Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap solusi untuk memperbaiki kinerja sector public cenderung justru menjadi
masalah baru yang pada akhirnya berubah menjadi agenda untuk reformasi. Oleh karna itu
perlu adanya pembangunan komitmen bersama, kepahaman dan kesatupaduan dalam
meningkatkan prestasi lembaga merupakan sesuatu yang pokok dalam usaha meningkatkan
kinerja, dimana akan meningkatkan kualitas pelayanan public.
Hal ini menunjukan bahwa pengukuran kinerja merupakan salah satu factor kunci sukses
nya organisasi.
System penilaian kinerja untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi
dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan, merupakan bagian dari system pengendalian
(mardiasmo,2009:42). Sistem pengukuran kinerja sector public adalah system yang
bertujuan membantu manajer public menilai pencapaian suatu strategi melalui indicator
kinerja, yang terdiri atas alat ukur financial dan nonfinansial.
Selain sebagai system pengukuran kinerja, system reward dan punishment perlu ada
karena setiap individu yang menjadi anggota suatu organisasi memiliki perilaku yang
berbeda-beda dan perlu dimotivasi untuk mencapai tujuan oraganisasi. Hal tersebut penting
untuk dilakukan agar anggota organisasi tidak mementingkan pencapaian tujuan
individualnya, sehingga menghambat pencapaian tujuan organisasi. Hal ini mungkin
disebabkan tidak adanya system pengelolaan karyawan yang memadai .
Perbedaan yang ada antara organisasi sector public dengan organisasi sector public ,
salah satunya adalah perbedaan tujuan, tujuan organisasi sector public adalah motif
nonprofit atau semangat pemberian pelayanan public.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada hal yang telah diuraikan diatas, permasalahan pokok dalam penulisan
artikel ini dirumuskan menjadi “apakah perbedaan karakteristik antara organisasi sector
public dengan sector swasta berpengaruh ke perbedaan system reward dan punishment
dari kedua organisasi tersebut?”

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah :
- Agar dapat mengetahui perbedaan karakteristik antara organisasi sector public dengan
sector swasta berpengaruh ke perbedaan system reward dan punishment dari kedua
organisasi tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. System Pengukuran Kinerja


Sistem pengukuran kinerja sector bisnis, dalam Anthony dan govindarajan (2007:460),
system pengukuran kinerja organisasi sector bisnis mencampurkan informasi financial dan
nonfinansial. Tujuan system pengukuran kinerja secara umum ada 4 yaitu untuk
mengomunikasikan strategi secara lebih baik. Selain itu, tujuan system pengukuran kinerja
adalah untuk menyeimbangkan ukuran kinerja financial, dimana diukur berdasarkan pada
anggaran yang telah dibuat, dan nonfinansial dimana diukur dengan balance scorecard.
Tidak hanya itu, tujuan system pengukuran kinerja yang lain adalah untuk mengakomodikasi
pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah, serta memotivasi
pencapaian goal congruence.

Manfaat pengukuran kinerja yaitu :

1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja


2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan
3. Mengawasi dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan
target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
4. Memberikan dasar pemberian reward dan punishment secara objektif yang diukur
dengan ukuran kinerja yang disepakati.
5. Alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja
organisasi.
6. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
B. Reward dan Punishment
Insentif reward adalah meningkatkan kepuasan dari kebutuhan individu, sedangkan
punishment adalah presentasi dari peristiwa aversif atau perpindahan dari suatu peristiwa
positive mengikuti suatu penurunan frekuensi dari respons.

a. Teori Pengharapan
Menganggap motivasi mempunyai 3 unsur yaitu :
1. Harapan mengenai hubungan antara usaha dan kinerja
2. Presepsi hubungan antara kinerja dan hasil
3. Nilai daya tarik hadiah bagi seseorang.

Perilaku Hasil kerja baik Reward


Keterangan gambar :

V : valence

I : instrumentality

E : expectancy

Motivasi individu paling lemah saat individu tersebut mempercayai bahwa insentif
diberikan karena pencapaian yang ditargetkan bagi dirinya terlalu mudah maupun
terlalu sulit.

b. Teori Penguatan
Hal tersebut terkait dengan teori penguatan dibentuk melalui penentuan kosekuensi
tindakan yang diatur sesuai dengan tujuan organisasi. Ada 4 kosekuensi tindakan adalah
sebagai berikut :
1. Positive reinforcement
Yaitu bersifat memperkuat perilaku, dimana dilakukan dengan menimbulkan
konsekuensi yang disukai pelaku. Misalnya, setelah beberapa kali seorang karyawan
tiba ditempat kerja tepat waktu, gajinya akan langsung dinaikan.
2. Negative reinforcement
Yaitu bersifat memperkuat perilaku dengan cara menarik sesuatu yang sifatnya
tidak nyaman bagi pelaku. Misalnya, sekelompok karyawan yang dimutasi ketempat
yang kurang mereka sukai ketika mereka telah menunjukan perbuatan dan kinerja
yang baik dikembalikan keposisi yang mereka sukai.
3. Hukuman (punishment)
Yaitu bersifat melemahkan perilaku tertentu, dimana dilakukan dengan
memberikan konsekuensi yang tidak enak bagi pelaku, misalnya seorang karyawan
yang tiga kali terlambat kerja diberi hukuman mendapat pekerjaan tambahan.
4. Extinction
Yaitu bersifat melemahkan perilaku tertentu, dimana dilakukan dengan cara
“mengabaikan” tindakan pelaku sehingga dia tidak mengulanginya lagi. Misalnya,
seorang karyawan yang sedikti-sedikit menelpon atasan untuk menanyakan perihal
teknis pekerjaannya suatu ketika saja teleponnya tidak dijawab sehingga dia
“berusaha keras mengatasi sendiri“ masalahnya dan tidak lagi menelpon atasan.

c. Teori Keagenan
Yaitu hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Teori keagenan
mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri
sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent.

C. Konsep dan Aplikasi Sistem Reward dan Punishment di Sektor Publik


Reward dan punishment merupakan satu system kompensasi dan insentif yang
memotivasi agen agar bekerja atas kepentingan terbaik principal.
a. Perbedaan organisasi sector public dengan bisnis
Perbedaan karakteristik organisasi sector public dengan bisnis dalam hal tujuan
organisasi, sifat output, hubungan antara input dengan output, operasi berdasarkan
hubungan dengan kepuasan pelanggan menyebabkan adanya perbedaan dalam system
pengukuran kinerja.
Organisasi sector publik tidak bisa hanya menggunakan ukuran laba ini untuk
menilai keberhasilan organisasi karena adanya perbedaan antara organisasi sector
public dengan bisnis. Perbedaan system pengukuran kinerja organisasi sector public
dengan bisnis menyebabkan perbedaan dalam indikator-indikator kinerja yang
digunakan untuk mengevaluasi pekerjaan, yang akhirnya berpengaruh kepada
perbedaan system reward dan punishment antara organisasi sector public dan bisnis.
Perbedaan pertama yaitu tujuan organisasi. Hal tersebut berbeda dengan
penilaian kinerja organisasi sector public karena kinerja organisasi sector public tidak
bisa dinilai ada net profit dan bukan bermotif laba.
Perbedaan kedua yaitu sifat output yang dihasilkan oleh organisasi sector public
tidak berwujud barang atau produk fisik, tetapi berupa pelayanan. Sifatnya cenderung
kualitatif sehingga sulit diukur.
Perbedaan ketiga yaitu hubungan antara input dan output. Hal tersebut berbeda
dengan departemen produksi perusahaan manufaktur, yang mana merupakan contoh
jenis perusahaan banyak ada diorganisasi sector bisnis, yang merupakan pusat biaya
tektik.
Perbedaan keempat yaitu organisasi sector public tidak beroperasi berdasarkan
market forces sehingga memerlukan instrument pengganti mekanisme pasar.
Perbedaan kelima yaitu hubungan dengan kepuasan pelanggan atau kepuasan
masyarakat. Organisasi sector public menyediakan jasa pelayanan bagi masyarakat yang
sangat heterogen.
b. Perbedaan System Pengukuran Kinerja
Perbedaan dalam karakteristik organisasi sector public dan bisnis menyebabkan
adanya perbedaan system pengukuran kinerja diantara kedua organisasi tersebut.
Perbedaan tampak dari informasi-informasi yang digunakan untuk pengukuran kinerja
dan adanya anggaran yang digunakan sebagai alat pengendalian dan tolak ukur kerja.
Teknik pengukuran kinerja dikembangkan berbagai organisasi yang dibuat untuk
organisasi sector bisnis, dan terdapat 4 perspektif indikator keberhasilan instansi
pemerintah sebagaimana diadaptasi dari metodologi BCS yaitu :
- Perspektif stakeholders dan financial
- Perspektif pelanggan
- Perspektif proses internal
- Perspektif inovasi dan pembelajaran

Perbedaan indikator kinerja

1. Perspektif Keuangan
Bertujuan untuk pertumbuhan pendapatan,penurunan biaya, dan penggunaan
asset.
2. Perspektif Pelanggan
Bertujuan untuk peningkatan pangsa pasar, peningkatan retensi pelanggan,
peningkatan akuisisi pelanggan, peningkatan kepuasan pelanggan dan peningkatan
profitabilitas pelanggan.
3. perspektif Proses Bisnis Internal
Ini mempunyai indikator kinerja seperti peningkatan jumlah produk, peningkatan
produk yang dimiliki, penurunan waktu pengembangan produk baru, kualitas proses,
efisiensi proses, waktu pemrosesan,kualitas pelayanan, efisiensi pelayanan dan
penurunan waktu pelayanan.
4. Perspektif Inovasi dan Pembelajaran
Ini mempunyai indikator kinerja seperti peningkatan kualitas karyawan, peningkatan
motivasi dan pelibatan, dan peningkatan system informasi.
c. Perbedaan Reward dan Punishment Antara Organisasi Sector Public dan Bisnis
Perbedaan-perbedaan tersebut disebabkan adanya sejumlah perbedaan antara
para agen sector public dengan para agen disektor bisnis.hal tersebut disebabkan
adanya fitur special yang dipunyai oleh agent sector public. Sehingga, saat penggunaan
insentif tradisional organisasi sector public membutuhkan aplikasi yang spesifik untuk
agent atau tugas yang spesifik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Reward dan punishment merupakan salah satu system kompensasi dan insentif yang
baik untuk memotivasi agar bekerja atas kepentingan terbaik principal. Perbedaan
karakteristik organisasi sector public dengan bisnis dalam hal tujuan organisasi , sifat
output, hubungan antara input dan output.
Perbedaan juga tampak dari informasi-informasi yang digunakan untuk pengukuran
kinerja dan adanya anggaran yang digunakan sebagai alat pengendalian dan tolak ukur
kinerja.
Moralhazard merupakan pemikiran yang terbanyak digunakan dalam pemikiran insentif
sector public dan meluas kekonteks multitask, multiperiod, multiprincipal. Karyawan public
menunjukan tingkat yang lebih rendah dari kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan
ekspektasi reward, sehingga temuan ini juga merefleksikan struktur, formalisasi, intervensi
politik atau perbedaan unik lain dari organisasi sector public.
Perbedaan jumlah reward, yang mungkin diikuti jumlah punishment yang diterima
pekerja diorganisasi sector public dan bisnis terlihat dari perbedaan penawaran gaji pekerja
sector public. Reward diterima pekerjaan sector public, kejelasan pengukuran dan budaya
organisasi akan mempengaruhi perbedaan reward yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai