Anda di halaman 1dari 54

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS


UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2022
Di susun oleh :

Sulis Eko Prasetyo


112010167

MA.20.C.01 Maghdina Jayanty Uchi Mei Marliana


112010131 112010154
ANGGARAN BAHAN BAKU
Secara umum, anggaran bahan baku dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

Bahan Baku Tidak


Bahan Baku Langsung Langsung
merupakan bagian dari merupakan bahan baku
produk jadi yang yang dipakai dalam
biayanya dengan proses produksi, tetapi
mudah dapat ditelusuri biayanya sulit ditelusuri
dari biaya produk dari biaya produk
tersebut. Bahan baku tersebut.
ini sifatnya variabel

Anggaran bahan baku hanya merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan


baku langsung.
Bahan baku tak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
anggaran bahan baku:

01 02 03 04
Budget bahan Budget bahan Budget bahan
Budget bahan
baku hanya baku dibuat untuk baku sebaiknya
baku dibuat untuk
menyangkut satu periode dibuat atas dasar
setiap jenis
kuantitas bahan budget tertentu, pemakaian bahan
produk.
baku. misalnya satu baku yang
tahun, triwulan, sebenarnya, untuk
atau bulanan. mempermudah
pengendalian
bahan baku.
Tujuan Penyusunan Bahan Baku
01. 02. 03.
Memperkirakan Sebagai dasar untuk
Memperkirakan jumlah jumlah memperkirakan
kebutuhan bahan baku pembelian bahan kebutuhan dana yang
baku yang diperlukan untuk
diperlukan melaksanakan
pembelian bahan baku

04. 05.
Sebagai dasar penyusunan Sebagai dasar
product costing, yakni melaksanakan
memperkirakan komponen fungsi
harga pokok pabrik karena pengawasan
penggunaan bahan baku dalam bahan baku
proses produksi
Anggaran Bahan Baku terdiri dari:
1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk
keperluan produksi pada periode mendatang. Kebutuhan diperinci menurut
jenisnya dan macam barang yang dihasilkan

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku


disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang harus dibeli pada periode yang
akan datang

3. Anggaran Persediaan Bahan Baku


merupakan perencanaan yang terperinci atas kuantitas bahan mentah yang disimpan
sebagai persediaan

4. Anggaran Bahan Baku Yang Habis Digunakan Dalam Produksi


Sebagai bahan baku yang disimpan sebagai persediaan, dan sebagian dipergunakan
dalam proses produksi, anggaran ini merencanakan nilai bahan mentah yang digunakan
dalam satuan uang
1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
disusun untuk merencanakan jumlah fisik bahan mentah langsung yang diperlukan, bukan
nilainya dalam rupiah. Secara terperinci pada anggaran ini harus dicantumkan:
⚫ Jenis barang jadi yang dihasilkan
⚫ Jenis bahan baku yang digunakan
⚫ Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi
⚫ Standar penggunaan bahan baku
⚫ Waktu penggunaan bahan baku

Standar Penggunaan bahan (SP) adalah bilangan berapa satuan bahan mentah yang
diperlukan untuk menghasilkan 1 satuan barang jadi Ex: SP=2, untuk barang jadi A
dengan bahan baku X Artinya: untuk menghasilkan 1 unit barang A diperlukan 2
unit bahan baku X
Contoh…
PT Sumber Wangi memproduksi 2 macam barang, yaitu barang A dan
barang B, dengan menggunakan bahan baku X, Y, Z. Rencana produksi 6
bulan mendatang adalah:

Bulan A B
Januari 11.000 8.000
Februari 12.000 9.000
Maret 10.000 8.000
April 13.000 7.000
Mei 12.000 10.000
Juni 14.000 10.000

Bahan Baku
Standar penggunaan Barang X Y Z
bahan baku adalah:

A 2 3 3
B 3 2 1
2. Anggaran Pembelian Bahan Baku
JUMLAH PEMBELIAN YANG PALING EKONOMIS
(Economic Order Quantity)

Dalam menghitung EOQ dipertimbangkan 2


jenis biaya yang bersifat variabel, yaitu:

