KAS
A. Pengertian.
Dari sisi akuntansi yang dimaksud kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk
uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat
pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Contoh : kas yang ada di perusahaan,
rekening giro (cek).
Apabila perusahaan mempunyai kas dalam valuta asing, umumnya dikonversikan ke
dalam rupiah sesuai dengan nilai tukar yang berlaku di pasaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kas dalam perusahaan adalah :
1. Perencanaan arus kas (cash flow planning).
2. Pengendalian penerimaan kas.
3. Pengendalian pengeluaran kas.
4. Melakukan rekonsiliasi bank.
5. Penerapan sistem dana tetap untuk kas kecil.
B. Rekonsiliasi bank.
Apabila semua penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan melalui rekening bank
yang disebut rekening koran/giro (demand deposit), maka saldo perkiraan bank di
buku besar perusahaan (saldo buku) harus menunjukkan jumlah yang sama dengan
catatan bank (saldo bank). Namun prakteknya, sering terjadi ketidaksamaan antara
saldo buku dengan saldo bank. Penyebabnya adalah ;
1. Keterlambatan salah satu pihak (bank atau perusahaan) dalam mencatat suatu
transaksi.
2. Kesalahan yang dibuat oleh salah satu pihak dalam
mencatat suatu transaksi.
Saldo buku dapat dihitung setelah pemindahan dari buku penerimaan bank dan buku
cek keluar yang ada di perusahaan selesai.
Saldo bank dapat dilihat dari laporan rekening koran (bank statement) yang dikirim
bank kepada perusahaan setiap akhir bulan.
Contoh :
Pada akhir bulan Desember 2007 saldo buku PT EkonIs pada Bank Buana
berjumlah Rp 7.341.000,-. Namun menurut rekening koran bank (saldo bank)
berjumlah Rp 6.095.720,- . Setelah dilakukan pencocokkan ternyata penyebabnya
adalah ;
a. Setoran tanggal 31 Desember sebesar Rp 2.406.000,- di buku penerimaan bank
belum terdapat pada ayat jurnal kredit di laporan rekening koran.
b. Transfer dari langganan sebesar Rp 400.000,- yang tercatat di laporan rekening
bank pada tanggal 28 Desember 2007 belum tercatat pada buku perusahaan.
c. Jasa giro sebesar Rp 12.500,- pada tanggal 31 Desember 2007 yang ada dalam
laporan rekening koran bank belum tercatat pada buku perusahaan.
d. Chek no 270466 dicatat dalam buku chek keluar sebesar Rp 15.000,-, namun
dalam rekening koran tercatat Rp 150.000,- setelah diteliti ternyata jumlah yang
benar adalah Rp 150.000,-.
e. Chek-chek yang telah dicatat dalam buku chek keluar tapi belum muncul dalam
rekening koran adalah sebagai berikut :
Jurnal penyesuaian yang harus dibuat atas rekonsiliasi bank diatas hanya pada sisi kiri
(catatan koreksi yang harus dilakukan perusahaan).
Diminta :
1. Buatlah rekonsiliasi bank tanggal 31 Januari 2008.
2. Buatlah jurnal yang diperlukan.
A. Pengertian.
Contoh
Umur Piutang Saldo Piutang % tak tertagih Penyisihan Piutang
tak Tertagih
01 – 30 hari 7.873.000 1% 78.730
31 – 60 hari 2.240.000 3% 67.200
61 – 90 hari 785.000 5% 39.250
91 – 120 hari 567.000 10% 56.700
121 – 180 hari 425.000 15% 63.750
181 – 365 hari 360.000 20% 72.000
12.250.000 377.630
Akuntansi Keuangan, Prepared by Rifzaldi Nasri 6
Success is to get whatever you want, happiness is to love whatever you got
Time lost can’t found again
Jurnal penyesuaian yang perlu dibuat adalah sebagai berikut :
Biaya piutang tak tertagih Rp 377.630
Penyisihan piutang tak tertagih Rp 377.630
C. Penghapusan Piutang.
Adakalanya telah dapat dipastikan bahwa piutang kepada seorang debitur tertentu
tidak akan dapat ditagih, karena debitur yang bersangkutantelah dinyatakan pailit,
bangkrut atau lari. Terhadap piutang yang demikian harus dihapuskan.
Penyisihan piutang tak tertagih Rp 200.000
Piutang dagang Rp 200.000
Apabila piutang yang telah dihapuskan tersebut ternyata dapat ditagih,maka jurnal
atas penerimaan piutang tersebut adalah:
1. Piutang Dagang Rp 200.000
Penyisihan piutang tak tertagih Rp 200.000
2. Bank / Kas Rp 200.000
Piutang Dagang Rp 200.000
Latihan Soal
1. PT Citra Pratama mempunyai daftar piutang pada tanggal 31 Desember 2008 sbb:
UMUR PIUTANG JUMLAH PERSENTASE TAK TERTAGIH
Akuntansi Keuangan, Prepared by Rifzaldi Nasri 7
Success is to get whatever you want, happiness is to love whatever you got
Time lost can’t found again
Jatuh tempo hari ini Rp 72.000.000 0.5%
1 – 30 hari 19.500.000 1%
31 – 60 hari 21.800.000 3%
61 - 90 hari 6.000.000 10%
90 – 120 hari 4.200.000 25%
Lebih dari 120 hari 1.400.000 50%
Diminta :
a. Hitunglah piutang yang diperkirakan tidak dapat tertagih!
b. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan.
2. Saldo rekening Piutang Dagang dan Penyisihan Piutang tak Tertagih PT Tunggal
Daya tanggal 1 Januari 2008 adalah :
Piutang Dagang Rp 70.000.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 3.000.000
Penjualan kredit selama tahun 2008 sebesar Rp 300.000.000 dan jumlah yang telah
dilunasi berjumlah Rp 280.000.000,-, transaksi lainnya selama tahun 2008 adalah :
Maret 15 Dihapus piutang dagang kepada Tuan Rudi sebesar Rp 800.000,-
Mei 22 Dihapus piutang dagang kepada Tuan Deni sebesar Rp 1.500.000,-
Ags 03 Tuan Deni melunasi sebagian dari piutang dagang yang telah dihapus
pada tanggal 22 Mei sebesar Rp 1.000.000,- (jumlah ini diluar
Akuntansi Keuangan, Prepared by Rifzaldi Nasri 8
Success is to get whatever you want, happiness is to love whatever you got
Time lost can’t found again
penerimaan dari penjualan sebesar Rp 280.000.000)
Okt 14 Dihapus piutang dagang kepada Ny Lita sebesar Rp 900.000,-
Des 31 Dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat piutang tak tertagih yang
diperkirakan sebesar 3% dari saldo piutang.
Diminta
a. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat semua transaksi diatas.
b. Tentukan saldo piutang dagang dan penyisihan piutang tak tertagih pada tanggal
31 Desember 2008.
BAB III
WESEL TAGIH
Jenis Wesel
Wesel dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
1. Wesel tidak berbunga.
Pada tanggal 5 Peb 2009 Tuan A menarik wesel tak berbunga jatuh tempo tanggal 7
Maret 2009 untuk penjualan sebesar Rp 2.000.000 kepada tuan B.
2. Wesel Berbunga.
Pada tanggal 10 Nop 2008 PT A menarik Wesel berbunga 20%/ tahun jangka waktu
90 hari atas penjualan barang secara kredit kepada CV Sentosa sebesar Rp 20 jt.
