Anda di halaman 1dari 29

Peran Pajak dalam

Penanggulangan
Covid-19
Hestu Yoga Saksama
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyakarat,
Direktorat Jenderal Pajak

Jakarta, 29 April 2020


01 PMK-28/PMK.03/2020
Support Pajak untuk Pembebasan Pajak Barang/Jasa Penanganan COVID-19
Penanganan COVID 19 PMK-34/PMK.03/2020
01A Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai Serta Perpajakan

PMK-23/PMK.03/2020
02 Insentif Sektor Industri
Support Pajak
untuk Dukungan 03
PERPPU-1/2020
• Penurunan Tarif PPh Badan dan Go Public
dan Pemulihan • Perpanjangan Pengajuan Keberatan dan Penyelesaian Layanan
Dunia Usaha PER-06/PJ/2020
04 Relaksasi Penyampaian Dokumen Kelengkapan SPT Tahunan 2019

05 Pemajakan atas Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE)


Lain-lain
06 PER-08/PJ/2020
Penghitungan Angsuran PPh untuk Tahun Berjalan
Pembebasan Pajak Barang/Jasa
01 Penanganan COVID-19

PMK-28/PMK.03/2020
Pemberian Fasilitas Pajak Terhadap Barang & Jasa Yang Diperlukan Dalam Rangka Penanganan Pandemi COVID-19

FASILITAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI


tidak dipungut PPN/PPN ditanggung pemerintah/tidak dikenai PPN

FASILITAS PAJAK PENGHASILAN


Pembebasan PPh Pasal 22 Impor/Pasal 22/Pasal 21/Pasal 23 selama 6 bulan
Pembebasan Pajak Barang/Jasa
01 Penanganan COVID-19
SUBJEK PMK OBJEK PMK

Yang mendapatkan fasilitas dalam PMK ini BARANG


adalah Pihak Tertentu, yaitu: ▪ Obat-obatan;
▪ Vaksin;
▪ Peralatan laboratorium;
Badan/Instansi Pemerintah, baik pusat maupun ▪ Peralatan pendeteksi;
daerah, yang ditunjuk untuk melakukan ▪ Peralatan pelindung diri;
penanganan pandemi COVID-19
▪ Peralatan untuk perawatan pasien; dan/atau
▪ Peralatan pendukung lainnya yang dinyatakan
Rumah Sakit yang ditunjuk sebagai rumah sakit untuk keperluan penanganan pandemi COVID-19.
rujukan untuk penanganan pasien pandemi
COVID-19
JASA
▪ Jasa konstruksi;
▪ Jasa konsultasi, teknik, dan manajemen;
Pihak Lain yang ditunjuk oleh Badan/Instansi ▪ Jasa persewaan; dan/atau
Pemerintah atau Rumah Sakit untuk membantu ▪ Jasa pendukung lainnya yang dinyatakan untuk
penanganan pandemi COVID-19
keperluan penanganan pandemi COVID-19.
Pembebasan Pajak Barang/Jasa
01 Penanganan COVID-19

01
Atas impor Barang Kena Pajak (Objek PMK) oleh Pihak Tertentu
tidak dipungut PPN

02
Atas penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak (Objek PMK)* oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)
kepada Pihak Tertentu, PPN ditanggung pemerintah

03
Atas pemanfaatan Jasa Kena Pajak (Objek PMK) dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean oleh
Pihak Tertentu, PPN ditanggung pemerintah
Atas impor Barang Kena Pajak yang digunakan untuk pemanfaatan Jasa Kena Pajak (Objek PMK) dari

04 luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean oleh Pihak Tertentu, tidak dikenai PPN sepanjang
memiliki SKJLN (Surat Keterangan Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean) sebelum melakukan impor
*) termasuk juga penyerahan berupa pemberian cuma-cuma
Pembebasan Pajak Barang/Jasa
01 Penanganan COVID-19
TANPA SKB DENGAN SKB

Pihak Tertentu yang melakukan impor barang Pihak Tertentu yang melakukan pembelian barang
(Objek PMK) diberikan pembebasan dari (Objek PMK) diberikan pembebasan dari
pemungutan PPh Pasal 22 Impor dalam Masa pemungutan PPh Pasal 22 dalam Masa Pajak April-
September 2020
Pajak April-September 2020

Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang Pihak Ketiga (lawan transaksi) yang melakukan
menerima/memperoleh imbalan dari Pihak penjualan barang (Objek PMK) kepada Pihak Tertentu
Tertentu atas jasa (Objek PMK), diberikan diberikan pembebasan dari pemungutan PPh Pasal
22 dalam Masa Pajak April-September 2020
pembebasan dari pemotongan PPh Pasal 21
dalam Masa Pajak April-September 2020 Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha
tetap yang menerima/memperoleh imbalan dari
Pihak Tertentu atas jasa (Objek PMK), diberikan
pembebasan dari pemotongan PPh Pasal 23 dalam
Masa Pajak April-September 2020
▪ Diajukan secara tertulis kepada Kepala KPP tempat Pihak
Tertentu/Pihak Ketiga terdaftar melalui Saluran Tertentu
(Layanan Tanpa Tatap Muka)
01A Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai
Serta Perpajakan
PMK-34/PMK.03/2020
Pemberian Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai Serta Perpajakan
Atas Impor Barang Untuk Keperluan Penanganan Pandemi COVID-19

PASAL 2 LAMPIRAN A PMK

(1) Atas impor barang untuk keperluan Jenis barang yang dapat diberikan fasilitas:
penanganan COVID-19 diberikan fasilitas
1. Hand sanitizer & produk mengandung desinfektan
kepabeanan dan/atau cukai serta perpajakan
2. Test Kit & Reagent Laboratorium
berupa:
3. Virus Transfer Media
a. pembebasan bea masuk dan/atau cukai; 4. Obat & Vitamin
5. Peralatan Medis
b. tidak dipungut PPN atau PPN & PPnBM; &
6. Alat Pelindung Diri (APD)
c. dibebaskan dari pemungutan PPh Pasal 22.
01A Fasilitas Kepabeanan dan/atau Cukai
Serta Perpajakan
PASAL 2

(4) Fasilitas kepabeanan dan/atau cukai serta perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga diberikan
terhadap pengeluaran barang asal impor dan/atau tempat lain dalam daerah pabean dari:
a. kawasan berikat atau gudang berikat;
b. Kawasan Bebas atau kawasan ekonomi khusus; dan/atau
c. Perusahaan Penerima Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).

(5) Atas pengeluaran barang sebagaimana dimaksud pada ayat (4), pengusaha kawasan berikat, pengusaha
gudang berikat, pengusaha di Kawasan Bebas, pelaku usaha di kawasan ekonomi khusus, atau Perusahaan
Penerima Fasilitas KITE:
a. dibebaskan dari kewajiban untuk melunasi bea masuk dan/atau cukai serta dikecualikan dari kewajiban
melunasi pajak dalam rangka impor; dan/atau
b. dikecualikan dari kewajiban untuk melunasi PPN atau PPN & PPnBM*,
yang pada saat pemasukannya belum dilunasi.
*) merupakan penyerahan BKP ke tempat lain dalam daerah pabean yang ditanggung pemerintah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan
02 Insentif Sektor Industri

PMK-23/PMK.03/2020
Insentif Pajak Untuk WP Terdampak Wabah Virus Corona

PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP)


selama 6 bulan untuk pekerja dengan penghasilan bruto tidak lebih dari 200 juta rupiah

PEMBEBASAN PPh PASAL 22 IMPOR


selama 6 bulan

PENGURANGAN PPh PASAL 25


sebesar 30% selama 6 bulan

RESTITUSI PPN DIPERCEPAT


selama 6 bulan untuk Eksportir & Non Eksportir
02 Insentif Sektor Industri
PENERIMA INSENTIF PENERIMA INSENTIF

Pegawai dengan kriteria sebagai berikut: Wajib Pajak yang:


a. menerima/memperoleh penghasilan dari pemberi a. memenuhi kriteria:
kerja yang: ▪ memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha
▪ memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU)** tertentu sebagaimana Lampiran F
(KLU)* tertentu sebagaimana Lampiran A PMK PMK (102 KLU); dan/atau
(440 KLU); dan/atau ▪ telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE
▪ telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor)
(Kemudahan Impor Tujuan Ekspor)
b. mengajukan Permohonan Surat Keterangan
b. memiliki NPWP Bebas (SKB)
c. pada masa pajak yang bersangkutan
▪ Diajukan kepada Kepala KPP tempat WP Pusat
menerima/memperoleh Penghasilan Bruto yang
terdaftar
bersifat tetap dan teratur yang disetahunkan tidak
lebih dari 200 juta rupiah

▪ Pemberi kerja menyampaikan pemberitahuan


kepada Kepala KPP terdaftar

*) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan pemberi kerja dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2018 **) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan Wajib Pajak dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2018
dan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) untuk WP yang terdaftar setelah 2018
02 Insentif Sektor Industri
PENERIMA INSENTIF PENERIMA INSENTIF

Wajib Pajak yang: Wajib Pajak yang:


a. memenuhi kriteria: a. memenuhi kriteria:
▪ memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha ▪ memiliki kode Klasifikasi Lapangan Usaha
(KLU)* tertentu sebagaimana Lampiran F PMK (KLU) tertentu sebagaimana Lampiran F PMK
(102 KLU); dan/atau (102 KLU); atau
▪ telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE ▪ telah ditetapkan sebagai Perusahaan KITE
(Kemudahan Impor Tujuan Ekspor) (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor)**
b. menyampaikan pemberitahuan pengurangan DAN
sebesar 30% dari angsuran PPh Pasal 25 yang
b. menyampaikan SPT Masa PPN Lebih Bayar (LB)
seharusnya terutang
restitusi dengan jumlah LB paling banyak 5 Miliar
▪ Wajib Pajak menyampaikan pemberitahuan rupiah
kepada Kepala KPP terdaftar
▪ Tanpa persyaratan melakukan kegiatan tertentu
seperti melakukan ekspor BKP/JKP, penyerahan
kepada pemungut PPN, dan penyerahan yang
tidak dipungut PPN

*) sesuai KLU yang tercantum & dilaporkan Wajib Pajak dalam SPT Tahunan PPh Tahun 2018 **) Keputusan Menkeu mengenai penetapan Perusahaan yang mendapat fasilitas KITE
dilampirkan pada SPT Masa PPN yang diajukan permohonan pengembalian pendahuluan
02 Insentif Sektor Industri
PERMOHONAN ONLINE/REALTIME

Penyampaian pemberitahuan pemanfaatan insentif PPh Pasal 21 DTP/pemberitahuan


pengurangan besarnya angsuran PPh Pasal 25/permohonan SKB Pemungutan PPh Pasal 22
Impor, dilakukan secara online sebagai berikut:
1. Kunjungi laman www.pajak.go.id dan klik tombol Login di pojok kanan atas, lalu
masukkan NPWP, kata sandi, dan kode keamanan (CAPTCHA);
2. Pilih tab Layanan dan klik pada icon KSWP;
3. Scroll ke bawah dan pada bagian Profil Pemenuhan Kewajiban Saya, lalu pilih jenis
insentif yang ingin dimanfaatkan.

SPT TAHUNAN PPh 2018

Harus sudah disampaikan, karena penentuan KLU adalah sesuai yang tercantum dan
dilaporkan wajib pajak dalam SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2018.
▪ KLU tidak diisi berdasarkan data KLU terakhir pada database masterfile DJP.
▪ KLU yang sebenarnya berbeda dengan yang tercantum pada SPT pembetulan KLU
dengan cara pembetulan SPT.
▪ wajib pajak yang baru terdaftar setelah 1 Januari 2019 KLU sesuai SKT.
02 Insentif Sektor Industri
PERMOHONAN ONLINE/REALTIME

PERMOHONAN DIAJUKAN PERMOHONAN PERMOHONAN


OLEH WAJIB PAJAK DISETUJUI DITOLAK*

14.039 11.002 3.037 *) Permohonan ditolak


diantaranya karena:

** 1. KLU tidak memenuhi

4.782 3.980 802 kriteria PMK

2. SPT Tahunan 2018 belum


disampaikan sebagai basis

23 172 172 0 menentukan KLU

5.058 3.226 1.832 **) termasuk SKB PPh 22 DN


sebanyak 1.063 permohoanan

24.051
Berdasarkan data dashboard PMK-23 pada Aplikasi Managerial Dashboard DJP
termasuk SKB PPh 22 Impor dan DN, dan SKB PPh Pasal 23 sesuai PMK 28/PMK.03/2020
yang diakses pada tanggal 28 April 2020, pukul 13.01 WIB
Penurunan Tarif PPh Badan dan
03 Go Public

• Meningkatkan kemampuan badan usaha untuk


tetap mempertahankan usahanya dalam
situasi pandemi COVID-19 dan menyediakan
kemampuan pengembangan usaha

• Memberikan insentif bagi Wajib Pajak untuk go


public dan menjual 40% saham di lantai
bursa
Penurunan Tarif PPh Badan dan
03 Go Public
Tarif PPh Badan turun secara Tarif PPh Badan Go Public dengan
bertahap menjadi: persyaratan tertentu 3% lebih
rendah dari tarif normal:

22% 20% 19% 17%


2020 mulai 2020 mulai
2021 2022 2021 2022
Aturan saat ini Aturan saat ini

Tarif PPh Badan sebesar 25% Tarif PPh Badan Go Public (semuanya)
adalah 5% lebih rendah dari tarif
normal yaitu menjadi 20%
03 Perpanjangan Pengajuan Keberatan Oleh WP &
Perpanjangan Penyelesaian Oleh DJP

▪ Perpanjangan jangka waktu penyampaian PERMOHONAN KEBERATAN oleh Wajib Pajak


(diperpanjang maksimal 6 bulan dari 3 menjadi 9 bulan)

▪ Memberikan waktu yang cukup bagi Wajib Pajak untuk menyiapkan dokumen beserta bukti
pendukung, bagi Wajib Pajak yang jatuh tempo pengajuan keberatannya pada periode kahar
akibat pandemi COVID-19

▪ Memberikan waktu yang cukup bagi Wajib Pajak dan/atau DJP untuk:
a. menyampaikan tanggapan
b. melakukan pembahasan bersama
c. melakukan penelitian/pemeriksaan
mengingat penerapan social/physical distancing atau work from home serta perpanjangan
diberikan terhadap proses penyelesaian yang jatuh tempo pada periode keadaan kahar
akibat pandemi COVID-19
03 Perpanjangan Pengajuan Keberatan Oleh WP &
Perpanjangan Penyelesaian Oleh DJP

Penyelesaian
permohonan
diperpanjang permohonan permohonan permohonan
pengurangan/
maksimal restitusi keberatan pengurangan/
pembatalan
penghapusan ketetapan pajak
melalui
6 bulan: pemeriksaan
sanksi atau pembatalan
administrasi hasil
pemeriksaan

12 Bulan 18 Bulan 6 Bulan 12 Bulan

Penyelesaian
diperpanjang
maksimal pencairan lebih bayar pajak
1 bulan: 1 Bulan 2 Bulan
05
04 Relaksasi Penyampaian Dokumen Kelengkapan
SPT Tahunan 2019

PER-06/PJ/2020
Tata Cara Penyampaian, Penerimaan, & Pengolahan
SPT Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2019 Sehubungan Dengan Pandemi COVID-19

Batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh


TETAP 30 APRIL 2020

Penyederhanaan kelengkapan keterangan dan/atau dokumen yang harus


dilampirkan:
• Laporan Keuangan diganti transkrip elemen LK (WP Badan)
• Laporan Keuangan diganti neraca sederhana (WP OP)
05
04 Relaksasi Penyampaian Dokumen Kelengkapan
SPT Tahunan 2019

