Anda di halaman 1dari 4

Nama : Abdul Rival

Stambuk : 201830084

Kelas : Analisis Laporan Keuangan Kelas E Hari Kamis 15.30-17.10

Tugas : Analisis Time Series & Forecasting Problem 7.7

SOAL :

Misalkan manajemen PT Maju Tbk. mengumumkan bahwa perusahaan diperkirakan akan


memperoleh EPS sebesar Rp 1.000 per lembar pada bulan Oktober, 20X5. Analis dengan
perkiraan EPS-nya pada bulan yang sama adalah sebagai berikut ini.

Analis A B C D E
Perkiraan EPS 1.200 1.000 1.050 1.250 1.075

Pada bulan Desember, PT Maju Tbk. mengumumkan memperoleh EPS sebesar Rp 1.100
per lembar saham.

a) Jelaskan mana yang mempunyai forecast yang lebih baik, manajemen atau analis!
b) Jelaskan alasan kenapa terjadi jawaban seperti pada (a) tersebut!

JAWABAN :
a) Menurut Saya, Forecast yang dilakukan analis lebih baik daripada forecast dari pihak
manajemen.

b) Alasan saya memilih forecast dari analis merupakan forecast yang lebih baik
disebabkan analis menggunakan metode multivariate dimana metode ini merupakan
suatu metode analisis data dimana pada proses analisa dilakukan pengamatan
terhadap lebih dari satu variabel independen. Dalam pendekatan multivariate,
beberapa variabel dan interaksi antara variabel-variabel tersebut dipertimbangkan
dalam perkiraan data (dalam hal ini EPS PT Maju Tbk). Pada kasus ini, analis
melakukan forecast atau perkiraan terhadap EPS PT Maju Tbk. berdasarkan variabel-
variabel yang lebih banyak jika dibandingkan dengan manajemen, hal ini disebabkan
analis memiliki pengetahuan atau data data yang bersifat eksternal perusahaan yang
lebih baik dari manajemen dan variabel-variabel ini dipertimbangkan dalam melakukan
forecast, seperti kondisi perekonomian, rata-rata industri, tren industri, keadaan politik
negara, kurs mata uang, tingkat daya beli masyarakat dan variabel-variabel lain yang
diketahui analis tapi belum tentu diketahui dan digunakan oleh manajemen dalam
proses forecast EPS.
Metode multivariate sendiri memiliki kelebihan-kelebihan yang lain juga, selain
menggunakan variabel-variabel yang lebih banyak yang berarti faktor-faktor yang
mempengaruhi peramalan EPS juga lebih banyak. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki
pendekatan multivariate adalah :
1) Memiliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian informasi yang berasal dari
berbagai sumber.
2) Memliki kemampuan untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi struktural
secara cepat.
3) Memiliki kemampuan untuk memperbaharui hasil peramalan secara kontinu
apabila terdapat informasi-informasi baru yang berkaitan yang masuk.
4) Sumber informasi yang dimiliki untuk melakukan forecast lebih banyak dan lebih
luas. Karena itu, informasi yang digunakan untuk mempertimbangkan Forecast
juga menjadi lebih banyak.
5) Faktor-faktor yang diperhitungkan dalam menentukan hasil peramalan lebih
banyak, sehingga menambah tingkat keakuratan jika dibandingkan dengan metode
univariate.

Alasan saya mengatakan forecast analis lebih baik adalah dikarenakan hal-hal berikut :
 Analis memiliki akses terhadap informasi yang terbaru atau up-to-date information.
Hal ini menjadi kelebihan dari analis, karena dengan adanya informasi terbaru ini
dapat dilakukan koreksi terhadap kesalahan yang terdapat pada forecast yang
dibuat oleh manajemen. Hal ini juga sekaligus menjadi kelemahan dari forecast
manajemen, karena forecast yang dilakukan hanya berdasar pada data yang
bersifat historical atau dari masa lampau, sehingga belum tentu relevan dengan
kondisi yang ada saat ini dan belum tentu dapat merefleksikan atau menjadi dasar
peramalan EPS perusahaan yang baik.
 Analis memiliki akses terhadap informasi yang lebih luas jika dibandingkan dengan
manajemen. Akses informasi yang bersifat makroekonomi dan eksternal
perusahaan biasanya lebih diketahui secara mendalam oleh analis, sedangkan
manajemen belum tentu mengetahui hal ini dan mempertimbangkannya dalam
penentuan forecast EPS perusahaan tersebut. Contoh informasi yang lebih
diketahui oleh analis misalnya, forecast perekonomian, struktur industri, arah tren,
kondisi industri perusahaan dan kejadian-kejadian lain yang relevan dengan
operasi perusahaan yang dapat mempengaruhi EPS tentunya. Sementara analisis
yang dilakukan manajemen, yaitu analisis time series,
dimana analisis ini hanya berfokus pada perilaku data tunggal di masa lalu,
datapun biasanya hanya berasal dari satu perusahaan sendiri, tidak dibandingkan
dengan yang lain.
Selain itu, model forecast multivariate (pendekatan yang dipakai analis) biasanya
lebih akurat dibandingkan model forecast univariate (pendekatan yang dipakai
manajemen). Hal ini dikarenakan analisis multivariate melibatkan banyak faktor
yang dapat digunakan sebagai variabel dan membuat hasil dari forecast analis
dapat menjadi lebih akurat.
Hasil Forecast analisis akan bersifat lebih akurat, apabila dilakukan rata-rata
terhadap seluruh hasil dari masing-masing analis. Dengan menggabungkan dan
dihitung rata-ratanya, kesalahan-kesalahan (errors) setiap forecast individual akan
cenderung saling menghilangkan sehingga menjadikan hasilnya lebih akurat lagi.

Rata Rata Forecast EPS Analisis A hingga E :


(1.200+1.000+1.050+1.250+1.075)
5
= 1.115

Hasil rata-rata EPS tersebut adalah Rp 1.115. Hasil tersebut mendekati nilai
EPS aktual/yang didapatkan PT Maju Tbk pada bulan Desember. Artinya, Hasil Rata-
Rata EPS hanya berselisih 15 rupiah dari aktualnya, sedangkan apabila hasil forecast
analis dipilih secara individual, selisih yang paling minimal berjarak 25 rupiah, yaitu Rp.
1.075. Tidak hanya itu, apabila hasil rata-rata EPS dibandingkan dengan forecast
manajemen, juga memiliki selisih dengan EPS aktual yang lebih rendah, dimana
forecast manajemen memiliki selisih sebanyak 100 rupiah. Hal ini berarti membuktikan
bahwa penggabungan forecast individual analis memberikan hasil yang lebih akurat
untuk EPS yang diuji saat ini. Tingkat keakuratan forecast dapat dilihat dengan selisih
forecast dengan EPS aktual, apabila selisih semakin rendah berarti forecast semakin
akurat.

Jika dilihat secara individu, analis E memiliki hasil forecast yang terbaik dari
pihak- pihak lain. Alasannya tentunya karena hasil perkiraan EPS analis E yang paling
mendekati dengan nilai EPS yang diumumkan perusahaan. Secara individu, selisih
forecast analis E dengan EPS aktual sebesar 25 rupiah. Ini berarti analis E memiliki
kemampuan yang bagus dalam melakukan analisis, dimana kesalahan yang terjadi
dalam perhitungan forecast analis E merupakan yang paling sedikit, sehingga hasil
yang diperoleh memiliki selisih yang paling kecil dengan EPS sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai