Sebagian besar entitas mengelola dana berupa kas. Di satu sisi kas berperan penting
sebagai alat pembayaran di era modern ini, sedangkan di sisi pasangannya kas berisiko
tinggi disalah-gunakan terutama jika pengendalian kurang optimal. Setelah pembahasan
sekilas tentang 3 topik, yaitu definisi & karakteristik kas, pengendalian internal, dan ragam
transaksi kas, Bab 1 ini mendiskusikan tiga topik utama akuntansi kas, yaitu rekonsiliasi kas,
pengelolaan kas kecil, dan penyajian akun kas di laporan keuangan.
Contoh kas antara lain adalah uang tunai, simpanan di bank yang dapat diambil
sewaktu-waktu (antara lain tabungan dan giro), cek (cheque), dsb. Dana uang tunai yang
dibatasi penggunaannya karena satu dan lain hal tidak dapat diperlakukan sebagai kas.
Sebagai contoh, uang tabungan di bank yang tidak dapat diambil dalam rangka
memenuhi persyaratan kredit maka tidak dapat diperlakukan sebagai kas. Uang tunai
yang dibatasi penggunaannya ditampung di akun terpisah, seperti misalnya Kas yang
direstriksi (restricted cash), dan/atau diungkapkan secara jelas dan memadai di catatan
atas laporan keuangan (CALK). Sementara itu, jika terdapat aset yang mirip dengan kas,
misalnya kupon (voucher) di kartu belanja untuk pembayaran transaksi tertentu dan
deposito berjangka waktu pendek, diakui sebagai aset setara kas.
Pembentukan dan penamaan akun dapat beragam sepanjang mencerminkan
secara tepat dana kas yang digambarkan. Sebagai contoh, lembaga pemerintahan
membentuk akun Kas berdasar pihak yang mengelolanya, yaitu akun Kas di bendahara
penerimaan dan akun Kas di bendahara pengeluaran.
A. Penerimaan Kas
Transaksi 1: 1 Feb. Adil menerima cek Rp3.500.000 sebagai pelunasan piutang.
1 Feb. Kas 3.500.000
Piutang usaha 3.500.000
Transaksi 3: 3 Mei Adil melakukan transaksi semi barter dengan entitas Makmur. Adil
menyediakan jasa konsultasi Rp5.000.000, dan menerima jasa
kebersihan kantor senilai Rp2.000.000 yang dilakukan di hari yang
sama, dan sisanya disepakati berupa kas.
4. REKONSILIASI KAS
Entitas kadang memanfaatkan jasa layanan bank untuk pengelolaan kas dengan
banyak manfaat yang diharapkan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Keamanan kas yang relatif lebih baik,
b. Penyimpanan kas yang relatif lebih optimal,
c. Penanganan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang lebih mudah, dan
d. Pendokumentasian & perekaman transaksi kas yang relatif lebih jelas.
Secara periodik, bank mengirimkan laporan bank (bank statement) yang berisi
informasi mutasi (perubahan) kas, baik penambahan maupun pengurangan. Dalam
beberapa situasi saldo kas menurut catatan entitas sebagaimana terekam di akun Kas
berbeda dari saldo kas menurut catatan bank sebagaimana tercantum di laporan bank.
Oleh karena itu adalah kelaziman entitas melakukan rekonsiliasi kas secara periodik.
Terminologi rekonsiliasi dapat diartikan sebagai “merukunkan”. Dengan demikian
rekonsiliasi kas adalah proses merukunkan antara saldo kas menurut catatan entitas dan
saldo kas menurut laporan bank dengan tujuan agar secara substantif dapat diketahui
saldo kas yang sebenarnya. Rekonsiliasi kas lazim terdiri dari dua tahap:
(1) Tahap I: Merukunkan saldo kas yang benar secara substantif; terdapat 3 langkah:
a. Mengidentifikasi setiap fakta yang menyebabkan perbedaan,
b. Mengidentifikasi saldo kas yang harus disesuaikan: saldo kas di laporan bank
ataukah saldo kas di catatan entitas; dan,
c. Mengidentifikasi sifat perubahan: menambah ataukah mengurangi saldo kas.
(2) Tahap II: Melakukan pencatatan penyesuai terhadap kas, khususnya terhadap
semua fakta yang menyebabkan saldo kas menurut catatan entitas berubah.
Berikut ini contoh rekonsiliasi kas di entitas Adil. Saldo kas menurut catatan entitas
sebagaimana tercantum di akun Kas per 31 Desember 2017 Rp19.600.000, sedangkan
saldo kas menurut laporan bank per 31 Desember 2017 Rp21.000.000.
ii.Transaksi pendapatan bunga atau bagi hasil; Contoh transaksi: Laporan bank
menunjukkan mutasi penambahan (di bank menggunakan istilah “pengkreditan”:
Memo kredit) kas Rp400.000 yang berasal dari bagi hasil (bank murni syariah) atau
bunga (bank konvensional) yang baru diketahui entitas ketika laporan bank diterima.
(1) Langkah 1: Faktanya terjadi penambahan kas berupa bagi hasil atau bunga.
Namun, Adil tidak mengetahui fakta tersebut.
(2) Langkah 2: Saldo kas menurut catatan Adil harus disesuaikan.
(3) Langkah 3: Saldo kas menurut catatan Adil ditambah Rp400.000.
iii.Transfer kas masuk secara langsung ke bank; Contoh transaksi: Laporan bank
menunjukkan adanya mutasi penambahan kas Rp2.600.000 dari debitur Adil yang
melakukan pelunasan utang-piutang dengan mentransfer via bank. Adil baru
mengetahui fakta tersebut ketika menerima laporan bank.
(1) Langkah 1: Faktanya terjadi pelunasan piutang yang tidak diketahui Adil.
(2) Langkah 2: Saldo kas menurut catatan Adil harus disesuaikan.
(3) Langkah 3: Saldo kas menurut catatan Adil ditambah Rp2.600.000.
iv.Transaksi cek kosong (ketidak-cukupan dana - not sufficient fund - NSF); Transaksi
ini terkait dengan penerimaan cek dari pihak lain yang selanjutnya cek diserahkan ke
bank untuk dicairkan. Namun, ternyata saldo dana pihak yang menerbitkan cek tidak
mencukupi sehingga cek tidak dapat dicairkan. Dengan demikian, bank tidak dapat
mencatatnya sebagai transaksi. Pada saat menerima cek, entitas telah mencatatnya
sebagai penerimaan kas. Contoh transaksi: Laporan bank mencantumkan informasi
adanya cek Rp3.000.000 sebagai cek kosong atau NSF (not sufficient fund) yang
baru diketahui ketika laporan bank diterima.
(1) Langkah 1: Faktanya terjadi transaksi pembatalan pelunasan piutang.
v.Koreksi atas kesalahan entitas; Kesalahan pencatatan dapat terjadi baik di transaksi
penerimaan maupun pengeluaran kas. Hasil pengecekan menunjukkan adanya
perbedaan pencatatan atas cek No. 8765 yang diterbitkan entitas untuk pembelian
tunai peralatan. Contoh transaksi: Laporan bank sudah benar mencatat kas
Rp4.500.000, sedangkan akuntansi Adil secara salah mencatat sebesar
Rp5.400.000. Dengan demikian kesalahan dilakukan Adil.
(1) Langkah 1: Faktanya teridentifikasi kesalahan pencatatan nilai moneter
pembelian tunai peralatan yang dilakukan oleh karyawan Adil.
(2) Langkah 2: Saldo kas menurut catatan Adil harus disesuaikan.
(3) Langkah 3: Saldo kas menurut catatan Adil ditambah Rp900.000 karena
dalam hal ini Adil kelebihan melakukan pengurangan kas.
vii.Transaksi cek yang masih beredar (outstanding cheque); Entitas menerbitkan cek
No. 1323 senilai Rp1.100.000 untuk diserahkan ke kreditur (misalnya) tetapi oleh
kreditur cek tersebut belum dikirimkan ke bank sd 31 Desember 2017. Entitas telah
mencatat sebagai pengurangan kas tetapi saldo bank belum berkurang karena cek
tersebut belum dicairkan ke bank. Meskipun saldo kas di bank belum berkurang
tetapi substansinya kas entitas telah berkurang. Dalam laporan bank belum tercatat
cek No. 1323 yang diterbitkan Adil untuk pelunasan utang ke kreditur.
(1) Langkah 1: Faktanya terjadi transaksi yang belum dicatat oleh bank.
(2) Langkah 2: Saldo kas menurut laporan bank harus disesuaikan karena
secara substansi kas Adil di bank seharusnya telah berkurang.
viii.Koreksi atas kesalahan bank; Bank dimungkinkan melakukan kesalahan baik berupa
pengurangan maupun penambahan kas terhadap saldo nasabah. Contoh transaksi:
Laporan bank menunjukkan bahwa bank telah salah menambah saldo kas Adil
senilai Rp1.875.000 yang seharusnya ke rekening nasabah lain, yaitu Adila.
(1) Langkah 1: Faktanya terjadi transaksi yang dicatat salah oleh bank.
(2) Langkah 2: Saldo kas menurut laporan bank harus disesuaikan.
(3) Langkah 3: Saldo kas menurut laporan bank dikurangi Rp1.875.000
Hasil analisis rekonsiliasi saldo kas yang benar secara substantif (Tahap I) dituangkan
dalam laporan rekonsiliasi kas dengan format menyerupai neraca, yaitu di sisi kiri
menunjukkan saldo kas (dan perubahannya) menurut catatan entitas, sedangkan di
sisi kanan menunjukkan saldo kas (dan perubahannya) menurut laporan bank. Hasil
analisis rekonsiliasi kas di Adil per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Saldo kas menurut catatan entitas Rp19.600.000 Saldo kas menurut laporan bank Rp21.000.000
Penambahan kas Penambahan kas
(b) Bagi hasil Rp400.000 (f) Set. dlm perjlnan Rp2.400.000
(c) Pelunasan piutang Rp2.600.000 Total penambahan kas Rp2.400.000
(e) Koreksi – peralatan Rp900.000
Total penambahan kas Rp3.900.000
Pengurangan kas Pengurangan kas
(a) Beban administrasi (Rp75.000) (g) Cek msh beredr (Rp1.100.000)
(d) Pembatalan piutang (Rp3.000.000) (4) Koreksi (Rp1.875.000)
Total pengurangan kas (Rp3.075.000) Total pengurangan kas (Rp2.975.000)
Saldo kas setelah rekonsiliasi Rp20.425.000 Saldo kas setelah rekonsiliasi Rp20.425.000
A. Sistem Fluktuatif
Menggunakan sistem Fluktuatif, pencatatan di akun Kas kecil dilakukan setiap terjadi
pengeluaran kas kecil. Sistem Fluktuatif dipertimbangkan tepat jika pengeluaran kas
kecil sering terjadi yang secara agregat total pengeluaran kas kecil menjadi
Transaksi (a): 3 Januari Adil membentuk dana kas kecil dengan menyerahkan kas
Rp2.000.000 ke staf. Staf kas kecil tidak melakukan pencatatan. Pencatatan atas
transaksi pembentukan kas kecil dilakukan bagian akuntansi sebagai berikut.
3 Jan. Kas kecil Rp2.000.000
Kas Rp2.000.000
Transaksi (c): 9 Januari pembayaran pembelian kue dan makan siang Rp350.000.
6 Jan. Beban konsumsi Rp350.000
Kas kecil Rp350.000
Transaksi (d): 14 Januari pembayaran tagihan telepon dan air Rp430.000 yang
diterima hari ini. Pengeluaran tersebut ditampung di akun Beban utilitas.
14 Jan. Beban utilitas Rp430.000
B. Sistem Imprest
Menurut Oxford dictionaries, terminologi “imprest” berasal dari kata “in prest” yang
berarti sebagai pinjaman (as a loan). Kamus Merriam-Webster mendefinisikan
imprest fund sebagai sejumlah dana yang dipegang, secara periodik diisi ulang, dan
digunakan untuk pengeluaran-pengeluaran kecil. Menggunakan sistem Imprest,
pencatatan akuntansi terhadap pengeluaran kas kecil dilakukan secara periodik
bersamaan dengan pengisian kembali kas kecil. Entitas tidak melakukan pencatatan
akuntansi ketika terjadi pemanfaatan kas kecil. Entitas lazimnya menyerahkan dana
kas kecil ke staf yang terutama berfungsi menyimpan kas kecil dan
mengadministrasikan bukti-bukti penggunaan kas kecil untuk selanjutnya
dipertanggungjawabkan secara periodik ke bagian akuntansi. Sistem Imprest
dipertimbangkan tepat jika transaksi kas kecil relatif jarang terjadi. Menggunakan
sistem Imprest, terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan Konvensional dan
pendekatan Fundamental dengan contoh penerapan masing-masing berikut.
Transaksi b1): 10 s/d 19 Februari terjadi penggunaan kas kecil. Transaksi ini tidak
dicatat di akuntansi karena entitas menerapkan sistem Imprest. Staf kas kecil
menuliskan transaksi di buku harian, disertai dengan bukti transaksi yang valid.
Transaksi a2: 2 Februari Belajar menyerahkan uang Rp2.000.000 untuk kas kecil.
2 Feb. Kas kecil Rp2.000.000
Kas Rp2.000.000
6. Pelaporan Kas
Penyusunan akun-akun aset lancar di laporan posisi keuangan (neraca) lazim
berdasar urutan likuiditas. Berhubung kas merupakan aset yang sangat likuid (mudah
dicairkan) sehingga disajikan di urutan pertama. Namun demikian kas dimungkinkan
disajikan di urutan terakhir karena standar IFRS membolehkan penyajian yang dimulai
dari aset tidak lancar dan diakhiri dengan aset yang paling lancar.
Entitas dimungkinkan mempunyai dana yang disebut Setara kas, yaitu dana non-kas
yang dapat dikonversi menjadi kas secara mudah. Contoh setara kas adalah deposito 1
fb: penerbit buku akuntansi | Bab 1: Akun Kas 15
bulan, dan surat utang negara (SUN) yang mudah diperjual-belikan. Jika setara kas
bernilai cukup besar maka perlu disajikan sebagai akun terpisah, dan jika nilainya relatif
kecil maka dapat digabungkan dengan kas yang dikemas di akun Kas dan setara kas.
Pertanyaan Kuantitatif
Soal 1
Entitas Waton sejauh ini masih menjalankan bisnis secara konvensional, yaitu sebatas
menerapkan bisnis berlandas prinsip-prinsip yang kebanyakan berlaku di era modern ini.
Akun Kas per 30 November 2015 bersaldo normal Rp13.900.000, sedangkan bank
statement yang diterima entitas per tanggal yang sama bersaldo normal Rp12.650.000.
Perbedaan saldo ini diidentifikasi karena hal-hal berikut ini:
o Biaya/beban jasa administrasi bank bulanan Rp60.000.
o Bunga untuk bulan Maret Rp150.000.
o Diantaranya karena terlalu sibuknya aktivitas bisnis pada tanggal 30 November,
karyawan entitas terlambat menyetorkan kas yang diterima pada hari tersebut
Rp1.340.000 ke bank. Pihak bank menerima kas tersebut tetapi menyatakan bahwa kas
tersebut akan diproses di awal bulan Desember (deposit in transit).
Diminta:
(a) Lakukan rekonsiliasi kas antara saldo kas menurut catatan entitas dan saldo kas
menurut laporan bank per 30 November 2015.
(b) Lakukan pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan.
Soal 2
Entitas Komitmen menyimpan kas di bank Berdikari Syariah yang menerapkan konsep bagi-
hasil dengan menerapkan sistem akuntansi yang telah memadai dan berdasar prinsip-
prinsip yang berlandas kebenaran. Akun Kas per 31 Januari 2016 bersaldo normal
Rp176.050.000, sedangkan bank statement yang diterima entitas per tanggal yang sama
bersaldo normal Rp169.700.000. Perbedaan saldo karena hal-hal berikut ini:
Biaya/beban jasa administrasi bank bulanan Rp140.000.
Bagi-hasil untuk bulan April Rp630.000.
Karena sangat sibuknya aktivitas bisnis pada tanggal 30 Januari, karyawan entitas
terlambat mengirimkan kas yang diterima pada hari tersebut Rp3.640.000 ke bank.
Petugas bank menerima kas tersebut tetapi menyatakan bahwa kas tersebut baru akan
diproses di awal bulan berikutnya (deposit in transit).
Pada 28 April entitas menerima cek bank BNI senilai Rp3.200.000 dari pelanggan Ribet
sebagai pelunasan piutang. Pada hari tersebut cek langsung dikirim ke bank untuk
Diminta:
(a) Lakukan rekonsiliasi kas antara saldo kas menurut catatan entitas dan saldo kas
menurut laporan bank per 31 Januari 2016.
(b) Lakukan pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan.
Soal 3
Entitas Disiplin menyimpan kas di bank Akad Syariah yang menerapkan prinsip bagi-hasil
dengan penerapan sistem akuntansi yang telah memadai dan berdasar prinsip-prinsip yang
berlandas kebenaran. Akun Kas per 30 Juni 2015 bersaldo normal Rp77.320.000,
sedangkan bank statement yang diterima entitas per tanggal yang sama bersaldo normal
Rp85.900.000. Perbedaan saldo diidentifikasi karena berikut ini:
Biaya/beban jasa administrasi bank bulanan Rp100.000.
Bagi-hasil untuk bulan Juni Rp90.000.
Terdapat deposit in transit per 30 Juni 2015 sebesar Rp2.610.000.
Entitas selama bulan Juni melunasi utang dengan menuliskan beberapa cek sejumlah
Rp45.000.000. Analisis terhadap bank statement menunjukkan bahwa terdapat cek
senilai Rp14.700.000 yang masih dipegang dan belum dicairkan oleh rekanan sampai
dengan 30 Juni 2015 (outstanding check).
Diketahui terdapat NSF (not sufficient fund) sebesar Rp3.500.000 berasal dari transaksi
pelunasan piutang oleh debitur.
Diminta:
a) Lakukan rekonsiliasi kas antara saldo kas menurut catatan entitas dan saldo kas
menurut laporan bank per 30 Juni 2015.
b) Lakukan pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan.
Soal 4
Entitas Rasadar yang bergerak di bidang jasa layanan konsultasi pajak sejauh ini
menjalankan bisnis secara konvensional, yaitu sebatas menerapkan bisnis berlandas
prinsip-prinsip yang kebanyakan berlaku di era modern ini. Akun Kas per 31 Agustus 2015
bersaldo Rp47.857.000, sedangkan bank statement yang diterima entitas per tanggal yang
sama bersaldo Rp52.800.000. Perbedaan saldo teridentifikasi karena berikut ini:
Biaya/beban jasa administrasi bank bulanan Rp50.000.
fb: penerbit buku akuntansi | Bab 1: Akun Kas 17
Bunga untuk bulan Agustus Rp190.000.
Deposit in transit per 31 Agustus Rp5.656.000.
Outstanding checks Rp10.397.000.
NSF (not sufficient fund) diketahui Rp2.638.000. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa
cek tersebut berasal dari transaksi pelunasan piutang oleh seorang debitur.