Biaya Penyimpanan
Biaya Pemesanan
Biaya ini berubah-ubah Semakin besar jumlah bahan
sesuai dengan frekuensi baku setiap kali pemesanan
pemesanan, semakin maka biaya
besar jumlah setiap kali penyimpanannya akan
pemesanan, semakin semakin besar
rendah frekuensi
pemesanan
Untuk menghitung biaya diatas, maka jumlah pembelian yang paling ekonomis
dapat dihitung dengan cara:

EOQ = 2RS atau EOQ = 2RS


PI C/
unit
Dimana :
R = jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam jangka waktu ttn S = biaya pemesanan
P = harga per unit bahan baku
I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam prosentase dari
persediaan rata-rata
C/unit = biaya penyimpanan setiap unit bahan mentah
WAKTU PEMBELIAN
BAHAN BAKU

Hal-hal yang harus


diperhatikan: 1. Stock 2. Extra
out carrying
cost cost

4. Reorder
3. Lead time point
Contoh Anggaran Pembelian Bahan Baku

PT. Sumber Lawang memproduksi barang X dengan menggunakan 3 jenis bahan baku, yaitu
A, B, dan C. Kebutuhan masing-masing jenis bahan baku selama tahun 2007 adalah sbb:

Bahan Mentah
A B C
Januari 300 400 300
Februari 400 500 400
Maret 400 500 300
Kuartal II 700 1200 1000
Kuartal III 600 1200 1000
Kuartal IV 600 1200 1000
Jumlah 3000 5000 4000
Rencana persediaan akhir setiap bulan atau kuartal selama tahun 2007 adalah:

Bahan Mentah
A B C
Januari 100 120 110
Februari 150 125 120
Maret 120 100 110
Kuartal II 130 100 125
Kuartal III 150 150 100
Kuartal IV 150 125 100

Persediaan awal tahun 2007 masing-masing jenis bahan mentah adalah:


A = 100; B = 150; C = 100
Harga persatuan bahan mentah adalah:
A = Rp.150; B = Rp.145; C = Rp.120
Diminta: susunlah anggaran pembelian bahan mentah untuk PT Sumber Lawang
tahun 2007!
3. Anggaran Persediaan Bahan Baku

Kebijaksanaan tentang penilaian persediaan dikelompokkan menjadi:


1. Kebijaksanaan FIFO
2. Kebijaksanaan LIFO

Besarnya bahan baku yang harus tersedia untuk kelancaran proses produksi tergantung pada
beberapa faktor, seperti:
1. Volume produksi selama satu periode tertentu
2. Volume bahan baku minimal/persediaan besi (safety stock)
3. Besarnya pembelian ekonomis
4. Estimasi tentang naik turunnya harga bahan baku pada waktu - waktu mendatang
5. Biaya penyimpanan dan pemeliharaan bahan mentah
6. Tingkat kecepatan bahan mentah menjadi rusak
PERSEDIAAN BESI

Adalah persediaan minimal bahan mentah yang harus


dipertahankan untuk menjamin kelangsungan
produksi.

Besarnya persediaan besi ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu:


1. Kebiasaan stockist menyerahkan bahan baku yang dipesan,
apakah tepat waktu atau tidak
2. Jumlah bahan baku yang dibeli setiap kali pemesanan
3. Dapat diperkirakan atau tidaknya kebutuhan bahan baku
secara tepat
4. Perbandingan antara biaya penyimpanan bahan baku dan
biaya ekstra karena kehabisan bahan baku
Contoh Anggaran Persediaan Bahan Baku

PT. Seniorita memproduksi barang X dengan menggunakan 3 jenis bahan baku, yaitu A,
B, dan C. Kebutuhan masing-masing jenis bahan baku selama tahun 2007 adalah sbb:

Bahan Mentah
A B C
Januari 3200 2400 4300
Februari 3100 3500 4100
Maret 2400 2500 1300
Kuartal II 2700 1250 1200
Kuartal III 3600 1500 800
Kuartal IV 1600 1750 900
Jumlah 16.600 12.900 12.600
Lanjutan…
Rencana persediaan akhir setiap bulan atau kuartal selama tahun 2007 adalah:

Bahan Mentah
A B C
Januari 1000 1200 1100
Februari 1500 1125 1250
Maret 1100 1100 1150
Kuartal II 1250 1200 1250
Kuartal III 1650 1450 1500
Kuartal IV 1450 1025 1300
Persediaan awal tahun 2007 masing-masing jenis bahan mentah adalah:
A = 1300; B = 1500; C = 1700
Harga persatuan bahan mentah adalah:A = Rp.1450; B = Rp.1500; C = Rp.1200
Diminta: susunlah anggaran persediaan bahan mentah untuk PT Seniorita tahun 2007!
Contoh: Anggaran Persediaan Bahan Baku
PT. Seniorita
Anggaran Persediaan Bahan Baku
Tahun 2007
Persediaan Bahan Baku A Bahan Baku B Bahan Baku C
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Jumlah
Persd.awal:
Januari 1300 1450 1.885.000 1500 1500 2.250.000 1700 1200 2.040.000
1000 1.450.000 1200 1.800.000 1100 1.320.000
Februari 1.500.000
Maret 1500 2.175.000 1125 1.687.500 1250
Kuartal II 1100 1.595.000 1100 1.650.000 1150 1.380.000
1250 1.812.500 1200 1.800.000 1250 1.500.000
Kuartal
1650 2.392.500 1450 2.175.000 1500 1.800.000
III 1.560.000
1450 2.102.500 1025 1.537.500 1300
Kuartal IV
Persd.akhir
Persediaan awal Januari adalah persediaan awal tahun 2007
Persediaan awal Februari adalah persediaan akhir Januari, Persediaan awal Maret adalah persediaan akhir
Februari, dst
Persediaan akhir tahun 2007 adalah persediaan akhir Kuartal IV
4. Anggaran Bahan Mentah yang
Habis Digunakan

Tidak semua bahan mentah yang tersedia akan habis digunakan untuk
produksi. Hal tersebut disebabkan karena :
1. Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan
awal periode berikutnya
2. Perlu adanya persediaan besi agar kelangsungan produksi tidak
terganggu akibat kehabisan bahan mentah
Anggaran Bahan Mentah yang Habis digunakan
memperinci hal-hal:

Jumlah masing-masing Harga per unit masing-


Jenis bahan mentah yang jenis bahan mentah masing jenis bahan
digunakan yang habis digunakan mentah
untuk produksi

Nilai masing-masing Jenis barang yang


dihasilkan dan Waktu penggunaan
bahan mentah yang habis menggunakan bahan bahan mentah
digunakan untuk mentah
produksi
Contoh:
PT Magenta menghasilkan 2 macam barang, yakni barang A dan barang B. Pada bagian produksi
terdapat 2 bagian, yaitu bagian I dan bagian II. Barang B diproses melalui kedua bagian tersebut,
sedangkan barang A hanya melalui bagian I saja.
Bahan mentah yang digunakan ada 2 macam, yaitu X dan Y. Bahan mentah X digunakan pada bagian I
sedangkan bahan mentah Y hanya digunakan di bagian II saja, & hanya dipakai untuk barang B.
Rencana Produksi setengah tahun (2006)
Bulan/Kuartal Barang A Barang B
Januari 5.000 8.000
Februari 6.000 9.000
Maret 7.000 10.000
Kuartal II 20.000 30.000
Jumlah 38.000 57.000

Setiap unit barang A menggunakan 5 unit bahan mentah X dan tidak


menggunakan Y. Sedangkan setiap unit barang B menggunakan 6 unit X dan 7
unit Y. Bila harga X adalah Rp.3 dan Y adalah Rp.2 perunit, maka susunlah
anggaran bahan mentah yang habis digunakan untuk setengah tahun!
Jawaban:
PT. Magenta
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Waktu/barang Produksi Bahan mentah X Bahan mentah Y


SP Kebutuhan SP Kebutuhan
Barang A
Januari 5.000 5 25.000
Februari 6.000 30.000
Maret 7.000 35.000
Kuartal II 20.000 100.000
Jumlah 38.000 190.000
Barang B
Januari 8.000 6 48.000 7 56.000
Februari 9.000 54.000 63.000
Maret 10.000 60.000 70.000
Kuartal II 30.000 180.000 210.000
Jumlah 57.000 342.000 399.000
Dengan menggunakan anggaran bahan baku diatas, maka Anggaran Bahan Baku yang habis digunakan
dapat disusun sbb:
Waktu/ Bagian I Bagian II Jumlah
bahan Barang A Barang B Barang B Unit Rp
mentah
Kbthn/u Harga Jmlh Kbthn/u Hrga Jmlh Kbthn/u Hrga Jmlh

Bahan
mentah X
Januari 25000 Rp.3 75000 48000 Rp.3 144000 73000 219000
Februari 30000 90000 54000 162000 84000 252000
Maret 35000 105000 60000 180000 95000 285000
Kuartal II
100000 300000 180000 540000 280000 840000

Total ½ 190000 570000 342000 1026000 532000 1596000


thn
Bahan
mentah Y
Januari 56000 Rp.2 112000 56000 112000
Februari 63000 126000 63000 126000
Maret 70000 140000 70000 140000
Kuartal II
210000 420000 210000 420000

Total ½ 399000 798000 399000 798000


thn
Review Jurnal 1
Judul :Penyusunan AnggaranPembelian Bahan Baku Kunyit Pada PT Nyonya Meneer Semarang
Penulis : Hafsa Nur Mardiah, Wahyu Hidayat, Handoyo DW
Nama Jurnal : Ilmu Administrasi bisnis
Pendahuluan :
PT. Nyonya Meneer Semarang merupakan perusahaan asli Indonesia yang konsen menghasilkan produk herbal yang
menjadi warisan leluhur. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku PT. Nyonya Meneer Semarang melakukan beberapa
kali pembelian bahan bakudalam tiap tahun. Hal ini berbeda-beda sesuai dengan jenis rempah yang dibutuhkan. Sebagai
contoh untuk kebutuhan kunyit pembelian dilakukan 12 kali dalam 1 tahun. Dengan pertimbangan disesuaikan dengan
kapasitas gudang, menjaga kualitas bahan dan mengantisipasi kekurangan pasokan bahan baku. Sebagai gambaran,
dalam 1 tahun perusahaan membutuhkan + 5.300 ton kunyit, yang tiap tahun terus mengalami peningkatan. Maka dalam
1 tahun pembelian bahan baku ditentukan + 450 ton kunyit. Pembelian bahan baku menggunakan metode EOQ
(Economic Order of Quantity).
Landasan Teori
Definisi dari anggaran pembelian bahan baku yaitu anggaran yang
merencanakan secara lebih terperinci mengenai pembelian-pembelian bahan
baku selama periode yang akan datang, yang di dalamnya meliputi rencana
tentang jenis (kualitas) bahan baku yang akan dibeli, jumlah (kuantitas) bahan
baku yang akan dibeli, harga bahan baku yang akan dibeli dan waktu (kapan)
bahan baku tersebut akan dibeli.Penyusunan anggaran pembelian bahan baku
sangat penting karena harus mempertimbangkan kebutuhan bahan baku dan
tingkat persediaan bahan baku. Sehingga besar kecilnya persediaan bahan baku
tergantung pada beberapa hal (Gunawan, 1999:119)
Metode
Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis,
penyusunan anggaran pembelian bahan baku kunyit akan diuraikan sebagai berikut
• Pembelian bahan baku
Q = po + pi – pa
Dimana :
Q = Pembelian bahan baku
po = kebutuhan untuk proses produksi
pi = persediaan akhir
pa = persediaan awal
• Pembelian paling ekonomis (EOQ)
Berikut ini rumus dari EOQ (Economical Order Quantity)
EOQ =
Pengukuran instrument survey
pada penelitian ini ada dua variabel yaitu , penyusunan anggaran bahan baku (variabel X1) , peramalan EOQ (X2) dan
keuntungan perusahaan (Y)
Penyusunan Anggaran Pembelian Bahan Baku Kunyit
Tahun Jumlah Kebutuhan Persediaan Akhir Kebutuhan Persediaan Awal Jumlah Akhir
2007 4.400 1.100 5.500 1.000 4.500
2008 4.800 1.200 6.000 1.100 4.900
2009 5.250 1.300 6.550 1.200 5.350
2010 5.800 1.370 7.170 1.300 5.870
2011 6.400 1.400 7.800 1.370 6.430
Jumlah 26.650 6.370 33.020 5.970 27.050

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan Bahwa jumlah kebutuhan bahan baku selama lima
tahun dari tahun 2007-2011 sebesar 26.650 ton sedangkan pembelian bahan baku kunyit yang
dilakukan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir sebesar 27.050 ton
Penyusunan Anggaran Pembelian Bahan Baku Kunyit
Pembelian
Tahun Jumlah Kebutuhan Persediaan Akhir Kebutuhan Persediaan Awal Unit Harga Jumlah
2007 4.400 1.100 5.500 1.000 4.500 1.700 7.650.000
2008 4.800 1.200 6.000 1.100 4.900 1.750 8.575.000
2009 5.250 1.300 6.550 1.200 5.350 1.900 10.165.000
2010 5.800 1.370 7.170 1.300 5.870 2.000 11.740.000
2011 6.400 1.400 7.800 1.370 6.430 2.050 13.181.500

Besarnya pembelian bahan baku dapat dihitung dengan rumus:


Q = po + pi – pa
diketahui tahun 2007 jumlah kebutuhan 4.400 , persediaan akhir 1.100 , persediaan awal 1.000
berapa unit pembelian pada tahun tersebut ?
Jawaban :
Q = po + pi - pa
= 4.400 + 1.100 - 1.000
= 4.500 unit
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat anggaran di tahun 2007 pembelian Rp.7.650.000 dan tahun 2011 Rp.
13.181.500 dan nilai rata-rata pembelian bahan baku dalam kurun lima tahun
Rp.51 311.500 rata-rata tiap tahunnya sebesar Rp. 10.262.300.000,
Perhitungan Nilai EOQ
Tahun Pembelian Bahan Baku® Biaya Pemesanan(S) Harga (P) Biaya Penyimpanan (I)
2007 4.500 Rp. 100 1.700 50%
2008 4.900 Rp. 115 1.750 50%
2009 5.350 Rp. 150 1.900 50%
2010 5.870 Rp. 180 2.000 50%
2011 6.430 Rp. 195 2.050 50%

Melalui tabel diatas diperoleh informasi mengenai data jumlah pembelian bahan baku,(R) biaya pemesanan(S), harga per
kg (P)dan prosentase biaya penyimpanan (I) yang terjadi di PT. Nyonya Meneer Semarang selama 5 (lima) tahun terakhir
dapat dilakukan perhitungan terhadap pembelian yang paling ekonomis atau EOQ (Economic Order Quantity).
EOQ =
R=jumlah bahan baku
S = jumlah pemesanan
P = Harga Beli/unit
I = Biaya Penyimpanan
Untuk menghitung nilai EOQ dapat dirumuskan sebagai berikut :
EOQ =
Tahun 2007 =
EOQ =
=
= 1.029.000
Untuk menghitung Frekuensi Pembelian :
Jumlah kebutuhan bahan baku : Hasil EOQ
Dari hasil perhitungan EOQ (Economic Order Quantity), maka dapat diketahui bahwa pembelian bahan baku kunyit setiap
tahun mengalami kenaikan baik dari segi jumlahnya maupun dari segi frekuensi pembeliaannya.
Kesimpulan
Pelaksanaan penentuan kebutuhan bahan baku untuk proses
produksi dari tahun 2007- 2011 mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun. Hal ini disebabkan tingkat produksi yang
mengalami kenaikan pula dan rata-rata kenaikan tiap
tahunnya sebesar 400.000 kg. Sedangkan persentase
pertumbuhan akan bahan baku mengalami kenaikan yang
signifikan tanpa ada lonjakan yang terlalu besar. Kenaikan
ini dikarenakan jumlah permintaan produk semakin
meningkat.
Review Jurnal 2

Judul : Analisis Anggaran Bahan Baku Pada Project Job number 2353 pada PT Proserv Batam
Penulis : Rafika Rusanti
Nama Jurnal : Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis
Tahun : 2014
Pendahuluan :
PT Proserv merupakan perusahaan yang bergerak dibidang technology produksi dan jasa di
industry energy oil dan gas lepas pantai. Produk yang dihasilkan yaitu DD for Amin On Plot
water Injection Development (DPO Amin) atau project 2353. Project ini membuat Fusible Plug
Panels For Charging and Monitoring.
Kesalahan ketika pemasok dan penerimaan bahan baku atau material yang digunakan untuk
membuat project tersebut dapat menjadi masalah penting pada anggaran bahan bahan baku
yang menyebab kan perubahan harga pasar
Anggaran pembelian bahan baku merupakan anggaran rencana terperinci pembelian bahan baku
selama periode tersebut dimasa depan yang sangat berguna sebagai dasar penganggaran bahan
baku.
Variansi Harga Bahan Baku Langsung/Materials Price Variance (MPV)
MPV = (AP X AQ) − (SP X AQ)
MPV = (AP − SP)AQ
Sumber: Hansen & Mowen (2003)

Variansi Penggunaan Bahan Baku Langsung / Materials Usage Variance (MUV)


MUV = (SP X AQ) − (SP X SQ)
MUV = (AQ − SQ)SP
Sumber: Hansen & Mowen (2003)

Dimana
AP = Harga sesungguhnya per unit
SP = Harga standar per unit
AQ = Kuantitas sesungguhnya bahan baku yang
digunakan
SQ = Unit standar yang digunakan
Metodologi penelitian :
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif , yaitu untuk menjelaskan pengaruh
anggaran pembelian bahan baku terhadap laba perusahaan. Dengan objek penelitian anggaran
bahan baku project job number 2353 di PT Proserv Batam.

Pengukuran Instrumen Survey


Pada penelitian ini ada dua variable bebas, yaitu anggaran pembelian bahan baku (variable X),
laba perusahaan ( variable Y)

Anggaran Bahan Laba


Baku Perusahaan
Hasil :
Project job number 2353 merupakan project yang diberi nama DD for Amin on plot
water injection development (PDO Amin) project yang dimulai tanggal 12 Juni 2013
dan berakhir pada bulan September 2013. Tebodin & Partner LLC Seven Seas
Petroleum LLC yang berasal dari Oman merupakan Cutomer/client project 2353.
Penyususnan anggaran pada PT Proserv menggunakan metode button up dimana PO
Client disampaikan ke project manager. Kemudian ke engineering materials untuk
membuat perencanaan anggaran biaya material oleh bagian estimasi dan perencanaan
di PT Proserv Batam dalam bentuk Proposal untuk diajukan ke procurement untuk
pembelian barang.
Realisasi Anggaran Pembelian Materials pada Project Job Number 2353 tidak ada
barang yang diambil dari gudang
Dari data tersebut ada selisih atau variance antara biaya bahan baku yang dianggarkan dengan
realisasinya. Dimana angka realisasi pembelian material sebesar USD $4,497.46 lebih kecil dari
angka estimasi/ anggaran pembelian material sebesar USD $5,880.07 jadi, pada kasus pembelian
material job no 2353 terjadi selisih yang Overal located sebesar USD $1,382.61 dari estimasi biaya
bahan baku yang telah dianggar kan PT Proserv Batam.

Variansi Biaya Bahan Baku Langsung


Variansi Harga Bahan Baku Langsung/Materials Price Variance
(MPV) MPV = (AP −SP)AQ
MPV = (2,180.59 – 2,214,62) 128
4,355.84/ favorable
Variansi Penggunaan Bahan Baku Langsung / Materials Usage Variance
(MUV) MUV = (AQ −SQ)SP
MUV = (128-179)2,214.62
112,945.62/favorable

Dari perhitungan harga variansi bahan baku terdapat selisih yang menguntungkan untuk harga
bahan baku sebesar 4,355.84 yang dikarena harga actual lebih kecil daripada harga standar bahan
baku, penyebab lainnya yaitu terjadinya perubahan harga bahan baku yang dibeli. Seperti
memanfaatkan diskon, sedangkan untuk perhitungan penggunaan bahan baku langsung dapat
diketahui terjadi selisih sebesar 112,945.62 ini diKarena perubahan kuantiti bahan baku.
Kesimpulan :

 Pt Proserv menyusun anggaran dengan metode button up, dimana anggaran disusun
oleh bagian estimasi dan perencanaan sebagai rencana pembelian bahan baku
dengan laba atau profit margin.

 Pada macam macam bahan baku terdapat perbedaan yang menguntungkan karena
harga aktual lebih rendah dari harga yang diperkirakan senilai USD $1,382.61
Review Jurnal 3
Judul : Penerapan Anggaran Biaya Bahan Baku dan Kinerja Pegawai Terhadap Laba Usaha Pada
Perumahan Bersubsidi di Perumahan Gunung Walat Green Hill
Penulis : Rio Fariska Fahrur Rizal
Nama Jurnal : Jurnala Ilmu Sosial dan Pendidikan (JISIP) Vol. 5 No. 4
Tahun : 2021

Pesatnya perkembangan perumahan di Sukabumi yang dilakukan oleh para developer, dimana
persaingan pun menjadi semakin ketat terlebih dalam era kompetisi menuntut setiap perusahaan
pengembang untuk memiliki menejemen yang baik. Dalam berorganisasi, manfaat ditentukan
dengan mengurangi biaya yang berbeda yang disebabkan dari kesepakatan yang didapat. Biaya-
biaya yang timbul antara lain penggunaan bahan mentah, bahan pembantu, angsuran kompensasi
pekerjaan,
Landasan Teori

Beberapa penelitian telah mengarahkan eksplorasi diidentifikasi dengan bahan mentah,


eksekusi representatif dan manfaat. Investigasi ini memiliki berbagai hasil dan pemeriksaan ini
dapat digunakan sebagai bahan referensi dan korelasi dalam penelitian. Semua organisasi
yang memproduksi untuk membuat satu atau beberapa jenis barang pasti akan selalu
membutuhkan bahan mentah untuk pelaksanaan interaksi pembuatan. Bahan mentah adalah
kontribusi yang signifikan untuk kreasi yang berbeda. Sebagai aturan, stok adalah hal utama
yang dimiliki oleh organisasi. Stok adalah kapasitas produk yang disimpan oleh organisasi
dalam stok yang diidentifikasi dengan bisnis yang dijalankan (Stevenson dan Chuong)
Metodologi
Hasil Penelitian
 Uji Normalitas

Dari hasil uji normalitas disamping


bahwa grafik histogram terdistribusi
mengikuti kurva berbentuk lonceng
yang tidak condong ke kiri maupun ke
kanan sehingga dapat diartikan
bahwa data tersebut berdistribusi
normal.
 Uji Heterodekasitas

Dari gambar di samping, sangat terlihat


bahwa fokus menyebar secara acak
yang tidak membentuk contoh spesifik
yang jelas, baik di atas atau di bawah
angka 0 pada hub Y. Jadi sangat baik
dapat diuraikan bahwa tidak ada
heteroskedastisitas.
 Uji Multikoleniaritas

Dari tabel di samping, sangat baik dapat


diuraikan bahwa estimasi efek samping dari
harga resiliensi adalah 0,976 > 0,10, yang
berarti tidak ada hubungan antara faktor-
faktor otonom tersebut. Juga mengenai efek
samping dari perhitungan Variance Inflation
Factor (VIF) 1,025 < 10, yang menyiratkan
bahwa tidak ada manifestasi multikolinearitas
antara faktor bebas dalam model relaps
dalam ulasan ini.
 
 Uji Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tabel disamping, dapat dilihat persamaan
regresi linier berganda yaitu sebagai berikut:
Y = 8,176 + (-0,087X1) + (-0,921X2)
Y = Laba Perusahaan
X1 = Anggaran Bahan Baku
X2 = Kinerja Marketing
Berdasarkan hasil persamaan diatas dapat dijelaskan,
bahwa nilai konstanta sebesar 8,176 menyatakan
bahwa jika nilai Anggaran Bahan Baku 0,610 dan
Kinerja Pegawai Marketing 0,000, maka Laba
Perusahaan bertambah sebesar 8,176. Maka dapat
diartikan jika variabel Anggaran Bahan Baku meningkat
1, maka akan menurunkan tingkat Laba Perusahaan
sebesar -0,087 dan jika variabel Kinerja Pegawai
Marketing meningkat 1, maka akan menurunkan
tingkat Laba Perusahaan sebesar -0,921 dengan
asumsi nilai koefisien regresi variabel lain konstanta.
 Uji Hipotesis

Berdasarkan tabel disamping bahwa


thitung dari variabel Anggaran Bahan
Baku menunjukkan nilai thitung -0,944 <
2,042 dengan nilai signifikan 0,353 > 0,05
maka dapat diartikan bahwa Anggaran
Bahan Baku tidak berpengaruh terhadap
Laba Perusahaan pada perusahaan
perumahan green hill gunung walat
Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahan baku tidak


berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan laba
perusahaan. Dalam penelitian ini dapat disarankan
kepada perusahaan PT. Wandri Jaya dalam memenuhi
bahan baku sebaiknya perusahaan mengutamakan
kualitas agar produk memenuhi standar, mengevaluasi
kinerja pegawai khususnya bagian pemasaran agar
tetap memiliki kinerja yang baik, melalui kegiatan
pelatihan yang berdampak pada kinerja pegawai.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai