30.000.000. Mobil itu diharapkan bisa

aktiva tetap dipakai selama umur dipakai selama 1.200.000 km

fisiknya. Bisa saja aktiva tetap terus Metode Aktivitas

125
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa besar. Seiring dengan pemakaian aktiva
penyusutan merupakan fungsi dari tetap, seharusnya juga biaya penyusutan
penggunaan atau aktivitas. Semakin besar yang dibebankan semakin kecil jumlahnya.
produksi atau semakin banyak aktivitas yang Metode ini menjumlahkan angka tahun
dilakukan maka biaya penyusutan juga pemanfaatan aktiva tetap. Misalnya, umur
seharusnya lebih besar. Untuk kasus diatas, ekonomis aktiva tetap 5 tahun maka jumlah
misalkan mobil PT.A ditahun ini telah angka tahun adalah 15 (5+4+3+2+1). Untuk
menjalani 36.000 Km. maka penyusutan mempermudah penghitungan angka tahun,
tahun ini sebesar: dipakai rumus berikut:
n ( n 1)
Jumlah Angka Tahun 2

Kos Pemerolehan NilaiSisa n= Umur ekonomis


x jumlah aktivitas yang dihasilkan
Unit Aktivitas
Untuk kasus diatas, jumlah angka tahun
Rp .150.000.000 Rp .30.000.000
1.200.000 Km x 36.000 km Rp .3.600.000
adalah 210 (20(21)/2)). Perhitungan
penyusutannya adalah:

Metode Garis Lurus


Metode ini mengalokasi biaya penyusutan
dalam jumlah yang sama selama periode
pemanfaatan aktiva tetap. Untuk kasus
diatas, biaya penyusutan pertahun dapat
dihitung sebagai berikut:
Kos Pemerolehan NilaiSisa
Umur Ekonomis

Rp .150.000.000 Rp .30.000.000
20 tahun Rp.6.000.000

Metode Saldo menurun


Metode Jumlah Angka Tahun Metode saldo menurun diterapkan dengan
Metode ini (dan metode saldo menurun) menentukan tarif penyusutan yang akan
berasumsi bahwa aktiva tetap semakin lama diaplikasikan. Tarif yang digunakan dapat
dipakai akan menurun kemampuan dihitung dengan menggunakan rumus:
ekonomisnya. Untuk itu, tahun-tahun awal
Tarif Penyusu tan 1 n Nilai sisa
Kos Pemerolehan
pemakaian harus dibebani biaya penyusutan
yang lebih besar karena masih memiliki Untuk kasus diatas, tarif penyusutannya

kemampuan memberikan jasa yang lebih adalah 7,73 %

126
Penyusutan aktiva tetap pertahun

adalah (Rp. 65.000.000 Rp.
1.000.000)/5 tahunRp.
12.800.000/tahun
Biaya penyusutan untuk tahun 2008

adalah:

3
12 x Rp.12.800.000 Rp. 3.200.000

Modifikasi dari metode saldo menurun adalah


metode saldo menurun ganda. Tarif Metode Jumlah Angka Tahun

penyusutan untuk metode saldo menurun Perhitungan penyusutan untuk tahun penuh

ganda adalah 2 kali tarif penyusutan metode


garis lurus. Untuk ilustrasi kasus diatas, tarif
penyusutan kalau menggunakan metode
saldo menurun ganda adalah: 2x
(100/20)=10%. Tarif ini kemudian
diaplikasikan ke nilai buku aktiva tetap pada
awal tahun (sama seperti metode saldo
menurun). Pada akhir masa manfaat, nilai sisa
aktiva tetap tidak akan sama dengan nilai sisa
yang direncanakan. Biasanya, mendekati
akhir umur masa manfaat, entitas beralih ke
metode jumlah angka tahun atau ke metode
garis lurus agar aktiva tetap disusutkan pada
nilai sisa.

BIAYA PENYUSUTAN PADA PERIODE


PARSIAL Metode saldo menurun
Misalnya PT. A membeli peralatan pada
Tarif Penyusutan: 1 n 1.000.000
65.000.000 = 56,61%
tanggal 3 Oktober 2008 Rp. 65.000.000,
Penyusutan setahun penuh:
umur ekonomis aktiva tetap ditaksir 5 tahun
dengan nilai sisa Rp. 1.000.000.
Metode garis lurus

127
REVISI TARIF PENYUSUTAN
Penyusutan aktiva tetap dilakukan
berdasarkan estimasi logis (berdasarkan
pengalaman sebelumnya atas aktiva yang
sama atau informasi lainnya). Karena
berdasarkan estimasi, maka bisa saja entitas
mengubah umur ekonomis atau mengubah
nilai residu aktiva tetap selama umur
ekonomisnya. Penurunan atau keusangan
diluar harapan bisa juga mendorong entitas
mengubah tarif penyusutan aktiva
tetap.Perubahan tarif aktiva tetap
disesuaikan pada periode berjalan dan
periode-periode di masa depan selama sisa
umur aktiva tetap itu (prospektif).
Metode Saldo Menurun Ganda

Ilustrasi perubahan tarif penyusutan


PT. A memiliki gedung yang memiliki kos
pemerolehan Rp. 200.000.000. Gedung
ditaksir memiliki masa manfaat 20 tahun
dengan nilai residu Rp. 50.000.000 serta
disusutkan menggunakan metode garis lurus.
Pada awal tahun keenam, perusahaan
mengubah masa manfaat gedung menjadi 40
tahun dan nilai residu tidak berubah.

128
PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENT) AKTIVA TETAP
Penurunan Nilai aktiva tetap terjadi apabila nilai. Setelah penilaian atas penuunan
Nilai terbawa aktiva tetap melebihi nilai yang nilai dilakukan maka penyusutan
dapat dipulihkan (Recovable amount). Nilai dihitung berdasarkan basis nilai terbawa
yang dapat dipulihkan, menurut PSAK No. 48, yang baru.
adalah nilai tertinggi antara harga jual neto
dengan nilai terpakai (Value In Use) suatu Ilustrasi penurunan nilai
aktiva. Beberapa istilah yang digunakan PT. A memiliki Mesin, dimana kos awal dari
dalam menentukan nilai aktiva tetap yang mesin Rp. 150.000.000 dan akumulasi
dapat dipulihkan adalah: penyusutan pada tanggal revaluasi Rp.
1. Nilai pakai (Value in Use), yaitu nilai 45.000.000. Nilai terbawa (Carrying Amount)
sekarang (Present value) dari taksiran dari mesin pada tanggal penilaian Rp.
arus kas yang diharapkan akan 105.000.000 (Rp. 150.000.000 Rp.
diterima dari penggunaan aktiva tetap 45.000.000). Taksiran Harga jual neto pada
selama sisa masa pakainya. Nilai pakai saat penilaian adalah Rp. 85.000.000 dan
ini dipengaruhi oleh arus kas masuk taksiran arus kas masa depan (nilai pakai)
dan arus kas keluar serta suatu tingkat dari aktiva tetap Rp. 75.000.000. Dilihat dari
diskon (Discount Rate) yang memadai. informasi tersebut jelas bahwa nilai terbawa
2. Harga jual neto, yaitu jumlah yang mesin (Rp. 105.000.000) sudah melebihi nilai
dapat direalisasi dari penjualan aktiva yang bisa dipulihkan (Recoverable amount)
tetap setelah dikurangi biaya-biaya dari aktiva tetap. Jumlah yang dapat
terkait penjualan. dipulihkan adalah Rp. 85.000.000( nilai
Identifikasi adanya penurunan nilai dilakukan tertinggi antara taksiran harga jual neto dan
entitas yang memilih menggunakan model nilai pakai). Penurunan nilai (Impairment)
kos (Cost Model) dan yang menggunakan sebesar Rp. 20.000.000 ( Rp. 105.000.000
model Revaluasi (Revaluation model). 85.000.000).
Apabila terjadi penurunan nilai maka
penurunan nilai diakui sebagai kerugian
pada periode dilakukan penilaian dan
dikreditkan ke akumulasi rugi penurunan

Soal Latihan:
1. 5/5/2005 PT. A membeli sebidang tanah dan bangunan senilai Rp.1.500.000.000. Harga
pasar wajar bangunan menurut penilai Rp.400.000.000 dan tanah Rp.1.200.000.000. PT.
A juga membangun pagar pembatasRp. 40.000.000 serta saluran air, jalan, dan lampu
jalan Rp. 50.000.000.
Diminta: Lakukan pencatatan ke jurnal
2. PT. Kupas Jaya membeli mesin untuk produksi. Mesin itu memiliki Harga faktur Rp.
95.000.000 ditambah PPN 10%. Karena membeli tunai, maka penjual member potongan

129
harga 5%. Untuk mengangkat ke lokasi PT. Kupas Jaya, dibayar Rp. 2.000.000 ke
perusahaan pengangkut. Biaya pemasangan ditanggung pihak penjual.
Diminta: Catat transaksi itu ke jurnal umum
3. PT. Bernama membangun aktiva tetap (kapal) dimana ditaksir penyelesaian aktiva tetap
selama 2 tahun. Untuk membangun aktiva tetap, dibutuhkan dana 2,5 Milyar. PT.
Bernama meminjam dari Bank X Rp. 1 Milyar, masa pinjaman 5 tahun dan berbunga
7%/tahun. PT. bernama juga memiliki beberapa jenis pinjaman yang bukan untuk
konstruksi, yaitu Hutang obligasi, 5 %, jatuh tempo 5 tahun Rp. 900.000.000 dan
Pinjaman dari Bank Mandira berbunga 8%, jatuh tempo 6 tahun Rp. 1,2 Milyar. Pada
tahun pertama, dibayar ke pihak kontraktor Rp. 1 Milyar. Hitung berapa biaya bunga
yang harus dikapitalisasi dan buat pencatatan ke jurnal umum untuk kejadian itu.
4. PT. A membeli aktiva tetap dengan fasilitas kredit jangka panjang selama 5 tahun.
Dengan suku bunga 8% per tahun, PT. A harus mencicil 80.000.000 setiap tahun.
Berapa kos dari aktiva tetap?
5. a. PT. A membeli mesin pada tanggal 1/9-2005 seharga Rp.600.000.000. Mesin
ditaksir memiliki umur 20 tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus. PT. A
juga membayar pengangkutan dan pemasangan Rp. 5.000.000
b. Pada tanggal 1/5 2008 mesin tersebut diperbaiki. Perbaikan ini hanya untuk menjaga
operasi mesin. Perbaikan ini hanya membutuhkan biaya Rp.5.000.000
c. Pada tanggal 1/6-2015 mesin ditukar dengan mesin lain yang teknologinya lebih
baik. Mesin PT. A dinilai seharga Rp.200.000.000 sedangkan mesin yang diterima
memiliki harga pasar Rp.350.000.000
Diminta: Catat setiap transaksi ke jurnal

6. PT. A memiliki sebuah gedung yang memiliki nilai buku Rp.150.000.000 (Kos Rp.
375.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp.225.000.000). Gedung dipertukarkan
dengan sebuah gedung yang memiliki nilai pasar wajar Rp.105.000.000. Dalam
pertukaran PT. A menerima Rp.45.000.000
Diminta: Catat transaksi tersebut ke jurnal

7. a PT. A memiliki sebuah truk dengan nilai pemerolehan Rp.80.000.000 disusutkan


dengan metode jumlah angka tahun selama 10 tahun (tanpa nilai sisa). Truk dibeli
tanggal 1/7-2006
b. Karena sesuatu hal, pada 1/5-2010, truk dijual seharga Rp.60.000.000
Diminta: 1. Buat skedul penyusutan
2. Buat pencatatan ke jurnal tanggal 1/7-2006,31/12-2006 dan 1/5-2010
7. PT. Sumber Sukses membeli truk pada tanggal 2/9/2009 dimana kos pemerolehannya Rp.
290.000.000. Nilai residu truk Rp. 90.000.000 dan masa manfaat ditaksir 20 tahun. Hitung
biaya penyusutan, akumulasi penyusutan dan nilai terbawa aktiva tetap selama 5 tahun
dengan menggunakan metode penyusutan:
a. Garis lurus
b. Metode Jumlah angka tahun
c. Metode saldo menurun
d. Metode saldo menurun ganda
8. PT. Andika memiliki Mobil dimana pada akhir tahun ke-5 memiliki nilai terbawa Rp.
150.000.000 (Kos Rp. 300.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp. 75.000.000). Mobil
disusutkan dengan metode garis lurus, tanpa nilai sisa, dan masa manfaat 20 tahun.
a. Anggaplah pada akhir tahun ke-5 nilai wajar aktiva itu Rp. 170.000.000, buat
penyesuaian dengan menggunakan model revaluasi
b. Anggaplah harga jual neto aktiva itu Rp. 130.000.000 dan taksiran arus kas masa
depan (nilai pakai) aktiva tetap Rp. 135.000.000. Tentukan berapa nilai yang dapat
dipulihkan (Recoverable Amount) dan penurunan nilai aktiva itu. Buat juga pencatatan
ke jurnal umum.

130
Table of Contents
BAB I SIKLUS AKUNTANSI............................................................................................... 1
SISTEM AKUNTANSI BERPASANGAN (DOUBLE-ENTRY ACCOUNTING SYSTEM).............1
SIKLUS AKUNTANSI...................................................................................................... 1
MENGGUNAKAN JURNAL KHUSUS.............................................................................. 23
Soal Latihan:.......................................................................................................... 26
BAB II LAPORAN RUGI LABA (INCOME STATEMENT)DAN NERACA (BALANCE SHEET)...28
LAPORAN RUGI LABA.................................................................................................... 28
KEGUNAAN DAN KELEMAHAN LAPORAN RUGI LABA..................................................28
BENTUK LAPORAN RUGI LABA................................................................................... 29
ELEMEN-ELEMEN LAPORAN RUGI LABA..................................................................29
FORMAT LAPORAN RUGI LABA................................................................................ 29
PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH TUNGGAL (SINGLE-STEP INCOME
STATEMENT)........................................................................................................... 29
PENDEKATAN LAPORAN RUGI LABA LANGKAH GANDA (MULTIPLE-STEP INCOME
STATEMENT)........................................................................................................... 30
PELAPORAN TRANSAKSI-TRANSAKSI YANG JARANG TERJADI (IRREGULAR ITEMS)...32
NERACA........................................................................................................................ 34
MANFAAT NERACA..................................................................................................... 34
KETERBATASAN NERACA............................................................................................ 34
KLASIFIKASI DALAM NERACA..................................................................................... 35
Soal Latihan:............................................................................................................. 37
BAB III AKUNTANSI KAS................................................................................................ 38
PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS...........................................................................38
MASALAH-MASALAH DALAM PELAPORAN KAS:..........................................................38
PENGENDALIAN ATAS KAS......................................................................................... 39
DANA KAS KECIL (Petty Cash).................................................................................... 39
REKONSILIASI BANK................................................................................................... 41
Soal Latihan:............................................................................................................. 68
BAB IV AKUNTANSI PIUTANG (Receivable)...................................................................72
PIUTANG USAHA (ACCOUNT RECEIVABLE).................................................................72

131
PENGAKUAN PIUTANG USAHA................................................................................ 72
PENILAIAN PIUTANG USAHA................................................................................... 67
WESEL TAGIH (PROMISORY NOTE)............................................................................. 67
PENGAKUAN WESEL............................................................................................... 66
WESEL JANGKA PENDEK BERBUNGA.......................................................................66
Wesel jangka panjang berbunga; suku bunga nominal berbeda dengan suku bunga
pasar (efektif)......................................................................................................... 66
WESEL JANGKA PANJANG BERBUNGA; SUKU BUNGA NOMINAL WESEL SAMA
DENGAN SUKU BUNGA PASAR (EFEKTIF)................................................................66
WESEL BERBUNGA NOL (ZERO-INTEREST BEARING NOTE)....................................67
PENILAIAN WESEL TAGIH........................................................................................ 67
PELEPASAN PIUTANG USAHA DAN WESEL.................................................................67
MENGGADAIKAN PIUTANG USAHA..........................................................................67
TRANSFER (ANJAK) PIUTANG.................................................................................. 67
TRANSFER PIUTANG SECARA TANGGUNG RENTENG/DENGAN JAMINAN................67
Soal Latihan:............................................................................................................. 83
BAB V AKUNTANSI SEDIAAN (INVENTORIES)................................................................85
SISTEM PENCATATAN SEDIAAN.................................................................................. 86
KEPEMILIKAN ATAS SEDIAAN..................................................................................... 83
PENGARUH POTONGAN TUNAI PEMBELIAN TERHADAP KOS SEDIAAN.......................82
PENILAIAN SEDIAAN BERBASIS ALIRAN KOS HISTORIS..............................................83
PENGARUH KOMITMEN PEMBELIAN TERHADAP NILAI SEDIAAN.................................83
Soal Latihan:........................................................................................................... 108
BAB VI AKUNTANSI AKTIVA TETAP, PENYUSUTAN DAN PENURUNAN NILAI.................111
KOMPONEN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP.......................................................111
PEMBEBANAN KOS PINJAMAN YANG TERJADI SELAMA KONSTRUKSI........................110
PENGUKURAN KOS PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP...................................................112
PENGELUARAN-PENGELUARAN SETELAH PEMEROLEHAN AKTIVA TETAP..................115
PENJUALAN AKTIVA TETAP....................................................................................... 117
PENYUSUTAN AKTIVA TETAP.................................................................................... 118
PENURUNAN NILAI (IMPAIRMENT) AKTIVA TETAP.....................................................122
Soal Latihan:........................................................................................................... 123

132

Anda mungkin juga menyukai