KEUANGAN
BAB 10 ARBITRAGE PRICING THEORY, MODEL
EMPIRIS, DAN PENGUJIAN EMPIRIS MODEL
KESEIMBANGAN
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Andrea Larista Surbakti (BCA 118 021)
2. Evitasari Br. Tarigan (BCA 118 042)
3. Ovella R.F.Br. Tarigan (BCA 118 002)
4. Rimma Melati (BCA 118 043)
5. Stiven M.D (BCA 118 053)
6. Theresia G. Siallagan (BCA 118 055)
ARBITRAGE PRICING THEORY, MODEL EMPIRIS,
DAN PENGUJIAN EMPIRIS MODEL
KESEIMBANGAN
1. Proses Arbitrase
Kegiatan arbitrase adalah kegiatan yang berusaha
memperoleh keuntungan arbitre. Keuntungan arbitrase
adalah keuntungan yang diperoleh dengan modal nol dan
risiko nol. Proses arbitase akan mendorong berlakunya
hukum suatu harga (the law of one price). Hukum tersebut
pada dasarnya mengatakan bahwa aset dengan karakteristik
yang sama akan terjualdengan harga yang sama dimanapun
didunia ini.
2. Model Arbitrage Pricing Theory
Proses penghasilan return (return geneation process)
menurut APT bisa dirumuskan sebagai berikut.
Ri = E(Ri) + β1(RF1-E(RF1)) + … +βN (RFN-E(RFN)) +
ei
Dimana :
Ri = tingkat keuntungan (return) aset I yang terjadi
E(Ri) = tingkat keuntungan aset I yang diharapkan
β1 … βN = risiko sistematis terhadap faktor 1… faktor N
E(RF1) … E(RFN) = tingkat keuntungan yang diharapkan
dari faktor 1…faktor N
3. Perbandingan CAPM dengan APT
CAPM dan APT merupakan dua model yang berusaha
menjelaskan return atau tingkat keuntungan. Keduanyan
‘bersaing’ menjadi model terbaik yang bisa menjelaskan return.
CAPM lebih tua, dan saat ini diaplikasikan lebih banyak.
CAPM juga bnyak mempengaruhi model akademis. Tetapi
meskipun nampaknya CAPM lebih mapan, perkembangan
selanjutnya menunjukan bahwa validitas CAPM diragukan .
Pengujian empiris terbaru dan juga dikritik lainnya
mempertanyakan validitas CAPM.
Model APT masih relatif baru. Pengujian empiris dan
pengembangannya masih dalamtahap awal. Karena itu APT
masih belum bisa menggantikan posisi CAPM.
TABEL PERBANDINGAN CAPM DENGAN APT
Pengujian model keseimbangan
Pengujian APT
MODEL EMPIRIS
Model empiris dalam penentuan tingkat keuntungan yang
diharapkan didasarkan pada pengalaman empiris, berbeda
dengan mdel CAPM atau APT didasarkan pada
pengembangan teori
Model empiris tersbut melihat adanya pola-pola tertentu
dipasar keuangan, yang mempengaruhi tingkat keuntungan.
Bagian atas (pengujian empiris) menunjukkan adanya
anomali-anomali yang tidak bisa dijelaskan oleh model-
model keseimbangan resiko-return. Anomali tersebut antara
lain : anomali ukuran (size), anomali rasio PER (Price
Earning Ratio), dan anomali BE/ME ( Book Value to
Market Value of Equity)
MODEL TIGA FAKTOR FAMA DAN
FRENCH
Beta CAPM, yang mengukur risiko pasar.
Size (ukuran) saham, yang dilihat melalui nilai
kapitalisasi pasar saham
Nilai buku saham dibagi dengan nilai pasar
saham(Boook-To-Market-Ratio).