Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 4

1. Christanti Merilia (180413620593)


2. Eka Ayu Yuliana (180413620592)
3. Fajar Annisa F (180413620681)
4. Mirza Amanda P (180413620623)
5. M. Imam Tohari (180413620623)
6. M. Wildan Fajar (180413620519)

Soal : Jelaskan bagaimana kebijakan pemerintah yang baru tentang PPh pasal 21, 22, 23, 24,
25, dan 26 untuk kondisi pandemic covid-19 saat ini!!

PPh Pasal 21
 PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah untuk penghasilan yang diterima pegawai
dengan kriteria :
1. Pegawai yang bekerja pada perusahaan yang bergerak di salah satu dari 440
bidang industry tertentu atau pada perusahaan yang mendapatkan fasilitas
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor.
2. Memiliki NPWP.
3. Penghasilan Bruto yang disetahunkan tidak lebih dari Rp.200.000.000-.
 Pemberi kerja harus melakukan pemberitahuan secara tertulis atau melalui saluran lain
kepada kepala KPP terdaftar
 PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah berlaku sejak masa pajak disampaikannya
pemberiatahuan sampai dengan masa pajak September 2020.
 Dengan adanya insentif ini, pegawai akan menerima penghasilan penuh tanpa
potongan pajak.

PPh Pasal 22
Pembebasan dari pemungutan PPh Pasal 22 Impor bagi Wajib Pajak dengan kriteria:
 Wajib pajak yang bergerak di salah satu dari 102 bidang industri tertentu; dan/atau
telah ditetapkan sebagai perusahaan yang mendapatkan fasilitas KITE (Kemudahan
Impor Tujuan Ekspor).
 Wajib pajak harus mengajukan permohonan Surat Keterangan Bebas Pemungutan
(SKB) PPh Pasal 22 Impor secara tertulis atau melalui saluran lain kepada Kepala
KPP tempat wajib pajak pusat terdaftar.
Jangka waktu pembebasan berlaku sejak tanggal SKB diterbitkan sampai dengan 30
September 2020
Selain itu, terkait impor dan pembelian sejumlah barang terkait penanganan Covid-19.
Insentif juga diberikan untuk badan/ instansi pemerintah, rumah sakit rujukan, dan pihak
lain yang ditunjuk untuk membantu penanganan wabah Covid-19.
Barang yang dimaksud adalah obat-obatan, vaksin hingga peralatan pelindung diri yang
kini banyak dibutuhkan. Pembebasan PPh Pasal 22 Impor dilakukan Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai Kemenkeu tanpa Surat Keterangan Bebas Pemungutan Pajak Penghasilan
Pasal 22 Impor. Selain itu, pembebasan juga diberlakukan terhadap Pasal 22 atas
penjualan barang-barang untuk penanganan Covid-19. Dalam hal ini dilakukan oleh
pihak penjual yang bertransaksi dengan badan/instansi pemerintah/rumah sakit rujukan
dan pihak lain yang ditunjuk untuk membantu penanganan wabah Covid-19.

PPh Pasal 23
Jenis pajak selanjutnya yang mendapatkan insentif adalah PPh Pasal 23. Lebih
tepatnya, atas penghasilan yang diterima wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk
usaha tetap sebagai imbalan yang diberikan oleh badan/instansi pemerintah, rumah sakit
rujukan atau pihak lain yang ditunjuk atas sejumlah jasa terkait penanganan Covid-19.
Merujuk pada PMK 28/2020, jasa terkait yang disebutkan adalah jasa teknik,
manajemen, konsultan dan jasa lain yang dibutuhkan dalam penanganan Covid-19.
Dimana dalam hal pelayanan tidak diperlukan adanya tatap muka, cukup mengirimkan
email ke yang bersangkutan.

PPh Pasal 25
Wajib pajak yang belum menyampaikan SPT Tahunan 2019 sampai dengan akhir
Maret 2020 penghitungan dan setoran angsuran PPh Pasal 25 adalah sebagai berikut:
1. Angsuran PPh Pasal 25 untuk masa pajak Maret 2020 (yang disetorkan paling lambat
pada 15 April 2020) adalah sama dengan angsuran pada masa pajak sebelumnya.
2. PPh Pasal 25 untuk masa pajak April 2020 (yang disetorkan paling lambat pada 15
Mei 2020) dihitung berdasarkan laba fiskal yang dilaporkan pada SPT Tahunan 2019,
namun sudah menggunakan tarif baru yaitu 22 persen.
3. Pemerintah mengimbau wajib pajak badan untuk segera menyampaikan SPT Tahunan
2019 agar dapat mulai memanfaatkan penurunan angsuran PPh Pasal 25.
4. Pengurangan angsuran PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria:
 Wajib pajak yang bergerak di salah satu dari 102 bidang industri tertentu; dan/
atau
 Telah ditetapkan sebagai perusahaan yang mendapatkan fasilitas KITE
(Kemudahan Impor Tujuan Ekspor)

 Sedangkan untuk PPh pasal 24 dan 26 masih belum ada kebijakan terbaru dari
pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai