Anda di halaman 1dari 18

PERTEMUAN 5

PEMERIKSAAN AKUNTANSI 2 (EBA602)

AUDIT SIKLUS
PENGGAJIAN DAN
KEPEGAWAIAN
M. Hendri Yan Nyale, SE., M.Ak
7862
MATERI PEMBELAJARAN
1. Akun dan Transaksi didalam Siklus Penggajian
dan Kepegawaian
2. Fungsi-fungsi Bisnis didalam Siklus dan
Dokumen serta Catatan Terkait
3. Metodologi Perancangan Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif
terhadap Transaksi
4. Metodologi Perancangan Pengujian Terinci
atas Saldo
Audit Siklus Penggajian & Kepegawaian
Perbedaan Dengan Audit Siklus lain
1.Hanya ada satu kelas transaksi untuk
penggajian.
2.Transaksi pada umumnya jauh lebih
signifikan ketimbang akun neraca terkait.
3.Pengendalian internal terhadap
penggajian sudah efektif bagi hampir
semua perusahaan, bahkan perusahaan kecil
sekalipun
AKUN DAN TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENGGAJIAN
DAN PERSONALIA
1. Tujuan Audit : untuk mengevaluasi apakah saldo akun yang
terpengaruh oleh siklus tersebut telah dinyatakan secara wajar
sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. (SAK)
2. Dalam sebagian besar sistem, akun gaji dan upah akrual hanya
digunakan pada akhir periode akuntansi.
akuntansi Selama periode berjalan,
beban baru akan dicatat apabila karyawan telah benar-benar dibayar
dan bukan ketika biaya tenaga kerja terjadi. Metode akrual
untuk tenaga kerja dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian pada
akhir periode bagi setiap biaya tenaga kerja yang dihasilkan tetapi
belum dibayar (cut off date).
Fungsi, Dokumen dan Pengendalian Internal
Fungsi Dokumen Pengendalian Internal
Kepegawaian dan Penempatan 1. Catatan kepegawaian ( personnel record ). memberitahu petugas pengelola
Pegawai 2. Formulir otorisasi pengurangan ( deduction waktu dan penyiapan pembayaran
authorization form ). gaji
3. Formulir otorisasi tarif ( rate authorization form).
Pengelolaan Waktu dan 1. Kartu Absen ( time card ) penggunaan pencatat waktu atau
Penyiapan Pembayaran Gaji 2. Tiket Waktu Kerja ( job time ticket ) metode lain untuk menjamin bahwa
3. File Transaksi Penggajian pegawai dibayar menurut jam kerja.
4. Jurnal Penggajian ( Payroll journal ).
5. Berkas Induk Penggajian ( payroll master file ).
Pembayaran Gaji 1. Cek Gaji ( payroll check ), untuk mencegah pembatasan otorisasi
transaksi pembayaran gaji yang tidak diotorisasi. penandatanganan cek oleh orang
2. Rekonsiliasi Rekening Bank Penggajian, untuk yang tidak mempunyai akses
menemukan kesalahan dan kecurangan terhadap pengedalian waktu atau
penyiapan gaji, distribusi gaji oleh
orang yang tidak terlibat fungsi lain,
penyetoran kembali gaji yang tdak
diambil
Surat Pemberitahuan Pajak untuk menginformasikan kapan setiap formulir penetapan kebijakan yang jelas
harus diarsip, mencegah kekeliruan dan kewajiban mengenai kapan setiap formulir
potensial untuk pajak dan sanksi. harus diarsip
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBTANTIF ATAS TRANSAKSI

1. Memahami pengendalian Internal – Siklus Penggajian dan Personalia


• Mengidentifikasi pengendalian
• Menentukan defisiensi yang signifikan
• Menemukan kelemahan yang material
2. Menilai Risiko Pengendalian yang Direncanakan
a. Pemisahan tugas yang memadai
b. Otorisasi yang tepat
c. Dokumen dan catatan yang memadai
d. Pengendalian fisik terhadap aktiva dan catatan
e. Pengecekan yang independen atas kinerja
f. Penyiapan formulir pajak penggajian
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBTANTIF ATAS TRANSAKSI
g. Pembayaran pajak penggajian dan potongan lainya secara tepat
waktu
h. Hubungan antara penggajian dan penilaian persediaan
i. Pengujian atas karyawan yang tidak ada
j. Pengujian atas kecurangan waktu
3. Menentukan Luas Pengujian Pengendalian
4. Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif atas
transaksi bagi Siklus Penggajian dan Personalia yang Memenuhi Tujuan
Audit yang Berhubungan dengan Transaksi. (Keterjadian, Kelengkapan,
Keakuratan, Posting dan pengikhtisaran, Klasifikasi, Penetapan Waktu).
• Prosedur Audit
• Ukuran Sampel
• Item yang dipilih
• Penetapan Waktu
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN ATAS
RINCIAN SALDO
• Metodologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo Untuk Kewajiban Penggajian
TAHAP 1 TAHAP 3

Mengidentifikasi risiko Merancang dan


bisnis klien yg melaksanakan prosedur
mempengaruhi akun analistis untuk akun
TAHAP 2
kewajiban penggajian kewajiban penggajian

Merancang dan
Menetapkan salah saji melaksanakan pengujian Merancang pengujian atas
yg dapat ditoleransi pengendalian serta rincian saldo akun kewjiban
dan menilai risiko pengujian substansi atas penggajian untuk memenuhi
inheren untuk akun transaksi untuk siklus tujuan audit yang berkaitan
kewajiban penggajian penggajian dan dengan saldo
personalia
Menilai risiko • prosedur audit
pengendalian untuk • ukuran sampel
siklus penggajian dan • item yg akan d ipilih
personalia • penetapan waktu
Dua tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo utama dalam menguji
kewajiban penggajian
1. Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang
benar (keakuratan)
2. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat
pada periode yang benar (pisah batas)

Kedua tujuan ini adalah untuk memastikan bahwa tidak ada kurang
saji atau akrual yang dihilangkan.
Akun Kewajiban Dalam Siklus Penggajian Dan
Personalia
• Jumlah Potongan Dari Gaji Karyawan
• Gaji Dan Upah Akrual
• Komisi Akrual
• Bonus Akrual
• Pembayaran Cuti Liburan, Cuti Sakit, Atau Tunjangan Akrual Lainnya
• Pajak Penggajian Akrual
• Pengujian Atas Rincian Saldo Untuk Akun Beban
• Kompensasi Pejabat
• Beban Pajak Penggajian
• Total Penggajian
• Tenaga Kerja Kontrak
• Tujuan Penyajian Dan Pengungkapan
PSAK 24 – IMBALAN PASCA KERJA
Apa yang dimaksud Imbalan Kerja?
Imbalan kerja (employee benefits) adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan suatu entitas dalam
pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau untuk pemutusan kontrak kerja.

Imbalan Pasca Kerja: Yaitu imbalan kerja yang diterima pekerja setelah pekerja sudah tidak aktif lagi
bekerja. Contoh dari Imbalan Pasca Kerja ini adalah : Imbalan Pensiun, Imbalan asuransi jiwa pasca
kerja, imbalan kesehatan pasca kerja. Jika dikaitkan dengan penjelasan diawal tulisan ini, imbalan
pasca kerja yang tercantum di perundangan ketenagakerjaan adalah; Imbalan Pensiun, Meninggal
Dunia, Disability/cacat/medical unfit dan mengundurkan diri.

Jika dilihat dari jenis imbalan kerja yang termasuk kedalam definisi imbalan kerja di PSAK-24 adalah
sebagai berikut:
Imbalan Kerja Jangka Pendek: Yaitu imbalan kerja yang jatuh temponya kurang dari 12 bulan. Contoh
dari Imbalan Kerja Jangka Pendek ini adalah; Gaji, iuran Jaminan Sosial, cuti tahunan, cuti sakit, bagi
laba dan bonus (jika terutang dalam waktu 12 bulan pada periode akhir pelaporan), dan imbalan yang
tidak berbentuk uang (imbalan kesehatan, rumah, mobil, barang dan jasa yang diberikan secara cuma-
cuma atau memalui subsidi).
PSAK 24 – IMBALAN PASCA KERJA
Imbalan Kerja Jangka Panjang: Yaitu imbalan kerja yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan. Contoh
dari Imbalan Jangka Panjang ini adalah: Cuti besar/cuti panjang, penghargaan masa kerja (jubilee)
berupa sejumlah uang atau berupa pin/cincin terbuat dari emas dan lain-lain.

Imbalan Pemutusan Kontrak Kerja (PKK): Yaitu imbalan kerja yang diberikan karena perusahan
berkomitmen untuk: (1) Memberhentikan seorang atau lebih pekerja sebelum mencapai usia pensiun
normal, atau (2) Menawarkan pesangon PHK untuk pekerja yang menerima penawaran pengunduran
diri secara sukarela (golden shake hand). Imbalan ini dimasukan kedalam pernyataan PSAK-24, jika
dan hanya jika perusahaan sudah memiliki rencana secara jelas dan detail untuk melakukan PKK dan
kecil kemungkinan untuk membatalkannya.

Salah satu ketentuan di UUK adalah mengenai imbalan pasca kerja, yaitu imbalan yang harus
diberikan perusahaan kepada karyawan ketika karyawan sudah berhenti bekerja (pasca kerja=setelah
kerja).
Apa sih cakupan dari PSAK 24?
Secara umum PSAK 24 adalah mengatur pernyataan akuntansi tentang imbalan kerja di perusahaan .

Latar belakang Penerapan PSAK 24 tentang Imbalan Kerja adalah: Undang-Undang Ketenagakerjaan (UUK)
Nomor 13 Tahun 2003 mengatur secara umum mengenai tatacara pemberian imbalan-imbalan di perusahaan,
mulai dari imbalan istirahat panjang sampai dengan imbalan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Imbalan-imbalan di UUK tersebut dapat diatur lebih lanjut di Peraturan Perusaaan (PP) atau di Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) antara Perusahaan dan Serikat Pekerja dan tentu saja merujuk kepada ketentuan di UUK.

Dengan berlakunya UUK ini mengakibatkan perusahaan akan dibebani dengan jumlah pembayaran pesangon
yang tinggi terutama untuk perusahaan yang memiliki jumlah karyawan ribuan orang. Oleh karena itu, untuk
mengantisipasi kemungkinan terganggunya cash flow perusahaan akibat dari ketentuan dalam UU No. 13 tahun
2003 tersebut, maka PSAK No. 24 mengharuskan perusahaan untuk membukukan pencadangan atas kewajiban
pembayaran pesangon/imbalan kerja dalam laporan keuangannya.

Pernyataan ini mengharuskan pemberi kerja (entitas) untuk mengakui:


Liabilitas, jika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalah kerja yang akan dibayarkan di
masa depan; dan
Beban, jika entitas menikmati manfaat ekonomis yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh pekerja yang
berhak memperoleh imbalan kerja.
Apa sih cakupan dari PSAK 24?
Imbalan-imbalan Pasca Kerja tersebut secara akuntansi harus di cadangkan dari saat ini, karena
imbalan-imbalan pasca kerja tersebut termasuk ke dalam salah satu konsep akutansi yaitu accrual
basis.

Ada 4 (empat) imbalan pasca kerja yang dihitung untuk di cadangkan dalam PSAK-24, yaitu:
1.Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Pensiun;
2.Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Sakit Berkepanjangan/Cacat;
3.Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Meninggal Dunia;
4.Imbalan Pasca Kerja Karena Karyawan Mengundurkan Diri.

Keempat imbalan kerja di atas harus dihitung oleh perusahaan, karena ke-empat imbalan kerja
tersebut termasuk dalam prinsip akutansi imbalan kerja yaitu on going concern (berkelanjutan).
Alasan Perusahaan Menerapkan PSAK 24
Alasan kenapa perusahaan harus menerapkan PSAK-24 adalah:

1.Adanya prinsip akutansi accrual basis. Penerapan PSAK-24 pada perusahaan adalah sesuai prinsip
akutansi accrual basis, yaitu perusahaan harus mempersiapkan (mencadangkan/mengakui) utang
(liability), untuk imbalan yang akan jatuh tempo nanti.
2.Tidak ada kewajiban yang tersembunyi. Artinya jika didalam laporan keuangan tidak ada account
untuk imbalan pasca kerja (melalui PSAK 24), maka secara tidak langsung perusahaan sebenarnya
“menyembunyikan” kewajiban untuk imbalan pasca kerja.
3.Berkaitan dengan arus kas, jika ada karyawan yang keluar karena pensiun dan perusahaan
memberikan manfaat pesangon pensiun kepada karyawan tersebut, maka pada periode berjalan
perusahaan harus mengeluarkan sejumlah uang yang mengurangi laba perusahaan. Jika dari awal
perusahaan sudah mencadangkan imbalan pensiun ini (imbalan pasca kerja), maka imbalan pensiun
yang dibayarkan tersebut tidak akan secara langsung mengurangi laba, akan tetapi akan mengurangi
pencadangan/accrual/kewajiban atas imbalan pasca kerja yang telah di catatkan perusahaan di
laporan keuangan.
Apa Keterkaitan Profesi Auditor (Kantor Akuntan Publik) dengan
PSAK 24?
Pihak yang terkait dalam proses perhitungan beban imbalan kerja PSAK 24 adalah auditor, biasanya
eksternal auditor (Kantor Akuntan Publik-KAP). Seperti yang telah diketahui setiap perusahaan akan
menyusun laporan keuangan di akhir tahun buku, maka pihak KAP akan melakukan audit
diperusahaan. Pada proses audit tersebut lah hasil laporan PSAK 24 yang telah dihitung akan di cek
validasi nya. Apakah sudah sesuai dengan PSAK 24 yang di keluarkan oleh DSAK-IAI atau belum.
Kadang kala mereka juga melakukan cross check terhadap hasil perhitungan dengan meminta contoh
perhitungan.

Oleh karena itu penerapan PSAK 24 dianjurkan kepada perusahaan, Kalau tidak menerapkan
PSAK ini, maka auditor akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian PSAK 24.
Artinya, semua akun di laporan keuangan adalah wajar, bebas dari salah saji material, kecuali salah
satu akun sehubungan dengan PSAK 24, karena perusahaan tidak mengikuti Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia. Apa yang dilakukan auditor sudah sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP).
SEKIAN
&
WASSALAMUALAIKUM WR. WB

Anda mungkin juga menyukai