KAS
Kas adalah aktiva yang paling likuid dan merupakan dasar pengukuran akuntansi untuk pos-
pos lainnya. Kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Pada umumnya kas terdiri dari uang
logam, kertas, dan deposito yang tersedia di bank. Kas dapat dikatakan sebagai instrument
keuangan yang dapat dinegosiasikan atau tertera perjanjian di dalamnya seperti cek pribadi, cek
yang disahkan, cek kasir, wesel dan rekening tabungan bank. Diantara pos-pos tersebut, ada juga
beberapa pos-pos yang diperdebatkan dalam klasifikasi kas atau tidak, seperti uang-muka
perjalanan dan perangko pos. sedangkan dana kas kecil dan uang kembalian diklasifikasikan
sebagai kas karena digunakan untuk melikuidasi kewajiban lancar dan memenuhi beban operasi
berjalan.
Kas adalah aktiva yang paling rentan untuk disalahgunakan. Dua masalah akuntansi yang
paling umum dihadapi manajemen dalam hal transaksi kas adalah pengendalian yang tepat harus
ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi dicatat oleh pejabat
atau karyawan, dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk mengelola kas yang ada di
tangan dan transaksi kas dengan tepat. Untuk itu, diperlukan pengendalian internal guna
melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas.
Meskipun pelaporan kas secara umum bersifat langsung, akan tetapi terdapat beberapa
masalah yang perlu diperhatikan. Masalah-masalah ini berhubungan dengan pelaporan :
3. Ekuivalen kas
Ekuivalen kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang dapat
segera dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui dan mendekati tanggal jatuh
temponya, sehingga resiko perubahan tingkat bunga tidak signifikan. Secara umum,
investasi dengan jatuh tempo 90 hari atau kurang yang hanya memenuhi definisi ini.
Contoh-contoh dari ekuivalen kas adalah treasury bill, commercial paper, dan dana
pasar uang. Sejumlah entitas bisnis menggabungkan kas dengan investasi sementara
di dalam neraca. Dalam kasus ini, jumlah investasi sementara dijelaskan dalam tanda
kurung atau dalam catatan.