Tgl Keterangan PT A CV Sentosa
10 Nop Penjualan Wesel Tagih 20jt - Pemb/persd 20 jt -
Penjualan - 20 jt Weselbayar- 20 jt
31 Des Jurnal Piutang Bunga 566.667 - Beban Bunga 566.667 –
Penyesuaian Pendapatan bunga - Hutangbunga 566.667
01 Jan Jurnal Balik 566.667 Hutang Bunga 566.667-
Pendapatan Bunga 566.667 - BebanBunga
08 Peb Saat jatuh Piutang Bunga - 566.667
tempo 566.667 Wesel Bayar 20.000.000
Kas 21.000.000 Beban Bunga
- 1.000.000
Wesel Tagih Kas
-20.000.000 21.000.000
Pendapatan Bunga
1.000.000
c. Pendiskontoan Wesel.
Pada saat tertentu kadang pemegang wesel tagih membutuhkan uang tunai untuk
usahanya, maka wesel tagih yang dimilikinya dapat di “jual” ke bank. Oleh bank
nilai wesel akan dipotong (diskonto) sesuai dengan rate / bunga yang tetapkan oleh
bank.
Contoh :
Berdasarkan contoh diatas, tanggal 25 Desember wesel didiskontokan ke Bank Jaya
dengan tingkat diskonto 25%.
Nilai nominal Rp 20.000.000,-
Nilai bunga = 20Jt x 20% x 90 / 360 = Rp 1.000.000,-
Jurnal
PT A Bank
Kas Rp 20.343.750 Wesel Tagih Rp 20.000.000
W Tagih 20.000.000 B Bunga 343.750
Pend Bunga 343.750 Kas
20.343.750
Latihan Soal
Berikut ini informasi yang berhubungan dengan wesel tagih PT Bintang Utara.
Tanggal Nilai Umur Tingkat Tanggal Tarif
Diterima Nominal Wesel Bunga Diskonto Diskonto
a) 15 Juli 5.000.000 6 bulan 10% 15 Sept 9%
b) 1 Agust 16.000.000 30 hari 12% - -
c) 6 Sept 15.000.000 60 hari 12% 16 Okt 9%
d) 9 Nop 18.000.000 60 hari 9% 19 Des 10%
e) 21 Des 4.000.000 30 hari 6% - -
Diminta :
1) Untuk setiap wesel diatas, tentukan :
a) Tanggal jatuh tempo.
b) Bunga pada saat jatuh tempo.
c) Nilai jatuh tempo
2) Buatlah jurnal pada saat pendiskontoan.
3) Apabila pada saat jatuh tempo debitur wesel b dan c tidak dapat melunasi
kewajibannnya, buatlah jurnal yang diperlukan.
4) Buatlah jurnal penyesuaian untuk hak atas bunga wesel e pada tanggal 31
Desember.
Pengertian
Persediaan adalah suatu perkiraan aktiva lancar yang merupakan milik perusahaan
untuk digunakan bagi kegiatan usaha.
Secara umum persediaan dibagi menjadi dua yaitu :
a. Persediaan barang jadi (untuk perusahaan dagang).
b. Persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi
(untuk perusahaan pabrik/manufaktur).
Masalah yang dibahas dalam bab ini adalah persediaan barang pada perusahaan dagang,
yaitu, barang – barng yang dimiliki untuk dijual kembali.
Persediaan barang dagang dinilai berdasarkan harga perolehannya. Dalam laporan
Neraca persediaan barang dagang dilaporkan sesuai dengan nilai pada saat tanggal
neraca dan merupakan bagian dari aktiva lancar, sedangkan pada laporan Laba rugi
persediaan barang dagang yang terjual merupakan beban yaitu harga pokok penjualan.
Nilai persediaan barang dagang ditentukan oleh kuantitas dan harga pokok persediaan
antara lain dari harga beli, biaya angkut, bea masuk dan lain-lain.
Sistem Pencatatan.
Dalam mencatat persediaan barang dagang dikenal dua jenis pencatatan yaitu :
1. Sistem Periodik/ Phisik (Physical Method)
Pada sistem ini nilai persediaan dihitung dengan cara menghitung phisik barang yang
masih ada pada akhir periode tertentu.
a. Disediakan satu perkiraan persediaan barang dagang yang hanya mencatat nilai
persediaan barang dagang pada awal dan akhir periode. Pencatatan ini dilakukan
dengan membuat jurnal penyesuaian dengan perkiraan lawan adalah ikhtisar laba
rugi,
b. Disediakan satu set perkiraan yang mencatat transaksi pembelian barang dagang,
termasuk transport pembelian, potongan pembelian dan lainnya.
Apabila selama bulan Maret terjadi penjualan, maka pencatatan dan jurnal hanya di
bukukan berdasarkan jenis , merk dan No Pol.
E. Metode Taksiran
Bagi perusahaan yang mempunyai jenis barang yang bervariasi dan dalam kuantitas
yang banyak, pihak manajemen memerlukan laporan keuangan intern yang intensif.
1) Metode Eceran.
Metode ini banyak digunakan perusahaan dagang eceran, seperti pasar swalayan,
toko serba ada dan sejenisnya. Prosentase ditetapkan secara konstan antara harga
pokok dan harga jual.
Contoh :
Keterangan Harga Pokok Harga Jual
Persediaan awal 2008 Rp 42.910.400,- Rp 62.940.000,-
Pembelian bersih Rp 513.500.000,- Rp 731.932.000,-
Barang tersedia dijual Rp 556.410.400,- Rp 794.872.000
Dari data diatas Harga Pokok Persediaan akhir adalah 70% x Rp 114.872.000 =
Rp 80.410.400,- dan perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah :
Persediaan Awal 2008 Rp 42.910.400,-
Pembelian bersih Rp 513.500.000,-
Barang tersedia dijual Rp 556.410.400,-
Persediaan akhir 2008 Rp 80.410.400,-
Harga Pokok Penjualan Rp 476.000.000,-
BAB V
AKTIVA TETAP
Pengertian
Aktiva tetap (Fixed Assets) adalah aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif
permanen. Aktiva ini merupakan aktiva berwujud (tangible assets) karena secara
fisik dapat dilihat dan diraba. Aktiva tersebut dimiliki dan digunakan oleh
perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual namun sebagai bagian dari
operasi perusahaan.
Akuntansi Keuangan, Prepared by Rifzaldi Nasri 19
Success is to get whatever you want, happiness is to love whatever you got
Time lost can’t found again
Aktiva jangka panjang yang dibeli untuk dijual kembali sebagai bagian dari
bisnis/ usaha normal tidak di kelompokkan sebagai aktiva tetap, terlepas dari
sifatnya yang permanen atau lamanya waktu aktiva tersebut berada dalam
perusahaan.
Aktiva yang dipakai dalam kegiatan usaha untuk jangka waktu yang lama dapat
dibagi menjadi dua, yaitu ;
1. Aktiva Tetap Berwujud : Secara phisik ada /tampak, mis : tanah, mobil
2. Aktiva Tak Berwujud : Aktiva yang tidak berbentuk phisik, namun
memiliki manfaat yang lama dan nilai yang
relatif besar. Mis : Hak Cipta, Merk Dagang
Prinsip biaya mengharuskan perusahaan untuk melaporkan nilai aktiva yang dimiliki
pada neraca atas dasar jumlah uang yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh
aktiva tersebut. Harga pokok /perolehan (Cost) dari aktiva tetap merupakan harga
beli ditambah biaya – biaya lain yang dikeluarkan sampai aktiva tersebut siap pakai.
Contoh : PT Andalusia membeli sebuah mobil sedan dengan harga faktur
Sebesar Rp 200.000.000,-. Biaya – biaya lain yang harus dikeluarka
antara lain ; - BBN Rp 15.000.000,-
- B Asuransi dll Rp 21.000.000,-
Dari data diatas, maka harga pokok/ perolehan dari mobil adalah Rp 236.000.000
Penyusutan (Depresiasi)
Aktiva tetap yang dipakai terus menerus, seiring dengan berjalannya waktu akan
berkurang manfaatnya. Penurunan manfaat tersebut akan dibebankan kepada harga
perolehan aktiva pada suatu periode yang dinamakan “Penyusutan”. Proses ini
dimaksudkan untuk memadukan beban dan penghasilan yang diperoleh selama jangka
waktu penggunaan aktiva tetap tersebut.
Tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah beban penyusutan
setiap periode :
a. Harga perolehan.
Akuntansi Keuangan, Prepared by Rifzaldi Nasri 20
Success is to get whatever you want, happiness is to love whatever you got
Time lost can’t found again
Adalah sejumlah pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tersebut
sampai aktiva tersebut siap dipakai oleh perusahaan.
b. Umur Manfaat / Umur Ekonomis
Adalah periode dimana perusahaan dapat memanfaatkan aktiva tersebut. Umur
ekonomis biasanya ditetapkan dalam jumlah tahun, jumlah unit produksi atau ukuran
– ukuran lainnya.
c. Perkiraan Nilai Sisa dari aktiva tersebut.
adalah nilai kas yang diharapkan diperoleh dari aktiva tersebut pada akhir masa
manfaatnya.
Dari faktor – faktor yang diuraikan diatas, hanya harga perolehan yang dapat diketahui
secara pasti, sedangkan umur manfaat dan nilai sisa harus diperkirakan oleh
perusahaan. Dengan demikian jumlah penyusutan merupakan jumlah yang diperkirakan.
Metode Penyusutan
secara garis besar rumusan dari penyusutan untuk semua metode adalah
beban penyusutan = Dasar Penyusutan x Tarif Penyusutan.
Ada 4 (empat) metode yang digunakan untuk menyusutkan aktiva tetap :
Masalah yang timbul dalam perolehan aktiva tetap yang ditukar dengan aktiva tetap
lainya adalah sebagai berikut:
Penentuan harga perolehan aktiva tetap yang diterima
Penentuan rugi laba dan pencatatanya
Pemecahan masalah tersebut tergantung pada ada atau tidaknya transaksi kas yang
terlibat dan jenis aktiva yang ditukarkan. Dalam hal ini terdapat dua kemungkinan
yaitu:
CONTOH SOAL #1
Jawaban
Laba/Rugi Pertukaran:
CONTOH SOAL #2
Pada tanggal 1 Juli 2011 PT. Gedhang Goreng Tbk. membeli sebuah mesin penggoreng
dengan harga perolehan Rp. 35.000.000, umur ekonomis diperkirakan 4 tahun dengan
nilai sisa pada akhir umur ekonomis sebesar Rp. 5.000.000. Mesin didepresiasi dengan
metode garis lurus. Pada tanggal 1 April 2014 mesin ditukar dengan mobil seharga Rp.
15.000.000, dimana pada saat pertukaran tersebut diketahui harga pasar mesin Rp.
15.375.000, dan dari pertukaran tersebut perusahaan membayar uang kas (nombok)
sebesar Rp. 125.000. Buat jurnal pertukaran mesin!
Jawaban
Laba/Rugi Pertukaran:
Yang dimaksud dengan pertukaran aktiva tetap sejenis adalah pertukaran aktiva tetap
yang sifat dan fungsinya sama, misalkan mesin produksi merk A ditukar dengan mesin
produksi merk B.
CONTOH SOAL
Pada tanggal 1 Juli 2011, PT. Sukun Rebus membeli sebuah mesin pengupas sukun
“sebut saja mesin A” dengan harga perolehan $ 35.000, umur ekonoomis diperkirakan 4
tahun dengan nilai sisa pada akhir umur ekonomis sebesar $ 5.000. Mesin didepresiasi
dengan metode garis lurus. Pada tanggal 1 April 2014, karena dianggap sudah usang
mesin A ditukar dengan mesin Z yang jenis dan fungsinya sama, dimana harga mesin Z
ini sebesar $ 15.000, dan dari pertukaran tersebut PT. Sukun Rebus membayar uang kas
tambahan sebesar $ 125.. Buatlah jurnal pertukaran mesin!