PEMBERITAHUAN PEMANFAATAN RELAKSASI PEMBERITAHUAN PEMANFAATAN RELAKSASI

PEMBERITAHUAN harus dilakukan secara PEMBERITAHUAN tidak berlaku untuk


elektronik melalui saluran tertentu yang kepentingan penyampaian:
ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak
a. SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2019 yang
Dalam hal saluran tertentu belum tersedia/ menyatakan lebih bayar dan meminta
terdapat gangguan terhadap saluran tertentu, pengembalian pendahuluan atas lebih bayar
pemberitahuan dibuat secara tertulis dengan tersebut; atau
format Lampiran B PER-06/PJ/2020 & b. SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2019 yang
disampaikan kepada Kepala KPP: disampaikan melewati batas 30 April 2020
a. secara elektronik ke alamat email KPP yang
telah terdaftar;
b. pos dengan bukti pengiriman surat; atau
c. perusahaan jasa ekspedisi/jasa kurir dengan
bukti pengiriman surat
05
04 Relaksasi Penyampaian Dokumen Kelengkapan
SPT Tahunan 2019

KRITERIA DIBERIKAN TANDA BUKTI PENERIMAAN SPT MELENGKAPI KETERANGAN/DOKUMEN LAMPIRAN

▪ Telah menyampaikan PEMBERITAHUAN Lampiran SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2019 berupa:
▪ WP Orang Pribadi paling sedikit menyampaikan: a. laporan keuangan yang lengkap yang sebelumnya tidak
disampaikan dalam penyampaian SPT Tahunan PPh; dan
a. formulir 1770 beserta lampiran 1770-I sampai dengan
1770-IV; b. keterangan dan/atau dokumen selain laporan keuangan
b. laporan keuangan berupa neraca yang disederhanakan; yang dipersyaratkan dalam PER-02/PJ/2019 mengenai tata
dan cara penyampaian, penerimaan, & pengolahan SPT,
c. bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang
terutang (untuk SPT kurang bayar) harus disampaikan oleh Wajib Pajak paling lambat
▪ WP Badan paling sedikit menyampaikan: 30 Juni 2020 dengan menggunakan SPT Pembetulan

a. formulir 1771 beserta lampiran 1771-I sampai dengan DJP dapat menyampaikan imbauan melalui
1771-VI;
email kepada WP agar menyampaikan SPT
b. lampiran khusus SPT Tahunan PPh WP Badan Transkrip
Kutipan Elemen-Elemen dari Laporan Keuangan; dan Pembetulan untuk melengkapi dokumen
c. bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang yang harus dilampirkan sesuai batas waktu
terutang (untuk SPT kurang bayar)
05 Pemajakan Atas Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PMSE)

Pemajakan dilakukan terhadap kegiatan usaha yang tumbuh karena keterbatasan transaksi konvensional melalui
tatap muka (social/physical distancing akibat pandemi COVID-19) dan memberikan level playing field

MENUNJUK:

▪ SPLN (Pedagang LN, Penyedia Jasa LN, Platform LN) untuk memungut, menyetor, dan
melapor PPN
▪ SPLN dapat menunjuk perwakilan di Indonesia untuk memungut, menyetor, dan melapor
PPN IMPOR PPN atas nama SPLN
BARANG TIDAK
BERWUJUD & JASA
▪ Ketentuan lebih lanjut diatur dengan PMK
Aturan saat ini: Dilakukan oleh konsumen (pihak yang melakukan impor) di dalam negeri dengan Surat Setoran Pajak

▪ SPLN dengan significant economic presence/SEP sebagai BUT dan dikenai PPh
▪ Bila tidak dapat dikenai PPh maka dikenai pajak transaksi elektronik
▪ SEP berupa jumlah penjualan di Indonesia, omzet konsolidasi grup, jumlah pengguna aktif
SIGNIFICANT
media digital
ECONOMIC ▪ Pajak transaksi elektronik diatur dengan PP
PRESENCE ▪ Ketentuan significant economic presence/SEP diatur dengan PMK
Aturan saat ini: BELUM DIATUR
05 Pemajakan Atas Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik (PMSE)

Sanksi bagi pedagang LN, penyedia Jasa LN, PPMSE* LN yang


tidak memenuhi ketentuan pemenuhan kewajiban perpajakan
▪ Sanksi administrasi sesuai UU KUP
SANKSI BAGI
PEDAGANG LN, ▪ Pemutusan akses oleh Menkominfo atas permintaan Menkeu
PENYEDIA JASA ▪ Pemutusan akses dilakukan apabila SPLN setelah ditegur tetap tidak
LN, PPMSE LN memenuhi ketentuan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam teguran
Aturan saat ini: Belum diatur
*) Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik

Penetapan, penagihan, dan upaya hukum atas pengenaan PPN,


PPh, atau pajak transaksi elektronik sesuai UU KUP
KETENTUAN Aturan saat ini: Belum diatur
LAIN
Penghitungan Angsuran
06 PPh untuk Tahun Berjalan
PER-08/PJ/2020
PENYESUAIAN TARIF PPh WAJIB PAJAK BADAN

Latar Belakang
PERPPU nomor 1 tahun 2020 juga mengatur mengenai penyesuaian
tarif PPh bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap

penyesuaian tarif PPh mempengaruhi besarnya angsuran PPh dalam


Tahun Pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
sedapat mungkin mendekati jumlah pajak yang akan terutang pada akhir
tahun pajak

perlu menetapkan Peraturan Dirjen Pajak dalam rangka memberikan


kepastian hukum kepada Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya
Penghitungan Angsuran
06 PPh untuk Tahun Berjalan

Tarif

Tarif PPh Badan turun 22% 20%


secara bertahap menjadi: 2020 mulai
2021 2022

Tarif PPh Badan Go Public


dengan persyaratan tertentu 19% 17%
3% lebih rendah 2020 mulai
dari tarif normal: 2021 2022
Penghitungan Angsuran
06 PPh untuk Tahun Berjalan
Cara Menghitung
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam Tahun Pajak berjalan yang harus dibayar
sendiri oleh Wajib Pajak Badan untuk setiap bulan dihitung berdasarkan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam:

01 Pasal 25 Undang-Undang PPh


UU nomor 7 tahun 1983 stdtd. UU nomor 36 tahun 2008

Peraturan Menteri Keuangan


02 mengenai penghitungan angsuran PPh dalam Tahun Pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh WP Baru, bank, BUMN,
BUMD, WP masuk bursa, WP lainnya yang berdasarkan ketentuan diharuskan membuat LK berkala dan WP Orang Pribadi
Pengusaha Tertentu (PMK-215/PMK.03/2018)

Keputusan dan/atau Peraturan Direktur Jenderal Pajak


03 mengenai penghitungan besarnya Angsuran PPh Pasal 25 dalam Tahun Pajak berjalan dalam hal-hal tertentu (KEP-
537/PJ/2000)
Penghitungan Angsuran
06 PPh untuk Tahun Berjalan
Untuk Tahun Pajak 2020, Wajib Pajak Umum & Wajib Pajak LK Berkala
menggunakan Tarif Baru

mulai Masa Pajak batas waktu penyampaian SPT Tahunan 2019

Untuk Wajib Pajak yang menggunakan Untuk Wajib Pajak yang menggunakan
Tahun Buku sama dengan Tahun Tahun Buku yang berbeda dengan Tahun
Kalender (Januari – Desember), Tahun Kalender (misal: April – Maret), Tahun Pajak
Pajak 2020 menggunakan tarif baru 2020 menggunakan tarif baru mulai Masa
Pajak batas waktu penyampaian SPT
mulai Masa Pajak April 2020
Tahunan Tahun Pajak 2019 (Masa Pajak
Juli 2020)

Anda mungkin juga menyukai