Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH JAM KERJA ,USIA DAN UPAH TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN


DI ERA INDUSTRI SAAT INI

Tri Mayasari (2240101188)1 dan Intan Safitri (2240101189)2


Universitas Tidar Magelang
Email: smaya5953@gmail.com
safitriintan716@gmail.com

Abstract
This research investigates the influence of age, working hours, and wages on employee
performance productivity in the current industrial era. Through comprehensive data
analysis, the aim of this study is to understand how these factors interact and contribute
to the level of productivity. The research is expected to provide in-depth insights for
companies in effectively managing their human resources to enhance organizational
performance. Work productivity itself is a measure of efficiency and effectiveness in
generating output or services, compared to the inputs expended during a specific
period. Generally, work productivity reflects the extent to which an organization or
individual can optimize the resources at their disposal to achieve maximum results.
Factors affecting work productivity involve process efficiency, technology utilization,
the skill level of the workforce, and management effectiveness. In the context of business
and economics, high work productivity is often considered an indicator of a country’s or
company’s growth and prosperity.

Abstrak
Penelitian ini menginvestigasi pengaruh usia, jam kerja, dan upah pada produktivitas
kinerja karyawan di era industri saat ini. Melalui analisis data yang komprehensif,
tujuan penelitian ini adalah memahami bagaimana faktor-faktor tersebut saling
berinteraksi dan memberikan kontribusi terhadap tingkat produktivitas. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang mendalam bagi perusahaan dalam
mengelola sumber daya manusia mereka dengan lebih efektif untuk meningkatkan
kinerja organisasi. Produktivitas kerja sendiri merupakan ukuran efisiensi dan
efektivitas dalam menghasilkan keluaran atau layanan, yang dibandingkan dengan input
yang dikeluarkan selama suatu periode waktu. Secara umum, produktivitas kerja
mencerminkan sejauh mana suatu organisasi atau individu mampu mengoptimalkan
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai hasil yang maksimal. Faktor-faktor yang
dapat memengaruhi produktivitas kerja melibatkan efisiensi proses, pemanfaatan
teknologi, tingkat keterampilan tenaga kerja, dan efektivitas manajemen. Dalam konteks
bisnis dan ekonomi, produktivitas kerja yang tinggi sering dianggap sebagai indikator
pertumbuhan dan kesejahteraan suatu negara atau perusahaan.
Kata kunci: Pengaruh jam kerja, Upah, Usia

A. PENDAHULUAN
Dengan semakin ketatnya persaingan bisnis, perusahaan perlu memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawannya. Studi ini mengkaji
dampak tiga variabel utama terhadap tingkat produktivitas saat ini meliputi, jam kerja,
upah, dan usia pekerja. Pemahaman menyeluruh tentang interaksi variabel-variabel ini
diharapkan dapat memberikan wawasan berharga bagi pengambilan keputusan
manajerial dan perumusan kebijakan SDM.
Peningkatan produktivitas kerja karyawan merupakan suatu aspek krusial dalam
menjaga daya saing perusahaan di era industri saat ini. Beberapa faktor, seperti jam
kerja, upah, dan usia karyawan, telah menjadi fokus utama dalam mengidentifikasi
elemen-elemen yang memengaruhi produktivitas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis dampak dari waktu kerja, besaran gaji, serta faktor umur terhadap tingkat
kinerja pegawai di lingkungan kerja saat ini. Melalui pemahaman yang lebih mendalam
terhadap variabel-variabel ini, diharapkan dapat diambil langkah-langkah strategis
untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi karyawan dalam menghadapi dinamika
tuntutan bisnis modern.
Perkembangan industri pengolahan dapat dilihat dari nilai produksinya yang
mencerminkan kegiata produksi organisasi atau perusahaan. Kegiata produksi merujuk
pada proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dengan melibatkan tenaga
kerja dan faktor produksi lainnya. Untuk melaksanakan operasi manufaktur, diperlukan
ruang produksi, peralatan, dan tenaga kerja. Faktor produksi, seperti barang atau alat
harau disatukan dalam proses produksi karena satu faktor tidak dapat berdiri sendiri.
Secara realitas, industri kecil menghadapi tantangan dalam produksi, termasuk masalah
pendidikan gaji, usia, dan senioritas.
Dalam pandangan Rivai (2005:375) bahwa gaji atau upah diartikan sebagai
imbalan yang adli dan memadai untuk jasa yang diberikan oleh pegawai dalam
mencapai tujuan organisasi. Gaji adalah suatu bentuk kompensasi finansial langsung
yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan jumlah barang yang mereka jual, atau
jasa yang disediakan. Gaji seperti halnya upah yaitu dapat bervariasi meskipun pada
dasarnya sifatnya relatif sama.
Usia bukanlah faktor penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Usia angkatan kerja sangat menentukan keberhasilan dalam melakukan pekerjaan, baik
secara langsung maupun tidak langsung (fisik atau nin fisik). Secara umum, angkatan
kerja berusia lebih tua tidak seperti pekerja yang lebih tua, mereka memiliki kekuatan
fisik yang lemah dan terbatas Generasi muda memiliki kemampuan fisik yang kuat
untuk melakukan aktivitas produktif bahwa hal ini dapat mempengaruhi tingkat
produktivitas. Waktu kerja diyakini dapat mempengaruhi produktivitas seseorang.
Pengalaman kerja secara umum merujuk pada seberapa lama seorang telah
bekerja disuatu bidang yang dihitung berdasarkan waktu bekerja. Faktor yang menjadi
kunci dalam suatu perusahaan adalah lamanya karyawan menyelesaikan tugas yang
diberikan, dikenal sebagai siklus tugas. Sementara lama karyawan bekerja diperusahaan,
semakin banyak pengalaman yang mereka kumpulkan. Peningkatan waktu kerja juga
berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan produksi. Masa kerja secara umum
merujuk pada total waktu yang seseorang habiskan dalam pekerjaan atau karir tertentu.
Ini mencakup periode mulai bekerja hingga saat ini, mencerminkan pengalaman dan
kontribusi selama rentang waktu tersebut. Masa kerja sering dihitung dalam tahun atau
bulan untuk mengevaluasi pengalaman dan kemajuan seorang individu dalam karir
mereka.
Tenaga kerja sangat erat kaitannya dengan prinsip “the right man in the right
place” terhadap kekuasaan mencapai cara kerja yang efisien dan efektif. Arti orang
yang tepat di tempat yang tepat Indonesia berarti orang yang tepat di tempat yang tepat.
Misalnya saja di bidang industri dalam hal cerutu, pelintingan cerutu harus dilakukan
oleh pekerja yang berkualifikasi berpengalaman dalam bergulir. Jadi ketika prinsip-
prinsip ini diterapkan, hasilnya bisa ditindaklanjuti dalam bidang ini efektif dan
efisienp serta menghasilkan produksi yang baik.
B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Produktivitas
Dalam Gomes, Jhon Bernandin dan Russell mengatakan bahwa orang
menggambarkan produktivitas sebagai rasio input dan output. Produksi tenaga kerja,
menurut J. Ravianto, adalah perbandingan antara input, atau keseluruhan sumber daya,
dan hasil yang dicapai dalam satu waktu.
Salah satu komponen penting untuk membantu pertumbuhan ekonomi adalah
produktivitas. Hidup di negara bagian yang dimana memiliki ekonomi yang lebih
berkembang lebih baik dibandingkan dengan negara yang sedang berkembang. Jika
tenaga kerja memiliki kualitas yang rendah, mereka akan lebih produktif dan
menghasilkan lebih banyak output dalam pekerjaan mereka, yang pada gilirannya akan
berdampak pada produktivitas mereka.
2. Indikator Tingkat Kinerja
Menurut Muchdarsyah sinugan di dalam jurnal Gd. Wayan Darmadi, sistem
pemasukan fisik dapat digunakan untuk mengetahui seberapa produktif karyawan.
Orang atau jam kerja bagi setiap karyawan umum, dengan cara menghitung jumlah jam
kerja (dalam hari, bulan, jam, atau tahun), yang kemudian dikonversi ke dalam unit
tenaga kerja yang didefinisikan sebagai jumlah pekerjaan atau output dilakukan dalam
waktu satu jam menggunakan personel yang dihitung berdasarkan implementasi aturan.
Produktivitas diukur dengan beberapa indikator, termasuk:
a. Jumlah pekerja adalah hasil yang telah mencapai jumlah karyawan
tertentu dengan mempertimbangkan aturan dimana telah dibuat oleh
suatu pembisnis.
b. Nilai pekerjaan merupakan produk yang relavan melalui kualitas barang
yang dibuat melalui karyawan.
c. Kondisi waktu adalah tingkat pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan
sesuai dengan tenggat waktu yang ditetapkan oleh organisasi.

3. Pengertian Upah
Menurut Ayat 1, Pasal 5 UU No. 3 Tahun 1992, kompensasi adalah imbalan
dimana diberikan pengusaha kepada tenaga kerja untuk pekerjaan yang akan dilakukan,
atau telah dilaksanakan, dijelaskan, atau dinilai secara moneter sesuai dengan peraturan
hukum atau janji dan pembayaran berdasarkan kontrak kerja antara pembisnis dan
pekerja, mencakup kompensasi untuk karyawan individu dan pekerja asing serta
kerabatnya.
Gaji adalah total dimana diberikan sebagaimana kompensasi atas pekerjaan yang
diberikan dari pekerja selama periode atau persyaratan khusus. Komite Pengupahan
Nasional bertanggung jawab atas "Gaji ialah penerimaan pekerjaan untuk menjamin
keberlangsungan hidup manusia dan produksi ditunjukkan dengan cara yang disepakati
hukum dan aturan, dan pembayaran dilakukan sesuai dengan kontrak kerja antara kedua
pihak penyedia dan penerima''.
Gaji biasanya digunakan untuk satuan waktu singkat seperti jam, hari, dan
minggu. Mereka juga biasanya termasuk bonus serta digunakan dalam jangka waktu
yang lebih lama, misalnya bulan atau tahun. Jumlah karyawan yang menurun mungkin
diikuti dimana kenaikan gaji. Di sisi lain, menggunakan penurunan tingkat pendapatan,
kemudian diikuti oleh peningkatan permintaan karyawan. Disebutkan bahwa ada
hubungan terbalik antara permintaan karyawan dengan tingkat pendapatan. Tingkat
pendapatan akan berdampak pada biaya produksi yang rendah dan tinggi. Gaji yang
lebih besar akan menyebabkan harga produksi naik, dimana kemudian akan membuat
harga naik produk per item.
4. Indikator Upah
Menurut Teori Neo Klasik dan UU Ketenagakerjaan No 13 Th 2003, metrik
upah termasuk besarnya kompensasi pokok, tingkat gaji yang dibayarkan, sistem
pemberian gaji yang adil, dan kenaikan upah yang sah.
5. Identifikasi Waktu Kerja
Waktu kerja merupakan jumlah waktu yang dihabiskan untuk digunakan dalam
menyelesaikan tugas pada siang atau malam hari. Salah satu cara untuk
mengoptimalkan pengurusan waktu adalah dengan merencanakan pekerjaan yang akan
datang. Jika perencanaan pekerjaan belum dibuat dengan teliti, sehingga tidak ada
instruksi tentang memastikan apakah pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan tujuan
yang ingin dilaksanakan.
Salah satu kriteria untuk manajemen waktu yang efektif, menurut Suud, adalah sebagai
berikut:
a. Memahami sepenuhnya tugas yang akan dilakukan
b. Memprioritaskan pekerjaan berdasarkan kepentingan
c. Menjaga agar masalah tidak muncul lagi
d. Menentukan tanggal akhir kerja
e. Meninggalkan tugas yang tidak diperlukan
f. Menulis pekerjaan yang dimana harus dilakukan di masa depan
g. Menilai keberhasilan pekerjaan dengan mempertimbangkan tujuan pekerjaan
6. Definisi Usia
Usia merupakan ukuran tingkat pemikiran seseorang dan tingkat
kedewasaannya. Usia juga mempengaruhi kemampuan seseorang untuk membuat
keputusan, memilih, atau menentukan pilihan mereka. Mereka yang lebih muda akan
lebih mungkin untuk bekerja karena penuaan akan mengurangi kemampuan fisik dan
kinerja (Ukkas, 2017). Menurut Cahyono (1998), umur adalah komponen yang
mempengaruhi upah atau pendapatan.
Produksi tenaga kerja dalam kategori produktif antara umur 15-60 tahun akan
meningkat. Secara umum, lebih banyak uang yang diterima seseorang saat mereka lebih
tua, tetapi jika pekerja lebih tua dari usia produktif mereka, produktivitas mereka akan
menurun, yang akan berdampak pada penurunan gaji mereka. Ini disebabkan oleh fakta
bahwa karyawan yang lebih produktif memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih
besar (Suyono, 2013).
7. Hubungan Usia, Jam Kerja, Upah Terhadap Produktivitas
Jika seseorang menggunakan pengetahuan, kemampuan, energi, dan waktunya
untuk menghasilkan karya dan bekerja untuk suatu perusahaan di satu bagian, dia
mengantisipasi bahwa menerima kompensasi tertentu sebagai imbalan untuk mengejar
tujuannya dan berdasarkan pada dasarnya sebagai kesetaraan, adil, dan keuangan, yang
harus diingat bahwa sistem kompensasi harus menarik untuk karyawan. Salah satu
komponen produksi yang merupakan faktor upah, yang berfungsi sebagai penggerak
utama proses produksi, karena faktor utama yang berdampak. Sebuah bisnis harus
mengatur standar gaji dimana dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas produk serta
volumenya.
Pekerja akan merasa lebih nyaman dan puas jika jam kerja dikurangi, terutama
untuk posisi yang melibatkan risiko tinggi. Hal ini menunjukkan fakta bahwa istirahat
mingguan atau hari liburan dianggap penting bagi karyawan. Ada korelasi antara
kepuasan kerja dan hasil kerja; dengan kata lain, semakin tua seorang karyawan,
semakin tinggi tingkat kepuasan mereka dengan pekerjaan mereka.
Untuk mengetahui seberapa penting berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan
dalam suatu organisasi secara relatif, sebuah perusahaan harus melakukan penilaian
pekerjaan. Oleh karena itu, sebuah perusahaan tidak dapat menetapkan tingkat
kompensasi dan upah yang berbeda untuk diberikan kepada berbagai kelompok
karyawannya.
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa memberikan kompensasi
yang masuk akal dan sesuai dengan kemampuan/kapasitas dapat menarik pekerja untuk
meningkatkan kualitas serta jumlah produk produksi mereka. Produksi tenaga kerja,
menurut teori J. Ravianto, merupakan analisis hasil yang diihasilkan (produk) dan
semua sarana yang dialokasikan dalam satu waktu.
Selain itu, karyawan merasa lebih puas dengan hasil kerja mereka ketika mereka
lebih muda atau produktif. Selain itu, tidak adanya istirahat yang memadai dapat
mempengaruhi jam kerja karyawan, yang menyebabkan penurunan kesehatan
mental/otak. Karyawan yang bekerja shift seharusnya memperoleh kompensasi
tambahan, bonus, dan sebagainya.
8. Pengaruh Upah Terhadap Produktivitas
Gaji merupakan kompensasi ataupun kompensasi atas pekerjaan yang diberikan
karyawan atau buruh kepada pengusaha yang ditetapkan sesuai dengan kontrak kerja.
Hubungan antara upah serta produktivitas dapat mengisyaratkan adanya korelasi positif
yang kuat antara upah untuk perusahaan yang membayar upah di atas UMP dan
produktivitas karyawan; untuk suatu bisnis yang membayar upah di bawah standar
UMP, kemiripan ini tidak kompetitif dengan perusahaan dengan upah di bawah UMP.
Dan hubungan antara produktivitas dan upah sangat rapat; ketika seorang karyawan
menjadi produktif, itu mungkin membantu perusahaan menghasilkan keuntungan, tetapi
ketika pekerja tidak bekerja dengan produktif, itu akan menyebabkan kurangnya bahan
baku yang akan diproduksi, membuat perusahaan mengalami kerugian. Kesimpulannya,
tinggi gaji akan berdampak pada produktivitas karyawan.
9. Efek Jam Kerja Pada Produktivitas
Penetapan waktu pekerjaan adalah sebuah aturan dimana perlu dipatuhi oleh
pembisnis dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Pemimpin
perusahaan umumnya menetapkan jam kerja berdasarkan proses produksi dan
kapabilitas tenaga kerja. Kepentingan membagi waktu kerja secara efisien menjadi
kristis karena pekerjaan diluar jam kerja dapat menyebabkan stress yang berpotensi
mengurangi produktivitas karyawan. Oleh karena itu, karyawan perlu mampu
mengelola waktu kerja mereka secara optimal untuk memastikan hasil pekerjaan yang
memuaskan.
10. Efek Usia Pada Produktivitas
Usia merupakan salah satunya hal yang berdampak pada tingkat produktivitas
karyawan; umumnya, pekerja yang berada dalam posisi produktif cenderung memiliki
tingkat produktivitas yang sangat besar atau tinggi dalam perbandingan dengan rekan
pekerjaan yang lebih berumur atau tidak kreatif. Peningkatan usia seringkali berdampak
pada keterbatasan kemampuan fisik, yang berpotensi mengurangi tinggal produktivitas.
C. PENUTUP