Jawaban:
Mesin Z 14.500
AKumulasi depresiasi mesin 20.625
Kas 125
Mesin A 35.000
Jurnal di atas tidak meniadakan laba yang diperoleh, tetapi hanya menunda atau
BAB VI
MODAL SAHAM
1. P E N G E R T i A N M O D A L S A H A M
Modal saham merupakan jenis modal yang hanya terdapat dalam p
e r u s a h a a n y a n g berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang diperoleh dengan caram
enerbitkan dan menempatkan saham – saham tersebut kepada pihak tertentu
Akuntansi Keuangan, Prepared by Rifzaldi Nasri 28
Success is to get whatever you want, happiness is to love whatever you got
Time lost can’t found again
atau kepada masyarakat umum. Tingkat kepemilikan pemegang saham terhadap
perusahaan tergantung seberapa besar bagian saham yang dikuasainya.
Saham merupakan salah satu alat investasi berupa surat berharga yang
diperdagangkan di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di
suatu perseroan. Dalam pencatatan modal saham dalam akuntansi, maka perlu juga
anda mengetahui tentang perhitungan nilai saham.
2. Pencatatan Modal Saham
Untuk dapat melakukan pencatatan modal saham dengan baik, perlu diketahui istilah
– istilah sebagai berikut :
a. Modal saham statuter atau modal saham yang diotorisasi yaitu : jumlah saham
yang dapat dikeluarkan sesuai dengan akte pendirian perusahaan.
b. Modal saham yang beredar: jumlah saham yang sudah dijual (beredar).
c. Modal saham belum beredar yaitu: jumlah saham yang sudah diotorisasi tetapi
belum dijual.
d. Treasury stock yaitu : modal saham yang sudah dijual dan sekarang dibeli
kembali oleh perusahaan.
e. Modal saham dipesan: jumlah saham yang disisihkan karena sudah dipesan
untuk dibeli
3. Penjualan Tunai Saham
Saham yang dijual secara tunai akan dicatat dengan mendebit akun (rekening) kas
dan mengkredit rekening (akun) modal saham. Selisih harga jual saham (perdana)
dengan nilai nominalnya akan dicatat dengan mengkredit rekening agio saham atau
mendebit rekening disagio saham. Jurnal untuk mencatat penjualan saham perdana
adalahL
a. Jika harga jual saham lebih besar dari nilai nominal maka jurnalnya adalah
D Kas Rp xxxxx -----
K Modal Saham ----- Rp xxxxx
K Agio Saham ------- Rp xxxxx
b. Jika harga jual saham lebih kecil dari nilai nominai maka jurnalnya adalah
Atau
Kas Rp.xxxx
Piutang pesanan saham Rp.xxxx
Modal saham dipesan Rp.xxxx
Agio saham Rp.xxxx
Jurnal untuk mencatat penerimaan piutang :
Kas Rp.xxxx
Piutang pesanan saham Rp.xxxx
Contoh :
PT Sun Profit menerbitkan 10.000 lembar saham nominal Rp 1.000 per lembar dan
ditukar dengan sebuah gedung.
Maka:
1. Apabila harga pasar saham tidak diketahui,tetapi harga pasar gedung diketahui
sebesar Rp 15.000.000,maka jurnal yang dibuat adalah :
Kas Rp 10.000
Disagio saham prioritas Rp 500
Disagio saham biasa Rp 500
Modal saham prioritas Rp 10.000
Modal saham biasa Rp 1.000
Dividen dalam akuntansi merupakan laba atau keuntungan yang diterima oleh pemilik
saham yang berasal dari keuntungan perusahaan dalam menjalankan usaha selama satu
periode. Tidak semua keuntungan yang didapat oleh perusahaan akan dibagi ke dalam
dividen, melainkan sebagian akan digunakan lagi oleh perusahaan sebagai modal guna
memperbesar usaha.
Dalam hal ini deviden merupakan keuntungan perusahaan dimana perusahaan tersebut
memutuskan untuk membagikannya kepada para pemilik saham. Pemilik saham
menerima deviden dalam keadaan utuh, tidak dipotong oleh pajak sama sekali. Namun
jika perusahaan mengalami rugi, perusahaan tidak akan bisa membayar atau
membagikan dividen kepada pemilik saham.
Pembayaran deviden yang diberikan kepada pemilik saham sebanding dengan jumlah
saham yang dimiliki oleh masing-masing. Pembagiannya disahkan oleh direksi dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dalam RUPS juga akan diumumkan menganai
laba atau kerugian perusahaan yang dialami dalam satu periode.
Jumlah deviden yang dibagikan bisa tetap jumlahnya namun bisa juga berubah (naik
atau turun) jika dibandingkan dengan pembagian deviden sebelumnya. Semua ini
tergantung dari laba yang didapat perusahaan serta kebijakan dividen perusahaan.
Kebijakan dividen akan menghitung secara profesional berapa deviden yang akan
dibagikan serta berapa nilai keuntungan yang ditahan untuk diinvestasikan kembali.
Beberapa Pengertian Deviden
Berikut ini adalah hal-hal yang termasuk dalam pengertian dividen:
1. pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan nama dan
dalam bentuk apa pun
2. pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor
3. pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran termasuk saham
bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham
4. pembagian laba dalam bentuk saham
5. pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran
Nilai pasar saham perusahaan saat tanggal pengumuman (06 Juli) adalah Rp 2.000
perlembar saham. PT Blimbing memiliki saham yang beredar sebanyak 60.000 lembar
saham. Nilai nominal saham PT Blimbing Rp 1.500 perlembar saham.
Penyelesaian.
Dalam mencatat pembagian dividen saham, pencatatannya terdapat beberapa opsi :
1. Dividen yang dibagikan dicatat sebesar nilai nominal saham
2. Dividen yang dibagikan dicatat sebesar harga pasar saat pengumuman dividen.
Karena dividen saham berasal dari laba ditahan. Maka pengumuman dividen akan
berpengaruh pada laba ditahan perusahaan. Laba ditahan akan berkurang (Mendebit
laba ditahan)
Keterangan :
Utang Dividen Saham Biasa = persentase pembagian dividen X nominal saham X
saham beredar
Utang Dividen Saham Biasa = 25% X Rp 1.500 X 60.000 = Rp 22.500.000
Keterangan :
Utang dividen yang diakui saat pengumuman tereliminasi atau menjadi modal saham
biasa
Keterangan :
Utang Dividen Saham Biasa = persentase pembagian dividen X nominal saham X
saham beredar
Utang Dividen Saham Biasa = 25% X Rp 1.500 X 60.000 = Rp 22.500.000
Laba Ditahan = persentase pembagian dividen X harga pasar saham X saham beredar
Laba Ditahan = 25 % X Rp 2.000 X 60.000 = Rp 30.000.000
Agio Saham Biasa = persentase pembagian dividen X saham beredar X (harga pasar -
harga nominal)
Agio Saham Biasa = 25 % X 60.000 X (Rp 2.000 - Rp 1.500) = Rp 7.500.000
Keterangan :
Sama seperti pencatatan dividen saham dengan nilai nominal, dividen saham yang
dibagikan kepada pemegang saham jumlahnya sama Rp 22.500.000. Agio adalah selisih
yang akan masuk pada akun tersendiri disisi pasiva neraca. Tidak berpengaruh pada
jumlah utang dividen saham perusahaan.