Anda di halaman 1dari 9

Pemeriksaan Akuntansi II (Audit and Assurance Services II)

BAB VIII
AUDIT ATAS KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mengidentifikasi akun kas dan instrumen keuangan yang dikelola oleh entitas
bisnis
2. Menunjukkan hubungan uang tunai di bank dengan berbagai siklus transaksi
3. Merancang dan melakukan tes audit dari akun kas
4. Mengetahui kapan harus memperpanjang tes audit dari akun kas untuk
menguji lebih lanjut kecurangan yang material
5. Merancang dan melakukan tes audit akun-akun instrumen keuangan

Bagian ini membahas dana perusahaan yang dapat disimpan sendiri atau
disimpan di bank. Bagi perusahaan yang setiap saat memerlukan dana tunai,
misalnya bank, maka terdapat jumlah yang cukup besar dana tunai yang disimpan
sendiri. Tapi bagi perusahaan non-bank, biasanya dana disimpan di bank dan untuk
keperluan sehari-hari, dikelola kas kecil. Untuk keperluan dana besar, misalnya lebih
dari satu juta rupiah, maka dibuat check dan dicairkan ke bank.
Bab ini akan dibagi menjadi :
1. Tujuan Audit
2. Business Process
3. Pengawasan Intern
4. Prosedur Audit
5. Ikhtisar

1. Tujuan Audit

Audit atas kas dan instrument keuangan ini terutama adalah:


a. Kas betul-betul ada secara fisik (exist) dan tidak ada pembatasan atas
penggunaannya untuk operasi perusahaan.
b. Instrumen keuangan didukung denga bukti dokumen fisiknya, milik
perusahaan, tersedia untuk dijual tanpa pembatasan apapun. Bentuk
fisiknya berupa lembar saham atau surat berharga lainnya.

1
Pemeriksaan Akuntansi II (Audit and Assurance Services II)

c. Setara kas dapat berbentuk deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan,
didukung oleh fisik bilyet deposito.

2. Business Process

Dalam prakteknya akun kas dapat dibagi menjadi:


a. Kas umum/kas besar. Pengeluaran dan penerimaan dana melalui akun ini.
Namun demikian, untuk pengawasan yang lebih baik, akun ini bisa diganti
dengan akun di bank atau dibuat rekening koran di bank untuk
memfasilitasi penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran harus melalui cek
yang harus disetujui oleh pejabat yang berwenang.
b. Kas kecil yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dalam jumlah kecil,
misalnya untuk pembelian bensin, gula, kopi koran dan lain-lain. Biasanya
dalam bentuk imprest fund yang maksudnya disediakan dalam jumlah
tertentu, misalnya Rp 10 juta dan bila jumlahnya sudah hampir habis,
misalnya tinggal Rp 500.000 maka dibuatlah rekapitulasi pengeluaran
sejumlah Rp 9,5 juta untuk kemudian diminta penggantiannya ke kas besar
dan baru dibuat jurnal pengeluarannya, yaitu kas besar berkurang Rp 9,5
juta dan debit berbagai biaya Rp 9,5 juta. Selain penggantian dana ini, kas
kecil tidak bisa menerima penerimaan lain, hanya untuk memfasilitasi
pengeluaran kas saja. Dengan demikian, tanggung jawab kasir hanya
terbatas sebesar Rp 10 juta saja.
c. Akun Bank. Dalam satu Perusahaan, dapat menggunakan lebih dari satu
Bank atau lebih dari satu rekening Bank yang sama, tergantung
keperluannya. Contoh, ada satu akun khusus untuk pembayaran gaji saja.
Ada pada satu akun khusus untuk penerimaan penjualan saja, yang penting
adalah setiap pengeluaran dari rekening Bank ini harus melalui kontrol
yang ketat, jelas siapa yang ditunjuk untuk mendatangani cek pengeluaran
dana dan jelas bukti pendukung untuk pngeleuaran tersebut. Setiap bulan
harus ada rekonsiliasi Bank dan diperiksa oleh bagian yang independent,
yaitu internal auditor.
d. Akun setara kas. Akun ini dapat berbagai surat berharga yang dapat segera
diuangkan dan biasanya untuk penempatan dana sementara. Bisa

2
Pemeriksaan Akuntansi II (Audit and Assurance Services II)

berbentuk saham, wesel tagih, atau deposito mingguan, dan instrumen


sejenis lainnya. Administrasi dan petugas yang mengelola akun ini harus
jelas, secara berkala dilakukan pengecekan fisik dan harus dapat
dipertanggungjawabkan.
Contoh Audit atas Rekonsiliasi Bank

PT. XYZ
Laporan Rekonsiliasi Bank
31 Desember 2019
Akun 101 – Bank X

Saldo menurut bank Rp1.220.000.000 (1)


Ditambah:
Setoran dalam perjalanan
30/12 800.000.000 (2)
31/12 125.000.000 (2)
31/12 925.000.000 (2)
Jumlah Rp 2.145.000.000
^
Dikurangi:
Cek yang masih beredar
# 7993 16/12 600.000.000 (3)
8007 23/12 500.000.000 (3)
8029 28/12 200.000.000 (3)
8038 30/12 500.000.000 (3)
(1.800.000.000)
^
Saldo yang benar Rp 345.000.000

Saldo menurut perusahaan Rp 457.275.000

Ditambah:
- Pendapatan jasa giro Rp 7.425.000 (4)
- Koreksi kesalahan 18.000.000 (4)
- Kiriman uang 199.950.000 (4)
Jumlah Rp 225.375.000^
Rp 682.650.000
Dikurangi: ^
- Koreksi kesalahan Rp 216.000.000 (5)
- Beban admin bank 1.000.000 (5)
- Beban cetak buku cek 650.000 (5)
- Cek kosong 120.000.000 (5)
Jumlah (Rp 337.650.000)^
Saldo yang benar Rp 345.000.000
^

3
Pemeriksaan Akuntansi II (Audit and Assurance Services II)

Prosedur audit :
(1) Sesuai dengan hasil konfirmasi Bank.
(2) Sesuai dengan bukti setoran Bank.
(3) Sesuai dengan bukti pembayaran dan catatan dalam buku pembayaran Bank.
(4) Sesuai bukti penerimaan dan kredit memo Bank.
(5) Sesuai debit memo Bank.
(^) Penjumlahan telah sesuai

Selain rekonsiliasi bank, kebenaran eksistensi jumlah kas dapat juga


dilakukan dengan melakukan uji interim (interim proof of cash) sebagaimana
dicontohkan berikut ini (Arens, et.al, halaman 790, diterjemahkan) :

PT. XYZ
Uji Interim Kas
(dalam $)

31 Mei 2019 Penerimaan Pengeluaran 30 Juni 2019


Saldo Menurut
Bank (1) 121.782,12 627.895,20 631.111,96 118.565,36
Setoran dalam
perjalanan (2) 21.720,00 (21.720,00) - -
(2) - 16.592,36 - 16.592,36
Check yang
beredar (3) (36.396,50) - (36.396,50) -
(3) - - 14.800,10 (14.800,10)
Check ditolak (4) - (4.560,00) (4.560,00) -
Pengeluaran kas
dicatat sebagai
kredit dalam
jurnal penerimaan
kas - (8.500,00) (8.500,00) -

Saldo bank setelah


koreksi 107.105,62 609.707,56 596.455,56 120.357,62

Saldo buku belum


dikoreksi 107.105,62 609.707,56 597.957,04 118.856,14
Debit Memo Bank (5) - - 120,00 (120,00)
Check gaji salah

4
Pemeriksaan Akuntansi II (Audit and Assurance Services II)

dicatat dalam
jurnal
pengeluaran (6) - - (1.621,48) 1.621,48

Saldo buku setelah


Perbaikan 107.105,62 609.707,56 596.455,56 120.357,62

Catatan :
1) Sesuai rekening bank 30 juni 2019.
2) Sesuai rincian, telah dicek ke rekening koran bulan selanjutnya.
3) Rincian cek beredar terlampir, ditelusuri ke rekening koran.
4) Rincian cek beredar terlampir, cek ditolak disetor kembali pada
bulan

3. Pengawasan Intern

Dengan diterapkannya sistem imprest fund untuk kas kecil, tanggung


jawab kasir terbatas sampai jumlah kas kecil yaitu Rp 10 juta, misalnya. Hanya
saja tiap waktu komponennya berubah-ubah, bisa saja kas Rp 1 juta dan bukti-
bukti pengeluaran Rp 9 juta atau sebaliknya. Terbatasnya tanggung jawab kasir
ini memperkuat kontrol intern perusahaan karena kasir tidak dapat menerima
pembayaran dan terbatasnya dana yang dikelolanya.
Dalam akun kas besar/umum, tanggung jawab kasir tak terbatas
jumlahnya karena dapat menerima pembayaran yang tak terbatas jumlahnya.
Untuk control yang baik, penerimaan pada suatu hari, harus segera disetor ke
bank paling lambat esok harinya. Kontrol lebih baik lagi bilamana akun ini
diganti dengan rekening koran di bank sehingga semua penerimaan melalui
bank dan pengeluaran terkontrol melalui pembuatan cek yang harus
ditandatangani oleh pejabat yang lebih tinggi, misalnya manajer atau direktur.
Pengawasan intern berikutnya adalah keharusan dibuatnya
rekonsiliasi bank tiap akhir bulan dan diperiksa oleh internal auditor, sehingga
dana yang tercatat di perusahaan dapat direkonsiliasi dengan dana di bank.
Atas akun setara kas lainnya, seperti surat berharga dalam bentuk
saham, wesel tagih, deposito mingguan, dan lainnya, harus diadministrasikan

5
Pemeriksaan Akuntansi II (Audit and Assurance Services II)

sendiri, diawasi fisiknya dan dihitung secara berkala oleh bagian yang
independen, seperti bagian internal audit.

4. Prosedur Audit

Untuk meyakinkan kebenaran akun kas dan instrumen keuangan ini,


prosedur audit yang utama adalah:
a. Kirim konfirrmasi bank untuk meyakinkan jumlah dana yang ada di bank.
b. Cek rekonsiliasi bank dan semua item-item rekonsiliasi (reconcile items),
yaitu:
• Cek yang beredar (outstanding cheque). Teliti kebenaran
pengeluaran uang melalui cek ini pada per tanggal cek (cheque stub),
voucher pengeluaran uang, dokuemn-dokumen pendukungnya dan
persetujuan pejabat yang berwenang.
• Cek rekening koran bukan berikutnya bahwa cek yang beredar ini
telah diuangkan pada bulan berikutnya.
• Setoran dalam perjalanan (deposit in transit). Cek ke rekening koran
bulan berikutnya bahwa setoran ini telah benar-benar masuk dalam
rekening bank.
• Cek dokumen berbagai pembebanan yang dilakukan bank, misalnya
pembebanan biaya bank, bunga kredit dan lain-lain.
• Cek penerimaan yang diterima bank dari pelanggan dan pastikan
bahwa telah dibuat jurnal yang semestinya dan piutang telah
berkurang.
c. Untuk uang dalam kas besar atau kas kecil, lakukan penghitungan secara
fisik dan buat daftar atau berita acara penghitungan kas, minta tandatangan
kasir bahwa fisik uang telah dihitung di hadapannya dan uang yang
dihitung telah dikembalikan secara utuh (in fact) pada kasir. Rincian uang
yang dihitung biasanya diurut dan diklasifikasikan sesuai nominalnya,
misalnya:
100.000 x 5 lembar = 500.000
50.000 x 10 lembar = 500.000
20.000 x 100 lembar = 2.000.000

6
Pemeriksaan Akuntansi II (Audit and Assurance Services II)

dan seterusnya
d. Cek semua dana yang dihitung telah sesuai dengan jumlah yang ada dalam
buku besar (general ledger) baik untuk kas besar maupun kas kecil dan
bank.
e. Hitung surat berharga dan instrument keuangan lainnya secara fisik dan
cek jumlahnya apakah sesuai dengan buku besar.

Prosedur audit untuk instrument keuangan secara rinci dan lengkap


diuraikan sebagai berikut (Arens, et.al, halaman 795, diterjemahkan) :
Tujuan Audit
1. Rincian intrumen keuangan telah dijumlahkan dan sesuai dengan buku
besar (detail tie-in – rincian).
- Prosedur audit
• Cek penjumlahan seluruh item intrumen keuangan.
• Cek kebenaran penambahan dan pengurangan akun ini selama
periode berjalan.
• Telusuri setiap jumlah kategori akun ini ke buku besar.
- Komentar
• Unsur akun ini harus berkategori siap untuk dijual dan
dipegang sampai jatuh waktu.
• Daftar instrument keuangan ini dapat dinilai sesuai tahapan 1,
2, atau 3 dengan taksiran yang realistis.
2. Akun instrument keuangan ini benar-benar ada secara riil (existence).
- Prosedur audit
• Konfirmasi akun ini pada broker/dealer.
• Hitung secara fisik dokumen akun ini.
• Teliti berbagai perjanjian yang ada.
- Komentar
• Biasanya konfirmasi sudah cukup untuk membuktikan
kebenaran akun ini.
• Perjanjian, kontrak dan sebagainya, biasanya dipegang oleh
broker/dealer.
3. Tiap item akun ini tercatat (completeness).

7
Pemeriksaan Akuntansi II (Audit and Assurance Services II)

- Prosedur audit
• Periksa berbagai perjanjian.
- Komentar
• Perjanjian biasanya dipegang oleh broker/dealer.
4. Akun ini diklasfikasikan dengan benar dalam laporan keuangan.
- Prosedur audit
• Tes keakuratan klasifikasinya dengan meneliti mana yang bisa
langsung dijual dan mana yang ditahan sampai jatuh tempo.
• Teliti kebenaran klasifikasinya.
- Komentar
• Klasifikasi ini sangat tergantung dari tujuan manajemen sendiri.
5. Akun ini dicatat sesuai pisah batas.
- Prosedur audit
• Teliti berbagai transaksi yang terjadi dekat dengan tanggal
laporan keuangan dan nota-nota dari broker untuk
memastikan bahwa pisah batas telah dipatuhi.
- Komentar
• Pisah batas sangat penting dalam tes atas transaksi ini karena
kecendrungan untuk mencatat laba atas akun ini pada akhir
tahun.
6. Akun ini dicatat dalam jumlah yang wajar.
- Prosedur audit
• Teliti nilai pasar di bursa.
• Tes perhitungan manajemen.
• Tes asumsi manajemen dalam perhitungan tersebut.
• Pertimbangkan penilaian dari tim ahli.
• Pertimbangkan apakah perlu mencadangkan kerugian.
7. Perusahaan memiliki hak atas akun ini.
- Prosedur audit
• Teliti dokumen dan kontrak pendukung.
• Konfirmasi hal-hal penting dengan pihak yang berwenang.

8
Pemeriksaan Akuntansi II (Audit and Assurance Services II)

• Lihat notulen rapat direksi untuk melihat apakah akun ini


dijaminkan.
- Komentar
• Hak atas akun ini dites sehubungan dengan keberadaan akun ini
secara fisik.
5. Ikhtisar

Untuk kas dan instrument keuangan, prosedur audit penting adalah :


1. Periksa fisik atau hitung, dalam hal berbentuk uang tunai yang ada
di perusahaan.
2. Konfirmasi bank, dalam hal dana perusahaan ada di bank.
3. Cek rekonsiliasi bank, dalam hal catatan dana menurut buku
perusahaan tidak sama dengan dana menurut catatan bank.
4. Periksa fisik dokumen yang mendukung instrument keuangan,
apakah sertifikat deposito, saham, obligasi, wesel, dan lain-lain.
Hal penting dalam penghitungan dana kas adalah kasir harus turut
serta dalam penghitungan, auditor tak boleh ditinggal sendiri karena khawatir
dana yang dihitung tidak sesuai dengan catatan, maka auditor akan ditindak
macam-macam.jadi, kasir harus turut hadir penuh dalam penghitungan dan
kasir turut menandatangani Berita Acara Penghitungan Kas.
Salah satu kontrol intern yang penting adalah untuk perusahaan besar,
kasir akan diasuransikan. Sehingga bilamana ada kekurangan kas dibandingkan
hasil penghitungan, maka asuransi akan menggantinya.

Anda mungkin juga menyukai