i. KESIMPULAN
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada korelasi yang kuat antara waktu
pekerjaan, upah dan usia terhadap kinerja kerja karyawan dalam era induatri saat ini.
Peningkatan jam kerja cenderung meningkatkan produktivitas, namun perlu
diperhatikan faktor kelelahan dan keseimbangan kehidupan kerja. Upah yang adil dapat
menjadi motivator bagi karyawan, tetapi faktor lain seperti pengakuan dan kesempatan
pengembangan juga berperan. Selain itu, usia karyawan dapat memengaruhi
produktivitas, dengan perluasan peluang pembelajaran dan penyesuaian kondisi kerja
bagi kelompok usia tertentu. Oleh karena itu, manajemen perlu memperhatikan aspek-
aspek ini untuk meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan produktivitas kerja di
lingkungan industri saat ini.

ii. SARAN

1. Manajemen perusahaan sebaiknya mempertimbangkan implementasi kebijakan


keseimbangan kehidupan kerja untuk mencegah kelelahan dan penurunan
produktivitas akibat jam kerja yang berlebihan.
2. Perusahaan disarankan untuk mengevaluasi struktur upah dan menyesuaikannya
dengan tingkat produktivitas dan kontribusi karyawan, sehingga memberikan
insentif yang sesuai.
3. Program pelatihan dan pengembangan harus dirancang untuk memenuhi
kebutuhan beragam usia karyawan, memastikan kesempatan pengembangan
karir yang inklusif.
4. Penerapan sistem pengakuan dan apresiasi terhadap prestasi karyawan dapat
meningkatkan motivasi dan keterlibatan dalam pekerjaan.
5. Studi lebih lanjut dapat dilakukan untuk memahami aspek-aspek lain yang
mungkin mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, sehingga strategi
manajemen dapat ditingkatkan lebih lanjut.

D. DAFTAR PUSTAKA

Puteri, R. S. (2019). Pengaruh Upah, Jam Kerja dan Usia Terhadap


Produktivitas Tenaga Penyadap Deres (Karet) Dalam Perspektif Ekonomi Islam
(Studi PTPN VII Unit Tulung Buyut Kabupaten Way Kanan) (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan Lampung).

Cahya, A. D., Rahayu, S., & Prasastiningrum, A. (2021). Analisis Upah Dan
Jam Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Laundry Di Kecamatan
Umbulharjo Pada Masa Pandemi Covid–19. Jurnal Daya Saing, 7(3), 330-334.

Nurmajidah, R. (2020). Pengaruh Jam Kerja, Upah Dan Usia Terhadap


Produktivitas Kerja Karyawan Pada Ptpn V Sei Buatan Kecamatan Dayun
Kabupaten Siak (Doctoral dissertation, Universitas Islam Riau).

Aziz, Z. F., & Athoillah, M. (2023). ANALISIS PENGARUH FLEKSIBILITAS


JAM KERJA, UPAH, USIA, JENIS KELAMIN, DAN PENDIDIKAN MENJADI
PENGEMUDI OJEK DARING DI KOTA MALANG. Journal of Development
Economic and Social Studies, 2(3).
Putri, S. N., & Ariusni, A. (2019). PENGARUH PENDIDIKAN, JUMLAH JAM
KERJA, UMUR TERHADAP UPAH TENAGA KERJA DISABILITAS DI
SUMATERA BARAT. Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, 1(3), 863-876.

Rahmi, J., & Riyanto, R. (2022). Dampak Upah Minimum Terhadap


Produktivitas Tenaga Kerja: Studi Kasus Industri Manufaktur Indonesia. Jurnal
Ekonomi & Kebijakan Publik, 13(1), 1-12.

Nasution, F. A. P., Nuraeni, Y., & Nuzula, F. (2022). Penerapan Peraturan


Pemerintah Mengenai Waktu Kerja dan Waktu Istirahat: Perspektif Jurnalis.
Jurnal Ketenagakerjaan, 17(2), 105-120
.
Hanifah, I. (2021, August). Kebijakan Pemerintah Dalam Mensejahterakan
Tenaga Kerja di Masa New Normal. In Seminar Nasional Teknologi Edukasi
Sosial dan Humaniora (Vol. 1, No. 1, pp. 671-684).

Wiswamitra, I. B. G., Budiartha, I. N. P., & Utama, I. W. K. J. (2022). Kajian


Yuridis Terkait Penentuan Besar Upah Pekerja Berdasarkan Pasal 88 C
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja. Jurnal Analogi
Hukum, 4(3), 232-237.

Kumbadewi, L. S., Suwendra, I. W., & Susila, G. P. A. J. (2021). Pengaruh umur,


pengalaman kerja, upah, teknologi dan lingkungan kerja terhadap produktivitas
karyawan. Jurnal Manajemen Indonesia, 9(1), 1-9.

Anda mungkin juga menyukai