Anda di halaman 1dari 22

BAB 23

ISU LAIN SEPUTAR


AKUNTANSI
KEUANGAN
KELOMPOK 6
 DESEMBRI PIONITRI BCA 118 027
 DESINTHA CAHYANI BCA 118 024
 DEVA BCA 118 049
 JUNET ALFAYED BCA 118 011
 MINGGA JUNIWATIE BCA 118 026
 NETIE BCA 118 007
 OKTAVIANI KUMALA PUTRI BCA 118 004
 WISNU SETYO NUGROHO BCA 118 029
 YULIANA BCA 118 008
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN-ETAP
SAK ETAP digunakan oleh
perusahaan yang tidak memiliki
akuntabilitas publik signifikan dan
menerbitkan laporan keuangan
untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal.

SAK ETAP bertujuan agar usaha kecil dan


menengah dapat menyusun laporan
keuangannya sendiri.

Hal.414
KARAKTERISTIK KUALITATIF DAN PRINSIP
PERVASIF
Karakteristik kualitatif informasi
dalam laporan keuangan yang
tertuang dalam SAK ETAP : Prinsip Pervasif
1. Dapat dipahami Prinsip pengakuan dan
2. Relevan pengukuran umum dalam
3. Materialitas Prinsip Pervasif SAK ETAP
4. Keandalan adalah sbb.
5. Substansi mengungguli 1. Manfaat ekonomi akan
bentuk mengalir dari atau ke
6. Pertimbangan sehat dalam entitas
2. Pos tersebut mempunyai
7. Kelengkapan
nilai atau biaya yang
8. Dapat dibandingkan dapat diukur dengan
9. Tepat waktu andal
10.Keseimbangan antara biaya
dan manfaat
Hal.416-417
Hal.414-416
PERLAKUAN AKUNTANSI
MENURUT SAK ETAP
Laporan keuangan entitas meliputi:
1. Neraca (laporan posisi keuangan)
2. Laporan laba rugi
Penyajian Laporan
3. Laporan perubahan ekuitas
Keuangan
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan keuangan
yang berisi ringkasan kebijakan
akuntansi

Jika SAK ETAP tidak secara spesifik


mengatur, maka manajemen harus
Kebijakan dan menggunakan pertimbangannya
Estimasi Akuntansi untuk mengembangkan dan
dan Kesalahan menerapkan suatu kebijakan
akuntansi yang menghasilkan
informasi yang relevan dan andal.

Hal.417-422
Kebijakan akuntansi harus
Konsistensi dan Perubahan diterapkan secara
kebijakan Akuntansi konsisten.
Perubahan kebijakan
harus diterapkan secara
retrospektif.

Pengaruh perubahan
Perubahan Estimasi
estimasi akuntansi diakui
Akuntansi
secara prospektif

Kesalahan periode lalu


dikoreksi secara
Koreksi Persediaan retospektif, sepanjang
Periode Lalu praktis, dengan cara
mengoreksi kesalahan
pada laporan keuangan
yang diterbitkan pertama
kali setelah kesalahan
tersebut ditemukan.

Hal.422-423
Investasi efek adalah efek
utang atau ekuitas. Pada
saat perolehan awal,
entitas mengklasifikasikan
Investasi Pada Efek efek utang dan efek
Tertentu ekuitas ke dalam salah
satu dari tiga kelompok
yaitu: 1. dimiliki hingga
jatuh tempo, 2.
diperdagangkan, dan 3.
tersedia untuk dijual

Persediaan diukur pada


nilai mana yang lebih
rendah antara biaya
perolehan dan harga jual
Persediaan
dikurangi biaya untuk
menyelesaiakan dan
menjual

Hal.423
Tabel 23.1 Ringkasan Perbandingan SAK ETAP dan SAK
Umum
No Keterangan SAK ETAP SAK Umum
1 Laporan Keuangan -Neraca -Laporan Posisi
-Laporan Laba Rugi Keuangan
-Laporan Perubahan - Laporan Laba Rugi
Ekuitas dan Penghasilan
-Laporan Arus Kas Komprehensif Lain
-Catatan atas Laporan - Laporan Perubahan
Keuangan Ekuitas
-Laporan Arus Kas
-Catatan atas
Laporan Keuangan

2 Laporan Laba Rugi dan Dapat digantikan dengan Tidak ada alternatif
Laporan Perubahan Ekuitas laporan laba rugi dan lain untuk menyusun
saldo laba pada kondisi laporan laba rugi
tertentu dan laporan
perubahan ekuitas

3 Metode penyusunan arus kas Metode tidak langsung Metode langsung dan
dari kegiatan operasi metode tidak
langsung

Hal.430
4 Keuntungan belum Disajikan di ekuitas Disajikan sebagai
direalisasi dari penghasilan
kategori investasi komprehensif lain
tersedia untuk dijual
5 Investasi pada entitas Diukur menggunakan Diukur menggunakan
asosiasi metode biaya metode ekuitas
6 Investasi pada entitas Diukur menggunakan Konsolidasi
anak metode ekuitas, tidak
dikonsollidasi
7 Aset tetap Satu alternatif pengukuran Alternatif metode
menggunakan metode pengukuran:
biaya perolehan. Revaluasi -Metode biaya
aset tetap dapat dilakukan perolehan
berdasarkan ketentuan -Metode nilai wajar
pemerintah
8 Properti Investasi Satu alternatif pengukuran Alternatif metode
menggunakan metode pengukuran:
biaya perolehan -Metode biaya
perolehan
-Metode nilai wajar

Hal.430
9 Aset tak Satu alternatif pengukuran Alternatif metode
berwujud menggunakan metode biaya pengukuran:
perolehan -Metode biaya perolehan
-Metode revaluasi
10 Kriteria Salah satu dari: Kriteria bersifat principle
Pengakuan - Sewa mengalihkan kepemilikan based, jika telah terjadi
sewa aset kepada lesse diakhir masa transfer risk dan benefit
pembiayaan sewa dari lesor kepada lessee
- Lesse memiliki opsi beli pada
harga yang cukup rendah
dibandingkan nilai wajarnya
- Masa sewa adalah untuk sebagian
besar umur ekonomis aset yaitu
sama atau lebih dari 75% umur
ekonomis aset
- Pada awal masa sewa, nilai kini
dari jumlah pembayaran sewa
minimum secara substansial
mendekati nilai wajar aset
sewaan atau sama atau lebih
dari 90% nilai wajar aset
- Aset sewaan bersifat khusus

11 Kapitalisasi biaya Tidak diperkenankan, semua Diperkenankan


pinjaman dibebankan sebagai beban bunga
12 Pajak penghasilan Tidak mengakui pajak tangguhan Mengakui pajak
tangguhan
Hal.430-431
PERISTIWA SETELAH AKHIR PERIODE PELAPORAN

Tanggal penyelesaian laporan keuangan yang dimaksud oleh PSAK


8 (Revisi 2010) Peristiwa Setelah Periode Pelaporan adalah
tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit

Pengakuan dan
Pengukuran Pengungkapan

1. Tanggal laporan keuangan


Dua jenis peristiwa setelah
diotorisasi untuk terbit dan
akhir periode pelaporan :
pihak yang bertanggung
1. Peristiwa yang memberikan
jawab mengotorisasi laporan
bukti atas suatu kondisi
keuangan.
yang telah terjadi pada
2. Untuk informasi yang
akhir periode pelaporan.
diterima setelah periode
2. Peristiwa yang
pelaporan tentang kondisi
mengindikasikan timbulnya
yang ada pada akhir periode
suatu kondisi setelah akhir
3. Untuk peristiwa
periode pelaporan.
nonpenyesuai.

Hal.431-434
PENGUKURAN
NILAI WAJAR

Hierarki Nlai Wajar


Definisi
PSAK ini berusaha
Nilai wajar adalah harga meningkatkan konsistensi dan
yang akan diterima untuk daya banding dalam
menjual suatu asset atau pengukuran nilai wajar dan
harga yang akan dibayar pengungkapan terkait melalui
untuk mengalihkan suatu suatu hierarki nilai wajar.
liabilitas dalam transaksi Hierarki mengategorikan input
teratur antara pelaku pasar yang digunakan dalam teknik
pada tanggal pengukurun. penilaian menjadi tiga level.
Input adalah asumsi yang
digunakan pelaku pasar ketika
menentukan harga asset
/liabilitas.
Hal.435-436
Tabel 23.2 Hierarki Nilai Wajar
Level Karakteristik Contoh
Level 1 -Dapat diobservasi -Harga saham LQ45 di
-Harga kuotasi di pasar aktif (tanpa BEI
penyesuaian) -Harga kontrak
berjangka komoditas
pertanian di Bursa
Berjangka
Level 2 -Harga kuotasi di pasar aktif untuk - Harga penawaran yang
item yang serupa diberikan dealer untuk
-Harga kuotasi untuk item yang sekuritas yang tidak
identik, tidak ada pasar aktif likuid dan dealer siap
dan mampu untuk
bertransaksi
Level 3 -Input yang tidak dapat diobservasi -Data yang dihasilkan
-Tetap diperlukan perspektif pasar sendiri oleh perusahaan
-Nilai yang dihasilkan
dari model yang dibuat
dengan asumsi
manajemen, yang tidak
dapat dikaitkan dengan
data pasar yang
tersedia dan teramati

Hal.437
Teknik penilaian yang digunakan untuk
mengukur nilai wajar

1 Pendekatan pasar (market approach)

2 Pendekatan biaya (cost approach)

Pendekatan penghasilan (income


3 approach)

Hal.439
SOAL 23.1

Berikut adalah informasi terkait persediaan di PT Gema tahun 2015:


Penjualan 21.000 unit @ Rp 50.000
Persediaan, saldo awal 6.000unit @ Rp 20.000
Pembelian :
6.000 unit @ Rp 22.000
10.000 unit @ Rp 25.000
7.000 unit @ Rp 30.000
Persediaan akhir 8.000 unit
Beban operasi Rp 200.000.000

Diminta :
1. Tentukan laba kotor PT Gema pada tahun 2015 !
2. Jika pada 31 Desember 2015 diketahui bernilai total Rp 195.000.000,
bagaimana dampak dari informasi ini terhadap nilai persediaan yang di laporan
posisi keuangan menurut SAK ETAP! Bagaimana jurnal penyesuaiannya ?

Hal.444
JAWAB

Metode FIFO
Laba Kotor = Penjualan – HPP
HPP = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir

1
 
*Perhitungan Persediaan Akhir (Metode FIFO)
= Rp7.000 x Rp30.000 = Rp210.000.000
= Rp1.000 x Rp25.000 = Rp 25.000.000 +
Rp235.000.000

HPP = Rp120.000.000 + Rp592.000.000 – Rp 235.000.000


= Rp712.000.000 – Rp235.000.000
= Rp477.000.000
 
Laba Kotor = Rp1.050.000.000 – Rp477.000.000
= Rp573.000.000
Metode Rata-rata

*Perhitungan Persediaan Akhir (Metode Rata-rata)


HPP Rata-rata = BTUD (Rp)
BTUD (unit)
= Rp712.000.000
29.000
= Rp24.552

Persediaan Akhir = Rp24.552 x 8000


= Rp196.416.000
 
Laba Kotor = Rp1.050.000.000 – Rp196.416.000
= Rp853.584.000
 
Dampak dari informasi ini terhadap nilai persediaan yang di
laporan posisi keuangan adalah dampaknya turun.

2
Metode FIFO
Persediaan Akhir = Rp235.000.000
(Rp195.000.000)
Penurunan Persediaan Akhir = Rp 40.000.000
 

Ayat JurnaL Penyesuaian


Beban Pokok Persediaan Rp40.000.000
Persediaan Rp40.000.000
 
Metode Rata-rata
Persediaan Akhir = Rp2196.416.000
(Rp195.000.000)
Penurunan Persediaan Akhir = Rp 1.416.000
 
Ayat JurnaL Penyesuaian
Beban Pokok Persediaan Rp1.416.000
Persediaan Rp1.416.000
SOAL 23.2

Diskusikan apakah hal di bawah ini tepat. Berikut


adalah acuan nilai input untuk pengukuran nilai wajar
properti. Berikan pendapat Anda!
Level 2:
Harga jual per m2 untuk properti sejenis di lokasi yang sama.
Nilai sewa per m2 untuk properti sejenis.
Nilai transaksi terakhir properti sejenis.

Level 3:
Estimasi manajemen.
Proyeksi arus kas menggunakan data perusahaan sendiri.
Harga sewa yang ada di pasaran dengan beberapa penyesuaian.

Hal.444
JAWAB

Acuan nilai input untuk pengukuran nilai wajar


properti:
 Level 2 mempunyai karakteristik yaitu terdapat
harga kuotasi di pasar aktif / tidak aktif untuk item
serupa. Jadi, berdasarkan level 2 acuan pengukuran
nilai wajar properti berdasarkan harga jual per m 2
untuk properti sejenis di lokasi yang sama.

 Level 3 mempunyai karakteristik yaitu input yang


tidak dapat diobservasi, tetapi tetap diperlukan
perspektif pasar. Jadi, berdasarkan level 3 acuan
pengukuran nilai wajar properti berdasarkan
estimasi manajemen.

Anda mungkin juga menyukai