Rasadar menerbitkan cek senilai Rp2.500.000 untuk pembelian secara tunai
supplies (bahan habis pakai) di bulan Agustus. Sayangnya, staf akuntansi secara
salah mencatatnya senilai Rp5.200.000 untuk transaksi yang sama. Pihak bank telah
melakukan pencatatan dengan benar sesuai yang tertera di cek.
Diminta:
a. Lakukan rekonsiliasi kas antara saldo kas menurut catatan entitas dan saldo kas
menurut laporan bank per 30 Juni 2015.
b. Lakukan pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan.
Soal 5
Entitas Lagi Ajar yang bergerak di bidang jasa layanan pengiriman paket sejauh ini
menjalankan bisnis secara konvensional, yaitu sebatas menerapkan bisnis berlandas
prinsip-prinsip yang kebanyakan berlaku di era modern ini tanpa sempat merenungkan
benar - salahnya. Akun Kas per 30 September 2015 bersaldo normal Rp23.848.840,
sedangkan bank statement yang diterima entitas dari bank per tanggal yang sama bersaldo
normal Rp19.627.720. Perbedaan saldo ini diidentifikasi karena hal-hal berikut ini:
o Biaya/beban jasa administrasi bank bulanan Rp30.000.
o Bunga untuk bulan September Rp62.540.
o Deposit in transit per 30 September Rp1.787.460.
o Outstanding checks Rp1.452.300.
o NSF (not sufficient fund) diketahui Rp2.777.500. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa
cek tersebut berasal dari transaksi penyediaan jasa konsultasi pengiriman paket yang
dilakukan secara tunai di bulan September.
o Lagi Ajar menerbitkan cek senilai Rp1.508.400 untuk pelunasan utang. Sayangnya, staf
akuntansi secara salah mencatatnya senilai Rp1.058.400 untuk transaksi yang sama.
Pihak bank telah melakukan pencatatan dengan benar, sesuai dengan nilai moneter
yang tertera di cek.
o Bank Rakarep mendebet saldo rekening entitas Lagi Ajar sejumlah Rp691.000. Hasil
investigasi menunjukkan bahwa pendebetan tersebut merupakan kesalahan bank.
Diminta:
fb: penerbit buku akuntansi | Bab 1: Akun Kas 18
(a) Lakukan rekonsiliasi kas antara saldo kas menurut catatan entitas dan saldo kas
menurut laporan bank per 30 September 2015.
(b) Lakukan pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan.
Soal 6
Entitas Teliti membentuk akun kas kecil di awal bulan dan menutupnya di akhir bulan.
Pengeluaran kas yang lebih kecil dari Rp500.000 dibayar menggunakan kas kecil, dan
pengeluaran kas di atas Rp500.000, termasuk pengisian kembali kas kecil, dicatat sebagai
pengeluaran kas besar di bagian akuntansi. Entitas menerapkan sistem Fluktuatif. Berikut ini
transaksi yang terkait dengan kas kecil di Teliti selama Januari 2016.
2 Jan. Teliti menyerahkan kas Rp2.000.000 untuk diserahkan ke staf kas kecil.
3 Jan. Teliti membeli tunai supplies Rp350.000 di toko Biru.
6 Jan. Teliti membayar untuk transportasi taksi Rp200.000 dalam rangka tujuan bisnis.
9 Jan. Teliti membayar Rp300.000 untuk pembelian bahan bakar kendaraan kantor.
10 Jan. Teliti membayar Rp400.000 untuk pembelian snack.
13 Jan. Teliti membayar Rp350.000 ke petugas kebersihan sampah. Pengeluaran ini
dicatat sebagai beban kebersihan lingkungan.
15 Jan. Teliti melakukan pengisian kembali kas kecil sejumlah Rp1.600.000 agar kas
kecil kembali berjumlah Rp2.000.000 sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
17 Jan. Teliti membayar transportasi taksi Rp250.000 dalam rangka tujuan bisnis.
21 Jan. Teliti membayar Rp370.000 untuk pembelian bahan bakar kendaraan kantor.
25 Jan. Teliti membayar Rp480.000 ke petugas pengelolaan taman. Pengeluaran ini
dicatat sebagai beban kebersihan lingkungan.
29 Jan. Teliti membayar Rp460.000 untuk pembelian snack.
31 Jan. Dalam rangka penutupan akun Kas kecil, diketahui terdapat selisih Rp20.000
antara saldo di catatan kas kecil dan saldo kas di brankas kas kecil. Dalam hal ini saldo
di catatan lebih besar dibanding saldo kas di brankas yang berjumlah Rp180.000. Sesuai
fakta dan kebijakan yang berlaku, selisih diakui sebagai beban atau penghasilan lain-lain.
Diminta:
(1) Lakukan pencatatan, khususnya penjurnalan, yang diperlukan oleh bagian akuntansi.
(2) Lakukan pencatatan, khususnya penjurnalan, yang diperlukan oleh staf kas kecil.
Soal 7
Entitas SakMadya menerapkan sistem Imprest dengan metode konvensional. Berhubung
pembentukan kas kecil dilakukan di bulan penyusunan laporan keuangan maka
fb: penerbit buku akuntansi | Bab 1: Akun Kas 19
pembentukan sekaligus penutupan kas kecil dilakukan di bulan Desember. Berikut ini
transaksi yang terkait dengan kas kecil di SakMadya selama Desember:
2 Des. SakMadya menyerahkan kas Rp1.000.000 untuk diserahkan ke staf kas kecil.
3 s/d 9 Des. Staf kas kecil membayar Rp90.000 untuk beban transportasi lokal,
Rp170.000 untuk pengiriman paket, Rp240.000 untuk pembelian bahan bakar, dan
Rp380.000 untuk pembelian konsumsi.
10 Des. Staf kas kecil mempertanggungjawabkan pengeluaran kas kecil sekaligus
menerima pengisian kembali kas kecil agar kas kecil kembali berjumlah Rp1.000.000
sesuai kebijakan yang berlaku.
11 s/d 19 Des. Staf kas kecil membayar Rp190.000 untuk beban transportasi lokal,
Rp150.000 untuk pengiriman paket, Rp200.000 untuk pembelian bahan bakar, dan
Rp400.000 untuk pembelian konsumsi.
20 Des. Staf kas kecil mempertanggungjawabkan pengeluaran kas kecil sekaligus
meminta pengisian kembali kas kecil. Mempertimbangkan jumlah pengeluaran kas kecil
yang semakin besar, manajemen menetapkan besaran kas kecil bertambah dari
Rp1.000.000 menjadi Rp1.250.000. Kebijakan ini langsung diberlakukan pada tanggal ini.
21 s/d 29 Des. Staf kas kecil membayar Rp240.000 untuk beban transportasi lokal,
Rp200.000 untuk pengiriman paket, Rp280.000 untuk pembelian bahan bakar, dan
Rp330.000 untuk pembelian konsumsi.
30 Des. Staf kas kecil mempertanggungjawabkan penggunaan kas kecil sekaligus
menyerahkan kas kecil di brankas dalam rangka penutupan akun Kas kecil.
Soal 8
Entitas Rajin menerapkan sistem Imprest dengan metode fundamental. Berhubung
pembentukan kas kecil dilakukan di bulan penyusunan laporan keuangan maka
pembentukan sekaligus penutupan kas kecil dilakukan di bulan yang sama. Berikut ini
transaksi yang terkait dengan kas kecil di Rajin selama Juni:
2 Jun. Rajin menyerahkan kas Rp1.500.000 untuk diserahkan ke staf kas kecil.
3 s/d 9 Jun. Staf kas kecil membayar Rp150.000 untuk beban transportasi lokal,
Rp450.000 untuk pengiriman paket, Rp500.000 untuk pembelian bahan bakar, dan
Rp360.000 untuk pembelian konsumsi.